Anda di halaman 1dari 5

Ciri-ciri Bayi Normal

a. Berat badan 2.500-4000 gram

b. Panjang badan 48-52 cm

c. Lingkar dada 30-38 cm

d. Lingkar kepala 33-35 cm

e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian menurun sampai 120-110

x/menit

f. Pernafasan 40-60 x/menit

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi vernik

caseosa

h. Rambut kepala biasanya telah sempurna

i. Kuku agak panjang atau melewati jari –jari

j. Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora (pada anak perempuan), testis sudah turun

(pada anak laki-laki).

k. Reflek hisap dan menelan baik

l. Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk.

m. Reflek menggenggam sudah baik

n. Eliminasi baik, urine dan meconium akan keluar 24 jam pertama, meconium berwarna hitam

kecoklatan. (dewi,2011; h.2)

Evaluasi Nilai Apgar

Evaluasi ini digunakan 5 menit pertama sampai 10 menit. Hasil pengamatan masing-masing

aspek dituliskan dalam skala skor 0-2.


Aspek-aspek yang termasuk APGAR dan harus dinilai dan dicatat ialah:

Table 2.1 APGAR SCORE

SKOR
TANDA
0 1 2

1. Appereance (warna kulit) Seluruh tubuh biru Tubuh merah Seluruh tubuh

atau pucat ekstremitas biru kemerahan

2. Pulse (Bunyi jantung) Tidak ada < 100 > 100

3. Grimace (Refleks) Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan aktif

fleksi

4. Activity (Aktivitas) Tidak ada Sedikit gerak Menangis kuat

5. Respiratory (Pernapasan) Tidak ada Lambat, tidak Menangis

teratur

(dewi,2011; h.2)

Interpretasi

a. Nilai 1-3 asfiksia berat

b. Nilai 4-6 asfiksia sedang

c. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)

Tahapan pada bayi baru lahir

a. Tahap I terjadi segera setelah lahir

Selama menit pertama kelahiran, pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan

scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.

b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas

Pada tahap ini dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan prilaku.

c. Tahap III disebut tahap periodik.


Di tahap ini pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh

tubuh.

Dalam merawatbayi kebutuhan yang harus dipenuhi antara lain:

1) Kebutuhan rasa hangat

2) Makanan pokok yaitu ASI

3) Cairan

4) Istirahat dan tidur

5) Udara yang bersih

6) Latihan gerakan badan

7) Kasih sayang ibu

8) Perlindungan

9) Kebersihan dan sterilisasi

Kebutuhan diatas bersifat terus menerus selama pertumbuhan dan perkembangan bayi.

(dewi,2010; h.3)

Periode Transisi ke Kehidupan Ekstrauterin


Periode transisi adalah waktu ketika bayi menjadi stabil dan menyesuaikan diri dengan
kemandirian ekstrauteri (Varney et al, 2007).
Periode transisi mencakup tiga periode, meliputi periode pertama reaktivitas, fase tidur, dan
periode kedua reaktivitas. Karakteristik masing-masing periode memperlihatkan kemajuan bayi
baru lahir ke arah fungsi mandiri (Ladewig,2006)
1). Periode reaktifitas pertama
Periode reaktifitas pertama dimulai pada saat bayi lahir dan berlangsung selama 30 menit.
Karakteristik:
Tanda-tanda vital bayi lahir sebagai berikut: frekuensi nadi apikal yang cepat dengan irama yang
tidak tertur. Frekuensi pernafasan mencapai 80 kali/ menit, irama tidak teratur dan beberapa bayi
mungkin dilahirkan dengan keadaan pernafasan cuping hidung, ekspirasi mendengkur serta
adanya retraksi; fluktuasi warna dari merah jambu pucat ke sianosis; bising usus biasanya tidak
ada, bayi biasanya tidak berkemih ataupun mempunyai pergerakan usus, selama periode ini; bayi
baru lahir mempunyai sedikit jumlah mukus, menangis kuat, refleks menghisap yang kuat.
Selama periode ini mata bayi terbuka lebih lama, dari pada hari-hari selanjutnya. Saat ini adalah
waktu yang paling baik untuk memulai proses periode perlekatan karena bayi baru lahir dapat
mempertahankan kontak mata untuk waktu yang lama.
Kebutuhan perawatan khusus selama periode pertama reaktivitas
Kaji dan pantau frekuensi jantung dan pernafasan, setiap 30 menit pada 4 jam pertama setelah
kelahiran. Jaga bayi agar tetap hangat (suhu aksila/kulit berkisar antara 36,5-37 C) dengan
penggunaan selimut hangat atau lampu penghangat diatas kepala. Tempatkan ibu dan bayi
bersama-sama kulit ke kulit, untuk memfasilitasi perlekatan. Tunda pemberian obat tetes sebagai
profilaksis pada 1 jam pertama untuk meningkatkan interaksi antara orang tua-bayi
2). Fase tidur
Tahap kedua transisi berlangsung dari sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai 2 jam.
Karakteristik
Saat bayi berada pada fase tidur, frekuensi pernafasan dan nadi apikal kembali kenilai dasar;
kestabilan warna kulit; terdapat beberapa akrosianosis. Bising usus bisa terdengar.
Kebutuhan perawatan yang khusus diperlukan selama fase tidur
Bayi tidak berespon terhadap stimulus eksternal, tetapi orang tua tetap dapat menikmati
memeluk dan menggendong bayinya.
3). Periode reaktifitas kedua
Periode reaktivitas kedua berlangsung dari usia sekitar 4-6 jam
Karakteristik
Bayi mempunyai tingkat sensitivitas tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan. Kisaran
frekuensi nadi apikal 120-160 kali / menit dan dapat bervariasi mulai (< 120 x/menit) hingga
takikardi (> 160 x/menit). Frekuensi pernafasannya berkisar dari 30-60 x/menit dengan periode
pernafasan yang lebih cepat tetapi pernafasan tetap stabil (tidak ada pernafasan cuping hidung
ataupun retraksi); fluktuasi warna kulit dari merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan
disertai dengan bercak-bercak, bayi kerap kali berkemih dan mengeluarkan mekoneum selama
periode ini; peningkatan sekresi mukus dan bayi bisa tersedak daat sekresi. Refleks penghisapan
sangat kuat dan bayi bisa sangat aktif (Ladewig, 2006)
Kebutuhan perawatan khusus periode kedua reaktivitas
1. Pantau secara ketat bayi baru lahir terhadap kemungkinan tersedak saat pengeluaran mukus
yang berlebihan yang dalam keadaan normal memang terdapat.
2. Pantau setiap kejadian apnea dan mulai metode stimulasi segera jika dibutuhkan (mis.
Hentakan punggung bayi, miringkan bayi)
3. Kaji keinginan bayi untuk menghisap dan menelan dan kemampuan untuk minum (tidak
tersedak atau muntah selama minum)
4. Memantau tanda-tanda vital bayi baru lahir setiap 4 jam
5. Timbang berat badan bayi dan ukur panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada
6. Pemeriksaan fisik

Sistematika penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB mel
iputi :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran karya tulis ilmia
h
secara menyeluruh tentang bayi dengan BBLR yang terdiri dari
latar belakang, perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan
penulisan yang meliputi tujuan umum dan tujuan kusus, keaslian
studi kasus serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran teori medis tentan
g
bayi dengan barat badan lahir rendah (BBLR) yang meliputi :
Pengertian BBL dan BBLR, ciri-ciri BBL dan BBLR, golongan
BBLR, klasifikasi BBLR, etiologi BBLR, gambaran klinis BBLR,
komplikasi BBLR, Tindakan bidan, teori menejemen kebidanan
pada bayi dengan BBLR meliputi: pengkajian, implementasi dan
evaluasi, catatan perkembangan serta kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang jenis karya tulis
ilmiah, lokasi pengambilan kasus, subyek kasus, waktu
9
pelaksanaan, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data, alat
yang dibutuhkan.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan tentang tinjauan kasus asuhan kebidanan
pada bayi Ny.S dengan BBLR secara nyata sesuai dengan
menejemen kebidanan menurut 7 langkah varney yang di mulai
dari pengkajian sampai evaluasi dan data perkembangan menurut
SOAP. Sedangkan pembahasan kasus penelitian menjelaskan
tentang masalah atau kesenjangan antara teori dan kasus .
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan
merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari
pembahasan kasus BBLR, sedangkan saran merupakan alternative
pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai