Anda di halaman 1dari 82

PLASENTA PREVIA

Definisi

Plasenta previa ialah plasenta yang


letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak dibagian atas
uterus.
Klasifikasi

Plasenta previa totalis

Plasenta previa parsialis

Plasenta previa marginalis

Plasenta letak rendah


Epidemiologi
Di Parkland Hospital ,
insiden ditemukan sebesar
1 diantara 390 pada lebih
dari 280.000 pelahiran

Di Amerika Serikat insiden


sebesar 1 diantara 300
pada hampir 93.000
pelahiran
Etiologi

Umur > 35 tahun

Paritas tinggi

Endometrium yang cacat

merokok
Patofisiologi

Pada trimester ketiga Serabut otot SBR tidak mampu


berkontraksi baik untuk
menghentikan perdarahan

Melebarnya SBR dan serviks


mulai membuka
Perdarahan

Mengakibatkan terjadinya
regangan

Robekan plasenta pada


tempat perlekatannya
Gambaran Klinis

Perdarahan tidak disertai rasa nyeri

Perdarahan pada usia kehamilan


>20 minggu

Hampir sering terjadi pada


triwulan ketiga

Warna darah merah segar

Perdarahan berulang biasanya lebih


banyak dari sebelumnya
Diagnosa

Umur kehamilan
saat terjadi warna
perdarahan

Anamnesa

nyeri frekuensi
Pemeriksaan Fisik

• Perdarahan keluar pervaginam : banyak atau


Inspeksi sedikit, darah beku
• Ibu terlihat pucat

Palpasi •

TFU rendah karena janin belum cukup bulan
Sering kesalahan letak janin
• Bagian terbawah janin belum turun
abdomen • Terasa bantalan pada segmen bawah rahim
terutama ibu yang kurus

• Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah


perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau
Inspekulo dari kelainan serviks dan vagina. Apabila perdarahan
berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta
previa harus dicurigaii.
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : darah lengkap


(hemoglobin,leukosit,trombosit,hematokrit,
laju endap darah)dan urin lengkap.

KTG: kardiotokografi

USG : untuk menilai letak/implantasi


plasenta,usia kehamilan dan keadaan janin
secara keseluruhan
P
E Perhatikan tanda-tanda syok  atasi
syok
N
A Jangan melakukan pemeriksaan dalam
T
Pemeriksaan inspekulo dg hati-hati 
A menyingkirkan kemungkinan lain
L
A Resusitasi dg infus RL atau HES

K
Nilai jumlah perdarahan
S
A Perdarahan Aktif dan banyak SC
N
A Perdarahan sedikit atau berhenti, janin
A hidup, preterm  ekspektatif &
pematangan paru
N
Pilihan terapi

Terapi konservatif

Terapi aktif
Terapi Kriteria :
Konservatif Kehamilan preterm
Belum ada tanda inpartu
Keadaan ibu baik
Hb nya normal
Janin masih hidup dan dalam keadaan baik

Rencana Penanganan
• Istirahat baring
• Pemeriksaan darah lengkap termasuk golongan darah dan faktor Rh
• Pemeriksaan USG
• Awasi perdarahan terus-menerus, TD, nadi dan DJJ
• Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan
pasien ditunggu sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya
penanganan aktif
• Berikan tokolitik MgSO4 bila ada kontraksi sembari memberi
steroid dexamethason untuk mempercepat pematangan paru janin.
Terapi aktif

• Dilakukan usia kehamilan 37


minggu, BB janin ≥ 2500 gram
• Perdarahan banyak 500 cc atau
lebih
• Ada tanda-tanda persalinan
• Keadaan umum pasien tidak baik,
ibu anemis Hb < 8 gr%
Terminasi

Cara vagina
Cara sectio
caesarea
Pervaginam
Versi Baxton Hicks
Untuk mengadakan tamponade plasenta
dengan bokong fetus. Jika versi Baxton Hicks
dilakukan ada fetus yang masih hidup, fetus
akan meninggal.

 Amniotomi Cunam Willett


Cara ini dilakukan apabila Kulit kepala fetus dijepit dengan
plasenta previa lateralis, cunam willett, kemudian diberi beban
plasenta previa marginalis, secukupnya sampai perdarahan berhenti.
atau plasenta letak rendah, Tindakan ini kurang mengadakan
bila ada pembukaan. Juga penekanan pada plasenta dan seringkali
dapat dilakukan pada plasenta menyebabkan perdarahan pada kulit,
previa lateralis/ marginalis karena itu tindakan ini biasanya dilakukan
dengan janin yang sudah pada fetus yang telah meninggal.
meninggal.
Sectio Caesarea

Indikasi persalinan dengan seksio sesarea :


1. Semua plasenta previa sentralis, janin hidup
atau meninggal.
2. Semua plasenta lateralis posterior, karena
perdarahan yang sulit dikontrol.
3. Semua plasenta previa dengan perdarahan
yang banyak dan tidak berhenti dengan
tindakan-tindakan yang ada.
4. Plasenta previa dengan panggul sempit, letak
lintang
Komplikasi
Kehamilan
• Kesalahan letak janin (letak sungsang, letak lintang)
• Partus prematurus karena rangsangan koagulum darah pada serviks
• Lepasnya plasenta dapat merangsang his.

Persalinan
• Letak janin yang tidak normal, menyebabkan partus akan menjadi patologik
• Bila ketuban pada plasenta lateralis, ketuban pecah atau dipecahkan dapat
terjadi prolaps funikuli
• Sering dijumpai inersia primer
• Perdarahan ante dan post partum.

Janin
• Bayi prematus
• IUFD (perdarahan banyak dan syok)
• Asfiksia
• Trauma persalinan (akibat tindakan operatif)
Prognosis

Prognosis ibu pada plasenta previa dipengaruhi oleh jumlah


dan kecepatan perdarahan serta kesegeraan pertolongannya.
Kematian pada ibu dapat dihindari apabila penderita segera
memperoleh transfusi darah dan segera lakukan
pembedahan seksio sesarea. Prognosis terhadap janin lebih
buruk oleh karena kelahiran yang prematur . Namun
perawatan yang intensif pada neonatus sangat membantu
mengurangi kematian perinatal.
LETAK LINTANG
• suatu keadaan dimana sumbu panjang
janin kira-kira tegak lurus dengan
sumbu panjang tubuh ibu (janin
melintang di dalam uterus) dengan
kepala terletak di salah satu fossa
iliaka dan bokong pada fossa iliaka
yang lain. Pada umumnya bokong
Definisi berada sedikit lebih tinggi daripada
kepala janin, sedangkan bahu berada
pada pintu atas panggul.
Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas tinggi

Janin prematur

Plasenta previa

Bentuk uterus abnormal (contoh: uterus arkuatus)

Mioma uteri

Cairan amnion berlebih

Panggul sempit

Kehamilan ganda
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang dari 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam letak lintang atau pun presentasi
kepala,letak sungsang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh
dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Dengan
demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak selain memanjang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
memanjang dengan presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak
seperti itu.Sebagian dari mereka berada dalam letak lintang.
• kepala di sebelah kiri ibu
Menurut Letak • kepala di sebelah kanan ibu
Kepala

• Dorso anterior (di depan)


• Dorso posterior (di belakang)
Menurut Posisi • Dorso superior (di atas)
Punggung • Dorso inferior (di bawah)
Inspeksi • Perut membuncit ke samping

• Fundus uteri lebih rendah dari


seharusnya tua kehamilan
• Fundus uteri kosong dan bagian bawah
Palpasi kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk
ke dalam pintu atas panggul
• Kepala (ballotement) teraba di kanan
atau di kiri

Auskultasi • Denyut jantung janin setinggi


pusat kanan atau kiri
• Teraba tulang iga, skapula, dan kalau
tangan menumbung teraba tangan. Untuk
menentukan tangan kanan atau kiri
lakukan dengan cara bersalaman.
• Teraba bahu dan ketiak yang bisa
Pemeriksaan menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala
terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.
dalam • Letak punggung ditentukan dengan
adanya skapula, letak dada dengan
klavikula.
• Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan
bila pembukaan kecil dan ketuban intak,
namun pada letak lintang biasanya
ketuban cepat pecah..
Versi

Definisi : suatu tindakan


diaman letak janin diubah
secara lege artis dari suatu Pembagiannya
kutub ke kutub lain, yang 1. Berdasarkan arah pemutaran
lebih menguntungkan
2. Berdasarkan cara pemutaran
untuk persalinan
pervaginam
• Versi sefalik yaitu : bagian
Berdasarkan terendah diubah menjadi
letak kepala
arah • Versi podalik : bagian
pemutaran terendah diubah menjadi
letak bokong

• Versi luar : sefalik dan


Berdasarkan podalik
• Versi dalam
cara • Versi kombinasi
pemutaran
Versi luar :
suatu versi yang dilakukan dengan tangan penolong
seluruhnya diluar kavum uterus
Syarat
1. Bagian terendah janin belum
masuk PAP

Indikasi : 2. Dinding perut ibu harus


Kontraindikasi cukup tipis dan rileks, agar
1.versi sefalik yaitu terdiri penolong dapat memegang
dari letak lintang dan letak 1.Perdarahan antepartum bagian-bagian janin
sungsang 2. Hipertensi 3. Janin harus dapat lahir
2. Versi podalik yaitu terdiri 3. Cacat rahim pervaginam
dari letak lintang, preskep 4. Selaput ketuban harus masih
dengantalipusat terkemuka, 4. Kehamilan ganda utuh
preskep dengan tangan 5.Primigravida tua 5. Pada inpartu pembukaan
terkemuka, dan presentasi 6. Insufisiensi plasenta serviks 4 cm
dahi. 6. Primigravida : 34-36 minggu
7. Extended legs (relatif)
multigravida : lebih dari 38
minggu
Sebab-sebab versi luar gagal
Prosedur :
1. Syarat versi luar tidak dipenuhi dengan
Tahap rotasi baik, mis: dinding perut tebal,his yang
Tahap fiksasi sering, tetania uteri,, dan hidramnion.
2. Tali pusat pendek
3. Kaki janin ekstensi maksimal ke atas

Versi luar letak


lintang

Kriteria versi luar di anggap gagal ;


1. Ibu mengeluh nyeri. Ditakutkan bila
diteruskan akan terjadi akan terjadi rupture Komplikasi:
uteri 1.Solutio plasenta
2. Timbul gawat janin 2. Lilitan tali pusat
3. Bagian janin tidak dapat dipegang dengan 3. Ketuban pecah
baik 4. Ruptura uteri
4. Ketika dilakukan rotasi adanya hambatan
yang berat
Teknik Versi luar
• Versi yang dilakukan dengan satu tangan
penolong di dinding perut ibu, dan yang lain di
Definisi dalam kavum uterus, serta segera disusul
dengan ekstraksi kaki untuk melahirkan janin.

• Letak lintang, khususnya pada letak lintang gemeli


anak ke 2
Indikasi • Letak kepala dengan prolaps tali pusat
• Presentasi dahi

• Ruptura uteri mebakat


kontraindikasi • Cacat rahim
• Janin dapat lahir pervaginan, tidak ada
disproporsi fetopelvik
• Bagian terendah janin dapat didorong ke atas
Syarat • Pembukaan servik harus lengkap
• Selaput ketuban baru pecah atau dipecahkan
• Dinding rahm harus cukup rileks, oleh karena itu
tindakan versi ekstraksi perlu narkosis umum,

• Ibu: perdarahan pasca persalinan yang


disebabkan atonia uteri, robekan jalan
Komplikasi lahir, trauma jalan lahir dan infeksi
• Bayi : asfiksia, perdarahan
intrakranial, fraktur.
• Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi
kelainan– kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya
panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat
menimbulkan kesulitan pada persalinan.
• Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik

Ibu terhadap ibu maupun janinnya.Bahaya yang mengancam adalah


ruptura uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus
lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi
intrapartum.

• Angka kematian tinggi (25 – 49 %), yang dapat disebabkan oleh :


• a. Prolapsus funiculi
• b. Trauma partus
• c. Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
Bayi • e. Ketuban pecah dini
INTRA UTERIN FETAL DEATH
Definisi

Intra Uterine Fetal Death/Kematian Janin


dalam rahim yaitu kematian yang terjadi
pada umur kehamilan lebih dari 20
minggu dimana janin sudah mencapai
ukuran 500 gr atau lebih
1.

klasifikasi

1. Golongan I: kematian sebelum massa kehamilan mencapai 20


minggu penuh
2. Golongan II: kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu
3. Golongan III: kematian sesudah masa kehamilan >28 minggu
(late fetal death)
4. Golongan IV: kematian yang tidak dapat digolongkan pada
ketiga golongan di atas
.

Etiologi

trauma saat hamil, infeksi pada ibu,


kelainan bawaan janin, perdarahan
antepartum, penyakit saluran kencing,
penyakit endokrin, malnutrisi, dll
Manifestasi klinis

•DJJ tidak terdengar


•Uterus tidak membesar, fundus uteri turun
•Pergerakan anak tidak teraba lagi oleh pemeriksa
•Palpasi anak menjadi tidak jelas
•Reaksi biologis menjadi negatif setelah anak mati
kurang dari 10 hari
•Bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih,
kemungkinan hypofibrinogenemia 25%.
Faktor resiko

1. Status sosial ekonomi rendah


2. Tingkat pendidikan ibu yang rendah
3. Usia ibu >30 tahun atau <20 tahun
4. Partias pertama dan partias kelima atau lebih
5. Kehamilan tanpa pengawasan antenatal
6. Kehamilan tanpa riwayat pengawasan kesehatan ibu
yang inadekuat
7. Riwayat kehamilan dengan komplikasi medik atau
obstetrik
Diagnosis

Anamnesis
– Ibu tidak merasakan gerakan jnin dalam beberapa hari atau gerakan
janin sangat
berkurang
– Ibu merasakan perutnya bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau
kehamilan
tidak seperti biasanya.
– Ibu belakangan ini merasa perutnya sering menjadi keras dan
merasakan sakit seperti mau melahirkan.
– Penurunan berat badan
– Perubahan pada payudara atau nafsu makan
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi
– tidak kelhiatan gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat
terutama pada ibu yang kurus
– Penurunan atau terhentinya peningkatan bobot berat badan ibu
– Terhentinya perubahan payudara
• Palpasi
– Tinggi fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan ; tdak
teraba gerakan-
gerakan janin
– Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang
kepala janin.
• Auskultasi
– baik memakai stetoskop monoral maupun doptone tidak akan terdengan
denyut jantung janin
Pemeriksaan Lab
– reaksi biologis negative setelah
10 hari janin mati
– hipofibrinogenemia setelah 4-5
minggu janin mati

Pemeriksaan Tambahan
– Ultrasound: gerak anak tidak
ada
Penatalaksanaan

Periksa tanda vital · Ambil darah untuk pemeriksaan


darah perifer, fungsi pembekuan, golongan darah
ABO dan Rhesus. · Jelaskan seluruh prosedur
pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab
kematian, hindari memberikan informasi yang tidak
tepat.
Rencana persalinan pervaginam dengan cara
induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan
dengan pasien dan keluarganya, sebelum
keputusan diambil. · Bila pilihan adalah pada
ekspektatif: tunggu persalinan spontan hingga 2
minggu, yakinkan bahwa 90% persalinan spontan
akan terjadi tanpa komplikasi.

Bila pilihan adalah manajemen aktif: induksi


persalinan menggunakan oksitosin atau
misoprostol. Seksio sesarea merupakan
pilihan misalnya pada letak lintang.
Laporan kasus
IDENTITAS
• Nama : Ny. L Nama suami: Tn. F
• Umur : 22 tahun Umur: 26Tahun
• Pekerjaan: IRT Pekerjaan: Petani
• No MR : 160552
• Alamat : Danau Kembar
• Tgl. Masuk: 29 Desember 2017
ANAMNESA
Seorang pasien umur 22 tahun datang ke IGD
RSUD Solok pada tanggal 29 Desember 2017 jam
06.30 WIB dengan keluhan keluar darah banyak
dari kemaluan tidak nyeri bewarna merah terang
yang membasahi 3 helai pembalut sejak 3 jam
sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat penyakit sekarang :

• Keluar darah yang banyak dari kemaluan (+) tidak nyeri


bewarna merah terang yang membasahi 3 helai pembalut
• Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari (-)
• Keluar lendir campur darah dari kemaluan (-)
• Keluar air-air yang banyak dari kemaluan (-)
• Tidak haid sejak ± 7 bulan yang lalu
• HPHT : 18 mei 2017 TP : 25 februari 2018
• RHM : Mual (+), muntah (-), perdarahan (-)
• ANC : kontrol ke bidan 3 kali pada usia kehamilan 2,5, 6 bulan
• RHT : Mual (-), muntah (-), perdarahan (+)
• Riwayat Menstruasi : Menarche umur 13 th, siklus haid teratur
1 x 28 hari, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3x ganti duk/hari,
nyeri (+)
• Riwayat Penyakit Dahulu :
– Pasien pernah dirawat sebelumnya pada tanggal 25 Desember 2017 dengan
G1P0A0H0 gravid preterm 30-31 minggu + HAP ec plasenta previa totalis
– Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM dan
hipertensi

• Riwayat Penyakit Keluarga :


– Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan
kejiwaan

• Riwayat Perkawinan : 1 x tahun 2017 – sekarang

• Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 1/0/0


– Hamil sekarang

• Riwayat Kontrasepsi : (-)


• Riwayat Imunisasi : (-)
• Riwayat pendidikan : SD
• Riwayat pekerjaan : SD
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos Mentis Kooperatif
• Tinggi Badan : 150 cm
• Berat Badan sebelum hamil : 45 Kg
• Berat Badan sesudah hamil : 52 Kg
• BMI : 20 (normoweight)
• Status gizi : Baik
• Vital sign :
– Tekanan Darah : 100/70 mmHg
– Nadi : 92x/menit
– Nafas : 18x/menit
– Temperatur : 36,50C
– Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Pemeriksaan Fisik

• Leher :
– Inspeksi : JVP 5-2 cmH2O,

– Kelenjar tiroid tidak tampak membesar

– Palpasi : Kelenjar tiroid tidak teraba membesar

– Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar


Pemeriksaan Fisik
Toraks :
• Cor
– Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
– Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS
RIC V
– Perkusi : batas jantung dalam batas normal
– Auskultasi: reguler, bising (-)
• Pulmo
– Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris kiri =
kanan
– Palpasi : Fremitus normal kiri = kanan
– Perkusi : Sonor kiri = kanan
– Auskultasi : Vesikuler normal +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen : Status Obstetricus
• Genitalia : Status Obstetricus
• Ekstremitas : Edema -/-

• Status Obstetrikus :
– Muka : Chloasma gravidarum (-)
– Mammae : Membesar, areola dan papilla
mammae hiperpigmentasi (+)
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen
• Inspeksi : Tampak perut membuncit kesamping
Linea mediana hiperpigmentasi (+), striae (-), sikatrik (-)
• Palpasi :
– L1 : Teraba fundus uteri kosong
– L2 : Teraba massa bulat, keras, disebelah kanan ibu
• Teraba massa besar, lunak, noduler disebelah kiri ibu
– L3 : Teraba kosong
– L4 : tidak dilakukan
• TFU : 25 cm TBA : - His : -
• Perkusi : Tidak dilakukan
• Auskultasi :
BU (+) N
DJJ : -
Pemeriksaan Fisik
• Genitalia
– Inspeksi : V/U tenang, PPV (+)

• VT :
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium :
– Hemoglobin : 10,8 g/dl
– Leukosit : 31,6 %
– Hematokrit : 9.320 mm³
– Trombosit : 172.000 mm3
– HBsAg : (-) Negatif
– HIV : Non reaktif
DIAGNOSA
• Diagnosa :
– G1P0A0H0 Gravid preterm 30 – 31 minggu + HAP ec plasenta
previa totalis +letak lintang + IUFD

• Sikap : Kontrol KU, VS

• Rencana :
Sectio caesarea
LAPORAN SC
• Pasien tidur telentang dalam spinal anastesi
• Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada
lapangan operasi
• Lapangan operasi dipersempit dengan duk
steril
• Dilakukan insisi secara tajam pada pfannenstel
sampai menembus peritoneum
• Abdomen dibuka tampak uterus gravid sesuai
palpasi dari luar
• Insisi pada SBR
• Bayi dilahirkan dengan cara meluksir kepala
29-12-2017 (10.30 WIB)

telah dilakukan sctpp pada pasien dengan


diagnosa P1A0H1 post sctpp ai plasenta previa
totalis + letak lintang + IUFD, lahir bayi
perempuan dengan
BB : 1646 gr
PB : 34 cm
Tp : Layu
A/S : 0/0
Anus : (+)
• Plasenta dilahirkan dengan tarikan ringan,
plasenta lahir lengkap 1 buah
• Uterus dijahit 2 lapis, pita dijahit 1 lapis
• Abdomen dijahit lapis demi lapis
• Operasi selesai, perdarahan selama operasi ±
200 cc

A:/ P1A0H0 post SCTPP a.i plasenta previa totalis


+ letak lintang + IUFD
Kontra Kandu
Jam
Waktu TD Nadi Suhu TFU ksi ng Darah
ke
uterus kemih
1 jari di -
1 11.00 100/70 88x 36,10 Baik 2cc
bawah pusat
1 jari di
11.15 100/70 80x 36,10 Baik - 5cc
bawah pusat
1 jari di
11.30 110/70 76x 36,30 Baik - 5cc
bawah pusat
1 jari di
11.45 110/70 72x 36,30 Baik - 5cc
bawah pusat
2 jari di
2 12.15 110/70 72x 36,30 Baik - 10cc
bawah pusat
2 jari di
12.45 110/70 78x 36,50 Baik - 10cc
bawah pusat
• Terapi :
IVFD RL 500 cc + Oxytocin + methargin 1:1
20tpm
Ceftriaxon 2 x 1 gr
Asam mefenamat 500mg tab3x1 tab
Sulfas Ferrosus 300mg tab 1x1 tab
Vitamin C 50 mg 2x1 tab
FOLLOW UP
• Tanggal 30 Desember2017 Jam 07.00 WIB
• S : nyeri bekas sc (+) Demam (+), BAK (+), BAB (+)

• O : KU Kes TD Nd Nfs T
Sdg CMC 100/7 0 88x/m 20x/m 37,9 0
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Abdomen :
– Inspeksi : Perut tampak sedikit membuncit
– Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, NT (-), NL
(-)
– Perkusi : Timpani
– Auskultasi : BU (+) Normal
– kontraksi : baik
Genitalia :
– Inspeksi : V/U tenang, PPV (+)
– Lochea (+) normal
• A: P1A0H0 post SCTPP ai plesenta
previa totalis + letak lintang + IUFD

• P : Kontrol KU, VS, Kontraksi, PPV


– Asam mefenamat 500 mg 3x1 tab
– Vitamin C 50 mg 3x1 tab
– SF 300 mg 1x1 tab
– Cefadroxil 500 mg 2x1 cap
– Paracetamol 3x500 mg tab
Tanggal 31 Desember 2017 jam 07.00 WIB

• S : nyeri bekas sc (+) sedah berkurang, Demam (-), BAK


(+), BAB (-)
• O : KU Kes TD Nd Nfs T
Sdg CMC 110/70 82x/i 18x/i 36,5 0

– Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


– Abdomen :
• Inspeksi : Perut tampak sedikit membuncit
• Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik NT
(-), NL (-)
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : BU (+) Normal

– Genitalia :
• Inspeksi : V/U tenang, PPV (+)
• Lochea (+) normal
• A: P1A0H0 post SCTPP ai plesenta previa totalis +
letak lintang + IUFD

• P:
– Asam mefenamat 500 mg 3x1 tab
– Vitamin C 50 mg 3x1 tab
– SF 300 mg 1x1 tab
– Cefadroxil 500 mg 2x1 cap
ANALISA KASUS
Laporan kasus ini membahasseorang pasien umur
22 tahun datang ke IGD RSUD Solok pada tanggal 29
Desember 2017 jam 06.30 WIB dengan keluhan keluar
darah yang banyak dari kemaluan berwarna merah terang
dan tidak disertai nyeri yang membasahi 3 kain sarung
sejak ±3 jam SMRS.
Dari anamnesa pasien primigravida, tidak haid
sejak ± 7 bulan yang lalu. HPHT 18 Mei 2017 (TP 25
Februari 2018). Dari pemeriksaan fisik, perut membuncit
mengarah kesamping, fundus uteri teraba kosong . Maka
pasien dalam kehamilan aterm 30-31 minggu.
Dari anamnesa didapatkan keluhan keluar
bercak darah dari kemaluan sejak 3jam yang lalu
SMRS. Warna merah segar, membasahi 3 helai kain
sarung, nyeri (-), Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari
(-), keluar lendir campur darah dari kemaluan (-),
keluar air-air yang banyak dari kemaluan (-), keluar
darah yang banyak dari kemaluan (-), riwayat keluar
darah yang banyak sebelumnya dari kemaluan (-).
Maka pada pasien belum ada tanda-tanda inpartu.
Pada pemeriksaan fisik abdomen, Leopold
I , fundus uteri teraba kosong, sedangkan pada
Leopold II Teraba massa bulat, keras, disebelah
kanan ibu yang menggambarkan sebagai kepala
danTeraba massa besar, lunak, noduler
disebelah kiri ibu yang menggambarkan bokong
, pada Leopold III Teraba kosong, Leopold IV
tidak dilakukan. TFU 27 cm, TBA (-) His : (-),
Auskultasi : BU (+) N, DJJ : -
Pada pemeriksaan genitalia tampak : V/U
tenang, PPV (+), VT tidak dilakukan. Inspekulo:
Vagina : tumor (-), laserasi (-), fluksus (+) tampak
cairan berwarna merah menumpuk di formiks
posterior. Portio : nullipara, portio ukuran
sebesar jempol kaki dewasa, tumor (-), laserasi
(-), fluksus (+) tampak cairan berwarna merah
keluar di kanalis serviklais.
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang, maka diagnosa pada
pasien ini sudah benar yaitu HAP ec Plasenta previa
totalis pada G1P0A0H0 gravid preterm 30-31 minggu
letak lintang + IUFD dimana keadaaan ini dapat
mengancam ibu.
Penatalaksanaan yang dilakukan pertama kali
pada kasus ini yaitu di lakukan SCTPP dengan
diagnosa akhir P1A0H0 post SCTPP a/i HAP e.c
Plasenta Previa, totalis + letak lintang + IUFD.

KESIMPULAN
Plasenta previa merupakan plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh dari OUI. Dimana
plasenta previa memiliki klasifikasi yaitu, plasenta
previa totalis, plasenta previa marginalis, plasenta
previa partialis, dan plasenta previa letak rendah.
Penyebab terjadinya plasenta previa belum
diketahui secara pasti, dimana salah satu teori
mengemukakan salah satu penyebabnya ialah
vaskularisasi desidu yang tidak memadai yang
mungkin sebagai akibat dari proses radang atau
atrofi.
Plasenta previa juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya letak lintang dalam
kehamilan. Letak lintang adalah suatu keadaan
di mana janin melintang di dalam uterus dengan
kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong
berada pada sisi yang lain. Plasenta previa dapat
menyebabkan pendarahan yang berat. Sehingga
diperlukan penaganan yang cepat dan tepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah - Syok Septik
    Makalah - Syok Septik
    Dokumen28 halaman
    Makalah - Syok Septik
    Aditya Andriana
    67% (3)
  • Bedside Teaching
    Bedside Teaching
    Dokumen14 halaman
    Bedside Teaching
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • KTFGJHBNM
    KTFGJHBNM
    Dokumen4 halaman
    KTFGJHBNM
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • TDRFVC
    TDRFVC
    Dokumen26 halaman
    TDRFVC
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Uterus Usg
    Uterus Usg
    Dokumen8 halaman
    Uterus Usg
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Case Report Hipertiroid Dalam Kehamilan
    Case Report Hipertiroid Dalam Kehamilan
    Dokumen17 halaman
    Case Report Hipertiroid Dalam Kehamilan
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Payudara
    Anatomi Payudara
    Dokumen12 halaman
    Anatomi Payudara
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Referat Faring Laring Refluks
    Referat Faring Laring Refluks
    Dokumen36 halaman
    Referat Faring Laring Refluks
    ekiekieki
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantarjkgfysdh
    Kata Pengantarjkgfysdh
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantarjkgfysdh
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Jhfgidu
    Jhfgidu
    Dokumen45 halaman
    Jhfgidu
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Ryghbn
    Ryghbn
    Dokumen11 halaman
    Ryghbn
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 5 Rtyghj
    5 Rtyghj
    Dokumen8 halaman
    5 Rtyghj
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Cjdeuhdfj
    Cjdeuhdfj
    Dokumen1 halaman
    Cjdeuhdfj
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Epiglotitis
    Epiglotitis
    Dokumen18 halaman
    Epiglotitis
    tri indriani
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Dokumen15 halaman
    Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Hyperlink
    Hyperlink
    Dokumen10 halaman
    Hyperlink
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Dryfgvjbn
    Dryfgvjbn
    Dokumen9 halaman
    Dryfgvjbn
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Hernia Nukleus Pulposus
    Hernia Nukleus Pulposus
    Dokumen31 halaman
    Hernia Nukleus Pulposus
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • ANTIPSIKOTIK
    ANTIPSIKOTIK
    Dokumen12 halaman
    ANTIPSIKOTIK
    Wulan Firsta Angelina
    0% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen43 halaman
    TB Paru
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Meningitis Devi
    Meningitis Devi
    Dokumen16 halaman
    Meningitis Devi
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Penyakit MYIASIS PDF
    Penyakit MYIASIS PDF
    Dokumen13 halaman
    Penyakit MYIASIS PDF
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Bedside Teaching
    Bedside Teaching
    Dokumen14 halaman
    Bedside Teaching
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Fix
    Lapsus Fix
    Dokumen22 halaman
    Lapsus Fix
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 2016 HPP
    2016 HPP
    Dokumen37 halaman
    2016 HPP
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 2016 HPP
    2016 HPP
    Dokumen3 halaman
    2016 HPP
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Fix
    Lapsus Fix
    Dokumen22 halaman
    Lapsus Fix
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 2016 HPP
    2016 HPP
    Dokumen3 halaman
    2016 HPP
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat