Anda di halaman 1dari 19

OLEH KELOMPOK 3 :

LINCE TANDI DATU


MILKA DANGKENG
OKTOVIANUS T.S
YOLANDA PRICILLA
YUSTIKA WILDA SURININGSI
 Glaukoma merupakan kumpulan beberapa
penyakit dengan tanda utama tekanan intraokuler
yang tinggi dengan segala akibatnya yaitu,
penggaungan dan atrofi saraf optik serta defek
lapang pandangan yang khas.

 Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan


intraokulus (lebih besar dari pada 20 mmHg).
Tekanan yang sangat tinggi, kadang-kadang
mencapai 60-70 mmHg.
 Infeksi
 Hypermetrop/ presbiop
 PostOperasi
 Katarak
 Heriditer
 Trauma
 Gejala Peningkatan TIO
 Uveitis
 Pembedahan mata
 Penggunaan kortikostiroid maupun topikal
jangka panjang
 Glaukoma Primer
 Glaukoma sudut terbuka ( Glaucoma Simpelex / Cronis ).
 Glaukoma sudat tertutup (Glaukoma sudut sempit)
 Glaukoma sekunder
 Perubahan dalam lensa
 Trauma
 Pasca bedah pemakaian obat-obatan : Kortikosteroid
topical
 GlaukomaKongenital :
Glaukoma yang dibawa sejak lahir
 Glaukoma sudut terbuka:
Mata putih baik, funduscopy (TIO) lebih dari 20
mmHg, pembuluh darah mengarah kenasal.
 Glaukoma sudut tertutup:
 Mata sehat, sering mendapat serangan misalnya:
 Sakit kepala pada waktu membaca, nonton yang lama
 Mata merah
 Tempat mata pupil melebar
 Sakit akan sembuh sendiri setelah makan obat /
setelah tidur

 Glaukoma sudut Kongenital


Biasanya pada anak, kornea putiih dan elastis,
besar dan menonjol seperti mata sapi.
Rongga arterior mata berada didepan
dan sedikit kesamping dari lensa, terdapat/
bermuara aqueous humor, merupakan cairan
bening yang menuju ke lympha. Aqueos
humor diproduksi secara terus-menerus
dalam badan siliaris yang terdapat dibagian
posterior iris dan mengalir melewati pupil
kedalam camera okuli anterior.
Tekanan intra okuli bervariasi dan
naik sampai 5 mmHg Glaukoma terjadi
dimana adanya peningkatan TIO yanga
dapat menimbulkan kerusakan dari
saraf-saraf optic. Peningkatan tekanan
disebabkan abstruksi / sumbatan dari
penyerapan aqueous humor.
 Untuk sudut terbuka primer:
Melaporkan kehilangan penglihatan perifer
lambat (penglihatan terowongan)
 Untuk sudut tertutup primer:
 Awitan tiba-tiba dari nyeri berat pada mata
sering disertai dengan sakit kepala/mual, dan
muntah.
 Keluhan-keluhan sinar halo pelangi, penglihatan
kabur, dan penurunan persepsi sinar.
 Tonometri digunakan untuk mengukur TIO.
Glaukoma dicurigai bila TIO lebih besar dari
22 mmHg
 Oftalmoskopi memungkinkan pemeriksa
melihat secara langsung diskus optik dan
struktur mata internal.
 Mengkaji intraokuler (TIO) normal 12-25
mmHg
 Membantu membedakan sudut terbuka dari
sudut tertutup glaukoma.
 Menurunkan TIO ke tingkat yang konsisten dengan
mempertahankan penglihatan.
 Penatalaksanaan bisa berbeda bergantung pada
klasifikasi penyakit dan responnya terhadap nyeri.
 Terapi obat
 Pembedahan laser
 Pembedahan konvensional dapat digunakan untuk
mengontrol kerusakan progresif yang diakibatkan oleh
glaukoma.
 Pemberian tetes mata setiap hari untuk menurunkan
sekresi atau meningkatkan penyerapan, aqueous
tumor.
 Pada penutupan sudut akut, dapat digunakan
diueretik untuk menurunkan tekanan intraokulus.
 Pasien berusia di atas 40 tahun harus
diperiksa secara teratur tekanan bola
matanya agar bisa dideteksi dini dan diobati
bila terjadi peningkatan.
Pada semua jenis glaukoma dapat timbul
kebutaan. Glaukoma sudut tertutup akut
adalah suatu kedaruratan medis.
 Aktivitas/ istirahat
Gejala : perubahan aktivitas biasanya
sehubungan dengan gangguan penglihatan
 Makanan / cairan
Gejala : mual / muntah (glaukoma akut)
 Neurosensori
Gejala : gangguan penglihatan (kabur /
tidak jelas).
 Nyeri / kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan ringan /
mata berair (glaukoma kronis) nyeri tiba-tiba
/ berat menetap / tekanan pada dan sekitar
mata, sakit kepala (glaukoa akut)
 Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga
glaukoma. Gangguan sistem vaskuler
terpajan sinar radiasi, Steroid / toksisitas
fenotiazin.
1) Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO
2) Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan
dengan peningkatan TIO perdarahan
intraokuler.
3) Gangguan istirahat tidur berhubungan
dengan nyeri.
4) Ansietas berhubungan dengan faktor
fisiologis, perubahan status kesehatan,
adanya nyeri, kemungkinan / kenyataan
kehilangan penglihatan.
5) Kurang pengetahuan tentang kondisi,
prognosis, pengobatan berhubungan dengan
tidak mengenal sumber informasi, salah
interprestasi informasi.
 Diagnosa I : nyeri berhubungan dengan
peningkatan TIO.
 Diagnosa 2 : resiko tinggi terhadap cedera
berhubungan dengan peningkatan TIO.
 Diagnosa 3 : gangguan istirahat tidur
berhubungan dengan nyeri.
 Diagnosa 4 : Ansietas berhubungan dengan
faktor fisiologis, perubahan status kesehatan,
adanya nyeri, kemungkinan/ kenyataan
kehilangan penglihatan.
 Diagnosa 5 : kurang pengetahuan tentang
kondisi, prognisis, pengobatan berhubungan
dengan Tidak mengenal sumber informasi,
salah interprestasi informasi.
KELOMPOK 3

Anda mungkin juga menyukai