Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH NEOROBEHAVIOR

Kejang Pada Anak Dan Dewasa

Disusun Oleh : Kelompok 6


Nama Anggota Kelompok :
- Syane C Lumalessil
- Marlike Akihary
- Nurhayati
- Mariatul Usemahu
- Raufan Soamolle
- Rosnawati

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PASAPUA
AMBON 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan anugerahnya maka Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu dalam pembuatan tugas ini.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan untuk
itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan agar dapat diperbaiki
di kemudian hari. Kiranya tugas ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Akhir kata tiada gading yang tak retak demikian juga pula dengan tugas ini
masih jauh dari kesempurnaan.
Terima Kasih.

Wayari Suli, 16 November 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejang adalah suatu kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan relaksasi secara cepat dan
berulang, oleh karena abnormalitas sementara dari aktivitas elektrik di otak, dapat karena kelainan
intracranial, ekstrakranial atau metabolic.

Semua gerakan kita dikendalikan oleh otak yang mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf
ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami gangguan atau terjadi keabnormalan, otot-otot tubuh dapat
berkontraksi secara tidak terkendali. Itulah yang terjadi saat tubuh mengalami kejang.

Tiap orang mengalami gejala kejang yang berbeda-beda. Perbedaan ini umumnya tergantung
pada bagian otak yang mengalami gangguan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Kejang pada anak dan orang dewasa?
2. Ciri-ciri kejang anak dan orang dewasa?
3. Cara mengatasi Kejang Pada Anak dan dewasa?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Kejang pada anak dan orang dewasa?
2. Mengetahui Ciri-ciri kejang anak dan orang dewasa?
3. Mengetahui Cara mengatasi Kejang Pada Anak dan dewasa?
BAB II

PEMBAHASAN

Penanganan Kejang Pada Orang Dewasa

Kejang adalah suatu kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan relaksasi secara cepat dan
berulang, oleh karena abnormalitas sementara dari aktivitas elektrik di otak, dapat karena kelainan
intracranial, ekstrakranial atau metabolic. Semua gerakan kita dikendalikan oleh otak yang
mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami gangguan atau
terjadi keabnormalan, otot-otot tubuh dapat berkontraksi secara tidak terkendali. Itulah yang terjadi
saat tubuh mengalami kejang. Tiap orang mengalami gejala kejang yang berbeda-beda. Perbedaan
ini umumnya tergantung pada bagian otak yang mengalami gangguan.

 Ciri-ciri Kejang Pada Anak

1. Bola mata melihat ke atas kening.

2. Kedua tangan dan kaki menjadi kaku dan disertai gerakan kejut.

3. Gigi antara rahang bawah dan atas terkatup.

4. Kadang-kadang disertai dengan muntah dan nafas terhenti sejenak.

5. Apabila sudah parah biasanya disertai dengan tidak sadarkan diri.

6. Kejang yang terjadi biasanya hanya selama 5 menit, namun jika terjadi lebih lama dari 15
menit maka sudah termasuk membahayakan sebab dapat menyebabkan kerusakan pada
otak.
 Cara Mengatasi Kejang-kejang Pada Anak

1. Jangan Panik, pindahkan anak ke tempat yang aman seperti kasur dan lantai dan jauh dari
benda-benda yang berbahaya.

2. Segera longgarkan pakaiannya dan lepas semua yang menghambat saluran pernafasan sang
anak.

3. Miringkan tubuhnya karena umumnya akan mengeluarkan air liur dari mulut yang diakibatkan
produksi air liur berlebih sebab syaraf yang mengatur kelenjar air liur tidak terkontrol lagi.
Hal ini bertujuan agar cairan langsung keluar sehingga tidak menggenang di mulut dan
menghambat saluran pernafasan.

4. Kompres dengan kain yang telah direndam dengan air hangat dan hindari menggunakan air
dingin apalagi air es sebab dapat menyebabkan benturan karena perbedaan suhu yang
signifikan dan tentunya ini tidak baik.

5. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut sang anak selama kejang berlangsung termasuk
memberinya obat-obatan.

6. Gunakan obat penghilang kejang yang disarankan oleh dokter. Obat ini diberikan kepada anak
melalui anus. Obat penghilang kejang yang beredar di pasaran adalah Stesolid.

7. Segera bawa anak ke rumah sakit terdekat. Hal ini bertujuan agar otak tidak terlalu lama tidak
mendapat oksigen karena dapat mengganggu otak sang anak.

 Pencegahan Kejang-kejang Pada Anak

Kejang-kejang pada anak merupakan hal yang tidak baik sebab dapat merusak sel otak pada
anak. Oleh karena itu kita harus melakukan pencegahan sebab jika anak sekali mengalami kejang
maka ada kemungkinan akan terulang kembali.

1. Segera beri obat penurun panas jika anak terasa mulai mengalami demam. Perbandingan
obat yang bisa anda berikan adalah 10 miligram per 1 kg berat anak. Sebagai acuan, satu
sendok takar sirup adalah 100 miligram.
2. Segera kompres menggunakan air hangat, jangan air dingin. panas anak akan mulai
menurun.

3. Hal yang paling penting adalah menjaga agar suhu badan anak tidak melebihi 37.5 derajat
Celcius, sebab jika telah mencapai 38 derajat atau lebih maka kemungkinan besar bisa
terjadi kejang. Jadi harus sang anak harus selalu dalam pengawasan anda.

Agar penanganannya lebih profesional sebaiknya periksakan anak anda ke dokter.

 Ciri-ciri Kejang Pada Orang Dewasa

Tiap orang mengalami gejala kejang yang berbeda-beda. Perbedaan ini umumnya tergantung
pada bagian otak yang mengalami gangguan. Beberapa gejala yang dapat muncul secara tiba-tiba
meliputi:

1. Kehilangan kesadaran untuk sesaat dan merasa bingung ketika sadar karena tidak ingat apa
yang terjadi.

2. Perubahan gerakan bola mata.

3. Mengiler atau mulut berbusa.

4. Perubahan suasana hati, misalnya mendadak marah atau panik.

5. Gemetaran di seluruh tubuh.

6. Tiba-tiba jatuh.

7. Mulut terasa pahit atau ada sensasi rasa logam pada mulut.

8. Kejang otot yang disertai gerakan-gerakan ritmis pada lengan dan kaki.

Sebagian penderita kejang kadang-kadang juga mengalami sensasi aura, yaitu indikasi peringatan
sebelum terjadi kejang. Tanda-tanda ini dapat berupa kejanggalan yang dirasakan pada tubuh,
mencium aroma tertentu, atau mengecap rasa tertentu.
Pada lain sisi, terdapat sebagian penderita yang hanya mengalami tangan gemetar dan tanpa
kehilangan kesadaran. Bahkan terkadang ada yang kehilangan kesadaran dan terlihat seperti
bengong untuk sesaat, tapi tanpa mengalami gemetaran. Itulah kenapa kondisi kejang-kejang
kadang sulit terdeteksi.

Durasi kejang juga tidak sama pada tiap penderita. Ada yang mengalaminya selama beberapa detik
atau beberapa menit. Yang terpenting segera bawa penderita ke rumah sakit untuk menjalani
penanganan darurat, terutama jika:

1. Ini adalah kejang pertama yang dialami penderita.

2. Penderita tidak sadarkan diri selama lebih dari 10 menit.

3. Durasi kejang melebihi lima menit.

4. Kejang kembali terulang.

 Penyebab Kejang Pada Orang Dewasa

Penyebab utama kejang adalah adanya gangguan pada aktivitas sinyal listrik dalam otak.
Sekitar satu dari sepuluh orang yang mengalami kejang memiliki kondisi medis tertentu. Kejang
pada usia dewasa dapat disebabkan karna stroke, cedera kepala, infeksi otak, ketidakseimbangan
elektrolit/ion tubuh, atau kondisi metabolic seperti gangguan ginjal, hati, dan sebagainya.

Pemicu utama gejala ini adalah epilepsi, tapi masih ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat
menyebabkan gejala ini. Di antaranya:

1. Akibat cedera, misalnya luka di kepala.

2. Pengaruh kondisi kesehatan tertentu, seperti demam (terutama pada anak-anak), gula darah
yang rendah, meningitis, eklamsia, atau stroke.

3. Pengaruh obat-obatan, misalnya tramadol atau baclofen.

4. Pola hidup yang buruk, misalnya terlalu banyak mengonsumsi minuman keras atau obat-
obatan terlarang. Gejala putus obat atau alkohol dapat memicu kejang.
5. Racun akibat gigitan hewan, misalnya ular.

 Cara Mengatasi Kejang-Kejang Pada Orang Dewasa

Hampir semua penderita kejang akan sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan khusus.
Tetapi selama mengalami reaksi otot yang tidak terkendali, penderita mungkin saja dapat terluka.
Tujuan utama penanganan kejang adalah untuk mencegah cidera pada penderitanya. Beberapa
langkah sederhana yang bisa diambil meliputi:

1. Baringkan penderita agar tidak jatuh, tapi jangan memindahkannya.

2. Letakkan alas yang empuk di bawah kepala penderita, misalnya bantal atau jaket, jika
memungkinkan.

3. Jangan memasukkan sesuatu dalam mulut penderita, misalnya sendok atau jari.

4. Jauhkan benda-benda berbahaya dari penderita, misalnya benda tajam.

5. Jangan memakai kekerasan untuk menahan gerakan penderita.

6. Longgarkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher penderita.

7. Miringkan kepala penderita. Posisi ini akan mencegah penderita untuk menelan muntahnya
jika dia muntah.

8. Hindari menyuapi penderita dengan apa pun sebelum kejang berhenti dan sepenuhnya
sadar.

9. Temani penderita sampai kejangnya berhenti atau sampai petugas medis datang.

Setelah kejang berhenti, pastikan Anda memeriksa pernapasan penderita, memberikan napas
buatan jika dibutuhkan, memantau tanda-tanda vital penderita (misalnya detak jantung), serta
mencatat durasi kejang yang terjadi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

1. Graves RC, Oehler K, Tingle LE. Febrile Seizures: Risks, Evaluation, and Prognosis.
American Academy of Family Physicians [Internet]. 2012 [cited 2013 Nov 5]. Available from:
www.aafp.org/afp.
2. French JA. Febrile seizures: Possible outcomes. Neurology ® [Internet]. 2012 [cited 2013 Nov
5];79;e80-e82. Available from: http://www.neurology.org/content/79/9/e80.full.html.
3. Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF.Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007.
4. Greydanus DE, Feinberg AN, Patel DR, Homnick DN (eds).Pediaric Diagnostic
Examination.McGraw-Hills; 2008.
5. Miall L, Rudolf M, Levene M. Paediatrics at a Glance.Blackwell Science; 2003.
6. Klein NP, Fireman B, Yih WK, Lewis E, Kulldorff M, Ray P, et al. Measles-Mumps-Rubella-
Varicella Combination Vaccine and the Risk of Febrile Seizures. Pediatrics, the official
journal of the American Academy of Pediatrics [Internet]. 2010 [cited 2013 Nov 5]; 126; el.
Available from: http://pediatrics.aappublications.org/content/126/1/e1.full.html.
7. Blahd WH. Rectal, Ear, Oral, and Axillary Temperature Comparison. WebMD. 2011 April
14. [cited 2013 November 12]. Available from : http://www.webmd.com/parenting/rectal-
ear-oral-and-axillary-temperature-comparison

Anda mungkin juga menyukai