3
mereka sesuai dengan nilai-nilai kepadatannya, maka gambar dapat ditampilkan
dalam berbagai variasi sesuai dengan rentang nilai densitas.5,7,8
CT sangat penting dalam manajemen gangguan orbital. Jaringan dalam
bidang tomografi diberi nilai densitas sebanding dengan koefisien penyerapan
sinar-x. Gambaran 2 dimensi dibangun secara digital dari pengukuran densitas ini.
CT adalah teknik yang paling penting dalam menggambarkan bentuk, lokasi, luas,
dan karakter lesi di orbita (Gambar 1). CT memandu pemilihan pendekatan bedah
dengan menunjukkan hubungan lesi dengan ruang bedah atau ruang orbita.aao
Gambar 1. Gambaran normal CT pada orbita pada posisi axial (A) dan
koronal (B).aao
4
septum nasal. Pada CT scanner yang lama, kepala pasien harus direposisi untuk
pencitraan langsung pada masing-masing bidang (koronal, sagital, dan aksial)
untuk mendapatkan gambar yang detail (Gambar 2). Pandangan langsung ini
menghasilkan gambaran dengan resolusi tertinggi, tetapi membutuhkan waktu
pemindaian tambahan, peningkatan paparan radiasi, dan terkadang posisi pasien
yang sulit. Untuk menghindari kesulitan seperti itu, perangkat lunak pada CT scan
yang mutakhir dapat digunakan untuk merekonstruksi (memformat ulang) setiap
bagian ke segala arah (aksial, koronal, atau sagital). Modern spiral (heliks) CT
scanner memiliki beberapa port detektor, pemindai dan tabung pengumpul yang
bergerak secara spiral di sekitar pasien, menghasilkan satu set data berkelanjutan.
Ini menghasilkan akuisisi cepat dari volume data yang lebih besar yang
memungkinkan rekonstruksi sangat rinci pada semua bidang pencitraan.aao
5
akan diperiksa karena sumbu koronal melintasi level dari maksila dan
mandibula.7,8,9,11