Pada level provinsi, pemerintahan dipegang oleh gubernur departemen, bupati untuk level
kabupaten dan pejabat lokal untuk wilayah yang lebih kecil seperti corregidor untuk
corregimientos/area pedesaan. Cabang legislatif di Kolombia adalah Kongres Nasional
Kolombia yang membentuk majelis teratas Senat Kolombia dan Majelis Perwakilan
Kolombia. Pada level provinsi dibentuk badan provinsi, dan badan kota untuk tingkat
kabupaten. Kedua badan legislatif dan eksekutif berbagi kekuasaan sedang yudikatif
merupakan badan independen. Cabang yudikatif berada di bawah sistem adversarial dengan
bentuk Mahkamah Agung Kolombia yang merupakan badan tertinggi, dan berbagi
tanggungjawab dengan Lembaga Negara, Lembaga Konstitusi, dan Lembaga Tinggi
Pengadilan yang juga mempunyai lembaga sejenis di tingkat bawahnya.
Kolombia terbagi atas 32 departemen dan satu distrik kapital yang diperlakukan sebagai
departemen. Terdapat 10 distrik untuk beberapa kota Kolombia termasuk Bogota,
Barranquilla, Cartagena, Santa Marta, Tunja, Kukuta, Popayan,
Buenaventura Tumako dan Turbo. Kolombia terbagi atas daerah istimewa munisipaliti yang
membentuk departemen, dengan satu kursi perwakilan. Kolombia juga terbagi
atas corregimiento yang membentuk daerah istimewa. Tiap departemen mempunyai
pemimpin lokal, dan diketuai oleh gubernur departemen, dan pejabatnya dipilh secara
periodik 4 tahun sekali dalam pemilu daerah. Setiap munisipaliti juga memiliki ketuanya
dengan badan tersendiri. Ketua untuk Corregimiento dipilih oleh pilkada atau pemimpin
lokal.
Politik luar negeri Kolombia berfokus pada konsolidasi dan penguatan institusi dan kebijakan
yang, pada gilirannya, menanggapi perubahan yang terjadi dalam sistem internasional. Untuk
tujuan ini, Pemerintah Kolombia telah menempatkan penekanan khusus pada pencapaian
pertumbuhan dan daya saing, peluang yang sama, dan konsolidasi perdamaian yang
mengarah pada integrasi regional yang lebih besar dan diversifikasi hubungan dan agenda.
Kolombia juga terus memposisikan dirinya sebagai tolok ukur internasional dalam perang
melawan narkoba, terorisme, penguatan kelembagaan, dan komitmen terhadap pertahanan
dan promosi hak asasi manusia. Pada kebijakan bilateral, Pemerintah Kolombia terus mencari
mekanisme inovatif untuk meningkatkan hubungan politis dalam rangka mencapai lebih
banyak peluang perdagangan, investasi dan pertukaran teknologi.
Terkait politik dan keamanan dalam negeri, Kolombia memiliki konflik berkepanjangan
dengan FARC (Fuerza Armada Revolucionaria de Colombia) sejak tahun 1960 dan telah
memakan banyak korban serta kerugian yang besar terhadap perekonomian Kolombia.
Meskipun demikian, Pemerintah Kolombia telah menandatangani perjanjian perdamaian
dengan FARC pada tanggal 25 Agustus 2016. Perjanjian tersebut memuat pengakuan
terhadap hak politik para mantan pejuang FARC, termasuk jaminan minimum kursi parlamen
sampai 2022, dan jaminan reintegrasi sosial ke dalam masyarakat Kolombia tanpa keharusan
menjalani hukuman pidana. Proses perdamaian dan rekonsiliasi masih terus berlanjut untuk
mengimplementasikan kesepakatan dalam butir-butir perjanjian damai tersebut.
Dampak dari hiperinflasi di negara Venezuela yang berbatasan langsung dengan kolumbia,
menyebabkan lebih dari 2 juta warga Venezuela mengungsi dari negeri mereka dalam
beberapa tahun belakangan untuk menyelamatkan diri dari kekurangan pangan dan obat-
obatan, yang diperparah oleh krisis ekonomi dan politik. Sekitar satu juta orang sekarang
tinggal di Kolombia yang berpenduduk 50 juta. Apabila hal tersebut terus berlangsung
kemungkinan akan memicu ancaman ketidakstabilan hukum diantara para pengungsi.
Pada 2015 PDB (PPP) per kapita telah meningkat menjadi lebih dari US $ 14.000, dan
PDB (PPP) meningkat dari US $ 120 miliar pada 1990 menjadi hampir US $ 700 miliar. [1]
Tingkat kemiskinan mencapai 65% pada tahun 1990, tetapi menurun hingga di bawah 24%
pada tahun 2015.
Jumlah wisatawan di Kolombia tumbuh lebih dari 12% setiap tahun. Kolombia
diproyeksikan memiliki lebih dari 15 juta wisatawan pada tahun 2023
Kolombia bersama-sama dengan Chile, Peru, dan Meksiko tergabung dalam organisasi
integrasi kawasan yang dinamakan Pacific Alliance sejak 6 Juni 2012. Keempat negara
tersebut telah membentuk pasar bursa bersama Latin yang dikenal dengan nama MILA
(Mercado Integrado Latino Americano) dengan jumlah perdagangan saham mencapai 40%
nilai pasar Amerika Latin. Keempat negara dalam satu blok tersebut memiliki tujuan untuk
meningkatkan perdagangan serta investasi dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik.
Pada awal tahun 2017, Presiden Juan Manuel Santos telah menyatakan political will negara-
negara Aliansi Pasifik untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan ASEAN, yang diakui
sebagai aktor kawasan utama dalam proses integrasi perdagangan di Asia Pasifik.
Sepanjang 2017, pertumbuhan ekonomi Kolombia ditandai dengan perkembangan pesat di
sektor pembangunan infrastruktur generasi ke-4 dan penurunan suku bunga sebesar 6% oleh
Bank Sentral Kolombia. Program restrukturisasi perpajakan antara lain: peningkatan jaminan
dalam berinvestasi, pengurangan tarif pajak, dan minimalisasi penghindaran pajak akan
berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Kolombia di tahun 2017 setelah resesi
perokonomian dunia pada tahun 2008 dan penurunan harga minyak secara drastis selama 2
tahun terakhir.
Meskipun rating Kolombia telah mencapai investment grade, tapi Kolombia masih sangat
bergantung pada ekspor minyak yang harganya cukup fluktuatif. Kolombia merupakan
eksportir minyak ketiga terbesar ke Amerika Serikat dari Amerika Latin setelah Venezuela
dan Meksiko. Pembangunan ekonomi terhalang oleh infrastruktur yang belum memadai dan
semakin melemah akibat efek perubahan iklim dan banjir pada tahun-tahun sebelumnya. Di
samping itu, menurut Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC)
tingkat pengangguran Kolombia mencapai 9,5% pada trimester ke-2 tahun 2016. Masalah
ketimpangan ekonomi, pengangguran, narkotika dan masalah infrastruktur tetap menjadi
tantangan yang signifikan serta memerlukan penanganan yang baik untuk mempertahankan
kondisi ekonomi Kolombia.
Menurut survei Doing Business 2019 Bank Dunia, Kolombia memiliki lingkungan
bisnis ketiga di Amerika Latin, setelah Meksiko dan Chili. Dalam survei Ease of Doing
Business (2019) ini peringkat ekonomi berdasarkan kemudahan berbisnis mereka, dari 1-190.
Peringkat tinggi pada kemudahan melakukan indeks bisnis berarti lingkungan regulasi
kondusif bagi operasi bisnis.
Investasi di negara di kolumbia merupakan hal yang tepat karena negara tersebut dinobatkan
sebagai salah satu dari 25 tujuan Investasi Langsung Asing teratas, menurut Konferensi PBB
tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD 2017) Namun, masih ada banyak peluang
bisnis bagi investor dari negara-negara tertentu yang telah menunjukkan minat untuk
mengambil modal mereka di luar negeri.
Penting untuk menyebutkan intensitas Investasi Langsung Asing di Kolombia. Indeks
intensitas investasi memungkinkan kita untuk mengukur sejauh mana suatu negara akan
berinvestasi di Kolombia. Indeks diukur dari 0 hingga 1. Jika indeksnya sama dengan unit (1)
maka partisipasi negara tersebut dalam FDI di Kolombia sebanding dengan FDInya di
seluruh dunia. Jika angkanya lebih rendah, negara itu membuat FDI global yang signifikan,
tetapi investasinya di Kolombia tidak proporsional.
Negara-negara yang mencatat indeks intensitas investasi di bawah 1, antara 2010 dan 2015
(artinya, negara-negara yang kehilangan peluang bisnis di Kolombia) meliputi: Jerman,
Jepang, Italia, Norwegia, Swedia, Irlandia, Korea Selatan, Cina , Denmark, Belgia,
Singapura, Portugal, Israel dan India.
Jerman menginvestasikan 94,3 miliar dolar AS dalam Penanaman Modal Asing di seluruh
dunia pada 2015, tetapi hanya 0,2% di antaranya di Kolombia. Jerman memiliki potensi
investasi tinggi di kawasan ini untuk sektor-sektor seperti otomotif, suku cadang mobil, dan
energi terbarukan.
Swedia, di sisi lain, memiliki potensi investasi tinggi di Amerika Latin di sektor-sektor
seperti logam dan peralatan konsumen, serta di industri otomotif. Swedia mengeluarkan USD
$ 23,7bn pada tahun 2015, tetapi hanya 0,6% dari itu adalah Penanaman Modal Asing di
Kolombia.
Dan akhirnya, Norwegia mengeluarkan FDI $ AS 19,4 miliar di seluruh dunia pada 2015 dan
hanya 0,5% diinvestasikan di Kolombia, peluang Norwegia untuk FDI di kawasan ini di
sektor-sektor seperti energi terbarukan, logam, dan jasa keuangan.
Strategi untuk menganalisis dan masuk ke pasar luar negeri