Rara Glarica
Jam menunjukan pukul dua siang, terik matahari menyelimuti kota tua ini,
kendaraan mengantri indah ditengah hiruk pikuk kota serta halu halang orang
yang sibuk dengan pekerjaannya masing masing .Iya benar kota tua yang
menyedihkan, aku pun bertanya mengapa aku dilahirkan dikota tua ini.
Namun kota tua ini menyimpan banyak cerita, cerita yang tersampul rapih di
balik ketikan tanganku, semua berawal dari sebuah tempat dimana aku
menunggu jawaban yang tak pasti, dengan keraguan penuh tabu. Waktu demi
waktu terlewat sia-sia takut dan gelisahlah yang terasa, namun apa boleh buat
jalan ini sudah pilihan tuhan. Di sudut toko buku ini lah yang menjadi saksi
oOo
Siapa sih iseng banget !", kataku kesal. Beberapa menit kemudian telefon
“ ahhh bikin susah aja sih orang, komplek mawar ?” komplek mawar dimana
ya? Kayaknya pernah kesana deh tapi kapan ya?" aku berfikir mengingat
“apa iya ini kasus penculikan apa pembunuhan ya ? tapi ga seru banget masa
korban disuruh ke TKP” kataku mengahayal. Tanpa pikir panjang aku pun
langsung bergegas meninggalkan toko buku itu dengan motor mini hitam
yang ku kendarai menuju tempat dimana pesan itu berada. Tiba-tiba cuacah
memburuk seolah menandakan sesuatu hal akan terjadi, entah apa yang aku
Laju motor miniku dengan cepat menyelusuri jalan-jalan sepi dikota tua ini,
yang terdengar jauh itu seketika menghilang. aku pun berhenti ditengah jalan
di dalam hati, tidak ada satupun orang terlihat di komplek tersebut ,seperti
motor mini ini menuju alamat yang dipesan itu , dengan cermat kuperhatikan
nomor disetiap rumah, tepat di Jalan Damai dengan nomor 131 , aku berdiri
di depan rumah mewah bergaya eropa kuno yang tak terawat ,tak ada tanda
didepan gerbang besar itu, sigap ku ambil dan cepat meninggalkan tempat itu
,baru saja sampai di depan gapura tiba-tiba hujan menguyur kota tua ini , aku
dengan cepat membelokkan motor miniku kearah rumah namun hujan sangat
deras ,angin kencang dan gemuruh petir yang terdengar marah menyakitkan
komplek ini, “rasanya ingin ku gas saja motor ini, namun aku perihatin
dengan nyawa yang tersisa satu ini”, berbisik dihatiku, mataku mulai berair
umur,terjebak disini sama saja terjebak dineraka” kataku, “tidak nak” jawab
seseoarang paruh baya dengan wajah pucat “kau tidak bodoh” katanya lagi,
mataku terbelak kaget ,rasanya tidak ada seorangpun terlihat datang di halte
bapak paruh baya itu meninggalkanku begitu saja menerjang hujan lebat dan
lenyap dibawah derasnya hujan , tanpa pikir panjang aku nyalakan motor
miniku dan menggas dengan kuat melawan hujan yang deras, rasa takut yang
oOo
Keesokan harinya mengalir begitu saja ,setelah kejadian aneh kemarin aku
tidak berani keluar rumah terlalu jauh, mental anak pecundang yang kini
menjadi status ku, surat yang ku ambil dikomplek itu meringkuk dingin di
dalam lemari belajarku, tak ada nyali membuka apa isi surat tersebut, hanya
mengirimkan pesan, aneh tapi aku merasa lega karena sudah tidak ada yang
toko buku ini, ya benar disinilah tempat tinggalku kedua ,aku menghabiskan
Coba kalo kemarin ngikutin dia, kemana ya arahnya ? tapi kok dia bisa tiba
tiba ya ? bapak itu bisa tau dari siapa ya?....” beribu pertanyaan mengiang
ngiang ,menanti jawaban yang pasti,namun tiba tiba berbisik pelan di hatiku
jam terbelenggu di toko buku ini, akhirnya aku memutuskan pulang karena
takut badai terjadi lagi, pukul 16.00 WIB , lagi-lagi hujan deras mengguyur
kota tua ini hingga malam dan menutup hari yang penuh ragu.
oOo
Ke esokan harinya aku tertidur si sofa depan dan terbangun Pukul 3.15 WIB,
sunyi senyap rumah ini layaknya rumah kosong tak bertuan. Hanya saja suara
kudukku seketika berdiri dan membayangkan hal-hal yang aneh terjadi lagi
"aduh mana sih ibu kok ga ada dikamar ya" tanganku yang dingin
ibu. 5 tahun lalu ayahku pergi ke kalimantan untuk pekerjaannya yang tidak
jelas, sampai sekarangpun tak ada kabar sedikitpun tentang nya. Namun
boleh buat, aku takut menyakiti hati ibu jika aku menanyakan keadaan atau
hal mengenai ayah, pagi ini mulai menua dan matahari menjunjukan sinarnya
namun aku bingung kemanakah keberadaan ibu, sudah berkali kali nomornya
ku hubungin namun tidak ada jawaban sama sekali. Beberapa hari ini ibu
selalu menghilang tiba tiba tanpa kabar. Dan selalu pulang tepat jam 6 sore,
dan sudah berhari-hari aku tidak masuk sekolah pula karena tak sanggup
alasan kuat untuk izin kepada ibu guru jika aku bertemu nanti.
oOo
Setelah sehari ibu menghilang tanpa kabar, tepat Hari ini adalah hari kamis
tanggal 8 januari dimana hari ini adalah hari ulang tahunnya, sekarang pukul
21.30 WIB, dan ibupun belum pulang, aku duduk terdiam didepan pintu
menunggu kedatangan ibu, walau mata sudah tak sanggup lagi tapi
kegelisahan tetap terjaga hingga pukul 1.30 WIB sampai akhirnya aku
putuskan masuk dan mengunci pintu rumah , rasanya ingin memeluk tubuh
ibu, sudah tak tertampung rasa rindu terhadapnya, aku hanya bisa meringkuk
di sofa dan menyalahkan keadaan hingga aku terlelap, pukul 4.30 WIB aku
terbangun dan melihat keadaan rumah , tak ada tanda kedatangan ibu, hanya
saja aku menemukan sepucuk surat merah dilaci kamar ibu , didalamnya
hanya terdapat foto aku dan ayah yang tertuliskan “ kekasih hidupku”, lagi-
lagi rasa rindu itu membuatku menangis ,perih mata ini tak bisa
menggantikan kegelisanku hingga malam, sehari setelah tidak ada kabar dari
selalu datang dari areal gudang bawah tanah rumahku, tapi bagaimana
mungkin ? tempat itu sudah lima tahun terkunci rapat , bahkan aku yakin
sekali tidak ada satupun orang membukanya , karena warna karatnya itu
oOo
Dua minggu berturut-turut ibu selalu menghilang tanpa kabar pasti ,aku heran
rumah tanpa mengabarkanku tapi firasatku kuat sekali untuk memilih pergi
ke areal gudang , entah kebetulan atau tidak setelah malam aku mencium
harum semerbak bunga, malam ini aku mendengar sayup-sayup syair lagu
dari areal gudang, tepat tiga langkah menuju bawah tanah arah gudang, tiba-
tiba langkah kakiku kaku tak bisa bergerak, lirik lagu tersebut terdengar jelas
berdiri
aku tidak mengerti apa yang terjadi “ kataku didalam hati meringis ,air mata
ini mulai jatuh membasahi pipiku , lutuku lemas, aku tak sanggup beranjak
dari lorong tersebut , aku menangis terduduk di dekat pintu gudang itu ,
gudang itu ,dengan sekuat tenaga aku berdiri dan berlari kecil menuju
menangis dibawa selimut dan menanyakan apa yang akan terjadi , beberapa
jam kemudian aku tak sadar sudah terlelap hingga pagi menjelang , tepat
pukul lima pagi aku terbangun dan memeriksa seisi rumah , lagi-lagi tak ada
tanda kedatangan ibu , dan tujuan keduaku adalah gudang bawah tanah itu ,
aku memberanikah diri melangkah kearah gudang , namun tak ada keanehan,
kamar mencoba menghubungi ibu , tetap tak ada jawaban satupun dari ibu,
tujuh jam setelah mencoba menghubungi ibu , aku putuskan pergi ke toko
melihat pemuda dengan seragam pos lengkap dengan topi hitamnya sedang
berbincang dengan salah satu karyawan toko, heran matanya selalu melihat
merebut surat yang berada ditangan pemuda itu dan meninggalkannya , tak
lama kemudian pemuda itu meninggalkan toko buku itu dengan motor bebek
yang ia gunakan , silang beberapa jam karyawan itu mengampiriku
membawakan sepucuk surat , sungguh aneh bukan ? mana mungkin pos itu
tertuju pada pelanggan toko ? seperti nya penulis surat itu tidak tahu dimana
alamat rumahku ,
“ini kiriman surat , sebelumnya saya tidak tahu darimana asalnya ,tukang pos
itu tidak tahu menau, alamat yang tertuju adalah alamat ini , dan tertera nama
‘untuk emily Jensen pelanggang setia toko gramedi , saya sudah mengcheck
member dan hanya satu yang bernama Emily , kurasa kaulah orangnya “
“ iya mungkin benar aku “ jawabku, karyawan itu terlihat aneh, aku sangat
Dear Emily,
---
Lagi-lagi kata itu menusukku ,secara perlahan aku berusaha berfikir dan
mengecheck seisi rumah namun tak ada tanda kedatangan ibu, tujuan kedua
adalah gudang itu , jam menunjukan pukul 16.30 WIB, “sebentar lagi malam,
aku harus berani melawan rasa takut pada gudang itu “ kataku dalam hati .
Sebelum kearah gudang , aku pergi ke kamarku dan membuka laci meja
belajar , melihat surat yang dulu ku ambil dari rumah tua tak bertuan itu ,
perlahan aku meyakinkan diri membuka surat itu , ternyata surat itu berisikan
foto aku,ibu dan ayah di belakang foto itu tertulis “kenangan manis” , aku
tidak mengerti apa maksud dari surat itu, karena sudah lelah aku tidak
melamun hingga jam menunjukan pukul 20.30 WIB ,harum semerbak itu
mulai menusuk hidungku, dan sayup sayup lantunan nada mulai terdengar
.lalu aku tersadar dari lamunanku dan memberanikan diri melangkah ke arah
bawah tanah dimana gudang itu berada, seacara perlahan aku membuka pintu
yang mengarah kebawah dan menuruni setiap tangga hingga akhirnya sampai
di depan pintu gudang itu , harum itu semakin kuat tercium dan senanSdung
itu pun secara perlahan menghilang, iya aneh suara itu menghilang setelah
aku berada tepat didepan pintu masuk gudang itu, aku melihat kesekitarku ,
aku memikirkan cara membuka gembok tua ini, gembok yang sudah tua ini
sepertinya sudah mati bersatu hingga menguning dengan pintu gudang , aku
ini tidak pernah terkunci, dengan sekuat tenaga aku berusaha membuka
gudang ini ,Ciiiiiit secara perlahan pintu terbuka , aku terkejut melihat
keadaan didalam banyak foto aku, ayah dan ibu di dindingnya , tempat ini
dingin, lilin dan bunga dimana-mana ,lebih-lebih lagi aku terkejut ternyata
tempat ini bukan gudang melainkan tempat makam tertutup milik keluarga
dan hanya terdapat satu nisan didalamnya, dengan berat hati aku melihat
nama dinisan tersebut dan mataku mulai mengenali nama yang tercantum di
akupun berusaha mencubit kulitku hingga membiru , namun aku tersadar dan
memahami semua maksud ini, semua yang kurasakan selama ini ,sunyi
EMILY JENSEN
LAHIR : 8 JANUARI 1906
RIP : 8 JANUARI 1923
Note :
-Yang menjadi Bapak paruh baya dan tukang pos adalah Ayah Emily, ia bisa
melihat roh Emily selalu berada dirumah dan ditoko buku.
-Ibu Emily di asingkan dirumah suci , karena masih trauma dengan kematian
anaknya .
-Kepergian Emily dikarenakan kecelakaan saat pesta ulang tahunnya, dan
dirawat selama 2 tahun di ICCU karena mengalami keumpuhan total serta
hilang sebagian ingatan.
-Lantunan dan wangi bunga adalah isyarat kerinduan seorang ibu.
-Komplek Mawar Jalan Damai No.131 adalah rumah suci dimana ibu Emily
berada.