Anda di halaman 1dari 8

PAPER

“PENATALAKSANAAN MASALAH SEKSUALITAS


PADA LANSIA”
Paper ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah komunits II
Dosen Pengampu : Ahmad Kusnaeni, M,Kep.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6

1. Rahmahani Aisyah ( 108115035)

2. Munif Nur Secha (108115024)

3. Merry Indah P. (108115002)

4. Andika Luhur P. ( 108115027)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN II A


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2017/2018
A. PENATALAKSANAAN MASALAH SEKSUAL PADA LANSIA
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dihadapan pasangannya. Anamnesa
harus rinci, meliputi awitan, jenis maupun intensitas gangguan yang
dirasakan. Juga anamnesa tentang gangguan sistemik maupun organik yang
dirasakan. Penelaahan tentang gangguan psikologik, kognitif harus dilakukan.
Juga anamnesa tentang obat-obatan. Pemeriksaan fisik meliputi head to toe.
Pemeriksaan tambahan yang dilakukan meliputi keadaan jantung, hati, ginjal
dan paru-paru. Status endokrin dan metabolik meliputi keadaan gula darah,
status gizi dan status hormonal tertentu. Apabila keluhan mengenai disfungsi
ereksi pada pria, pemeriksaan khas juga meliputi pemeriksaan dengan snap
gauge atau nocturnal penile tumescence testing. (Hadi-Martono, 1996)
Pada keadaan disfungsi ereksi terapi yang diberikan dapat berupa (weg,
1986; leslie, 1987; Hadi-Martono, 1996) :
1. Terapi psikologik
2. Medika mentosa (hormonal atau injeksi intra-korporeal dengan
menggunakan papaverin atau alprostadil)
3. Pengobatan dengan alat vakum
4. Pembedahan, baik pembedahan vaskuler atau untuk pemasangan protesis
penis.

Salah satu obat per-oral yang baru ini meningkat popularitasnya untuk
pengobatan DE adalah sildenafil sitrat viagra. obat ini hanya bisa diberikan
apabila keadaan vaskuler penis masih intak. Yang perlu diperhatikan adalah
bahwa interaksi obat ini dengan golongan nitrat dapat menyebabkan hipotensi
bahkan shock. (vinik, 1998)

Penatalaksanaan masalah seksual pada lansia meliputi :


1. Terapi psikologik
Gangguan psikologis paling umum yang berpengaruh pada orang tua
adalah timbulnya depresi, demensia, dan mengigau. Hal ini lebih sering
diakibatkan oleh perasaan sudah tua, sudah pikun, dan secara fisik sudah
tidak menarik bagi pasangan. Perubahan akibat depresi dan dimensia
bahkan sering mengganggu prilaku seksual termasuk gangguan khayal
yang dikaitkan dengan kecemburuan phatologis.
Secara umum beberapa gangguan psikologis yang timbul adalah
a. Kecemasan (anciety)
b. Depresi
c. Rasa bersalah (guilty feeling)
d. Masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam
berhubungan seksual
Pengobatan yang diberikan untuk gangguan seksual pada lansia mencakup:
Konseling Psikoseksual :
Bimbingan dan konseling sangat dipentingkan dalam rencana manajemen
gangguan seks dan dikombinasikan dengan penyembuhan Pharmakologi
2. Medika mentosa (hormonal atau injeksi intra-korporeal dengan
menggunakan papaverin atau alprostadil)
Pengobatan meliputi :
a. Terapi hormonal
Pada Pria Lansia : Penggunaan suplemen testosteron untuk
menyembuhkan “Viropause”/andropause pada pria (pemanasan dan
ejakulasi)
Pada wanita lansia : Terapi pengganti hormon (HRT) dengan pemberian
estrogen pada klimakterium
b. Terapi obat-obatan
1) Yohimbine, Pemakaian Krim vasoaktif
2) Oral phentholamin
3) Tablet apomorphine sublingual
4) Sildenafil, suntik intra-carporal obat vasoaktif
5) Penempatan intra-uretral prostaglandin

Obat-obatan yang sering diberikan, pada penderita usia lanjut


dengan patologi multipel jika sering menyebabkan berbagai gangguan
fungsi seksual pada usia lanjut. Contoh golongan obat yang
menyebabkan gangguan fungsi seksual, yaitu:
Tabel Efek Obat Yang Sering Diberikan Dan Pengaruhnya Pada Fungsi Seksual
Lansia.
Tabel Efek Obat Contoh Pengaruh Pada Anjuran Obat
Yang Sering Fase Pengganti
Diberikan Dan
Pengaruhnya Pada
Fungsi Seksual
Lansia. Golongan
Obat
Anti Gol. tiasid Fase pembangkitan Pertimbangkan
hipertensi:diuretika penghambat kanal
Ca
Anti hipertensi: Klonidin, metil- Fase pembangkitan Sama seperti diatas
obat berdaya dopa
sentral
Anti hipertensi: propanolol Fase hasrat dan Sama seperti diatas
penyakit beta penggairahan
Anti-hipertensi captopril Fase penggairahan Sama seperti diatas
penghambat ACE
Obat anti -psikotik Torasin, tiotksen, Fase desire, fase Pertimbangkan
haloperidol pembangkitan, Buspiron, turunkan
priapismus, dosis bertahap
ejakulasi retrogad
Obat anti-ansietas diasepam Fase desire, Lebih ditekankan
orgasme pada pemuaskan
Antikolinergik Atropin, Fase Estrogen oral
hidroksisin pembangkitan, fase merupakan pilihan
desire pada yang tak bisa
per oral
estrogen premarin Fase Bila ada efek
pembangkitan(perb samping berikan
aikan lubrikasi, secara siklik
turunkan rasa
nyeri)
progestin provera Fase desire(dapat Pertimbangkan
diturunkan libido) alternatifdari
Blocker H-2
Antagonis reseptor simetidin Fase desire, Waktu pemberian
H-2 pembangkitan sangat penting
orgasme (berhubungan
dengan waktu
aktivitas seksual0
narkotik Kodein, demerol Fase desire, Kenali dan
pembangkitan obatitd.adiksi
orgasme
Sedatif Alkohol, Fase desire, Obati gejala
lain-lain barbiturat digitalis pembangkitan kecemasan;
yakinkan ketakutan
akan serangan
jantung waktu akt.
Seksual
Antidepresan Imipramin, Fase desire, Pertimbangkan:
trisiklik amitriptilin pembangkitan Prozac, zoloft
fase muskular
terlambat
Antidepresan lain Trasodon, Priapisme, fase Pertmb. Prozac,
inhibitor MAO pembangkitan, Zoloft
orgasme

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas
2. Disfungsi seksual

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
1. Ancietas NOC : Anxiety Control NIC : Anxiety Reduction
Setelah dilakukan tindakan (penurunan kecemasan)
keperawatan selama 3x24 1. Gunakan pendekatan
jam, diharapkan masalah yang menenangkan
kecemasan klien teratasi. 2. Jelaskan semua
Kriteria hasil: prosedur dan apa yang
1. Klien mampu dirasakan selama
mengidentifikasi dan prosedur
mengungkapkan gejala 3. Temani pasien untuk
cemas memberikan keamanan
2. Mengidentifikasi, dan mengurangi takut
mengungkapkan dan 4. Berikan informasi
menunjukkan tehnik untuk faktual mengenai
mengontol cemas diagnosis, tindakan
3. Vital sign dalam batas prognosis
normal 5. Libatkan keluarga untuk
4. Postur tubuh, ekspresi mendampingi klien
wajah, bahasa tubuh dan 6. Instruksikan pada pasien
tingkat aktivitas untuk menggunakan
menunjukkan tehnik relaksasi
berkurangnya kecemasan 7. Dengarkan dengan
penuh perhatian
8. Identifikasi tingkat
kecemasan
9. Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
2. Disfungsi NOC : - Sexuality Pattern, NIC : Sexual Counseling
seksual ineffective Aktifitas :
- Knowledge : 1. Membangun hubungan
Sexual functioning terapeutik, berdasarkan
Setelah dilakukan tindakan kepercayaan dan rasa
keperawatan selama 3x24 hormat
jam, diharapkan masalah 2. Menyediakan privasi
disfungsi seksual pada klien dan menjamin
teratasi. kerahasiaan
Kriteria hasil : 3. Memberikan informasi
1. Perubahan fisik dengan tentang perubahan
penuaan wanita dan pria fungsi seksual
2. Pengenalan dan 4. Diskusikan tentang efek
penerimaan identitas obat terhadap
seksual pribadi seksualitas
3. Mengetahui masalah 5. Diskusikan tingkat
reproduksi pengetahuan pasien
4. Fungsi seksual : integrasi tentang seksualitas pada
aspek fisik, sosio emosi, umumnya
dan intelektual ekspresi 6. Mengidentifikasi tujuan
dan perfoma seksual pembelajaran yang
5. Menunjukan keinginan diperlukan untuk
untuk mendiskusikan mencapai tujuan
perubahan fungsi seksual 7. Berikan informasi
6. Meminta informasi yang faktual tentang mitos
dibutuhkan tentang dan misinformasi yang
perubahan fungsi seksual pasien dapat verbalisasi
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, R Boedi dan Martono, H. Hadi. 2000. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut). Jakarta : FKUI dikutip dari
http://stikeskabmalang.files.wordpress.com pada tanggal 5 April 2018 jam
15.30 WIB.
Asyifa Robiatul, dkk. 2015. Masalah Seksualitas Pada Lansia Wanita dikutip
dari www.academia.edu pada tanggal 6 April 2018 jam 20.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai