Anda di halaman 1dari 37

WAHAM

KELOMPOK 2 :
1. Dita setyaningsih (1081150
2. Septiyaningsih (1081150
3. Sheina (1081150
4. Diyah apriningsih (108115021)
5. Nuhrowi (108115007)
DEFINISI WAHAM

 Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien

yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak

dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari

pemikiranklien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011).


KLASIFIKASI WAHAM

Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja


(2011) yaitu :

1. Waham kebesaran

2. Waham agama

3. Waham curiga

4. Waham somatik

5. Waham nihlistik
ETIOLOGI
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak Menurut
Kusumawati, (2010) yaitu :

1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan menilik
terganggu.

2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons


terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan tubuh) dan perilaku
verbal (penampilan hubungan sosial).

3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.

4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek, ambivalen,


autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.

5. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.


RENTANG RESPON NEUROBIOLOGI
Tanda dan Gejala

Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :

 Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak
makan, tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan
ketakutan, gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak
sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari orang lain,
mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan kegiatan
keagamaan secara berlebihan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN WAHAM
A. Pengkajian
1. Faktor predisposisi
a. Biologi
Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana abnormalitas otak yang menyebabkan
respon neurologis yang maladaptif yang barumulai dipahami, ini termasuk hal-hal berikut :
1. Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak yang luas dan
dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada area frontal, temporal dan limbik paling
berhubungan dengan perilaku psikotik.
2. Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil penelitian sangat menunjukkan
hal-hal berikut ini :
a. Dopamin neurotransmitter yang berlebihan
b. Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain.
c. Masalah-masalah pada sistem respon dopamin
b. Psikologi

Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang maladaptif


belum didukung oleh penelitian. Sayangnya teori psikologik terdahulu
menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan
kurangnya rasa percaya (keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional).

c. Sosial budaya

Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan


gangguan psikotik tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama
gangguan.Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham (Direja, 2011).
2. Faktor Presipitasi

a. Biologi

Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang maladaptif termasuk:

1. Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi

2. Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan


ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.

b. Stres Lingkungan

Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c. Pemicu Gejala

Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering menunjukkan episode baru suatu
penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respon neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan
kesehatan. Lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).
B. Pohon Masalah
C. Diagnosa Keperawatan

1. Perilaku kekerasan 3. Menarik Diri

4. Harga Diri Renda


2. Waham
D. Intervensi keperawatan
2. Menarik Diri

Menarik diri merupakan salah satu pohon masalah dari


Waham : Curiga, yaitu akibat dari Waham curiga. Dimana
seseorang yang sudah mengalami Waham Curiga, kemungkinan
besar bisa terjadi Menarik diri. Berikut rencana asuhan
keperawatan menarik diri :
3. Harga Diri Rendah
Harga Diri Rendah merupakan penyebab terjadinya Waham Curiga.
Berikut intervensi dari harga diri rendah
A. STRATEGI PELAKSANAAN

Dx.1: Waham Curiga

 SP 1p:

1. Membina hubungan saling percaya

2. Jangan membantah atau mendukung waham klien

3. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung

4. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-harinya.

 SP 2p :

1. Mengidentifikasi kemampuan positif pasien

2. Beri pujian pada penampilan klien yang dimiliki pada masa lalu dan saat ini.

3. Tanyakan apa yang bisa dilakukan

4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai Wahamnya tidak ada
 SP 3p:
Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi.
1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari
2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham.
4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dalam memerlukan waktu dan tenaga.
5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.
 SP 4 K:
1. Klien dapat berhubungan dengan realitas
2. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, orang lain, waktu, dan tempat)
3. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas.
4. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan oleh Klien.
 Sp 5 k:
1. Klien dapat dukungan dari keluarga
2. Diskusikan dengan keluarga tentang
a. Gejala waham
b. Cara merawatnya
c. Lingkungan keluarga
d. Follow up dan obat
3. Anjurkan keluarga melaksanakannya dengan bantuan perawat.
 Sp 6 k:
1. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
2. Diskusikan denga klien dan keluarga tentang obat, dosis, efek samping dan akibat
penghentian
3. Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
4. Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah minum obat.
Dx 2 : Menarik Diri
Pasien :
 Sp 1p :
1. Mengidentifikai penyebab isolasi sosial pasien
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
 Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
 Sp 3p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga

 Sp 1k :

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien isolasi social.

 Sp 2k :

Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial langsung
dihadapan pasien.

 Sp 3k :

Menjelaskan perawatan lanjutan.


Dx 3 :Harga Diri Rendah

Pasien

 Sp 1p :

1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan

3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

4. kemampuan klien

5. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan

6. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

 Sp 2p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian


Keluarga

 Sp 1k :

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialam pasien beserta proses
terjadinya.

3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien harga diri rendah

 Sp 2k :

1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial

 Sp 3k :

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planing)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang


terimakasih

Anda mungkin juga menyukai