Anda di halaman 1dari 17

I.

REKAM MEDIK

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. DA

No. Rekam Medik : 033788

Usia : 21 tahun

Tanggal Lahir : 17-8-1994

Alamat : Way Sari, Natar

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

MRS : 30 Januari 2016, Pk. 00.31

B. Anamnesis

1. Keluhan utama

Keluar darah dan lendir dari jalan lahir

2. Riwayat perjalanan penyakit

OS datang dengan keluhan keluar darah dan lendir dari jalan lahir sejak

pagi pukul 7.30 (29 Januari 2016), kemudian pada pukul 18.30 (29

Januari 2015) perut terasa nyeri dan mulai terasa mulas, mulas

dirasakan sebentar dan masih jarang, keluar air-air dari jalan lahir

disangkal.

3. Riwayat pemeriksaan kehamilan

Teratur di bidan dan RS

1
4. Riwayat reproduksi

 Menarche : 11 tahun

 Siklus haid : teratur

 Lama siklus : 30 hari

 Lama menstruasi : 7 hari

 Disminore : (-)

 Flour albus : (-)

 HPHT : 1-5-2015

 TP : 8-2-2016

5. Riwayat pernikahan

 Menikah : 1 kali

 Usia pernikahan : 6 tahun

 Usia Pertama kali menikah : 15 tahun

6. Riwayat kehamilan: G2P1A0

 2010: hamil aterm/ persalinan spontan/ Bayi perempuan 3100 gr

 2016: hamil ini

7. Riwayat KB: (-)

8. Riwayat penyakit dahulu

Setelah melahirkan anak pertama OS didiagnosis penyakit graves dan

telah mendapat pengobatan thyrozol tab 1x 5 mg (sampai sekarang).

9. Riwayat penyakit keluarga: (-)

2
C. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan umum

 Keadaan umum : Baik

 Kesadaran : CM

 Berat badan : 49 Kg

 Tingga badan : 150 cm

 Tekanan darah : 120/70 mmHg

 Nadi : 73 x/menit

 Pernapasan : 19 x/menit

 Suhu : 35,7 oC

2. Status generalis

a. Kepala

Bentuk kepala : Normosefali


Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
eksoftalmus (-/-)
Telinga : Normotia, deformitas (-), nyeri tekan tragus (-),
nyeri tekan mastoid (-), sekret (-)
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), sekret (-),
septum deviasi(-), mukosa hiperemis (-)
Bibir : Simetris, sianosis (-), mukosa lembab (-)
Mulut : Tonsil tenang T1-T1, faring hiperemis (-),
uvula ditengah
b. Leher

Bentuk : Simetris
KGB : Tidak teraba pembesaran
Trakhea : Lurus di tengah

3
Kelenjar tiroid : Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan
teraba benjolan ukuran 3x3 cm, ikut bergerak
saat menelan, permukaan rata, nyeri tekan (-),
konsistensi kenyal
c. Thoraks

Dinding dada : Simetris

Paru - paru : Gerakan kedua hemitoraks simetris saat inspirasi

dan ekspirasi, tidak ada hemitoraks yang

tertinggal, vokal premitus hemitoraks sama,

krepitasi (-), nyeri tekan (-), suara nafas

vesikuler, ronki (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

d. Abdomen : Tampak cembung, tanda radang (-), Striae

gravidarum (+), defans muskuler (-), nyeri

tekan (-), bising usus (+)

e. Ektremitas : Akral hangat pada ujung jari tangan dan

kaki, oedem tungkai (-)

3. Pemeriksaan obstetri dan ginekologi

a. Pemeriksaan luar

Leopold 1 : TFU 29 cm, teraba bagian bulat keras dan tidak

melenting (bokong)

Leopoid 2 : Kiri teraba bagian kecil kecil

Kanan teraba bagian rata, keras seperti papan

4
(punggung)

Leopold 3 : Teraba bagian bulat, keras dan melenting

Leopold 4 : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu panggul

3/5

HIS : 2x10’ lamanya 30 detik

DJJ : 128x/menit

b. Pemeriksaan dalam

Ketuban : +

Pembukaan : 3 cm

Penurunan : H II-III

Penunjuk : uuk kanan

Presentasi : Kepala

D. Diagnosis Kerja

G2P1A0 hamil aterm dengan hipertiroid inpartu kala I fase laten JTH

presentasi kepala.

E. Pemeriksaan Penunjang

a. Lab darah:

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan


Hemoglobin 11,5 12-16 Gr%
Leukosit 3.400 4.500 – 10.700 ul
Hitung jenis leukosit:
a. Basofil 0 0-1 %
b. Eosinofil 0 1-3 %
c. Batang 1 2-6 %
d. Segmen 50 50-70 %

5
e. Limfosit 38 20-40 %
f. Monosit 11 2-8 %
Eritrosit 4,0 4,2-6,4 ul
Hematokrit 35 38-47 %
Trombosit 250.000 159 - 400 ul
MCV 87 80-96 fi
MCH 29 27-31 pg
MCHC 39 32-36 g/dl
BT 3’ 1-7 Menit
CT 12’ 9-15 Menit

b. Kadar Tiroid

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan


TSH 4,23 0,4 – 6,2 mIU/L
T3 1,95 0,69 – 2,02 ng/ml
T4 123,43 50-113 ng/L

F. Prognosis

Ibu : dubia

Bayi: dubia

G. Terapi

a. R/ SSTP

b. Observasi tanda – tanda vital ibu, DJJ, HIS

c. Pemasangan kateter

d. IVFD RL + Duvadilan 2 amp xx tpm

e. Inj. Cefoperazone 1gr (skin test)

f. Thyrozol 1x 5 mg

6
H. Laporan Tindakan

Pk. 08.45 Persiapan pasien


Pk. 09.00 Tindakan anestesi spinal
Pk. 09.10 Tindakan desinfeksi dengan alcohol dan povidone iodine
Pk. 09.12 Insisi pffanensteill dua jari diatas simpisis pubis
Pk. 09.15 Insisi SBR
Pk. 09.18 Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala
Pk. 09.18 Lahir neonatus hidup
Jenis kelamin: laki-laki
PB: 49 cm
BB: 2900gr
a/s : 8/9
Pk. 09.18 Dilakukan pemotongan tali pusat
Pk. 09.19 Plasenta dilahirkan
Pk. 09.21 SBR dijahit all layer
Pk. 09.25 Peritoneum, otot, fascia, subkutis, kutis, dijahit lapis demi
lapis
Pk. 09.40 Operasi selesai

I. Follow Up

a. Sabtu, 30 Januari 2016 (pk. 06.00)

S: Perut terasa mulas dan keluar lendir darah


O : TD : 120/70 mmHg DJJ : 145x/menit, regular
N: 73x/menit VT : Pembukaan 3 cm, ketuban (+)
RR: 19 x/menit presentasi kepala, hodge II
T: 35,7 oC HIS: 3 x 10 menit (40 detik)
A: G2P1A0 hamil aterm dengan hipertiroid inpartu kala I fase
laten JTH presentasi kepala
P  R/ SC pk. 08.00
 IVFD RL + Duvadilan 2 amp xx tpm

7
 Persiapan preoperasi:
 Izin operasi
 Kateter
 Cefoperazone 1g/iv (skin test)
 Puasa
 Konsul dr. Sp.PD: acc operasi dengan resiko rendah,
terapi dilanjutkan, cek TSH, T3, T4 post op

b. Sabtu, 30 Januari 2016 (Pk. 13.00)

S: Nyeri bekas operasi


O : TD : 120/80 mmHg TFU : setinggi pusat
N: 80 x/menit Perdarahan : ± 25 cc
RR: 21 x/menit Kontraksi uterus : keras, bulat
T: 35,1 oC
A: P2A0 Post SC a/i Hipertiroid
P  IVFD RL + Oxytocin 1 amp xx tpm
 Cefoperazone 3x1 g/iv
 Asam traneksamat 3x 500 mg
 Pronalges supp 3x1
 Thyrozol tab 1x 5 mg

c. Minggu, 31 Januari2016 (Pk. 06.00)

S: Nyeri bekas operasi


O : TD : 120/80 mmHg TFU : 1 jari di bawah pusat
N: 84x/menit Perdarahan : ± 10 cc
RR: 21 x/menit Kontraksi uterus : keras, bulat
T: 35,1 oC
A: P2A0 Post SC a/i Hipertiroid
P  IVFD RL + Oxytocin 1 amp xx tpm
 Cefoperazone 3x1 g/iv
 Asam traneksamat 3x 500 mg

8
 Pronalges supp 3x1
 Thyrozol tab 1x 5 mg
 Uff infus dan kateter Pukul 13.00
 Terapi ganti oral pk. 13.00:
 Cefadroxil tab 3x500 mg
 Asam mefenamat tab 3x500 mg
 Metergin tab 3x125 mcg
 Inbion tab 1x1

d. Senin, 01 Februari 2016 (Pk. 06.30)

S: Nyeri bekas operasi


O : TD : 120/80 mmHg TFU : Satu jari dibawah pusat
N: 76 x/menit Perdarahan : ± 10 cc
RR: 20 x/menit Kontraksi uterus : keras, bulat
T: 36,0 oC
A: P2A0 Post SC a/i Hipertiroid
P  Cefadroxil tab 3x500 mg
 Asam mefenamat tab 3x500 mg
 Metergin tab 3x125 mcg
 Inbion tab 1x1
 Thyrozol tab 1 x 5 mg
 Ganti verban pk. 13.00
 Pasein boleh pulang sore

II. PERMASALAHAN

1. Apakah diagnosis pasien ini sudah tepat?

2. Apakah penatalaksanaan pasien ini sudah tepat?

3. Bagaimana efek terhadap janin dan bayi?

9
III. ANALISIS KASUS

1. Apakah diagnosis pasien ini sudah tepat?

Pada kasus ini Ny. DA 21 tahun dengan diagnosis G2P1A0 hamil

aterm dengan hipertiroid inpartu kala I fase laten JTH presentasi kepala.

Dalam kasus ini diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang. Insidensi kehamilan dengan gejala klinis

tirotoksikosis atau hipertiroidisme adalah 1:2000 kehamilan. Kehamilan

normal akan menimbulkan keadaan klinik yang mirip dengan kelebihan

tiroksin (T4), sehingga tirotoksikosis yang ringan mungkin akan sulit

terdiagnosis.1

Beberapa gejala yang sering ditemukan adalah: 1

 Takikardi pada kehamilan normal

 Nadi rata-rata waktu tidur meningkat

 Tiromegali

 Eksoftalmus

 Berat badan tidak bertambah walaupun cukup makan.

Pada pasien ini dari anamnesis didapatkan Os mengaku hamil anak

kedua dan tidak pernah mengalami keguguran, berdasarkan hari pertama

haid terakhir yaitu 1 Mei 2015 usia kehamilan ditetapkan kurang lebih 39

minggu, dimana usia kehamilan antara 37-42 minggu adalah kehamilan

aterm.1 Pada anamnesis juga tidak didapatkan gejala-gejala yang sering

ditemukan pada hipertiroidisme seperti diatas, pada riwayat penyakit

terdahulu didapatkan riwayat penyakit Graves sejak tahun 2010 yang

10
terkontrol dan OS mengkonsumsi obat anti tiroid (thyrozol 1x5mg) setiap

hari. Dimana penyakit graves merupakan penyebab paling umum

terjadinya tirotoksikosis dalam kehamilan. Proses autoimun pada organ

spesifik ini biasanya berhubungan dengan antibodi yang merangsang

kelenjar tiroid, dimana antibodi yang merangsang kelenjar tiroid ini

(thyroid stimulating antibody) selama kehamilan akan menurun dan pada

sebagian besar perempuan akan menyebabkan terjadinya remisi kimia.1

Tingkat aktivitas penyakit grave dapat berfluktuasi saat trimester pertama

dan membaik perlahan setelahnya, lalu dapat mengalami eksaserbasi tidak

lama setelah melahirkan.2

Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan berat badan pasien 49

kg, teraba benjolan ukuran 3x3 cm, permukaan rata, nyeri tekan (-),

konsistensi kenyal. Salah satu manifestasi klinis yang harus lebih

diperhatikan adalah kenaikan berat badan yang rendah selama hamil

dengan nafsu makan yang baik.2 Rendahnya spesifitas tanda dan gejala

membuat tes laboratorium merupakan alat diagnosis yang paling baik

untuk penyakit tiroid pada ibu hamil.2

Pada pasien ini pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu

pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan pemeriksaan fungsi tiroid

(kadar T3, T4 dan TSH). Pada pasien didapatkan kadar TSH: 4,23 mIU/ml

(0,4-6,2 mIU/ml), T3: 1,95 ng/ml (0,69 – 2,02 ng/ml), T4: 123,43 ml/dl

(4,4-10,8 ml/dl). Dari hasil pemeriksaan ini menunjukan kadar serum T4

bebas yang meningkat. Dimana gambaran laboratorium yang sering

11
ditemukan pada pasien hipertiroid menunjukan kadar serum T4 bebas

meningkat, sedangkan kadar tirotropin menurun. Kadar tirotropin bisa

terdeteksi sampai kadar kurang dari 0,1 mU/l, sehingga akan menyebabkan

ditemukannya keadaan hipertiroid subklinis (sekitar 1%). Keadaan

subklinis ini dapat ditemukan dan terdeteksi dengan pemeriksaan

tirotropin. Efek jangka panjang keadaan tirotoksikosis subklinikal yang

persisten ini tidak banyak diketahui. Walaupun begitu pasien dengan

keadaan subklinis ini perlu diawasi secara berkala karena dapat

menyebabkan terjadinya aritmia jantung, hipertofi ventrikel jantung dan

osteopenia.1

Diagnosis hipertiroid dalam kehamilan sulit karena gejala sering

tumpang tindih dengan gejala kehamilan pada umumnya. Dari uraian

diatas berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaaan

penunjang yang dilakukan dapat disimpulkan bahawa diagnosis dari pasien

ini sudah tepat, yaitu G2P1A0 hamil aterm dengan hipertiroid inpartu kala

I fase laten JTH presentasi kepala.

2. Apakah penatalaksanaan pasien ini sudah tepat?

Terapi hipertiroid pada pasien ini menggunakan Thyrozol tab 1x 5

mg, dimana obat ini merupakan obat anti tiroid yang mengandung

thiamazol. Digunakan untuk terapi konservatif hipertiroid bekerja dengan

menghambat produksi hormon tiroid secara komplit, penggunaan bagi ibu

hamil diberikan dengan dosis 2,5-10 mg per hari tanpa pemberian hormon

tiroid tidak dianjurkan pemberian saat menyusui.3 Tingkat keamanan bagi

12
kehamilan berdasarkan FDA termasuk kategori D yang berarti telah

ditemukan bukti-bukti adanya resiko bagi janin, tapi keuntungan

pemberiannya dipandang lebih besar dibandingkan resiko tersebut.3

Tirotoksikosis yang terjadi selama kehamilan hampir selalu dapat

dikontrol dengan obat-obatan jenis thiomide. Beberapa klinisi memilih

Propylthiouracil (PTU) karena obat ini sebagian menghambat perubahan

T4 menjadi T3 dan lebih sedikit melewati sawar plasenta dibandingkan

dengan Methimazole. Kedua obat ini efektif dan cukup aman untuk

digunakan dalam terapi tirotoksikosis. Walaupun jarang dan belum

terbukti penggunaan Metimazole harus lebih hati-hati karena pemberian

pada awal kehamilan diduga ada hubungannya dengan terjadinya atresia

esophagus, khoana dan aplasia kutis. Obat-obatan yang digunakan untuk

mengobati penyakit tiroid ibu dapat menyebabkan penghancuran jaringan

kelenjar tiroid janin, sehingga dapat dipertimbangkan untuk melakukan

terminasi kehamilan.1 Bila terapi dengan obat-obatan tidak berhasil, atau

bila terjadi efek toksis dari obat-obatan tersebut, maka dipertimbangkan

untuk tiroidektomi.1

Bagi ibu menyusui kedua jenis obat antitiroid ini dinilai aman

karena konsentrasinya yang rendah di dalam air susu ibu. Bayi yang

menyusu dari ibu pengkonsumsi obat anti tiroid ini memiliki

perkembangan dan fungsi intelektual yang normal.2 Obat-obat golongan

beta bloker untuk mengurangi gejala akut hipertiroid dinilai aman dan

13
efektif pada usia gestasi lanjut, pernah dilaporkan memberikan efek buruk

bagi janin bila diberikan pada awal atau pertengahan gestasi.

Resiko dan komplikasi terapi hipertiroid didalam kehamilan adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. Resiko dan Komplikasi Terapi Hipertiroid di dalam Kehamilan

Pengobatan Dampak kehamilan


Tidak
Abortus, solusio plasenta, kelahiran
mendapatpengobatan
preterm
adekuat
Thioamide -
Tindakan bedah
dengan suplementasi Abortus, kelahiran preterm
tiroksin
Propanolol Atrofi plasenta, kelahiran preterm

Pada perempuan yang tidak mendapat pengobatan atau pada

mereka yang tetap hipertiroid meskipun terapi telah diberikan, akan

meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia, kegagalan jantung dan

keadaan perinatal yang buruk.1

Pada pasien ini proses persalinan dilakukan dengan medote seksio

sesarea, dimana pada proses persalinan ibu dengan hipertiroid, kala II

hendaknya diperpendek baik itu dengan ekstraksi vakum atau forsipal,

karena ada bahaya kemungkinan timbulnya dekompensasi kordis.4

3. Bagaimana efek terhadap janin dan bayi?

Keadan bayi perinatal dari perempuan dengan tirotoksikosis sangat

bergantung dengan tercapai tidaknya pengontrolan metabolik. Kelebihan

14
tiroksin dapat menyebabkan terjadinya keguguran spontan. Sebagian besar

janin dapat dalam keadaan eutiroid dan sebagian kecil lainnya hiper atau

hipotiroid. Kedua kondisi ini dapat terjadi seiring dengan ada tidaknya

goiter.

Efek pengobatan hipertiroid pada janin dan bayi adalah sebagai

berikut:

Tabel 2. Resiko dan Komplikasi Terapi Hipertiroid di dalam Kehamilan2

Pengobatan Dampak Fetus Dampak Neonatus


Hipertiroid,
Tidak mendapat
takikardia, Hipertiroid transien
pengobatan
pertumbuhan primer
adekuat
terhambat
Hipotiroid
Thioamide embriopati Hipertiroid transien
methimazol
Tindakan bedah
dengan
Hipotiroid Hipertiroid transien
suplementasi
tiroksin
Hipoglikemia post
Propanolol IUGR
partum, bradikardia

Gambaran klinik yang mungkin dapat ditemukan pada bayi baru

lahir dari ibu yang terpapar tiroksin dengan berlebihan adalah sebagai

berikut:1

a. Terlihatnya gambaran goiter tirotoksikosis pada janin atau bayi baru

lahir akibat adanya transfer thyroid-stimulating immunoglobulin

15
melalui plasenta. Janin bisa dalam keadaan nonimune hydrops atau

bahkan meninggal.

b. Dapat terjadi goiter hipotiroid pada janin dari ibu yang mendapatkan

pengobatan golongan thioamide. Keadaan hipotiroid ini dapat di terapi

dengan pemberian tiroksin secara intra-amniotik.

c. Pada janin juga dapat terjadi hipotiroidsm tanpa adanya goiter sebagai

akibat masuknya thyrotropin-receptor blocking antibodies ibu melalui

plasenta.

Penilaian diagnosis pada janin masih kontroversial. Bila didapatkan

thyroid-stimulating antibodies ibu yang abnormal, pertumbuhan janin yang

terhambat, kegagalan jantung, goiter dengan atau tanpa takikardia, maka

sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah janin. Akan tetapi karena keadaan

hiper atau hipotiroid pada janin dapat menimbulkan hidrops, pertumbuhan

janin terhambat goiter ataupun takikardia, maka tindakan pemeriksaan

darah janin hanya cocok pada kehamilan yang diperberat oleh penyakit

grave.1

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Kehamilan dan Gangguan Endokrin. Dalam: Ilmu

Kebidanan Edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2009. h. 846-

49.

2. Garry, D. Penyakit Tiroid pada Kehamilan. CDK-206/ vol. 40 no. 7.

2013. h. 500-4.

16
3. Djuanda, A., Azwar, A., Ismael, S, Almatsier M.,Setiabudi, R., Handaya,

et al. Indeks Klasifikasi Mims: Sistem Endokrin dan Metabolik. Dalam:

MIMS Petunjuk konsultasi edisi 13. Jakarta: BIP. 2013/2014. h. 248-9.

4. Sofian, A. Penyakit Endokrin dalam Kehamilan. Dalam sinopsis obstetri

jilid 1. Jakarta: EGC. 2012. h. 125-6.

17

Anda mungkin juga menyukai

  • Jhfgidu
    Jhfgidu
    Dokumen45 halaman
    Jhfgidu
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • KTFGJHBNM
    KTFGJHBNM
    Dokumen4 halaman
    KTFGJHBNM
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • TDRFVC
    TDRFVC
    Dokumen26 halaman
    TDRFVC
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Uterus Usg
    Uterus Usg
    Dokumen8 halaman
    Uterus Usg
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Bedside Teaching
    Bedside Teaching
    Dokumen14 halaman
    Bedside Teaching
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Payudara
    Anatomi Payudara
    Dokumen12 halaman
    Anatomi Payudara
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Referat Faring Laring Refluks
    Referat Faring Laring Refluks
    Dokumen36 halaman
    Referat Faring Laring Refluks
    ekiekieki
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen82 halaman
    Presentation 1
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Cjdeuhdfj
    Cjdeuhdfj
    Dokumen1 halaman
    Cjdeuhdfj
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Ryghbn
    Ryghbn
    Dokumen11 halaman
    Ryghbn
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 5 Rtyghj
    5 Rtyghj
    Dokumen8 halaman
    5 Rtyghj
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Makalah - Syok Septik
    Makalah - Syok Septik
    Dokumen28 halaman
    Makalah - Syok Septik
    Aditya Andriana
    67% (3)
  • Kata Pengantarjkgfysdh
    Kata Pengantarjkgfysdh
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantarjkgfysdh
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Epiglotitis
    Epiglotitis
    Dokumen18 halaman
    Epiglotitis
    tri indriani
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Dokumen15 halaman
    Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Hyperlink
    Hyperlink
    Dokumen10 halaman
    Hyperlink
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Dryfgvjbn
    Dryfgvjbn
    Dokumen9 halaman
    Dryfgvjbn
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Hernia Nukleus Pulposus
    Hernia Nukleus Pulposus
    Dokumen31 halaman
    Hernia Nukleus Pulposus
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • ANTIPSIKOTIK
    ANTIPSIKOTIK
    Dokumen12 halaman
    ANTIPSIKOTIK
    Wulan Firsta Angelina
    0% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen43 halaman
    TB Paru
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Meningitis Devi
    Meningitis Devi
    Dokumen16 halaman
    Meningitis Devi
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Penyakit MYIASIS PDF
    Penyakit MYIASIS PDF
    Dokumen13 halaman
    Penyakit MYIASIS PDF
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Bedside Teaching
    Bedside Teaching
    Dokumen14 halaman
    Bedside Teaching
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Fix
    Lapsus Fix
    Dokumen22 halaman
    Lapsus Fix
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 2016 HPP
    2016 HPP
    Dokumen37 halaman
    2016 HPP
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 2016 HPP
    2016 HPP
    Dokumen3 halaman
    2016 HPP
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Fix
    Lapsus Fix
    Dokumen22 halaman
    Lapsus Fix
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat
  • 2016 HPP
    2016 HPP
    Dokumen3 halaman
    2016 HPP
    Wulan Firsta Angelina
    Belum ada peringkat