Anda di halaman 1dari 7

Annete Johnstone, 2005, terj.

Diana Lyrawati 2008

GOUT Farmakologi

Gout adalah istilah yang digunakan untuk Serangan akut


menggambarkan keadaan penyakit yang Istirahat dan terapi cepat dengan
berkaitan dengan hiperurisemia. Hiperurisemia pemberian NSAID, misalnya indometasin 200
dapat terjadi karena peningkatan sintesis mg/hari atau diklofenak 150 mg/hari,
prekursor purin asam urat atau penurunan merupakan terapi lini pertama dalam
eliminasi/pengeluaran asam urat oleh ginjal, menangani serangan akut gout, asalkan tidak
atau keduanya. ada kontraindikasi terhadap NSAID. Aspirin
Gout merupakan diagnosis klinis sedangkan harus dihindari karena ekskresi aspirin
hiperurisemia adalah kondisi biokimia. Gout berkompetisi dengan asam urat dan dapat
ditandai dengan episode arthritis akut yang memperparah serangan akut gout. Sebagai
berulang, disebabkan oleh timbunan alternatif, merupakan terapi lini kedua, adalah
monosodium urat pada persendian dan kolkisin (colchicine). Keputusan memilih NSAID
kartilago, dan pembentukan batu asam urat atau kolkisin tergantung pada keadaan pasien,
pada ginjal (nefrolitiasis). Hiperurisemia yang misalnya adanya penyakit penyerta lain/ko‐
berlangsung dalam periode lama merupakan morbid, obat lain yang juga diberikan pada
kondisi yang diperlukan tetapi tidak cukup untuk pasien pada saat yang sama, dan fungsi ginjal.
menyebabkan terjadinya gout. Tidak ada studi terkontrol yang membandingkan
Berikut adalah uraian mengenai kolkisin dengan NSAID untuk penanganan gout.
penanganan gout akut dan kronis secara Kolkisin mrupakan obat pilihan jika pasien juga
farmakologis. Juga akan dijelaskan gout yang menderita penyakit kardiovaskuler, termasuk
disebabkan oleh obat dan apa yang harus hipertensi, pasien yang mendapat diuretik
diberikan pada pasien yang menderita gout. untuk gagal jantung dan pasien yang mengalami
toksisitas gastrointestinal, kecenderungan
Penanganan menggunakan obat perdarahan atau gangguan fungsi ginjal.
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi Obat yang menurunkan kadar asam urat
penanganan serangan akut dan penanganan serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti
hiperurisemia pada pasien artritis kronik. Ada 3 probenesid dan sulfinpirazon) tidak boleh
tahapan dalam terapi penyakit ini: digunakan pada serangan akut. Pasien biasanya
• Mengatasi serangan akut sudah mengalami hiperurisemia selama
• Mengurangi kadar asam urat untuk bertahun‐tahun sehingga tidak ada perlunya
mencegah penimbunan kristal urat memberikan terapi segera untuk
pada jaringan, terutama persendian hiperurisemianya. Lagipula, obat‐obat tersebut
• Terapi pencegahan menggunakan terapi dapat menyebabkan mobilisasi simpanan asam
hipourisemik urat ketika kadar asam urat dalam serum
Tujuan terapi dapat dilihat pada Tabel 1. berkurang. Mobilisasi asam urat ini akan
Edukasi pasien dan pemahaman mengenai memeprpanjang durasi serangan akut atau
dasar terapi diperlukan untuk menjamin menyebabkan serangan artritis lainnya. Namun,
keberhasilan terapi gout. Menghindari faktor‐ jika pasien sudah terstabilkan/ menggunakan
faktor yang dapat memicu serangan juga allopurinol pada saat terjadi serangan akut,
merupakan bagian yang penting dari strategi allopurinol tetap terus diberikan.
penatalaksanaan gout. Faktor yang dapat Penanganan gout akut diringkas pada Tabel
memicu serangan gout dapat dilihat pada Tabel 3. Penggunaan NSAID, inhibitor cyclo‐
2.

1
Annete Johnstone, 2005, terj. Diana Lyrawati 2008

oxigenase‐2 (COX‐2), kolkisin dan kortikosteroid • Diclofenac – awal 100 mg, kemudian 50
untuk serangan akut dibicarakan berikut ini. mg 3 kali/hari selama 48 jam, kemudian
50 mg dua kali/hari selama 8 hari.
NSAID
NSAID merupakan terapi lini pertama yang COX-2 inhibitor
efektif untuk pasien yang mengalami serangan Etoricoxib merupakan satu‐satunya COX‐2
gout akut. Hal terpenting yang menentukan inhibitor yang dilisensikan untuk mengatasi
keberhasilan terapi bukanlah pada NSAID yang serangan akut gout. Obat ini efektif tapi cukup
dipilih melainkan pada seberapa cepat terapi mahal, dan bermanfaat terutama untuk pasien
NSAID mulai diberikan. yang tidak tahan terhadap efek gastrointestinal
NSAID harus diberikan dengan dosis NSAID non‐selektif.
sepenuhnya (full dose) pada 24‐48 jam pertama COX‐2 inhibitor mempunyai resiko efek
atau sampai rasa nyeri hilang. Dosis yang lebih samping gastrointestinal bagian atas yang lebih
rendah harus diberikan sampai semua gejala rendah disbanding NSAID non‐selektif. Banyak
reda. NSAID biasanya memerlukan waktu 24‐48 laporan mengenai keamanan kardiovaskular
jam untuk bekerja, walaupun untuk obat golongan ini, terutama setelah penarikan
menghilangkan secara sempurna semua gejala rofecoxib dari peredaran. Review dari Eropa dan
gout biasanya diperlukan 5 hari terapi. Pasien CSM mengenai keamanan COX‐2 inhibitor
gout sebaiknya selalu membawa persediaan mengkonfirmasi bahwa obat golongan ini
NSAID untuk mengatasi serangan akut. memang meningkatkan resiko thrombosis
Indometasin banyak diresepkan untuk (misalnya infark miokard dan stroke) lebih tinggi
serangan akut artritis gout, dengan dosis awal dibanding NSAID non‐selektif dan plasebo. CSM
75‐100 mg/hari. Dosis ini kemudian diturunkan menganjurkan untuk tidak meresepkan COX‐2
setelah 5 hari bersamaan dengan meredanya inhibitor untuk pasien dengan penyakit iskemik,
gejala serangan akut. Efek samping indometasin serebrovaskuler atau gagal jantung menengah
antara lain pusing dan gangguan saluran cerna, dan berat. Untuk semua pasien, resiko
efek ini akan sembuh pada saat dosis obat gastrointestinal dan kardiovaskuler harus
diturunkan. dipertimbangkan sebelum meresepkan
Azapropazon adalah obat lain yang juga baik golongan obat COX‐2 inhibitor ini.
untuk mengatasi serangan akut. NSAID ini CSM juga menyatakan bahwa ada
menurunkan kadar urat serum, mekanisme keterkaitan antara etoricoxib dengan efek pada
pastinya belum diketahui dengan jelas. Komite tekanan darah yang lebih sering terjadi dan
Keamana Obat (CSM) membatasi penggunaan lebih parah dibanding COX‐2 inhibitor lain dan
azapropazon untuk gout akut saja jika NSAID NSAID non‐selektif, terutama pada dosis tinggi.
sudah dicoba tapi tidak berhasil. Oleh karena itu, etoricoxib sebaiknya tidak
Penggunaannya dikontraindikasikan pada pasien diberikan pada pasien yang hipertensinya belum
dengan riwayat ulkus peptik, pada ganggunan terkontrol dan jika pasien yang mendapat
fungsi ginjal menengah sampai berat dan pada etoricoxib maka tekanan darah harus terus
pasien lanjut usia dengan gangguan fungsi ginjal dimonitor.
ringan.
NSAID lain yang umum digunakan untuk Colchicine
mengatasi episode gout akut adalah: Colchicine merupakan terapi spesifik dan
• Naproxen – awal 750 mg, kemudian 250 efektif untuk serangan gout akut. Namun,
mg 3 kali/hari dibanding NSAID kurang populer karena mula
• Piroxicam – awal 40 mg, kemudian 10‐ kerjanya (onset) lebih lambat dan efek samping
20 mg/hari lebih sering dijumpai.

2
Annete Johnstone, 2005, terj. Diana Lyrawati 2008

Oral Banyak efek samping serius terjadi pada pasien


Colchicine oral tadinya merupakan terapi lini dengan disfungsi hati atau ginjal.
pertama untuk gout akut, Satu studi double‐
blind placebocontrolled menunjukkan baha Steroid
duapertiga pasien yang diterapi dengan Strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin
colchicine membaik kondisinya dalam 48 jam adalah pemberian steroid intra‐artikular. Cara
dibanding sepertiga pada kelompok plasebo. ini dapat meredakan serangan dengan cepat
Agar efektif, kolkisin oral harus diberikan ketika hanya 1 atau 2 sendi yang terkena.
sesegera mungkin pada saat gejala timbul Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat
karena pada perkembangan gejala berikutnya diferensial diagnosis antara arthritis sepsis dan
colchicine kurang efektif. Biasanya, dosis awal 1 gout akut karena pemberian steroid intra‐
mg yang kemudian diikuti dengan 0.5 mg setiap artikular akan memperburuk infeksi. Pasien
2‐3 jam selama serangan akut sampai nyeri dengan respon suboptimal terhadap NSAID
sendi mereda, pasien mengalami efek samping mungkin akan mendapat manfaat dengan
gastrointestinal atau jika dosis maksimum 6 mg pemberian steroid intra‐artikular.
telah diberikan. Untuk mentitrasi dosis antara Steroid sistemik juga dapat digunakan untuk
dosis terapetik dan sebelum gejala toksik pada gout akut. Pada beberapa pasien, misalnya yang
gastrointestinal muncul sulit dilakukan karena mengalami serangan yang berata atau
dosis terapeutik sangat berdekatan dengan poliartikular atau pasien dengan penyakit ginjal
dosis toksik gastrointestinal. Kematian atau gagal jantung yang tidak dapat
dilaporkan terjadi pada pasien yang menerima 5 menggunakan NSAID dan kolkisin, dapat diberi
mg colchicine. Beberapa pengarang baru‐baru prednisolon awal 20‐40 mg/hari. Obat ini
ini menganjurkan untuk menggunakan dosis memerlukan 12 jam untuk dapat bekerja dan
lebih rendah 0,5 mg tiap 8 jam untuk durasi terapi yang dianjurkan adalah 1‐3
mengurangi resiko toksik tersebut, terutama minggu. Alternatif lain, metilprednisolon
untuk pasien lanjut usia dan pasien dengan intravena 50‐150 mg/hari atau triamsinolon
gangguan ginjal. intramuskular 40‐100 mg/hari dan diturunkan
Untuk menghindari efek toksik, pemberian (tapering) dalam 5 hari.
colchicine tidak boleh diulang dalam 3 hari jika
sebelumnya telah digunakan. Penatalaksanaan gout kronik
Kontrol jangka panjang hiperurisemia
Intravena merupakan faktor penting untuk mencegah
Colchicine intravena tidak lagi dilisensikan terjadinya serangan akut gout, gout tophaceous
karena sangat toksik. Tapi laporan terakhir kronik, keterlibatan ginjal dan pembentukan
menyatakan bahwa toksisitas disebabkan batu asam urat. Kapan mulai diberikan obat
karena penggunaan yang tidak tepat dan penurun kadar asam urat masih kontroversi.
biasanya karena kesalahan dosis. Serangan awal gout biasanya jarang dan
sembuh dengan sendirinya, terapi jangka
Efek samping panjang seringkali tidak diindikasikan. Beberapa
Efek samping colchicine per oral adalah menganjurkan terapi mulai diberikan hanya jika
mual dan muntah, diare dan nyeri abdomen pasien mengalami lebih dari 4 kali serangan
yang terjadi pada 80% pasien. Komplikasi utama dalam setahun, sedangkan ahli lainnya
terapi ini adalah dehidrasi. Efek samping lain menganjurkan untuk memulai terapi pada
adalah kejang, depresi nafas, hepatik dan pasien yang mengalami serangan sekali dalam
nekrosis otot, kerusakan ginjal, demam, setahun. Pendapat para ahli mendukung
granulositopenia, anemia aplastik, koagulasi pemberian terapi hipourisemik jangka panjang
intravaskuler yang menyebar dan alopesia. pada pasien yang mengalami serangan gout
lebih dari dua kali dalam setahun. Para ahli juga

3
Annete Johnstone, 2005, terj. Diana Lyrawati 2008

menyarankan obat penurun asam urat (1,5 mg/hari) untuk 3 bulan pertama sebagai
sebaiknya tidak diberikan selama serangan akut. terapi kronik.
Pemberian obat jangka panjang juga tidak
dianjurkan untuk hiperurisemia asimptomatis, Efek samping
atau untuk melindungi fungsi ginjal atau resiko Efek samping dijumpai pada 3‐5% pasien
kardiovaskular pada pasien asimptomatis. sebagai reaksi alergi/hipersensitivitas. Sindrom
Ringkasan pilihan terapi untuk gout kronik toksisitas allopurinol termasuk ruam, demam,
dapat dilihat pada Tabel 4. Penggunaan perburukan insufisiensi ginjal, vaskulitis dan
allopurinol, urikourik dan feboxostat (sedang kematian. Sindrom ini lebih banyak dijumpai
dalam pengembangan) untuk terapi gout kronik pada pasien lanjut usia dengan insufisiensi ginjal
dijelaskan berikut ini. dan pada pasien yang juga menggunakan
diuretik tiazid. Erupsi kulit adalah efek samping
Allopurinol yang paling sering, lainnya adalah hepatotoksik,
Obat hipourisemik pilihan untuk gout kronik nefritis interstisial akut dan demam. Reaksi
adalah allopurinol. Selain mengontrol gejala, alergi ini akan reda jika obat dihentikan. Jika
obat ini juga melindungi fungsi ginjal. terapi dilanjutkan, dapat terjadi dermatitis
Allopurinol menurunkan produksi asam urat eksfoliatif berat, abnormalitas hematologi,
dengan cara menghambat enzim xantin hepatomegali, jaundice, nekrosis hepatik dan
oksidase. Allopurinol tidak aktif tetapi 60‐70% kerusakan ginjal.
obat ini mengalami konversi di hati menjadi Banyak pasien dengan reaksi yang berat
metabolit aktif oksipurinol. Waktu paruh mengalami penurunan fungsi ginjal jika dosis
allopurinol berkisar antara 2 jam dan allopurinol terlalu tinggi. Sindrom biasanya
oksipurinol 12‐30 jam pada pasien dengan muncul dalam 2 bulan pertama terapi, tapi bisa
fungsi ginjal normal. Oksipurinol diekskresikan juga setelah itu. Pasien dengan hipersensitivitas
melalui ginjal bersama dengan allopurinol dan minor dapat diberikan terapi desensitisasi di
ribosida allopurinol, metabolit utama ke dua. mana dosis allopurinol ditingkatkan secara
bertahap dalam 3‐4 minggu.
Dosis Allopurinol biasanya ditoleransi dengan
Pada pasien dengan fungsi ginjal normal baik, Efek samping yang terjadi pada 2% pasien
dosis awal allopurinol tidak boleh melebihi 300 biasanya disebabkan karena dosis yang tidak
mg/24 jam. Pada praktisnya, kebanyakan pasien tepat terutama pada pasien dengan kelainan
mulai dengan dosis 100 mg/hari dan dosis fungsi ginjal. Fungsi ginjal harus dicek sebelum
dititrasi sesuai kebutuhan. Dosis pemeliharaan terapi allopurinol mulai diberikan dan dosis
umumnya 100‐=600 mg/hari dan dosis 300 disesuaikan. Pedoman mengenai dosis
mg/hari menurunkan urat serum menjadi allopurinol untuk pasien dengan kelainan fungsi
normal pada 85% pasien. Respon terhadap ginjal dapat dilihat pada Tabel 5.
allopurinol dapat dilihat sebagai penurunan
kadar urat dalam serum pada 2 hari setelah Sitotoksisitas
terapi dimulai dan maksimum setelah 7‐10 hari. Allopurinol meningkatkan toksisitas
Kadar urat dalam serum harus dicek setelah 2‐3 beberapa obat sitotoksik yang dimetabolisme
minggu penggunaan allopurinol untuk xantin oksidase. Dosis obat sitotoksis (misalnya
meyakinkan turunnya kadar urat. azatioprin) harus diturunkan jika digunakan
Allopurinol dapat memperpanjang durasi bersama dengan allopurinol. Allopurinol juga
serangan akut atau mengakibatkan serangan meningkatkan toksisitas siklofosfamid terhadap
lain sehingga allopurinol hanya diberikan jika sumsum tulang.
serangan akut telah mereda terlebih dahulu.
Resiko induksi serangan akut dapat dikurangi
dengan pemberian bersama NSAID atau kolkisin

4
Annete Johnstone, 2005, terj. Diana Lyrawati 2008

Obat urikosurik Obat lain yang juga menurunkan ekskresi


Kebanyakan pasien dengan hiperurisemia urat melalui ginjal adalah aspirin dosis rendah
yang sedikit mengekskresikan asam urat dapat dan alkohol. Demikian juga siklosporin,
diterapi dengan obay urikosurik. Urikoirik terutama pada laki‐laki.Gout akut sering
seperti probenesid (500 mg‐1g 2kali/hari) dan diasosiakan dengan omeprazol. Etambutol,
sulfinpirazon (100 mg 3‐4 kali/hari) merupakan pirazinamid, niasin dan didanosin juga
alternative allopurinol, terutama untuk pasien mengganggu ekskresi asam urat melalui ginjal.
yang tidak tahan terhadapa allopurinol. Radioterapi dan kemoterapi juga dapat
Urikosurik harus dihindari pada pasien menyebabkan hiperurisemia. Untuk profilaktik,
dengan nefropati urat dan yang memproduksi dalam hal ini dapat diberikan allopurionol sejak
asam urat berlebihan. Obat ini tidak efektif pada 3 hari sebelum memulai terapi.
pasien dengan fungsi ginjal yang buruk (klirens
kreatinin <20‐30 mL/menit). Sekitar 5% pasien Terapi non-obat
yang menggunakan probenesid jangka lama Terapi non‐obat merupakan strategi esensial
mengalami munal, nyeri ulu hati, kembung atau dalam penanganan gout. Gout adalah gangguan
konstipasi. Ruam pruritis ringan, demam dan metabolik, yang dipengaruhi oleh diet, asupan
gangguan ginjal juga dapat terjadi Salah satu alkohol, hiperlipidemia dan berat badan.
kekurangan obat ini adalah ketidakefektifannya Intervensi seperti istirahat yang cukup,
yang disebabkan karena ketidakpatuhan pasien penggunaan kompres dingin, modifikasi diet,
dalam mengkonsumsi obat, penggunaan mengurangi asupan alkohol dan menurunkan
salisilat dosis rendah secara bersamaan atau berat badan pada pasien yang kelebihan berat
insufisiensi ginjal. badan terbukti efektif.

Benzbromarone Anjuran untuk pasien


Benzbromarone adalah obat urikosurik yang Pasien gout harus mendapat informasi
digunakan dengan dosis 100 mg/hari untuk bahwa puasa, obesitas (kegenukan) dan
pasien dengan penurunan fungsi ginjal moderat konsumsi alkohol dapat mengakibatkan
yang tidak dapat menggunakan urikourik lain hiperurisemia. Jika hal tersebut dapat diperbaiki
atau allopurinol karena hipersensitif. atau dihindari maka terapi obat tidak
Penggunaannya harus dimonitor ketat karena diperlukan, demikian juga hiperurisemia tanpa
diakitkan dengan kejadian hepatotoksik berat. gejala juga tidak perlu diobati. Namun demikian
fungsi ginjal harus diperiksa untuk meyakinkan
Febuxostat tidak ada gangguan.
Obat ini sedang dalam tahap Pasien yang beresiko mengalami serangan
pengembangan clinical trial fase III. Studi awal kambuh gout harus membawa persediaan
menunjukkan bahwa febuxostat ditoleransi baik NSAID dan harus diedukasi untuk segera
oleh pasien gout samapi 4 minggu. menggunakannya pada saat muncul gejala
Febuxostatadalah non‐purin xantin oxidase pertama. Juga harus diinformasikan untuk
inhibitor yang dikembangakn untuk mengatasi menghindari aspirin dan sebaiknya digunakan
hiperurisemia pada gout. parasetamol jika diperlukan analgesik
penghilang rasa nyeri.
Gout yang diinduksi oleh obat Pasien yang mendapat allopurinol juga
Hiperurisemia dapat disebabkan karena diinformasikan untuk tetap melanjutkan
penggunaan diuretic, terutama tiazid. Jika tiazid penggunaan allopurinol sehari sekali jika belum
harus digunakan atau tidak dapat diganti obat terlihat respon terhadap gejala yang dirasakan.
lain, maka allopurinol sebaiknya diberikan untuk Juga harus mendapat informasi mengenai efek
menurunkan kadar urat. samping yang mungkin dialami serta segera
melaporkan jika terjadi efek samping pada kulit.

5
Annete Johnstone, 2005, terj. Diana Lyrawati 2008

Pasien yang mndapat terapi urikosurik sifat toksiknya menyebabkan obat ini kurang
dianjurkan untuk minum paling sedikit 2L/hari populer.
untuk mengurangi resiko pembentukan batu Untuk kontrol jangka lama hiperurisemia
asam urat pada ginjal. dan penatalaksaan secara farmakologis gout
kronik, penting diperhatikan untuk mencegah
Ringkasan sequelae yang berkaitan dengan tingginya kadar
Pilihan terapi gout akut adalah NSAID, COX‐ urat, terutama pada pasien yang mengalami
2 inhibitor, colchicines, dan kortikosteroid serangan arthritis gout akut lebih dari 2 kali
sitemik atau intraartikular. dalam setahun.
Pada kebanyakan pasien tanpa komplikasi Allopurinol merupakan obat pilihan untuk
atau ko‐morbid, NSAID merupakan obat pilihan. menurunkan kadar urat, febuxostat mungkin
Faktor terpenting untuk keberhasilan terapi merupakan alternatif. Jika allopurinol tidak
adalah kecepatan pemberian NSAID, harus dapat diberikan dan untuk pasien yang
segera digunakan pada saat timbul gejala ekskresinya rendah, maka obat alternatif adalah
serangan. Kolkisin merupakan alternatif, tapi urikosurik (probenesid, benzbromarone).

Tabel 1 Tujuan terapi pada Tabel 3 Terapi gout akut


penatalaksanaan gout • Konfirmasi diagnosis
Meredakan nyeri dan inflamasi serangan akut • Awali terapi dengan NSAID dosis penuh
Menghentikan serangan akut secepat mungkin (full dose) segera pada saat serangan,
Mencegah memburuknya serangan dan kecuali jika kontraindikasi.
mencegah efek jangka panjang: • Berikan colchicine jika NSAID tidak
• Kerusakan sendi dapat diberikan. Gunakan dalam 24‐48
• Kerusakan organ terkait misalnya ginjal jam serangan akut.
Menurunkan kadar urat serum pada psien • Gunakan colchicine dengan hati‐hati
simptomatis karena toksisk, dan monitor respon.
Menurunkan resiko batu asam urat • Jika serangan melibatkan 1‐2 sendi,
Menurunkan pembentukan tophi berikan steroid intra‐artikular.
• Jika penyakit parah atau NSAID/
Tabel 2 Faktor yang memicu colchicine tidak ditoleransi baik berikan
serangan akut gout steroid sistemik.
• Trauma • Hiperurisemia pada saat serangan akut
• Olahraga fisik yang tidak biasa jangan diterapi.
• Bedah
• Penyakit sistemik parah Tabel 4 Terapi gout kronik
• Diet ketat • Mulai terapi menurunkan kadar urat
• Terapi B12 pada anemia pernisiosa pada psien yang mengalami serangan
• Trapi obat sitotoksik lebih dari 2 kali dalam setahun (obat
• Makan berlebih penurun kadar urat tidak diberikan
• Alkohol selama serangan akut, obat pilihan
• Obat penurun kadar urat untuk mayoritas
• Diuretik pasien adalah allopurinol).
• Awal terapi allopurino atau urikourik • Gunakan urikosurik pada pasien yang
• Alergi obat tidak tahan atau alergi allopurinol dan
pada pasien dengan fungsi ginjal normal
tetapi ekskresinya rendah.

6
Annete Johnstone, 2005, terj. Diana Lyrawati 2008

• Pertimbangkan pemberian kombinasi Tabel 5 Dosis allopurinol untuk


dengan colchicine sampai tercapai kadar pasien kelainan fungsi ginjal
urat serum rendah dan tidak ada
serangan akut yang kambuh dalam 6‐12 Klirens kreatinin Dosis allopurinol
bulan. (mL/menit)
• Monitor kadar urat serum setiap 3‐6 0 100 mg 3 kali dalam
bulan dan pada pasien yang seminggu
simptomatis terapi disesuaikan dengan 10 100 mg tiap 2 hari
kadar sekali
20 100 mg/hari
40 150 mg/hari
60 200 mg/hari
>100 300 mg/hari

Pustaka Zealand Journal of Medicine 1987;


Johnstone A. Gout – the disease and non‐drug 17:301‐304.
treatment. Hospital Pharmacist 2005; Morris I, Varughese G, Mattingly P. Colchicine in
12:391‐394. Acute Gout. BMJ 2003;327:1275‐1276.
Schlesinger N, Management of acute and Graham W, Robert JB. Intravenous colchicines in
chronic gouty arthritis – present state of the management of gouty arthritis.
the art. Drugs 2004;64:2399‐2416. Annals of the Rheumatic Diseases
British Medical Association, Royal 1983;12:16‐19.
Pharmaceutical Society of Great Britain. Joseph‐Ridge N. Phase II, dose response, safety
British National Formulary 49. London, and efficacy of a new oral xanthine
March 2005. oxidase inhibitor (Febuxostat) in
Duf G. Updated advice on the safety of subjects with gout (abstract). Arthritis
selective Cox‐2 inhibitors. Letter to health Rheum 2002;46 (S9):289.
care professionals. Committee on Safety Peterson GM, Boyle RR, Francis HW. Dosage
of Medicines; London: February 2005. prescribing and plasma oxypurinol
levels in patients receiving allopurinol
Ahem MJ, Reid C, Clardon TP. Does colchicines therapy. European Journal of Clinical
work? Results of the first controlled Pharmacology 1990; 39:419‐421.
study in gout. Australian and New

Anda mungkin juga menyukai