PROPOSAL
Disusun Oleh:
FITRI WINDYANTIKA
NIM 4002150019
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena kehendak serta kasih sayang-nya
saya diberi kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan Proposal yang berjudul
“Hubungan Antara Nyeri Rheumathoid Arthritis Dengan Kemandirian Aktivitas Sehari-
Hari Pada Lansia Di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Babakansari Kota Bandung”.
Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salahsatu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan, perhatian, pengertian, bimbingan, arahan,
dan kesabaran dari berbagai pihak yang terkait akhirnya penelitian ini dapat
terselesaikan. Oleh sebab itu, saya mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada :
1. Dr. Hj. Suryani Soepardan, Dra., M.M selaku Ketua STIKes Dharma Husada
Bandung.
2. Shinta Apriani, M.Kep selaku Pembimbing I yang selalu sabar membimbing dan
mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi.
3. Yeni Suryamah, S.KM., M.Epid. selaku Pembimbing II yang telah sabar
memberikan waktu, membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan
skripsi.
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program S1 Keperawatan STIKes
Dharma Husada Bandung.
5. Pikak Puskesmas Babakansari yang telah memberikan ijin penelitian di wilayah
kerja Puskesmas.
6. Posbindu wilayah kerja Puskesmas Babakansari yang telah memberikan izin
penelitian dan partisifasinya
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Bandung, Februari 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kepada kelompok lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak
Saat ini jumlah lansia di dunia diperkirakan lebih dari 629 jiwa (Depkes,
RI, 2013). Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa Indonesia
termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia
yakni mencapai 18,1 juta jiwa 9,6 % dari jumlah penduduk (Susanto,2013).
sehingga dapat disimpulkan akan terdapat lansia dengan populasi yang cukup
besar di kota-kota besar di Indonesia. Salah satu dari kota besar di Indonesia
yang tingkat jumlah lansia yang cukup tinggi adalah Kota Bandung. Proporsi
jumlah lansia yang ada di Kota Bandung pada tahun 2013 adalah sebesar 9,34%
dari total jumlah penduduk Kota Bandung. Jumlah tersebut menunjukan bahwa
sejak tahun 2009 hingga tahun 2013. Tahun 2012 merupakan tahun pencatatan
jumlah penduduk lansia terbanyak dalam periode tahun 2009 hingga 2013.
Tahun 2013, jumlah penduduk lansia kota bandung mencapai angka 231.957
Jumlah penduduk yang bertambah dan usia harapan hidup lansia akan
yang dihadapi lansia, maka masalah kesehatanlah yang jadi peran pertama dalam
mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 lansia di duinia ini menderita
reumatik, angka ini akan terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi
angka ini menunjukan bahwa tingginya angka kejadian reumatik. Penelitian riset
keperawatan dasar tahun 2013 penyakit rematik di jawa barat (32,1%) prevelensi
rematik tertinggi pada umur lebih dari 75 tahun (33% dan 54,8%)
(RISKESDAS, 2013).
yakni nyeri sendi, inflamasi, kekakuan sendi di pagi hari, pada kulit di atas sendi
akan teraba hangat dan bengkak serta hambatan gerak persendian (Santoso,
utama penderita Rheumathoid Arthritis adalah nyeri sendi dan kaku sendi
(Turana, 2005).
skala nyeri rata-rata enam atau nyeri sedang (National Institute of Nursing
Research, 2005 dalam Dewi, 2009). Nyeri sendi pada Rheumathoid Arthritis
mandi, berpakaian, dan buang air besar atau kecil. Dari kemampuan melakukan
aktivitas tersebut dapat dinilai apakah lansia mandiri atau tergantung pada orang
untuk bertindak, tidak tergantung pada pihak lain dalam merawat diri maupun
hari pada lansia di posbindu karang mekar wilayah kerja puskesmas pisangan
penelitian tersebut bahwa ada hubungan yang bermakna antara nyeri rheumathoi
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Puskesmas Babakansari.
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Babakansari.
Puskesmas Babakansari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan bahan bacaan dan informasi bagi lansia yang mengalami
Rheumathoid Arthritis
b. Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai bahan dasar bagi puskesmas dalam
pada lansia.
c. Bagi Peneliti
februari 2019. Adapun yang menjadi sasaran penelitian ini yaitu lansia yang
TINJAUAN TEORI
A. Lanjut Usia
Lanjut usia (lansia) merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.
lanjut menyatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai
Masa tua adalah suatu masa dimana orang merasa puas dengan
dan sosial tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan
bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok yang homogen. Usia tua
Menurut WHO batasan usia lanjut yaitu middle young elderly usia antara
45-59 tahun, elderly usia antara 60-74 tahun, old usia antara 75-90 tahun
dan dikatakan very old berusia di atas 90 tahun. Pada saat ini ilmuan sosial
lanjut usia muda (young old), lanjut usia tua (old old) dan lanjut usia tertua
1. Definisi Menua
penurunan fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama
akibat penurunan fungsi sistem tubuh. Menjadi tua merupakan keadaan yang
harus dilalui oleh semua makhluk hidup, apabila memiliki usia yang
yang normal, akan tetapi pada kenyataannya, proses ini lebih menjadi beban
bagi orang lain dibandingkan proses lain yang terjadi, sehingga berbagai
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang hanya di mulai dari
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik
ini jelas menunjukkan bahwa proses menua itu merupakan kombinasi dari
bermacam-macam faktor yang saling berkaitan yang dapat mempengaruhi
a) Perubahan fisik
1) Sel, saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh
dan makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku
jantung pada lansia akan lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi
meningkat.
b) Perubahan intelektual
c) Perubahan keagamaan
Menurut Maslow dalam Mujahidin (2012), pada umumnya lansia akan
dunia.
usia lanjut aalah tahap akhir dari siklus kehidupan manusia di dunia ini
dimana pada tahap ini akan terjadi perubahan anatomi dan penurunan
berbagai sistem fisiologis dalam tubuh manusia yang pada akhirnya akan
kehidupannya.
Selain secara fisiologis menua juga dapat terjadi secara patologis yaitu
C. Rheumathoid Arthritis
auto imun yang menyebabkan inflamasi sendi yang berlangsung kronik dan
yaitu :
a) Rheumathoid Athritis klasik pada tipe ini harus terdapat pada 7 kriteria
tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus paling
b) Rheumathoid Athritis defisti pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda
dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus paling sedikit
tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus paling
sedikit 6 minggu.
tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus paling
sedikit 3 bulan.
3. Etiologi
penyakit ini
c) Faktor infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa menginfeksi sel induk
semang (host) dan merubah reaktifitas atau respon sel T sehingga muncul
timbulnya penyakit RA
1) Faktor Resiko
kopi lebih dari tiga cangkir sehari, khusus nya kopi decaffein nated
2006).
4. Manifestasi Klinis
dan lutut. Nyeri dan bengkak pada sendi dapat berlangsung dalam waktu
terus menerus dan semakin lama gejala keluhannya akan semakin berat.
atritis. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari
Adapun tanda dan gejala yang umum di temukan atau sangat serius
terjadi pada lanjut usia. Menurut Buffer (2010) yaitu sendi terasa kaku pada
pagi hari dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan
dan kaki, juga pada jari jari, mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan,
bila diraba akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakit atau nyei.
D. Karakteristik Nyeri
Perawat mengkaji tentang penyebab ataustimulus nyeri pada klien, dalam hal
ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian tubuh yang mengalami
nyeri lebih spesifik, maka dapat meminta klien untuk melacak daerah nyeri
dari titik yang paling nyeri, kemungkinan hal iniakan sulit apabila nyeri yang
sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
ranking dari “tidak terasa nyeri” sampai ”nyeri yang tidak tertahankan.
skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri
mengurangi nyeri.
1. Pengertian Kemandirian
memenuhi kebutuhan hidup dengan tidak bergantung pada orang lain. Selain
(Heryanti, 2011).
a) Faktor kesehatan
lansia yang meliputi kondisi fisik dan mental. Faktor kesehatan fisik
meliputi kondisi fisik lanjut usia dan adanya tahan fisik terhadap
1) Kesehatan fisik
beraktivitas sehari-hari.
2) Kesehatan mental
lanjut usia yaitu : (1) Tipe kepribadian konstruktif, pada tipe ini tidak
banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua (2)
post power syndrom (3) Tipe kepribadian tergantung, pada tipe ini
b) Usia
2008)
c) Jenis kelamin
kemandirian. Lanjut usia, khususnya wanita hidup lebih lama dari pria,
lebih tua dibandingkan pria pada usia yang sama (Handajani, 2006).
kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada usia yang sama.
d) Aktivitas sosial
Living adalah aktivitas perawatan diri yang harus dilakukan setiap hari untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari. ADL adalah aktivitas yang
ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi dan berhias dengan tujuan
ADL dapat bersifat kronis, akut, temporer, permanen atau rehabilitative (Potter
1. Macam-macam ADL
a) Mandi
Tidak menerima bantuan (masuk dan keluar bak mandi sendiri jika
satu bagian tubuh (seperti punggung atau kaki), menerima bantuan mandi
c) Toileting
mengunakan bedpan atau pispot pada malam hari, tidak ke kamar kecil
d) Berpindah / Mobilisasi
Berpindah ke dan dari tempat tidur seperti berpindah ke dan dari kursi
seperti tempat atau alat bantu jalan), berpindah ke dan dari tempat tidur
atau kursi dengan bantuan, bergerak naik atau turun dari tempat tidur.
e) BAB/BAK
f) Makan
cairan intravena.
sehari-hari.
b) Kesehatan fisiologis
pada sistem ini misalnya karena penyakit, atau trauma injuri dapat
2007).
c) Fungsi Kognitif
kontribusi pada fungsi kognitif dapat mengganggu dalam berfikir logis dan
(Hardywinoto, 2007).
d) Fungsi Psikososial
Fungsi psikologi menunjukan kemampuan seseorang untuk mengingat
sesuatu hal yang lalu dan menamplkan informasi pada suatu cara yang
e) Tingkat stres
kehilangan.
f) Ritme Biologi
tubuh dan lingkungan). Salah satu irama biologi yaitu irama sirkardian,
aktivitas shari-hari.
g) Status Mental
Seperti yang di ungkapkan oleh Cahya yang dikutip dari Baltes, salah satu
H.Perubahan fisik
I. Perubahan intelektual
J. Perubahan keagamaan
Perubahan fisik :
Kemandirian lansia dalam
Sel melakukan ADL (Activity
Sistem Persyarafan Daily Living)
Sistem Gastrointestinal
Makan/minum
Sistem Genitourinaria
BAB/BAK
Sistem Musculoskeletal
Toileting
Sistem Kardiovaskuler
Berhias/berdandan
Mobilisasi
Mandi
Perubahan sistem
musculokeletal (Sendi)
Faktor kesehatan
Usia
Jenis kelamin
Aktivitas sosial
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang akan diteliti, untuk
dibuat dalam bentuk skema atau diagram, sehingga memudahkan untuk melihat
hubungan antar variabel dan analisis datanya. (Sudibyo Supardi dan Rustika,
2013).
Independen Dependen
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
(Arikunto,2010).
Ha = Ada Hubungan Antara Nyeri Rheumathoid Arthritis Dengan
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
Variabel Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
Nyeri Penyakit RA ini Kuesioner Angket RAPS Ordinal
Rheumathoid merupakan kelainan RAPS dikatakan
Arthritis auto imun yang (Rheumathoi tinggi jika
menyebabkan d Arthritis jumlah skor ≥
inflamasi sendi yang Pain Scale) median dan
berlangsung kronik RAPS rendah
dan mengenai lebih jika jumlah
dari lima sendi skor <
(poliartritis) median.
Kemandirian Kemampuan lansia Barthel Angket 1. ≥40 = Ordinal
aktivitas sehari- untuk melakukan indeks Mandiri
hari pada lansia aktivitas sehari-hari 2. <39 =
yang mengidap atau activity of daily dibantu
Rheumathoid living (ADL) meliputi sebagian
Athritis : Makan, minum,
mandi, berjalan,
tidur, duduk, BAB,
BAK, bergerak.
D. Rancangan Penelitan
1. Jenis Penelitian
dan variabel terikat diambil pada suatu waktu / tidak melihat hubungan antar
a) Populasi
lansia yang berusia ≥60 tahun dan memiliki riwayat penyakit Rheumathoid
Athritis.
b) Sampel Penelitian
sampel yang dilakukan sesuai dengan ciri –ciri atau karakteristik yang
diinginkan (Arikunto,2010)
E. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
(Anderson, 2011).
Skala ukur yang digunakan dalam variabel ini adalah skala ordinal.
RAPS dikatakan tinggi jika jumlah skor ≥ median dan RAPS rendah jika
yang datar, naik turun tangga, memakai baju, kontro BAK dan BAB.
1) Uji Validitas
2) Uji Reliabilitas
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden,
rheumathoi arthritis.
Peneliti memberikan surat izin penelitian dari kampus STIKes Dharma Husada
angket.
a) Teknik Pengolahan
1) Penyuntingan (Editing)
2) Pengkodean (Coding)
Tabulating
ke dalam komputer
rumus atau aturan yang sesuai dengan pendekatan atau desain yang
analisa data. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisa
a) Analisa Univariat
variabel.
P= F x 100%
N
Keterangan :
F= Jumlah frekuensi
b) Analisa Bivariat
(𝑓𝑜−𝑓𝑒)²
x2 = ∑ 𝑓𝑒
Keterangan :
x2 = nilai chi-kuadrat
(pvalue > α). Uji statistik menunjukan tidak ada hubungan yang
signifikan.
5. Jadwal Penelitian
januari februari
minggu Minggu
NO Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4
2 Pengumpulan data
3 Pengolahan data
6. Etika Penelitian
Nama responden dirahasiakan, hanya dapat inisial atau kode yang dibuat
c) Kerahasiaan (Confidentiality)
(Notoatmodjo, 2010).
d) Keadilan (Justice)
dan sosial. Hal ini terjadi akibat penelitian, pemberian obat atau
e) Manfaan (Beneficiency)
kesalahan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA