Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan


oleh virus dengue yang mengakibatkan demam akut. DBD adalah salah satu
manifestasi simptomatik dari infeksi virus dengue. Penyakit DBD adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas,
lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie,
purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hepatomegali,
trombositopeni, dan kesadaran menurun atau renjatan.

Demam Dengue (DD) dan DBD disebabkan virus dengue yang termasuk
kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai
genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu ; DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody
terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap
serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang
memadai terhadap serotype lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis
dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya.

Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di


Indonesia. Di Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975
di beberapa rumah sakit, di mana hasil pengamatan menunjukkan bahwa keempat
serotype ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN- 3 merupakan
serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak menunjukkan manifestasi klinis yang
berat.
1.2 Epidemiologi

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan


oleh virus dengue dan mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yang bervariasi
antara yang paling ringan, demam dengue (DD), DBD dan demam dengue yang
disertai renjatan atau dengue shock syndrome (DSS) (WHO, 2009 ) ; ditularkan
nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus yang terinfeksi.( Supartha 2008 ) Host
alami DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang termasuk ke dalam
famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2,
Den3 dan Den-4.( Kurane 2007 ) Dalam 50 tahun terakhir, kasus DBD meningkat 30
kali lipat dengan peningkatan ekspansi geografis ke Negara negara baru dan, dalam
dekade ini, dari kota ke lokasi pedesaan.(WHO 2009)

Penderitanya banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan


subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, Amerika dan Karibia.( Kurane,
2007) Virus dengue dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 100 negara, terutama di
daerah perkotaan yang berpenduduk padat dan pemukiman di Brazil dan bagian lain
Amerika Selatan, Karibia, Asia Tenggara, dan India. Jumlah orang yang terinfeksi
diperkirakan sekitar 50 sampai 100 juta orang, setengahnya dirawat di rumah sakit
dan mengakibatkan 22.000 kematian setiap tahun; diperkirakan 2,5 miliar orang atau
hampir 40 persen populasi dunia, tinggal di daerah endemis DBD yang
memungkinkan terinfeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk setempat.( Knowlton
2009 )

Jumlah kasus DBD tidak pernah menurun di beberapa daerah tropik dan
subtropik bahkan cenderung terus meningkat dan banyak menimbulkan kematian
pada anak (Novriani 2002) 90% di antaranya menyerang anak di bawah 15 tahun.13
Di Indonesia, setiap tahunnya selalu terjadi KLB di beberapa provinsi, yang terbesar
terjadi tahun 1998 dan 2004 dengan jumlah penderita 79.480 orang dengan kematian
sebanyak 800 orang lebih.( Kusriastuti 2005) Pada tahun-tahun berikutnya jumlah
kasus terus naik tapi jumlah kematian turun secara bermakna dibandingkan tahun
2004. Misalnya jumlah kasus tahun 2008 sebanyak 137.469 orang dengan kematian
1.187 orang atau case fatality rate (CFR) 0,86% serta kasus tahun 2009 sebanyak
154.855 orang dengan kematian 1.384 orang atau CFR 0,89%. (Kusriastuti 2010)

Penularan virus dengue terjadi melalui gigitan nyamuk yang termasuk


subgenus Stegomya yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus sebagai vektor
primer dan Ae. polynesiensis, Ae.scutellaris serta Ae (Finlaya) niveus sebagai vektor
sekunder, selain itu juga terjadi penularan transexsual dari nyamuk jantan ke nyamuk
betina melalui perkawinan serta penularan negara baru dan, dalam dekade ini, dari
kota ke lokasi pedesaan. (WHO 2009) Penderitanya banyak ditemukan di sebagian
besar wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah,
Amerika dan Karibia.( Kurane 2007 )

Virus dengue dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 100 negara, terutama di
daerah perkotaan yang berpenduduk padat dan pemukiman di Brazil dan bagian lain
Amerika Selatan, Karibia, Asia Tenggara, dan India. Jumlah orang yang terinfeksi
diperkirakan sekitar 50 sampai 100 juta orang, setengahnya dirawat di rumah sakit
dan mengakibatkan 22.000 kematian setiap tahun; diperkirakan 2,5 miliar orang atau
hampir 40 persen populasi dunia, tinggal di daerah endemis DBD yang
memungkinkan terinfeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk setempat.Jumlah
kasus DBD tidak pernah menurun di beberapa daerah tropik dan subtropik bahkan
cenderung terus meningkat12 dan banyak menimbulkan kematian pada anak8 90% di
antaranya menyerang anak di bawah 15 tahun.13

Di Indonesia, setiap tahunnya selalu terjadi KLB di beberapa provinsi, yang


terbesar terjadi tahun 1998 dan 2004 dengan jumlah penderita 79.480 orang dengan
kematian sebanyak 800 orang lebih.14 Pada tahun-tahun berikutnya jumlah kasus
terus naik tapi jumlah kematian turun secara bermakna dibandingkan tahun 2004.
Misalnya jumlah kasus tahun 2008 sebanyak 137.469 orang dengan kematian 1.187
orang atau case fatality rate (CFR) 0,86% serta kasus tahun 2009 sebanyak 154.855
orang dengan kematian 1.384 orang atau CFR 0,89%. (Kusriastuti 2010)

Penularan virus dengue terjadi melalui gigitan nyamuk yang termasuk


subgenus Stegomya yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus sebagai vektor
primer dan Ae. polynesiensis, Ae.scutellaris serta Ae (Finlaya) niveus sebagai vektor
sekunderselain itu juga terjadi penularan transexsual dari nyamuk jantan ke nyamuk
betina melalui perkawinan serta penularan transovarial dari induk nyamuk ke
keturunannya.( Josi 2001 )

Ada juga penularan virus dengue melalui transfusi darah seperti terjadi di
Singapura pada tahun 2007 yang berasal dari penderita asimptomati. Dari beberapa
cara penularan virus dengue, yang paling tinggi adalah penularan melalui gigitan
nyamuk Ae. aegypti.( Gubler 2003 ) Masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh
nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari, sedangkan inkubasi intrinsik (dalam tubuh
manusia) berkisar antara 4-6 hari dan diikuti dengan respon imun. (Kristina 2004)

Munculnya kejadian DBD, dikarenakan penyebab majemuk, artinya


munculnya kesakitan karena berbagai faktor yang saling berinteraksi, diantaranya
agent (virus dengue), host yang rentan serta lingkungan yang memungkinan tumbuh
dan berkembang biaknya nyamuk Aedes spp Selain itu, juga dipengaruhi faktor
predisposisi diantaranya kepadatan dan mobilitas penduduk, kualitas perumahan,
jarak antar rumah, pendidikan, pekerjaan, sikap hidup, golongan umur, suku bangsa,
kerentanan terhadap penyakit, dan lainnya (Sari 2004 )

1.3 Faktor penyebab

1.4 Faktor risiko

Salah satu faktor risiko penularan DBD adalah pertumbuhan penduduk perkotaan
yang cepat, mobilisasi penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana
transportasi dan terganggu atau melemahnya pengendalian populasi sehingga
memungkin terjadinya KLB.Faktor risiko lainnya adalah kemiskinan yang
mengakibatkan orang tidak mempunyai kemampuan untuk menyediakan rumah yang
layak dan sehat, pasokan air minum dan pembuangan sampah yang benar. Tetapi di
lain pihak, DBD juga bisa menyerang penduduk yang lebih makmur terutama yang
biasa bepergian. Dari penelitian di Pekanbaru Provinsi Riau, diketahui faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian DBD adalah pendidikan dan pekerjaan masyarakat,
jarak antar rumah, keberadaan tempat penampungan air, keberadaan tanaman hias
dan pekarangan serta mobilisai penduduk; sedangkan tata letak rumah dan
keberadaan jentik tidak menjadi faktor risiko. (Roose 2008)

Faktor risiko yang menyebabkan munculnya antibodi IgM anti dengue yang
merupakan reaksi infesksi primer, berdasarkan hasil penelitian di wilayah Amazon
Brasil adalah jenis kelamin laki-laki, kemiskinan, dan migrasi. Sedangkan faktor
risiko terjadinya infeksi sekunder yang menyebabkan DBD adalah jenis kelamin
lakilaki, riwayat pernah terkena DBD pada periode sebelumnya serta migrasi ke
daerah perkotaan. (Silva 2008)

1.5 Tanda dan gejala

Infeksi virus dengue tergantung dari faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi virus. Dengan demikian infeksi
virus dengue dapat menyebabkan keadaan yang bermacam-macam, mulai dari tanpa
gejala (asimtomatik), demam ringan yang tidak spesifik (undifferentiated febrile
illness), Demam Dengue, atau bentuk yang lebih berat yaitu Demam Berdarah
Dengue (DBD) dan Dengue Syok Syndrome (DSS)

Masa tunas atau inkubasi selama 3-15 hari sejak seseorang terserang virus dengue,
Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah
sebagai berikut:
Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38-400 C).
1. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik
(puspura) perdarahan.
Adanya bentuk perdarahan di kelopak mata bagian dalam
(konjungtiva), Mimisan (Epitaksis),
2. Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah
(Melena), dan lain-lainnya.
3. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
4. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
5. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3-7 terjadi penurunan
trombosit di bawah 100.000 /mm3 (Trombositopenia), terjadi peningkatan
nilai Hematokrit di atas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
6. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah,
penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan
sakit kepala.
7. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
8. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal atau sakit pada
persendian.
9. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah

Masa inkubasi 4-6 hari (rentang 3-14 hari). Setelahnya akan timbul gejala prodromal
yang tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri tulang belakang, dan perasaan lelah. Tanda
khas dari Demam berdarah ialah peningkatan
1. suhu mendadak (suhu pada umumnya antara 39- 400C, bersifat bifasik,
menetap antara 5-7 hari)
2. kadang disertai menggigil, nyeri kepala, muka kemerahan.
3. Dalam 24 jam terasa nyeri retroorbita terutama pada pergerakan mata atau bila
bola mata ditekan, fotofobia, dan nyeri otot serta sendi.
4. Pada awal fase demam terdapat ruam yang tampak di muka, leher, dada.
5. Akhir fase demam (hari ke-3 atau ke-4) ruam berbentuk makulopapular
atau skarlatina. Pada fase konvalesens suhu turun dan timbul petechie yang
menyeluruh pada kaki dan tangan. Perdarahan kulit terbanyak adalah uji
Turniket positif dengan atau tanpa petechie.
1.6 Cara pencegahan

Anda mungkin juga menyukai