PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah meningkatkan
perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya mallnutrisi (Gizi
salah) dan resiko untuk menjadi gizi kurang. Status gizi menjadi penting
karena merupakan salah satu factor resiko untuk terjadi kesakitan atau
kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap
kesehatannya dan juga terhadap kemmampuan dalamproses pemulihan.
Peran dan kedudukan penilaian status gizi (PSG) didalam ilmu gizi
adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada
individu dan masyarakat. PSG adalah interprestasi dari data yang
dikumpulakan dengan menggunakan berbagai merode untuk mengidentifikasi
populasi atau individu ang beresiko atau dengan status gizi kurang/ buruk.
Metode PSG ini dibagi dalam tiga kelompok, Yaitu kelompok pertama:
metode secara langsung yang terdiri dari penilaia dengan melihat tanda
klinis, tes laboratorium, metode biofisik, dan antropometri. Kelompok kedua:
prnilaian dengan melihat statistic kesehatan yang biasa disebut dengan PSG
tidak langsung karenatidak menilai individu secara langsung. Kelompok
ketiga: penilaian dengan melihat variable ekologi.
Data penilaian status gizi dapat dikumpulkan dengan bebagai cara.
Pengumpulan data ini akan menjadi penting kedudukannya dalam PSg
karena akan sangat mempengaruhi hasil yang didapat yang akhirnya akan
mempengaruhi juga informasi yang disampaikan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut kami akan membahas lebih
lanjut mengenai penilaian status gizi pada dewasa dan lansia pada bab
pembahasan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penilaian gizi pada dewasa ?
2. Bagaimana penilaian gizi pada lansia ?
3. Bagaimana contoh kasus penilaian gizi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penilaian status gizi pada dewasa
2. Untuk mengetahui penilaian gizi pada lansia
3. Latihan kasus penilaian gizi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4) Performa serta kapasitas ketahanan tubuh (endurance) yang
baik.
Selain untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, konsumsi nutrisi
yang baik memenuhi total kebutuhan energi (kalori) melalui konsumsi
makro nutrisi dengan proporsi sbb :
4
e. Vitamin
Vitamin & mineral berfungsi untuk membuat tubuh bekerja dengan
baik. Sebenarnya vitamin & mineral sudah terdapat di dalam bahan
makanan sehari-hari. Tetapi terkadang karena gaya hidup, diet, ataupun
hal lain yang menyebabkan kita tidak seimbang dalam mengkonsumsi
makanan membuat kebutuhan vitamin & mineral yang dibutuhkan
tubuh menjadi tidak terpenuhi.
1) Jenis Vitamin
a) Vitamin A
Fungsi Mencegah masalah kesehatan mata, meningkatkan
sistem imun, juga berperan penting dalam pertumbuhan &
perkembangan sel serta menjaga kesehatan kulit. Sumber
Banyak terdapat di sayuran & buah yang berwarna oranye
seperti wortel, ubi, labu, apricot, peach, jeruk, pepaya &
mangga. Terdapat juga didalam susu, telur & hati. Untuk
makanan biasanya terdapat dalam makanan yang sudah
difortifikasi (ditambahkan nilai gizinya)
b) Vitamin C
Fungsi Dibutuhkan untuk pembentukan kolagen, yaitu
jaringan tissue yang menahan sel. Juga penting untuk
pertumbuhan tulang, gigi & gusi serta pembuluh darah.
Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi & kalsium,
membantu dalam proses penyembuhan luka & meningkatkan
fungsi otak.
Sumber Vitamin C dalam jumlah banyak dapat ditemukan
di buah berry, kiwi, tomat, paprika hijau, brokoli, bayam, serta
dalam jus buah jambu biji, anggur & jeruk.
c) Vitamin D
Fungsi Diperlukan untuk memperkuat tulang karena
vitamin D membantu penyerapan kalsium oleh tubuh. Sumber
Vitamin D merupakan vitamin yang unik karena dapat
diproduksi sendiri oleh tubuh saat terkena sinar matahari.
5
Sumber lain yang terdapat vitamin D adalah kuning telur,
minyak ikan & susu yang sudah difortifikasi.
d) Vitamin E
Fungsi Vitamin E merupakan anti oksidan yang dapat
melindungi sel dari kerusakan. Vitamin E juga penting untuk
kesehatan sel darah merah. Sumber Vitamin E dapat ditemukan
dalam berbagai makanan, seperti minyak nabati, kacang-
kacangan, sayuran berdaun hijau, alpukat & gandum.
e) Vitamin B1 (biasa disebut juga dengan thiamin)
Fungsi Vitamin B1 dibutuhkan tubuh untuk merubah
karbohidrat menjadi energy, diperlukan juga oleh jantung, otot
& sistem syaraf supaya dapat berfungsi dengan baik. Sumber
Sumber vitamin B1 terdiri dari daging, ikan, kacang-kacangan,
makanan yang terbuat dari kedelai & gandum. Vitamin B1 juga
dapat ditemukan dalam makanan yang sudah di fortifikasi
seperti roti, pasta & cereal.
f) Vitamin B2 (biasa disebut juga dengan riboflavin)
Fungsi Sama seperti vitamin B1, maka vitamin B2 juga
berfungsi untuk merubah karbohidrat menjadi energi. Selain
itu vitamin B2 juga bermanfaat dalam proses pembentukan sel
darah merah & kesehatan mata.
Sumber Sumber terbaik untuk mendapatkan vitamin B2
adalah daging, telur, kacang polong & lentils, kacang-
kacangan, produk olahan susu, sayuran berdaun hijau, brokoli,
asparagus. Sumber lainnya adalah makanan yang sudah
difortifikasi.
g) Vitamin B3 (niacin)
Fungsi Membantu mengubah makanan menjadi energiy,
menjaga kesehatan kulit & fungsi syaraf. Sumber Terdapat
dalam daging merah, unggas, ikan, kacang serta makanan yang
sudah difortifikasi.
6
h) Vitamin B6
Fungsi Berperan untuk menjalankan fungsi normal otak &
syaraf. Bermanfaat juga untuk memecah protein & pembuatan
sel darah merah. Sumber Banyak terdapat pada kentang,
pisang, buncis, kacang-kacangan & biji-bijian, daging merah,
ikan, telur, bayam & makanan yang sudah difortifikasi.
7
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.Penggunaan antropometri,
khususnya pengukuran berat badan pernah menjadi prinsip dasar
pengkajian gizi dalam asuhan medik. Untuk mengkaji status gizi secara
akurat, beberapa pengukuran secara spesifik diperlukan dan pengukuran
ini mencakup pengukuran berat badan, indeks massa tubuh (IMT).
(Andy Hartono, 2000).
b. Ukuran Antropometri
1) Berat badan
Berat badan merupakan salah satu antropometri yang
memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Karena tubuh
sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak,
misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu
makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.
Dalam keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan antara intake dan keutuhan gizi terjamin, berat badan
mengikuti perkembangan umur. Sebaiknya dalam keadaan
abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan BB, yaitu
dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan
normal.
2) Umur
Umur faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.
Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status
gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan
menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1978), batasan umur
digunakan adalah tahun umur penuh (comleted year) untuk anak
umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh. (completed month)
3) Tinggi badan
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Dalam keadaan normal, tinggi badan
tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi
badan, tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap
masalah defisiensi gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat
gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup
8
lama. Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi
keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak
diketahui dengan tepat.
4) Tinggi lutut
Tinggi lutut dapat digunakan untuk memperkirakan TB
seseorang bahkan dapat juga untuk memperkirakan berat badan,
khususnya yang bagi tidak dapat berdiri atau dapat gangguan pada
daerah lutut. Perkiraan tinggi badan dengan pengukuran tinggi lutut
menurut (Gibson, 1990)
TB (pria) = (2,02 x tinggi lutut (cm)) – (0,04 x umur (th)) +64,19
TB (wanita) = (1,83 x tinggi lutut (cm)) – (0,24 x umur (th)) + 84,88
5) Indeks-indeks Antropometri
Ukuran antropometri dalam rangka penilaian status gizi
digunakan dalam bentuk indikator yang dapat merupakan kombinasi
antara masing-masing ukuran indikator antropometri yang umum
digunakan untuk menilai status gizi adalah BB/U, TB/U atau PB/U,
BB/TB atau BB/PB, LILA/U, Lingkar Dada/U (LD/U), Lingkar
Kepala/U (LK/U), TLBK/U, Indeks Ponderal, Indeks Massa Tubuh,
Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP), Tinggi Lutut.
6) Penyajian Indeks Antropometri
a) Persen Terhadap Median
Cara perhitungannya yaitu berat badan atau tinggi badan
aktual (hasil pengukuran) masing-masing individu dibandingkan
dengan nilai median berat badan atau tinggi badan pada baku
rujukan (WHO-NCHS).
9
Tinggi badan aktual
Indeks pada umur tertentu
TB/U = Nilai median TB pada x100%
umur tertentu
10
dimakan. Hal tersebut dapat membantu menunjukkan zat gizi
persediaan cukup atau kurang.
Penilaian konsumsi pangan dilakukan dengan cara survei. Survei
konsumsi pangan bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan
seseorang atau kelompok orang), baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pangan atau
makanan yang dikonsumsi. Dalam informasi ini akan dapat dihitung
konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Kandungan Zat Gizi
Makanan (Daftar Komposisi Bahan Makanan) dan daftar lain bila
diperlukan. Survei macam konsumsi pangan secara kualitatif biasanya
untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis
pangan yang dikonsumsi dan menggali informasi tentang kebiasaan
makan (food habit) serta cara memperoleh pangan
Penaksiran jumlah pangan yang dikonsumsi diawali dengan
menanyakan dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT) seperti potong,
ikat, gelas, piring dan alat atau ukuran lain yang biasa digunakan
dirumah tangga. Dari URT jumlah pangan dikonversikan kedalam
satuan berat (gram) dengan menggunakan daftar URT yang umum
berlaku.
b. Pemeriksaan Jasmani
Kelainan yang ditemukan dalam pemeriksaan jasmani untuk
pengkajian gizi umumnya mencerminkan deplesi simpanan nutrien
yang bermakna. Kelainan berdasarkan nutrien itu umumnya terlihat
pada pasien-pasien AIDS, malnutrisi, protein-kalori, penyakit renal
kronis, dan pada pasien-pasien dengan riwayat penggunaan alkohol.
(Andy Hartono, 2000).
c. Pemeriksaan laboratoris
Pemeriksaan laboratorium (biokimia darah) akan menghasilkan
data-data yang membantu menegakan diagnosis defisiensi mikronutrien
dan protein. Disamping itu, parameter biokimia juga mempunyai
11
peranan dalam menegakkan diagnosa penyakit yang ada kaitannya
dengan gizi. Monitor penting dalam dari pemeriksaan laboratorium ini
adalah parameter biokimia yang sering diperiksa pada pasien. Banyak
biodata yang berubah akibat permasalahan medis (etiologi) yang terjadi
bersamaan. Karena itu hasil tes harus dievaluasi dalam konteks status
medis.
12
ditingkatkan karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen
(protein) oleh tubuh telah berkurang, disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien. Beberapa penelitian merekomendasikan
kebutuhan protein lansia ditingkatkan 12-14% dari kebutuhan untuk
orang dewasa.
c. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak yang terlalu tinggi (lebih dari 40%) dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.
d. Karbohidrat dan Serat
Lansia tetap dianjurkan mengonsumsi serat. Sumber serat yang
baik adalah sayuran, buah-buahan dan biji-bijian utuh. Konsumsi
suplemen serat tidak dianjurkan bagi lansia karena dikhawatirkan
konsumsi serat yang terlalu banyak dapat menyebabkan mineral dan zat
gizi lain terserap oleh serat. Lansia dianjurkan untuk mengurangi
konsumsi gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat
kompleks.
e. Vitamin dan Mineral
13
(berlebihan/overdosis) maka dapat menurunkan kadar vitamin E di
dalam tubuh manusia.
2) Perhatikan asupan garam setiap harinya
Kebanyakan lansia menderita hipertensi sehingga penting untuk
memperhatikan asupan garam harian dan membatasi makanan yang
asin.
3) Perbanyak asupan vitamin D dan kalsium
Vitamin D penting untuk penyerapan kalsium dan
pemeliharaan tulang. Selain itu, suplemen vitamin D dapat
mengurangi kejadian patah tulang nonvertebral pada pria dan
wanita lansia. Kombinasi kalsium dan vitamin D dapat
meningkatkan kepadatan mineral tulang serta mengurangi risiko
pinggul dan patah tulang belakang. Kalsium dan vitamin D menjadi
kebutuhan harian tertinggi pada wanita menopause dan laki-laki
lanjut usia, yaitu 1500 mg kalsium dan 400-800 IU vitamin D.
Vitamin D dapat diperoleh dari paparan sinar matahari. Sinar
ultraviolet dari matahari meningkatkan sintesis vitamin D3 聽
(cholecalciferol) dalam kulit. Hal ini terjadi dalam waktu 15 menit
setelah terpapar dari sinar matahari. Vitamin D juga dapat
ditemukan dalam beberapa sumber makanan, termasuk susu,
kuning telur, ikan laut, dan hati
4) Perhatikan asupan vitamin B
Memasuki usia diatas 50 tahun, akan terjadi perubahan dalam
produksi asam lambung sehingga berdampak pada proses
penyerapan vitamin B12.
3. Tahap/ Jenis Penilaian Status Gizi
Keadaan gizi seseorang mempengaruhi penampilan, pertumbuhan dan
perkembangannya, kondisi kesehatan serta ketahanan tubuh terhadap
penyakit. Pengkajian status gizi adalah proses yang digunakan untuk
menentukan status gizi, mengidentifikasi malnutrisi (kurang gizi atau gizi
lebih) dan menentukan jenis diet atau menu makanan yang harus diberikan
14
pada seseorang. Mengkaji status gizi usia lanjut sebaiknya menggunakan
lebih dari satu parameter sehingga hasil kajian lebih akurat.
Pengkajian status gizi pada usia lanjut dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Anamnesis
Hal-hal yang perlu diketahui antara lain: Identitas, orang terdekat
yang dapat dihubungi, keluhan dan riwayat penyakit, riwayat asupan
makanan, riwayat operasi yang mengganggu asupan makanan, riwayat
penyakit keluarga, aktivitas sehari-hari, riwayat buang air besar atau
buang air kecil, dan kebiasaan lain yang dapat mengganggu asupan
makanan (Supariasa, Bakri, & Fajar, 2002).
b. Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri adalah pengukuran tentang ukuran, berat
badan, dan proporsi tubuh manusia dengan tujuan untuk mengkaji
status nutrisi dan ketersediaan energi pada tubuh serta mendeteksi
adanya masalah-masalah nutrisi pada seseorang. (Nurachmah,2001).
Pengukuran antropometri yang dapat digunakan untuk menetukan
status gizi pada lansia meliputi tinggi badan, berat badan, tinggi lutut
(knee high), lingkar betis, tebal lipatan kulit (pengukuran skinfold),
dan lingkar lengan atas. Cara yang paling sederhanan dan banyak
digunakan adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)
(Fatmah,2010).
Adapun beberapa pengukuran antropometri yang dapat dilakukan
pada lansia adalah sebagai berikut:
1) Tinggi Badan
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, TB tumbuh
seiring dengan pertambahan umur. Tinggi Badan merupakan
parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan
sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat, serta dapat
digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena dengan
15
menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor umur dapat
dikesampingkan.
2) Berat Badan
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering
digunakan. Pengukuran berat badan juga dapat memberikan
gambaran status gizi seseorang dengan mengetahu indeks massa
tubuh. Pengukuran berat badan ini menggunakan timbangan injak
seca.
3) Tinggi Lutut
16
ditentukan. Adapun standar tempat pengukuran Skinfold menurut
Heyward Vivian H dan Stolarczyk L.M. dalam Supariasa, Bakri, &
Fajar, (2002) ada sembilan tempat, yaitu dada,subscapula,
midaxilaris, suprailiaka, perut, trisep, bisep, paha, dan betis.
5) Lingkar lengan atas
Lingkar lengan atas merupakan pengkajian umum yang
digunakan untuk menilai status nutrisi. Pengukuran LLA dilakukan
dengan menggunakan sentimeter kain (tape around). Pengukuran
dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan
(Nurachmah,2001). Menurut Depkes RI (1994), nilai normal
lingkar lengan atas pada lansia adalah 21 hingga 22 cm.
6) Indeks massa tubuh
IMT merupakan indikator status gizi yang cukup peka
digunakan untuk menilai status gizi orang dewasa diatas umur 18
tahun dan mempunyai hubungan yang cukup tinggi dengan persen
lemak dalam tubuh (Fatmah, 2010). IMT juga merupakan sebuah
ukuran “berat terhadap tinggi” badan yang umum digunakan untuk
menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight
(kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan berat badan) dan
Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara menghitung IMT yaitu
dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari
tinggi badan dalam meter (kg/m2) (Andaka,2008).
17
Gizi Normal 18,50-25,00
Contoh :
Wanita umur 60 th, BB : 60 kg hasil pengukuran tinggi lututnya (TL) 46 cm.
Hitung berapa tinggi badannya dan Kebutuhan kalori basalnya ?
Jawab :
TB = 84,88 - (0,24 x usia dalam tahun) + (1,83 x tinggi lutut dalam cm)
= 84,88 – (0,24 x 60) + (1,83 x 46)
= 84,88 – (14,4) + (84,18)
= 154,66 cm
Kebutuhan Kalori berdasarkan :
1. Jenis Kelamin
BB Ideal = (TB(cm)-100) – 10% (TB(cm)-100)
= (155-100) _ 10% (155-100)
= 55 – 10/100 x 55
= 55 – 5,5
= 49,5 kg
Kalori basal :
25 x BB ideal = 25 x 49,5
= 1.237,5 kkal
2. Usia
Usia 40 – 50th = - 5%
Usia 50 – 70th = -10%
Usia >70 th = -20%
Kebutuhan kalori Ny. Sanem :
Kalori basal – 10 % = 1.237,5 – 10% (1.237,5 kkal)
= 1.237,5 – 123,75
= 1.113,75 kkal
18
3. Tingkat aktivitas
Tingkat aktivitas ringan :
Kalori basal + 20% (kalori basal)
= 1.237,5 + 0,2 (1.237,5 kkal)
= 1.237,5 + 247,5
= 1.485 kkal
4. IMT
BB
TB
IMT =
( )
100
2
60
= (
155
)2
100
60
= 2,40
= 24,97
19
3. Batasi makanan yang banyak mengandung minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega, dll.
4. Dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung zat bezi, seperti :
kacang -kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam dan sayur-
sayuran hijau
5. Lebih dianjurkan mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus atau
dipanggang dan kurangi makanan yang digoreng.
Soal Latihan!
Pria umur 75 th, BB : 75 kg, sudah 2 tahun mengeluh tekanan darah tinggi, paling
tinggi 170/100 mmHg. Menyukai makanan asin dan gorengan. TL : 55 cm. Hitung
berapa TB, BB ideal, Kalori basal dengan koreksi usia dan aktivitas, IMT?
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Penilaian status gizi merupakan salah satu diantara empat tahap dalam
manajemen gizi yang terdiri atas: (1) Penilaian status gizi. (2) Perencanaan
intervensi gizi. (3) Pelaksanaan intervensi gizi. (4) Pengevaluasian. Penilaian
status gizi merupakan landasan untuk memberikan asuhan gizi yang optimal
kepada pasien. Kebutuhan Status Gizi Pada Dewasa meliputi energi,
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
20
Banyak asupan zat gizi yang harus ditingkatkan agar lansia tetap sehat
dan dapat beraktivitas dengan baik. Namun beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya asam lemak omega 3 (dapat diperoleh dari minyak
ikan), perbanyak air putih, perhatikan konsumsi garam, perhatikan asupan
vitamin D dan kalsium.
Jenis Penilaian Status Gizi mencangkup pengukuran antropometri
meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, Indeks massa tubuh,
tinggi lutut, umur dll
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
tentang penilaian status gizi pada dewasa maupun lansia dan dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
21