Anda di halaman 1dari 12

A.

Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Biasanya kejang
terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, bila anak usia kurang 6 bulan atau lebih
5 tahun mengalami kejang didahului oleh demam, kemungkinan lainya, misalnya
mengalami epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam. Anak yang mengalami
kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk kejang
demam. Kejang disertai demam pada bayi usia kurang lebih 1 bulan tidak termasuk
dalam kejang demam (Garna & Nataprawira, 2005).
B. Anatomi dan Fisiologi
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar
1.350 cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron, otak manusia bertanggung
jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia, oleh karena itu
terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya
dipercayai dapat mempengaruhi kognisi manusia, pengetahuan mengenai otak
mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Bagian yang paling menonjol dari
otak depan adalah otak depan (serebrum), yang terdapat di bagian otak depan.
Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan
mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur dan
melayani tubuh bagain kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur dan melayani
tubuh bagian kiri. Jika otak belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian
kananakan mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap-tiap belahan otak besar
yang disebutkan di atas dibagi menjadi empat lobus yaitu frontal, pariental, okspital,
dan temporal. Antara frontal dan lobus pariental dipisahkan oleh sulkus sentralis.
Otak depan tersusun atas dua lapisan yaitu, lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam.
Lapisan luar merupakan lapisan tipis bewarna abu-abu. Lapisan ini berisi badan sel
saraf. Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat, sehingga permukaanya menjadi lebih
luas. Lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat saraf.Lapisan dalam merupakan
lapisan yang bewarna putih. Lapisan dalam banyak mengandung serabut saraf, yaitu
dendrit dan neurit. Otak depan merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi
yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan
dengan kepandaian (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Seacara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di
depan celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai
hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah anterior pada lobus frontalis
berhubungan dengan kemampuan berpikir. Di belakang (posterior) sulkus entralis
merupakan daerah sensori, pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan
kemudian ditafsirkan. Daerah pendengaran (auditori) terletak mpada lobus temporal,
di daerah ini, kesan atau suara diterima dan diinterpretasikan. Daerah visual
(penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipital yang menerima bayangan dan
selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak
di lobus temporal bagian ujung anterior, area di otak depan yang juga penting adalah
hipotalamus dan talamus. Hipotalamus merupakan daerah kecil yang terletak di dasar
otak depan dan memiliki berat beberapa miligram, hipotalamus berberan sebagai
pusat pengatur homeostasis tubuh, misalnya berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh,
rasa haus, rasa lapar dan kenyang, pengeluaran urin, pengaturan pengeluaran hormon
dari kelenjar pituitari bagian anterior dan posterior, serta perilaku reproduktif.
Talamus terletak di sebelah atas hipotalamus, berperan sebagai stasiun relay untuk
informasi sensori yang dikirim ke otak besar. Otak tengah (diensefalon) manusia
cukup kecil dan tidak menyolok, terletak di depan otak kecil dan jembatan Varol (plus
Varolii). Bagian terbesar dari otak tengah pada sebagian besar Vertebrata adalah lobus
optikus yang ukrannya berbeda-beda. Pada mamalia (termasuk manusia) terdapat
korpora kuadrigemina (sebgai lokus optikus pada vertebrata tingkatan rendah) yang
berfungsi membantu koordinasi gerak mata, ukuran pupil mata (melebar/menyempit),
dan refleks pendengaran tertentu. Selain itu, otak tengah mengandung pusat-pusat
yang mengendalikan keseimbangan dan serabut saraf yang menghubungkan bagian
otak belakang dengan bagian otak depan, juga antara otak depan dan mata. Otak
tengah merupakan baguan atas batang otak. Semua berkas serabut saraf yang
membawa informasi sensori sebelum memasuki talamus akan melewati otak tengah.
Tahapan perkembangan otak manusia mirip dengan vertebrata lainnya. Dimulai sesaat
setelah konsepsi terjadi blastosis yaitu pembagian sel yang sangat cepat. Dalam
hitungan hari blastosis terbagi menjadi tiga struktur lapisan yang disebut sebagai
keping embrionik (the embryonic disk).
C. Tanda dan Gejala
Kehilangan Kesadaran
Kekuatan otot tak terkendali
Kenaikan suhu tubuh lebih dari 38 0 C.
D. Etiologi
Peranan infeksi pada sebagian besar kejang demam adalah tidak spesifik dan
timbulnya serangan terutama didasarkan atas reaksi demamnya yang
terjadi(Lumbantobing, 2004). Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh
kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar
susunan syaraf pusat misalnya tonsilitis, ostitis media akut, bronkitis (Judha & Rahil,
2011). Kondisi yang dapat menyebabkan kejang demam antara lain infeksi yang
mengenai jaringan ekstrakranial sperti tonsilitis, otitis media akut, bronkitis (Riyadi,
Sujono & Sukarmin, 2009).
E. Patofisiologi
Perubahan dari patofisiologisnya membran sendiri karena penyakit/keturunan.
Pada seorang anak sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibanding dengan
orang dewasa 15 %. Dan karena itu pada anak tubuh dapat mengubah keseimbangan
dari membran sel neuron dalam singkat terjadi dipusi di ion K+ maupun ion Na+
melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepasnya muatan listrik. Lepasnya
muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun
membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter
sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang yang yang berlangsung singkat
pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang
yang berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai apnea, Na meningkat,
kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi hipoxia
dan menimbulkan terjadinya asidosis ( Hidayat, 2009)
F. Manifestasi Klinik
1. Kejang umum biasanya di awali kejang tonik kemudian klonik berlangsung 10
sampai 15menit
2. Frekuensi takikardia pada bayi sering di atas 150 – 200 permenit
3. Pulsasi arteri melemah dan tekanan nadi mengecil yang terjadi sebagai akibat
menurunnya curah jantung
4. Gejala bendungan system vena : Hepatomegali, Peningkatan vena
jugularis( Wongjingkang, 2012)
G. Klasifikasi
1. Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang berlangsung singkat, kurang
15 menit dan umumnya dapat berhenti sendiri. Kejangnya bersifat umum artinya
melibatkan seluruh tubuh. Kejang tidak berulang dalam 24 jam pertama. Kejang
demam tipe ini merupakan 80% dari seluruh kasus kejang demam.
2. Kejang demam kompleks adalah kejang dengan satu ciri sebagai berikut: kejang
lama > 15 menit, kejang fokal / parsial satu sisi tubuh, kejang > 1 kali dalam 24
jam (Hartono, 2011)
H. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang kejang demam menurut Hartono (2011) antara lain :


1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam,
tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab atau keadaan
lain, misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan laboratorium
yang dapat dikerjakan, darah perifer, elektrolit, dan gula darah
2. Lumbal Fungsi
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis.
3. Elektroensefalografi
Pemeriksaan elektro ense falo grafi ( EEG ) tidak dapat memprediksi
berulangnya kejang atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada
pasien kejang demam.
I. Penatalaksanaan medis dan keperawatan
1. Segera diberikan diazepam dan pengobatan penunjan
2. Pengobatan penunjang saat serangan kejang adalah semua pakaian ketat dibuka,
posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung, usahakan
agar jalan napas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen, pengisapan lendir
harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen
3. Pengobatan rumat
fenobarbital dosis maintenance : 8-10 mg/kg BB dibagi 2 dosis per hari pertama,
kedua diteruskan 4-5 mg/kg BB dibagi 2 dosis pada hari berikutnya.
4. Mencari dan mengobati penyebab
Penyebab kejang demam adalah infeksi respiratorius bagian atas dan otitis
media akut. Pemberian antibiotik yang adekuat untuk mengobati penyakit
tersebut. Pada pasien yang diketahui kejang lama pemeriksaan lebih intensif
seperti fungsi lumbal, kalium, magnesium, kalsium, natrium dan faal hati. Bila
perlu rontgen foto tengkorak, ensefalografi
J. Komplikasi
Menurut Arif Mansjoers ( 2000 ) Komplikasi kejang demam umumnya berlangsung
lebih dari 15 menit yaitu :
a. Kerusakan otak
Terjadi melalui mekanisme eksitotoksik neuron saraf yang aktif sewaktu
kejang melepaskan glutamat yang mengikat resptor MMDA ( M Metyl D
Asparate ) yang mengakibatkan ion kalsium dapat masuk ke sel otak yang
merusak sel neuoran secara irreversible.
b. Retardasi mental
Retasdasi mental dapat terjadi karena deficit neurolgis pada demam neonatus.
Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada bayi dan neonatus), jenios
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk RS,
nomor register, asuransi kesehatan, dan diagnosis medis.
Keluhan Utama: kejang, demam.
Riwayat kesehatan
Riwayat keluarga dengan kejang, riwayat kejang demam,tumor intracranial, trauma kepal
terbuka, stroke
Riwayat kejang
Berapa sering terjadi kejang, gambaran kejang seperti apa, apakah sebelum kejang ada tanda-
tanda awal, apa yang dilakuakan pasien setelah kejang
Riwayat penggunaan obat
Nama obat yang dipakai, dosis obat, berapa kali penggunaan obat, kapan putus obat

Yang paling penting peran perawat selama pasien kejang adalah observasi kejangnya dan
gambarkan kejadiannya. Setiap episode kejang mempunyai karakteristik yang berbeda misal
adanya halusinasi (aura ), motor efek seperti pergerakan bola mata , kontraksi otot lateral
harus didokumentasikan termasuk waktu kejang dimulai dan lamanya kejang.
Riwayat penyakit juga memegang peranan penting untuk mengidentifikasi faktor pencetus
kejang untuk pengobservasian sehingga bisa meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan oleh
kejang.
 Aktivitas / istirahat : keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus / kekuatan otot. Gerakan
involunter
 Sirkulasi : peningkatan nadi, sianosis, tanda vital tidak normal atau depresi dengan
penurunan nadi dan pernafasan
 Integritas ego : stressor eksternal / internal yang berhubungan dengan keadaan dan atau
penanganan, peka rangsangan.
 Eliminasi : inkontinensia episodik, peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus spinkter
 Makanan / cairan : sensitivitas terhadap makanan, mual dan muntah yang berhubungan
dengan aktivitas kejang, kerusakan jaringan lunak / gigi
 Neurosensor : aktivitas kejang berulang, riwayat truma kepala dan infeksi serebra
 Riwayat jatuh / trauma
b. Diagnose
Risiko trauma fisik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot/kejang
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi

c. Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan I :
Risiko trauma fisik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot/kejang
Tujuan : Risk detection.
Kriteria Hasil :
 Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan.
 Mempertahankan tindakan yang mengontrol aktivitas kejang.
 Mengidentifikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kejang.
 Pengetahuan tentang risiko
 Memonitor faktor risiko dari lingkungan
Rencana Tindakan : NIC : Pencegahan jatuh
a. Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah.
Rasional : meminimalkan injuri saat kejang
b. Tinggalah bersama klien selama fase kejang..
Rasional : meningkatkan keamanan klien.
c. Berikan tongue spatel diantara gigi atas dan bawah
Rasional : menurunkan resiko trauma pada mulut.
d. Letakkan klien di tempat yang lembut.
Rasional : membantu menurunkan resiko injuri fisik pada ekstimitas ketika kontrol otot
volunter berkurang.
e. Catat tipe kejang (lokasi,lama) dan frekuensi kejang.
Rasional : membantu menurunkan lokasi area cerebral yang terganggu.
f. Catat tanda-tanda vital sesudah fase kejan
Rasional : mendeteksi secara dini keadaan yang abnormal.
2. Diagnosa Keperawatan II :
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Thermoregulation
Kriteria Hasil :
 Suhu tubuh dalam rentang normal
 Nadi dan RR dalam rentang normal
 Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

Rencana Tindakan : NIC : Fever treatment


a. Kaji faktor – faktor terjadinya hiperthermi.
Rasional : Mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan pakaian/selimut
dapat menghambat penurunan suhu tubuh.
b. Observasi tanda – tanda vital tiap 4 jam sekali
Rasional : Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukanperkembangan keperawatan
yang selanjutnya.
c. Pertahankan suhu tubuh normal
Rasional : Suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban
tinggiakan mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh.
d. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala / ketiak .
Rasional : Proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan perantara.
e. Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun
Rasional : proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat
menyerap keringat.
f. Atur sirkulasi udara ruangan.
Rasional : Penyediaan udara bersih.
g. Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minum
Rasional : Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.
h. Batasi aktivitas fisik
Rasional : aktivitas meningkatkan metabolismedan meningkatkan panas.
d. Implementasi
Pada langkah ini, perawat memberikan asuhan keperawatan, yang pelaksanaannya
berdasarkan rencana keperawatan yang telah disesuaikan pada langkah sebelumnya
(intervensi).

e. Evaluasi Keperawatan.
Asuhan keperawatan dalam bentuk perubahan prilaku pasien merupakan focus dari
evaluasi tujuan.
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN KEJANG DEMAM

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANDUNG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek


Mata Ajar Keperawatan Anak

Disusun Oleh :
Ahmad Maulana

Pembimbing Akademik

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
2018

Anda mungkin juga menyukai