Pasien mengalami sesak napas dikarenakan patogen yang masuk menuju ke badan melalui
sistem saraf pusat meyebabkan infeksi akut melalui inokulasi perifer virus setelah paparan
selanjutnya terjadi replikasi di jaringan perifer, sehingga virus tersebar di sepanjang saraf
perifer dan medulla spinalis. Penyebaran virus ini menimbulkan rangsangan terhadap pusat
pernapasan di otak berupa sistem limbik dan hipotalamus, sehingga pasien mengalami sesak
napas. Selain itu juga sesak napas di duga dikarenakan terinfeksinya sistem saraf otonom
berupa sistem saraf simpatis dan para simpatis. Selanjutnya pasien tidak bisa mengatur
pernapasan dan juga terjadi spasme di bagian otot pernapsan sehigga pasien mengalami sesak
napas. Pasien mengalami tidak mau minum obat di karenakan adanya patogen yang
menyebar hingga ke sistem saraf pusat sehingga, menuju ke medulla obongata atau batang
otak sehingga menimbulkan kerusakan pada batang otak tersebut, dan menghambat nukleus
anbys yang mengendalikan saat melakukan inspirasi. Dan terjadi spasme otot inspirasi ,
disfaresis sehingga sukar untuk menelan. Menimbulkan efek pasien sukar menelan cairan dan
Sumber : Tanzil, K., 2014. Penyakit Rabies dan Penatalaksanaannya : E-journal WIDYA