Anda di halaman 1dari 34

TENSION TYPE HEADACHE

DEFINISI
 (TTH) adalah sakit kepala yang terasa seperti tekanan atau ke
tegangan di
 dalam dan disekitar kepala. Nyeri kepala karena tegang yang
menimbulkan nyeri
 akibat kontraksi menetap otot-
otot kulit kepala, dahi, dan leher yang disertai dengan
 vasokonstriksi ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa k
encang seperti pita di
 sekitar kepala dan nyeri tekan didaerah oksipitoservikalis (
Hartwig dan Wilson,
 2006).
KLASIFIKASI

 Infrequent episodic tension type headache


 Occurs < 1 day per month ( < 12 days/year)
 Frequent episodic tension type headache
 Occurs > 1 and < 15 days/month ( > 12 and <180
days/year)
 Chronic tension type headache
 Occurs > 15 days/month ( 180 or more days/year)
ETIOLOGI
 Tension (ketegangan) dan stress.
 Tiredness (Kelelahan).
 Ansietas (kecemasan).
 Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain)
 Posture yang buruk.
 Jejas pada leher dan spine.
 Tekanan darah yang tinggi.
 Physical dan stress emotional (Emergency department factshe
et, 2008).
PATOFISIOLOGI
 Tidak jelas
 ? Aktivasi hiper eksitasi neuron aferen perifer dari
kepala dan leher otot
 Terkait dengan dan diperburuk oleh nyeri otot dan
ketegangan psikologis tetapi bukan penyebabnya
 Kelainan dalam pengolahan rasa sakit sentral dan
meningkatnya sensitivitas sakit secara umum
ditemukan pada beberapa individu
 faktor genetik
PATOFISIOLOGI
Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri
kepala ini adalah kontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Otot-
otot yang biasanya terlibat antara lain m. splenius capitis, m.
temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus, m.
trapezius, m. cervicalis posterior, dan m. levator scapulae.
Penelitian mengatakan bahwa para penderita nyeri kepala ini
mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala yang
lebih besar daripada orang lain yang menyebabkan mereka
lebih mudah terserang sakit kepala setelah adanya kontraksi
otot. Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi tubuh yang
dipertahankan lama sehingga menyebabkan ketegangan pada
otot ataupun posisi tidur yang salah
Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau
stres yang menghasilkan kontraksi otot di sekitar
tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah sehingga aliran darah berkurang
yang menyebabkan terhambatnya oksigen dan
menumpuknya hasil metabolisme yang akhirnya
akan menyebabkan nyeri
Para peneliti sekarang mulai percaya bahwa nyeri
kepala ini bisa timbul akibat perubahan dari
zat kimia tertentu di otak - serotonin,
endorphin, dan beberapa zat kimia lain - yang
membantu dalam komunikasi saraf (Millea,
2008)
GAMBARAN KLINIS
 nyeri bilateral ringan sampai sedang
 Rasa kekakuan otot atau tekanan
 Berlangsung dari jam sampai hari
 Tidak terkait dengan gejala konstitusional atau
neurologis
 Orang dengan Chronic tension type headache
lebih mungkin untuk berobat sering memiliki
riwayat sakit kepala episodik namun ditunda
hingga frekuensi dan kecacatan meninggi
 Tidak ada pemeriksaan fisik yang berarti untuk
mendiagnosis nyeri kepala tegang otot ini. Pada
pemeriksaan fisik, tanda vital harus normal,
pemeriksaan neurologis normal.
 Pemeriksaan fisik
 pemeriksaan neurologis
 Palpasi Manual otot perikranium (frontal, temporal
masseter, pterygoideus, sternomastoid, splenius dan
trapezius.
 Fundoscopy untuk papilloedema
DIAGNOSIS
Berdasarkan the 2nd edition of the International Classification of Headache
Disorder (ICHD-II). Kriteria Diagnostik Tension-type headache (Episodik)(A-D)
Nyeri kepala berlangsung 30 menit – 7 hari

Sekurang-kurangnya dua dari karakteristik nyeri berikut ini:

 Lokasi bilateral

 Nyeri seperti terikat (tidak berdenyut)

 Intensitas nyeri: ringan sampai sedang

 Tidak diperberat oleh aktivitas rutin (berjalan atau naik tangga)

Dua dari berikut ini:


 Tidak ada mual, muntah (anoreksia bias terjasi)

 Tidak lebih dari satu fotofobia atau fonofobia

 Tidak disertai penyakit lain.11


 Chronic tension-type headache
 Sama seperti tension type headache, kecuali jumlah hari nyeri kepala: paling sedikit
15 hari/bulan, selama paling sedikit 6 bulan
 Frekuensi rata-rata nyeri kepala > 15 hari per bulan selama > 6 bulan yang
memenuhi kriteria di bawah ini:
 Paling sedikit memenuhi 2 karakter nyeri berikut:
 Tekanan/ketat (nonpulsating)
 Intensitas ringan – sedang (may inhibit but does not prohibit activities)
 Lokasi bilateral
 Tidak ada perburukan saat naik tangga atau aktifitas rutin lainnya
 Disertai sebagai berikut:
 Tidak mual atau muntah
 Tidak terdapat photophobia dan phonophobia atau hanya terdapat salah satu
terdapat: nausea, photophobia atau phonophobia
Chronic daily headache
 Gambaran tension-type headache

 Terjadi paling sedikit 6 hari/minggu


Anamnesa
 1. Usia, jenis kelamin, pekerjaan

Usia: Tension headache dapat terjadi pada semua usia, tetapi


onset remaja hingga dewasa muda lebih sering.8,9
Jenis Kelamin: Perempuan lebih sering daripada laki-laki. Ratio
tension headache perempuan : laki-laki sekitar 1,4:1. Pada
Chronic type tension headache 1,9:1.8,
 2. Durasi

Tension headache sering memiliki symptom durasi yang lama


 3. Lokasi sakit kepala
Tension headache biasanya menyeluruh, bandlike sensation pada
area frontal, temporal, occipital, atau parietal (regio frontal dan
temporal region lebih sering) atau bioccipital
 4. Kualitas nyeri

Tension headache rasa ditekan, diikat, ketat atau berat


 5. Simptom prodromal

Migraine headache biasanya didahului dengan keluhan sistemik


seperti euphoria, anorexia
 Simptom yang berhubungan
Tension headache sering berhubungan dengan
gangguan psikologis
 7. Faktor presipitasi dan aggravating
Tension headache dan vascular headache biasanya
dipicu oleh faktor emosional
 8. Frekuensi, durasi dan variasi diurnal sakit
kepala
Tension headache sering persisten dan memburuk
dalam sehari
 Serotonin agonist, opioids, baclofen (GABAB agonist) dan clonidine
menginhibisi pelepasan antidromic SP dengan cara mengaktivasi
presinaps.
 NMDA reseptor memainkan peran dalam fenomena wind-up dan sensitisasi
sentral. Pemberian ketamine secara sistemik dapat mengurangi allodynia
dan hyperalgesia. Ketamine adalah suatu NMDA antagonis dapat dipakai
untuk memodulasi nyeri kronik.
 Artemin adalah salah satu jenis family dari Glial cell-Derived Neurotrophic
Factor (GDNF) mempunyai efek antihyperalgesik dan antiallodynic effect
dengan cara menormalisasi pelepasan CGRP, SP dan P2X3 receptors,
neuropeptide Y. Reseptor yang selektif terhadap artemin belum dapat pasti
diidentifikasi. Artemin di Produksi juga disepanjang pembuluh darah yang
melayani akson simpatis.
 Obat-obatan non selective serotonin reuptake inhibitor (NSSRi) seperti : amitriptilin secara
signifikan dapat sebagai profilaksis terhadap nyeri TTH kronik, mengurangi intensitas, durasi
dan frekuensi sekitar 30%. sedangkan obat antidepresan lain seperti highly selective SHT
reuptake inhibitor(citalopram) hanya mengurangi 12% saja secara tidak signifikan.
 Antidepresan juga mempunyai efek analgetik secara langsung dengan menghambat serotonin
reuptake, ternyata amitriptilin mempunyai efek analgetik lebih besar dibandingkan obat2an
SSRIs dan noradrenaline reuptake inhibitors. Diduga efek analgetiknya terutama dari ,efeknya
sebagai NMDA reseptor antagonis. Amitriptilinjuga mempunyai fungsi potensiasi terhadap efek
opioid endogen. Dibuktikan bahwa kadar Met-enkephalin di likuor serebrospinal penderita TTH
kronik meninggi, akan tetapi kadar β endorphin normal.
 COX-2 Inhibitor juga berperan di mekanisme nosiseptif sentral. COX 2 Inhibitor dapat
mengurangi proses neuronal spreading depression dan nociceptive excitoxicity yang di mediasi
oleh NMDA. Selektif COX-2 inhibitor yang dapat menembus otak juga mempunyai efek
terapeutik yang baik. COX-2 inhibitor mempunyai potensi analgetik inti inflamasi yang sama
dengan indometasin dan mempunyai tolerabilitas yang lebih baik
 Capsaicin sistemik berperan sebagai neurotoksin sensoris yang menurunkan kadar
SF-immunoreactive nerve fibers dan NKA immunoreactive nerve fibers di cerebral
vasculature. Seperti diketahui bahwa letak SP bersama sama dengan NKA di
cerebrovascular nerve fibers dan di sel bodies dalam ganglion trigeminal. Capsaicin
secara akut atau kronik dapat menurunkan neurotransmitter SP di sensory fibers,
terutama pemberian secara topikal. Capsaicin olesan mengaktivasi gerbang
reseptor vanilloid (VR-I) sehingga kation dapat melewati sel
 Nitric Oxide Synthase (NOS) inhibitor (L-NAME) telah terbukti efektif untuk
pengobatan migren akut dan TTH kronik.
 Antikonvulsan seperti Carbamazepin, phenytoin, lidocaine (dan analog oralnya :
mexiletine) memblokade sodium channel secara tidak spesifik dan mengurangi
excitabilitas neuron di C nosiseptor yang telah mengalami sensitisasi
 Lamotrigine menstabilkan salah subtype dari sodium channel, karena itu
dapat menghambat mengurangi pelepasan glutamat. Gabapentin yang
mempunyai struktur analog dengan GABA (meskipun reseptornya maupun
fungsi biokimiawinya belum diketahui dengan jelas) ternyata mempunyai
efek untuk pelepasan GABA ataupun sintesa GABA. Sehingga gabapentin
dapat digunakan untuk pengobatan postherpetik neuralgia, neuropatik pain
syndroma lainnya dan migren. Valproic acid suatu GABA agonist menaikkan
efektifitas GABA dengan cara menginhibisi katabolisme GABA dan
menghambat ekstravasasi plasma diduramater.
 Mepyramine adalah suatu H1 antagonis yang dapat meblokade proses
histamine induced headache, sedangkan untuk NTG (nitriglycerine) induced
headache dapat diblokade dengan steroid yang dapat menginhibisi iNOS
(inducable Nitric Oxide Synthase) sehingga dapat menurunkan produksi NO
inducable
 Terapi Non Farmakologik:
 1. Regulation of lifestyle
 Maintain regular sleep schedule
 Eat regular meals
 Avoid known dietary triggers
 Get regular aerobic exercise
 2. Minimization of emotional stressors
 Plan ahead and avoid stressful situations
 Learn biofeedback
 Meditate
 Increase undemanding leisure activities, hobbies, social events
 Learn other relaxation techniques (eg, progressive muscle relaxation, visualization)
 Consider individual or family psychotherapy
 3. Avoidance of environmental precipitants
 Wear sunglasses
 Avoid smoke, strong odors, and noisy areas
 Maintain proper posture; limit sustained positions

 4. Physical therapy techniques


 Heat, ice, ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation
 Massage or cervical traction
 Stretching and strengthening exercises for cervical musculature
 Trigger point stretching, compression, injection (any or all)
 5. Osteopathic or chiropractic manipulation

 6. Alternative therapies
 Acupuncture
 Acupressure
 Therapeutic touch
 Aromatherapy (eg, peppermint, green apple)
 Topical salves (eg, salicylic acid, piroxicam [Feldene],
ketoprofen [Orudis,Oruvail])
 Pencegahan
 · Identifikasi dan hindari situasi yang menyebabkan stress.
 · Teknik relaksasi.
 · Olahraga teratur dan tidur yang cukup
 · Jangan terlalu bekerja keras dan memaksa diri
 · Makan teratur.
 · Jangan merokok
 · Jangan minum alkohol
 · Pelihara sense humor untuk mengurangi stress
DIFFERENTIAL DIAGNOSE
PROGNOSIS
 Nyeri kepala tegang otot ini pada kondisi tertentu dapat menyebabkan nyeri
yang menyakitkan, tetapi tidak membahayakan. Nyeri ini dapat sembuh
dengan perawatan ataupun dengan menyelesaikan masalah yang menjadi
latar belakangnya jika merupakan nyeri kepala tegang otot yang timbul
akibat pengaruh psikis. Nyeri kepala ini dapat sembuh dengan terapi obat
berupa analgetik. Nyeri kepala tipe tegang ini biasanya mudah diobati
sendiri. Dengan pengobatan, relaksasi, perubahan pola hidup, dan terapi
lain, lebih dari 90% pasien sembuh dengan baik
 Tension headaches biasanya memberi respons baik terhadap pengobatan
tanpa efek residu. Sakit kepala ini sangat mengganggu namun tidak
berbahaya
PROGNOSIS

 45% of adults with frequent or chronic tension


type headache will go into remission
 39% will carry on with frequent headaches

 16% will carry on with chronic headache


POOR PROGNOSIS

 Associated with
 Presence of chronic headache at baseline
 Co-existing migraine

 Not being married

 Sleep problems
GOOD PROGNOSIS

 Associated with
 Older age
 Absence of chronic tension type headache at
baseline

 Important
message intervene early before
headaches become chronic

Anda mungkin juga menyukai