Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

A. PENGERTIAN
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006)
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi
yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya
(Carpenito, Linda Jual, 2000)

Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi
kemampuan seseorang.

1. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak
berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem
pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.
2. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban
relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lamba.
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat
menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi
dan keracunan makanan.

Kenyamanan

1. Nyeri
Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng timbul bilamana
jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan tersebut.
a. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya
ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak,
durasinya singkat kurang dari 6 bulan.
b. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang
berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non keganasan atau
intermiten selama 6 bulan atau lebih.
c. Mual
Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu ketidaknyamanan,
sensasi seperti gelombang dibelakang tenggorokan epigastrium, atau seluruh
abdomen yang mungkin atau mungkin tidak menimbulkan muntah.

B. FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KENYAMANAN


1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan.
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensori
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan Antibiotik yang tidak rasional
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
9. Status Nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB NYERI


1. Stimulasi Mekanik
Disebut trauma mekanik adanya suatu penegangan akan penekanan jaringan.
2. Stimulasi thermal
Disebabkan oleh bahan kimia
3. Stimulasi Neurologik
Adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang dipersepsikan
sebagai nyeri 44°C-46°C.

4. Stimulus Psikologik

Disebabkan karena kerusakan jaringan saraf.


5. Stimulus Elektrik
Disebabklan oleh aliran listrik
D. FISIOLOGI NYERI
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap
empat proses tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi
nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas
listrik di reseptor nyeri. Trasmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri
dari tempat terinduksi melewati saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan
jaringan neoron-neuron pemancar yang naik dan medula spinalis ke otak. Medulasi
nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang
dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medula spinalis. Medulasi juga
melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas
direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif
nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.
MUAL
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang
tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai
perubahan aktivitas saluran cerna yangberkaitan dengan mual seperti meningkatnya
salivasi, menurunnya tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum
dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi dodenum kedalam lambung. Namun
demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan bahwa inimenyebabkan mual.
Tanda dan gejala mual sering kali adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak
muntah, hendak pingsan, berkeringat, da takikardia.

E. KLASIFIKASI NYERI
1. Nyeri berdasarkan kualitasnya
 Nyeri yang menyayat
 Nyeri yang menusuk
2. Nyeri berdasarkan tempatnya
 nyeri superfisial/nyeri permukaan tubuh
 nyeri dalam/nyeri tusuk bagian dalam
 nyeri ulseral/nyeri dari tusuk jaringan ulseral
 nyeri neurologis/nyeri dari kerusakan saraf perifer
 nyeri menjalar/nyeri akibat kerusakan jaringan ditempat lain
 nyeri sindrom/nyeri akibat kehilangan sesuatu bagian tubuh karena
pengalaman masa lalu
 nyeri patogenik/nyeri tanpa adanya stimulus

3. Nyeri berdasarkan seangannya


 nyeri akut: nyeri yang timbul tiba-tiba, waktu kurang dari 6 bulan
 nyeri kronis: nyeri yang timbul terus-menerus, waktu lebih atau sama 6 bulan

4. Nyeri menurut sifatnya


 Nyeri timbul sewaktu-waktu
 Nyeri yang menetap
 Nyeri yang kumat-kumatan
5. Nyeri menurut rasa
 Nyeri yang cepat : nyeri yang menusuk
 Nyeri diinfus : nyeri normal yang bisa dirasakan
6. Nyeri menurut kegawatan
 Nyeri ringan
 Nyeri sedang
 Nyeri berat

F. GEJALA DAN TANDA


a. Nyeri Akut (Carpenito, 2012)
i. Mayor :
Individu memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan
tentang kualitas nyeri dan intensitasnya

ii. Minor :
1. Tekanan darah meningkat
2. Nadi meningkat
3. Pernafasan meningkat
4. Diaphoresis
5. Pupil dilatasi
6. Posisi berhati-hati
7. Raut wajah kesakitan
8. Menangis, merintih
b. Nyeri Kronis (Carpenito, 2012)
i. Mayor :
Individu melaporkan bahwa nyeri telah ada lebih dari 6 bulan.

ii. Minor :
1. Gangguan hubungan social dan keluarga.
2. Peka rangsangan
3. Ketidakaktifan fisik dan imobilitas
4. Depresi
5. Menggosok kebagian yang nyeri.
6. Ansietas
7. Tampak lunglai
8. Berfokus pada diri sendiri
9. Tegangan otot rangka
10. Preokupasi somatic
11. Agitasi
12. Keletihan
13. Penurunan libido
14. Gelisah

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan laboratorium klinik
b. Sinar – X (Rontgen)
c. CT-Scan
d. MRI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN
RASA AMAN DAN NYAMAN

1. PENGKAJIAN
a. Keamanan
Memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal yang
memberi kontribusi keadaan rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan
kesehatan dan kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien
dan lingkungan.
1) Komunitas
Ancaman keamanan dalam komunitas dipengaruhi oleh terhadap
perkembangan, gaya hidup, status mobilisasi, perubahan sensorik, dan
kesadaran klien terhadap keamanan.
2) Lembaga pelayanan kesehatan
Jenis dasar resiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan
kesehatan adalah terjadi kecelakaan yang disebabkan klien, kecelakaan yang
disebabkan prosedur, dan kecelakaan yang menyebabkan penggunaan alat.

b. Kenyamanan
Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang bersifat subyektif dan
hanya yang menerimanya yang dapat menjelaskannya. Tanda-tanda yang
menunjukan seseorang mengalami sensasi nyeri:
1) Posisi yang memperlihatkan pasien
Pasien tampak takut bergerak, dan berusaha merusak posisi yang memberikan
rasa nyaman.
2) Ekspresi umum
 Tampak meringis, merintih
 Cemas, wajah pucat
 Ketakutan bila nyeri timbul mendadak
 Keluar keringat dingin
 Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak dalam posisi
menggenggam
 Pasien tampak mengeliat karena kesakitan
3) Pengkajian dapat dilakukan dengan PQRST :
 P (provoking) atau pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya
nyeri,
 Q (quality) atau kualitas dari nyeri, apakah tajam, tumpul, atau
tersayat,
 R (region) atau daerah, yaitu daerah perjalanan nyeri,
 S (severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri,
 T (time) atau waktu adalah lama/waktu serangan atau frekunsi
nyeri.

a. Riwayat Nyeri
1. Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien
untuk menunjukan area nyerinya.

2. Intensitas nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode mudah dan terpercaya
untuk menentukan intensitas nyeri klien. Skala nyeri menurut Hayward

0: tidak nyeri

1 – 3 : nyeri ringan

4 – 6 : nyeri sedang

7 – 9 : sangat nyeri, tapi masih bisa dikontrol

10 : sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol

3. Kualitas nyeri
Minta pasien untuk menjelaskan nyeri yang dirasakan,
apakah seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk, dan
sebagainya

4. Pola nyeri
Pola nyeri meliputi waktu, durasi, dan kekambuhan atau interval
nyeri.
5. Faktor presipitasi
Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu timbulnya nyeri.
Seperti aktivitas fisik yang berat dapat memicu timbulnya
nyeri dada. Selain itu, lingkungan, stresor fisik, dan
emosional juga dapat memicu timbulnya nyeri.

6. Gejala yang menyertai


Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Gejala
tersebut dapat disebabkan oleh awitan nyeri atau nyeri itu
sendiri.

7. Pengaruh pada aktivitas sehari-hari


Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi
aktivitas klien akan membantu memahami perspektif
klien tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan yang
dikaji terkait nyeri adalah tidur, nafsu makan,
konsentrasi, pekerjaan, hubungan interpersonal,
hubungan pernikahan, aktivitas di rumah, aktivitas di
waktu senggang, serta status emosional.

8. Sumber koping
Setiap individu memiliki strstegi koping yang berbeda-
beda dalam menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat
dipengaruhi oleh pengalaman nyeri sebelumnya atau
pengaruh agama atau budaya.
9. Respons afektif
Respons afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada
situasi, derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, dan
banyak faktor lainnya. Perlu dikaji adanya ansietas, takut, lelah,
depresi, atau perasaan gagal pada diri klien.

b. Observasi respons prilaku dan fisiologis


Banyak respon nonverbal yang bisa dijadikan indikator nyeri. Salah
satu yang paling utama adalah ekspresi wajah. Perilaku seperti menutup
mata rapat-rapat atau membukanya lebar-lebar, menggigit bibir bawah,
dan seringai wajah dapat mengindikasikan nyeri. Selain ekspresi wajah
respons nyeri dapat berupa vokalisasi (mengerang, menangis, berteriak),
mobilisasi bagian tubuh yang mengalami nyeri, gerakan tubuh tanpa
tujuan (menendang-nendang, membolak-balikan tubuh di kasur), dll.

Sedangkan respon fisiologis untuk nyeri bervariasi, bergantung pada


sumber dan durasi nyeri. Pada awal nyeri akut, respons fisiologis dapat
meliputi peningkatan tekanan darah, nadi dan pernafasan, diaphoresis serta
dilatasi pupil akibat terstimulasinya sistem saraf simpatis. Jika nyeri
berlangsung lama dan saraf simpatis telah beradaprasi, respon fisiologis
tersebut mungkin akan berkurang atau mungkin tidak ada.

2. DIAGNOSA KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN


a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik atau trauma
b) Nyeri kronis berhubungan dengan kontrol nyeri yang tidak adekuat
c) Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
d) Resiko Trauma berhubungan dengan faktor resiko eksternal yang berasal dari lingkungan
sekitar dan internal yang berasal dari diri sendiri
e) Resiko infeksi berhubungan dengan
PERENCANAAN KEPERAWATAN

No.
Nama Diagnosa Tujuan / NOC Intervensi / NIC
Dx
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Pain Management
berhubungan keperawatan selama .......x24 - Kaji tingkat nyeri,meliputi
dengan agen jam, diharapakan nyeri : lokasi,karakteristik,dan
cedera fisik atau berkurang dengan kriteria: onset,durasi,frekuensi,kual
trauma Kontrol Nyeri itas, intensitas/beratnya
- Mengenal faktor penyebab nyeri, faktor-faktor
- Mengenal reaksi serangan presipitasi
nyeri - Kontrol faktor-faktor
- Mengenali gejala nyeri lingkungan yang dapat
- Melaporkan nyeri mempengaruhi respon
terkontrol pasien terhadap
Tingkat Nyeri ketidaknyamanan
- Frekuensi nyeri - Berikan informasi tentang
- Ekspresi akibat nyeri nyeri
Keterangan Penilaian NOC - Ajarkan teknik relaksasi
a. tidak dilakukan sama - Tingkatkan tidur/istirahat
sekali yang cukup
b. jarang dilakukan - Turunkan dan hilangkan
c. kadang dilakukan faktor yang dapat
d. sering dilakukan meningkatkan nyeri
e. selalu dilakukan - Lakukan teknik variasi
untuk mengurangi nyeri
Analgetik Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
- Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgetik
- Berikan analgetik yang
tepat sesuai dengan resep
- Catat reaksi analgetik dan
efek buruk yang
ditimbulkan
- Cek instruksi dokter
tentang jenis
obat,dosis,dan frekuensi.
2 Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan Pain Management
berhubungan keperawatan selama .......x24 - Kaji tingkat nyeri,meliputi
dengan kontrol jam, diharapakan nyeri : lokasi,karakteristik,dan
nyeri yang tidak berkurang dengan kriteria: onset,durasi,frekuensi,kual
adekuat Kontrol Nyeri itas, intensitas/beratnya
- Mengenal faktor penyebab nyeri, faktor-faktor
- Mengenal reaksi serangan presipitasi
nyeri - Kontrol faktor-faktor
- Mengenali gejala nyeri lingkungan yang dapat
- Melaporkan nyeri mempengaruhi respon
terkontrol pasien terhadap
Tingkat Nyeri ketidaknyamanan
- Frekuensi nyeri - Ajarkan teknik
- Ekspresi akibat nyeri nonfarmakologi untuk
Keterangan Penilaian NOC menguragi nyeri (relaksasi,
a. tidak dilakukan sama distraksi)
sekali - Perhatikan tipe dan sumber
b. jarang dilakukan nyeri
c. kadang dilakukan - Turunkan dan hilangkan
d. sering dilakukan faktor yang dapat
e. selalu dilakukan meningkatkan nyeri
- Lakukan teknik variasi
untuk mengurangi nyeri
- Tingkatkan istirahat atau
tidur untuk memfasilitasi
manajemen nyeri
Analgetik Administration
- Cek obat, dosis, frekuensi,
pemberian analgesik
- Cek riwayat alergi obat
- Pilih analgetik atau
kombinasi yang tepat
apabila lebih satu analgetik
yang diresepkan
- Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
3 Cemas Setelah dilakukan tindakan Penurunan Kecemasan
berhubungan keperawatan selama .....x24 - Tenangkan klien
dengan jam diharapakan kecemasan - Berusaha memahami
perubahan status menurun atau pasien dapat keadaan klien
kesehatan tenang dengan kriteria : - Berikan informasi tentang
Control Cemas diagnosa,prognosis dan
- Menyingkirkan tanda tindakan
kecemasaan - Kaji tingkat kecemasan
- Menurunkan stimulasi dan reaksi fisik pada
lingkungan ketika cemas tingkat kecemasan
- Menggunakan teknik - Gunakan pendekatan
relaksasi untuk dengan sentuhan (permisi)
menurunkan cemas verbalisasi
- Melaporkan penurunan - Temani klien untuk
kebutuhan tidur adekuat mendukung keamanan dan
- Tidak ada manifestasi menurunkan rasa takut
perilaku kecemasan - Instruksikan pasien untuk
Koping menggunakan teknik
- Memanajemen masalah relaksasi
- Mengekspresikan persaan - Berikan pengobatan untuk
dan kebebasan emosinal menurunkan cemas dengan
- Memelihara kestabilan cara yang tepat
financial Peningkatan Koping
- Menggunakan suport - Hargai pemahaman pasien
sosial tentang proses penyakit
- Gunakan pendekatan yang
Keterangan Penilaian NOC tenang dan memberikan
a. tidak dilakukan sama jaminan
sekali - Sediakan informasi actual
b. jarang dilakukan tentang diagnosa,
c. kadang dilakukan penanganan dan prognosis
d. sering dilakukan - Dukung keterlibatan
e. selalu dilakukan keluarga dengan cara yang
tepat
- Bantu pasien untuk
mengidentifikasi strategi
positif untuk mengatasi
keterbatasan dan
mengelola gaya hidup atau
perubahan peran
4 Resiko Trauma Setelah dilakukan tindakan Enviromental Manajement
berhubungan keperawatan selama .....x24 Safety
dengan faktor jam diharapkan tidak ada - sediakan lingkungan yang
resiko eksternal trauma, dengan kriteria: aman bagi klien
yang berasal dari - knowledge : personal - identifikasi kebutuhan
lingkungan safety keamanan pasien, sesuai
sekitar dan - safety behavior :faal dengan kondisi fisik dan
internal yang prevention fngsi kognisi pasien dan
berasal dari diri - safety status : physical riwayat penyakit terdahulu
sendiri injury pasien
Keterangan Penilaian NOC - menghindarkan lingkungan
a. tidak dilakukan sama yang berbahaya
sekali - memasang side rail tempat
b. jarang dilakukan tidur
c. kadang dilakukan - menyediakan tempat tidur
d. sering dilakukan yang aman dan bersih
e. slalu dilakukan - membatasi pengunjung
- memberikan penerangan
yang cukup
- menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien
- mengontrol lingkungan
dari kebisingan
- berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga pasien
atau pengunjung tentang
adanya perubahan status
kesehatan dan
penyememasang side rail
tempat tidur
- menyediakan tempat tidur
yang aman dan bersih
- membatasi pengunjung
- memberikan penerangan
yang cukup
- menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien
- mengontrol lingkungan
dari kebisingan
- berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga pasien
atau pengunjung tentang
adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab
penyakit
5 Resiko infeksi Immune status Kontrol infeksi (1860)
- Tidak ada infeksi berulang - Bersihkan lingkungan
Tidak ada benjolan detelah digunakan oleh
- Berat badan dalam rentang pasien
yang diharapkan - Ganti alat perawatan
- Suhu tubuh dalam rentang pasien sesuai protokol
yang diharapkan - Isolasikan pasien yang
- Kulit utuh mampu menularkan
- Mukosa utuh penyakit pada orang lain
- Jumlah WBC dalam batas - Batasi pengunjung
normal - Instruksikan pasien untuk
- Lain-lain mencuci tangan
Pengetahuan : kontrol - Instruksikan pengunjung
infeksi untuk mencuci tangan
- Deskripsi model transmisi - Gunakan sabun anti
Deskripsi faktor-faktor mikroba untuk mencuci
yang meningkatkan tangan
transmisi - Cuci tangan sebelum dan
- Deskripsi prakt ik sesudah kontak dengan
kebiasaan yang dapat pasien
mengurangi transmisi - Gunakan kewaspadaan
- Deskripsi tanda dan gejala uni)ersal
Deskripsi prosedur - Gunakan sarung tangan
skrining saat memegang material
- De s k r i p s i terapi infeksius
untuk diagnosa - Pertahankan teknik
infeksi aseptik saat memasang i)
- Deskripsi follow up line atau central line
dari di agnose infeksi - Pastikan teknik perawatan
Keterangan Penilaian NOC luka yang tepat
a. tidak dilakukan sama - Dorong intake nutrisi yang
sekali adekuat
b. jarang dilakukan - Dorong intake cairan yang
c. kadang dilakukan adekuat
d. sering dilakukan - Dorong pasien untuk
e. slalu dilakukan istirahat
- Gunakan anti iotik sesuai
ketentuan
- Ajarkan pasien dan
keluarga tentang
tanda8tanda infeksidan
melaporkannya pada
petugas kesehatan
Pencegahan infeksi (6550)
- Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
- Monitor hasil angka
leukosit dan hasil la
lainnya
- Batasi pengunjung
- Pertahankan teknik
aseptik pada pasien yang
eresiko
- Inspeksi kulit dan
mem ran mukosa akan
adanya kemerahan &
hangat& atau drainae
- Inspeksi kondisi luka
operasi
- Ajarkan pasien dan
keluarga tentang
tanda8tanda infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Ali mulhidayat, Aziz. 1997. Kebutuhan Dasar Manusia. EGC: Jakarta

Brunner&Suddarth, Suzanne C. Smeltzer, Brenola G. Bare. 2013. Keperawatan Medikal Bedah.


EGC: Jakarta

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2012.

Ganong. 2010. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America:
Mosby Elseveir Acadamic Press, 2012.

Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit
buku kedokteran EGC : Jakarta

Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta

Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume I dan II. EGC: Jakarta

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta

Carpenito, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13.Jakarta EGC

Herdman, T Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta: EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi

Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medik.

Anda mungkin juga menyukai