Anda di halaman 1dari 57

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan dapat didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa


dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat
fertilisasi sampai lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu ( minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13
minggu ( minggu ke 28 hingga ke 40) ( Prawirohardjo,2010;h.213).

Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu


maupun lingkungannya. Kehamilan juga merupakan suatu peristiwa yang penting
dalam kehidupan seorang wanita dan keluarga pada umumnya,walaupun perubahan
besar yang akan terjadi sangat mempengaruhi semua orang terutama wanita ( Serri
Hutahaean,2013;h.43).

Kehamilan merupakan proses yang alamiah, bila tidak dikelola dengan baik akan
memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman
(Walyani,2014;h.1).

Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalannya sperma untuk menemui sel telur / ovum betul-betul penuh dengan
perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang
survice dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah itu yang sudah seditik
itu,Cuma 1 sperma saja yang bisa membuahi sel telur (Mirza,2008;h69)

2. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan yaitu:


a. Tanda pasti kehamilan ( Serri Hutahaean,2013;h.44).

1. Adanya denyut jantung janin.

2. Adanya pergerakan janin ( usia 19 minggu )

3. Visiualisasi fetus dalam USG ( usia 5-6 minggu)

b. Tanda presumtif/dugaan( Walyani,2014;h.70-71).

1) Amenorhea (tidak mendapat haid)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de


graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat
diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan
digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan tafsifan persalinan. Tetapi
amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,tumor pituitari,
perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional
seperti ketakutan akan kehamilan.

2) Nausea (mual dan muntah)

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang


berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari
yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis,
tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut
dengan hiperemensis gravidarum.

3) Mengidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang


demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan pertama kehamilan
dan akan menghilang dengan tuanya kehamilan.

4) Anoreksia

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu makan


timbul kembali.

5) Mammae membesar dan tegang


Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen
dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar
montgomery terlihat membesar.

6) Miksi

Desakan rahim kedepanmenyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan


sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada triwulan pertama akibat
desakan uterus ke kandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini
akan berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada
akhir triwulan, gejala ini bisa timbul karena janin mulai masuk ke ronnga panggul
dan menekan kembali kandung kemih.

7) Konstipasi / obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus/tonus otot menurun


sehingga kesulitan untuk BAB.

8) Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi
akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit.

c. Tanda kemungkinan hamil

1) Perut membesar.

2) Uterus membesar.

3) Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.

4) Tanda Chadwick

Adanya perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piscaseck

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum


berimplementasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.

6) Braxton Hicks merupakan kontraksi yang terjadi akibat peregangan myometrium


yang di sebabkan oleh terjadinya pembesaran uterus.

7) Reaksi kehamilan positif( Walyani,2014;h.70-71).

3. Proses Permulaan Kehamilan

Menurut Rustam Mochtar,2012;h16 proses permulaan kehamilan harus ada ovum


(sel telur),spermatozoa (sel sperma),pembuahan (konsepsi : fertilisasi, nidasi,dan
plasentasi)

a. Sel Telur (ovum)

Urutan pertumbuhan ovum :

1. Oogonium

2. Oosit pertama (primary obcyte)

3. Primary ovarian follicle

4. Likuor folikularis

5. Pematangan pertama ovum,dan

6. Pematangan kedua ovum pada saat sperma membuahi ovum.

b. Sel Mani ( Spermatozoon)

Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis)

1. Spermatogonium,membelah dua;

2. Spermatosit pertama,membelah dua;

3. Spermatosit kedua,membelah dua;


4. Spermatid,kemudian tumbuh menjadi

5. Spermatozoon (sperma)

c. Pembuahan (Konsepsi : Fertilisasi)

Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dengan sel telur di tuba
uterine. Dalam beberapa jam setelah pembuahan,mulailah pembelahan zigot yang
terjadi selama 3 hari sampai stadium morula.

d. Nidasi (Implantasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.

e. Plasentasi dan mukosa rahim

Mukosa rahim pada wanita yang tidak hamil terdiri atas stratum kompaktrum
dan stratum spongiosum.

Proses kehamilan menurut ( Serri Hutahaean,2013;h.27).

Proses pembuahan ( konsepsi)

Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan / konsepsi. Pembuahan atau


konsepsi sering disebut fertilisasi. Fertilisasi adalah penyatuan sperma laki laki denagn
ovum perempuan. Spermatozoa merupakan sel yang sangat kecil dengan ekor yang
panjang sehingga memungkinkan untuk bergerak dalam media cair dan dapat
mempertahankan fertilisasinya selama 2 sampai 4 hari. Sel telur/ovum akan hidup
maximal 48 jam setelah ovulasi. Oleh karena itu agar fertilisasi berhasil, senggsama
harus dilakukan dalam waktu 5 hari sekitar ovulasi.

Pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang distimulasi oleh hormon estrogen
ini terjadi di sepertiga saluran telur / tuba fallopi. Sementara penghambatan pertemuan
antara sel telur dengan sel sperma pada dua pertiga bagian dari saluran telur dilakukan
oleh hormon progesteron. Pada saat ovulasi,ovum akan di dorong keluar dari folikel de
graaf dan kemudian ditangkap oleh fimbriae. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina
menuju uterus dan masuk ke tuba fallopi. Dalam perjalanan itu kebanyakan sperma di
hancurkan oleh mukus atau lendir asam di vagina, uterus, dan tuba fallopi.
4. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

Perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan yaitu :

a. Perubahan pada sistem reproduksi

1) Uterus

a) Ukuran rahim membesar.

b) Berar dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan.

c) Bentuk dan konsistensi menjadi lebih panjang dan lunak (tanda hegar, dan
pisscacek).

d) Terjadi vaskularisasi (Prawirohardjo,2014;h217).

2) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh


estrogen sehingga tampak merah dan kebiruan (Mochtar,2012;h30).

3) Ovarium

Ovarium berhenti masih terdapat korpus luteum gravidarum sampai terbentuknya


plasenta yang mengambil pengeluaran estrogen dan progesteron
(Mochtar,2012;h30).

4) Payudara

Sebagai persiapan menyusui perkembangan payudara dipengaruhi oleh estrogen


dan progesteron dan sosamomamotropi (Mochtar,2012;h32).

b. Perubahan pada organ dan sistem lainya (Mochtar,2012;h30).

1) Sirkulasi darah ibu

a) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan


dan perkembangan janin.

b) Hubungan langsung antara arteri dan vena pada retnoplasenter.

c) Pengaruh peningkatan hormon estrogen dan progesteron.


d) Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum lebih dari pertumbuhan
sel terjadi hemodilusi.

e) Mengalami anemia fisiologi akibat dari hemodilusi.

2) Sistem pencernaan

Pengaruh estrogen yang meningkat, pengeluaran asam lambung menyebabkan


hipersalivasi, morning sickness, emesis gravidarum,terasa panas dilambung
akibat pengaruh progesteron menimbulkan gerakan usus semakin lambat
sehingga terjadi konstipasi.

3) Sistem respirasi

Terjadi desakan diagfragma karena dorongan atau pembesaran rahim ada


akibat dari kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih
dalam.

4) Perubahan pada kulit

Terjadi kloasma gravidarum, striae livida, striae alba, striae nigra, pigmentasi
pada mamae atau papila mamae.

5) Perubahan metabolisme

a) Metabolisme basal naik 15-20 %.

b) Keseimbangan asam basa meiurun akibat hemodilusi darah dan kebutuhan


mineral untuk janin.

c) Kebutuhan nutrisi meningkat.

d) Pertambahan berat badan ibu hamil normal antara 6,5-16,5 kg selama hamil
atau 0,5 kg per minggu (Manuaba,2012;h95).

5. Perubahan Psikologis pada Kehamilan

Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut trimester kehamilan adalah :

a. Trimester I
1) Rasa Cemas Bercampur Bahagia

Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan trimester


pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus disertai rasa bahagia.
Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat berkaitan pada kualitas kemampuan
untuk merawat dan mengasuh bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia
dikarenakan dia merasa sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.

2) Perubahan Emosional

Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan adanya


penurunan kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan mual, perubahan suasana
hati, cemas, depresi, kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya,
kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.

3) Sikap Ambivalen

Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat


simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau kondisi.
Meskipun sikap ambivalen sebagai respon individu yang normal, tetapi ketika
memasuki fase pasca melahirkan bisa membuat masalah baru. Penyebab
ambivalensi pada ibu hamil yaitu perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil
yang buruk, ibu karier, tanggung jawab baru, rasa cemas atas kemampuannya
menjadi ibu, keuangan dan sikap penerimaan keluarga terdekatnya.

4) Ketidakyakinan atau Ketidakpastian

Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah emosi dan
kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu hamil terus berusaha
untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang hamil dan harus membutuhkan
perhatian dan perawatan khusus buat bayinya.

5) Perubahan Seksual

Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun.Hal-hal yang


menyebabkannya berasal dari rasa takut terjadi keguguran sehingga mendorong
kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
6) Fokus pada Diri Sendiri

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih berfokus
kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun demikian bukan
berarti ibu kurang memperhatikan kondisi bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin
yang dikandungnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

7) Stres

Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama bisa
berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini dapat mempengaruhi
perilaku ibu. Terkadang stres tersebut bersifat instrinsik dan ekstrinsik. Stres
ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian
dan masa reproduksi.

8) Goncangan Psikologis

Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester


pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.

b. Trimester II

Selama fase trimester kedua kehidupan psikologi ibu hamil tampak lebih tenang,
namun perhatian ibu mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan seks,
keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya, serta peningkatan
kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu, melihat dan meniru peran ibu serta
meningkatnya ketergantungan ibu pada pasangannya. Beberapa bentuk perubahan
psikologis pada trimester kedua, yaitu :

1) Rasa Khawatir / Cemas

Kekhawatiran yang mendasar pada ibu ialah jika bayinya lahir sewaktu-waktu.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan kewaspadaan terhadap datangnya tanda-
tanda persalinan. Hal ini diperparah lagi dengan kekhawatiran jika bayi yang
dilahirkannya tidak normal. Paradigma dan kegelisahan ini membuat kebanyakan
ibu berusaha mereduksi dengan cara melindungi bayinya dengan memakan
vitamin, rajin kontrol dan konsultasi, menghindari orang atau benda-benda yang
dianggap membahayakan bayinya.
2) Perubahan Emosional

Perubahan emosional trimester II yang paling menonjol yaitu periode bulan


kelima kehamilan, karena bayi mulai banyak bergerak sehingga ibu mulai
memperhatikan bayi dan memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat atau
cacat. Rasa kecemasan ini terus meningkat seiring bertambahnya usia
kehamilannya.

3) Keinginan untuk Berhubungan Seksual

Pada trimester kedua terjadi peningkatan energi libido sehingga pada


kebanyakan ibu menjadi khawatir jika dia berhubungan seksual apakah ini dapat
mempengaruhi kehamilan dan perkembangan janinnya. Bentuk kekhawatiran
yang sering terjadi adalah apakah ada kemungkinan janinnya cedera akibat penis,
orgasme ibu, atau ejakulasi. Meskipun demikian, yang perlu diketahui hubungan
seks pada masa hamil tidak berpengaruh karena janin dilindungi cairan

amnion di dalam uterus.

c. Trimester III

1) Rasa Tidak Nyaman

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
pada kebanyakan ibu merasa bentuk tubuhnya semakin jelek. Selain itu, perasaan
tidak nyaman juga berkaitan dengan adanya perasaan sedih karena akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil
sehingga ibu membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, bidan.

2) Perubahan Emosional

Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan perubahan emosi ibu semakin


berubah-ubah dan terkadang menjadi tak terkontrol. Perubahan emosi ini
bermuara dari adanya perasaan khawatir, cemas, takut, bimbang dan ragu jangan-
jangan kondisi kehamilannya saat ini lebih buruk lagi saat menjelang persalinan
atau kekhawatiran dan kecemasan akibat ketidakmampuannya dalam
menjalankan tugas-tugas sebagai ibu pasca kelahiran bayinya.
6. Dukungan Psikososial terhadap Ibu hamil

Dukungan psikologi yang diberikan pada ibu hamil yaitu :

a. Dukungan Suami

Dukungan suami yang bersifat positif kepada istri yang hamil akan memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesehatan fisik dan
psikologis ibu. Bentuk dukungan suami tidak cukup dari sisi finansial semata, tetapi
berkaitan dengan cinta kasih, menanamkan rasa percaya diri, komunikasi terbuka
dan jujur, sikap peduli, perhatian, tanggap dan kesiapan menjadi ayah.

b. Dukungan Keluarga

Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain, namun
sifat ketergantungannya akan menjadi besar ketika mendekati persalinan. Sifat ini
dipengaruhi kebutuhan rasa aman, terutama keamanan dan keselamatan saat
melahirkan. Dukungan keluarga besar menambah percaya diri dan kesiapan mental
ibu pada masa hamil dan ketika menghadapi persalinan.

c. Tingkat Kesiapan Personal Ibu

Kesiapan personal merupakan modal besar bagi kesehatan fisik dan psikis ibu.
Hal yang berkaitan dengan kesiapan personal adalah kemampuan untuk
menyeimbangkan perubahan-perubahan fisik dengan kondisi psikologisnya sehingga
beban fisik dan mental bisa dilaluinya dengan sukacita, tanpa stres atau depresi.

d. Pengalaman Traumatis Ibu

Trauma yang terjadi pada ibu hamil dipengaruhi oleh sikap, mental dan kualitas
diri ibu tersebut. Terjadinya ketakutan seperti ini secara berlebihan akan
menghambat dan mengganggu imun mental ibu. Beban trauma yang berat akan
mempengaruhi janin dan ibu. Ibu akan sulit berpikir, sulit mengendalikan emosi,
impulsif, takut dan sebagainya.

e. Tingkat Aktivitas Ibu

Dokter menganjurkan ibu untuk melakukan latihan prenatal yang telah dirancang
khusus untuk wanita hamil. Latihan yang menguntungkan bagi wanita hamil adalah
latihan menguatkan dinding perut yang akan menopang uterus dan otot panggul,
latihan kaki untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot.

7. Komplikasi Pada Kehamilan

Dalam buku Mochtar (2012;h.141-184) menyebutkan :

a. Hiperemensis Gravidarum

Adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi kira-kira sampai umur
kehamilan 20 minggu. Ketika umur kehamilan 14 minggu / TM 1, mual dan muntah
yang dialami ibu begitu hebat. Semua yang dimakan dan diminum ibu dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari ibu. Berat badan
menurun, terjadi dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit
seperti apendistis, pielitis dan sebagainya.

b. Toksemia Gravidarum

Istilah toksemia gravidarum untuk kumpulan gejala-gejala dalam kehamilan yang


merupakan trias HPE (Hipertensi,Proteinuria,Edema),yang kadang-kadang bila
keadaan lebih parah diikuti oleh KK (kejang-kejang/konvulsi dan koma).

c. Abortus (Keguguran)

Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan.

d. Kematian Janin dalam Kandungan

Hal ini adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam
kandungan. Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal
dealth (IUFD) sering dijumpai,baik pada kehamilan di bawah 20 minggu maupun
sesudah kehamilan 20 minggu.

e. Pendarahan Antepartum

Pendarahan Antepartum adalah pendarahan yang terjadi setelah kehamilan 28


minggu.
f. Penyakit jantung

Kebutuhan janin akan oksigen dan zat makanan bertambah seama kehamilan,
yang harus dipengaruhi melalui darah ibu. Oleh karena itu, banyaknya darah yang
beredar semakin meningkat, sehingga jantung harus bekerja lebih keras.

g. Hipertensi

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskular yang sering


terjadi sebelum kehamilan, saat terjadi kehamilan atau pada permulaan nifas.
Hipertensi yang muncul pada saat kehamilan adalah hipertensi akut, karena hanya
muncul pada saat hamil dan sebagian besar tidak memiliki riwayat hipertensi ( Serri
Hutahaean,2013;h.189-209).
B. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin
(sarwono, 2002) .

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lahir dengan bantuan dan tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,2014).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir. (Sarwono,2008;h.100).

Tanda Mulainya Persalinan

Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his
sehingga

Bentuk persalinan berdasarkan teknik :

1. Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksi forceps,
ekstraksi vakum dan sectio sesaria.

3. Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan pemberian rangsang. (Rukiyah; Ai yeyeh; dkk, 2009)

Persalinan berdasarkan umur kehamilan :

1. Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable),
berat janin di bawah 1.000 gram atau usia kehamilan di bawah 28 minggu.

2. Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur kehamilan 28-36
minggu. Janin dapat hidup, tetapi prematur; berat janin antara 1.000-2.500 gram.

3. Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur kehamilan 37-40
minggu, janin matur, berat badan di atas 2.500 gram.

4. Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.

5. Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi,
di atas kenderaan, dan sebagainya.

6. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh


bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo pelvic Disproportion (CPD). (Rohani; dkk,
2011).

2.1.2 Tahap Persalinan Persalinan dibagi menjadi 4 tahap.

Pada kala I serviks membuka dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala
pembukaan. Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his
dan kekuatan mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau
disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV
mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi
apakah terjadi perdarahan post partum. (Rohani; dkk, 2011)

a. Kala I (Kala Pembukaan) Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran,
ketika serviks mendatar dan membuka.

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

1. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal

kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai

pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.

2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi

dalam 3 subfase.

a. Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

b. Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan berlangsung

cepat menjadi 9 cm.

c. Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10 cm

atau lengkap.

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan
pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/ jam.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan


multigravida. Pada primigravida, ostium uteri internum akanmembuka lebih dulu,
sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum sudah
sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan
pendataran serviks terjadi dalam waktu yang sama.
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin) Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan
serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada
primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.

Tanda dan gejala kala II :

1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.

2. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

3. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vagina.

4. Perineum terlihat menonjol.

5. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

6. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah (Manuaba,2014;h168)

Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang menunjukkan :

1. Pembukaan serviks telah lengkap.

2. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta) Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

Perubahan psikologis kala III :

1. Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya.

2. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya; juga merasa sangat lelah.

3. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vagina perlu dijahit.

4. Menaruh perhatian terhadap plasenta d. Kala IV (Kala Pengawasan) Kala IV


dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses tersebut.
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV :

1. Tingkat kesadaran.

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi,dan pernapasan.

3. Kontraksi uterus.

4. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak


melebihi 400 samapai 500 cc.

Asuhan dan pemantauan pada kala IV yaitu :

1. Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus, untuk merangsang


uterus berkontraksi.

2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang antara
pusat dan fundus uteri.

3. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4. Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi atau

episiotomi).

5. Evaluasi kondisi ibu secara umum.

6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan di halaman

belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian


dilakukan.

2.1.3 Tanda-tanda Persalinan

1. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.

2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan
kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi servikal dari
proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai barier
protektif dan menutup servikal selama kehamilan. Bloody show adalah pengeluaran
dari mukus.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran yang normal
terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita, dan lebih dari 80%
wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam 24 jam.

4. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Berikut ini
adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara dan multipara.

a. Nulipara

Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-60% dan pembukaan


sampai 1 cm; dan dengan dimulainya persalinan, biasanya ibu nulipara
mengalami penipisan serviks 50-100%, kemudian terjadi pembukaan.

b. Multipara

Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal persalinan, tetapi
hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan membuka,
kemudian diteruskan dengan penipisan.

5. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali


dalam 10 menit).
C. NIFAS

1. Definisi

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut
hitungan awam. Masa ini penting sekali untuk di pantau,nifas merupakan masa pembersihan
rahim ,sama halnya seperti masa haid (Saleha Sitti.2009;h.2).

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti semula sebelum hamil,masa nifas berlangsung kira kira 6
minggu (Saleha Sitti.2009;h.2).

Asuhan kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan kebidanan yang di berikan pada
pasien mulai pada saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan
seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha Sitti.2009;h.4).

Involusio adalah perubahan uterus setelah persalinan,yang berangsurkembali seperti


keadaan semula yang sama dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak hamil (Saleha
Sitti.2009;h.4)

2. Proses penting pada masa nifas (Saleha Sitti.2009;h.2-3)

a. Pengecilan rahim atau involusi

b. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal

c. Proses laktasi atau menyusui

3. Tujuan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai
berikut(Saleha Sitti.2009;h.4-5) :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya,baik fisik maupun psikologis.

b. Mendeteksi masalah,mengobati,dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun


bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,nutrisi,KB,cara dan


manfaat menyusui,imunisasi,serta perawatan bayi sehari –hari.
d. Memberikan pelayanan KB.

4. Peran Bidan Pada Masa Nifas

Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai berikut (Saleha Sitti.2009;h.5) :

a. Memberi dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikilogis selama persalinan dan
nifas.

b. Sebagai Promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis.

c. Mengkondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman.

5. Tahap Masa Nifas

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut (Saleha Sitti.2009;h.5-6) :

a. Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak maslah,misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu,bidan
dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,pengeluaran
lokia,tekanan darah,dan suhu.

b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)

Pada fase ini biadan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,tidak ada
pendarahan,lokia tidak berbau busuk,tidak demam,ibu cukup mendapatkan makanan
dan cairan,serta ibu dapat menyusui dengan baik.

c. Periode late postpartum (1 minggu -5minggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling KB.
6. Progam Dan Kebijakan Teknis Masa Nifas

Kunjungan masa nifas di lakukan paling sedikit 4 kali. Kunjungan ini bertujuan untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah dan mendeteksi,serta
menangani masalah-masalah yang terjadi (Saleha Sitti.2009;h.6-7).

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6-8 jam setelah  Mencegah terjadinya pendarahan pada
persalinan masa nifas.
 Mendeteksi dan merawat penyebab lain
pendarahan dan memberi rujukan bila
pendarahan berlanjut.
 Memberikan konseling kepada ibu atau
salah satu anggota keluarga mengenai
bagaimana mencegah pendarahan masa
nifas karena atonia uteri.
 Pemberian ASI pada awal menjadi ibu.
 Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir.
 Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi.
Jika bidan menolong persalinan,maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan
bayi dalam keadaan stabil.
2 6 hari setelah persalinan  Memastikan involusi uteri berjalan
normal,uterus berkontraksi dengan
baik,fundus di bawah umbilikus tidak ada
pendarahan abnormal,dan tidak ada bau.
 Menilai adanya tanda-tanda
demam,infeksi,atau kelainan pasca
melahirkan.
 Memastikan ibu mendapat cukup
makanan,cairan dan istirahat.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
 Memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi,cara merawat
tali pusat,dan bagaimana menjaga bayi
agar tetap dalam keadaan hangat.
3 2 minggu setelah Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan).
persalinan
4 6 minggu setelah  Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
persalinan penyulit yang di alami atau bayinya.
 Memberikan konseling untuk KB secara
dini.

7. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

a. Perubahan sistem reproduksi

Selama masa nifas,alat-alat interna maupun eksterna berangsur-angsur kembali ke keadaan


sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat genetalia ini disebut involusi. Pada masa ini
terjadi juga perubahan penting lainnya,yaitu perubahan perubahan yang terjadi antara lain
sebagai berikut :

1. UTERUS

Dalam keadaan normal,uterus mencapai ukuran besar pada masa sebelum hamil sampai
dengan kurang dari 4 minggu,berat uterus setelah kelahiran kurang lebih1 kg sebagai akibat
involusi. Satu minggu setelah melahirkan beratnya menjadi kurang lebih 500 gram,pada akhir
minggu kedua setelah melahirkan menjadi kurang lebih 300 gram,setelah itu menjadi 100
gram atau kurang. Otot-otot uterus segera berkontraksi setelah postpartum.

Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi

Involusi TFU Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat/2 jari dibawah pusat 1000 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisi 500 gram
6 minggu Normal 50 gram
8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gram

2. LOKHEA

Lokhea dalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas.
Lokhea terbagi menjadi 4 jenis yaitu :

a. Lokhea Rubra ( Cruenta

Berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,set-set
desidua,verniks caseosa,lanugo,dan mekonium selama 2-3 hari pasca persalinan.

b. Lokhea Sanguilenta

Berwarna merah kuning berisi darah dan lemak yang keluar pada hari ke 3-7 pasca
persalinan.

c. Lokhea Serosa

Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lokhea rubra,lokhea ini berbentuk serum dan
berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-
14 pasca persalinan.

d. Lokhea Alba

Merupakan lokhea yang terakhir dimulai dari hari ke 14 kemudian makin lama makin sedikit
hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya. Berbentuk seperti
cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.

3. ENDOMETRIUM

Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis,degenerasi,dan nekrosis di tempat


implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm,mempunyai permukaan
yang sangat kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai
rata,sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta.

4. SERVIKS
Sefera setelah berakhirnya kala TU,serviks menjadi sangat lembek,kendur,dan terkulai.
Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet,terutama di bagian anterior. Serviks akan terlihat
padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang tinggi,lubang serviks lambat laun
mengecil,beberapa hari setelah persalinan diri retak karena robekan dalam persalinan.
Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat 4
minggu postpartum.

5. VAGINA

Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium merupakan suatu saluran yang luar
berdinding tipis. Secara berangsur luasnya berkurang,tetapi jarang sekali kembali seperti
ukuran seorang multipara.

Rugae tibul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak seperti tonjolan jaringan yang
kecil,yang dalam proses pembentukan berubah menjadi kurunkulae mitiformis yang khas
bagi wanita multipara.

6. PAYUDARA /MAMMAE

Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Proses
menyusui mempunyai 2 mekanisme fisiologis,yaitu sebagai berikut :

a. Produksi susu

b. Sekresi susu atau let down

7. SISTEM PENCERNAAN

Seoran wanita dapat merasa lapar dan siap menyantap makananya 2 jam setelah persalina.
Kalsium sangat penting untuk gigi pada kehamilan dan masa nifas,dimana pada masa ini
terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karena meningkatnya kebutuhan kalsium pada
ibu,terutama pada bayi yang di kandungnya untuk pertumbuhan janin juga pada ibu pada
masa nifas.

8. SISTEM PERKEMIHAN

Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selam akehamilan kembali normal pada
akhir minggu keempat setelah melahirkan.
Di samping itu kandung kemih pada puerperium mempunyai kapasitas yang meningkat
secara relatif. Oleh karena itu distensi yang berlebihan,urine residua yang berlebihan dan
pengosongan yang tidak sempurna,harus diwaspadai dengan seksama.ureter dan renalis yang
mengalami distensi akan kembali normal pada dua sampai delapan minggu setelah
persalinan (Saleha Sitti.2009;h.57-62).

8. Proses Adaptasi Psikologi Ibu Pada Masa Nifas (Saleha Sitti.2009;h.63-64).

Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stres pasca persalinan,terutama
pada ibu primipara.

Halhal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebgai berikut :

1. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.

2. Respons dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.

3. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.

4. Harapan,keinginan,dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.

Peride ini di ekspresikan oleh REVA RUBIN yang terjadi pada 3 tahap yaitu :

1. Taking in periode

Terjadi pada 12 hari setelah persalinan,ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang
lain,fokus perhatian terhadap tubuhnya,ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan
persalinan yang di alami,serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.

2. Taking hold periode

Berlangsung 34 hari postpartum,ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya dalam


menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawtan bayinya. Pada masa ini ibu
menjadi sangat sensitif,sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongna perawat untuk
mengatasi kritikan yang di alami ibu.

3. Letting go periode

Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh menerima tanggungjawab
sebagai seorang ibu dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada
dirinya.
9. DEPRESI POSTPARTUM

Depresi postpartum sering terjadi pada masa nifas. Menurut para ahli mereka didiagnosis
menderita depresi postpartum. Depresi postpartum merupakan gangguan afeksi yang paling
sering di jumpai pada masa postpartum (Saleha Sitti.2009;h.65-66).

Tanda dan gejala yang mungkin diperlihatkan pada penderita depresi postpartum adalah
sebagai berikut :

a. Perasaan sering gelisah,sedih dan kecewa.

b. Sering menangis

c. Merasa gelisah dan cemas

d. Kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang menyenagkan

e. Nafsu makan menurun

f. Kehilangan energi dan motivasi untuk melakukan sesuatu

g. Tidak bisa tidur atau insomnia

Faktor atau penyebab defresi postpartum adalah :

1. Perubahan hormonal yang cepat

Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi postpartum adalah


prolaktin,steroid,progesteron,dan estrogen.

2. Masalah medis dalam kehamilan seperti PIH,diabetes melitus atau disfungsi tiroid.

3. Riwayat depresi,penyakit mental dan alkoholik,baik pada diri ibu maupun dalam keluarga.

4. Karakter pribadi seperti harga diri rendah ataupun ketidakdewasaan

5. Marah dengan kehamilannya.

6. Merasa terisolasi.

7. Kelemahan,gangguan tidur,ketakutan terhadap masalah keuangan keluarga dan melahirkan


anak dengan kecacatan atau penyakit.
10. KEBUTUHAN DASAR IBU PADA MASA NIFAS (Saleha Sitti.2009;h.71-76).

A. Nutrisi dan cairan

B. Ambulasi

C. Eliminasi

D. Personal hygiene

E. Istirahat dan tidur

F. Aktivitas seksual

G. Latihan dan senam nifas

11. DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA NIFAS DAN PENANGANANYA

(Saleha Sitti.2009;h.95-110).

1. Infeksi Masa Nifas

A. Pengertian

Infeksi Puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia setelah persalinan,biasanya dari
endometrium bekas insersi plasenta.

B. Etiologi

Pada umumnya disebabkan oleh bakteri aerob dan anaerob,yaitu :

1. Streptococcus haemolyticus aerobicus

2. Stapylococcus aereus

3. Escherichia coli

4. Clostridium welchii

C. Patofisiologi

Setelah kala III daerah bekas inersio plasenta merupakan sebuah luka dengan permukaan
yang tidak rata,daerah ini merupakan tempat yang baik untuk berkembangnya bakteri. Begitu
juga serviks,vulva,vagina dan perineum yang sering mengalami perlukaan pada persalinan.
Semua ini merupakan tempat masuk/berkembangnya kuman patogen.

D. Gejala klinis

Infeksi puerperalis dibagi dalam dua golongan yaitu sebagai berikut :

1. Infeksi Terbatas

Infeksi yang terbatas pada perineum,vulva,vagina,serviks,dan endometrium.

Contohnya : vulvitis,vaginitis,dan servisitis.

2. Infeksi yang menyebar

Penyebaran infeksi ini dapat melalui pembuluh darah,limfe,dan permukaan endometrium.

Contohnya : trombophlebitis

E. Penatalaksanaan

Di samping pemberian antibiotika dalam pengobatan infeksi puerperalis masih diperlukan


beberapa tindakan khusus untuk mempercepat penyembuhan infeksi tersebut.

1. Penatalaksanaan luka perineum,vulva dan vagina

Luka biasanya menjadi nyeri,merah dan bengkak. Jika terjadi infeksi dari luka luar biasanya
jahitan diangkat supaya ada drainase getah luka atau lakukan kompres.

2. Penatalaksanaan endometitris

Pasien sebisa mungkin diisolasi,tapi bayi boleh terus menyusu pada ibunya.

Untuk Kelancaranpengaliran lokea,pasien boleh diletakan pada posisi fowler dan di beri
uterostonica serta di anjurkan banyak minum.

3. Penatalaksanaan trombophlebitis pelvis dan femoralis

Tujuan terapi pada penyakit ini adalah sebagai berikut :

1. Mencegah emboli

2. Mengurangi akibat trombophlebitis yaitu edema kaki yang lama,perasaan nyeri di tungkai.
2. Pendarahan Dalam Masa Nifas

Penyebab pendarahan pada masa nifas adalah :

1, Sisa plasenta dan polip plasenta

2. Endometritis puerperalis

3. Sebab fungsional

4. Pendarahan klinis

3. Infeksi Saluran Kemih

Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas masih relatif tinggi dan hal ini dihubungkan
dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktu persalinan,pemeriksaan
dalam yang terlalu sering,kontaminasi kuman dari perineum atau kateterisasi yang sering.

Biasanya memperikan gejala yang lebih berat,demam,menggigil,serta perasaan mual dan


muntah. Selain disuria,dapat juga terjadi piuria dan hematuria.

Pengobatan

Antibiotika yang terpilih meliputi golongan nitrofurantoin,sulfonamid,trimetropim,


Bsulfametoksazol. Banyak penelitian yang melaporakan resistensi mikrobakterial terhadap
golongn penisilline.

4. Mastitis

Mastitis adalah radang payudara.

Penyebab terjadinya mastitis adalah sebagai berikut :

1. Payudara bengkak yang tidak disusul secara adekuat,akhirnya terjadi mastitis.

2. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.

3. Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement,jika tidak disusui dengan
adekuat,maka bisa terjadi mastitis.

4. Ibu yang dietnya buruk,kurang istirahat dan anemia akan mudah terkena infeksi.

Gejala yang dirasakan adalah sebagai berikut :


1. Bengkak,nyeri pada seluruh payudara/nyeri lokal.

2. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal.

3. Payudara keras dan benjol

4. Panas badan dan rasa sakit umum.

5. Abses Payudara

Harus dibrdakan antara mastitis dan abses. Abses payudara merupakan kelanjutan/komplikasi
dari mastitis. Hal ini disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudara tersebut.

Gejala

1. Ibu tampak lebih parah sakite

2. Payudara lebih merah dan mengkilap

3. Benjolan lebih lunak karena berisi nanah,sehingga perlu diinsisi untuk mengeluarkan
nanah tersebut.

Penatalaksanaan

1. Tehnik menyusui yang benar

2. Kompres air hangat dan dingin

3. Terus menyusui pada mastitis

4. Susukan dari yang sehat

5. Senam laktasi

6. Rujuk

7. Pengeluaran nanah dan pemberian antibiotik bila abses bertambah.

E. METODE KELUARGA BERENCANA

Dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu diperhatikan ketetapan bahwa


makin rendah pendidikan masyarakat, semakin efektif metode KB yang dianjurkan yaitu
kontap, suntikan kb, susuk kb, atau AKBK ( alat susuk bawah kulit ), AKDR/IUD.
Jenis dan waktu yang tepat untuk ber-KB menurut (Manuaba,2013;h.592).

Postpartum Kb suntik
Norplant (KB susuk)/implanon
AKDR
Pil KB hanya progesteron
Kontap
Metode sederhana
Postmentrual regulation Kb suntik
Pasca abortus Kb susuk atau implanon
Saat menstruasi AKDR
Kontap
Metode sederhana
Masa interval Kb suntik
Kb susuk atau implanon
AKDR
Metode sederhana
Post koitus Kb darurat

1. Kb Metode Sederhana

Metode kb sederhana merupakan metode kb yang digunakan tanpa bantuan orang


lain. Yang termasuk metode kb sederhana adalah kondom, pantang berkala, senggama
terpusus, dan spermisid. Metode sederhana akan lebih efektif bila penggunaanya
diperhitungkan dengan masa subur.

a. kondom , dalam usaha meningkatkan pemeriksaan gerakan keluarga berencana nasional,


peran pria sebenarnya sangat penting dan menentukan.

Menurut sejarah, kondom sudah diketahui sejak zaman mesir kuno dan dibuat dari
kulit atau usus binatang. Atas perintah raja Charles II di inggris, dokter Condom membuat
kondom dari kulit binatang dengan panjang 190 mm, diameter 60 mm, dan tebalnya 0,038
mm. Tehnik dan biaya pembuatannya cukup mahal dan keberhasilannya masih rendah
sebagai alat kontrasepsi.
Dokter fallopio dari italia membuat kondom dari linen dengan tujuan utama untuk
menghindari infeksi hubungan seksual pada tahun 1564. Cara kerja kondom adalah
menampung spermatozoa sehingga tidak masuk kedalam kanalis servikalis. Keuntungan dari
alat kontrasepsi kondom adalah murah, mudah didapatkan, tidak memerlukan pengawasan
medis, berfungsi ganda, dan di pakai oleh kalangan yang berpendidikan. Sedangkan
kerugiannya adalah kenikmatan terganggu, mungkin alergi terhadap karet atau jelinnya yang
mengandung spermisid, dan sulit dipasarkan kepada masyarakat dengan pendidikan rendah.

b. Pantang berkala

1. pantang berkala dengan sistem kalender

Sistem ini dikenal dengan nama sistem Ogino-Knaus, nama orang yang meneliti
terjadinya ovulasi sekitar 12 sampai 16 hari sebelum menstruasi. Kelemahan sistem ini sulit
menilai menstruasi yang akan datang. Metode ini memerlukan sistem menstruasi yang teratur
sehingga dapat memperhitungkan masa subur untuk menghindari kehamilan dengan tidak
melakukan hubungan seks. Dengan ditemukannya sistem masa subur oleh Ogino-Knaus,
metode pantang berkala makin dikenal oleh masyarakat.

Masa subur wanita dapat dihitung dengan melakukan perhitungan minggu subur sebagai
berikut :

1. menstruasi wanita teratur antara 26 sampai 30 hari

2. masa subur dapat diperhitungkan,yaitu menstruasi hari pertama ditambah 12 yang


merupakan hari pertama minggu subur dan akhir minggu subur adalah hari pertama
menstruasi ditambah 19.

3. puncak minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 14.

Sebagai contoh, eorang wanita mendapat menstruasi 5 maret 1994. Maka perhitungan
minggu suburnya adalah antara tanggal 17 sampai 24 maret 1994, sehingga harus
menghindari hubungan seks untuk mencegahy kehamilan. Sistem pantang berkala dengan
kalender mempunyai kegagalan berkisar 15 % sampai 20 %.

2. Pantang berkala dengan sistem suhu basal


Telah diketahui bahwa penurunan suhu basal sebanyak 0,5 sampai 1 derajat celcius
pada hari ke 12 sampai 13 menstruasi, ketika ovulasi terjadi pada hari ke 14. Setelah
menstruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal sehingga siklus menstruasi yang disertai
ovulasi terdapat temperatur bifasik.

Pantang berkala dengan pengukuran suhu basal memerlukan pengetahuan dan metode
pengukuran yang akurat, sehingga dapat bermanfaat. Kegagalan sistem suhu basal sekitar
10% sampai 20%. Kelemahannya dalah merepotkan dan tidak akurat, hanya saja dapat
digunakan oleh mereka yang terdidik dan hanya berguna pada siklus menstruasi 20-30 hari.

3. Senggama terputus

Konsep senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan menjelang terjadinya


ejakuasi. Senggama terputus merupakan metode tertua di dunia, karena telah tertulis pada
kitab tua dan diajarkan pada masyarakat.

Kekurangan metode ini adalah mengganggu kepuasan kedua belah pihak, kegagalan
hamil sekitar 30-35% karena semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan, etrlam bat
mengeluarakan kemaluan, semen yang tertumpah di luar sebagian dapat masuk ke genetalia,
dan dapat menimbulkan ketegangan jiwa kedua belah pihak.

4. Spermisida

Spermisida dalah zat kimia yang dapat melumpuhkan bahkan mematikan spermatozoa
yang di gunakan menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan sekitar 5-10 menit,
hubungan seksual dapat dilakukan agar spermasid dapat berfungsi. Metode spermasid telah
dikenal pada zaman yunani kuno. Metode spermasida tetap dikembangkan oleh berbagai
pabrik farmasi seperti foam tablet, krem atau pasta, supositoria, dan jeli.

Kekurangan spermasida adalah sebagai berikut :

1. Merepotkan menjelang hubungan senggama.

2. Nilai kepuasan berkurang.

3. Dapat menimbulkan iritasi atau alergi.


Kejadian hamil tinggi sekitar 30 sampai 35% karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu
epat melakukan senggama (Manuaba,2013;h.593-597).

2. Kb Metode Efektif

1. Kontrasepsi hormonal

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi hormonal telah mempelajari bahwa


estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui
hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi.
Melaui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran follicle
stimulating hormone (FSH) sehingga perkembangan dan kematangan folikel de graaf tidak
terjadi. Disamping itu progesterone dapat menghambat pengeluaran hormon luteinizing (LH).
Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus –
endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi.

Fungsi komponen progesterone :

1. Rangsangan baik ke hipotalamus dan hipofisis, sehingga pengeluaran LH tidak terjadi dan
mengakibatkan ovulasi.

2. Progesterone mengubah endometrium, sehingga kapasitasi spermatozoa tidaj berlangsung.

3. Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa.

4. Menghambat peristaltik tuba, menyulitkan konsepsi.

5. Menghindari implantasi, melalui perubahan struktur endometrium.

2. Kontrasepsi hormonal pil

Kontrasepsi hormonal pil telah mengalami penelitian panjang, sebagian besar wanita
dapat menerima tanpa kesulitan, dengan patrun menstruasi normal serta durasi antara 4-6
hari. Disamping durasi 4-6 hari, masih terdapat patrun menstruasi wanita. Wanita tergolong
durasi menstruasi kurang dari 4 hari, memerlukan pil kb dengan efek estrogen tinggi. Wanita
dengan durasi menstruasi lebih dari 6 hari memerlukan pil kb dengan efek estrogen yang
rendah.

Berbagai nama paten kb pil di pasaran :

Progesterone kuat Progesteron lemah


Anovlar Ovulen
Gynovlar Volidan
Norlestrine Lyndiol
Anacycline Noracycline
Ovosta Conovid E
Eugynon Prevision
Norinyl Ortho novum
Microgynon 60 ED Nuvacim
Microgynon 30 ED

Sifat khas kontrasepsi hormonal dengan komponen estrogen menyebabkan pemakaian


mudah tersinggung, tegang, retensi air dan garam, berat badan bertambah, menimbulkan
nyeri kepala, pendarahan banyak saat menstruasi, meningkatkan pengeluaran leukorea,
menimbulkan perlunakan serviks. Sedangkan dengan komponen progesteron menyebabkan
payudara tegang, acne (kukulan), kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan
tangan sering kram, liang senggama kering.

Keuntungan dan kerugian memakai KB pil

Keuntungan :

1. Bila minum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100%

2. Dapat dipakai pengobatan terhadap beberapa masalah :

- Ketegangan menjelang menstruasi.

- Pendarahan menstruasi yang tidak teratur.

- Nyeri saat menstruasi.

- Pengobatan pasangan mandul.


3. Pengobatan penyakit endometriosis.

4. Dapat mengakibatkan libido.

Kerugian :

1. Harus minum pil secara teratur.

2. Dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium.

3. Penyulit ringan (berat badan bertambah,rambut rontok,tumbuh acne,mual sampai muntah).

4. Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal.

Berbagai pabrik farmasi mengeluarkan pil KB sebagai berikut :

1. Pil kombinasi. Sejak semula telah terdapat kombinasi komponen progesteron dan
estrogen.

2. Pil sekuensial. Pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistem
hormonal tubuh. 12 pil pertama hanya mengandung estrogen, pil yang ke 13 dan
seterusnya mengandung kombinasi.

3. Progesteron. Pil ini hanya mengandung progesteron dan di gunakan ibu postpartum.

4. After morning pill. Pil ini digunakan segera setelah hubungan seksual.

3. kontrasepsi hormonal suntikan

Keuntungan dan kerugian KB suntikan

Keuntungan :

 Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu.


 Tingkat efektifitasnya tinggi.
 Hubungan seks dengan suntikan KB bebas.
 Pengawasan medis yang ringan.
 Dapat diberikan pascapersalinan, pasca-keguguran atau pascamenstruasi.
 Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
 Suntikan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan mendapatkan
menstruasi.
Kerugian :

 Pendarahan yang tidak menentu.


 Terjadi amenorea (tidak datang bulan) berkepanjangan.
 Masih terjadi kemungkinan hamil.
 Kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan oeserta KB menghentikan suntikan
KB.
 Kontrasepsi hormonal susuk (norplant atau implan)

Tehnik pemasangan susuk KB :

Prinsip pemasangan susuk KB adalah dipasang dilengan kiri atas dan pemasangan seperti
kipas mekar dengan 6 kapsul.

1. Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat seperti kipas terbuka.

2. Tempat pemasangan di lengan kiri atas, dipatirasa dengan lidokain 2%.

3. Dibuat insisi kecil, sehingga trokar dapat masuk.

4. Trokar ditusukan subkutan sampai batasnya.

5. Kapsul dimasukan kedalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai terasa
tertahan.

6. Untuk menempatkan kapsul, trokar ditarik keluar.

7. Untuk meyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya, alat pendorong dimasukan sampai
teras tidak ada tahanan.

8. Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan plester.

Setiap kali susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap


harinya sebanyak 80 mcg. Konsep mekanisme kerja sebagai progesteron yang dapat
menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lendir serviks dan
mengahalangi migrasi spermatozoa, dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap
menjadi tempat nidasi.

Keuntungan :

- Dipasang selama 5 tahun.


- Kontrol medis ringan
- Dapat dilayani di daerah pedesaan
- Penyulit medis tidak terlalu tinggi
- Biaya murah

Kerugian :

- Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi


pendarahan yang tidak teratur.
- Berat badan bertambah
- Menimbulkan akne,ketegangan payudara.
- Liang senggama terasa kering.

Pada pencabutan banyak dijumpai kesulitan sehingga diupayakan untuk merekayasa


tehnik pencabutan sebagai berikut :

1. Metode standar. Tempat pencabutan didesifektan kemudian ditutup dengan duk. Diberikan
anastesi lokal dengan lidokain 2%. Insisi dibuat pada sekitar tempat inersi susuk KB.
Pencabutan dengan cara :

 Tehnik blind (buta). Kapsul dijepit dengan klem arteri dan selanjutnya ditarik keluar.
 Tehnik a vuc. Ujung kapsul dibersihkan dari jaringan ikat dan selanjutnya dipegang
dengan klem arteri dan selanjutnya dikeluarkan.

2. Tehnik U. Tempat pencabutan didesinfektan kemudian ditutup dengan duk steril. Insisi
dibuat sejajar dengan pemasangan susuk KB. Jaringan penutup susuk KB dibersihkan. Alat U
dipakai untuk memegang kapsul, ditarik kearah insisi, jaringan ikatnya dibersihkan dan
selanjutnya kapsul ditarik keluar.

3. Tehnik tusuk (Ma) pencabutan susuk.

Perlengkapan untuk susuk KB dengan tehnik tusuk (Ma) :

- Duk steril yang berlubang 5 cm.


- Pisau tajam untuk membuat insisi.
- Sebuah klem arteri untuk memperdalam dan menyisihkan jaringan ikat penutup
kapsul susuk KB.
- Pinset bedah untuk memegang kapsul susuk KB.
- Alat tusuk, pencabut susuk yang dibuat sendiri.
- Spuit 5 cc.
- Lidokain ampul.
- Plester untukmenutup luka insisi.
- Bahan desinfektan dan kassa steril.
Kontrasepsi mekanis

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), Richter dari polandia 1909 membuat AKDR dari
benang sutra tebal yang dimasukan kedalam rahim.

Mekanisme kerja lokal AKDR sebagai berikut :


- AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda
asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit.
- AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang
menghalangi kapasitas spermatozoa.
- Pemdatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis
mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
- Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

Kekurangan :

- Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ.


- Terdapat pendarahan.
- Leukorea, sehinnga menguras protein tubuh dan liang enggama terasa lebih basah.
- Dapat terjadi infeksi.
- Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan
ektopik.
- Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan menggangu hubungan
seksual.

Tehnik pemasangan AKDR :

Persiapan

a. Penderita tidur terlentang di meja ginekologi.

b. Vulva dibersihkan dengan kapas lisol, betadine, hibiscrube, atau lainnya.


c. Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menetukan besar dan arah rahim.

d. Duk steril dipasang dibawah bokong.

e. Serviks-porsio dibersihkan dengan kaps betadine atau lisol.

f. Dilakukan sodage untuk menentukan dalam panjang rahim dan arah posisi rahim.

Pemasangan

Beberapa jenis pemasangan AKDR

- Jenis lippes loop.


- Jenis copper atau seven copper.
- Jenis multiload atau medusa (Manuaba,2013;h.597-616).

3. Metode Kb Darurat

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubunganseks yang
tidak langsug dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat menghindari kehamilan.

Pelayanan kontrasepsi darurat :

1. Metode hormonal

a. Pemberian estrogen tingkat tinggi.

Per oral

- Memberikan estrogen dengan dosis 50 mg dua kali dengan interval 12 jam.


- Memberikan etinilestradiol 5 mg selama 5 hari.

Suntikan

- Suntikan estradiol benzoate 30 mg setiap hari selama 5 hari.

b. Pemberian antiprogestin mifepriston

- Mifepriston diberikan 200 mg setiap hari selama 4 hari, mulai hari 27 menstruasi.

- Terjadi penurunan estrogen dan progesteron darah yang menimbulkan pendarahan,


sehingga hasil konsepsi ikut serta dalam pendarahan.
c. Metode yuzpe

- Menggunakan tablet KB kombinasi dengan dosis 50 mcg etinilestradiol dan 250 mcg
lenovorgastrel.

- Diberikan 2 tablet pertama diikuti 2 tablet berikutnya dengan interval 12 jam.

- Hubungan seks tanpa proteksi sekitar 72 jam.

d. Metode postinor buatan gedeon richter hongaria

- Pemberian lenovogastrel 0,75 mg satu jam setelah hubungan seks tanpa proteksi.

- Penggunaan hanya 4 tablet dalam satu bulan.

e. Penggunaan danazol

- Pemberian danazol 600 mg dua kali dengan interval 12 jam.

- Efeknya sebagai kontrasepsi darurat kurang menguntungkan.

2. Metode inersi AKDR

Inersi AKDR dalam waktu 72 jam sampai 7 hari banyak manfaatnya sebagai kontrasepsi
darurat, yang dapat dipertimbangkan pemakaiannya. Perlu diperhatikan pemakaiannya pada
wanita muda yang belum punya anak dengan komplikasi infeksi dapat menimbulkan
infertilitas.

 Kontrasepsi mantap wanita

Kontrasepsi mantap wanita atau sterilisai merupakan metode KB yang paling efektif, murah,
aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi.

Peralatan vasektomi tuba (Ma)

Alat utama untuk melakukan vasektomi tuba (Ma) adalah alat vasektomi BKKBN dan
dilengkapi dengan alat-alat lebih sederhana dari peralatan NTTOT :

- Alat laparatomi abdomen.


- Spuit 5 cc
- Chlaret atau aquabidest steril
- Untuk penutupan tuba : benang sutra tuba, alat termokauter, dan cincin falope dan
aplikatornya.

Keuntungan :

Keuntungan masa rawat inapnya pendek, tidak banyak memerlukan pengawasan setelah
operasi, dan dapat dilakukan secara masal.

Kerugian :

Memerlukan ketrampilan khusus, biasanya relatif mahal, dan metode penutupan tuba
terbatas.

 Kontrasepsi mantap pria

Operasi pria yang dikenal dengan nama vasektomi merupakan operasi ringan, murah, aman
dan mempunyai arti demografis yang tinggi, artinya operasi ini banyak kelahiran dapat
dihindari (Manuaba,2013;h.617-631).

E. METODE KELUARGA BERENCANA

Dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu diperhatikan ketetapan bahwa


makin rendah pendidikan masyarakat, semakin efektif metode KB yang dianjurkan yaitu
kontap, suntikan kb, susuk kb, atau AKBK ( alat susuk bawah kulit ), AKDR/IUD.

Jenis dan waktu yang tepat untuk ber-KB menurut (Manuaba,2013;h.592).

Postpartum Kb suntik
Norplant (KB susuk)/implanon
AKDR
Pil KB hanya progesteron
Kontap
Metode sederhana
Postmentrual regulation Kb suntik
Pasca abortus Kb susuk atau implanon
Saat menstruasi AKDR
Kontap
Metode sederhana
Masa interval Kb suntik
Kb susuk atau implanon
AKDR
Metode sederhana
Post koitus Kb darurat

1. Kb Metode Sederhana

Metode kb sederhana merupakan metode kb yang digunakan tanpa bantuan orang


lain. Yang termasuk metode kb sederhana adalah kondom, pantang berkala, senggama
terpusus, dan spermisid. Metode sederhana akan lebih efektif bila penggunaanya
diperhitungkan dengan masa subur.

a. kondom , dalam usaha meningkatkan pemeriksaan gerakan keluarga berencana nasional,


peran pria sebenarnya sangat penting dan menentukan.

Menurut sejarah, kondom sudah diketahui sejak zaman mesir kuno dan dibuat dari
kulit atau usus binatang. Atas perintah raja Charles II di inggris, dokter Condom membuat
kondom dari kulit binatang dengan panjang 190 mm, diameter 60 mm, dan tebalnya 0,038
mm. Tehnik dan biaya pembuatannya cukup mahal dan keberhasilannya masih rendah
sebagai alat kontrasepsi.

Dokter fallopio dari italia membuat kondom dari linen dengan tujuan utama untuk
menghindari infeksi hubungan seksual pada tahun 1564. Cara kerja kondom adalah
menampung spermatozoa sehingga tidak masuk kedalam kanalis servikalis. Keuntungan dari
alat kontrasepsi kondom adalah murah, mudah didapatkan, tidak memerlukan pengawasan
medis, berfungsi ganda, dan di pakai oleh kalangan yang berpendidikan. Sedangkan
kerugiannya adalah kenikmatan terganggu, mungkin alergi terhadap karet atau jelinnya yang
mengandung spermisid, dan sulit dipasarkan kepada masyarakat dengan pendidikan rendah.

b. Pantang berkala
1. pantang berkala dengan sistem kalender

Sistem ini dikenal dengan nama sistem Ogino-Knaus, nama orang yang meneliti
terjadinya ovulasi sekitar 12 sampai 16 hari sebelum menstruasi. Kelemahan sistem ini sulit
menilai menstruasi yang akan datang. Metode ini memerlukan sistem menstruasi yang teratur
sehingga dapat memperhitungkan masa subur untuk menghindari kehamilan dengan tidak
melakukan hubungan seks. Dengan ditemukannya sistem masa subur oleh Ogino-Knaus,
metode pantang berkala makin dikenal oleh masyarakat.

Masa subur wanita dapat dihitung dengan melakukan perhitungan minggu subur sebagai
berikut :

1. menstruasi wanita teratur antara 26 sampai 30 hari

2. masa subur dapat diperhitungkan,yaitu menstruasi hari pertama ditambah 12 yang


merupakan hari pertama minggu subur dan akhir minggu subur adalah hari pertama
menstruasi ditambah 19.

3. puncak minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 14.

Sebagai contoh, eorang wanita mendapat menstruasi 5 maret 1994. Maka perhitungan
minggu suburnya adalah antara tanggal 17 sampai 24 maret 1994, sehingga harus
menghindari hubungan seks untuk mencegahy kehamilan. Sistem pantang berkala dengan
kalender mempunyai kegagalan berkisar 15 % sampai 20 %.

2. Pantang berkala dengan sistem suhu basal

Telah diketahui bahwa penurunan suhu basal sebanyak 0,5 sampai 1 derajat celcius
pada hari ke 12 sampai 13 menstruasi, ketika ovulasi terjadi pada hari ke 14. Setelah
menstruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal sehingga siklus menstruasi yang disertai
ovulasi terdapat temperatur bifasik.

Pantang berkala dengan pengukuran suhu basal memerlukan pengetahuan dan metode
pengukuran yang akurat, sehingga dapat bermanfaat. Kegagalan sistem suhu basal sekitar
10% sampai 20%. Kelemahannya dalah merepotkan dan tidak akurat, hanya saja dapat
digunakan oleh mereka yang terdidik dan hanya berguna pada siklus menstruasi 20-30 hari.
3. Senggama terputus

Konsep senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan menjelang terjadinya


ejakuasi. Senggama terputus merupakan metode tertua di dunia, karena telah tertulis pada
kitab tua dan diajarkan pada masyarakat.

Kekurangan metode ini adalah mengganggu kepuasan kedua belah pihak, kegagalan
hamil sekitar 30-35% karena semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan, etrlam bat
mengeluarakan kemaluan, semen yang tertumpah di luar sebagian dapat masuk ke genetalia,
dan dapat menimbulkan ketegangan jiwa kedua belah pihak.

4. Spermisida

Spermisida dalah zat kimia yang dapat melumpuhkan bahkan mematikan spermatozoa
yang di gunakan menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan sekitar 5-10 menit,
hubungan seksual dapat dilakukan agar spermasid dapat berfungsi. Metode spermasid telah
dikenal pada zaman yunani kuno. Metode spermasida tetap dikembangkan oleh berbagai
pabrik farmasi seperti foam tablet, krem atau pasta, supositoria, dan jeli.

Kekurangan spermasida adalah sebagai berikut :

1. Merepotkan menjelang hubungan senggama.

2. Nilai kepuasan berkurang.

3. Dapat menimbulkan iritasi atau alergi.

Kejadian hamil tinggi sekitar 30 sampai 35% karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu
epat melakukan senggama (Manuaba,2013;h.593-597).

2. Kb Metode Efektif

1. Kontrasepsi hormonal

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi hormonal telah mempelajari bahwa


estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui
hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi.
Melaui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran follicle
stimulating hormone (FSH) sehingga perkembangan dan kematangan folikel de graaf tidak
terjadi. Disamping itu progesterone dapat menghambat pengeluaran hormon luteinizing (LH).
Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus –
endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi.

Fungsi komponen progesterone :

1. Rangsangan baik ke hipotalamus dan hipofisis, sehingga pengeluaran LH tidak terjadi dan
mengakibatkan ovulasi.

2. Progesterone mengubah endometrium, sehingga kapasitasi spermatozoa tidaj berlangsung.

3. Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa.

4. Menghambat peristaltik tuba, menyulitkan konsepsi.

5. Menghindari implantasi, melalui perubahan struktur endometrium.

2. Kontrasepsi hormonal pil

Kontrasepsi hormonal pil telah mengalami penelitian panjang, sebagian besar wanita
dapat menerima tanpa kesulitan, dengan patrun menstruasi normal serta durasi antara 4-6
hari. Disamping durasi 4-6 hari, masih terdapat patrun menstruasi wanita. Wanita tergolong
durasi menstruasi kurang dari 4 hari, memerlukan pil kb dengan efek estrogen tinggi. Wanita
dengan durasi menstruasi lebih dari 6 hari memerlukan pil kb dengan efek estrogen yang
rendah.

Berbagai nama paten kb pil di pasaran :

Progesterone kuat Progesteron lemah


Anovlar Ovulen
Gynovlar Volidan
Norlestrine Lyndiol
Anacycline Noracycline
Ovosta Conovid E
Eugynon Prevision
Norinyl Ortho novum
Microgynon 60 ED Nuvacim
Microgynon 30 ED

Sifat khas kontrasepsi hormonal dengan komponen estrogen menyebabkan pemakaian


mudah tersinggung, tegang, retensi air dan garam, berat badan bertambah, menimbulkan
nyeri kepala, pendarahan banyak saat menstruasi, meningkatkan pengeluaran leukorea,
menimbulkan perlunakan serviks. Sedangkan dengan komponen progesteron menyebabkan
payudara tegang, acne (kukulan), kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan
tangan sering kram, liang senggama kering.

Keuntungan dan kerugian memakai KB pil

Keuntungan :

1. Bila minum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100%

2. Dapat dipakai pengobatan terhadap beberapa masalah :

- Ketegangan menjelang menstruasi.

- Pendarahan menstruasi yang tidak teratur.

- Nyeri saat menstruasi.

- Pengobatan pasangan mandul.

3. Pengobatan penyakit endometriosis.

4. Dapat mengakibatkan libido.

Kerugian :

1. Harus minum pil secara teratur.

2. Dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium.


3. Penyulit ringan (berat badan bertambah,rambut rontok,tumbuh acne,mual sampai muntah).

4. Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal.

Berbagai pabrik farmasi mengeluarkan pil KB sebagai berikut :

1. Pil kombinasi. Sejak semula telah terdapat kombinasi komponen progesteron dan
estrogen.

2. Pil sekuensial. Pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistem
hormonal tubuh. 12 pil pertama hanya mengandung estrogen, pil yang ke 13 dan
seterusnya mengandung kombinasi.

3. Progesteron. Pil ini hanya mengandung progesteron dan di gunakan ibu postpartum.

4. After morning pill. Pil ini digunakan segera setelah hubungan seksual.

3. kontrasepsi hormonal suntikan

Keuntungan dan kerugian KB suntikan

Keuntungan :

 Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu.


 Tingkat efektifitasnya tinggi.
 Hubungan seks dengan suntikan KB bebas.
 Pengawasan medis yang ringan.
 Dapat diberikan pascapersalinan, pasca-keguguran atau pascamenstruasi.
 Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
 Suntikan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan mendapatkan
menstruasi.

Kerugian :

 Pendarahan yang tidak menentu.


 Terjadi amenorea (tidak datang bulan) berkepanjangan.
 Masih terjadi kemungkinan hamil.
 Kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan oeserta KB menghentikan suntikan
KB.
 Kontrasepsi hormonal susuk (norplant atau implan)
Tehnik pemasangan susuk KB :

Prinsip pemasangan susuk KB adalah dipasang dilengan kiri atas dan pemasangan seperti
kipas mekar dengan 6 kapsul.

1. Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat seperti kipas terbuka.

2. Tempat pemasangan di lengan kiri atas, dipatirasa dengan lidokain 2%.

3. Dibuat insisi kecil, sehingga trokar dapat masuk.

4. Trokar ditusukan subkutan sampai batasnya.

5. Kapsul dimasukan kedalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai terasa
tertahan.

6. Untuk menempatkan kapsul, trokar ditarik keluar.

7. Untuk meyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya, alat pendorong dimasukan sampai
teras tidak ada tahanan.

8. Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan plester.

Setiap kali susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap


harinya sebanyak 80 mcg. Konsep mekanisme kerja sebagai progesteron yang dapat
menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lendir serviks dan
mengahalangi migrasi spermatozoa, dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap
menjadi tempat nidasi.

Keuntungan :

- Dipasang selama 5 tahun.


- Kontrol medis ringan
- Dapat dilayani di daerah pedesaan
- Penyulit medis tidak terlalu tinggi
- Biaya murah

Kerugian :

- Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi


pendarahan yang tidak teratur.
- Berat badan bertambah
- Menimbulkan akne,ketegangan payudara.
- Liang senggama terasa kering.

Pada pencabutan banyak dijumpai kesulitan sehingga diupayakan untuk merekayasa


tehnik pencabutan sebagai berikut :

1. Metode standar. Tempat pencabutan didesifektan kemudian ditutup dengan duk. Diberikan
anastesi lokal dengan lidokain 2%. Insisi dibuat pada sekitar tempat inersi susuk KB.
Pencabutan dengan cara :

 Tehnik blind (buta). Kapsul dijepit dengan klem arteri dan selanjutnya ditarik keluar.
 Tehnik a vuc. Ujung kapsul dibersihkan dari jaringan ikat dan selanjutnya dipegang
dengan klem arteri dan selanjutnya dikeluarkan.

2. Tehnik U. Tempat pencabutan didesinfektan kemudian ditutup dengan duk steril. Insisi
dibuat sejajar dengan pemasangan susuk KB. Jaringan penutup susuk KB dibersihkan. Alat U
dipakai untuk memegang kapsul, ditarik kearah insisi, jaringan ikatnya dibersihkan dan
selanjutnya kapsul ditarik keluar.

3. Tehnik tusuk (Ma) pencabutan susuk.

Perlengkapan untuk susuk KB dengan tehnik tusuk (Ma) :

- Duk steril yang berlubang 5 cm.


- Pisau tajam untuk membuat insisi.
- Sebuah klem arteri untuk memperdalam dan menyisihkan jaringan ikat penutup
kapsul susuk KB.
- Pinset bedah untuk memegang kapsul susuk KB.
- Alat tusuk, pencabut susuk yang dibuat sendiri.
- Spuit 5 cc.
- Lidokain ampul.
- Plester untukmenutup luka insisi.
- Bahan desinfektan dan kassa steril.
Kontrasepsi mekanis
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), Richter dari polandia 1909 membuat AKDR dari
benang sutra tebal yang dimasukan kedalam rahim.

Mekanisme kerja lokal AKDR sebagai berikut :


- AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda
asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit.
- AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang
menghalangi kapasitas spermatozoa.
- Pemdatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis
mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
- Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

Kekurangan :

- Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ.


- Terdapat pendarahan.
- Leukorea, sehinnga menguras protein tubuh dan liang enggama terasa lebih basah.
- Dapat terjadi infeksi.
- Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan
ektopik.
- Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan menggangu hubungan
seksual.

Tehnik pemasangan AKDR :

Persiapan

a. Penderita tidur terlentang di meja ginekologi.

b. Vulva dibersihkan dengan kapas lisol, betadine, hibiscrube, atau lainnya.

c. Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menetukan besar dan arah rahim.

d. Duk steril dipasang dibawah bokong.

e. Serviks-porsio dibersihkan dengan kaps betadine atau lisol.

f. Dilakukan sodage untuk menentukan dalam panjang rahim dan arah posisi rahim.
Pemasangan

Beberapa jenis pemasangan AKDR

- Jenis lippes loop.


- Jenis copper atau seven copper.
- Jenis multiload atau medusa (Manuaba,2013;h.597-616).

3. Metode Kb Darurat

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubunganseks yang
tidak langsug dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat menghindari kehamilan.

Pelayanan kontrasepsi darurat :

1. Metode hormonal

a. Pemberian estrogen tingkat tinggi.

Per oral

- Memberikan estrogen dengan dosis 50 mg dua kali dengan interval 12 jam.


- Memberikan etinilestradiol 5 mg selama 5 hari.

Suntikan

- Suntikan estradiol benzoate 30 mg setiap hari selama 5 hari.

b. Pemberian antiprogestin mifepriston

- Mifepriston diberikan 200 mg setiap hari selama 4 hari, mulai hari 27 menstruasi.

- Terjadi penurunan estrogen dan progesteron darah yang menimbulkan pendarahan,


sehingga hasil konsepsi ikut serta dalam pendarahan.

c. Metode yuzpe

- Menggunakan tablet KB kombinasi dengan dosis 50 mcg etinilestradiol dan 250 mcg
lenovorgastrel.

- Diberikan 2 tablet pertama diikuti 2 tablet berikutnya dengan interval 12 jam.

- Hubungan seks tanpa proteksi sekitar 72 jam.


d. Metode postinor buatan gedeon richter hongaria

- Pemberian lenovogastrel 0,75 mg satu jam setelah hubungan seks tanpa proteksi.

- Penggunaan hanya 4 tablet dalam satu bulan.

e. Penggunaan danazol

- Pemberian danazol 600 mg dua kali dengan interval 12 jam.

- Efeknya sebagai kontrasepsi darurat kurang menguntungkan.

2. Metode inersi AKDR

Inersi AKDR dalam waktu 72 jam sampai 7 hari banyak manfaatnya sebagai kontrasepsi
darurat, yang dapat dipertimbangkan pemakaiannya. Perlu diperhatikan pemakaiannya pada
wanita muda yang belum punya anak dengan komplikasi infeksi dapat menimbulkan
infertilitas.

 Kontrasepsi mantap wanita

Kontrasepsi mantap wanita atau sterilisai merupakan metode KB yang paling efektif, murah,
aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi.

Peralatan vasektomi tuba (Ma)

Alat utama untuk melakukan vasektomi tuba (Ma) adalah alat vasektomi BKKBN dan
dilengkapi dengan alat-alat lebih sederhana dari peralatan NTTOT :

- Alat laparatomi abdomen.


- Spuit 5 cc
- Chlaret atau aquabidest steril
- Untuk penutupan tuba : benang sutra tuba, alat termokauter, dan cincin falope dan
aplikatornya.

Keuntungan :

Keuntungan masa rawat inapnya pendek, tidak banyak memerlukan pengawasan setelah
operasi, dan dapat dilakukan secara masal.

Kerugian :
Memerlukan ketrampilan khusus, biasanya relatif mahal, dan metode penutupan tuba
terbatas.

 Kontrasepsi mantap pria

Operasi pria yang dikenal dengan nama vasektomi merupakan operasi ringan, murah, aman
dan mempunyai arti demografis yang tinggi, artinya operasi ini banyak kelahiran dapat
dihindari (Manuaba,2013;h.617-631).
E. BAYI BARU LAHIR NORMAL

Beberapa pengertian dari bayi baru lahir normal adalah :

Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :

1. berat badan lahir bayi antara 2500 - 4000 gram.

2. Panjang badan bayi 48 – 50 cm.

3. Lingkar dada bayi 32 – 34 cm.

4. Lingkar kepala bayi 33 – 35 cm.

5. Bunyi jantung dalam menit pertama kurang lebih 180 kali/menit, kemudian turun sampai
140 – 120 kali / menit pada saat bayi berumur 30 menit.

6. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit disertai pernafasan


cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15
menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi
verniks kaseosa.

8. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala telah tumbuh baik.

9. Kuku telah agak panjang dan lemas.

10. Genetalia : testis sudah turun padalaki-laki dan pada perempuan labia mayora telah
menutupi labia minora.

11. Refleks isap, menelan, dan moro telah terbentuk.

12. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Mekonium
memiliki karateristik hitam kehijauan dan lengket.

Adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan di luar uterus

Konsep mengenai adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

1. Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi. Konsep ini merupakan hal
yang esensial pada kehidupan ekstrauterin.
2. Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastroinstetinal, hematologi, metabolik, dan
sistem neurologis bayi baru lahir harus berfungsi secara memadai untuk mempertahankan
kehidupan ekstrauteri.

Adaptasi pernafasan

1. pernafasan awal dipicuoleh faktor fisik, sensorik, dan kimia.

- faktor-faktorfisik meliputi usaha yang diperlukan untuk mengembangkan paru-paru dan


mengisi alveoulus yang kolaps misalnya perubahan dalam gradien tekanan.

- faktor-faktor sensorik, meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara, dan penurunan suhu.

- faktor-faktor kimia, meliputi perubahan dalam darah misalnya penurunan pH sebagai


akibatasfiksia sementara selam kelahiran.

2. Frekuensi pernafasan bayi baru lahir berkisar 30-6- kli/menit.

3. Sekresi lendir mulut

Anda mungkin juga menyukai