Anda di halaman 1dari 4

BAB II

COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) SCAN

Computed tomography (CT) adalah prosedur tomografi digital di mana


sinar X-ray melewati jaringan yang diperiksa dan gambaran anatomi yang sedang
diperiksa direkonstruksi dengan cara perhitungan yang dimulai dengan mengukur
variasi penyerapan energi pada jaringan. CT dikembangkan oleh Sir Godfrey
Hounsfield yang menggunakan komputer untuk memperbaiki teknik tomografi
inovasinya.5,7,8

2.1. Prinsip Dasar CT Scan

Prinsip Computed tomography adalah pengukuran jaringan yang berbeda


nilai absorpsi (densitas) setelah terpapar sinar-x. Nilai absorbsi jaringan ini
didefinisikan dalam satuan Hounsfield Units (HU). Air diberi nilai HU nol. Nilai
HU mulai dari -1000 (udara) hingga +1000 (tulang) diperoleh pada jaringan
daerah orbita dan periorbita. Penilaian penting dalam pemeriksaan CT adalah nilai
absorpsi relatif dari jaringan sekitar. Kepadatan jaringan digambarkan dengan
istilah isodense, hypodense, dan hyperdense. Jaringan otak normal tampak abu-
abu, dikatakan isodense. Hipodensitas terlihat pada jaringan dengan kadar air
yang tinggi seperti pada edema, dan tampak abu-abu gelap hitam. Hiperdensitas
mewakili jaringan dengan penyerapan tinggi x-rays, seperti kartilago dan tulang
yang memberikan gambaran berwarna putih.basic
Peralatan scanning terdiri dari detektor x-ray pada satu sisi pasien yang
terhubung ke sumber paralel dari sinar-x di sisi lainnya. Tabung x-ray dan
detektor bergerak di sekitar pasien sebagai satu kesatuan dan gambaran dapat
diperoleh pada tingkat yang berbeda. Komputer kemudian merekonstruksi gambar
dari titik data.7,8
Berbagai tingkat kepadatan jaringan merupakan nilai-nilai yang telah
ditetapkan dan ditampilkan pada monitor, analog, atau digital video. Dengan
memilih nilai yang sesuai dari data yang dikumpulkan oleh scan dan menyusun

3
mereka sesuai dengan nilai-nilai kepadatannya, maka gambar dapat ditampilkan
dalam berbagai variasi sesuai dengan rentang nilai densitas.5,7,8
CT sangat penting dalam manajemen gangguan orbital. Jaringan dalam
bidang tomografi diberi nilai densitas sebanding dengan koefisien penyerapan
sinar-x. Gambaran 2 dimensi dibangun secara digital dari pengukuran densitas ini.
CT adalah teknik yang paling penting dalam menggambarkan bentuk, lokasi, luas,
dan karakter lesi di orbita (Gambar 1). CT memandu pemilihan pendekatan bedah
dengan menunjukkan hubungan lesi dengan ruang bedah atau ruang orbita.aao

Gambar 1. Gambaran normal CT pada orbita pada posisi axial (A) dan
koronal (B).aao

CT scan orbita biasanya menggunakan fine cuts 3 mm sedangkan CT scan


kepala menggunakan fine cuts 5 mm. CT scan saat ini memberikan dosis radiasi
sekitar 1-2 centigray (cGy) per bidang pemindaian. Dengan perbandingan,
posteroanterior dan lateral rontgen thorak menggunakan dosis radiasi sekitar 5
milligray (mGy). Visualisasi tumor yang sangat vaskularisasi (misalnya
meningioma) atau yang memiliki permeabilitas pembuluh darah dapat
menggunakan zat kontras intravena. CT memiliki kemampuan resolusi dan
kontras jaringan yang memungkinkan pencitraan jaringan lunak, tulang, pembuluh
darah dengan menggunakan kontras, dan benda asing.aao

2.2. Teknik Pemeriksaan CT

Gambaran orbita dapat diperoleh pada bidang aksial, sejajar dengan


jalannya saraf optik; di bidang koronal, menunjukkan mata, saraf optik, dan otot-
otot ekstraokular secara cross sectional; atau dalam bidang sagital, sejajar dengan

4
septum nasal. Pada CT scanner yang lama, kepala pasien harus direposisi untuk
pencitraan langsung pada masing-masing bidang (koronal, sagital, dan aksial)
untuk mendapatkan gambar yang detail (Gambar 2). Pandangan langsung ini
menghasilkan gambaran dengan resolusi tertinggi, tetapi membutuhkan waktu
pemindaian tambahan, peningkatan paparan radiasi, dan terkadang posisi pasien
yang sulit. Untuk menghindari kesulitan seperti itu, perangkat lunak pada CT scan
yang mutakhir dapat digunakan untuk merekonstruksi (memformat ulang) setiap
bagian ke segala arah (aksial, koronal, atau sagital). Modern spiral (heliks) CT
scanner memiliki beberapa port detektor, pemindai dan tabung pengumpul yang
bergerak secara spiral di sekitar pasien, menghasilkan satu set data berkelanjutan.
Ini menghasilkan akuisisi cepat dari volume data yang lebih besar yang
memungkinkan rekonstruksi sangat rinci pada semua bidang pencitraan.aao

Gambar 2. Arah sumbu tomografi yang digunakan pada CT.8

Cross sectional tomogram untuk CT transaxial orbital yang terbaik adalah


ketika sejajar dari saraf optik, dengan ketebalannya 1-3 mm. Titik-titik data
direpresentasikan sebagai piksel dari nilai numerik yang dihasilkan dari redaman
(atenuasi) elemen x-ray.7,8,9
Sumbu koronal pada scanning merupakan sumbu ideal terutama ketika
memeriksa tulang orbital, sinus paranasal, dan otot ekstraokuler. Namun posisi
pasien untuk scan koronal memiliki kelemahan dimana pasien membutuhkan
posisi telungkup dengan kepala ekstensi penuh. Hal ini tidak mungkin bagi
mereka dengan rematik atau tulang leher yang tidak stabil. Selain itu, logam gigi
tambalan menghasilkan artefak yang kuat yang dapat mengaburkan daerah yang

5
akan diperiksa karena sumbu koronal melintasi level dari maksila dan
mandibula.7,8,9,11

2.3. Indikasi dan Kontraindikasi CT

Indikasi klinis disarankan untuk melakukan CT scan meliputi:7,8,11


- Space occupying lession (SOL) dengan keterlibatan tulang atau kalsifikasi
jaringan lunak.
- trauma otak atau tengkorak
- gangguan sinus dan gangguan lakrimal
- pencitraan otak (stroke diagnosis diferensial pendarahan akut/ infark)
- terdapat kontraindikasi untuk Magnetic Resonance Imaging (MRI)
- kelainan tulang dari orbita dan tengkorak.
Dalam mempelajari intraorbital dan SOL intrakranial, tambahan informasi
untuk klasifikasi yang benar sering diperoleh dengan CT scan setelah injeksi
intravena bahan kontras radiodense. Peningkatan dari kontras digunakan untuk
mendeteksi perluasan intrakranial dari tumor orbita dan evaluasi lesi chiasma dan
parachiasma. (7,8,14)
Generasi baru dari alat scanner menggunakan potongan lebih tipis (yang
dapat setebal 1 mm) dengan volume rata-rata lebih sedikit, kecepatan scan lebih
cepat, mengurangi pergerakan artefak, paparan radiasi berkurang, lebih banyak
pilihan posisi, dan algoritma rekonstruksi baru yang memungkinkan sagital dan
reformasi multiplanar. CT juga memliki kemampuan lebih baik dalam penilaian
struktur tulang, lebih cepat dan lebih aman dalam mendeteksi perdarahan
intrakranial. CT dengan harga yang lebih murah, dan berguna pada dengan
kontraindikasi atau ketidakmampuan dalam melakukan MRI.7,8,10,11

2.4. Penilaian CT Scan pada Tumor Orbita

Anda mungkin juga menyukai