Anda di halaman 1dari 9

1.

Manajemen Unit
a) Man
1) Struktur Organisasi
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerjasama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka
kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan
dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins dan Coulter,
2006).
Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe
organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, dan jenis wewenang
pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab,
rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2010)
Ruang dahlia mulai didirikan pada tanggal 05 oktober 2016 dan mulai
beroperasi pada tahun 2016. Ruang dahlia merupakan ruang rawat inap kusus
kemoterapi dan onkologi di RSP Dr. H. A. Rotinsulu. Ruang dahlia dibagi
menjadi 7 ruang perawatan dengan klasifikasi ruang rawat kelas 1, 2 dan 3
yang dipimpin oleh kepala ruangan. Dalam mengelola ke 7 ruangan tersebut,
kepala ruangan dibantu oleh 2 orang perawat sebagai ketua tim. Ruang dahlia
memiliki 9 perawat pelaksana, 1 petugas administrasi 1 orang dan 2 pekarya.
Struktur organisasi ruang Dahlia sebagai berikut :

Kepala Ruangan
Sofari Nurul F, Skep., Ners
Dokter penanggung jawab pasien Dokter Penanggung jawab ruangan
Dr. komariah., Sp p dr. Riza
Ketua Tim I Ketua Tim II
Ulfah Syalifah, AMK Lia Yulianingsih, AMK

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


- Nunung Nureni, AMK - Ika Septian, AMK
- Nina Maryam, AMK - Dianita, S.kep., Ners
- Eman Sulaeman, Amd., Kep - Ratih Ari P, AMK
- Indah, S. Kep., Ners - Lim Evha, AMIC
- Depin, AMK

Pekarya Pekarya
- Dedi - Iman Abdullah
Administrasi
- Gilang
- Andreas

Bagan 1.1 Struktur Organisasi Ruang dahlia

2) Jumlah Dan Kualifikasi Ketenagaan


Jumlah tenaga di Ruang dahlia Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu
keperawatan dan non keperawatan :
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 1.1 Kualifikasi Pendidikan Tenaga Keperawatan
Ruang Dahlia RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu
No Kualifikasi Jumlah Presentase
1. S1 Keperawatan + Profesi Ners 3 25 %
2. DIII Keperawatan 9 75 %
Total 12 100 %

Berdasarkan tabel diatas, dapat diinterpretasikan bahwa jumlah perawat di


Ruang Dahlia sebanyak 12 orang, sebagian besar (75%) perawat di Ruang Dahlia
berpendidikan DIII keperawatan, dan saat ini 2 orang perawat yang sudah
berpendidikan S1 Keperawatan beserta profesi Ners. Namun hal tersebut tidak sesuai
dengan data yang didapatkan dari Rumah Sakit Paru Dr. H. A Rotinsulu tentang
perhitungan kebutuhan tenaga perawat di Ruangan Dahlia yaitu sebanyak 15 orang.
Hal ini menunjukan kekurangan tenaga perawat di ruangan Dahlia.
b. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 1.2. Kualifikasi Tenaga Non Keperawatan Ruang Dahlia RS Paru Dr. H.
A. Rotinsulu
No Kualifikasi Jumlah

1. Dokter spesialis paru 1


2. Dokter umum 1
3. Administrasi 1
4. Pekarya 2
Total 5

Berdasarkan tabel 2.2. di interpretasikan bahwa tenaga non keperawatan


diruang dahlia adalah tenaga dokter umum 20 %, dokter spesialis paru 20%,
administrasi 20 %, dan pekarya 40 %.

3) Kualifikasi Tenaga
a. Jejang Karir Professional Perawat Klinik (PK) menurut Depkes (2006)
Bentuk dan pengembangan karir perawat dimulai dari peran perawat
sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Setiap jenjang akan diuraikan
pengalaman dan pendidikan yang harus dimiliki, serta diskripsi umum tentang
tugas atau kewenangannya. Di indonesia menurut Dep Kes RI, 2006,
mempunyai tahapan jenjang karir yang disesuaikan dengan tingkatan
pendidikan, lamanya ia bekerja serta kemampuan yang dimiliknya dan
dibuktikan oleh adanya sertifikat, adapun tingkatannya sebagai berikut :
1. Perawat Klinik I ( PK I )
Perawat klinik I (Novice) adalah : Perawat lulusan D-III telah memiliki
pengalaman kerja 2 tahun atau Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan
profesi) dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan mempunyai setifikat PK-I.
2. Perawat Klinik II (PK II)
Perawat klinik II (Advance Beginner) adalah perawat lulusan D-III
Keperawatan dengan pengalaman kerja 5 tahun atau Ners (lulusan S-1
keperawatan plus pendidikan profesi) dengan pengalaman kerja 3 tahun, dan
mempunyai sertifikat PK II
3. Perawat Klinik III (PK III)
Perawat klinik III (competent) adalah perawat lulusan D III Keperawatan
dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners (lulusan S-1 keperawatan plus
pendidikan profesi) dengan pengalaman klinik 6 tahun atau Ners spesialis
dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan mempunyai sertifikat PK III.
4. Perawat Klinik IV (PK IV)
Perawat klinik IV (Proficient) adalah Ners (lulusan S-1 keperawatan plus
pendidikan profesi ) dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners Spesialis
dengan pengalaman kerja 2 tahun, dan memiliki sertifikat PK IV, atau Ners
Spesialis Konsultasi dengan pengalaman kerja 0 tahun.
5. Perawat Klinik V (PK V)
Perawat Klinik V (Expert) adalah Ners Spesialis dengan pengalaman kerja 4
tahun atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun, dan
memiliki sertifikat PK V. (Makhfudli, 2009)

b. Jejang Karir Professional Perawat Klinik (PK) menurut Rumah Sakit Paru Dr.
H. A. Rotinsulu
Tabel 1.3 Jenjang Karir Profesional Perawat Klinik Paru Dan Respirasirs Paru
Dr. H. A Rotinsulu Bandung Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
40 Tahun 2007
Area Onkologi dan Kemoterapi
DIII/ DIV 0-1 Tahun DIII/ DIV ≥ 1 DIII/ DIV ≥ 4 DIII/ DIV ≥
NERS 0-1Tahun tahun tahun 10 tahun
NERS ≥ 1 Tahun NERS ≥ 3 Tahun NERS ≥ 7
Sertifikat Pra Sertifikat PK I Tahun
Jenjang klinik / Orientasi Pelatihan Kep.
Pelatihan Paru ≥ 48 JPL
Respirasi Dasar

Dari hasil kajian didapatkan bahwa di Ruangan Dahlia terdapat 3 orang


perawat dengan pendidikan terakhir profesi Ners dan 9 orang DIII Keperawatan,
dengan 4 orang yang sudah mengikuti pelatiahan kemoterapi, ilmu yang sudah didapat
dalam pelatihan kemoterapi disosialisasikan kembali kepada rekan perawat lainnya
yang berada di Ruang Dahlia. sebagian besar masa kerja dan jenjang karir perawat
klinik (PK) yang didapat sudah sesuai hanya 1 orang perawat yang masa kerja dan
tingkat PK nya belum sesuai.
c. Tenaga Mahasiswa Praktik
Tabel 1.4. Jumlah Tenaga Mahasiswa Praktek

Kualifikasi Jumlah Praktek


Profesi Ners STIKes Dharma
13 Mahasiswa Manajemen keperawatan
Husada Bandung

SMK 9 Kabupaten tanggerang 2 siswa Kompetensi dasar

Menurut hasil kajian tentang jumlah tenaga mahasiswa paktek di Ruang Dahlia didapatkan 13
mahasiswa Profesi Ners STIKes DHB yang sedang berprakter manajemen keperawatan, dan
9 orang siswa SMK 9 Kabupaten Tanggerang yang sedang berpraktek kompetensi dasar.

4) Perhitungan tenaga perawat (Metode WISN)

Tabel 1.5. Perhitungn Metode Wisn Kebutuhan Tenaga Perawat Ruang


Dahlia Tahun 2018
No Kegiatan Rata – rata/ SBK KK/ Tahun KS
Menit
1 Operan dinas 45 1958 720 0,36772
2 Pasang kateter 30 2937 15 0,00510
3 Pasang NGT 30 2937 11 0,00374
3 Injeksi 20 4.405,5 7611 1.72761
4 Perawatan luka 30 2937 152 0,05175
5 Pasang IV kateter 30 2937 1100 0,37453
6 Pengambilan darah arteri 30 2937 58 0,01974
7 CSP (clinical skill 20 4.405,5 3 0,00068
performance)
8 Shyringe pump 20 4.405,5 4 0,00090
9 Infus pump 20 4.405,5 600 0,13619
10 Bed anti decubitus 0 0 0 0
11 Konsul perawat 30 2937 4790 1,63091
12 RJP 60 1.468,5 3 0,00204
13 Pengisapan sekret 45 1958 0 0
14 Perawat pendamping 0 0 0 0
dalam kota
15 Perawat pendamping 0 0 0 0
dalam kota
16 EKG 20 4.405,5 18 0,00408
17 Nebulizer 20 4.405,5 1400 0,31778
18 Kemoterapi 60 1.468,5 734 0,49982
19 Asistensi preuradesis 60 1.468,5 5 0,00340
20 Transfusi darah 20 4.405,5 190 0,04312
21 Skin test 20 4.405,5 25 0,00567
22 Sentralisasi obat 15 5874 4790 0,81545
23 Orientasi pasien baru 15 5874 4790 0,81545
24 Penkes discarge 30 2937 4790 1,63091
planning akhir
25 Dokumentasi aksep 30 2937 9580 3,26183
26 Mendampingi visit 5 17.622 4790 0,27181
27 Membersihkan peralatan 30 2937 285 0,097703
28 Fungis manajemen 160 550,69 285 0,51753
keperawatan
29 Fungsi adminitrasi 30 2937 4790 1,63091
30 Mengantar pemeriksaan 20 4.405,5 9580 2,15256
penunjang
Total 16,38828
Kepala ruangan 1 orang
Jumlah kebutuhan perawat 17 orang

Dari hasil kajian diatas dapat disimpulakn bahwa jumlah kebutuhan tenaga peawat di Ruang
Dahlia 17 orang, kenyataan yang didapat diruangan bahwa terdapat 12 orang perawat yang
bertugas di Ruang Dahlia, maka kebutuhan tenaga perawat di Ruang Dahlia masih belum
sesuai dengan kebutuhan dan masih membutuhan 5 orang perawat tambahan.

5) Indikator Mutu
a. Tingkat Kepuasan Pasien
Menurut Sabarguna (2004), kepuasan pasien adalah merupakan nilai
subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. yang tetap ada dasar
obyektifnya, artinya walaupun penilaian itudilandasi oleh pengalaman masa
lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu dan pengaruh lingkungan waktu itu,
tetapi tetap akan didasari oleh kebenaran dan kenyataan obyektif yang ada.
Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan
perawat. Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi soal
berbentuk pertanyaan tertutup.. Adapun indikator kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan dinilai berdasarkan kuesioner berjumlah 14
pertanyaan, masing – masing pertanyaan diberi nilai berdasarkan jawaban,
kemudian di total tiap-tiap responden dan dijumlahkan secara keseluruhan.
Dengan kriteria mutu pelayanan dan kinerja unit pelayanan yaitu “sangat
baik”, “baik”, “Kurang Baik”, “Tidak baik”.

Tabel 1.6. Kriteria Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan


Nilai Nilai Interval Nilai interval Kinerja Unit Mutu
Persepsi IKM konversi IKM Pelayanan Pelayanan
1 1,00 – 1,75 25 – 43,75 Tidak baik D
2 1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 Kurang baik C
3 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 Baik B
4 3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 Sangat baik A

Tabel 1.7. Hasil Kinerja Unit Pelayanan


Nilai Unsur Nilai rata-rata
No Unsur Pelayanan
Pelayanan tertimbang
1 Prosedur pelayanan 3,692 0,246
2 Persyaratan pelayanan 3,621 0,241
3 Kejelasan petugas pelayanan 3,692 0,246
4 Kedisiplinan petugas pelayanan 3,621 0,241
5 Tanggung jawab petugas pelayanan 3,763 0,250
6 Kemampuan petugas pelayanan 3,621 0,241
7 Kecepatan pelayanan 3,55 0,236
8 Keadilan mendapatkan pelayanan 3,55 0,236
9 Kesopanan dan keramahan petugas 4,047 0,269
10 Kewajaran biaya pelayanan 3,692 0,246
11 Kepastian biaya pelayanan 3, 976 0,265
12 Kepastian jadwal pelayanan 3, 905 0,260
13 Kenyamanan lingkungan 3,55 0,236
14 Kenyamanan lingkungan 3,55 0,236
Total 92,55

Dari hasil kajian kinerja unit pelayanan tentang kepuasan pasien, dilakukan pembagian
kuisoner selama 4 hari dengan jumlah pasien 24 orang didapatkan bahwa tingkat
kepuasan pasien di Ruang Dahlia sangat baik dengan nilai indikator mutu A

6) Analisa SWOT
Berikut ini adalah hasil analisa SWOT manajemen unit dari Ruang Dahlia RS Paru Dr.
H. A. Rotinsulu Kota Bandung pada Bulan febuari tahun 2018 :

Tabel 2.21. Analisa SWOT Manajemen Unit Ruang Dahlia


RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
M1 (MAN)
Kekuatan (S) S–W
1. Seluruh perawat sudah 0,5 3 1,5 (4,7- 3,8)
mengikuti pelatihan seperti = 0, 9
BHD, K3RS, KPRS, BTCLS,
PPGD
2. Seluruh perawat ruang dahlia 0,5 3 1,5
sudah mempunyai STR.
3. Terdapat 1 orang dokter 0,1 3 0,3
spesialis di ruangan, 2 orang
pekarya dan petugas
administrasi serta dokter jaga
4. Adanya peluang untuk 0,4 3 1,2
melanjutkan pendidikan tiap
tahun.

TOTAL 4,7
Kelemahan (W)
1. 83 % perawat masih berlatar 0.2 2 0,4
belakang pendidikan D3
Keperawatan.
2. Struktur organisasi yang ada
0,2 2 0,4
diruangan sudah tidak sesuai
3. Baru empat orang perawat yang
0,5 3 1,5
sudah mendapatkan pelatihan
kemoterapi
4. Hasil perhitungan tenaga
perawat menggunakan WISN 0,5 3 1,5
jumlah perawat di Ruang Dahlia
masih kurang
TOTAL 3,8
Peluang (O)
1. RS memberikan kebijakan untuk 0,5 3 1,5 O–T
memberikan kesempatan tugas (3.3 – 2.4)
belajar dan pelatihan bagi = 0,9
perawat ruangan.
2. Rumah Sakit bekerjasama
dengan Institusi Pendidikan 0,3 3 0,9
berbasis kesehatan baik dari
dalam maupun luar Kota
Bandung seperti keperawatan
dan fisioterapi.
3. Adanya mahasiswa Ners
Keperawatan yang praktik
0,3 3 0,9
manajemen Keperawatan di
Ruang Dahlia
TOTAL 3.3
Ancaman (T)
1. Diberlakukan UU Keperawatan 0,5 3 1,5
no.38 tahun 2014

2. Persaingan antar RS yang 0,3 3 0,9


semakin kuat dalam menuju
rumah sakit internasional.
TOTAL 2.4

Anda mungkin juga menyukai