Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF INTERNA
ESSENTIAL (PRIMARY) HYPERTENSION
2016

1. No. ICD 1.10


2. Diagnosis Essential (primary) hypertension
3. Pengertian Peningkatan tekanan darah, > 140/90 mmHg, yang didapatkan pada
pengukuran saat kunjungan ke tempat pengobatan, dimana telah
dilakukan pengukuran ulang sebanyak dua kali dalam selang waktu 1-5
menit dalam posisi duduk, atau pasien yang saat berobat didapatkan
tekanan darahnya > 180/110 mmHg
4. Anamnesis Anamnesis mencakup faktor risiko pasien, riwayat penyakit lain, riwayat
penyakit keluarga, pemakaian obat-obatan, dan keluhan yang dirasakan
saat ini dalam hubungannya apakah terdapat kerusakan organ target.
Apabila telah memiliki riwayat hipertensi sebelumnya, dievaluasi
mengenai lama menderita hipertensi, tekanan darah pada fase tersebut
dan riwayat pengobatan
5. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dapat berupa keadaan umum, kesadaran dengan GCS,
tanda vital, status general dan pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan
tekanan darah tambahan dapat dilakukan apabila hasil pengukuran kedua
pemeriksaan sebelumnyahasilnya jauh berbeda, dan apabila perlu dapat
dikonfirmasi dengan melakukan pengukuran pada lengan kontralateral
6. Kriteria Diagnosis Sesuai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang
7. Diagnosis Banding 1. Ensefalopati toksik atau metabolik.
2. Kelainan non neurologis / fungsional (contoh: kelainan jiwa).
3. Bangkitan epilepsi yang disertai paresis Todd's.
4. Migren hemiplegik.
5. Lesi struktural intrakranial (hematoma subdural, tumor otak, AVM).
6. Infeksi ensefalitis, abses otak.
7. Trauma kepala.
8. Ensefalopati hipertensif.
9. Sklerosis multipel.
8. Pemeriksaan 1. EKG
Penunjang 2. Funduskopi
2. Laboratorium:
a. Pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL) dan LED
b. Gula darah sewaktu GDS.
c. Fungsi ginjal (ureum, kreatinin dan asam urat).
d. Fungsi hati (SGOT dan SGPT).
e. Profil lipid (kolesterol, trigliserida, HDL, LDL).
f. Urialisis, mikroalbumineria
3. Radiologis :
a. Pemeriksaan rontgen dada untuk menilai kondisi jantung dan paru

9. Konsultasi Divisi lain, sesuai komplikasi dan kerusakan organ target pasien
10. Perawatan Ya, apabila ditemukan komplikasi hipertensi, hipertensi urgency dan
Rumah Sakit hipertensi emergency

11. Terapi / tindakan 1. Penatalaksanaan Umum


a. Ditujukan terhadap fungsi vital, paru-paru, jantung, ginjal,
keseimbangan cairan dan elektrolit, nutrisi dan hygiene,
b. Pencegahan, perawatan, dan pengobatan komplikasi.
c. Rehabilitasi medis.
2. Penatalaksanaan khusus
a. Edukasi pasien terhadap perubahan gaya hidup untuk mengontrol
faktor risiko
b. Pemberian obat anti hipertensi disesuaikan dengan kondisi pasien,
penyakit penyerta dan tekanan darah pasien saat didiagnosis.
Pilihan pengobatan dapat menggunakan ACE-I, ARB, CCB dan
Thiazide sebagai pilihan pertama, baik sebagai terapi tunggal
maupun kombinasi, mengacu kepada target tekanan darah pasien
3. Operatif
Sesuai indikasi, mengacu kepada koplikasi hipertensi pada pasien
12. Tempat Instalasi Gawat Darurat, polikilinik umum, poliklinik spesialis, ruang
Pelayanan rawat inap, HCU, ICCU, ICU

13. Penyulit 1. Fase akut:


a. kondisi penyakit penyerta
b. tekanan darah yang tidak terkontrol
c. komplikasi di bidang jantung dan neurologis
2. Fase lanjut:
a. komplikasi hipertensi yang tidak reversible, di bidang jantung
seperti, infark miokard dan gagal jantung, di bidang neurologi
seperti stroke, di bidang mata seperti hipertensi retinopathy
14. Informed Consent Perlu tertulis
15. Tenaga Standar Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dokter umum, perawat, farmasi,
ahli gizi
16. Lama Perawatan Perawatan di ruang rawat inap, sesuai perkembangan kondisi pasien

17. Masa Pemulihan Sesuai perkembangan kondisi pasien

18 Hasil Tergantung berat ringannya penyakit dan komplikasi atau penyulit


lain

19. Patologi
20 Otopsi -
21 Prognosis 1. Ad vitamin ad bonam
2. Ad fungsional ad dubius
22 Tindak Lanjut Kontrol poliklinik penyakit dalam
23 Tingkat Evidens &
Rekomendasi
24 Indikator Medis

25. Edukasi Edukasi dilakukan pada pasien dan keluarga mengenai:


1. Pengertian hipertensi, aktor risiko, tanda dan gejala komplikasi
2. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan.
3. Mengurangi asupan garam dan alkohol.
4. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari,
minimal 3 hari/ minggu
5. Berhenti merokok


26. Kepustakaan PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia).


Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskuler
Indonesia. Jakarta: PERKI; 2015.

Anda mungkin juga menyukai