PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk itu pemasaran harus mampu melihat perilaku konsumen pasar, karena perilaku
konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor: budaya (budaya, subbudaya, dan kelas sosial); sosial
(kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status sosial); dan pribadi (usia, tahap dalam
siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri).
Penelitian atas semua faktor ini dapat memberikan petunjuk bagi pemasar untuk menjangkau
dan melayani konsumen secara lebih efektif.
Proses pembelian umum terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Tugas
pemasar adalah memahami perilaku pada setiap tahap. Sikap orang lain, faktor situasional
yang tidak diantisipasi, dan risiko anggapan, semuanya mempengaruhi keputusan untuk
membeli, dan juga tingkat kepuasan produk pascapembelian konsumen, pemakaian dan
penyingkiran, dan tindakan sari pihak perusahaan.
Dengan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang analisa
pasar konsumen yang harus diketahui para pemasar sehingga dapat mendukung tercapainya
tujuan perusahaan.
1|P a ge
B. Rumusan Masalah
Dalam kaitannya dengan menganalisis pasar konsumen penulis akan menjawab beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
2|P a ge
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut kamus akuntansi, Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari
pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang
memungkinkan tentang perbedaan yang muncul.
Sedangkan Pengertian pasar menurut William J . Stanton pada tahun 1993 yang
mengatakan bahwa pasar adalah sekumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan
untuk puas, uang untuk belanja , dan kemauan untuk membelanjakan.
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat atau Amerika Marketing Association
adalah suatu tempat pelaksanaan kegiatan usaha perdagangan yang kemudian di arahkan
secara khusus untuk barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Disamping itu pengertian Konsumen, Menurut Undang - Undang Perlindungan
Konsumen (UUPK). Konsumen adalah setiap orang yang memakai barang dan atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Menurut Pasal 1 Angka 2 UU No. 8 Tahun 1999. Konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak diperdagangkan.
Jadi dapat disimpulkan pengertian dari analisis Pasar konsumen adalah proses
evaluasi terhadap semua individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan
barang atau jasa untuk dikonsumsi sendiri. Sedangkan menurut salah satu ahli analisis
pasar konsumen adalah melihat kondisi pasar yang di mana pembelinya adalah individu
yang membeli produk untuk digunakan atau disewakan.
Bidang ilmu yang di pelajari dari analisis pasar konsumen yaitu perilaku konsumen
bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat mereka. Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu
yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai
pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.
3|P a ge
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku konsumen
1. Faktor Budaya
Kelas budaya, sub budaya dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang.Setiap
budaya terdiri dari beberapa subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi
dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi
kebangsaan, agama, kelompok ras dan wilayah geografis. Ketika subbudaya tumbuh
besar dan cukup kaya, perusahaan sering merancang program pemasaran khusus
untuk melayani mereka.
Pemasaran multikultural tumbuh dari riset pemasaran yang teliti, yang
mengungkapkan bahwa ceruk etnik dan demografis yang berbeda tidak selalu
memberi respon positif tehadap iklan pasar masal.
Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, sering kali dalam
bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen yang bertahan lama dalam sebuah
masyarakat, tersusun secara hierarki & mempunyai anggota yang berbagi nilai, minat,
& perilaku yg sama.
4|P a ge
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga serta
peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian.
C. Apa proses psikologis utama yang mempengaruhi respons konsumen terhadap program
pemasaran.
Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen
antara kedatangan rangsangan dari luar dan keputusan pembelian akhir. Empat
proses psikologis kunci yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori yang
mempengaruhi respons konsumen secara fundamental.
6|P a ge
1. Motivasi
Teori Freud
Teori Maslow
Teori Herzberg
Dalam pemasaran, persepsi lebih penting dari pada realitas karena persepsi yang
mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Orang bisa mempunyai persepsi berbeda
tentang objek yang sama karena tiga proses pemahaman: atensi selektif, distorsi
selektif, dan retensi selektif.
Atensi Selektif
Distorsi Selektif
Bahkan rangsangan yang diperhatikan tidak selalu datang dalam cara yang
dimaksudkan oleh pengirim. Distorsi selektif adalah kecenderungan untuk
menerjemahkan informasi dengan cara yang sesuai dengan konsepsi awal kita..
Konsumen sering mendistorsi informasi agar konsisten dengan keyakinan dan
ekspekstasi dari merek, dan produk yang sudah ada sebelumnya.
Retensi Selektif
Sebagian besar dari kita tidak mengingat kebanyakan informasi yang dipaparkan
kepada kita, tetapi kita mempertahankan informasi yang mendukung sikap dan
8|P a ge
keyakinan kita. Karena retensi selektif, kita akan mengingat poin bagus tentang sebuah
produk yang kita sukai dan melupakan poin bagus tentang produk pesaing. Retensi
selektif sekali lagi bekerja untuk keunggulan merek-merek kuat. Hal ini juga
menjelaskan mengapa pemasar harus menggunakan pengulangan untuk memastikan
pesan mereka tidak diabaikan
3. Pembelajaran
Ketika kita bertindak, kita belajar. Pembelajaran mendorong perubahan dalam perilaku
kita yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia di pelajari,
meskipun sebagian besar pembelajaran itu tidak disengaja. Ahli teori pembelajaran
pecaya bahwa pembelajaran dihasilkan melalui interaksi dorongan, rangsangan,
pertanda, respons, dan penguatan. Dua pendekatan populer terhadap pembelajar
adalah pengkondisian klasik dan pengkondisian operant (instrumental).
Dorongan adalah rangsangan internal kuat yang mendorong tindakan. Pertanda adalah
rangsangan minor yang menentukan kapan, dimana dan bagaaimana seseorang
merespons.
4. Emosi
Respon konsumen tidak semua kognitif dan rasional; banyak mungkin emosional dan
berbagai jenis perasaan. Sebuah merek atau produk dapat membuat konsumen
merasa bangga, senang, atau percaya diri. Sebuah iklan dapat menciptakan perasaan
yang menghibur, jijik, atau bertanya-tanya. Merek seperti Hallmark, McDonald, dan
9|P a ge
Coca-Cola telah membuat hubungan emosional dengan pelanggan setia selama
bertahun-tahun.
5. Memori
Ahli psikologi kognitif membedakan antara memori jangka pendek yaitu
penyimapanan informasi temporer dan terbatas dan memori jangka panjang yaitu
penyimpanan yang lebih permanen dan pada dasarnya tak terbatas.
Proses memori
Memori adalah pross yang sangat konstruktif. karena kita tidak mengingat informasi
dan kejadian secata lengkap dan akurat. Sering kita mengingat beberapa keping dan
potongan dan mengisi sisanya berdasarkan hal lain yang kita ketahui.
Pengambilan Memori
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang
dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. dengan rangsangan internal salah satu
dari kebutuhan normal seseorang, rasa lapar, haus, seks, naik ke tingkat maksimum dan
menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.
10 | P a g e
Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan
mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. lalu mereka dapat mengembangkan
strateegi pemasaran yang memicu minat konsumen. Terutama untuk pembelian fleksibel
seperti barang-barang mewah, paket liburan dan pilihan liburan. Pemasar mungkin harus
meningkatkan motivasi konsumen sehingga pembelian potensial mendapat
pertimbangan serius.
2. Pencarian Informasi
konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas. Survei memperlihatkan bahwa
untuk barang tahan lama, setengah dari semua konsumen hanya melihat satu toko, dan
hanya 30% yang melihat lebih dari sau merek peralatan. Kita dapat membedakan antara
dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. keadaan pencarian yang lebih rendah sisebut
perhatian tajam. pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap
informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki
pencarian informasi aktif: mencari bahan bacaan, menelpon teman, melakukan kegiatan
online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.
3. Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi; Pertama,
konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat
tertentu dari solusi produk. ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai
sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantar manfaat yang
diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini. Atribut mint pembeli bervariasi sesuai
dengan produk.
4. Keputusan Pembelian.
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan
pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling
disukai.
11 | P a g e
Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan
konsumen dan membantu dia merasa baik tentang merek. Pekerjaan pemasar karena itu
tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian,
tindakan pasca pembelian, dan pasca pembelian menggunakan produk dan pembuangan.
Seperti yang Anda duga dari pengambilan keputusan keterlibatan rendah dan
berbagai pencarian, konsumen tidak selalu memproses informasi atau membuat
keputusan dengan cara yang disengaja, rasional. Salah satu daerah penelitian akademis
yang paling aktif dalam pemasaran selama tiga dekade terakhir telah teori keputusan
perilaku. teori keputusan perilaku telah mengidentifikasi banyak situasi di mana
konsumen membuat pilihan yang tampaknya tidak rasional.
1. Keputusan Heuristik
Di atas kami meninjau beberapa heuristik umum yang terjadi dengan pengambilan
keputusan non-kompensasi. heuristik lainnya sama ikut bermain dalam pengambilan
keputusan sehari-hari ketika konsumen memperkirakan kemungkinan hasil atau kejadian
masa depan.
2. Pembingkaian
Keputusan framing adalah cara di mana pilihan disajikan dan dilihat oleh pembuat
keputusan. Sebuah ponsel seharga Rp. 5.000.000 mungkin tidak tampak mahal dalam
konteks seperangkat telepon seharga Rp. 10.000.000, namun mungkin tampak sangat
mahal jika ponsel lain dengan harga Rp. 2.000.000. Efek framing yang meresap dan bisa
lebih kuat.
12 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut diatas kita dapat mengambil beberapa poin penting dalam kaitannya
untuk mengembangkan strategi dan rencana pemasaran diantaranya:
1. Proses penghantaran nilai melibatkan pemilihan (atau pengidentifikasian), penyediaan
(atau pengantaran), dan pengkomunikasian nilai yang unggul. Rantai nilai adalah sarana
untuk mengidentifikasi aktivitas kunci yang menciptakan nilai dan biaya untuk bisnis yang
spesifik.
2. Perusahaan yang kuat mengembangkan kapabilitas yang unggul dalam mengatur proses
bisnis inti seperti realisasi produk baru, manajemen persediaan, dan akuisisi serta retensi
pelanggan. Mengatur proses inti ini secara efektif berati menciptakan jaringan pemasaran
di mana perusahaan bekerja secara dekat dengan semua pihak dalam rantai produksi dan
distribusi, dari pemasok bahan baku hingga ke distribusi eceran. Perusahaan tidak lagi
bersaing-jaringan pemasaran yang melakukannya.
3. Menurut satu pandangan, pemasaran holistic memaksimalkan eksplorasi nilai dengan
memahami hubungan antara ruang kognitif pelanggan, ruang kompetensi perusahaan, dan
ruang sumber daya kolaborator; memaksimalkan penciptaan nilai dengan mengidentifikasi
manfaat baru pelanggan dari ruang kognitif pelanggan, mengutilisasi kompetensi inti dari
wilayah bisnisnya, serta memilih dan mengatur rekan bisnis dari jaringan kolaboratifnya;
dan memaksimalakan penghantaran nilai dengan menjadi ahli dalam manajemen hubungan
pelanggan, manajemen sumber daya internal, dan manajemen kemitraan bisnis.
4. Perencanaan strategis berorientasi pasar adalah proses manajerial dalam mengembangkan
serta mempertahankan hubungan yang baik antara tujuan, kemampuan dan sumber daya
organisasi serta peluang dari perubahan pasar. Tujuan dari perencanaan strategis adalah
membentuk bisnis dan produk perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran keuntungan
dan pertumbuhan. Perencanaan strategis diperlukan pada empat tingkatan: korporasi, divisi,
unit bisnis, dan produk.
5. Strategi korporasi mendirikan kerangka dari dalam di mana divisi dan unit bisnis
menyiapkan rencana strategis mereka. Penetapan strategi korporasi membutuhkan empat
aktivitas: mendefinisikan misi korporat, mendirikan unit bisnis strategis (SBU), menetapkan
sumber daya pada masing-masing SBU berdasarkan daya tarik pasar dan kekuatan bisnisnya,
serta merencanakan bisnis baru dan memperkecil ukuran bisnis lama.
13 | P a g e
6. Perencanaan strategis bagi bisnis individu membutuhkan aktivitas berikut: mendefinisikan
misi bisnis, menganalisis kesempatan dan ancaman eksternal, menganalisis kekuatan dan
kelemahan internal, menformulasikan tujuan, menformulasikan strategi, menformulasikan
program dukungan, mengimplementasikan program, dan mengumpulkan umpan balik dan
menjalankan pengawasan.
7. Masing-masing tingkat produk dalam unit bisnis harus mengembangkan rencana
pemasaran untuk mencapai tujuannya. Rencana pemasaran adalah salah satu output
paling penting dari proses pemasaran.
3.2 Saran
1. Agar perusahaan bisa memaksimalkan penjualan atau pemasaran dan sekaligus dapat
memenangkan sebuah persaingan dalam suatu bisni, terlebih dahulu manajemen
pemasaran harus mengetahui situasi apa yang sedang dialami oleh perusahaan sebelum
menentukan strategi apa yang yang cocok digunakan untuk menghadapi situasi tersebut. Selain
itu perusahaan juga di anjurkan untuk membuat sebuah rencana pemasaran dalam
mendistribusikan produknya kepada konsumen, hal ini bertujuan agar produk yang di
hasilkan bisa terjual sebanyak-banyaknya, dan konsumen bisa terlayani dengan baik dan
memuaskan, karena itulah tujuan dari strategi pemasaran.
2. Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran dan rencana
pemasaran sangat penting dan hal ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang
professional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran
anda sebagai bagian penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas
yang tinggi.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Olehnya itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak agar ke depannya kami dapat menyajikan makalah dengan
lebih baik lagi.
14 | P a g e