4. Klasifikasi Tumor
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau
kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya sel-sel secara
tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan
organ tempat tumbuh kanker. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas
tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi membesar dan
menekan jaringan sekitarnya (ekspansif) dan umumnya tidak
bermetastase.
5. Manifestasi Klinik
a. Terdapat lesi pada organ yang biasanya tidak nyeri terfiksasi dan
keras dengan batas yang tidak teratur
b. Terjadi retraksi pada organ, karena tumor membesar sehingga
terjadi penarikan pada organ – organ yang berada dekat dengan
tumor tersebut
c. Pembengkakan organ yang terkena, dikarenakan pertumbuhan
tumor yang secara progresif dan invasive sehingga dapat merusak
atau mengalami pembengkakan organ-organ di seekitar tumor
d. Terjadi eritema atau pembengkakan lokal, di karenakan terjadinya
peradangan pada tumor sehingga daerah sekitar tumor akan
mengalami eritema
e. Pada penyakit yang sudah stadium lanjut dapat terjadi pecahnya
benjolan-benjolan pada kulit atau ulserasi.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1. Pemeriksaan kadar untuk menilai fungsi tiroid
2. Bagi pasien yang di curigai karsinoma harus di periksa kada
kalsitonin
b. Radiologi
1. Foto polus leher dan lateran dengan metode soft tissue
technigue dengan posisi leher hiperekstansi bila tumornyaa
besar. Untuk melihat ada tidaknya kalsifikasi
2. Di lakukan pemeriksaan foto thoraks untuk menilai ada atau
tidaknya metestasi dan pendesakan trakea
3. Esofagogram di lakukan jika ada tanda-tanda klinis adanya
infiltrasi ke esophagus
4. Pembuatan foto tulang belakan bila di curigai adanya tanda-
tanda metastase ke tulang belakang yang bersangkutan CT
Scan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR COLLI
1. Pengkajian
a. Sistem Integumen
1) Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
2) Inspeksi kemerahan & gatal, eritema
3) Perhatikan pigmentasi kulit
4) Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah
b. Sistem Gastrointestinalis
1) Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah
setelah pemberian kemotherapi
2) Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
3) Kaji diare & konstipasi
4) Kaji anoreksia
5) Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
c. Sistem Hematopoetik
1) Kaji Netropenia
Kaji tanda infeksi
Auskultasi paru
Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe
Kaji suhu
2) Kaji Trombositopenia : < 50.000/m3 – menengah, < 20.000/m3
– berat
3) Kaji Anemia
Warna kulit, capilarry refill
Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
4) Sistem Respiratorik & Kardiovaskular
Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe,
kering, batuk non produktif – terutama bleomisin
Kaji tanda CHF
Lakukan pemeriksaan EKG
5) Sistem Neuromuskular
Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik
Perhatikan adanya parestesia
Evaluasi refleks
Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
Kaji gangguan pendengaran
Diskusikan ADL
6) Sistem genitourinari
Kaji frekwensi BAK
Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
Kaji : hematuria, oliguria, anuria
Monitor BUN, kreatinin
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan
tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap perdarahan yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual
dan muntah
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping
kemoterapi dan atau stomatitis
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens
kemoterapi, radioterapi, imobilitas.
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan
cepat pada penampilan.
3. Intervensi Keperawatan
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem
pertahanan tubuh
Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :
1). Pantau suhu dengan teliti
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
2). Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari
sumber infeksi
3). Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk
melaksanakan teknik mencuci tangan dengan baik
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme
infektif
4). Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur
invasif
Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan
resiko infeksi
5). Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya
infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa,
dan masalah gigi
Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
6). Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan
baik
Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk
pertumbuhan organisme
7). Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan
regenerasi seluler
8). Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh
9). Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati
infeksi khusus