TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan merupakan proses yang alamiah, bila tidak dikelola dengan baik akan
memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman
(Walyani,2014;h.1).
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalannya sperma untuk menemui sel telur / ovum betul-betul penuh dengan
perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang
survice dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah itu yang sudah seditik
itu,Cuma 1 sperma saja yang bisa membuahi sel telur (Mirza,2008;h69)
3) Mengidam
4) Anoreksia
6) Miksi
7) Konstipasi / obstipasi
8) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi
akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit.
1) Perut membesar.
2) Uterus membesar.
4) Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piscaseck
1. Oogonium
4. Likuor folikularis
1. Spermatogonium,membelah dua;
5. Spermatozoon (sperma)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dengan sel telur di tuba
uterine. Dalam beberapa jam setelah pembuahan,mulailah pembelahan zigot yang
terjadi selama 3 hari sampai stadium morula.
d. Nidasi (Implantasi)
Mukosa rahim pada wanita yang tidak hamil terdiri atas stratum kompaktrum
dan stratum spongiosum.
Pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang distimulasi oleh hormon estrogen
ini terjadi di sepertiga saluran telur / tuba fallopi. Sementara penghambatan pertemuan
antara sel telur dengan sel sperma pada dua pertiga bagian dari saluran telur dilakukan
oleh hormon progesteron. Pada saat ovulasi,ovum akan di dorong keluar dari folikel de
graaf dan kemudian ditangkap oleh fimbriae. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina
menuju uterus dan masuk ke tuba fallopi. Dalam perjalanan itu kebanyakan sperma di
hancurkan oleh mukus atau lendir asam di vagina, uterus, dan tuba fallopi.
4. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
1) Uterus
c) Bentuk dan konsistensi menjadi lebih panjang dan lunak (tanda hegar, dan
pisscacek).
2) Vagina
3) Ovarium
4) Payudara
2) Sistem pencernaan
3) Sistem respirasi
Terjadi kloasma gravidarum, striae livida, striae alba, striae nigra, pigmentasi
pada mamae atau papila mamae.
5) Perubahan metabolisme
d) Pertambahan berat badan ibu hamil normal antara 6,5-16,5 kg selama hamil
atau 0,5 kg per minggu (Manuaba,2012;h95).
a. Trimester I
1) Rasa Cemas Bercampur Bahagia
2) Perubahan Emosional
3) Sikap Ambivalen
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah emosi dan
kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu hamil terus berusaha
untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang hamil dan harus membutuhkan
perhatian dan perawatan khusus buat bayinya.
5) Perubahan Seksual
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih berfokus
kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun demikian bukan
berarti ibu kurang memperhatikan kondisi bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin
yang dikandungnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
7) Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama bisa
berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini dapat mempengaruhi
perilaku ibu. Terkadang stres tersebut bersifat instrinsik dan ekstrinsik. Stres
ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian
dan masa reproduksi.
8) Goncangan Psikologis
b. Trimester II
Selama fase trimester kedua kehidupan psikologi ibu hamil tampak lebih tenang,
namun perhatian ibu mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan seks,
keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya, serta peningkatan
kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu, melihat dan meniru peran ibu serta
meningkatnya ketergantungan ibu pada pasangannya. Beberapa bentuk perubahan
psikologis pada trimester kedua, yaitu :
Kekhawatiran yang mendasar pada ibu ialah jika bayinya lahir sewaktu-waktu.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan kewaspadaan terhadap datangnya tanda-
tanda persalinan. Hal ini diperparah lagi dengan kekhawatiran jika bayi yang
dilahirkannya tidak normal. Paradigma dan kegelisahan ini membuat kebanyakan
ibu berusaha mereduksi dengan cara melindungi bayinya dengan memakan
vitamin, rajin kontrol dan konsultasi, menghindari orang atau benda-benda yang
dianggap membahayakan bayinya.
2) Perubahan Emosional
c. Trimester III
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
pada kebanyakan ibu merasa bentuk tubuhnya semakin jelek. Selain itu, perasaan
tidak nyaman juga berkaitan dengan adanya perasaan sedih karena akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil
sehingga ibu membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, bidan.
2) Perubahan Emosional
a. Dukungan Suami
Dukungan suami yang bersifat positif kepada istri yang hamil akan memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesehatan fisik dan
psikologis ibu. Bentuk dukungan suami tidak cukup dari sisi finansial semata, tetapi
berkaitan dengan cinta kasih, menanamkan rasa percaya diri, komunikasi terbuka
dan jujur, sikap peduli, perhatian, tanggap dan kesiapan menjadi ayah.
b. Dukungan Keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain, namun
sifat ketergantungannya akan menjadi besar ketika mendekati persalinan. Sifat ini
dipengaruhi kebutuhan rasa aman, terutama keamanan dan keselamatan saat
melahirkan. Dukungan keluarga besar menambah percaya diri dan kesiapan mental
ibu pada masa hamil dan ketika menghadapi persalinan.
Kesiapan personal merupakan modal besar bagi kesehatan fisik dan psikis ibu.
Hal yang berkaitan dengan kesiapan personal adalah kemampuan untuk
menyeimbangkan perubahan-perubahan fisik dengan kondisi psikologisnya sehingga
beban fisik dan mental bisa dilaluinya dengan sukacita, tanpa stres atau depresi.
Trauma yang terjadi pada ibu hamil dipengaruhi oleh sikap, mental dan kualitas
diri ibu tersebut. Terjadinya ketakutan seperti ini secara berlebihan akan
menghambat dan mengganggu imun mental ibu. Beban trauma yang berat akan
mempengaruhi janin dan ibu. Ibu akan sulit berpikir, sulit mengendalikan emosi,
impulsif, takut dan sebagainya.
Dokter menganjurkan ibu untuk melakukan latihan prenatal yang telah dirancang
khusus untuk wanita hamil. Latihan yang menguntungkan bagi wanita hamil adalah
latihan menguatkan dinding perut yang akan menopang uterus dan otot panggul,
latihan kaki untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot.
a. Hiperemensis Gravidarum
Adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi kira-kira sampai umur
kehamilan 20 minggu. Ketika umur kehamilan 14 minggu / TM 1, mual dan muntah
yang dialami ibu begitu hebat. Semua yang dimakan dan diminum ibu dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari ibu. Berat badan
menurun, terjadi dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit
seperti apendistis, pielitis dan sebagainya.
b. Toksemia Gravidarum
c. Abortus (Keguguran)
Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan.
Hal ini adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam
kandungan. Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal
dealth (IUFD) sering dijumpai,baik pada kehamilan di bawah 20 minggu maupun
sesudah kehamilan 20 minggu.
e. Pendarahan Antepartum
Kebutuhan janin akan oksigen dan zat makanan bertambah seama kehamilan,
yang harus dipengaruhi melalui darah ibu. Oleh karena itu, banyaknya darah yang
beredar semakin meningkat, sehingga jantung harus bekerja lebih keras.
g. Hipertensi
1. Pengertian Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin
(sarwono, 2002) .
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lahir dengan bantuan dan tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,2014).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir. (Sarwono,2008;h.100).
Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his
sehingga
1. Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksi forceps,
ekstraksi vakum dan sectio sesaria.
3. Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan pemberian rangsang. (Rukiyah; Ai yeyeh; dkk, 2009)
1. Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable),
berat janin di bawah 1.000 gram atau usia kehamilan di bawah 28 minggu.
2. Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur kehamilan 28-36
minggu. Janin dapat hidup, tetapi prematur; berat janin antara 1.000-2.500 gram.
3. Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur kehamilan 37-40
minggu, janin matur, berat badan di atas 2.500 gram.
4. Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.
5. Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi,
di atas kenderaan, dan sebagainya.
Pada kala I serviks membuka dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala
pembukaan. Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his
dan kekuatan mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau
disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV
mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi
apakah terjadi perdarahan post partum. (Rohani; dkk, 2011)
a. Kala I (Kala Pembukaan) Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran,
ketika serviks mendatar dan membuka.
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
1. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal
2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi
dalam 3 subfase.
atau lengkap.
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan
pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/ jam.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta) Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
2. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya; juga merasa sangat lelah.
1. Tingkat kesadaran.
3. Kontraksi uterus.
2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang antara
pusat dan fundus uteri.
4. Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi atau
episiotomi).
1. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan
kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi servikal dari
proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai barier
protektif dan menutup servikal selama kehamilan. Bloody show adalah pengeluaran
dari mukus.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran yang normal
terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita, dan lebih dari 80%
wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam 24 jam.
4. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Berikut ini
adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara dan multipara.
a. Nulipara
b. Multipara
Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal persalinan, tetapi
hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan membuka,
kemudian diteruskan dengan penipisan.
1. Definisi
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut
hitungan awam. Masa ini penting sekali untuk di pantau,nifas merupakan masa pembersihan
rahim ,sama halnya seperti masa haid (Saleha Sitti.2009;h.2).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti semula sebelum hamil,masa nifas berlangsung kira kira 6
minggu (Saleha Sitti.2009;h.2).
Asuhan kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan kebidanan yang di berikan pada
pasien mulai pada saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan
seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha Sitti.2009;h.4).
Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai
berikut(Saleha Sitti.2009;h.4-5) :
Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai berikut (Saleha Sitti.2009;h.5) :
a. Memberi dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikilogis selama persalinan dan
nifas.
b. Sebagai Promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis.
c. Mengkondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman.
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut (Saleha Sitti.2009;h.5-6) :
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak maslah,misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu,bidan
dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,pengeluaran
lokia,tekanan darah,dan suhu.
Pada fase ini biadan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,tidak ada
pendarahan,lokia tidak berbau busuk,tidak demam,ibu cukup mendapatkan makanan
dan cairan,serta ibu dapat menyusui dengan baik.
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling KB.
6. Progam Dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
Kunjungan masa nifas di lakukan paling sedikit 4 kali. Kunjungan ini bertujuan untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah dan mendeteksi,serta
menangani masalah-masalah yang terjadi (Saleha Sitti.2009;h.6-7).
1. UTERUS
Dalam keadaan normal,uterus mencapai ukuran besar pada masa sebelum hamil sampai
dengan kurang dari 4 minggu,berat uterus setelah kelahiran kurang lebih1 kg sebagai akibat
involusi. Satu minggu setelah melahirkan beratnya menjadi kurang lebih 500 gram,pada akhir
minggu kedua setelah melahirkan menjadi kurang lebih 300 gram,setelah itu menjadi 100
gram atau kurang. Otot-otot uterus segera berkontraksi setelah postpartum.
2. LOKHEA
Lokhea dalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas.
Lokhea terbagi menjadi 4 jenis yaitu :
Berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,set-set
desidua,verniks caseosa,lanugo,dan mekonium selama 2-3 hari pasca persalinan.
b. Lokhea Sanguilenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lemak yang keluar pada hari ke 3-7 pasca
persalinan.
c. Lokhea Serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lokhea rubra,lokhea ini berbentuk serum dan
berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-
14 pasca persalinan.
d. Lokhea Alba
Merupakan lokhea yang terakhir dimulai dari hari ke 14 kemudian makin lama makin sedikit
hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya. Berbentuk seperti
cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.
3. ENDOMETRIUM
4. SERVIKS
Sefera setelah berakhirnya kala TU,serviks menjadi sangat lembek,kendur,dan terkulai.
Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet,terutama di bagian anterior. Serviks akan terlihat
padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang tinggi,lubang serviks lambat laun
mengecil,beberapa hari setelah persalinan diri retak karena robekan dalam persalinan.
Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat 4
minggu postpartum.
5. VAGINA
Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium merupakan suatu saluran yang luar
berdinding tipis. Secara berangsur luasnya berkurang,tetapi jarang sekali kembali seperti
ukuran seorang multipara.
Rugae tibul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak seperti tonjolan jaringan yang
kecil,yang dalam proses pembentukan berubah menjadi kurunkulae mitiformis yang khas
bagi wanita multipara.
6. PAYUDARA /MAMMAE
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Proses
menyusui mempunyai 2 mekanisme fisiologis,yaitu sebagai berikut :
a. Produksi susu
7. SISTEM PENCERNAAN
Seoran wanita dapat merasa lapar dan siap menyantap makananya 2 jam setelah persalina.
Kalsium sangat penting untuk gigi pada kehamilan dan masa nifas,dimana pada masa ini
terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karena meningkatnya kebutuhan kalsium pada
ibu,terutama pada bayi yang di kandungnya untuk pertumbuhan janin juga pada ibu pada
masa nifas.
8. SISTEM PERKEMIHAN
Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selam akehamilan kembali normal pada
akhir minggu keempat setelah melahirkan.
Di samping itu kandung kemih pada puerperium mempunyai kapasitas yang meningkat
secara relatif. Oleh karena itu distensi yang berlebihan,urine residua yang berlebihan dan
pengosongan yang tidak sempurna,harus diwaspadai dengan seksama.ureter dan renalis yang
mengalami distensi akan kembali normal pada dua sampai delapan minggu setelah
persalinan (Saleha Sitti.2009;h.57-62).
Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stres pasca persalinan,terutama
pada ibu primipara.
Halhal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebgai berikut :
1. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.
Peride ini di ekspresikan oleh REVA RUBIN yang terjadi pada 3 tahap yaitu :
1. Taking in periode
Terjadi pada 12 hari setelah persalinan,ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang
lain,fokus perhatian terhadap tubuhnya,ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan
persalinan yang di alami,serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.
3. Letting go periode
Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh menerima tanggungjawab
sebagai seorang ibu dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada
dirinya.
9. DEPRESI POSTPARTUM
Depresi postpartum sering terjadi pada masa nifas. Menurut para ahli mereka didiagnosis
menderita depresi postpartum. Depresi postpartum merupakan gangguan afeksi yang paling
sering di jumpai pada masa postpartum (Saleha Sitti.2009;h.65-66).
Tanda dan gejala yang mungkin diperlihatkan pada penderita depresi postpartum adalah
sebagai berikut :
b. Sering menangis
2. Masalah medis dalam kehamilan seperti PIH,diabetes melitus atau disfungsi tiroid.
3. Riwayat depresi,penyakit mental dan alkoholik,baik pada diri ibu maupun dalam keluarga.
6. Merasa terisolasi.
B. Ambulasi
C. Eliminasi
D. Personal hygiene
F. Aktivitas seksual
(Saleha Sitti.2009;h.95-110).
A. Pengertian
Infeksi Puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia setelah persalinan,biasanya dari
endometrium bekas insersi plasenta.
B. Etiologi
2. Stapylococcus aereus
3. Escherichia coli
4. Clostridium welchii
C. Patofisiologi
Setelah kala III daerah bekas inersio plasenta merupakan sebuah luka dengan permukaan
yang tidak rata,daerah ini merupakan tempat yang baik untuk berkembangnya bakteri. Begitu
juga serviks,vulva,vagina dan perineum yang sering mengalami perlukaan pada persalinan.
Semua ini merupakan tempat masuk/berkembangnya kuman patogen.
D. Gejala klinis
1. Infeksi Terbatas
Contohnya : trombophlebitis
E. Penatalaksanaan
Luka biasanya menjadi nyeri,merah dan bengkak. Jika terjadi infeksi dari luka luar biasanya
jahitan diangkat supaya ada drainase getah luka atau lakukan kompres.
2. Penatalaksanaan endometitris
Pasien sebisa mungkin diisolasi,tapi bayi boleh terus menyusu pada ibunya.
Untuk Kelancaranpengaliran lokea,pasien boleh diletakan pada posisi fowler dan di beri
uterostonica serta di anjurkan banyak minum.
1. Mencegah emboli
2. Mengurangi akibat trombophlebitis yaitu edema kaki yang lama,perasaan nyeri di tungkai.
2. Pendarahan Dalam Masa Nifas
2. Endometritis puerperalis
3. Sebab fungsional
4. Pendarahan klinis
Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas masih relatif tinggi dan hal ini dihubungkan
dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktu persalinan,pemeriksaan
dalam yang terlalu sering,kontaminasi kuman dari perineum atau kateterisasi yang sering.
Pengobatan
4. Mastitis
2. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.
3. Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement,jika tidak disusui dengan
adekuat,maka bisa terjadi mastitis.
4. Ibu yang dietnya buruk,kurang istirahat dan anemia akan mudah terkena infeksi.
5. Abses Payudara
Harus dibrdakan antara mastitis dan abses. Abses payudara merupakan kelanjutan/komplikasi
dari mastitis. Hal ini disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudara tersebut.
Gejala
3. Benjolan lebih lunak karena berisi nanah,sehingga perlu diinsisi untuk mengeluarkan
nanah tersebut.
Penatalaksanaan
5. Senam laktasi
6. Rujuk
Postpartum Kb suntik
Norplant (KB susuk)/implanon
AKDR
Pil KB hanya progesteron
Kontap
Metode sederhana
Postmentrual regulation Kb suntik
Pasca abortus Kb susuk atau implanon
Saat menstruasi AKDR
Kontap
Metode sederhana
Masa interval Kb suntik
Kb susuk atau implanon
AKDR
Metode sederhana
Post koitus Kb darurat
1. Kb Metode Sederhana
Menurut sejarah, kondom sudah diketahui sejak zaman mesir kuno dan dibuat dari
kulit atau usus binatang. Atas perintah raja Charles II di inggris, dokter Condom membuat
kondom dari kulit binatang dengan panjang 190 mm, diameter 60 mm, dan tebalnya 0,038
mm. Tehnik dan biaya pembuatannya cukup mahal dan keberhasilannya masih rendah
sebagai alat kontrasepsi.
Dokter fallopio dari italia membuat kondom dari linen dengan tujuan utama untuk
menghindari infeksi hubungan seksual pada tahun 1564. Cara kerja kondom adalah
menampung spermatozoa sehingga tidak masuk kedalam kanalis servikalis. Keuntungan dari
alat kontrasepsi kondom adalah murah, mudah didapatkan, tidak memerlukan pengawasan
medis, berfungsi ganda, dan di pakai oleh kalangan yang berpendidikan. Sedangkan
kerugiannya adalah kenikmatan terganggu, mungkin alergi terhadap karet atau jelinnya yang
mengandung spermisid, dan sulit dipasarkan kepada masyarakat dengan pendidikan rendah.
b. Pantang berkala
Sistem ini dikenal dengan nama sistem Ogino-Knaus, nama orang yang meneliti
terjadinya ovulasi sekitar 12 sampai 16 hari sebelum menstruasi. Kelemahan sistem ini sulit
menilai menstruasi yang akan datang. Metode ini memerlukan sistem menstruasi yang teratur
sehingga dapat memperhitungkan masa subur untuk menghindari kehamilan dengan tidak
melakukan hubungan seks. Dengan ditemukannya sistem masa subur oleh Ogino-Knaus,
metode pantang berkala makin dikenal oleh masyarakat.
Masa subur wanita dapat dihitung dengan melakukan perhitungan minggu subur sebagai
berikut :
Sebagai contoh, eorang wanita mendapat menstruasi 5 maret 1994. Maka perhitungan
minggu suburnya adalah antara tanggal 17 sampai 24 maret 1994, sehingga harus
menghindari hubungan seks untuk mencegahy kehamilan. Sistem pantang berkala dengan
kalender mempunyai kegagalan berkisar 15 % sampai 20 %.
Pantang berkala dengan pengukuran suhu basal memerlukan pengetahuan dan metode
pengukuran yang akurat, sehingga dapat bermanfaat. Kegagalan sistem suhu basal sekitar
10% sampai 20%. Kelemahannya dalah merepotkan dan tidak akurat, hanya saja dapat
digunakan oleh mereka yang terdidik dan hanya berguna pada siklus menstruasi 20-30 hari.
3. Senggama terputus
Kekurangan metode ini adalah mengganggu kepuasan kedua belah pihak, kegagalan
hamil sekitar 30-35% karena semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan, etrlam bat
mengeluarakan kemaluan, semen yang tertumpah di luar sebagian dapat masuk ke genetalia,
dan dapat menimbulkan ketegangan jiwa kedua belah pihak.
4. Spermisida
Spermisida dalah zat kimia yang dapat melumpuhkan bahkan mematikan spermatozoa
yang di gunakan menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan sekitar 5-10 menit,
hubungan seksual dapat dilakukan agar spermasid dapat berfungsi. Metode spermasid telah
dikenal pada zaman yunani kuno. Metode spermasida tetap dikembangkan oleh berbagai
pabrik farmasi seperti foam tablet, krem atau pasta, supositoria, dan jeli.
2. Kb Metode Efektif
1. Kontrasepsi hormonal
1. Rangsangan baik ke hipotalamus dan hipofisis, sehingga pengeluaran LH tidak terjadi dan
mengakibatkan ovulasi.
Kontrasepsi hormonal pil telah mengalami penelitian panjang, sebagian besar wanita
dapat menerima tanpa kesulitan, dengan patrun menstruasi normal serta durasi antara 4-6
hari. Disamping durasi 4-6 hari, masih terdapat patrun menstruasi wanita. Wanita tergolong
durasi menstruasi kurang dari 4 hari, memerlukan pil kb dengan efek estrogen tinggi. Wanita
dengan durasi menstruasi lebih dari 6 hari memerlukan pil kb dengan efek estrogen yang
rendah.
Keuntungan :
Kerugian :
1. Pil kombinasi. Sejak semula telah terdapat kombinasi komponen progesteron dan
estrogen.
2. Pil sekuensial. Pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistem
hormonal tubuh. 12 pil pertama hanya mengandung estrogen, pil yang ke 13 dan
seterusnya mengandung kombinasi.
3. Progesteron. Pil ini hanya mengandung progesteron dan di gunakan ibu postpartum.
4. After morning pill. Pil ini digunakan segera setelah hubungan seksual.
Keuntungan :
Prinsip pemasangan susuk KB adalah dipasang dilengan kiri atas dan pemasangan seperti
kipas mekar dengan 6 kapsul.
5. Kapsul dimasukan kedalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai terasa
tertahan.
7. Untuk meyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya, alat pendorong dimasukan sampai
teras tidak ada tahanan.
Keuntungan :
Kerugian :
1. Metode standar. Tempat pencabutan didesifektan kemudian ditutup dengan duk. Diberikan
anastesi lokal dengan lidokain 2%. Insisi dibuat pada sekitar tempat inersi susuk KB.
Pencabutan dengan cara :
Tehnik blind (buta). Kapsul dijepit dengan klem arteri dan selanjutnya ditarik keluar.
Tehnik a vuc. Ujung kapsul dibersihkan dari jaringan ikat dan selanjutnya dipegang
dengan klem arteri dan selanjutnya dikeluarkan.
2. Tehnik U. Tempat pencabutan didesinfektan kemudian ditutup dengan duk steril. Insisi
dibuat sejajar dengan pemasangan susuk KB. Jaringan penutup susuk KB dibersihkan. Alat U
dipakai untuk memegang kapsul, ditarik kearah insisi, jaringan ikatnya dibersihkan dan
selanjutnya kapsul ditarik keluar.
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), Richter dari polandia 1909 membuat AKDR dari
benang sutra tebal yang dimasukan kedalam rahim.
Kekurangan :
Persiapan
f. Dilakukan sodage untuk menentukan dalam panjang rahim dan arah posisi rahim.
Pemasangan
3. Metode Kb Darurat
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubunganseks yang
tidak langsug dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat menghindari kehamilan.
1. Metode hormonal
Per oral
Suntikan
- Mifepriston diberikan 200 mg setiap hari selama 4 hari, mulai hari 27 menstruasi.
- Menggunakan tablet KB kombinasi dengan dosis 50 mcg etinilestradiol dan 250 mcg
lenovorgastrel.
- Pemberian lenovogastrel 0,75 mg satu jam setelah hubungan seks tanpa proteksi.
e. Penggunaan danazol
Inersi AKDR dalam waktu 72 jam sampai 7 hari banyak manfaatnya sebagai kontrasepsi
darurat, yang dapat dipertimbangkan pemakaiannya. Perlu diperhatikan pemakaiannya pada
wanita muda yang belum punya anak dengan komplikasi infeksi dapat menimbulkan
infertilitas.
Kontrasepsi mantap wanita atau sterilisai merupakan metode KB yang paling efektif, murah,
aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi.
Alat utama untuk melakukan vasektomi tuba (Ma) adalah alat vasektomi BKKBN dan
dilengkapi dengan alat-alat lebih sederhana dari peralatan NTTOT :
Keuntungan :
Keuntungan masa rawat inapnya pendek, tidak banyak memerlukan pengawasan setelah
operasi, dan dapat dilakukan secara masal.
Kerugian :
Memerlukan ketrampilan khusus, biasanya relatif mahal, dan metode penutupan tuba
terbatas.
Operasi pria yang dikenal dengan nama vasektomi merupakan operasi ringan, murah, aman
dan mempunyai arti demografis yang tinggi, artinya operasi ini banyak kelahiran dapat
dihindari (Manuaba,2013;h.617-631).
Postpartum Kb suntik
Norplant (KB susuk)/implanon
AKDR
Pil KB hanya progesteron
Kontap
Metode sederhana
Postmentrual regulation Kb suntik
Pasca abortus Kb susuk atau implanon
Saat menstruasi AKDR
Kontap
Metode sederhana
Masa interval Kb suntik
Kb susuk atau implanon
AKDR
Metode sederhana
Post koitus Kb darurat
1. Kb Metode Sederhana
Menurut sejarah, kondom sudah diketahui sejak zaman mesir kuno dan dibuat dari
kulit atau usus binatang. Atas perintah raja Charles II di inggris, dokter Condom membuat
kondom dari kulit binatang dengan panjang 190 mm, diameter 60 mm, dan tebalnya 0,038
mm. Tehnik dan biaya pembuatannya cukup mahal dan keberhasilannya masih rendah
sebagai alat kontrasepsi.
Dokter fallopio dari italia membuat kondom dari linen dengan tujuan utama untuk
menghindari infeksi hubungan seksual pada tahun 1564. Cara kerja kondom adalah
menampung spermatozoa sehingga tidak masuk kedalam kanalis servikalis. Keuntungan dari
alat kontrasepsi kondom adalah murah, mudah didapatkan, tidak memerlukan pengawasan
medis, berfungsi ganda, dan di pakai oleh kalangan yang berpendidikan. Sedangkan
kerugiannya adalah kenikmatan terganggu, mungkin alergi terhadap karet atau jelinnya yang
mengandung spermisid, dan sulit dipasarkan kepada masyarakat dengan pendidikan rendah.
b. Pantang berkala
1. pantang berkala dengan sistem kalender
Sistem ini dikenal dengan nama sistem Ogino-Knaus, nama orang yang meneliti
terjadinya ovulasi sekitar 12 sampai 16 hari sebelum menstruasi. Kelemahan sistem ini sulit
menilai menstruasi yang akan datang. Metode ini memerlukan sistem menstruasi yang teratur
sehingga dapat memperhitungkan masa subur untuk menghindari kehamilan dengan tidak
melakukan hubungan seks. Dengan ditemukannya sistem masa subur oleh Ogino-Knaus,
metode pantang berkala makin dikenal oleh masyarakat.
Masa subur wanita dapat dihitung dengan melakukan perhitungan minggu subur sebagai
berikut :
Sebagai contoh, eorang wanita mendapat menstruasi 5 maret 1994. Maka perhitungan
minggu suburnya adalah antara tanggal 17 sampai 24 maret 1994, sehingga harus
menghindari hubungan seks untuk mencegahy kehamilan. Sistem pantang berkala dengan
kalender mempunyai kegagalan berkisar 15 % sampai 20 %.
Telah diketahui bahwa penurunan suhu basal sebanyak 0,5 sampai 1 derajat celcius
pada hari ke 12 sampai 13 menstruasi, ketika ovulasi terjadi pada hari ke 14. Setelah
menstruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal sehingga siklus menstruasi yang disertai
ovulasi terdapat temperatur bifasik.
Pantang berkala dengan pengukuran suhu basal memerlukan pengetahuan dan metode
pengukuran yang akurat, sehingga dapat bermanfaat. Kegagalan sistem suhu basal sekitar
10% sampai 20%. Kelemahannya dalah merepotkan dan tidak akurat, hanya saja dapat
digunakan oleh mereka yang terdidik dan hanya berguna pada siklus menstruasi 20-30 hari.
3. Senggama terputus
Kekurangan metode ini adalah mengganggu kepuasan kedua belah pihak, kegagalan
hamil sekitar 30-35% karena semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan, etrlam bat
mengeluarakan kemaluan, semen yang tertumpah di luar sebagian dapat masuk ke genetalia,
dan dapat menimbulkan ketegangan jiwa kedua belah pihak.
4. Spermisida
Spermisida dalah zat kimia yang dapat melumpuhkan bahkan mematikan spermatozoa
yang di gunakan menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan sekitar 5-10 menit,
hubungan seksual dapat dilakukan agar spermasid dapat berfungsi. Metode spermasid telah
dikenal pada zaman yunani kuno. Metode spermasida tetap dikembangkan oleh berbagai
pabrik farmasi seperti foam tablet, krem atau pasta, supositoria, dan jeli.
Kejadian hamil tinggi sekitar 30 sampai 35% karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu
epat melakukan senggama (Manuaba,2013;h.593-597).
2. Kb Metode Efektif
1. Kontrasepsi hormonal
1. Rangsangan baik ke hipotalamus dan hipofisis, sehingga pengeluaran LH tidak terjadi dan
mengakibatkan ovulasi.
Kontrasepsi hormonal pil telah mengalami penelitian panjang, sebagian besar wanita
dapat menerima tanpa kesulitan, dengan patrun menstruasi normal serta durasi antara 4-6
hari. Disamping durasi 4-6 hari, masih terdapat patrun menstruasi wanita. Wanita tergolong
durasi menstruasi kurang dari 4 hari, memerlukan pil kb dengan efek estrogen tinggi. Wanita
dengan durasi menstruasi lebih dari 6 hari memerlukan pil kb dengan efek estrogen yang
rendah.
Keuntungan :
Kerugian :
1. Pil kombinasi. Sejak semula telah terdapat kombinasi komponen progesteron dan
estrogen.
2. Pil sekuensial. Pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistem
hormonal tubuh. 12 pil pertama hanya mengandung estrogen, pil yang ke 13 dan
seterusnya mengandung kombinasi.
3. Progesteron. Pil ini hanya mengandung progesteron dan di gunakan ibu postpartum.
4. After morning pill. Pil ini digunakan segera setelah hubungan seksual.
Keuntungan :
Kerugian :
Prinsip pemasangan susuk KB adalah dipasang dilengan kiri atas dan pemasangan seperti
kipas mekar dengan 6 kapsul.
5. Kapsul dimasukan kedalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai terasa
tertahan.
7. Untuk meyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya, alat pendorong dimasukan sampai
teras tidak ada tahanan.
Keuntungan :
Kerugian :
1. Metode standar. Tempat pencabutan didesifektan kemudian ditutup dengan duk. Diberikan
anastesi lokal dengan lidokain 2%. Insisi dibuat pada sekitar tempat inersi susuk KB.
Pencabutan dengan cara :
Tehnik blind (buta). Kapsul dijepit dengan klem arteri dan selanjutnya ditarik keluar.
Tehnik a vuc. Ujung kapsul dibersihkan dari jaringan ikat dan selanjutnya dipegang
dengan klem arteri dan selanjutnya dikeluarkan.
2. Tehnik U. Tempat pencabutan didesinfektan kemudian ditutup dengan duk steril. Insisi
dibuat sejajar dengan pemasangan susuk KB. Jaringan penutup susuk KB dibersihkan. Alat U
dipakai untuk memegang kapsul, ditarik kearah insisi, jaringan ikatnya dibersihkan dan
selanjutnya kapsul ditarik keluar.
Kekurangan :
Persiapan
f. Dilakukan sodage untuk menentukan dalam panjang rahim dan arah posisi rahim.
Pemasangan
3. Metode Kb Darurat
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubunganseks yang
tidak langsug dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat menghindari kehamilan.
1. Metode hormonal
Per oral
Suntikan
- Mifepriston diberikan 200 mg setiap hari selama 4 hari, mulai hari 27 menstruasi.
c. Metode yuzpe
- Menggunakan tablet KB kombinasi dengan dosis 50 mcg etinilestradiol dan 250 mcg
lenovorgastrel.
- Pemberian lenovogastrel 0,75 mg satu jam setelah hubungan seks tanpa proteksi.
e. Penggunaan danazol
Inersi AKDR dalam waktu 72 jam sampai 7 hari banyak manfaatnya sebagai kontrasepsi
darurat, yang dapat dipertimbangkan pemakaiannya. Perlu diperhatikan pemakaiannya pada
wanita muda yang belum punya anak dengan komplikasi infeksi dapat menimbulkan
infertilitas.
Kontrasepsi mantap wanita atau sterilisai merupakan metode KB yang paling efektif, murah,
aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi.
Alat utama untuk melakukan vasektomi tuba (Ma) adalah alat vasektomi BKKBN dan
dilengkapi dengan alat-alat lebih sederhana dari peralatan NTTOT :
Keuntungan :
Keuntungan masa rawat inapnya pendek, tidak banyak memerlukan pengawasan setelah
operasi, dan dapat dilakukan secara masal.
Kerugian :
Memerlukan ketrampilan khusus, biasanya relatif mahal, dan metode penutupan tuba
terbatas.
Operasi pria yang dikenal dengan nama vasektomi merupakan operasi ringan, murah, aman
dan mempunyai arti demografis yang tinggi, artinya operasi ini banyak kelahiran dapat
dihindari (Manuaba,2013;h.617-631).
E. BAYI BARU LAHIR NORMAL
Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :
5. Bunyi jantung dalam menit pertama kurang lebih 180 kali/menit, kemudian turun sampai
140 – 120 kali / menit pada saat bayi berumur 30 menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi
verniks kaseosa.
10. Genetalia : testis sudah turun padalaki-laki dan pada perempuan labia mayora telah
menutupi labia minora.
12. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Mekonium
memiliki karateristik hitam kehijauan dan lengket.
1. Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi. Konsep ini merupakan hal
yang esensial pada kehidupan ekstrauterin.
2. Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastroinstetinal, hematologi, metabolik, dan
sistem neurologis bayi baru lahir harus berfungsi secara memadai untuk mempertahankan
kehidupan ekstrauteri.
Adaptasi pernafasan
- faktor-faktor sensorik, meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara, dan penurunan suhu.