Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN

PELAKSANAAN POSYANDU LANSIA

DI UPTD PUSKESMAS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


UPTD PUSKESMAS
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keberhasilan Pembangunan Nasional memberikan dampak meningkatnya Umur
Harapan Hidup waktu lahir (UHH) yaitu dari 68,6 tahun 2004 menjadi 70,6 pada
tahun 2009. Meningkatnya UHH menyebabkan peningkatan jumlah lanjut usia,
dimana pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 28,8 juta jiwa. Undang-undang
Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa upaya untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat termasuk lanjut usia dilaksanakan berdasarkan
prinsip non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Setiap upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan investasi bagi pembangunan
negara. Prinsip non diskriminatif mengandung makna bahwa semua masyarakat harus
mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk lanjut usia (Lansia).
Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan mengandung makna bahwa semua
orang mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
baik termasuk para lanjut usia.
Sejalan dengan hal tersebut, Undang-undang Kesehatan menyebutkan bahwa
upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia ditujukan untuk menjaga agar para
lanjut usia tetap sehat dan produktif secara sosial dan ekonomi.
Oleh karena itu Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk tetap dapat terlaksana dan
berkembang dengan baik dalam mencapai tujuan lanjut usia yang mandiri dan
produktif.
Penuaan di negara sedang berkembang berjalan dengan cepat dan diikuti dengan
perubahan dinamis dalam struktur dan peran keluarga, di samping pola perburuhan
dan migrasi. Urbanisasi, migrasi orang muda ke perkotaan mencari pekerjaan,
banyaknya perempuan masuk angkatan kerja dan perubahan keluarga besar ke arah
keluarga inti, mengakibatkan lebih sedikit orang yang bersedia merawat lanjut usia
yang membutuhkan bantuan. Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang
sangat cepat juga menimbulkan berbagai permasalahan, sehingga lanjut usia perlu
mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan
kesejahteraan lanjut usia. Salah satu bentuk perhatian yang serius terhadap lanjut usia
adalahterlaksananya pelayanan pada lanjut usia melalui kelompok (posyandu) lanjut
usia yang melibatkan semua lintas sektor terkait, swasta, LSM dan masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam memberdayakan para lansia dan

mempertahankan kondisi kesehatan dan status sosialnya sehingga lansia sejahtera.


2. Tujuan Khusus
a. Sebagai sarana bagi lansia untuk memantau kesehatannya
b. Sebagai wadah sosialisasi dan komunikasi antara petugas kesehatan dengan
para lansia dan keluarganya.
c. Mengurangi dampak dari penuaan lansia, sehingga lansia tetap sehat dan
produktif menghadapi hari tuanya.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah petugas kesehatan yang terlibat dalam pelayanan
terhadap lansia baik itu petugas gizi, kesehatan lingkungan KIA/KB bila terkait
dengan kegiatan nenek asuh dan lintas program yang lain.
Adapun sasaran kegiatan posyandu lansia ini adalah semua masyarakat yang berusia
antara 45-59 tahun yang disebut sebagai Pra Lansia dan 60 tahun ke atas yang di sebut
sebagai Lansia.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Posyandu Lansia adalah :
a. Pra lansia dan Lansia Baru
b. Pra lansia dan Lansia Lama
Pelaksanaan kegatan Posyandu Lansia dilaksanakan di 9 desa dengan jumlah 12
Posyandu.

E. Batasan Operasional
Posyandu Lansia adalah bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang
dibentuk dan dikelola oleh masyarakat yang melibatkan lintas sektor terkait dan
berprinsip dari oleh dan untuk masyarakat .
Upaya kesehatan yang dilaksanakan menitikberatkan kepada upaya promotif,
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
Sedangkan kader Posyandu lansia adalah masyarakat yang dengan sukarela bersedia
menjadi fasilitator dalam penyelenggaraan posyandu lansia.

BAB II
KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia dalam pengelolaan Posyandu Lansia di wilayah Puskesmas
terdiri dari Kepala UPTD Puskesmas , Penanggung Jawab Upaya kesehatan lansia,
Pelaksana dan Bidan Desa setempat serta lintas program dan
lintas sektor terkait.

B. Distribusi ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan serta uraian tugas penanggung jawab program dan
pelaksana progran dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab UKM
yang sebelumnya telah di sepakati bersama dengan semua staf Puskesmas.

C. Jadwal kegiatan
Jadual pelaksanaan kegiatan Posyandu lansia disusun oleh masyarakat /kader
Posyandu bersama dengan bidan desa dengan memperhatihkan kondisi masing-
masing wilayah, apabila ada perubahan jadual baik dari pihak tenaga kesehatan
ataupun dari sasaran posyandu maka disusun mekanismenya atas dasar kesepakatan
bersama sehingga pelaksanaan kegiatan tetap dapat berjalan dengan baik.
Jadual pelaksanaan kegiatan Posyandu lansia dilaksanakan 1 kali dalam satu bulan.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Ruangan
Posyandu lansia dilaksanakan di salah satu rumah masyarakat secara menetap dan
pengaturannya di lakukan oleh kader posyandu bersangkutan, setiap desa atau
posyandu maka struktur ruangan Posyandu akan berbeda tetapi esensi kegiatannya tetap
sama.

B. Sarana/Peralatan Program
1. Sarana Petugas Pelaksana Posyandu Lansia
a. Lansia Kit yang terdiri dari :
- Tensi meter 1buah
- Stetoskop 1 buah
- Buku register lansia 1 buah
- Alat tulis lengkap.
b. Alat Pemeriksaan Laboratorium sederhana
- Gula darah , asam Urat dan Cholesterol
c. Obat-obatan sederhana
2. Sarana di Posyandu
a. Mebelair
- Meja , kursi
b. Alat lansia
- Alat penimbang BB
- Alat pengukur TB
- KMS lansia
- Buku tamu Posyandu
- Buku daftar hadir kader
- Buku Rujukan
- Buku regester Posyandu
- Alat tulis lengkap
BAB IV
TATA LAKSANA
PELAYANAN

Pelaksanaan pelayanan Posyandu lansia di wilayah dilaksanakan atas kerjasama berbagai


lintas program dan lintas sektor beserta dengan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap
bulan dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:

A. PERENCANAAN
Perencanaan kegiatan Posyandu Lansia dilakukan bersama sama antara petugas, kader
dan bidan desa setempat serta lintas sektor terkait misalnya perangkat desa. Perencaan ini
terkait dengan jadual pelaksanaan , pembiayaan posyandu, dan fasilitas yang ada di
posyandu serta pembagian tugas masing-masing unsure yang terlibat.

B. PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu lansia Koordinator Program menetapkan
mekanisme koordinasi dengan lintas program terkait. Koordinator juga mendorong
partisipasi dari masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu lansia.

Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan pelayanan Posyandu lansia adalah sebagai berikut ;
1. Pra posyandu

Kader Posyandu lansia mengumumkan kepada masyarakat di wilayahnya tentang jadual


pelaksanaan posyandu yang berisi jam, tanggal, dan hari dan tempat pelayanan Posyandu.
Pada hari H sebelum pelaksanaan Posyandu Kader/Bidan Desa berkoordinasi dengan
petugas lansia Puskesmas untuk pelaksanaan Posyandu. Kader mempersiapkan peralatan
pelaksanaan kegiatan Posyandu yaitu, alat pengukur BB, TB dan Tensimeter/stetoskop
(bila ada)
2. Pelaksanaan kegiatan Posyandu dengan system 5 meja yaitu :

a. Meja 1 pendaftaran
b. Meja 2 penimbangan BB dan pengukuran TB, pengisian tingkat kemandirian
lansia.
c. Meja 3 pemeriksaan Kesehatan meliputi Tekanan darah, kesehatan mental.
d. Pemeriksaan laboratorium sederhana meliputi, Gula darah, Kolesterol dan asam
urat sesuai kebutuhan lansia.
e. Konseling pan penyuluhan (bila ada)

3. Kegiatan pasca Posyandu yaitu kader dan petugas serta bidan desa melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu meliputi permasalahan yang din hadapi, kasus
yang ada di lansia dan lansia yang tidak dating , bila perlu melakukan kunjungan rumah.

C. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dan evaluasi kegiatan posyandu Lansia dilaksanakan saat pelaksanaan
posyandu sesuai dengan tahapan pelaksanaan posyandu lansia oleh petugas, bidan desa
dan kader posyandu.
Untuk evaluasi Posyandu lansia secara kelembagaan dilakukan oleh koordinator lansia
bersama dengan bidan desa dan kader dalam bentuk penilaian strata posyandu yang
dilaksanakan 1 tahun sekali pada bulan September-oktober.
BAB V
LOGISTIK

Logistik dan pandanaan Pelaksanaan posyandu lansia direncanakan melalui pendaan Dana
BOK oleh Puskesmas terkait dengan transport petugas , sedangkan pendanaan posyandu yang
lain melalui Dana Desa dan swadaya dari masyarakat.

Adapun sarana dan prasarana posyandu lansia masing-masing desa berbeda sesuai dengan
kemampuan tiap desa dalam membiayai, beberapa posyandu lansia telah memiliki alat dasar
pelayanan Posyandu lansia hasil dari pendanaan desa dan swadaya masyarakat . untuk sarana
prasarana dari pelayanan posyandu lansia yang dimiliki oleh puskesmas telah dijelaskan pada bab
sarana dan prasaran
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan posyandu lansia perlu diperhatikan
keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap- tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
1. Ketepatan Identifikasi pasien

2. Peningkatan Komunikasai Efektif

3. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program


peningkatan keselamatan pasien
4. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

6. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan monitoring evaluasi selalu memperhatikan berbagai resiko yang mungkin timbul
akibat dari pelaksanaan kegiatan tersebut, adapun berbagai resiko yang mungkin ada pada
pelayanan Posyandu lansia dapat didentifikasi sebagai berikut:

1. Kemungkinan kecelakaan yang di alami oleh lansia,misalnya jatuh oleh karena itu saat
pelaksanaan Posyandu lansia kader di himbau untuk lebih waspada dan memberi bantuan
langsung kepada lansia yang beresiko.

2. Kemungkinan salah minum obat terutama pada lansia yang dengan penyakit kronis missal
HT atau gangguan persendian, sehingga dalam memberikan obat harus dijelaskan sesuai
dengan pemahaman lansia, bila perlu obat di berikan kepada keluarga terdekat lansia.

3. Kemungkinan kontaminasi bahan berbahaya (cairan darah) saat pemeriksaan laboratorium


sehingga perlu penanganan sesuai dengan SOP.

Manajemen reiko ini dilakukan pada setiap tahapan pelaksanaan Posyandu lansia di UPTD
Puskesmas
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan Posyandu Lansia dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut :
1. Ketetapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuain petugas dalam melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator Pelaksanaan Posyandu lansia.

Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan Posyandu lansia dibahas pada tiap pertemuan
lokakarya mini tiap tribulan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor yang terkait.
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan Posyandu ini dibuat sebagai acuan bagi Penanggung Jawab
Program, pelaksana programdan Bidan Desa dalam melaksanakan kegiatan. Pedoman ini dapat
diubah sesuai dengan kebutuhan dan kaidah yang berlaku untuk menyesuaikan dengan
perkembangan keadaan.

Kegiatan Posyandu Lansia akan berhasil apabila ada komitmen yang kuat dari Kepala
Puskesmas, Penanggung jawab UKM dan Penanggung jawab Program serta pelaksana program
juga keterlibatan masyarakat dan lintas sektor terkait.

Demikian pedoman ini kami susun, kritik dan saran kami terima untuk kesempurnaan
pedoman ini, semoga pedoman ini bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai