Anda di halaman 1dari 66

ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro

Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK


Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK)
Bidang Mesin dan Teknik Industri
Bandung, Indonesia

PENGENALAN PROGRAM ENERGI TERBARUKAN


PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI INDONESIA

MODUL SISWA SMK


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
(PLTS)
Modul No. ET- PLTS-S01-01

KERJA BANGKU ELEKTRO


(PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN ELEKTRO)

Penyusun:
Drs. M. Husni Thamrin, M.Pd.
:
Widianto, ST., MT.

Didukung oleh Disponsori oleh

Bandung, September 2008


i
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

PROYEK
PENGENALAN PROGRAM ENERGI BARU TERBARUKAN
PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI INDONESIA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

Modul No. ET- PLTS-S01-01

KERJA BANGKU ELEKTRO

Disusun oleh:
Drs. M. Husni Thamrin, M. Pd
Widiyanto, ST, MT

Diterbitkan oleh:

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK)
Bidang Mesin dan Teknik Industri
Bandung, Indonesia

Bekerja sama dengan

KEDUTAAN BESAR BELANDA


SENTERNOVEM-
EDUCATION AND TRAINING CONSULTANT (ETC) ENERGY
Technical Training Program
Belanda

Didukung oleh

Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan
Micro Hydro Power Project- GTZ
PT. Entec Bandung

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun,
termasuk fotokopi, tanpa ijin tertulis dari Penerbit

Edisi 1
ii
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Bandung, September 2008

KATA PENGANTAR

Mulai tahun 2006 sampai dengan 2009 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri/ PPPPTK BMTI Bandung
(Technical Education Development Centre Bandung) bekerjasama dengan SenterNovem
dan ETC/ Technical Training Program the Netherlands, memperkenalkan Program Energi
Terbarukan pada Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. program Energy Terbarukan
diperkenalkan kepada siswa SMK sebagai hasil rekomendasi dari Bilateral Energy Working
Group Meeting Indonesia-the Netherlands yang ke-15 di Lombok.
Ada empat bidang teknik energi terbarukan yang akan diperkenalkan secara bertahap, yaitu
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
(PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
(PLTBM). Pengenalan PLTS pada SMK dilakukan oleh PPPPTK BMTI Bandung dengan
bimbingan teknis dari PT Entec Indonesia dan PT GMN, sebuah perusahaan konsultan
bidang PLTS.
Ada 10 judul modul PLTS yang telah berhasil dibuat oleh Tim Pengembang Program Energi
Terbarukan dari PPPPTK BMTI Bandung yang dirancang berdasarkan kurikulum PLTS yang
juga disusun oleh tim tersebut. Dengan adanya kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), hingga saat ini modul-modul PLTS tersebut dapat dipelajari di SMK
sebagai:
1. Modul-modul tambahan (supplement), pelengkap (complement), atau pengganti
(subsitute) pada program studi keahlian Ketenagalistrikan, khususnya kompetensi
keahlian Pembangkitan
2. Modul-modul pembelajaran pada mata pelajaran Muatan Lokal Energi Terbarukan,
dimana SMK yang membuka kompetensi keahlian Pembangkitan dapat memilih Energi
Terbarukan sebagai mata pelajaran Muatan Lokal di sekolah tersebut.
Untuk mendukung implementasi pembelajaran PLTS di SMK, maka PPPPTK BMTI Bandung
menyelenggarakan Diklat Guru PLTS yang dilaksanakan selama empat level, masing-
masing satu bulan. Karena sifat pembelajaran PLTS yang multi disiplin, maka para peserta
diklat pun terdiri dari para guru Kelistrikan dan Elektronika yang diorganisasikan secara
khusus.

Bandung, 24 September 2008


PPPPTK BMTI Bandung
Kepala,

Drs. Murtoyo, MM.


NIP 131126143
iii
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro 04-01
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009 05-01
04-02
05-02
PETA KOMPETENSI DAN MODUL PLTMH 04-03
Nama dan Kode Modul ET-PLTS untuk SMK 05-03
04-04

S01-01 S01-02 S01-03 S01-04 S01-05

S01-06 S01-07 S01-08 S01-09 S01-10

N0 Nama Modul Kode


1 Kerja Bangku Elektro (Penggunaan dan ET-PLTS-S01-01
Pemeliharaan Peralatan Elektro)
2 Gambar Teknik Elektro ET-PLTS-S01-02

3 Pengukuran Elektro ET-PLTS-S01-03

4 Pengenalan Teknologi Tenaga Surya ET-PLTS-S01-04

5 Komponen-komponen PLTS ET-PLTS-S01-05

6 Pemasangan Sistem PLTS ET-PLTS-S01-06

7 Pengoperasian PLTS ET-PLTS-S01-07

8 Perawatan Unit PLTS ET-PLTS-S01-08

9 Penginspeksian Sistem PLTS ET-PLTS-S01-09

10 Pembuatan Model Aplikasi PLTS ET-PLTS-S01-10

iv
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

DAFTAR ISI
............................................................................................. Hal.
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
DAFTAR ISI ......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan ............................................................................. 1
B. Standar Kompetensi ....................................................... 2
C. Waktu Pencapaian Modul ............................................... 4
D. Terminologi ...................................................................... 4
E. Petunjuk Penggunaan Modul ......................................... 5
F. Pedoman Penilaian......................................................... 6

BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN 1


MENGAPLIKASIKAN PRINSIP K3
A. Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................... 7
B. Materi Pembelajaran ………………………………………. 7
C. Tugas ............................................................................... 18
D. Latihan ........................................................................... 18
E. Kunci Jawaban ............................................................... 18
F. Lembaran Kerja................................................................. 19

BAB III KEGIATAN BELAJAR 2


ALAT – ALAT POTONG
A. Tujuan Pembelajaran ...................................................... 21
B. Materi Pembelajaran ....................................................... 21
C. Latihan ............................................................................ 40
D. Riview ............................................................................. 41
E. Tugas .............................................................................. 42
F. Umpan Balik... …………………….................................... 42

BAB IV KEGIATAN BELAJAR 3


ALAT – ALAT KELENGKAPAN BENGKEL
A. Tujuan Pembelajaran ...................................................... 43
B. Materi Pembelajaran ....................................................... 43
C. Latihan ............................................................................ 64
D. Riview ............................................................................. 64
G. Tugas .............................................................................. 64
H. Umpan Balik... …………………….................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 67

v
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN

Tujuan umum dari modul ini adalah mengembangkan pengetahuan, keterampilan


dan sikap professional dalam penggunaan dan pemeliharaan alat-alat tangan
yang dipergunakan di bengkel-bengkel Listrik. Pekerjaan pembuatan, perakitan
dan perbaikan dalam pekerjaan mekanik, kelistrikan dan elektronika hanya dapat
dilakukan dengan bantuan peralatan, seperti alat-alat tangan, alat alat mesin
ringan ataupun alat-alat ukur listrik.

Modul ini menggunakan sistem pelatihan berdasar kompetensi untuk


mengajarkan keterampilan ditempat kerja. Pelatihan berdasar standar
kompetensi yakni suatu cara yang secara nasional telah disepakati tentang
penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk tugas
khusus. Penekanan utama adalah apa yang dapat dilakukan oleh seseorang
sebagai hasil dari diklat. Salah satu karakteristik paling penting adalah
kemampuan individu untuk mengerjakan pekerjaan di tempat kerja.

Tuntutan ini akan sangat menolong dalam meningkatkan efesiensi dan


produktifitas, karena dengan menguasai cara penggunaan alat dapat
memperlancar produksi. Apalagi diikuti dengan perawatan, pemeliharaan
pencegahan dari alat-alat tangan yang sering digunakan dalam kerja proyek di
bengkel / laboratorium elektronika.

Dalam suatu diklat standar kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi
peserta diklat untuk dapat :
 Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan peserta diklat
 Mengidentifikasi apa yang telah dikerjakan peserta diklat
 Memeriksa kemajuan peserta diklat
 Meyakinkan bahwa semua elemen (kompetensi dasar) dan kriteria unjuk kerja
(indikator) telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian
 Waktu yang tersedia untuk pelatihan
 Situasi pelatihan

1
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Modul ini merupakan modul dasar yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang
pengajar atau guru, teknisi atau praktisi PLTS memiliki pengetahuan,
keterampilan dasar tentang alat-alat tangan, alat-alat mesin ringan dan alat-alat
ukur listrik yang sering digunakan dalam perbaikan PLTS.

B. STANDAR KOMPETENSI
Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar yang terdapat dalam buku ini pada
dasarnya sudah mencakup semua kompetensi yang diperlukan dalam PLTS
seperti :
1. Memahami tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ).
2. Menjelaskan peraturan, norma,standard dan sistem keselamatan kerja sesuai
dengan pekerjaan mekanik, listrik dan elektronika.
3. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi peralatan untuk pekerjaan mekanik,
listrik dan elektronika.
4. Menginterpretasikan buku petunjuk pemakaian alat untuk pekerjaan mekanik,
listrik dan elektronika.
5. Menggunakan peralatan tangan dan mesin untuk membuat alat dari bahan
logam dan non logam untuk keperluan teknik listrik dan elektronika.
6. Merawat peralatan tangan dan mesin sesuai dengan peratutan, norma dan
standard.

Adapun kompetesi dasar dan indikator yang harus dicapai melalui modul ini
adalah sebagai berikut :

Komponen Dasar Indikator

1. Menerapkan prosedur 1.1 Prosedur kerja teknis dilaksanakan dengan


kerja, keselamatan dan mengindahkan faktor keselamatan dan
kesehatan kerja. kesehatan kerja sesuai dengan aturan yang
berlaku
1.2. Menjelaskan peraturan, norma, standard dan
sistem keselamatan kerja sesuai dengan
pekerjaan mekanik, listrik dan elektronika.
1.3. Penggunaan perlengkapan keselamatan

2
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Komponen Dasar Indikator

dan kesehatan kerja dilakukan sesuai


dengan prosedur yang berlaku

2. Mengidentifikasi dan 2.1 Identifikasi dan prosedur operasi peralatan


mengklasifikasi mekanik listrik dan elektronika, dan
peralatan untuk prosedur implementasinya
pekerjaan mekanik,
listrik dan elektronika.

3. Mengoperasikan peralatan
3.1 Prosedur operasi peralatan tangan dan
tangan dan peralatan
mesin sebagai alat bantu dalam sistem
mesin sebagai alat
kelistrikan dan keelektronikaan
bantu dalam pekerjaan
kelistrikan
4. Merawat peralatan
4.1 Perawatan peralatan tangan dan mesin sesuai
tangan dan mesin sesuai
dengan peraturan, norma dan standard.
dengan peraturan, norma
dan standard

C. Waktu Mencapai Kompetensi

Dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya harus tertuju kepada


pencapaian suatu kompetensi/keahlian, bukan pencapaian pada pemenuhan
waktu tertentu, dengan demikian dimungkinkan peserta pelatihan yang berbeda
memerlukan waktu yang berbeda pula untuk mencapai suatu kompetensi
tertentu.

D. Terminologi
Penilaian
Proses formal yang memastikan pelatihan telah memenuhi standard-standard
yang dibutuhkan sebagai operator PLTS. Proses ini dilaksanakan oleh
seorang penilai yang telah memenuhi syarat (cakap dan berkualitas) dalam
kerangka kerja yang telah disetujui secara nasional.

3
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Kompetens
Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan
sikap yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif di
tempat kerja serta sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai
suatu kompetensi/keahlian secara terukur dan mengacu kepada standar yang
sudah ditetapkan.
Aspek penting penilaian
Menerangkan fokus penilaian dan poin-poin utama yang mendasari suatu
penilaian.
Kontek Penilaian
Menetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan
dilaksanakan.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar atau sub-kompetensi adalah keterampilan-keterampilan
yang membangun suatu unit kompetensi.
Tuntutan Bukti
Tuntutan bukti adalah suatu pedoman tentang bagaimana suatu unit
kompetensi dapat dinilai.
Adil
Tidak merugikan peserta tertentu.
Fleksibel
Tidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian unjuk
kerja dalam sistem pelatihan yang berdasarkan kompetensi.
Penilaian Formatif
Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan, yaitu
untuk membantu dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan secara
baik dan adanya umpan balik kepada peserta tentang kemajuan yang
mereka capai.

Keterkaitan dengan Unit Lain

4
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Menerangkan peran-peran suatu unit dan tempatnya dalam susunan


kompetensi yang dibutukan dalam pekerjaan operator PLTS. Hal ini juga
memberikan pedoman tentang Unit lain yang berkaitan dengan unit ini.

E. Petunjuk Penggunaan Modul


Modul ini dipelajari dengan menggunakan beberapa pendekatan sebagai beriut :
1. Guru dapat mengajarkan pelajaran yang berkaitan dengan pekerjaan
PLTS langsung di bengkel perawatan PLTS , sambil menggunakan
peralatan guru langsung menjelaskan nama-nama peralatan fungsi dan
cara menggunakan peralatan tersebut.
2. Pembelajaran secara khusus tentang peralatan yang terdapat di bengkel
perawatan PLTS.

F. Pedoman Penilaian
Penilaian untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta diklat
terhadap materi pelatihan dilakukan melalui :
1. Pengamatan terhadap partisipasi peserta selama mengikuti proses
pembelajaran.
2. Penilaian berupa test pada akhir proses pembelajaran dengan
memperhatikan proses partisipasi peserta selama proses diklat.
3. Selain itu pengamatan terhadap aspek sikap dalam proses pembelajaran
serta aspek kehadiran dan disiplin dalam mengikuti semua kegiatan dalam
proses pembelajaran juga menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam
penilaian.

BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

5
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

MENGAPLIKASIKAN PRINSIP
KESELEMATAN DAN KESEHATAN KERJA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini siswa dapat :

 Mengetahui makna dan arti pentingya keselamatan kerja

 Memahami faktor-faktor keselamatan kerja

 Terhindar dari bahaya kecelakaan pada waktu melakukan pekerjaan.

B. MATERI PEMBELAJARAN

Yang dimaksud dengan keselamatan kerja disini adalah keselamatan yang


berhubungan dengan peralatan pada tempat kerja, serta cara-cara melakukan
pekerjaan.

Tujuan adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan


pekerjaan.

2. Menjamin keselamatan setiap orang ditempat kerja.

3. Fasilitas produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisiensi.

Mengingat kemajuan suatu teknologi dewasa ini, maka keselamatan kerja


menjadi salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahayanya
dalam penerapan teknologi. Sedangkan faktor-faktor keselamatan kerja yang
harus diperhatikan oleh karyawan atau siswa yang sedang bekerja adalah
sebagai berikut:

1. Pusatkan perhatian Anda kepada pekerjaan yang sedang dilakukan.

2. Berpakaian yang rapi dan tidak mudah mendatangkan kecelakaan.

3. Hati-hati jika bekerja pada mesin yang sama lebih dari satu orang.

4. Jangan sekali-kali memberi pelumas pada mesin yang sedang beroperasi

5. Hindarkan cara memperbaiki mesin pada waktu mesin sedang


beroperasi.

6
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

6. Gunakan semua alat keselamatan kerja yang terdapat pada mesin


sewaktu mengoperasikan mesin.

7. Jangan meninggalkan mesin pada waktu mesin sedang beroperasi.

8. Jagalah kondisi lantai selalu bersih, lantai jangan licin.

9. Jangan melupakan bagian mesin yang memerlukan pelumas.

10. Jangan menjalankan mesin lebih cepat dari ketentuan yang


diperbolehkan.

11. Periksa dan pastikan peralatan berfungsi pada waktu mesin beroperasi.

12. Utamakan keselamatan dalam segala hal pada waktu kita sedang
bekerja.

Dari beberapa faktor-faktor keselamatan kerja diatas sangat penting untuk


diterapkan dan dilaksanakan oleh para pekerja pada waktu bekerja untuk
menjamin kesel amatan diri sendiri atau orang lain.

Disamping itu juga harus diperhatikan mengenai kesehatan pekerja karena


kesehatan merupakan faktor yang sangat penting sehingga dalam melaksankan
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk mendapatkan kondisi badan
yang sehat perlu diperhatikan makanan dan minuman yang bergisi, misalkan
minum susu dengan teratur serta olah raga dan tidur yang teratur dan lain-lain.

1. Pokok-pokok Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


(SMK3)

SMK3 diatur dalam Permenaker No.05/MEN/1996 tentang SISTEM


MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharan
kewajiban K3, dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Definisi tempat kerja: adalah kegiatan suatu usaha dimana terdapat tenaga kerja
yang bekerja dan ada potensi sumber bahaya.

Tujuan penerapan SMK3:

7
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

1. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai


manusia.
2. Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi tenaga kerja

3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi globalisasi.

4. Proteksi terhadap industri dalam negeri.

5. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional.

6. Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor nasional.

7. Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem.

8. Pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi terkait dengan penerapan


K3L

Sesuai Pasal 3 Permenaker 05/MEN/1996, perusahaan yang mempekerjakan


minimal 100 tenaga kerja dan atau ada potensi bahaya ledakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

2. Pencegahan Merupakan Cara Yang Paling Efektif

Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja adalah:

 Perilaku yang tidak aman

 Kondisi lingkungan yang tidak aman

Berdasarkan data penyebab kecelakaan yang pernah terjadi diakibatkan oleh


perilaku yang tidak aman adalah sebagai berikut:

1. Ceroboh dan tidak hati-hati dalam bekerja

2. Tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

3. Tidak mengikuti standar prosedur kerja yang ada.

4. Tidak memakai alat pelindung diri.

5. Kondisi badan yang tidak/kurang sehat.


8
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak


bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan lingkungan
atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan perilaku yang
tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah
dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di
atas.

3. Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri(APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila
usaha rekayasa dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun
demikian pemakaian APD bukanlah sebagai pengganti dari kedua usaha tersebut,
hal ini hanya sebagai usaha akhir.

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

1. Pengendalian Teknis

2. Penghilangan

3. Penggantian

4. Penyekatan

5. Perubahan Proses

6. Ventilasi

7. Pengendalian Administratif

8. Pengurangan waktu kerja

9. Rotasi, Mutasi

10. Alat Pelindung Diri

9
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Metode Dalam Penentuan APD


Untuk menjamin penggunaan alat pelindung diri dapat berfungsi secara optimum,
diperlukan beberapa metode didalam menentukan penggunaan alat pelindung
diri yang tepat yaitu:
1. Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang digunakan.
2. Telaah data-data kecelakaan yang ada.
3. Belajar dari pengalaman industri sejenis lainnya.
4. Bila ada perubahan proses, mesin, dan material.
5. Peraturan perundangan.

Proses penggunaan Alat Pelindung Diri harus memenuhi kriteria:


1. Debu/kotoran telah diidentifikasi.
2. Alat pelindung diri yang dipakai sesuai dengan debu/kotoran yang ada.
3. Adanya bukti bahwa alat pelindung diri dipatuhi penggunaannya.

Dasar hukum penggunaan alat pelindung diri:


1. Undang-undang No.1 tahun 1970.
2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981.
3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982.
4. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986.

Jenis-jenis Alat Pelindung Diri dan Penggunaannya

Alat pelindung diri dibagai menjadi beberapa kategori yaitu:

Gambar 1
Alat Pelindung Kepala

10
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Alat Pelindung Kepala


1. Topi pelindung/pengaman (Safety Helmet): Melindungi kepala dari benda
keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.
2. Tutup Kepala: Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap,
panas/dingin.
3. Hats/cap: Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin
berput.

Gambar 2.
Alat pelindung muka dan mata.

Alat pelindung muka dan mata berfungsi melindungi muka dan mata dari:
 Lemparan benda – benda kecil.
 Lemparan benda-benda panas.
 Pengaruh cahaya.
 Pengaruh radiasi tertentu
Contoh penggunaan alat pelindung muka dan mata adalah pada proses
pengerjaan yang menggunakan mesin las.

Gambar 3.
Alat pelindung telingga.
11
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Alat Pelindung Telinga


Sumbat telinga (ear plug): Dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB
Tutup telinga (ear muff): Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB.
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja,sedangkan
frekuensi untuk bicara (komunikasi) tak terganggu.
Kelemahan: tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga pemakai, kadang-
kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri.

Gambar 4.
Alat pelindung pernafasan.

Fungsi alat pelindung pernafasan adalah memberikan perlindungan terhadap


sumber-sumber bahaya seperti:
 Kekurangan oksigen.
 Pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam).
 Pencemaran oleh gas atau uap.

Gambar 5. Alat pelindung tangan.

12
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Fungsi alat pelindung tangan adalah memberikan perlindungan terhadap


sumber-sumber bahaya seperti:
 Kontaminasi bahan-bahan kimia .
 Kontaminasi dengan sumber tegangan/listrik.
 Kontaminasi dengan panas.

Gambar 6.
Alat pelindung kaki

Fungsi alat pelindung kaki adalah memberikan perlindungan terhadap sumber-


sumber bahaya seperti:
 Tergelincir karena lantai yang licin.
 Tusukan dari bahan-bahan yang tajam.
 Sengatan listrik.

Gambar 7.
Pakaian pelindung.

13
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Pakaian pelindung berfungsi tubuh dari pengaruh bahan-bahan yang berbahaya


seperti bahan kimia ataupun dari sumber panas atau radiasi dari luar. Pakaian
pelindung dirancang secara khusus dengan bahan tertentu.

Gambar 8.
Sabuk pengaman (Safety belt)

Sabuk pengaman(safety belt) berfungsi untuk melindungi tubuh dari


kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan
memanjat serta tempat tertutup atau boiler. Sabuk pengaman harus dapat
menahan beban sebesar 80 Kg.

Kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri(APD)


Kemampuan perlindungan yang tak sempurna dari alat pelindung diri
dikarenakan:
 Memakai APD yang kurang tepat,
 Cara pemakaian APD yang salah,
 APD tak memenuhi persyaratan standar.
 APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter dan penyerap
cartridge.
 APD dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.

Mengapa Alat Pelindung Diri Sering Tidak Dipakai


Ada beberapa alasan mengapa alat pelindung diri sering tidak dipakai oleh
pekerja yaitu:

14
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

 Rendahnya kesadaran pekerja terhadap Keselamatan kerja


 Dianggap mengurangi kenyamanan.
 Terbatasnya faktor arahan pimpinan.

4. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan(P3K).

Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) merupakan fasilitas yang


diperlukan pada suatu tempat kerja. Biasanya fasilitas ini tersusun dalam suatu
tempat yang berisi perlengkapan-perlengkapan obat-obatan ataupun sejenisnya
dalam suatu kotak yang biasa disebut kota P3K.

Gambar 8.
Kotak P3K

Kelengkapan isi dari kotak P3K yaitu:

1. Plester atau bandaid .

2. Betadine 30.

3. Kapas .

4. Perban gulung 5 cm

5. Perban gulung 10 cm

6. Kasa Steril .

7. Kain segitiga atau mitella

8. Elasitik perban.

9. Paracetamol 500 mg kaplet untuk Mengatasi Nyeri, sakit kepala, dan deman

15
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

10. Termometer.

11. Obat tetes mata

12. Sarung tangan

Ingat beri label dengan jelas misalkan nama obat tersebut kurang begitu jelas
terbaca, jangan menyimpan obat tanpa label yang jelas dalam kotak p3k.
Perhatikan juga masa kadaluarsa akan lebih baik bila anda mempunyai daftar
semua obat yang ada dalam p3k termasuk tanggal expired masing2 obatnya.

C. TUGAS

1. Gambarlah dalam bentuk sketsa anggota badan yang kena kecelakaan

dalam mengoperasikan mesin!

2. Gambarlah salah satu bagian mesin yang ada alat pengamananya!

D. LATIHAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keselamatan kerja!

2. Sebutkan tiga tujuan dari keselamatan kerja!

3. Sebutkan faktor-faktor yang meyebabkan terjadinya kecelakaan pada


pekerjaan!

4. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan!

5. Sebutkan lima saja faktor keselamatan kerja yang harus diperhatikan!

E. KUNCI JAWABAN LATIHAN


1. Keselamatan kerja yang berhubungan dengan peralatan pada tempat
kerja pada lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan.

2. Tiga tujuan keselamatan:

- Hindarkan cara memperbaiki mesin pada waktu mesin sedang berjalan.

- Jagalah semua alat pelindung yang terdapat pada mesin fungsikan


dengan baik.

- Pusatkan perhatian Anda kepada pekerjaan yang anda lakukan.

16
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

3. Faktor-faktor yang meyebabkan terjadinya kecelakaan antara lain

- Faktor manusianya sendiri.

- Faktor lingkungan.

- Faktor peralatan dll.

4. - Cek kondisi mesin mungkin ada bagian-bagian yang rusak atau kurang
normal.

- Lingkungan pekerjaan

- Alat-alat pengaman harus tersedia dan harus dipasang.

5 - Pusatkan perhatian Anda kepada pekerjaan yang anda lakukan

- Hindarkan cara memperbaiki mesin pada waktu mesin sedang berjalan.

- Jangan sekali-kali memberi minyak pada mesin yang sedang beroperasi.

- Berpakaian yang rapi dan tidak mudah mendatangkan kecelakaan.

- Jagalah supaya lantai tetap besih.

F. Lembar kerja
Keselamatan kerja dibengkel komputer

1. Alat

- Mesin komputer

- Scanner

- Printer

- Alat-alat tulis

2. Bahan

- Kertas

- Disket

- Tinta.

3. Keselamatan kerja

a. Perhatikan intruksi guru/ instruktur

17
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

b. Periksa panel listrik yang berhubungan dengan komputer.

c. Hati-hati dalam menghidupkan panel listrik atau stabiliser.

d. Ikuti prosedur yang benar tentang pengoperasian komputer.

e. Cek kembali dan matikan arus listrik setelah selesai bekerja.

f. Bersihkan ruangan dari segala kotoran.

g. Gunakan tabung gas apabila terjadi kebakaran.

h.Tersedia kotak obat P 3

18
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
ALAT-ALAT POTONG

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini siswa dapat :

 Menyebutkan macam alat potong

 Menyebutkan fungsi alat potong

 Menjelaskan cara pemeliharaan/perawatan alat potong

B. MATERI PEMBELAJARAN

1. Kikir (file)

Kikir merupakan batang baja yang mempunyai gigi-gigi pemarut. Terbuat dari
bahan baja karbon tinggi. Alat ini digunakan untuk membuang sebagian
benda kerja dengan jalan memarut sehingga menjadi rata, cembung, cekung
dan lain-lain. Dari ujung sampai batas tangkainya dinamakan badan dan
panjang badan inilah ukuran panjang kikir (dalam inchi). Keseluruhan badan
kikir dikeraskan sedangkan tangkainya tidak dikeraskan.

Gambar 9.
Kikir dan nama bagian-bagiannya

Penampang Kikir

Penampang kikir bermacam-macam, ada yang bulat, segitiga, bujur, sangkar,


tembereng, segi empat panjang dan bentuk pilih. Dari bermacam-macam

19
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

penampang ini digunakan tergantung kebutuhannya, misalnya kikir bulat


digunakan untuk membuat radius, kikir bujur sangkar digunakan untuk
mengikir celah atau lubang bentuk bujur sangkar, begitu pula macam-macam
penampang yang lainnya.

Gambar 10.
Macam-macam penampang kikir

a = kikir rata e = kikir pillar i = kabiner

b = kikir segiempat f = kikir pisau

c = kikir bulat g = kikir crossing

d = kikir segitiga h = kikir setengah bulat

Kikir Halus

Kikir dengan pemarut yang halus atau sangat halus dipergunakan untuk
mengikir permukaan yang khusus. Kikir ini sering disebut kikir instrument
ataupun kikir halus.

20
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Gambar 11.
Kikir Instrumen

2. Gergaji tangan

a. Daun gergaji tangan

Daun gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang
sederhana. Pada bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang
dikeraskan.

Umumnya bahan daun gergaji terbuat dari baja perkakas (tool steel),
baja kecepatan tinggi (HSS = High Speed Steel) dan baja tungsten
(Tungsten Steel)

Ukurannya ditentukan oleh panjangnya, tebalnya, lebar dan banyaknya


gigi tiap inchi. Panjangnya antara 6” sampai 12” diukur pada jarak kedua
lubangya, sedangkan tebalnya 0,025” sampai 0,027” serta lebarnya 0,5”
sampai 1”.

Sifat mata gergaji tangan itu fleksibel atau lentur dengan maksud agar
tidak mudah patah. Bagian yang dikeraskan hanyalah gigi-giginya saja,
sedangkan bagian lainnya tidak dikeraskan, oleh karena itu sifatnya tidak
rapuh.

21
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Gambar 12.
Gergaji tangan

Letak gigi pemotongnya ada yang hanya pada satu sisi (sisi tunggal) dan
ada pula yang pada kedua sisinya (gigi kembar), sedangkan letak giginya
ada yang lurus dan ada yang bersilang-silang (zig-zag). Untuk yang zig-
zag bertujuan agar daun gergaji tidak terjepit, sehingga tenaga untuk
memotong tidak terlalu besar.

Gambar 13. Sebilah mata gergaji

Gambar14. Bentuk mata gergaji

b. Memasang mata gergaji.

Daun gergaji dipasang pada sengkang gergaji dengan ketentuan sebagai


berikut :

1. Gigi gergaji harus menghadap ke muka

2. Ketegangannya harus cukup, sehingga tidak terjadi lekukan waktu


dipakai.

22
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Gambar15.
Cara memasang daun gergaji

Gambar 16.
Cara memegang dan menggunakan gergaji yang benar

Jumlah gigi gergaji


Banyaknya gigi tiap inchi menentukan penggunaan daun gergaji.
a. 14 sampai 18 gigi per inchi adalah untuk memotong benda lunak yang
tebal
b. 24 gigi per inchi adalah untuk memotong aluminium, timah, perunggu,
tembaga dan pipa.
c. 32 gigi per ichi adalah untuk memotong pipa tipis, pelat tipis dan
benda-benda tipis lainnya.

3. Pahat tangan
Alat ini digunakan untuk memahat dan memotong benda kerja. Dibuat dari
bahan baja perkakas yang dikeraskan. Bagian yang dikeraskan sepanjang
jarak  1” dari pahat.
23
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Macam-macam pahat

a. Pahat rata

Gambar 17. Pahat rata


Pahat ini digunakan untuk memahat permukaan, sehingga rata dan untuk
memotong pelat baja.

b. Pahat alur

Pahat ini digunakan untuk memahat alur segiempat, misalnya alur spi
(pasak) pada suatu poros.

Gambar 18. Pahat alur

c. Pahat intan (diamond)


Pahat ini digunakan untuk memahat alur V atau memahat bagian sudut.

Gambar 19. Pahat diamond

d. Pahat ujung bulat

Pahat ini digunakan untuk membuat alur bulat atau radius

24
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Gambar 20. Pahat ujung bulat

4. Bor Listrik.

Alat ini digunakan untuk membuat lubang yang digerakkan/diputar oleh


tenaga listrik. Alat ini juga disebut bor listrik bertenaga kecil. Ukuran lubang
yang dapat dibuat/dibor tidak lebih dari 10 mm, dan hanya dapat dipakai
untuk mengebor pelat tipis. Mata bor dibuat dari bahan baja karbon (carbon
steel), dipakai untuk mengerjakan bahan yang lunak seperti kuningan,
perunggu, aluminium dan lain-lain.

Gambar 21. Bor Listrik

25
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Sudut puncak bor.

Sudut puncak mata bor pada bor tangan adalah antara 30 sampai 80o, hal
ini hanya untuk dipakai pada pengeboran bahan yang lunak.

Gambar 22. Sudut mata bor tangan

Gambar 23.
Bor Listrik bangku

26
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

5. Peluas (Reamer)

Pada pembuatan lubang pada benda kerja sering didapat ukurannya tidak tepat
dan tidak halus/licin. Oleh karenanya kita harus mengebor lubang itu, 0,1 sampai
0,5 mm lebih kecil daripada ukuran yang telah ditentukan, yang selanjutnya
diperluas dan dihaluskan dengan peluas (reamer) sehingga mencapai ukuran
yang dikehendaki.

Macam-macam peluas.

a. Peluas berbentuk alur pilin/spiral

Alat ini digunakan untuk meluas dan menghaluskan lubang sehingga


mencapai ukuran yang diharapkan. Peluas semacam ini umumnya
dapat memotong lebih halus dan ringan dan juga tidak sering macet.

Gambar 24.
Peluas beratur pilin/spiral

b. Peluas yang berbentuk alur lurus

Alat ini penggunaannya sama dengan peluas beralur pilin, hanya


alurnya saja yang lurus.

Gambar 25. Peluas beralur lurus.

27
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

c. Peluas tirus dengan bentuk alur lurus.

Peluas ini disebut peluas lancip, dan alat ini digunakan jika sebuah
lubang lurus akan dibuat bentuk tirus, setelah terlebih dahulu dibor.

Gambar 26. Peluas tirus

d. Peluas yang dapat disetel

Secara ringan dapat diputar dengan tangan (expansion hand


reamer). Mata potong peluas ini dapat diatur menurut ukuran lubang
yang dikehendaki.

Gambar 27.
Peluas yang dapat disetel

6. Tap

Alat ini digunakan untuk membuat ulir pada lubang yang kecil. Tap bentuk
ulir luar yang digerinda dengan mempunyai alur 3 atau 4 dan alur-alur ini
membentuk sisi potong. Bahan tap adalah HSS (High Speed Steel) atau
baja karbon yang dikeraskan. Satu set tap berisi/terdiri dari 3 buah yaitu
nomor 1, 2 dan 3.

28
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Tap nomor 1 ujungnya sangat tirus, digunakan untuk permulaan mengetap.


Tap nomor 2 ujungnya sedikit tirus, pemakaiannya setelah tap nomor 1 dan
tap nomor 3 ujung tirusnya sedikit sekali (sangat pendek), sehingga dapat
mencapai dasar lubang yang tak tembus. Pemakaiannya setelah tap nomor
1 dan nomor 2.

Gambar 28. Tap dan bentuk ulirnya

Pemutar tap.

Bentuk dan panjangnya pemutar tap bermacam-macam. Untuk tap berukuran


kecil pemutarnya lebih pendek daripada untuk tap berukuran besar, hal ini selain
sesuai dengan ukuran lubang jepitnya, juga untuk mendapatkan keseimbangan
tenaga memutarnya.

Gambar 29.
Macam-macam pemutar tap

29
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

7. Snei.

Alat ini digunakan untuk membuat ulir dari suatu batang bulat. adapun
bahannya adalah HSS (Hig Speed Steel = Baja kecepatan tinggi).

Macam-macam snei.

a. Snei yang dapat diatur

b. Snei yang tak dapat diatur (tetap)

Snei yang dapat diatur biasanya ada yang langsung pada sneinya dan ada
pula yang diluar rumahnya. Pengaturan ini dimaksudkan untuk memudahkan
penyeneian, disamping itu pula keamanan kerja.

Gambar 30.
Set snei dan tap

30
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Gambar 31. Snei yang dapat diatur

Snei ini digunakan untuk memperbaiki bentuk ulir yang rusak. Jadi snei ini
tidak digunakan untuk membuat ulir pada batang yang belum berulir.

Gambar 32. Snei tetap

8. Pembolong/Plong.

Di bengkel pembuatan pesawat elektronika juga diperlukan alat pelubang. Alat


pelubang dengan tangan dinamakan juga alat pelubang tusuk (pons). Alat ini
digunakan untuk melubangi lempeng-lempeng (pelat-pelat) yang tipis dengan
cara dipukul dengan palu, sedangkan logam yang dilubangi di bagian bawahnya
menggunakan landasan dengan bahan yang lunak seperti kayu, timah hitam atau
bahan lunak lainnya.

Gambar 33. Alat pelubang tusuk (pons)

31
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

9. Gunting pelat

Alat ini digunakan untuk memotong pelat di bengkel-bengkel pembuatan


pesawat elektronika atau bengkel-bengkel fabrikasi logam.

Macam-macam gunting:

a. Gunting pelat biasa

Alat ini digunakan untuk memotong pelat yang lurus dan untuk
memotong pelat lengkung bagian luarnya.

Gambar 34.
Gunting pelat lurus dan cara penggunaannya.

b. Gunting pelat bersudut.

Alat ini digunakan untuk memotong/menggunting bentuk yang sukar


dilakukan dengan gunting pelat biasa, akan tetapi bentuk
pemotongannya lurus. Sudut bengkok pipih gunting 45 o dan
pemotongannya bisa ke kiri dan ke kanan.

Gambar 35. Gunting pelat bersudut


32
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

c. Gunting lubang.

Alat ini digunakan untuk menggunting bentuk lubang atau bentuk lainnya. Mata
potong dari gunting ini adalah bagian ujungnya saja dan jalannya memotong bisa
ke arah kanan atau ke arah kiri.

Gambar 36. Gunting lubang

d. Gunting kawat

Alat ini digunakan untuk memotong kawat baja atau kawat lainnya.

Gambar 37.
Gunting kawat dan cara penggunaannya

e. Gunting tuas

a).Gunting tuas takik

Alat ini digunakan untuk memotong/menggunting logam pelat yang


tebalnya sampai 3 mm dengan ukuran sepanjang 200 mm.

33
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

b)Gunting tuas kombinasi

Alat ini dapat digunakan untuk membentuk bahan baja bentuk lain,
misalnya :

Baja pelat yang tebalnya 12 mm

Baja bulat dengan diameter sampai 25 mm

Gambar 38. Gunting tuas

10. Mesin Pemotong Pelat

Alat ini digunakan untuk memotong pelat yang tipis dan panjang, mesin ini
digerakkan dengan sedikit tenaga dengan cara menginjak tempat injakan yang
sudah disediakan dan gaya ini diteruskan oleh tuas sehingga dapat
menggerakkan pisau potongnya. Kadang kadang mesin ini dilengkapi dengan
lampu supaya ukuran pemotongan dapat lebih jelas terlihat, sehingga
menghindari kesalahan ukuran dalam pemotongan.

Gambar 39. Mesin Pemotong Plat

34
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

11. Mesin Gerinda


Mesin Gerinda di gunakan untuk menggosok , menghaluskan permukaan
suatu benda ataupun untuk mengasah alat alat perkakas.

Gambar 40. Mesin Gerinda

Gambar 41. Posisi Pengasahan alat perkakas

35
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Perawatan/pemeliharaan alat-alat potong

Alat potong merupakan alat yang penting dalam pekerjaan Kerja Bangku di
bengkel pembuatan dan perbaikan pesawat elektronika, maka berikut ini hal-hal
penting dalam perawatan/ pemeliharan alat-alat

terbuat :

a. Gunakan alat-alat potong sesuai dengan fungsinya

b. Bersihkan alat-alat potong yang telah digunakan dengan kain lap atau
majun

c. Lumasilah alat-alat yang telah digunakan dengan minyak pelumas yang


tidak bercampur kotoran/air.

d. Simpanlah alat-alat tersebut pada tempat yang telah disiapkan.

C. LATIHAN
1. Sebutkan kegunaan kikir, dan apa fungsi tiap penampang kikir tersebut ?
2. Banyaknya gigi tiap inchi menentukan penggunaan daun gergaji. Sebutkan
macam-macam daun gergaji berdasarkan jumlah gigi dan sebutkan
penggunaannya ?
3. Sebutkan macam-macam pahat tangan serta penggunaannya ?
4. Sebutkan macam-macam sudut bor tangan listrik ?
5. Sebutkan fungsi reamer (peluas) dan sebutkan macamnya ?
6. Jelaskan apa perbedaan fungsi dari tap dan snei ?
7. Sebutkan alat potong untuk memotong pelat yang tebalnya 3mm ?
8. Mesin potong pelat digunakan untuk memotong apa ?
9. Sebutkan kegunaan Mesin gerinda ?

36
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

D. RIVIEW

1. Macam-macam alat potong pada Kerja Bangku dan Kerja Pelat serta
fungsinya :
a. Kikir : Untuk membuang sebagian/mengikis benda kerja
dengan jalan memarut.
b. Gergaji tangan : Untuk memotong benda kerja
c. Pahat tangan : Untuk memahat dan memotong benda kerja
d. Bor tangan : Untuk membuat lubang pada benda kerja dari bahan
lunak
e. Peluas (reamer) : Untuk meluas dan menghaluskan lubang
f. Tap : Untuk membuat ulir pada lubang kecil, drad dalam
g. Snei : Untuk membuat ulir pada potong bulat/silindris, drad
luar
h. Pembolong/plong: Untuk membuat lubang pada pelat-pelat tipis
i. Gunting pelat : Untuk memotong pelat dengan arah pemotongan yang
berbagai bentuk
j. Gerinda : Untuk menggosok, menghaluskan benda kerja dan
untuk mengasa alat perkakas yang tumpul

2. Cara pemeliharaan secara umum alat-alat potong Kerja Bangku


a. Pembersihan
b. Pelumasan
c. Pengasahan
d. Penyimpanan

37
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

E. TUGAS

SOAL (URAIAN)

1. Sebutkan macam dan bahan alat-alat potong !


2. Jelaskan fungsi alat-alat potong !
3. Jelaskan secara umum tentang perawatan alat potong !

F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Materi yang sedang Anda pelajari merupakan pengetahuan pendukung terhadap
kompetensi penggunaan alat-alat tangan dasar elektronika. Berdasarkan kriteria
tingkat penguasaan kompetensi.

Kompetensi Utama 90% - 100%


Kompetensi Pendukung 75% - 89%
Kompetensi Pelengkap 60% - 75%

Maka standar minimal nilai yang ditetapkan untuk penguasaan materi ini
adalah 75.
Bandingkan hasil jawaban tes Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada
bagian akhir bahan ajar ini, kemudian ukurlah hasil penguasaan yang telah
dicapai menggunakan rumus berikut :

Tingkat penguasaan 
 Jawaban benar x 100%
 Soal

Jika hasil yang diperoleh telah mencapai 75% atau lebih maka Anda telah
menguasai materi yang dipelajari dan berhak melanjutkan pembelajaran
berikutnya dengan persetujuan guru pembimbing. Namun jika hasil yang
diperoleh belum mencapai 75% Anda masih harus mengulangi atau
mempelajari kembali bahan ajar ini.

38
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
ALAT-ALAT KELENGKAPAN BENGKEL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini siswa dapat :

 Menyebutkan macam-macam alat kelengkapan bengkel

 Menyebutkan fungsi alat kelengkapan bengkel

 Menjelaskan cara pemeliharaan/perawatan alat kelengkapan bengkel

B. MATERI PEMBELAJARAN

1. Penggores

Penggores adalah salah satu alat gambar yang digunakan untuk membuat
garis-garis gambar pada benda kerja. Salah satu atau kedua ujungnya
diruncingkan dan membentuk sudut  30o. Bentuk alat-alat ini bermacam-
macam, ada yang disambungkan dengan suatu pemegang dan ada pula
yang tidak dan panjang  4” sampai 12”.

Gambar 42.
Macam-macam penggores

Di waktu menarik garis umumnya penggores diarahkan :


1. Sepanjang mistar baja
2. Sepanjang siku
3. Sepanjang pelat yang telah dibentuk

39
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Gambar 43.
Cara melukis dan hasilnya.

2. Jangka tusuk

Jangka tusuk digunakan untuk memindahkan atau mengalihkan suatu


ukuran dari benda kerja ke benda pengukur (misalnya mistar) atau
sebaliknya, juga untuk membandingkan ukuran benda kerja dengan ukuran
ukuran sebuah contoh benda kerja yang lainnya. Pada pekerjaan kerja pelat
atau kerja bangku, jangka yang banyak digunakan adalah jangka yang
bukaannya dapat distel besar atau kecil.

a. Fungsi jangka tusuk


Alat ini terbuat dari baja perkakas, digunakan untuk :
a. Membuat garis busur, dan lingkaran
b. Mengukur suatu jarak
c. Melukis suatu sudut

Gambar 44.
Jangka tusuk dan menentukan jarak pengukuran
40
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

b. Menentukan jarak pengukuran.

Untuk menentukan jarak pengukuran diperlukan bantuan alat lain,


misalnya mistar baja. Tempatkan ujung kaki jangka pada alur guratan
mistar. Aturlah mur penyetelannya sampai ujung kaki yang lainnya
berimpit pada garis pengukuran yang kita kehendaki .

c. Melukis lingkaran

Untuk melukis lingkaran berilah tanda titik (pusat) dengan penitik pada
pusat-pusat lingkaran. Peganglah jangka dan tempatkan salah satu
kakinya pada titik senter. Putarlah jangka dengan kedudukan miring
pada arah putaran.

Gambar 45. Melukis Lingkaran

3. Penitik

Alat ini digunakan untuk menandai titik pada bidang kerja, penitik ada dua
jenis yaitu penitik pusat dan penitik garis. Penitik pusat digunakan untuk
menandai titik tengah mata bor dengan garis sudut 90 derajat. Sedang
penitik garis digunakan untuk menandai ujung-ujung hubungan garis
dengan garis sudut 30 derajat.

Gambar 46. Penitik


41
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

4. Palu (Hammer)

Alat ini digunakan untuk memukul benda kerja atau benda lain, baik di kerja
Bangku maupun di kerja pelat dalam bengkel pembuatan pesawat
elektronika.

a. Macam-macam palu

1) Palu keras

Palu keras terbuat dari bahan baja yang ke dua ujung pukul
dikeraskan. Adapun jenis dari palu keras adalah :

a). Palu kode

Alat ini digunakan untuk mencekungkan dan mengeling benda


kerja.

b).Palu pen searah

Alat ini digunakan untuk meratakan dan merapatkan bagian


sisi/sudut yang letaknya searah.

c).Palu pen melintang

Alat ini digunakan untuk meratakan dan merapatkan bagian


sisi/sudut yang letaknya melintang.

Gambar 47.
Macam-macam palu keras

42
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

2). Palu lunak

Palu lunak terbuat dari bahan kayu, plastik, karet, tembaga dan
kuningan. Bahan-bahan tersebut hanya dipasang pada ujung
pemukulnya saja.

Alat ini digunakan untuk memukul benda kerja/pekerjaan yang


kedudukannya kurang tepat.

Gambar 48.
Macam-macam palu lunak

Pada saat pengolahan pelat, benda kerja harus diberi landasan supaya tidak rusak
atau cacat akibat bekas pukulan palu.

43
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

b. Konstruksi palu yang baik.

1). Serat kayunya sejajar dengan sumbunya


2). Ujungnya untuk memukul
3). Ujungnya yang runcing
4). Tangkai dipasang presisi pada kepala palunya
5). Kepala palu diamankan oleh semacam pen/pasak
6). Harus dipinggul (dicemper)

Gambar 49.
Konstruksi palu yang baik

5. Tang (Pliers)

Alat ini digunakan untuk memotong, membengkokkan, memegang,


memutar, membuka mur/baut, mengencangkan dan lain-lain.

a. Tang pemotong (Diagonal Cutting Pliers)

Alat ini mempunyai sendi ganda dan rahang yang keras yang digunakan
untuk memotong kawat baja.

Gambar 50. Tang pemotong

44
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

b. Tang Kakak Tua (End Cutting Pliers)

Alat ini penggunaannya sama dengan tang pemotong. Mulut (rahang)


dapat membuka paralel 90 derajad dan ditemukan oleh pegangannya.

Gambar 51. Tang kakaktua

c. Tang rahang tipis (Flat nose pliers)

Alat ini mempunyai rahang tipis (pelat) yang digunakan untuk


memengang benda/bagian yang kecil

Gambar 52. Tang dengan rahang tipis

d. Tang rahang bulat panjang (Long Nose Pliers)

Alat ini berahang bulat dan agak panjang kadang-kadang dilengkapi


dengan sisi pemotong. Rahangnya ada yang lurus dan bengkok.

Gambar 53. Tang rahang bulat panjang

45
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

e. Tang rahang bulat pendek (Round Nose Pliers)


Alat ini digunakan untuk membengkokkan pelat tipis dan kawat.

Gambar 54. Tang rahang bulat pendek

f. Tang kombinasi (Combination pliers)

Alat ini dapat digunakan untuk memotong kawat, memegang pelat tipis
dan memegang pipa ukuran kecil.

Gambar 55. Tang kombinasi

g. Tang dengan rahang dapat diatur (Polygrip pliers)

Alat ini dilengkapi dengan sambungan geser, oleh karena itu rahangnya
dapat diatur, dipakai untuk pekerjaan pipa yang kecil tidak digunakan
untuk mengencangkan mur, sebab sudutnya akan menjadi rusak.

Gambar 56. Polygrip pliers

46
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

h. Tang dengan rahang lurus/bengkok

Alat ini digunakan untuk melepas dan memasang ring (bagian luar dan
dalam)

Gambar 57. Tang rahang lurus/bengkok

i. Catut paku

Alat ini digunakan pada bengkel bangunan yaitu untuk mengeluarkan


paku.

Gambar 58. Cabut paku

Gambar 59. Tang yang paling sering digunakan

47
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

j. Tang Pengupas Isolasi Kabel

Alat ini digunakan untuk mengupas kabel yang berisolasi supaya ujung-
ujung kabel tersebut dapat dipergunakan sebgaimana mestinya.

Gambar 60. Tang pengupas isolasi kabel

6. Kunci (Wrench)

Alat ini digunakan untuk mengencangkan dan mengendorkan mur atau


kepala sekrup (sekerup dengan kepala segi enam, bujur sangkar atau
kepala soket segi enam).

Macam-macam kunci. :

a. Kunci rahang tetap (Wrench)

Yang termasuk alat ini adalah kunci pas (spanner), kunci ring (ring
spanner), kunci soket (socket wrench) dan kunci L .

Gambar 61. Kunci pas

48
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Gambar 62. Kunci ring

b. Kunci rahang dapat diatur (Adjustable wrench)

Alat ini rahangnya dapat diatur dan dapat dipakai dari ukuran 26 mm
sampai 83 mm dan nama lain dari alat ini adalah kunci Inggris.

Gambar 63. Kunci Inggris

Gambar 64. Cara memegang dan menggunakan kunci yang benar

49
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Kunci pipa (Pipe Wrench)

Alat ini digunakan untuk memegang atau mengencangkan pipa dengan


ukuran bermacam-macam.

Gambar 65. Kunci pipa dan penggunaannya

7.Obeng (Serew Drivers)

Alat ini digunakan untuk membuka atau memasang/mengencangkan baut


yang kepalanya beralur. Ujung obeng ini yang digunakan sebagai
pengencang/ pengendor baut/sekerup tersebut, dan ada yang berbentuk
pipih dan menyerupai kembang. Yang menyerupai kembang sering disebut
obeng kembang dan digunakan untuk mengencangkan/mengendorkan ujung
sekerup yang beralur seperti kembang.

Macam-macam obeng

a. Obeng dengan batang yang dipasang tetap pada tangkainya. Tebal ujung
pipihnya bermacam-macam yaitu dari 0,5 sampai 2 mm.

Gambar 66. Macam-macam obeng

50
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

b. Obeng dengan batang yang dapat diganti pada tangkainya.

Obeng ini ukurannya ada yang sedang dan ada yang kecil, banyak
digunakan untuk pekerjaan kelistrikan. Di bengkel mesin dipakai pada
keperluan kelistrikan mesin perkakas.

Gambar 67.
Seting obeng yang dapat diganti sesuai penggunaannya

c. Obeng dengan batang dapat diputar.

Alat ini berukuran kecil dan disebut obeng instrumen. Bentuk ujung ada
yang pipih dan bentuk kembang. Ujung yang pipih berukuran antara 0,3
sampai 1 mm. Batang berujung pipih atau bentuk kembang dapat
diputar dengan ujung tangkai diam dengan cara ditekan oleh jari
telunjuk. Alat ini digunakan untuk memasang/mengencangkan atau
mengendorkan sekerup beralur kecil, misalnya pada jam ukur atau
mikrometer.

Obeng ini disebut juga dengan nama obeng presisi ataupun obeng
instrument.

Gambar 68. Set Obeng Presisi

51
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

8. Ragum/Klem

Alat ini digunakan untuk mengikat benda kerja di bengkel Pembuatan dan
Perbaikan Peralatan Elektronika, dan lain sebagainya.

Gambar 69.
Macam-macam ragum dan penggunaannya

Dibuat dengan cara dicor atau dituang untuk ragum yang berukuran besar.
Pada bangku kerja di bengkel ada yang tetap dan ada pula yang dapat
diatur kedudukannya, sedangkan di bengkel kerja mesin digunakan yang
lebih baik (presisi), mengingat dilengkapi skala derajat, sehingga dapat
diputar 360o dan mulut ragum juga sejajar. Ragum yang dapat diatur ke arah
horizontal dan vertikal disebut ragum universal (Universal Vice). Ragum
semacam ini banyak digunakan untuk pekerjaan sangat teliti, misalnya pada
penggerindaan (gerinda datar).

52
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Klem C

Sebagaimana halnya dengan ragum Klem C juga digunakan untuk mengikat


benda kerja pada meja atau bangku kerja. Dengan demikian benda kerja
dapat diatur karena sudah terikat dengan kuat.

Gambar 70. Klem C

9. Solder Listrik

Solder listrik adalah alat untuk menyolder komponen elektronika, daya listrik yang
digunakan berkisar antara 20 watt sampai dengan 200 watt tergantung
keperluannya. Apabila arus listrik masuk kedalam solder, akan terjadi panas
pada elemen pemanasnya. Panas yang terjadi pada elemen pemanas diteruskan
ke ujung mata solder yang runcing dan terbuat dari tembaga, kemudian panas
ini digunakan untuk mencairkan timah solder dan memanaskan titik penyolderan.

Gambar 71. Solder listrik dan bagian-bagiannya.

53
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

1. Keterangan gambar : Penyekat / isolator


2. Elemen Pemanas
3. Ujung solder
4. Selubung solder
5. Pegangan Solder
6. Kontak penghubung.

Gambar 72 . Solder dan Tempat penyimpanannya

Hasil penyolderan ditentukan oleh kemahiran seseorang dalam


menyolder dan cara memegang solder haruslah benar seperti di
bawah ini.

Gambar 73.
Cara memegang solder yang benar adalah pada posisi (2)

54
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

10. Timah Solder

Timah solder terdiri dari beberapa macam type dan disesuaikan dengan keperluan.
Timah solder biasa dijual dengan prosentase 60 % sampai 80 %.

Gambar 74 Timah Solder


11. Mistar geser

Alat ini digunakan untuk mengukur penampang ukuran luar atau ukuran dalam dari
suatu poros, dapat pula mengukur kedalaman suatu benda secara presisi. Pada
bilah pengukur terdapat pembagian berbentuk guratan dalam metric atau mm dan
dalam inchi. Ketelitian sangat tinggi sampai 0.1 mm.

Gambar 75. Mistar Geser

55
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

12. Mikro meter

Alat ini digunakan untuk mengukur bagian luar dan bagian dalam serta kedalaman
suatu benda ukur. Ketelitian mikro meter dapat mencapai 0,01 mm. Sangat baik
untuk mengukur penampang kawat yang halus.

Gambar 76. Mikro meter

13. Pinset

Pinset digunakan untuk memegang atau menjepit benda kerja yang kecil, selain
sebagai penjepit, pinset juga dapat untuk mengurangi panas pada penyolderan ,
karena sebagian panas pada kaki komponen akan tersalurkan ke pinset.

Gambar 77. pinset berbagai bentuk.

56
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Perawatan/pemeliharaan alat kelengkapan bengkel.

Agar alat-alat kelengkapan bengkel terawat dengan baik, maka hal-hal


berikut ini supaya diperhatikan :

a. Jika alat-alat yang telah digunakan hendaknya dibersihkan dengan


menggunakan kain lap atau majun

b. Setelah dibersihkan lumasi lap alat-alat itu terutama pada bagian-


bagian yang bergerak misalnya batang ulir pada ragum dsb. Tetapi
pada paron jangan dilumasi.

c. Simpanlah alat-alat yang telah dilumasi pada tempatnya, kecuali alat


yang berat dan diikat pada kedudukan (tempat yang tidak bisa
dipindahkan).

57
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

C. LATIHAN

1. Sebutkan kegunaan penggores ?

2. Sebutkan fungsi jangka tusuk ?

3. Apa kegunaan penitik ?

4. Sebutkan macam-macam palu ?

5. Sebutkan kegunaan dari tang (plier) ?

6. a. Sebutkan Kegunaan kunci (wrench)

6. b. Apa beda kunci rahang tetap dan kunci rahang yang dapat diatur ?

7. Sebutkan kegunaan obeng dan jenis-jenis obeng ?

8. Dari bahan apa ragum dibuat ?

9. Sebutkan kegunaan Solder listrik ?

10. Dari bahan apa timah solder dibuat ?

11. Apa fungsi mistar geser ?

12. Mana yang lebih presisi mistar geser atau mikro meter ?

13. Untuk apa kegunaan pinset ?

D. RIVIEW

Macam-macam dan kegunaan alat-alat kelengkapan bengkel :

1. Penggores : untuk membuat garis-garis gambar pada benda kerja

2. Jangka Tusuk: untuk membuat garis lingkarang dan memindahkan


ukuran pada benda kerja ke benda kerja lainnya

3. Penitik untuk menandai titik pusat pada bidang kerja sebelum di bor

4. Palu (Hammer) : untuk memukul benda kerja atau benda lain baik di
Kerja Bangku maupun di Kerja Mesin.

5. Tang (Pliers) : untuk memotong, membengkok, memegang, membuka,


mengencangkan mur atau baut dan lain-lain

58
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

6. Kunci (Wrench) : untuk mengencangkan dan mengendorkan mur atau


kepala sekerup (sekerup berkepala segienam, bujur sangkar atau
kepala soket segienam).

7. Obeng (Screw Drivers) : untuk membuka atau mengencangkan baut


yang kepalanya beralur

8. Ragum/klem : untuk mengikat benda kerja di bengkel

9. Solder listrik : untuk menyolder komponen elektronika

10. Mistar Geser : untuk mengukur penampang luar dan ukuran dalam dari
poros.

11. Pinset : untuk menjepit benda kerja yang kecil dan menyerap
panas

E. TUGAS

SOAL (URAIAN)

1. Sebutkan macam-macam dan bahan alat-alat kelengkapan bengkel yang


terdapat di bengkel pembuatan dan perbaikan pesawat elektronika ?
2. Jelaskan fungsi alat-alat kelengkapan bengkel tersebut ?
3. Jelaskan secara umum tentang perawatan alat-alat kelengkapan bengkel
tersebut ?

59
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Materi yang sedang Anda pelajari merupakan pengetahuan pendukung terhadap


kompetensi penggambar Teknik Dasar. Berdasarkan kriteria tingkat penguasaan
kompetensi.
Kompetensi Utama 90% - 100%
Kompetensi Pendukung 75% - 89%
Kompetensi Pelengkap 60% - 75%

Maka standar minimal nilai yang ditetapkan untuk penguasaan materi ini
adalah 75.
Bandingkan hasil jawaban tes Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada
bagian akhir bahan ajar ini, kemudian ukurlah hasil penguasaan yang telah
dicapai menggunakan rumus berikut :

Tingkat penguasaan 
 Jawaban benar x 100%
 Soal

Jika hasil yang diperoleh telah mencapai 75% atau lebih maka Anda telah
menguasai materi yang dipelajari dan berhak melanjutkan pembelajaran
berikutnya dengan persetujuan guru pembimbing. Namun jika hasil yang
diperoleh belum mencapai 75% Anda masih harus mengulangi atau
mempelajari kembali bahan ajar ini.

60
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-1 Kerja Bangku Elektro
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

DAFTAR PUSTAKA

1. Abo Sudjana, Ece Sudirman, Teori dan Praktik Kejuruan Dasar Mesin,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979.
2. Anwir BS, Teknik Mekanik Mengukur, Bharata Karya Aksara, Jakarta, 1986
3. Abo Sudjana, R, Suardi K, Petunjuk Kerja Bangku
4. Bintaro Amiromo, Teknik Kerja Bangku I
5. DJ. Tampubolon, Keterampilan Dasar Kerja Bangku
6. Djoko Soeyoto, Teknologi Mekanik
7. Starret, Precician Tools, Gages and Swas, USA 1980
8. Fitting and Machining Volume One, Education Departemen of Victoria, Australia,
1979

61
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008

Anda mungkin juga menyukai