Anda di halaman 1dari 11

2.

1 Definisi
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu
rongga yang berada diantara paru kanan dan kiri. Mediastinum berisi jantung, pembuluh
darah arteri, pembuluh darah vena, trakea, kelenjar timus, syaraf, jaringan ikat, kelenjar
getah bening dan salurannya. Secara garis besar mediastinum dibagi atas 4 bagian
penting yaitu mediastinum superior, anterior, posterior dan mediastinum medial.
Rongga mediastinum ini sempit dan tidak dapat diperluas, maka pembesaran
tumor dapat menekan organ di dekatnya dan dapat menimbulkan kegawatan yang
mengancam jiwa. Kebanyakan tumor tumbuh lambat sehingga pasien sering datang
setelah tumor cukup besar, disertai keluhan dan tanda akibat penekanan tumor terhadap
organ sekitarnya.

2.2 Etiologi

Secara umum faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab tumor adalah:


1. Penyebab Kimiawi
Di berbagai negara ditemukan banyak tumor kulit pada pekerja pembersih
cerobong asap. Zat yang mengandung karbon dianggap sebagai penyebabnya.
2. Faktor Genetik (Biomolekuler)
Perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal dan
pengaruh protein bisa menekan atau meningkatkan perkembangan tumor.
3. Faktor Fisik
Secara fisik, tumor berkaitan dengan trauma/pukulan berulang-ulang baik trauma
fisik maupun penyinaran. Penyinaran bisa berupa sinar ultraviolet yang berasal ari
sinar matahari maupun sinar lain seperti sinar X (rontgen) dan radiasi bom atom.
4. Faktor Nutrisi
Salah satu contoh utama adalah dianggapnya aflaktosin yang dihasilkan oleh
jamur pada kacang dan padi-padian sebagai pencetus timbulnya tumor.
5. Penyebab Nioorganisme
Virus pernah dianggap sebagai kunci penyebab tumor dengan ditemukannya
hubungan virus dengan penyakit tumor pada binatang percobaan. Namun ternyata
konsep itu tidak berkembang lanjut pada manusia.

6. Faktor Hormon
Pengaruh hormon dianggap cukup besar, namun mekanisme dan kepastian
peranannya belum jelas. Pengaruh hormone dalam pertumbuhan tumor bisa dilihat
pada organ yang banyak dipengaruhi oleh hormone tersebut.

1
2.3 Klasifikasi

Secara garis besar mediastinum dibagi atas 4 bagian penting:


1. Mediastinum Superior, mulai pintu atas toraks (apertura thoracis superior) sampai ke
batas garis yang menghubungkan manubrium sterni dengan diskus intervertebra Th
IV-V.
Dari ventral ke dorsal struktur utama dalam medistinum superior ialah:
 Thymus
 Pembuluh besar yang berhubungan dengan jantung dan pericardium: v.
brachiocephalica, v. cava superior dan arcus aortae
 N. phrenicus dan n. vagus kedua sisi
 Plexus cardiacus
 Trachea
 N. laryngeus recurrens sinister
 Oesophagus
 Ductus thoracicus
 Otot-otot pravertebral

Gambar Mediastinum Superior


2. Mediastinum Anterior, dari dinding belakang sternum sampai dinding depan
perikardium. Dalam mediastinum anterior terdapat jaringan ikatjarang, lemak,
pembuluh limfe, beberapa kelenjar limfe dan cabang pembuluh thoracica interna

2
.
Gambar Mediastinum Anterior
3. Mediastinum Posterior, dari dinding belakang perikardium sampai dinding depan
corpus vertebrae torakalis. Mediastinum posterior berisi pars thoracica aortae, ductus
thoracicus, nodi lymphatici mediastinales posteriors, v. azygos, oesophagus, plexus
oesophagealis, kedua truncus sympathicus torakal dan nn. Splanchnici thoracici.

Gambar Mediastinum Posterior

4. Mediastinum Medial, dari dinding depan perikardium ke dinding belakang


perikardium. Dalam mediastinum medial terdapat jantung dan pembuluh besar.

3
Gambar Mediastinum Media
Klasifikasi Tumor Mediastinum
1. Timoma
Thymoma adalah tumor yang berasal dari epitel thymus. Ini adalah tumor yang
banyak terdapat dalam mediastinum bagian depan atas. Dalam golongan umur 50
tahun, tumor ini terdapat dengan frekuensi yang meningkat. Tidak terdapat preferensi
jenis kelamin, suku bangsa atau geografi. Gambaran histologiknya dapat sangat
bervariasi dan dapat terjadi komponen limfositik atau tidak. Malignitas ditentukan
oleh pertumbuhan infiltrate di dalam organ-organ sekelilingnya dan tidak dalam
bentuk histologiknya. Pada 50% kasus terdapat keluhan lokal. Thymoma juga dapat
berhubungan denganmyasthenia gravis, pure red cell aplasia dan hipogama
globulinemia. Bagian terbesar Thymoma mempunyai perjalanan klinis benigna.
Penentuan ada atau tidak adanya penembusan kapsul mempunyai kepentingan
prognostic. Metastase jarak jauh jarang terjadi. Jika mungkin dikerjakan terapi bedah.
(Aru W. Sudoyo, 2006)
Stage dari Timoma:
a) Stage I: belum invasi ke sekitar
b) Stage II: invasi s/d pleura mediastinalis
c) Stage III: Invasi s/d Pericardium
d) Stage IV: Limphogen / hematogen
2. Teratoma (Mesoderm)
Teratoma merupakan neoplasma yang terdiri dari beberapa unsur jaringan yang
asing pada daerah dimana tumor tersebut muncul. Teratoma paling sering ditemukan
pada mediatinum anterior. Teratoma yang histologik benigna mengandung terutama
derivate ectoderm (kulit) dan entoderm (usus).

4
Pada teratoma maligna dan tumor sel benih seminoma, tumor teratokarsinoma dan
karsinoma embrional atau kombinasi dari tumor itu menduduki tempat yang
terpenting. Penderita dengan kelainan ini adalah yang pertama-tama perlu mendapat
perhatian untuk penanganan dan pembedahan.
Teratoma benigna, dulu disebut kista dermoid, prognosisnya cukup baik. Pada
teratoma maligna, tergantung pada hasil terapi pembedahan radikal dan tipe
histologiknya, tapi ini harus diikuti dengan radioterapi atau kemoterapi. (Aru W.
Sudoyo, 2006)

3. Limfoma
Secara keseluruhan, limfoma merupakan keganasan yang paling sering pada
mediastinum. Limfoma adalah tipe kanker yang terjadi pada limfosit (tipe sel darah
putih pada sistem kekebalan tubuh vertebrata). Terdapat banyak tipe limfoma.
Limfoma adalah bagian dari grup penyakit yang disebut kanker Hematological. Pada
abad ke-19 dan abad ke-20, penyakit ini disebut penyakit Hodgkin karena ditemukan
oleh Thomas Hodgkin tahun 1832. Limfoma dikategorikan sebagai limfoma Hodgkin
dan limfoma non-Hodgkin.

4. Tumor Tiroid
Tumor tiroid merupakan tumor berlobus, yang berasal dari Tiroid.

5. Kista pericardium
Merupakan kista dengan dinding yang tipis, terisi cairan jernih yang selalu
dapat menempel pada perikard dan kadang-kadang berada dalam hubungan terbuka
dengan perikard itu. Yang terbanyak terdapat di ventral, di sudut diafragma jantung.
Kista ini juga dikenal sebagai kista coelom. Kista pleuroperikardial adalah kelainan
congenital, tetapi baru muncul manifestasi pada usia dewasa. Sampai desenium ke 5
atau 6, ukuran tumor biasanya secara lambat bertambah, tetapi jarang sampai lebih
dari 10 cm. pada fluoroskopi, kista-kista ini sering terlihat sebagai rongga-rongga
dengan dinding yang tipis dengan perubahan bentuk pada pernapasan dalam. Kista-
kista coelom di sebelah kanan harus differensiasi dengan lemak parakardial dan
dengan hernia diafragmatika melalui foramen Morgagni. Kista-kista ini sering

5
terdapt, meskipun tentang hal ini tidak ada data yang jelas. Kista ini tidak
menimbulkan keluhan, infeksi sangat jarang dan malignitasnya tidak diketahui.
Karena itu ekstirpasi hanya diperlukan pada keraguan yang serius mengenai
diagnosisnya atau pada ukuran kista yang sangat besar.

6. Tumor neurogenik
Tumor Neurogen merupakan tumor mediastinal yang terbanyak terdapat,
manifestasinya hampir selalu sebagai tumor bulat atau oval, berbatas licin, terletak
jauh di mediastinum belakang. Tumor ini dapat berasal dari saraf intercostalis,
ganglia simpatis, dan dari sel-sel yang mempunyai ciri kemoreseptor. Tumor ini dapat
terjadi pada semua umur, tetapi relative frekuensi pada umur anak. (Aru W. Sudoyo,
2006)
Banyak Tumor Nerogenik menimbulkan beberapa gejala dan ditemukan pada
foto thorax rutin. Gejala biasanya merupakan akibat dari penekanan pada struktur
yang berdekatan. Nyeri dada atau punggung biasanya akibat kompresi atau invasi
tumor pada nervus interkostalis atau erosi tulang yang berdekatan. Batuk dan dispneu
merupakan gejala yang berhubungan dengan kompresi batang trakeobronchus. Saat
tumor tumbuh lebih besar di dalam mediastinum posterosuperior, maka tumor ini bisa
menyebabkan sindrom pancoast atau Horner karena kompresi peleksus brakhialis
atau rantai simpatis servikalis.
Pembagian dari tumor neurogenik, menurut letaknya:
a) Dari saraf tepi: Neurofibroma, Neurolinoma
b) Dari saraf simpati:GanglionNeurinoma,Neuroblastoma,Simpatikoblastoma
c) Dari paraganglion: Phaeocromocitoma, Paraganglioma

7. Kista Bronkhogenik
Kista Bronkogenik kebanyakan mempunyai dinding cukup tipis, yang terdiri
dari jaringan ikat, jaringan otot dan kadang-kadang tulang rawan. Kista ini dilapisi
epitel rambut getar atau planoselular dan terisi lendir putih susu atau jernih. Kista
bronkus terletak menempel pada trakea atau bronkus utama, kebanyakan dorsal dan
selalu dekat dengan bifurkatio. Kista ini dapat tetap asimptomatik tetapi dapat juga
menimbulkan keluhan karena kompresi trakea, bronki utama atau esophagus. Kecuali

6
itu terdapat bahaya infeksi dan perforasi sehingga kalau ditemukan diperlukan
pengangkatan dengan pembedahan. Gejala dari kista ini adalah batuk, sesak napas s/d
sianosis.

2.4 Manifestasi Klinis

a. Anamnesa
Tumor mediastinum sering tidak memberi gejala dan terdeteksi pada saat
dilakukan foto toraks. Untuk tumor jinak, keluhan biasanya mulai timbul bila terjadi
peningkatan ukuran tumor yang menyebabkan terjadinya penekanan struktur
mediastinum, sedangkan tumor ganas dapat menimbulkan gejala akibat penekatan
atau invasi ke struktur mediastinum.
Gejala yang dialami penderita yang mengalami tumor mediastinum adalah
 Batuk, sesak atau stridor muncul bila terjadi penekanan atau invasi pada
trakea dan/atau bronkus utama,
 Disfagia muncul bila terjadi penekanan atau invasi ke esofagus
 Sindrom vena kava superior (svks) lebih sering terjadi pada tumor
mediastinum yang ganas dibandingkan dengan tumor jinak,
 Suara serak dan batuk kering muncul bila nervus laringel terlibat,
paralisis diafragma timbul apabila penekanan nervus frenikus
 Nyeri dinding dada muncul pada tumor neurogenik atau pada penekanan
sistem syaraf.
b. Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi:
o Statis: Asimetris, adanya penarikan dinding dada yang sakit.
o Dinamis: Pergerakan dinding dada yang sakit tertinggal dari yang sehat.
 Palpasi: Fremitus taktil yang sakit melemah dibandingkan yang sehat
 Perkusi: Pekak dibagian yang sakit, sonor dibagian yang sehat.
 Auskultasi: Suara nafas yang sakit menghilang dibandingkan yang sehat.

2.5 Pemeriksaan Anjuran

7
Hasil pemeriksaan laboratorium rutin sering tidak memberikan informasi yang
berkaitan dengan tumor. Laju endapan darah (LED) kadang meningkat pada limfoma dan
TB mediastinum.
- Uji tuberkulin dibutuhkan bila ada kecurigaan limfadenitis TB
- Pemeriksaan kadar T3 dan T4 dibutuhkan untuk tumor tiroid.
- Pemeriksaan Alfa-fetoprotein dan Beta-HCG dilakukan untuk tumor mediastinum
yang termasuk kelompok tumor sel germinal, yakni jika ada keraguan antara
seminoma atau nonseminoma. Kadar Alfa-fetoprotein dan Beta-HCG tinggi pada
golongan nonseminoma.

1. Radiologi

0 Foto toraks
Dari foto toraks PA/ lateral sudah dapat ditentukan lokasi tumor,
anterior, medial atau posterior, tetapi pada kasus dengan ukuran tumor yang
besar sulit ditentukan lokasi yang pasti.

2. USG
Ultrasonografi bermanfaat dalam menggambarkan struktur kista dan
lokasinya di dalam mediastinum. Fluoroskopi dan barium enema bisa
membantu lebih lanjut dalam menggambarkan bentuk massa dan
hubungannya dengan struktur mediastinum lain, terutama esofagus dan
pembuluh darah besar.

8
USG Germ Cell Mediastinum
Kemajuan dalam teknologi nuklir telah bermanfaat dalam mendiagnosis
sejumlah tumor. Sidik yodium radioiotop bermanfaat dalam membedakan
struma intratoraks dari lesi mediatinum superior lain. Sidik gallium dan
teknesium sangat memperbaiki kemampuan mendiagnosis dan melokalisir
adenoma parathyroid. Belakangan ini kemajuan dalam radiofarmakologi telah
membawa ke diagnosis tepat
3. Tomografi
Selain dapat menentukan lokasi tumor, juga dapat mendeteksi klasifikasi
pada lesi, yang sering ditemukan pada kista dermoid, tumor tiroid dan kadang-
kadang timoma. Tehnik ini semakin jarang digunakan.

4. CT-Scan toraks dengan kontras


Selain dapat mendeskripsi lokasi juga dapat mendeskripsi kelainan tumor
secara lebih baik dan dengan kemungkinan untuk menentukan perkiraan jenis
tumor, misalnya teratoma dan timoma. CT-Scan juga dapat menentukan stage
pada kasus timoma dengan cara mencari apakah telah terjadi invasi atau
belum. Perkembangan alat bantu ini mempermudah pelaksanaan pengambilan
bahan untuk pemeriksaan sitologi. Untuk menentukan luas radiasi. Beberapa
jenis tumor mediastinum sebaiknya dilakukan CT-Scan toraks dan CT Scan
abdomen.

9
5. Flouroskopi
Prosedur ini dilakukan untuk melihat kemungkinan aneurisma aorta.
6. Ekokardiografi
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi pulsasi pada tumor yang
diduga aneurisma.
7. Angiografi
Teknik ini lebih sensitif untuk mendeteksi aneurisma dibandingkan
flouroskopi dan ekokardiogram.
8. Esofagografi
Pemeriksaan ini dianjurkan bila ada dugaan invasi atau penekanan ke
esofagus.

9. Pemeriksaan lain
USG, MRI dan Kedokteran Nuklir. Meski jarang dilakukan, pemeriksaan-
pemeriksaan terkadang harus dilakukan untuk beberapa kasus tumor
mediastinum.

10
2.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk tumor mediastinum yang jinak adalah pembedahan


sedangkan untuk tumor ganas, tindakan berdasarkan jenis sel kanker. Tumor mediastinum
jenis limfoma Hodgkin's maupun non Hondgkin's diobati sesuai dengan protokol untuk
limfoma dengan memperhatikan masalah respirasi selama dan setelah pengobatan.
Penatalaksanaan tumor mediastinum nonlimfoma secara umum adalah
multimodality meski sebagian besar membutuhkan tindakan bedah saja, karena resisten
terhadap radiasi dan kemoterapi tetapi banyak tumor jenis lain membutuhkan tindakan
bedah, radiasi dan kemoterapi, sebagai terapi adjuvant atau neoadjuvan.
Syarat untuk tindakan bedah elektif adalah syarat umum, yaitu pengukuran
toleransi berdasarkan fungsi paru, yang diukur dengan spirometri dan jika mungkin
dengan body box. Bila nilai spirometri tidak sesuai dengan klinis maka harus
dikonfirmasi dengan analis gas darah. Tekanan O2 arteri dan Saturasi O2 darah arteri
harus >90%.
Syarat untuk radioterapi dan kemoterapi adalah:
 Hb > 10 gr%
 Leukosit > 4.000/dl
 Trombosit > 100.000/dl
 Tampilan (performance status) > 70 Karnofsky

Jika digunakan obat antikanker yang bersifat radiosensitaizer maka radio


kemoterapi dapat diberikan secara bersamaan (konkuren). Jika keadaan tidak
mengizinkan, maka kombinasi radiasi dan kemoterapi diberikan secara bergantian
(alternating: radiasi diberikan di antara siklus kemoterapi) atau sekuensial (kemoterapi >
2 siklus, lalu dilanjutkan dengan radiasi, atau radiasi lalu dilanjutkan dengan kemoterapi).
Selama pemberian kemoterapi atau radiasi perlu diawasi terjadinya melosupresi dan efek
samping obat atau toksisitas akibat tindakan lainnya.

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Anatomi Payudara
    Anatomi Payudara
    Dokumen12 halaman
    Anatomi Payudara
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • TDRFVC
    TDRFVC
    Dokumen26 halaman
    TDRFVC
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Jhfgidu
    Jhfgidu
    Dokumen45 halaman
    Jhfgidu
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Case Report Hipertiroid Dalam Kehamilan
    Case Report Hipertiroid Dalam Kehamilan
    Dokumen17 halaman
    Case Report Hipertiroid Dalam Kehamilan
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Uterus Usg
    Uterus Usg
    Dokumen8 halaman
    Uterus Usg
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • KTFGJHBNM
    KTFGJHBNM
    Dokumen4 halaman
    KTFGJHBNM
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Bedside Teaching
    Bedside Teaching
    Dokumen14 halaman
    Bedside Teaching
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Cjdeuhdfj
    Cjdeuhdfj
    Dokumen1 halaman
    Cjdeuhdfj
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 5 Rtyghj
    5 Rtyghj
    Dokumen8 halaman
    5 Rtyghj
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Referat Faring Laring Refluks
    Referat Faring Laring Refluks
    Dokumen36 halaman
    Referat Faring Laring Refluks
    ekiekieki
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantarjkgfysdh
    Kata Pengantarjkgfysdh
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantarjkgfysdh
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Epiglotitis
    Epiglotitis
    Dokumen18 halaman
    Epiglotitis
    tri indriani
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen82 halaman
    Presentation 1
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Hyperlink
    Hyperlink
    Dokumen10 halaman
    Hyperlink
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Dokumen15 halaman
    Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Dryfgvjbn
    Dryfgvjbn
    Dokumen9 halaman
    Dryfgvjbn
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • ANTIPSIKOTIK
    ANTIPSIKOTIK
    Dokumen12 halaman
    ANTIPSIKOTIK
    Wulan Firsta Angelina
    0% (1)
  • Makalah - Syok Septik
    Makalah - Syok Septik
    Dokumen28 halaman
    Makalah - Syok Septik
    Aditya Andriana
    67% (3)
  • Bedside Teaching
    Bedside Teaching
    Dokumen14 halaman
    Bedside Teaching
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Hernia Nukleus Pulposus
    Hernia Nukleus Pulposus
    Dokumen31 halaman
    Hernia Nukleus Pulposus
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen43 halaman
    TB Paru
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Penyakit MYIASIS PDF
    Penyakit MYIASIS PDF
    Dokumen13 halaman
    Penyakit MYIASIS PDF
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Meningitis Devi
    Meningitis Devi
    Dokumen16 halaman
    Meningitis Devi
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 2016 HPP
    2016 HPP
    Dokumen3 halaman
    2016 HPP
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 2016 HPP
    2016 HPP
    Dokumen3 halaman
    2016 HPP
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 2016 HPP
    2016 HPP
    Dokumen37 halaman
    2016 HPP
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Fix
    Lapsus Fix
    Dokumen22 halaman
    Lapsus Fix
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Fix
    Lapsus Fix
    Dokumen22 halaman
    Lapsus Fix
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat