KERANGKA ACUAN
I. PENDAHULUAN
Tingginya angka harapan hidup menunjukkan semakin baiknya kualitas
kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu indikator keberhasilan
pembangunan di bidang kesehatan. Sejalan dengan itu, tingginya angka
harapan hidup juga menyebabkan semakin tinggi pula jumlah populasi
penduduk lanjut usia (Lansia), yang pada sisi lain menjadi tantangan
pembangunan, yang jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi masalah
baru. BPS memprediksi bahwa persentase penduduk Lansia pada tahun
2010 mencapai 9,77 persen dari total penduduk, dan pada tahun 2020
diperkirakan akan mencapai 11,34 persen atau berjumlah 28,8 juta jiwa. Pada
tahun 2011, diperkirakan jumlahnya sudah sekitar 20 juta lebih, ini berarti
diantara 11 orang penduduk Indonesia terdapat 1 orang Lansia.(BPS, 2011)
Besarnya penduduk lansia tentunya berdampak pada berbagai aspek
kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan
semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik
karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Meningkatnya populasi
penduduk Lansia menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang
memiliki masalah secara sosial dan ekonomi. Besarnya populasi dan masalah
kesehatan Lansia belum diikuti dengan ketersediaan fasilitas pelayanan (care
services) yang memadai, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya.
Menurut Kementerian Kesehatan, sampai saat ini jumlah Puskesmas
Santun Lanjut Usia dan rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan
1
geriatri juga masih terbatas. Pelayanan geriatri di Rumah Sakit sebagian
besar berada di perkotaan, padahal 65,7% para Lansia berada di pedesaan.
Dari data Kementerian Sosial, jumlah penduduk Lansia yang terlayani melalui
panti, dana dekonsentarasi, Pusat Santunan Keluarga (Pusaka), jaminan
sosial, organisasi sosial lainnya sampai 2008 baru berjumlah 74,897 orang
atau 3,09% saja dari total Lansia terlantar. Karena keterbatasan fasilitas
pelayanan, aksesibilitas Lansia kepada pelayanan yang dibutuhkan untuk
pemenuhan diri (self fullfilment), tidak terlaksana dengan baik. (Komnas
Lansia, 2010)
II. LATAR BELAKANG
Puskesmas santun Lansia adalah Puskesmas yang melaksanakan
pelayanan kesehatan kepada pra lansia dan lansia yang meliputi pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang lebih menekankan unsur
proaktif, kemudahan proses pelayanan, santun, sesuai standar pelayanan
dan kerja sama dengan unsur lintas sektor. Dengan demikian maka program
Lansia tidak terbatas pada pelayanan kesehatan di klinik saja, tetapi juga
pelayanan kesehatan luar gedung dan pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas Wates sebagai salah satu Puskesmas Santun Lansia
memberikan pelayanan upaya kesehatan perseorangan maupun kesehatan
berbasis masyarakat. Berdasarkan PKP 2015, jumlah posyandu lansia yang
dibina 100 % yaitu 26 posyandu lansia. Jumlah pra lansia yang baru dilayani
di puskesmas 89 % dari target sasaran 2496 orang sedangkan yang dilayani
di posyandu 100 % dari tagert tersebut. Jumlah lansia yang baru dilayani di
puskesmas yaitu 100 % dari target sasaran 1115 sedangkan yang di layani di
posyandu yaitu 100 % dari target tersebut. Oleh karena itu maka pelayanan
kesehatan lansia harus terus ditingkatkan untuk menjadikan lansia sehat
berdaya guna untuk diri dan keluarga serta bahagia menikmati masa tua.
III. TUJUAN
II.1 Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut.
2
1. Melakukan perencanaan lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada
usia lanjut sesuai kebutuhan setempat.
2. Melakukan pelayanan proaktif serta pemberian pelayanan yang komprehensif
dan lebih berkualitas bagi penduduk usia lanjut.
3. Memberikan kemudahan pelayanan sebagai bentuk penghargaan kepada usia
lanjut.
4. Menurunkan angka kesakitan pada usia lanjut di wilayah kerja puskesmas.
5. Mewujudkan usia lanjut yang produktif dan bahagia.
1. Ramah
2. Profesional
3
Pengetahuan tentang penanganan dan pencegahan penyakit degeneratif dan
pola makanan yang sehat sangat diperlukan lansia agar lansia dapat menjaga
kesehatannya. Oleh karena itu, kami akan melakukan penyuluhan kepada kader
lansia mengenai penanganan maupun mencegah berbagai penyakit pada lansia
dan makanan yang sehat bagi lansia.
4
b. Penanggung jawab program menyusun acara penyuluhan.
c. Penanggung jawab program menkoordinir pada saat acara penyuluhan.
d. Pembicara menyampaikan penyuluhan.
e. Evaluasi penyuluhan.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan penyuluhan.
5
usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
c. Kader lansia
c. Masyarakat luas
b. Lintas Program
6
IX. JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agts Okt Nov Des
1 Perencanaan V
Kegiatan
2 Identifikasi V V V V V V V V V V V
Kebutuhan
Harapan Sasaran
4 Monitoring V V V V V V V V V V V
5 Monitoring Mutu V V
6 Evaluasi Kinerja V V
7 Monitoring V V V V V V V V V V V
posyandu lansia
8 Penyuluhan V
Kesehatan Lansia
9 Monitoring V V V V V V V V V V V
Paguyuban lansia
rata
10 Lomba Posyandu V
lansia
X. ANALISA RESIKO
7
O RESIKO