Persalinan
1. Definisi
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa persalinan (labor) adalah
kedunia luar melalui jalan lahir dengan bantuan atau kekuatan sendiri.
(sumarah,2008;h.1)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik dan janin turun
kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilancukup bulan 30-40 minggu. Lahir
hasil kosepsi ibu. Proses ini dimulai dengan kontaksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan progresif pada servik, dan diakhiri dengan pelahiran
plasenta. (Varney,2007;h.672).
antara lain :
d) Teori prostagladin
e) Teori hipotalamus
g) Faktor lain.
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
Limaaspek dasar atau disebut lima benang merah dirasa sangat penting dalam
memberikanasuhan persalinan dan kelahiran bayi yang aman dan bersih antara
lain : membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi,
(Sumarah,2008;h.10).
a. Asuhan kala I
b. Asuhan kala II
bayi
a. Enggagement
Terjadi ketika diameter biparental kepala janin telah melalui pintu atas
panggul.
b. Penurunan
kekuatan yang meliputi kontraksi dan pada kala dua, dorongan yang dilakukan
c. Fleksi
digantikana dengan diameter kepala janin yang lebih besar. Fleksi terjadi ketika
kepala janin bertemu dengan tekanan, tahapan ini meningkat ketika terjadi
penurunan dan yang kali pertama ditemui adalah dari serviks, lalu dari sisi – sisi
d. Rotasi internal
anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis. Ketika oksiput berotasi dari posisi
LOP, ROP, LOT, atau ROT, bahu juga berotasi dengan kepala sampai mencapai
posisi LOP atau ROP. Ketika Oksiput melakukan rotasi 45 derajat akhir di dalam
posisi oksiput anterior, bahu bayi tidak melanjutkan rotasi mengikuti dengan
kepala, akan tetapi bahu bayi akan masuk kepintu atas panggul pada salah satu
diametir oblik. Oleh karena itu, mekanisme persalinanini memiliki efek memuutat
leher 45 derajat .
e. Pelahiran kepala
ektensi harus terjadi ketika oksiput berada dibagian anterior karena kekuatan
tahanan pada dasar pelvis yang membentuk sumbu carus yang mengarahkan
kepala menuju pintu bawah vulva dengan demikian, kepala dilahirkan dengan
f. Rotasi eksternal
Hal ini menyebabkan kepala melakukan rotasi eksternal lain sebesar 45 derajat
g. Pelahiran bahu
dengan fleksi lateral. Setelah bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti
sumbu carus dan segera lahir. Sumbu carus adalah ujung keluar paling bawah
adalah :
b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/ atau vaginanya.
c) Prenium menunjol
Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menepatkan tabung suntik steril sekali
4. Melepas semua perhiasan yang dipakai dibahawah siku, mencuci kedua tangan
dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
tangan disinfektan tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali dipartus set
atau wadah disinfektan tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung
suntik)
kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air
memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5 % dan kemudia
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontar kontraksi berakhir utuk
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (Pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran :
a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya (tidak
h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu
120 menit (2 jam ) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu
multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
i. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang aman.
Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran
j. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm, letakkan
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.
17. Membuka sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Lahirnya Kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm, lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain dikepala
bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,
19. Dengan lembutnya menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan dengan longgar, lepaskan lewat bagian
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya didua tempat
memotong.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahir Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan dimasing
– masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
diberikutnya dengan lembut menariknya kearah bawah dan ke arah luat hingga
bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut
menarik kearah atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, meneruskan tangan mulai kepala bayi yang
posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi
saat melewati perinium, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh
bayi saat dilahirkan menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas (anterior)
dari punggung kearah kaki bayi untuk menyelenggarakan saat punggung kaki
lahir. Memegang kedua kaki bayi dengan hati – hati membantu kelahiran kaki.
25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi diatas
perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuh (bila tali pusat
26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira – kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang
28. Memegang tali pusaat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan
kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan
tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, ambil tindakan yang
sesuai.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya
oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi abdomen untuk
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit/
IM. Di gluteus atau ½ atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasi
terlebih dahulu.
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat diatas tulang
pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan
menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
bawah pada tali pusat dengan lemput. Lakukan tekanan yang berlawanan arah
pada bagian bawah uterus dengan cara menekan untuk kearah atas dan
37. Setelah plasenta terlepas, minta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat
kearah bawah kemudian kearah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 – 10
cm dari vulva.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15
menit :
a) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit secara IM
e) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir selama 30 menit sejak kelahiran bayi.
38. Jika plasenta terlihan introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
Pemijatan Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase uterus,
Menilai Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap
dan utuh. Meletakkan plasenta didalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perinium dan segera menjahit
0,5 %, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan
air disinfektan tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan
kering.
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan
tali disinfektan tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm
45. Mengikat satu lagi simpul mati bagian pusat yang bersebrangan dengan simpul
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkanya kedalam larutan klorin 0,5 % .
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan yang sesuai
50. Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan massase uterus dan
selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pascapersalinan.
Memeriksatempratur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
normal.
53. Menepatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi
54. Membuang bahan – bahan yang telah terkontaminasi kedalam tempat sampah
yang sesuai.
Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah. Membantu ibu memakai pakain
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberi ASI. Menganjurkan
58. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5 %, mengembalikan
bagian dalam keluar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit.
Dokumentasi
a. Komplikasi pada kala satu dan kala dua dalam persalinan. Menurut varney
RI,2013;h.122)
a. Fasilitas kesehatan
persalinan.
Tindakan berikut dilakukan jika terjadi prolaps tali pusat menurut varney
(2008;h.795) adalah :
a. Tempatkan seluruh tangan anda kedalam vagina wanita dan pegang bagian
presentasi janin keatas sehingga tidak menyentuh tali pusat dipintu atas panggul.
apapun.
c. Segera panggil bantuan dan panggil dokter atau segera rujuk ke fasilitas yang
memadai.
f) Disporposi sefalopelvik
Adalah disporposi antara ukuran janin dan ukuran pelvis, yaitu ukuran pelvis
(varney,2008;h.797).
4. Pelvia platiperoid
g) Difungsi uterus
a) Kontraksi terasa sangat nyeri selama priode persalinan dan keparahan kontraksi
saat palpasi.
1) Plasenta tertinggal
3) Retensio plasenta
Adalah plasenta belum lahir dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir.
Manajemen untuk kasusu ini adalah dengan manual plasenta dan segera
4) Inversio uterus
Adalah keadaan uterus benar – benar membaik dari bagian dalam keluar
sehingga bagian dalam fundus menonjol keluar melalui orifisum servik, turun dan
(varney,2008;h.833).
c. Komplikasi pada kala empat persalinan
a) Definisi
kehilangan darah selama pelahiran pervagina tanpa komplikasi adalah lebih dari
500 ml.(varney,2008;h.841).
b) Faktor predisposisi
menurunkeposisi yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan
(Varney,2008;h.673).
c. Persalinan palsu yaitu kontraksi yang sangat nyeri akibat kontraksi Braxton hicks.
(Varney,2008;h.673).
d. Ketuban pecah dimi yaitu normalnya ketuban pecah pada akhir kala atau
e. Bloody show adalah pengeluaran plak lender sebagai hasil proliferasi kelenjar
lendir servik pada awal kehamilan. Terlihat sebagai rabas lender bercampur
,2008;h.673).
9. Tahapan persalinan.
Kala 1 dimulai dari saat persalinan dimulai (pembukaan nol) sampai pembukaan
2. Fase aktif :berlangsung selama 7 jam, servik membuka dari 4 cm sampai 10 cm,
multigravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada primigravida, kla
(Sondakh,2013;h.5).
1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai
100 detik.
2. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan
secara mendadak.
4. Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi
(Sondakh,2013;h.6).
5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu menyesuaikan
6. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan cara
a. Kepala dipegang pada os occiput dan di bawah dagu, kemudian ditarik dengan
menggunakan cunam ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan keatas untuk
b. Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi .
7. Lamanya kala II untuk primigravida 1,5 – 2 jam dan multigravida 1,5 – 1 jam. (
Menurut Sondakh 2013;h.5) kala III terdiri dari 2 fase antra lain :
a. Schultze
Proses pelepasan ini seperti menutup payung. Bagian yang lepas terlebih dahu
plasenta mula – mula bagian tengah, kemudian selutuhnya. Menurut cara ini,
biasanya tidak ada sebelum plasenta lahir dan berjumlah banyak setelah
plasenta lahir.
b. Duncam
Berbeda dengan sebelumnya, pada cara ini lepasnya plasenta mulai dari pinggir
20%. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Pengeluaran juga
a) Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan diatas syimpisis, tali pusat
diteggakkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas. Jika diam atau maju
b) Klein
Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bila tali pusat kembali berarti
belum lepas, diam atau turun berarti lepas. (cara ini sudah tidak digunakan lagi).
c) Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti
plasenta belum lepas, tidak bergetar bererti sudah lepas. Tanda – tanda
pelepasan plasenta adalah rahim menonjol diatas simfisis, tali pusat bertambah
panjang, rahim bundar dan keras, serta keluar darah secara tiba – tiba.
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Rata –
rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250 cc, biasanya 100 –
300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500 cc, maka dikatakan abnormal.
IV adalah :
3. Kandung kemih : harus kosong, jika penuh, ibu dianjurkan untuk berkemih dan
4. Luka – luka : jahitan baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.
6. Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernafasan dan masalah lain.
7. Bayi dalam keadaan baik.
a) Definisi
Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai
menyusu dendiri segera setelah lahir. Kontak antara kulit bayi dengan kulit
ibunya dibiarkan setidaknya selama satu jam segera setelah lahir, kemudian bayi
b. Letakkan bayi tengkurap didada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsun
kekulit ibu.
c. Biarkan kontak kulit berlangsung setidaknya satu jam atau lebih, bahkan sampai
e. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusui.
g. Tidak memberikan makanan peraktal seperti air gula atau air tajin kepada bayi
baru lahir sebelum ASI keluar, tetapi mengusahakan bayi mengisap untuk
25 menit.
b. Bayi yang diberi kesempatan menyusui dini akan mempunyai kesempatan lebih
menunda menyusui dini. Lalu, sentuhan, kuluman/ emutan,dan jilatan bayi pada
puting ibu akan merangsang oksitosin yang penting untuk membuat rahim
(Sondakh,2013;h.170).
a. Oksitosin
4. Ibu menjadi lebih tenang, memfasilitasi kelahiran plasenta, dan pengalihan rasa
b. Prolaktin
4. Menunda ovulasi.
c. Meningkatkan kecerdasan.