Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan
dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering
menyebabkan kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Dalam satu
tahun sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World Health
Organization (WHO), 2013b).

Didapatkan 99% dari seluruh kematian pada anak balita terjadi di negara
berkembang. Sekitar ¾ dari kematian anak terjadi di dua wilayah WHO, yaitu Afrika
dan Asia Tenggara. Kematian balita lebih sering terjadi di daerah pedesaan,
kelompok ekonomi dan pendidikan rendah. Sebanyak ¾ kematian anak umumnya
disebabkan penyakit yang dapat dicegah, seperti kondisi neonatal, pneumonia, diare,
malaria, dan measles (WHO, 2013b).

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti


Indonesia karena memiliki insidensi dan mortalitas yang tinggi. Diperkirakan 20-50
kejadian diare per 100 penduduk setiap tahunnya. Kematian terutama disebabkan
karena penderita mengalami dehidrasi berat. 70-80% penderita adalah mereka yang
berusia balita. Menurut data Departemen Kesehatan, diare merupakan penyakit kedua
di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian anak usia balita setelah radang paru
atau pneumonia (Paramitha, Soprima, & Haryanto, 2010).

Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih
dari biasanya (tiga kali dalam sehari). Penyakit diare sering menyerang bayi dan
balita, apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan dehidrasi yang menyebabkan
kematian.(1) Data terakhir dari Departemen Kesehatan (2002) menunjukkan bahwa

1
diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di
Indonesia setelah radang paru atau pneumonia.

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara


berkembang. Di Indonesia jumlah kematian anak di bawah usia lima tahun telah
berkurang dari 385.000 pada tahun 1990 menjadi 152.000 pada tahun 2012. Namun
lebih dari 400 anak meninggal setiap hari di Indonesia yang disebabkan oleh
pneumonia dan diare.(2) Di Indonesia penyakit diare masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama, dimana insiden diare pada tahun 2000
yaitu sebesar 301 per 1000 penduduk, secara proporsional 55% dari kejadian diare
terjadi pada golongan balita dengan episode diare balita sebesar 1,0-1,5 kali per
tahun.

Pengetahuan yang dimiliki ibu tersebut dilatarbelakangi oleh karakteristik ibu


seperti umur, pendidikan, status bekerja, pendapatan keluarga dan sebagainya. Uraian
latar belakang di atas membuat peneliti tertarik untuk menganalisis apakah ada
hubungan karakteristik dan pengetahuan ibu balita dengan kejadian diare.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian penyakit diare


2. Penyebab penyakit diare
3. Factor risiko penyakit diare
4. Gejala penyakit diare
5. Pencegahan penyakit diare

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari penyakit diare.


2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menyebutkan penyebab dari diare
3. Mahasiswa dapat mengetahui factor risiko penyakit diare
4. Mahasiswa dapat mengetahui gejal diare
5. Mahasiswa dapat mengetahui pencegahan diare

2
1.4 Manfaat

1. mengetahui secara lebih rinci tentang penyakit diare serta dapat


mendiskusikan tentang pengertian,penyebab,gejala dan pencegahan penyakit
diare.
2. mampu menerapkan teori-teori yang di dapat dari akademis, yang kemudian
di aktulisasikan dalam masyarakat

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih
dari biasanya (tiga kali dalam sehari). Penyakit diare sering menyerang bayi dan
balita, apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan dehidrasi yang menyebabkan
kematian.(1) Data terakhir dari Departemen Kesehatan (2002) menunjukkan bahwa
diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di
Indonesia setelah radang paru atau pneumonia.
Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu
mendapat perhatian karena angka morbiditas dan mortilitasnya masih tinggi. Data
dari Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa penyakit diare dari tahun ke tahun masih
menjadi penyebab utama kematian bayi dan balita
di Indonesia (Anggraeni dan Farida, 2011). Di dunia sekitar lima juta anak meninggal
dunia karena diare akut, dimana sebagian besar terjadi di negara berkembang
termasuk Indonesia (Widoyono, 2011). Beberapa survei menunjukkan bahwa diare
masih menjadi penyebab kematian balita (Kemenkes, 2011). Menurut SKRT 2001
menyebutkan angka mortilitas balita mencapai 13%; Studi Mortalitas Dunia 2005
menyebutkan angka mortilitas anak karena diare sebanyak 17%; WHO (Asia) sebesar
15%; dan Riskesdas 2007 menyebutkan angka mortilitas karena diare balita (1–4
tahun) sebesar 25,2% (Kemenkes, 2011).
Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mendorong
terjadinya diare pada balita, faktor tersebut antara lain akibat bakteri, akibat virus,
malabsorbsi, alergi maupun keracunan.(1) Diare pada balita dapat terjadi karena
berbagai sebab, penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh
kuman penyebab. Salah satu penyebab terjadinya diare adalah karena peradangan
usus, seperti kholera, disentri, bakteri, virus dan sebagainya. Sebab lain adalah karena
kekurangan gizi, seperti kemungkinan kurang makan atau kemungkinan kurang

4
protein, juga disebabkan karena keracunan makanan maupun minuman.(1);(8) Faktor
sanitasi lingkungan seperti kepemilikan jamban dan jenis lantai rumah juga
mempunyai hubungan terhadap kejadian diare.

2.2 Penyebab Penyakit Diare


Mikroorganisme seperti bakteri, virus dan protozoadapat menyebabkan diare.
Eschericia coli enterotoksigenic, Shigella sp, Campylobacterjejuni,dan
Cryptosporidium spmerupakan mikroorganisme tersering penyebab diare

2.3 Factor Risiko Terjadinya Penyakit Diare


1. lalat
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Manalu (2012), mengenai hubungan tingkat
kepadatan lalat (Musca domestica) dengan kejadian diare pada anak balita di
pemukiman sekitar TPA . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa angka kepadatan
lalat di rumah balita memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian diare,
Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara kepadatan lalat dengan kejadian diare. Diperoleh proporsi
angka kepadatan lalat yang padat lebih banyak menimbulkan diare dibandingkan
angka kepadatan lalat yang rendah.
Lalat merupakan spesies yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat yaitu
sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan. Vektor adalah arthropoda
yang dapat memindahkan kuman/ patogen penyakit dari sumber infeksi kepada host
yang rentan. Lalat suka hinggap di tempat yang lembab dan kotor misalnya saja
seperti sampah dan tinja. Apabila lalat hinggap di sampah dan/atau tinja kemudian
hinggap di makanan/minuman manusia maka akhirnya manusia yang
memakan/meminum yang sudah dihinggapi lalat dapat berpotensi terkena penyakit
seperti diare. Penelitian lain menyebutkan jika pengendalian lalat tidak berhubungan
dengan kejadian diare.

5
2. Sanitasi Rumah
Keberadaan lalat dapat terjadi karena keadaan higiene dan sanitasi rumah yang
kurang bersih atau kotor. Jika keberadaan lalat di suatu rumah sudah termasuk banyak
atau padat, maka kemungkinan besar lalat akan hinggap dimana saja termasuk
makanan dan minuman yang tidak bertutup yang ada di rumah tersebut, serta akan
terjadinya kontaminasi bakteri penyebab penyakit sistem pencernaan dari lalat
terhadap makanan dan minuman balita sehingga banyak balita yang mengalami diare.
3. Tersedianya Jamban Dalam Rumah
Jamban merupakan salah satu komponen penting yang harus ada disetiap rumah,
jamban digunakan sebagai tempat pembuangan tinja. Memanfaatkan jamban yang
tersedia merupakan salah satu permasalahan yang sering ditemui dimasyarakat.
Perilaku masyarakat yang masih rendah akan pentingnya memanfaatkan jamban yang
tersedia, dapat menyebabkan berbagai masalah muncul salah satunya yaitu masalah
kesehatan.
Sarana pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi
penyebaran penyakit atau tempat berkembang biak lalat dan dapatmeningkat
4. Tersedianya Air Bersih
Air bersih merupakan sumber kehidupan selain sebagai media penularan penyakit
(water brone diseases). Diare merupakan penyakit endemis yang disebabkan bakteri
kalifrom, keberadaan bakteri ini dalam air karena kontaminasi tinja manusia. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kejadian diare antara lain adalah kualitas air bersih secara
mikrobiologi, jenis sarana air bersih, jarak septictank dengan sumber air, tingkat
risiko pencemaran air bersih, jarak tempat sampah dengan sumber air bersih dan jenis
latrine.
5. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu jalan untuk memperoleh pengetahuan. Variabel
pendidikan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu pendidikan ≤ 9
tahun dan > 9 tahun. Kategori pendidikan ≤ 9 tahun yang dimaksud meliputi tidak
sekolah, tamat Sekolah Dasar (SD) dan tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

6
Sementara untuk kategori pendidikan > 9 tahun meliputi tamat Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan tamat Akademi atau Perguruan Tinggi (PT). Kategori tersebut
didasarkan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008
tentang wajib belajar 9 tahun (Depag, 2008). Pendidikan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Dengan adanya pendidikan akan membantu seseorang memperoleh
informasi-informasi baru yang dapat menambah wawasan. Pendidikan juga
merupakan suatu factor yang mempengaruhi seseorang dalam menyerap dan
memahami pengetahuan yang telah diperoleh. Semakin tinggi pendidikan ibu maka
akan lebih mudah menerima pesan-pesan kesehatan dan caracara pencegahan
penyakit yang dialami dalam hal ini penyakit diare dan dehidrasi diare. Serta semakin
banyak informasi yang masuk, maka semakin banyak pula pengetahuan yang
diperoleh, termasuk pengetahuan kesehatan. Program-program kesehatan akan sangat
memerlukan usaha-usaha konkret dan positif agar diperoleh perubahan perilaku yang
sesuai dengan norma-norma kesehatan. Salah satu strategi oleh World Health
Organization (WHO) untuk memperoleh perubahan perilaku tersebut melalui cara
pendidikan atau promosi kesehatan. Pendidikan atau promosi kesehatan yang
dilakukan diawali dengan cara memberikan informasi-informasi kesehatan di mana
akan meningkatkan pengetahuan masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Distribusi ibu
balita menurut pendidikan dalam penelitian ini menggambarkan bahwa pada
kelompok kasus, sebagian besar ibu balita termasuk dalam kategori pendidikan > 9
tahun yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Hasil penelitian tersebut selaras dengan
penelitian Kasman (2004) di Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang Sumatera Barat yang menunjukkan bahwa sebanyak 37,8% ibu balita
berpendidikan terakhir SMA. Namun berbeda dengan hasil penelitian pada kelompok
kontrol, yang menunjukkan bahwa sebagian besar ibu balita termasuk dalam kategori
pendidikan ≤ 9 tahun yaitu sebanyak 16 orang (53,3%).

7
2.4 Gejala Penyakit Diare
Pada tiap penderita, gejala diare berbeda-beda. Beberapa orang mengeluarkan feses
yang sangat encer, sementara beberapa lainnya mengeluarkan feses yang tak terlalu
encer. Berikut ini adalah tanda-tanda atau gejala diare.

1. Pipis kental dan berwarna kuning, frekuensi berkemih kurang dari 4 kali per
hari disertai demam, mata cekung, dan kulit kering
2. Diare tetap bertahan di atas 2 minggu
3. Kembung
4. Demam
5. Feses lembek dan cair
6. Sakit perut
7. Kram perut
8. Mual dan muntah
9. Sakit kepala
10. Kehilangan nafsu makan
11. Haus terus menerus
12. Dehidrasi
13. Darah pada feses
14. Feses yang dihasilkan banyak
15. Terus menerus ke toilet

2.5 Pencegahan Penyakit Diare

Diare merupakan penyakit yang sering menyerang tubuh kita karena kita kurang
menjaga kebersihan, untuk itu penyakit diare bisa kita cegah agar tidak menyerang
tubuh kita. Beberapa hal dan tindakan yang dapat kita lakukan untuk mencegah
penyakit diare yaitu sebagai berikut :

1. Selalu pakai alas kaki

8
Diare sering disebabkan karena kuman atau bakteri yang masuk kedalam tubuh
melalui kulit. Ditempat yang becek atau banyak genangan air sering menjadi tempat
bersarangnya kuman dan bakteri. Bakteri dan kuman dapat masuk kedalam tubuh
melalui kulit kaki yaitu pada pori-pori kulit kita. Untuk mencegah masuknya kuman
atau bakteri penyebab diare maka pakailah alas kaki, apalagi jika kita berada di
tempat-tempat yang rentan terdapat banyak kuman dan bakteri seperti jamban, maka
pakailah alas kaki sebagai usaha cara mencegah diare dan berbagai penyakit yang
masuk.

Alas kaki yang anda pakai pilihlah yang nyaman agar anda bisa melakukan aktivitas
dengan lancar. Apabila musim hujan lebih sering terdapat genangan air di berbagai
tempat sehingga anda harus lebih perhatian dan hati-hati dalam menjaga kesehatan
dan kebersihan tubuh anda.

2. Rajin cuci tangan

Tangan merupakan anggota tubuh kita yang sangat sering melakukan aktivitas
daripada anggota tubuh lainnya. Karena seringnya melakukan aktivitas sehingga lebih
rentan terdapat kuman ataupun bakteri akibat tertempel dari berbagia benda yang kita
pegang seperti memegang buku yang usang, memegang tangga ketika di mall yang
tangga itu telah dipegang oleh banyak orang yang tangannya belum tentu bersih dari
kuman dan bakteri. Untuk itu kita dianjurkan minimal mencuci tangan setelah
melakukan kegiatan, sebelum makan, setelah makan, setelah buang air besar serta
sebelum memegang bayi.

Cuci tangan anda dengan menggunakan sabun agar kuman dan bakteri benar-benar
mati sehingga, tangan anda steril dan bersih dari kuman dan bakteri. Tanamkan
kebiasaan cuci tangan pada diri anda serta pada keluarga anda terutama pada anak-
anak. Kebiasaan mencuci tangan pada anak-anak akan menjadi kebiasaan yang baik

9
untuk menjaga kebersihan serta kesehatan tubuh sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara sehat.

3. Jaga kebersihan lingkungan

Lingkungan tempat kita tinggal dan tempat kita beraktifitas seperti kerja sangat perlu
dijaga kebersihannya. Lingkungan yang bersih akan menjadikan tubuh kita terhindar
dari berbagai penyebab penyakit termasuk penyakit diare. kebersihan lingkungan
mencakup kebersihan rumah, halaman rumah, serta selokan belakang rumah. Selokan
yang mampet dapat menyebabkan mampetnya air sehingga menciptakan genangan air
yang dapat menjadi sarang berbagai bibit penyakit.

Sampah yang ada juga harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan banyak
lalat menghinggapi. Bahaya makanan yang dihinggapi lalat merupakan salah satu
hewan yang dapat menghantarkan bibit penyakit. Bibit penyakit yang dapat
menyebabkan anda sakit perut serta diare jika dikonsumsi.

4. Masak makanan hingga matang

Faktor makanan juga sering menjadi faktor penyebab seseorang mengalami diare.
Makanan yang kita konsumsi harus diperhatikan kebersihannya karena jika makanan
yang kita konsumsi tidak bersih maka kuman atau bakteri yang terdapat pada
makanan dapat ikut masuk kedalam tubuh kita. Selain dengan mencuci makanan yang
akan kita konsumsi, usaha lain yang dapat kita lakukan untuk mencegah kuman
masuk kedalam tubuh kita yaitu dengan cara memasak makanan sampai matang.

Bakteri atau kuman yang menempel di makanan belum tentu hilang atau mati ketika
makanan tersebut dicuci, maka langkah selanjutnya memasaka makanan hingga
matang minimal pada suhu 70 derajat celcius. Kuman akan mati minimal pada suhu

10
tersebut bahkan ada yang belum bisa mati pada suhu tersebut. Makanan yang sangat
perlu dimasak sampai matang yaitu seperti telur, daging, ayam, serta ikan.

5. Simpan makanan di lemari es

Makanan yang masih ada simpanlah di dalam kulkas sehingga aman dari berbagai
bakteri dan kuman. Suhu kulkas yang dingin tidak mampu ditembus kuman atau
bakteri, mereka tidak nyaman berada pada suhu yang rendah. Sebelum makanan akan
dimakan kembali maka panasi terlebih dahulu. bakteri dan kuman juga tidak bisa
berada di suhu yang tinggi sehingga jika makanan dipanasi atau dimasak pada suhu
yang tinggi akan mematikan kuman dan bakteri yang menempel pada makanan.

Langkah ini dilakukan agar makanan yang kita konsumsi selain enak juga sehat
sehingga masuk ke dalam tubuh kita bisa menjaga sumber tenaga bukan sumber
penyakit. Makanan yang masuk kedalam tubuh kita tetapi tidak steril maka dapat
menjadikan sumber penyakit. Maka kita harus sangat berhati-hati dengan makanan
yang akan kita konsumsi.

6. Konsumsi air yang matang

Air merupakan sumber kehidupan bagi kita. Air mempunyai manfaat sangat banyak
untuk kehidupan dan tubuh kita. Tetapi hati-hati dalam menggunakan air karena jika
kita tidak jeli didalam air banyak terdapat kuman atau bakteri jika air tidak dimasak,
dipanaskan dengan sinar matahari ataupun dengan proses kloronasi. Jika kita akan
mengkonsumsi air baik itu untuk diminum atau dicampurkan kedalam makanan yang
akan kita konsumsi maka pakailah air yang sudah matang. Ketika air dimasak sampai
suhu 100 derajat maka akan mendidih, tetapi yang lebih penting bukan proses
mendidihnya melainkan kuman yang terdapat pada air mati jika dimasak dalam suhu
yang tinggi

11
7. Konsumsi makanan dengan nutrisi yang cukup

Kita mengkonsumsi makanan jangan hanya memenuhi kekenyangan perut saja, tetapi
kita sangat perlu memperhatikan kebutuhan nutrisi yang ada didalam makanan.
Makanan yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi bukan berati makanan tersebut
harus mahal. Banyak makanan dengan kandungan nutrisi tinggi tetapi bisa didapatkan
dengan harga yang terjangkau. apalagi jika kita mau dan rajin menanam berbagai
jenis sayuran dan buah maka akan lebih murah dan hemat.

Makanan yang mahal terkadang malah merupakan makanan yang kurang sehat yaitu
makanan yang mengandung banyak pengawet, perasa, serta pewarna. Kita harus
pintar dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi jangan hanya enak tetapi
juga pilih yang mempunyai nutrisi tinggi. Makanan yang mengandung nutrisi tinggi
seperti vitamin, mineral, protein serta air akan menjaga stamina dan daya tahan tubuh
sehingga terlindungi dari berbagai infeksi penyakit dan terjauhkan dari penyakit
diare.

8. Olahraga secara teratur

Tubuh kita perlu melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran.
Manfaat olahraga akan menjadikan sistem organ-organ didalam tubuh kembali
bekerja normal. Lakukan olahraga secara teratur seminggu sekali agar kesehatan anda
tetap terjaga. Dengan berolahraga racun-racun yang ada didalam tubuh dapat
keluar melalui keringat. Olahraga juga dapat menjaga keseimbangan pada tubuh
sehingga tubuh dapat bekerja dengan normal. Olahraga tidak harus dengan
melakukan aktivitas berat tetapi lakukanlah olahraga yang ringan saja seperti joging
ini akan sangat membantu tubuh anda untuk menyeimbangkan kerja organ-organ
didalam tubuh.

12
9. Jangan memasak dengan mencampur makanan matang dan mentah

Memasak atau memotong makanan yang sudah matang dengan yang masih mentah
dengan bersama dan memakai alat yang sama ini dapat membahayakan karena dapat
menyebabkan kontaminasi silang. Maka masaklah secara sendiri-sendiri dan dengan
menggunakan alat masak yang berbeda. Kontominasi silang ini dapat memicu
terjadinya diare. Jika ingin mencampur maka makanan yang mentah masaklah hingga
matang baru dihangatkan kembali bersama makanan yang telah masak.

10. Perhatikan tanggal kadaluwarsa pada makanan

Jika kita membeli makanan kemasan, kita harus teliti dan jeli. Perhatikan tanggal
kadaluarsa yang ada di bungkus makanan. Makanan yang kadaluarsa dapat
menyebabkan pencernaan kita terganggu sehingga diare. Makanan yang kadaluarsa
mengandung racun-racun karena sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

11. Jangan terlalu banyak mengkonsumsi cabai

Seseorang dengan daya tahan tubuh yang rendah ketika mengkonsumsi cabe terlalu
banyak dapat menyebabkan diare, maka untuk mencegahnya jangan mengkonsumsi
cabe terlalu banyak. kenali terlebih dahulu diri anda, apakah termasuk kekebalan
tubuhnya tinggi atau rendah jika rendah maka hati-hati dengan makanan yang pedas.
Makanan yang pedas sebenarnya tidak hanya karena mengandung cabai yang banyak
tetapi juga bisa karena mengandung merica atau jahe. Sesuatu yang berlebihan
memang tidak,maka konsumsilah apapun dengan kadar yang normal demi kesehatan
tubuh anda.

12. Perhatikan kebersihan alat masak

Selain menjaga kebersihan makanan yang akan dimasak, maka anda juga harus
menjaga kebersihan alat yang digunakan untuk memasak. Bersihkanlah alat memasak

13
dengan sabun yang mengandung antiseptik sehingga terhindar dari bakteri ataupun
kuman yang dapat menjadi bibit penyakit. Setelah selesai masaksebaiknya langsung
bersihkan alat masak agar ketika kita kan menggunakannya kembali maka sudah
dalam keadaan bersih.

13. Cuci sayuran dan buah sebelum dikonsumsi

Sayuran atau buah yang baru dibeli atau dipetik tentu ada kuman atau bakteri yang
menempel. Cucilah terlebih dahulu sayuran atau buah yang akan dikonsumsi.
Mencuci buah dengan menggunakan sabun pencuci buah yang sekarang telah banyak
produknya lebih bagus agar kuman atau bakteri bisa tuntas mati. Buah atau sayuran
yang baru dipetik juga kemungkinan terdapat kuman atau bakteri jadi cuci dengan
bersih terlebih dahulu sebelum mengkonsumsinya.

14. Pengolahan sampah yang baik

Sampah yang ada harus diolah dengan baik. Pisahkan antara sampah organik dan non
organik. Sampah organik akan lebih mudah terurai sehingga dapat ditimbun
sementara sampah non organik sangat susah terurai sehingga dibakar agar habis.
Pembuangan sampah organik harus di tempat sampah dan jangan dibiarkan teralu
lama karena dapat memicu lalat hinggap kesitu dan lalat akan menularkan bibit
penyakit yang ada disampah dengan hinggap ke makanan yang tidak ditutup.

15. Membuang air besar dan air kecil ditempatnya

Lakukanlah segala aktivitas sesuia dengan aturan yang ada, jika kita buang air besar
atau air kecil pastikan masuk kedalam lubang jamban atau septitang agar tidak
memicu kuman dan bakteri berkembang di kotoran manusia tersebut. Jika anda
mempunyai anak kecil, maka ajarkan dengan baik cara buang air besar atau air kecil
pada anak sehingga anak paham dengan cara yang benar.

14
16. Menutup makanan

Makanan yang belum habis dimakan, maka jagan dibiarkan tanpa ditutup. Tutuplah
makanan yang belum habis dimakan. Makanan yang tidak ditutup lebih berisiko
dihinggapi lalat yang dapat membawa kuman bibit penyakit, ketika dimakan maka
bibit penyakit tersebut akan ikut masuk kedalam perut kita sehingga seringkali
menyebabkan diare serta penyakit perut lainnya. Makanan yang dittutup akan lebih
aman juga dari berbagai bahaya bibit penyakit seperti debu.

17. Istirahat yang cukup

Selain melakukan beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk menghindari atau
mencegah diare maka anda perlu istiraht cukup. Oarang yang kurang istrahat akan
lebih mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuh akan melemah. Atur pola
istirahat anda, waktu anda jangan digunakan untuk begadang karena begadang yang
tidak bermanfaat hanya akan merugikan kesehatan anda. Istirahat yang cukup yaitu 8
jam sehari semalam.terlalu banyak tidur juga tidak baik untuk kesehatan jadi
istirahatlah dengan waktu yang cukup jangan kekurangan atau kelebihan.

18. Perhatikan kebersihan piring dan gelas yang dipakai

Ketika kita makan, makanan yang kita makan sehat dan steril dari kuman atau bakteri
tetapi piring atau gelas serta sendok yang kita pakai terdapat kuman atau bakteri maka
tetap berbahaya untuk kesehatan tubuh. Kuman atau bakteri yang terdapat pada alat
makan akan ikut masuk kedalam tubuh melalui makanan. Cara mencegah diare
dengan mencuci bersih alat makan yang kita gunakan untuk makan. Jangan berikan
kesempatan pada kuman atau bakteri masuk kedalam tubuh kita.

15
19. Perhatikan kondisi perut

Anda pasti paham dengan kondisi perut anda sendiri. Jika perut merasa tidak nyaman
maka jangan mengkonsumsi makanan yang dapat memicu terserang diare seperti
makanan yang pedas, bersantan atau yang mengandung asam tinggi. Kondisi perut
yang kosong terus langsung diisi dengan makanan yang kurang sehat seperti makanan
yang mengandung lemak, pengawet, perasa serta pengawet juga tidak baik. Biasakan
sarapan dengan makanan yang sehat serta tidak banyak mengandung banyak
pengawet. Biasakan sarapan sebelum jam 9 pagi karena sarapan merupakan modal
tubuh anda dalam mengumpulkan tenaga untuk melakukan berbagai aktifitas dari
pagi sampai siang hari. Sarapan jauh lebih penting dari makan siang.

20. Hindari membeli makanan di pinggir jalan

Makanan yang dijual dipinggir jalan seringkali menggoda kita ketika kita melewati
jalan dalam sebiah perjalanan. Jika anda ingin membeli makanan yang ada dipinggir
jalan maka perhatikan makanannya terjaga kebersihannya atau tidak, ditutup atau
tidak, terkena debu atau tidak. Makanan yang terjual di pinggir jalan tanpa ditutup
maka terkena polusi atau[un debu yang dapat menyebabkan sakit perut serta dapat
menyebabkan sakit diare.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih
dari biasanya (tiga kali dalam sehari). Beberapa penyebab dari penyakit diare adalah
Eschericia coli enterotoksigenic, Shigella sp, Campylobacterjejuni,dan
Cryptosporidium sp.

Factor risiko penyakit diare adalah lalat, sanitasi rumah, tersedianya jamban dalam
rumah, tersedianya air bersih, dan tingkat pendidikan/pengetahuan

Gejala penyakit diare diantaranya : Pipis kental dan berwarna kuning, frekuensi
berkemih kurang dari 4 kali per hari disertai demam, mata cekung, dan kulit kering

Diare tetap bertahan di atas 2 minggu,Kembung,Demam,Feses lembek dan


cair,Sakit,perut,Kram perut,Mual dan muntah,Sakit kepala,Kehilangan nafsu
makan,Haus terus menerus,Dehidrasi ,Feses yang dihasilkan banyak,Terus menerus
ke toilet.

Pencegahan penyakit diare yaitu :


Selalu pakai alas kaki, rajin cuci tangan, jaga kebersihan lingkungan, Masak
makanan hingga matang, Simpan makanan di lemari es, Konsumsi air yang matang,
Konsumsi makanan dengan nutrisi yang cukup, Olahraga secara teratur dan lain-lain.

3.2 Saran

Berdasarkan pemaparan materi diatas, maka dianggap perlu untuk membahas


mengenai persoalan penyakit diare sebagai penyumbang penyebab kematian anak,

17
sehingga semua pihak dapat mengupayakan strategi dalam rangka mengurangi
kematian akibat diare demi peningkatan kualitas hidup.

18
Daftar pustaka

Nurul Utami,dkk,2016, Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada


Anak,lampung, FakultasKedokteran, Universitas Lampung, Volume 5 Nomor 4

Fatmawati,dkk,2007, Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Anak Usia 3-6


Tahun di TK Raudhatul Athfal Alauddin Makassar,makasar,Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Alauddin,Volume 1 Nomor 1

Christy Meivi Yusinta,2014, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dehidrasi


Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijudan, Surabaya, Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Vol. 2, No. 3

Susana Surya Sukut,dkk,2015,Faktor Kejadian Diare Pada Balita Dengan


Pendekatan Teori Nola J. Pender Di Igd Rsud Ruteng,Surabaya, Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga, Vol. 3 No. 2

Hanif,dkk,2011,Faktor Risiko Diare Akut pada Balita,Yogyakarta,Dinas Kesehatan,


Vol. 27, No. 1

Nurfita Desi,2017,Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada


Balita di Puskesmas Bulu Lor Kota Semarang,Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan,
Volume 11, Issue 2,

Purna I Nyoman,Dkk,2014,Factor-Factor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Diare Pada Balita Yang Berobat Ke Badan Rumah Sakit Umum
Tabanan,Denpasar,Poltekes Denpsar,Volume 4, Nomor 2

19

Anda mungkin juga menyukai