Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP TUMOR COLLI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Defenisi
Menurut Ramli (2010), tumor adalah pembangkakan atau benjolan
pada bagian tubuh yang pertumbuhannya secara abnormal dan
disebabkan karena neoplasma dan kongenital. Tumor colli merupakan
kelainan kongenital yang disebabkan karena tidak sempurnanya obliterasi
dari apartus brankial sehingga sisa-sisa sel akan mencetus terbentuknya
kista. Tumor colli yang terdapat di bagian depan otot
strenokleidomastoid ini biasanya disebut dengan kista brankinogen. Kista
brankinogen merupakan sisa apartus brakial janin yang tertinggal dimana
seluruh struktur leher berasal.
2. Etiologi
a. Karsinogen kimiawi dapat alami atau sintetik, misalnya Aflatoksin
B1pada kacang, vinylklorida pada industri plastik, benzoapiran
pada asap kendaraan bermotor, kemoterapi dalam kesehatan.
b. Karsinogen fisik, misalnya sinoar ionisasi pada nuklir, sinar
radioaktif, sinar ultraviolet
c. Hormon, misalnya estrogen
d. Viral, misalnya TBL-I, HBV, HPV, EBV
e. Gaya hidup, misalnya diet, merokok, alcohol
f. Parasit, misalnya schistoma hematobium
g. Genetik
h. Penurunan imunitas
3. Patofisiologi
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan
tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal
sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya.
Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan
dalam bentuk dan fungsinya, autonominya dalam pertumbuhan,
kemampuan dalam berinfiltrasi dan menyebabkan metastase. Pada
umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat
(unisentrik), tetapi kadang tumor berasal dari beberapa sel dalam satu
organ (multisentrik) atau dari beberapa organ (multiokuler) pada
waktu bersamaan (sinkron) atau berbeda (metakron).
Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat
asalnya maka tumor dikatakan mencapai tahap local, namum bilatelah
infiltrasi ke organ sekitarnya dikatakan mencapai tahap invasive atau
infiltratif . Sel tumor bersifat tumbuh terus sehingga makin lama
makin besar dan mendesak jaringan sekitarnya. Pada neoplasma sel
tumbuh sambil menyusup dan merembes ke jaringan sekitarnya dan
dapat meninggalkan sel induk masuk ke pembuluh darah atau
pembuluh limfe, sehingga terjadi penyebaran hematogen dan
limfatogen.

4. Klasifikasi Tumor
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau
kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya sel-sel secara
tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan
organ tempat tumbuh kanker. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas
tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi membesar dan
menekan jaringan sekitarnya (ekspansif) dan umumnya tidak
bermetastase.
5. Manifestasi Klinik
a. Terdapat lesi pada organ yang biasanya tidak nyeri terfiksasi dan
keras dengan batas yang tidak teratur
b. Terjadi retraksi pada organ, karena tumor membesar sehingga
terjadi penarikan pada organ – organ yang berada dekat dengan
tumor tersebut
c. Pembengkakan organ yang terkena, dikarenakan pertumbuhan
tumor yang secara progresif dan invasive sehingga dapat merusak
atau mengalami pembengkakan organ-organ di seekitar tumor
d. Terjadi eritema atau pembengkakan lokal, di karenakan terjadinya
peradangan pada tumor sehingga daerah sekitar tumor akan
mengalami eritema
e. Pada penyakit yang sudah stadium lanjut dapat terjadi pecahnya
benjolan-benjolan pada kulit atau ulserasi.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1. Pemeriksaan kadar untuk menilai fungsi tiroid
2. Bagi pasien yang di curigai karsinoma harus di periksa kada
kalsitonin
b. Radiologi
1. Foto polus leher dan lateran dengan metode soft tissue
technigue dengan posisi leher hiperekstansi bila tumornyaa
besar. Untuk melihat ada tidaknya kalsifikasi
2. Di lakukan pemeriksaan foto thoraks untuk menilai ada atau
tidaknya metestasi dan pendesakan trakea
3. Esofagogram di lakukan jika ada tanda-tanda klinis adanya
infiltrasi ke esophagus
4. Pembuatan foto tulang belakan bila di curigai adanya tanda-
tanda metastase ke tulang belakang yang bersangkutan CT
Scan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR COLLI
1. Pengkajian
a. Sistem Integumen
1) Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
2) Inspeksi kemerahan & gatal, eritema
3) Perhatikan pigmentasi kulit
4) Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah
b. Sistem Gastrointestinalis
1) Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah
setelah pemberian kemotherapi
2) Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
3) Kaji diare & konstipasi
4) Kaji anoreksia
5) Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
c. Sistem Hematopoetik
1) Kaji Netropenia
 Kaji tanda infeksi
 Auskultasi paru
 Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe
 Kaji suhu
2) Kaji Trombositopenia : < 50.000/m3 – menengah, < 20.000/m3
– berat
3) Kaji Anemia
 Warna kulit, capilarry refill
 Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
4) Sistem Respiratorik & Kardiovaskular
 Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe,
kering, batuk non produktif – terutama bleomisin
 Kaji tanda CHF
 Lakukan pemeriksaan EKG
5) Sistem Neuromuskular
 Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik
 Perhatikan adanya parestesia
 Evaluasi refleks
 Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
 Kaji gangguan pendengaran
 Diskusikan ADL
6) Sistem genitourinari
 Kaji frekwensi BAK
 Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
 Kaji : hematuria, oliguria, anuria
 Monitor BUN, kreatinin
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan
tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap perdarahan yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual
dan muntah
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping
kemoterapi dan atau stomatitis
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens
kemoterapi, radioterapi, imobilitas.
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan
cepat pada penampilan.
3. Intervensi Keperawatan
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem
pertahanan tubuh
Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :
1). Pantau suhu dengan teliti
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
2). Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari
sumber infeksi
3). Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk
melaksanakan teknik mencuci tangan dengan baik
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme
infektif
4). Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur
invasif
Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan
resiko infeksi
5). Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya
infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa,
dan masalah gigi
Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
6). Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan
baik
Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk
pertumbuhan organisme
7). Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan
regenerasi seluler
8). Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh
9). Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati
infeksi khusus

Anda mungkin juga menyukai