Lakonremaja LIDAHTAKBERTULANG
Lakonremaja LIDAHTAKBERTULANG
LIDAH TAK
BERTULANG
Karya Drs. U. Nurochmat
PELAKU
1. IRMA Pelajar SMP
Drama berlangsung dengan latar di sebuah warung yang mangkal di pinggir jalan di depan
sekolah. Namun warung tersebut masih tutup. Pagi itu cukup cerah ketika Lena, Esti, Janet, dan
seorang siswi baru sedang duduk-duduk sambil berbincang-bincang. Irma datang tergopoh-
gopoh karena kesiangan.
Sebentar-sebentar …
ESTI
Memangnya kemarin kamu tidak membaca pengumuman di mading? Ketua kelas kita saja
mengumumkan di depan kelas.
IRMA
JANET
ESTI
RENI
Reni Ambarsari.
IRMA
RENI
ESTI
ADEGAN II
JANET
Nah, sekarang mumpung lagi libur. Kita adakan acara perkenalan dengan Reni, bagaimana?
IRMA
Tepat! Tapi sayang, ya, Reni jadi belum bisa berkenalan dengan teman-teman sekelas kita, dan
juga guru-guru kita.
(Berwajah menyesal).
JANET
Nah, bagaimana kalau kita ajak Reni ke Monas? Kita makan-makan di sana?
JANET
IRMA
Kalau hari ini nggak libur, kamu pasti bisa disambut meriah oleh teman-teman dan guru di sini,
Ren. Nanti kamu akan berkenalan dengan guru paling angker di sini. Namanya Pak Nurdin.
Memang ada?
IRMA
Di Bandung pasti nggak ada. Guru ini galaknya nggak ketulungan. Kalau ngajar, nggak ada
siswa yang berani berulah. Kalau salah sedikit saja, langsung segala caci maki berhamburan dari
mulutnya yang item, tebel, tertutup kumis. Kaca mata tebalnya yang melorot akan terguncang-
guncang. Pokoknya seru. Lucunya lagi, kalau dia marah, suka terbatuk-batuk kecapean.
ADEGAN III
Kamu juga bisa melihat kepalanya yang botak dan licin, bahkan tuh, kepala bisa dipakai main
pingpong, kali. (Janet semakin terbahak-bahak sementara Reni tetap tersenyum).
Lakon Remaja Lidah Tak Bertulang karya Karya Drs. U. Nurochmat 6
ESTI (ingin tahu)
Siapa, Ir?
IRMA
ESTI
Apa?
(kaget)
Ir!
IRMA
Nih, aku sebutkan teman-teman yang sudah jadi korbannya … (menengadahkan telapak
tangannya untuk menghitung, lalu merenung) Pokoknya 90 persen murid di sini pasti sudah
pernah kena marahnya.
ESTI
IRMA!
IRMA
Nah, Esti juga pernah disuruh berdiri dengan tangan direntangkan dan kaki diangkat sebelah.
Sadis, kan?
ESTI
Ir, sudah, dong! Tidak baik menjelek-jelekkan guru. Nanti kualat kamu!
JANET
ESTI
Acara apa?
JANET
Kita mau ngajak Reni jalan-jalan ke Monas. Di sana kan, ada bakso yang enak. Kamu harus ikut!
Ini, kan, acara penyambutan teman baru kita.
ESTI
RENI
Tapi, maaf, saya tidak bisa ikut. Lain kali saja, ya? Soalnya saya di sini numpang di rumah Ua.
Tidak enak, kan, baru dua hari sudah berani kelayapan.
IRMA
(bersiap-siap)
ESTI
Berani sendiri?
RENI
(Esti tersenyum)
Assalamu alaikum!
Waalaikum salam.
IRMA
RENI
ADEGAN IV
Lakon Remaja Lidah Tak Bertulang karya Karya Drs. U. Nurochmat 9
ESTI
JANET
Memangnya kamu mau menyampaikannya? Pasti uanya punya anak yang ganteng, kan?
IRMA
ESTI
IRMA
ESTI
Di mana?
ESTI
Gila, kamu, Es! Kenapa tidak dari tadi, kamu ngasih tau?
ESTI (Melirik ujung jari-jari tangan Janet yang menempel di bahunya, lalu menatap Janet
sejenak)
Kamu tadi tidak ingat ketika aku berkali-kali memotong ucapan dia
JANET
Begitulah mulut. Jika kita tidak dapat menjaganya, maka akan lebih tajam dari mata pedang.
Bahkan ada pepatah Mulutmu harimaumu.
JANET
Jika cerita itu sampai ke telinga Pak Nurdin, oh, aku tidak bisa membayangkan Irma akan
dicoreti wajahnya dengan spidol. Lalu disuruh teriak-teriak keliling kelas dengan kalimat,”Pak
Nurdin, saya memang bermulut ember!” Dan itu disuruhnya dilakukan berulang-ulang sampai
jam pelajaran matematika selesai, oh! (lirih).
Janet!
Jangan kamu takut-takuti aku seperti itu! Tanpa kamu takuti juga, aku sudah ketakutan.
ESTI
Berdoa saja, semoga Reni tidak menyampaikannya. Jadikan ini sebagai pelajaran buat kita agar
bisa memelihara lidah.
IRMA
JANET, ESTI
Selesai