PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Airway : bisa berbicara dengan jelas, tidak terdapat suara napas
tambahan
Breathing : pernapasan 28 x/menit, suara napas kiri dan kanan
vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
3
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Pil ekstasi : Suatu sindetik yang analogis dengan amfetamin yang
digunakan untuk meningatkan mood seseorang dan agen
halusinasi.
2. Sesak napas : Pernapasan yang sukar atau sesak.
3. Narkoba : Agen yang menimbulkan insensibilitas atau stupor, terutama
opioid.
4. Ronkhi : Suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara melalui
saluran napas yang berisi sekret atau eksudat atau saluran
napas yang obstruksi.
5. Wheezing : Bunyi kontinu seperti bersiul.
6. Gelisah : Keadaan seseorang merasa tidak tenang atau khawatir.
4
6. Secondary Survey
- Kepala
- Mata : konjungtiva tidak anemis
- THT : tidak ada kelainan
- Leher : dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi)
- Thoraks :
a. Inspeksi : gerak napas simetris, frekuensi nafas 28 x/menit
b. Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavicularis sinistra,
stem fremitus kanan dan kiri sama
c. Perkusi : batas jantung normal, sonor pada kanan dan kiri
d. Auskultasi : suara jantung jelas dan regular, HR: 120 x/menit, suara
paru vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
- Abdomen
- Inspeksi : datar
- Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar-lien dalam batas normal
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus dalam batas normal
- Ekstremitas inferior dan superior : refleks fisiologis meningkat
5
e. Apa yang dimaksud dengan pil ekstasi?
f. Apa kandungan yang terdapat pada pil ekstasi?
g. Bagaimana cara mendeteksi seseorang mengkonsumsi pil ekstasi?
3. Pada saat diperiksa anton mengoceh terus menerus, merasa melihat banyak penari
dan mendengar suara musik disko serta mencium bau parfum. Anton terlihat sesak
napas dan kadang kadang tertawa tanpa sebab.
a. Apa makna setelah menelan pil ekstasi Anton mengoceh terus menerus, merasa
melihat banyak penari, mendengar suara musik disko, mencium bau parfum,
terlihat sesak dan kadang kadang tertawa tanpa sebab?
b. Bagaimana mekanisme dari keluhan penyerta?
c. Apa kemungkinan golongan pil ekstasi yang dikonsumsi oleh Anton?
d. Apa saja gejala klinis dari seseorang mengkonsumsi pil ekstasi berdasarkan
golongannya?
5. Primary survey:
Airway : bisa berbicara dengan jelas, tidak terdapat suara napas
tambahan
Breathing : pernapasan 28 x/menit, suara napas kiri dan kanan
vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
6
a. Bagaimana interpretasi dari primary survey?
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari primary survey?
c. Bagaimana cara penilaian primary survey?
6. Secondary Survey
- Kepala
- Mata : konjungtiva tidak anemis
- THT : tidak ada kelainan
- Leher : dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi)
- Thoraks :
a. Inspeksi : gerak napas simetris, frekuensi nafas 28 x/menit
b. Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavicularis sinistra,
stem fremitus kanan dan kiri sama
c. Perkusi : batas jantung normal, sonor pada kanan dan kiri
d. Auskultasi : suara jantung jelas dan regular, HR: 120 x/menit, suara
paru vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
- Abdomen
a. Inspeksi : datar
b. Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar-lien dalam batas normal
c. Perkusi : timpani
d. Auskultasi : bising usus dalam batas normal
- Ekstremitas inferior dan superior : refleks fisiologis meningkat
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan secondary survey?
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari secondary survey?
c. Bagaimana cara penilaian secondary survey?
7
14. Bagaimana KDU pada kasus?
15. Bagaimana pandangan islam pada kasus?
2.6 Hipotesis:
Anton laki-laki 23 tahun, tampak gelisah, halusinasi dan sesak napas karena mengalami
intoksikasi pil ekstasi.
Intoksikasi ekstasi
Efek toksik