TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
1. Definisi
partus kira – kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43
minggu). (kuswanti,2014;h.99).
bulan atau lunar),atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir (HPHT).
(Varney,2007;hal. 492).
2010;h.213).
Kesimpulan dari pendapat tersebut kehamilan adalah hasil
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan dimulai sejak hari pertama
antara lain:
perkiraan lahir.
akhir triwulan pertama, dan sering terjadi pada pagi hari (morning
minggu.
g. Lelah (fatigue)
membesar.
pertama.
a. Perut membesara
abdomen.
b. Uterus membesar
rahim.
c. Tanda hegar
d. Tanda chadwick
Vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide)
e. Tanda piscaseck
masa kehamilan.
g. Teraba ballotment
janin).
16 minggu.
minggu)
b. Servik uteri
(Manuaba,2009: h.78).
c. Pembesaran uterus
ketuban kurang lebih 1 kg. Ari – ari (plasenta) ½ kg, dan janin seberat
(Manuaba,2009; h.77).
d. Ovarium
e. Kulit
.2008,h; 55).
pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat lain yang
100%.
dengan tekanan sistolik yang akan turun mencapai 5 -10 mmhg dan
h. Metabolisme
kondisi sehat.
5. Metabolisme mineral
6. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5 -16,5 kg kenaikan
antara lain :
a. Support keluarga
hubungan masing-masing.
1) Trimester I
2) Trimester II
tanda bahaya.
3) Trimester III
adalah nrmal
b) Menenangkan ibu.
tubuh untuk meredakan nyeri dan pegal, melatih sikap santai untuk
bayi lahir akan banyak perubahan peran yang terjadi, mulai dari ibu,
e. Persiapan Sibling
rivalry adalah:
lain.
dalam kandungan.
a. Trimester 1
1) Nausea
hari. (Varney,2007;h.536).
1. Makan porsi kecil, sering, bahakan setiap dua jam karena hal
khususnya gingerale.
akupresur
trimester kedua.
9. Istirahat
3) Keletihan
(Varney,2007;h.537).
5) Loukorea
(Varney,2007;h.538).
7) Nokturia
(Varney,2007;h.541).
b. Trimester II
1) Konstipasi
besar.
(Varney,2007;h.539).
2) Hemoroid
(Varney,2007;h.539).
a. Hindari konstipasi
(Varney,2007;h.539).
c. Trimester III
1) Nokturia
pencernaan.
3) Dispareunia
tersebut.
pasangan,
4) Hiperventilasi dan sesak nafas
5) Varises
berikut:
a. Perdarahan
dengan uji kehamilan yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak
b. Preeklamsi
4. Nyeri epigastrik
diatas normal
8. Edem menyeluruh
atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda – tanda dibawah
(concealed) :
1. Trauma abdomen.
2. Preeklamsia.
gejala dan tanda lain yang harus diwaspadai. Beberapa gejala dan
b. Disuria.
a. Hiperemesis Gravidarum
b. Toksemia Gravidarum
janin kurang dari 1000 gram, dan tidak dapat hidup di luar
kandungan.
c) Partus prematurus : yaitu kehamilan 28-37 minggu, berat
3) Dismaturitas
4) Postmatur
(serotinus).
itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. Kelainan ini
e. Air Ketuban
jauh lebih banyak dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter.
kehamilannya, yaitu :
1) Kelainan plasenta :
a. Plasenta previa,
a) Insersio valamentosa.
c) Plasenta sirkumvalanta.
7. Penatalaksanaan
a. Jadwal kunjungan
b) Perencanaan persalinan
dilakukan untuk :
a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan
mencakup minimal:
Toxoid
konseling)
1. Definisi
turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada servik, dan
pengeluaran janin atau hasil konsepsi yang terjadi pada kehamilan cukup
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun janin.
2. Teori sebab- sebab terjadinya persalinan
terhadap progesteron.
persalinan dimulai.
d) Teori prostagladin
persalinan.
f) Teori hipotalamus
i) Faktor lain.
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
pada tingkat yang optimal. Limaaspek dasar atau disebut lima benang
kelahiran bayi yang aman dan bersih antara lain : membuat keputusan
a. Asuhan kala I
diperlukan
f) Mempersiapkan rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
b. Asuhan kala II
setengah duduk.
cukup
(Sarwono,2010;h.N-21)
dari sejumlah kekuatan yang meliputi kontraksi dan pada kala dua,
abdomennya
lebih kecil digantikana dengan diameter kepala janin yang lebih besar.
Fleksi terjadi ketika kepala janin bertemu dengan tekanan, tahapan ini
adalah dari serviks, lalu dari sisi – sisi dinding pelvis, hingga akhirnya
Ketika oksiput berotasi dari posisi LOP, ROP, LOT, atau ROT, bahu
juga berotasi dengan kepala sampai mencapai posisi LOP atau ROP.
kepala, akan tetapi bahu bayi akan masuk kepintu atas panggul pada
bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti sumbu carus dan
segera lahir. Sumbu carus adalah ujung keluar paling bawah pada
lengkung pelvis.
c) Perineum menonjol.
bayi baru lahir. Untuk sfiksia: tempat datar dank keras, 2 kain dan 1
bahu bayi.
terkontaminasi.
lakukan amniotomi.
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
keinginannya.
yang ada
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman).
13) Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran:
untuk meneran.
pada ibu.
h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
meneran (multigravida)
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
60 menit.
15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
16) Letakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
19) Setelah tampak kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6
cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih
dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
20) Periksa kemungkinan lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi dan meneruskan segera proses kelahiran
bayi.
a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian
b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis
dan kemudian dengan lembut gerakkan kearah atas dan kearah luar
23) Setelah kedua bahu dilahirkan, geserkan tangan kearah perineum ibu
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
resusitasi.
27) Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
(IM) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin)
30) Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (2 menit setelah bayi
lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar bayi. Dari sisi luar klem penjepit,
dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi
disediakan
32) Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.
bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada perut ibu.
33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
34) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simfisis,
pusat
(5) Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah
bayi lahir
taktil/masase.
40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu mupun bayi dan pastikan
perdarahan pervaginam.
43) Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit bayi-ibu (di dada ibu
payudara
disusukan
berhasil menyusu
pervaginam.
kontraksi.
49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
pertama pascapersalinan
normal
50) Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas
51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
didekontaminasi.
sesuai.
53) Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering.
56) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan
bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit.
57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
a. Komplikasi pada kala satu dan kala dua dalam persalinan. Menurut
mengalami ini.
a. Fasilitas kesehatan
apapun.
f) Disporposi sefalopelvik
4. Pelvia platiperoid
berhenti.
intensitas ringan.
1) Plasenta tertinggal
3) Retensio plasenta
Adalah plasenta belum lahir dalam waktu 30 menit setelah
memadai.
4) Inversio uterus
a) Definis
ml.(varney,2008;h.841).
b) Faktor predisposisi
d. Ketuban pecah dimi yaitu normalnya ketuban pecah pada akhir kala
(Varney,2008;h.673).
9. Tahapan persalinan.
sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase
yaitu :
1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam, servik membuka sampai
3 cm.
fase yaitu :
menjadi 4 cm.
sehingga terjadi :
5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
bahu belakang.
badan bayi .
1,5 – 1 jam. (
bawah rahim.
Menurut Sondakh 2013;h.5) kala III terdiri dari 2 fase antra lain :
a) Schultze
c) Duncam
a) Kustner
berarti belum lepas. Jika diam atau maju berarti sudah lepas.
b) Klein
c) Strassman
tiba – tiba.
adalah 250 cc, biasanya 100 – 300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500
pemeriksaan palpasi.
d) Luka – luka : jahitan baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.
masalah lain.
a. Definisi
(Sondakh,2013;h.170).
untuk menyusui.
atau air tajin kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar,
produksi ASI.
kedinginan.
payudara. (Sondakh,2013;h.170).
a) Oksitosin
b) Prolaktin
selesai menyusui.
1. Definisi
baru lahir normal adalah bayi yan lahir pada usia kehamilan 37 – 42
minggu dengan berat badan sekitar 2500 – 4000 gram dan panjang
sebagai berikut :
turun sampai 140 – 120 kali/ menit pada saat bayi berumur 30 menit.
f. Bernafas cepat pada menit – menit pertama kira – kira 80 kali / menit
j. Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki – laki)dan labia mayora
lengket.
a. Adaptasi pernafasan
b. Adaptasi kardiovaskular
c) Denyut nadi berkisar 120 – 160 kali / menit saat bangun dan 100
c. Adaptasi gastrointestinal.
d) Kelenjar saliva imatur saat lahir, sedikit saliva diolah sampai bayi
berusia 3 bulan.
secara efektif.
d. Adaptasi imun
dipintu masuk.
a) Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antar kulit
b) Gantilah handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi tersebut
lain :
setelah lahir.
(2008;h.136) meliputi :
a. Pematauan 2 jam
tampak aktif atau lunglai dan warna kulit kemerahan atau biru
b. Pemantauan 0 – 6 jam.
c. Asuhan 2 – 6 hari.
d. Asuhan 6 – 28 hari.
a. Kelainan kongenital
b. Infeksi neonatorum
kejang – kejang.
c. Aspirasi pneumonia
berat badan lahir rendah karena reflek menelan dan batuk yang
D. NIFAS
1. Definisi
(Saleha,2009;h.2).
yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa
yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai
tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi
d. Memberikan pelayanan KB
adalah :
antonia uteri.
menjadi ibu.
lahir.
mencegah hipotermia
ada bau.
pasca melahirkan.
penyulit.
pesalinan
secara dini.
tertentu.
b. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik
dan psikologis.
atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan
suhu.
demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat
a. Puerperium dini.
b. Puerperium intermediate.
c. Puerperium remote.
a. Uterus
Tabel 4.1
involusi
pusat
syimpisis
b. Lokia
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri
dari vagina selama masa nifas. Lokia ini terbagi dalam 3 jenis
lochea rubra.
c. Servik
d. Vagina
down.
b) Sistem pencernaan
gigi pada kehamilan dan masa nifas, dimana pada masa ini terjadi
melahirkan.
Priode ini diekspresikan oleh Refa Rubin yang terjadi pada tiga tahap
berikut ini :
a. Taking in period
c. Leting go periode
Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu mulai secara penuh
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya
b. Ambulasi
c. Eliminasi
d. Personal higiene
d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sabun
mana mestinya.
lain :
yaitu :
a) Vulvitis
b) Vaginitis
c) Servisitis
lain :
karena sfingter uretra ditekana oleh kepala janin dan spasme akibat
kateterisasi.
persalinan. Apabila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi
apalagi buang air besar keras, dan diberikan obat laksatif per oral
sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras, dan
tersebut.
nampak jelas.
sebagainya.
rektum.
albus.
menjarangkan anak.