Anda di halaman 1dari 352

E-Bo h

SBMPTN
SAINTEK
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Matematika
BioIogi
Kimia
Fisika
BAHASA
INDONESIA

1
Bab 1
Berita, Laporan, Surat,
dan Memo

A. Berita c. Syarat Berita


1. Berdasarkan fakta
a. Pengertian
Artinya, berita yang ditulis berdasarkan
• Berita adalah laporan mengenai kejadian kejadian atau peristiwa yang merupakan
atau peristiwa yang sedang hangat kenyataan di lapangan, seperti:
dibicarakan. Sebuah berita memberikan • Kejadian yang benar-benar ada atau
informasi yang bersifat aktual (baru) dan terjadi.
disajikan dalam pembacaan atau penulisan • Pendapat (opini) narasumber.
yang jelas serta menarik. Dengan kata lain, • Pernyataan sumber berita.
berita adalah sebuah laporan fakta.
2. Aktual (terkini)
• Berita dapat dijumpai di berbagai media
Jarak antara waktu kejadian atau
cetak (seperti koran, majalah, dan tabloid)
peristiwa, berdekatan dengan waktu
maupun elektronik (seperti televisi dan
penyiaran berita.
radio).
3. Objektif dan berimbang
b. Unsur-unsur Berita
Berita harus ditulis berdasarkan keadaan
• Unsur-unsur sebuah berita yang baik terdiri sebenarnya dan tidak memihak/berat
atas jawaban dari enam pertanyaan, yakni sebelah. Berita tidak boleh dibumbui
“5 W + 1 H” (What, Who, Whom, Where,
dengan opini sehingga merugikan pihak
Why, How) yang terangkum dalam kepala yang diberitakan dan harus disampaikan
berita, badan, dan ekor berita. tanpa usaha untuk memengaruhi
1. What (apa)
pembaca atau pendengarnya.
Apa peristiwanya atau apa yang terjadi?
2. Who (siapa) 4. Lengkap
Siapa pelaku dalam persitiwa itu? Kelengkapan berita terkait dengan
3. When (kapan) unsur-unsur berita yang terdiri atas
Kapan peristiwa itu terjadi? pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan,
4. Where (di mana) kenapa, dan bagaimana (5W + 1H) dari
Di mana peristiwa itu terjadi? suatu peristiwa yang terjadi harus leng-
5. Why (mengapa) kap agar tidak terjadi kesimpangsiuran
Mengapa peristiwa itu terjadi? informasi.
6. How (bagaimana)
Bagaimana peristiwa itu terjadi?

2
5. Akurat Ciri-ciri fakta:
Isi sebuah berita harus tepat, benar, dan • Objektif
tidak terdapat kesalahan. Karena itu, • Datanya bisa dibuktikan
dalam menulis berita harus didukung • Sudah atau sedang terjadi
dengan langkah konfirmasi dari pihak- • Berupa informasi
pihak yang terkait dalam pemberitaan. 2. Opini atau pendapat
6. Sistematis Opini adalah suatu pernyataan yang
belum terjadi, belum tentu kebenarannya,
Berita disusun secara urut, dimana
dan baru sebatas dalam angan-angan.
isi berita yang penting dan jangkauan
informasinya luas diletakkan pada bagian
awal. Sedangkan, bagian yang kurang
B. Laporan
penting, bersifat khusus, dan sempit a. Pengertian
jangkauan informasinya diletakkan pada
• Laporan adalah bentuk penyajian informasi
bagian akhir berita.
atau fakta tentang suatu keadaan atau suatu
7. Menarik kegiatan oleh seseorang atau suatu badan
Suatu berita dikatakan menarik jika: hukum sehubungan dengan tugas yang
• Berguna bagi pembaca. dibebankan kepadanya.
• Isi berita hubungannya dekat de- • Fakta yang disajikan ini berkenaan dengan
ngan kehidupan atau lingkungan tanggung jawab yang ditugaskan kepada
pembaca/pendengar. penulis. Fakta yang disajikan merupakan
• Bersifat konflik. bahan atau keterangan berdasarkan keadaan
• Memiliki daya pengaruh yang kuat. objektif yang dialami (dilihat, didengar, atau
• Berkaitan dengan tokoh-tokoh dirasakan) sendiri oleh penulis.
terkenal atau penting. • Isi laporan ditulis dengan lengkap dan
• Isi berupa berita bencana, kemajuan, sistematis menggunakan bahasa yang jelas,
aneh (luar biasa), dan humor. singkat, dan benar.

8. Mudah dipahami b. Fungsi Laporan


Berita ditulis secara ringkas menggunakan 1. Memberitahukan atau menjelaskan
bahasa yang baik dan benar serta tidak dasar penyusunan kebijakan, keputusan,
rancu. atau pemecahan masalah.
2. Memberitahukan atau menjelaskan
d. Menyusun Naskah Berita
pertanggungjawaban tugas atau kegiatan
1. Menggunakanstrukturbahasayang benar.
yang telah dilakukan.
2. Menggunakan pilihan kata yang tepat.
3. Sebagai bahan untuk pendokumentasian
3. Tidak menggunakan makna ganda.
dari suatu tugas atau kegiatan.
4. Logis (menggunakan penalaran logika
4. Sebagai sumber informasi.
yang benar).
e. Fakta dan Opini dalam Berita c. Tujuan Laporan
1. Fakta 1. Me ng e t a h u i k e m a j u a n d a n
Fakta adalah kejadian atau peristiwa perkembangan suatu masalah.
yang benar-benar terjadi dan terbukti 2. Mengadakan pengawasan dan perbaikan.
kebenarannya. 3. Untuk mengambil suatu keputusan yang
lebih efektif.
3
d. Bentuk-bentuk Laporan 5. Bab pendahuluan
1. Laporan berbentuk formulir isian 6. Bab telaah kepustakaan/dasar teori
Laporan jenis ini biasanya sudah 7. Bab metode penelitian
disiapkan blangko isian yang isinya 8. Bab pembahasan hasil penelitian
mengenai tujuan yang hendak dicapai 9. Bab kesimpulan dan rekomendasi
dari suatu kegiatan atau peristiwa. 10. Daftar pustaka
Laporan jenis ini biasanya digunakan 11. Lampiran-lampiran
untuk laporan suatu kegiatan atau 12. Penutup
peristiwa yang sifatnya rutin.
2. Laporan berbentuk surat
C. Surat
Laporan jenis ini biasanya digunakan • Surat adalah sebuah media komunikasi tulis
untuk mengemukakan suatu subjek antara seseorang dengan sesamanya atau
atau topik agar diketahui oleh penerima instansi, dan sebaliknya.
laporan. Laporan ini tidak banyak • Secara umum surat terbagi menjadi tiga
menggunakan tabel dan angka, tetapi jenis, yaitu:
bentuknya lebih panjang dari surat
a. Surat Pribadi
biasa.
• Surat pribadi adalah surat yang ditulis
3. Laporan berbentuk memorandum atau
atau dikirim atas nama personal
nota
(individu) kepada orang lain atau
Memorandum adalah salah satu
instansi yang bersifat pribadi.
bentuk laporan yang berisi saran, nota,
atau catatan pendek yang biasanya • Surat yang bersifat pribadi berisi tentang
digunakan dalam bagian-bagian perkenalan, persahabatan, ataupun
organisasi, antara atasan dengan kekeluargaan. Sementara itu, surat pribadi
bawahan dalam hubungan kerja. yang bersifat resmi adalah surat lamaran
4. Laporan laboratoris pekerjaan atau surat izin kepada instansi.
Tujuan laporan laboratoris adalah b. Surat Dinas
untuk menyampaikan hasil percobaan • Surat dinas adalah surat yang ditulis
atau kegiatan yang dilakukan di dalam atau dikirim oleh suatu instansi, baik
laboratorium. Laporan ini biasanya pemerintah maupun swasta kepada
ditulis dengan mengisi daftar isian yang instansi lain atau seseorang.
telah distandarisasi.
• Surat dinas menyangkut persoalan
e. Sistematika Laporan kedinasan, seperti surat keterangan,
surat tugas, surat pengantar, surat
Untuk membuat sebuah laporan yang
keputusan, atau surat permohonan.
bersifat formal maka unsur-unsur di bawah
ini harus terdapat dalam sebuah laporan, c. Surat Niaga
yaitu: Surat niaga adalah surat yang ditulis atau
1. Judul dikirim oleh perusahaan untuk kepentingan
2. Kata pengantar perdagangan atau perniagaan, misalnya:
3. Abstrak surat tagihan, surat pengiriman barang, surat
4. Daftar isi penawaran, atau surat permintaan.

4
D. Memo dan Pengumuman b. Pengumuman
Pengumuman merupakan suatu bentuk
a. Memo
penyampaian informasi secara tebuka
• Memorandum atau lebih sering disebut yang ditujukan kepada khalayak ramai
sebagai memo merupakan bentuk media (masyarakat).
komunikasi tertulis dalam suatu lingkup
kecil dan bersifat informal.

• Memo berisi perintah, permohonan,


pemberitahuan, harapan, atau petunjuk
yang biasanya disampaikan dari atasan
kepada bawahan dalam sebuah badan
hukum atau kantor.

Contoh

SMA Negeri 100 Bandung


Jalan Cahaya Bulan 1 No. 51, Bandung
MEMO
Hal : Membuat Laporan Perpisahan
Dari : Pembina OSIS
Kepada : Ketua OSIS

Panitia perpisahan kelas XII agar segera


membuat laporan perpisahan 2011/2012,
laporan disampaikan kepada pembina OSIS.
5 Juni 2012
Pembina Osis,

Jono, S. Pd.

5
Bab 2
Cerpen, Novel, dan Drama

A. Cerpen b. Ciri-ciri Novel


1. Tema lebih rumit karena terdapat gabungan
a. Pengertian beberapa tema yang dijadikan sebuah cerita
• Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu utuh.
bentuk prosa yang berupa karangan pendek. 2. Tokohnya lebih banyak dengan berbagai
Kependekan dari cerpen bukan hanya dari macam sifat dan karakter.
bentuknya yang lebih padat dan singkat 3. Latar digambarkan dalam waktu yang lebih
dibandingkan dengan novel, melainkan juga lama dan mencakup wilayah geografi yang
dari aspek masalah yang dibatasi. lebih luas.
• Cerpen dibatasi dengan hanya membahas 4. Alur lebih panjang dan kompleks dan terjadi
salah satu unsur fiksi dalam aspek yang perubahan nasib pada tokoh-tokohdalam novel.
terkecil.
b. Ciri-ciri Cerpen C. Unsur Intrinsik Cerpen dan
1. Tema berkisar pada masalah yang relatif Novel
sederhana.
2. Tokoh yang dimunculkan hanya beberapa a. Tema
orang. Tema adalah pokok masalah atau gagasan
3. Latar yang digambarkan hanya sebentar dan ide yang menjadi struktur cerita.
terbatas.
b. Alur (Plot)
4. Alur lebih sederhana.
• Alur atau plot atau disebut juga dengan
jalan cerita adalah rangkaian peristiwa yang
B. Novel
membentuk sebuah cerita.
a. Pengertian Secara umum tahap alur terdiri atas:
• Novel adalah karya fiksi prosa (karangan 1. Pengenalan situasi cerita (exposition).
yang berasal dari khayalan atau rekaan 2. Pengungkapan peristiwa (complication).
penulis) secara tertulis, biasanya dalam 3. Menuju pada adanya konflik (rising action).
bentuk cerita. Novel lebih panjang dan lebih 4. Puncak konflik (turning point).
kompleks dibandingkan dengan cerpen dan 5. Penyelesaian (ending).
tidak dibatasi keterbatasan struktural.
• Konflik merupakan inti dari sebuah
• Isi novel mengisahkan problematika kehi- alur. Jenis-jenis konflik secara umum, di
dupan seseorang atau beberapa tokoh antaranya:
secara utuh.

6
1. Pertentangan manusia dengan dirinya 2. Latar tempat
sendiri (konflik batin). Penggambaran letak dari suatu kejadian/
2. Pertentangan manusia dengan sesamanya. cerita, misal: Indonesia, sekolah, Jakarta,
3. Pertentangan manusia dengan lingkungannya, dan sebagainya.
baik itu lingkungan ekonomi, politik, sosial,
3. Latar budaya/suasana
dan budaya.
Penggambaran budaya atau suasana yang
5. Pertentangan manusia dengan Tuhan atau
melatarbelakangi terjadinya peristiwa atau
keyakinannya.
cerita dalam cerpen/novel.
• Jenis-jenis alur, antara lain:
d. Penokohan
1. Berdasarkan kuantitas alurnya
• Penokohan adalah cara pengarang
• Alur tunggal
menggambarkan dan mengembangkan
Alur yang hanya memiliki satu garis
karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
pengembangan cerita.
• Teknik yang digunakan pengarang untuk
• Alur ganda menggambarkan tokoh dalam cerita, di
Alur yang memiliki beberapa garis antaranya:
pengembangan cerita.
1. Teknik analitik
2. Berdasarkan urutan peristiwa
Karakter tokoh diceritakan langsung oleh
• Alur maju (progresif) pengarang.
• Alur mundur (regresif)
2 Teknik dramatik
• Alur maju-mundur/campuran
Karakter tokoh dikemukakan melalui:
3. Berdasarkan kualitas kepaduannya • Penggambaran oleh tokoh lain.
• Alur erat • Penggambaran fisik dan perilaku tokoh.
Alur yang hubungan antara peristiwa • Penggambaran lingkungan kehidupan
yang satu dan yang lain begitu erat tokoh.
sehingga bagian-bagian pembentuk • Penggambaran tata kebahasaan tokoh
peristiwa dalam cerita tidak dapat melalui dialog antartokoh.
dilepaskan. • Pengungkapan jalan pikiran tokoh.
• Alur renggang
Alur yang hubungan antara satu e. Point of View atau Sudut Pandang
peristiwa dengan peristiwa lain • Sudut pandang adalah posisi pengarang
terpisah atau terjalin secara renggang. dalam membawakan cerita. Posisi pengarang
terbagi atas dua, yaitu sebagai berikut:
c. Latar (Setting)
1. Orang pertama
• Latar atau setting dalam karya sastra tidak
Pengarang berperan langsung sebagai tokoh
hanya terbatas pada penempatan lokasi-
yang terlihat dalam cerita yang bersangkutan.
lokasi tertentu yang bersifat fiksi, tetapi
Biasanya menggunakan kata ganti orang
juga berwujud adat istiadat, tata cara,
pertama, seperti saya, beta, atau aku.
kepercayaan, dan nilai-nilai yang berlaku di
tempat yang bersangkutan. 2. Orang ketiga
Pengarang hanya sebagai orang ketiga yang
• Latar meliputi:
berperan sebagai pengamat atau berada
1. Latar waktu di luar cerita. Biasanya menggunakan kata
Penggambaran waktu kejadian, seperti pagi, ganti dia, mereka, atau nama orang.
siang, malam hari, dan sebagainya.
7
f. Amanat • Tritagonis
Amanat merupakan pesan yang disampaikan Merupakan peran penengah yang
pengarang. Amanat dapat berupa nasihat, bertugas menjadi pendamai atau
harapan, kritik, dan sebagainya. perantara protagonis dan antagonis.
g. Gaya Bahasa • Peran pembantu
Gaya bahasa adalah corak pemakaian Merupakan peran yang tidak secara
bahasa dalam cerita yang berfungsi untuk langsung terlibat dalam konflik yang
menciptakan suatu nada atau suasana terjadi, namun diperlukan dalam
persuasif serta merumuskan dialog yang penyelesaian cerita.
mampu memperlihatkan hubungan atau 3. Alur cerita (plot)
interaksi antara sesama tokoh. Plot atau alur adalah kejadian-kejadian
yang dialami oleh para pelaku/tokoh dalam
D. Drama sebuah drama.
Plot dalam drama terbagi menjadi:
a. Pengertian
• Eksposisi/introduksi: merupakan
Drama adalah bentuk karya sastra yang dapat
pergerakan peristiwa menuju konflik
berupa fiksi maupun non-fiksi. Drama biasanya
yang diawali dari dialog-dialog pelaku.
berkisah tentang kehidupan seseorang yang
• Intrik: merupakan peristiwa dimana
diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang
terjadi persentuhan konflik atau
banyak dengan menggunakan dialog, gerak,
keadaan mulai tegang.
dan laku yang didasarkan pada naskah tertulis.
• Klimaks: merupakan peristiwa dimana
b. Unsur-unsur Insrinsik Drama terjadi pergumulan konflik atau
1. Lakon ketegangan yang telah mencapai
Lakon adalah hasil perwujudan dari naskah puncaknya dalam drama.
yang dimainkan. Lakon drama disusun atas • Antiklimaks: keadaaan konflik mulai
unsur-unsur yang sama dengan novel dan menurun dan cara penyelesaian
cerpen, yaitu karakteristik, plot, dialog, masalah telah ditemukan.
penempatan ruang, dan waktu. • Konklusi: merupakan akhir peristiwa
2. Pemain/penokohan atau penentuan terhadap nasib pelaku
Pemain adalah komponen drama yang utama.
menghidupkan konflik yang terdapat dalam 4. Tempat (gedung pertunjukan)
drama. Yaitu, tempat berlangsungnya pertunjukan
Tokoh/pemain dibedakan menjadi empat, yaitu: drama.
• Protagonis 5. Penonton
Yaitu, pemain yang mempunyai peran Kedudukan penonton dalam drama
atau watak sebagai orang baik dan di harus dijadikan perhitungan istimewa
dalam drama berlakon sebagai peran karena tanpa penonton maka drama yang
utama yang menjadi pusat cerita. dipentaskan tidak mengandung arti.
• Antagonis 6. Naskah drama dan dialog
Merupakan lawan dari peran utama. Naskah drama adalah bentuk tertulis dari
Ia sering menjadi musuh yang cerita drama, sedangkan dialog adalah
menyebabkan terjadinya konflik. percakapan antarpemain dalam drama.

8
Fungsi dialog, di antaranya: 4. Drama satire
• Me n a m p a k k an k ar ak te r dan Drama satire adalah drama dengan lakon
memperkaya plot. lucu yang penuh dengan sindiran tajam dan
• Menciptakan konflik. terselubung.

• Menghubungkan fakta-fakta. 5. Farce (pertunjukan jenaka/dagelan)


Drama farce adalah drama yang meng-
• Menyamarkan kejadian-kejadian yang
utamakan kelucuan. Para pelaku berusaha
akan datang.
menonjolkan kelucuan tentang diri mereka
• Menghubungkan adegan-adegan dan
masing-masing. Dalam drama ini tidak
gambar-gambar sekaligus.
terdapat unsur sindiran.
Dua tuntutan yang harus dipenuhi
dalam dialog: d. Hal-hal yang Harus Diperhatikan pada
Pementasan Drama
• Dialoh harus turut menunjang gerak
laku tokoh. 1. Gerak (action)
• Dialog yang diucapkan di atas panggung Adalah perbuatan/gerak-gerik atau aksi
lebih sopan dan tajam daripada dialog dalam drama.
sehari-hari. 2. Mimik
c. Bentuk-bentuk Drama Adalah gerak-gerik atau perubahan raut
muka pemain pada pementasan drama.
1. Drama tragedi
3. Pantomimik
Drama tragedi adalah drama yang
Adalah gerak-gerik anggota tubuh pemain
menceritakan penderitaan dan kesengsa-
pada pementasan drama.
raan yang dialami oleh pelaku/tokoh utama
sehingga menimbulkan simpati dan rasa 4. Akting (acting)
kasihan penonton. Dapat juga berarti sebagai Akting adalah segala kegiatan, gerak, atau
drama yang menampilkan tokoh yang sedih perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku
atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat yang merupakan gambaran perwatakan
karena sesuatu yang tidak menguntungkannya. dramatik, baik secara emosi maupun
Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada intelektual. Akting meliputi mimik, pantomim,
keputusasaan dankehancuran. dialog, dan segala sesuatu yang berhubungan
2. Drama komedi dengan adegan aktor atau pemain drama.
Drama komedi adalah lakon ringan yang 5. Blocking (penempatan posisi)
menghibur, namun berisikan sindiran halus. Blocking adalah kedudukan tubuh atau
Biasanya, berakhir dengan bahagia. penempatan posisi pada saat di atas
3. Melodrama pentas. Blocking yang baik harus seimbang,
Drama melodrama bersifat sentimentil utuh, bervariasi, dan memiliki titik pusat
dan melankolis. Ceritanya cenderung perhatian.
terkesan mendayu-dayu dan mendramatisir 6. Tata panggung
kesedihan. Emosi penonton dipancing untuk Adalah seni menata panggung untuk
merasa iba pada tokoh protagonis. Karena keperluan pementasan drama.
penggarapan alur dan lakon yang berlebihan
7. Tata busana
menyebabkan penokohan sering kurang
Adalah seni merancang busana yang sesuai
diperhatikan.
dengan keperluan pementasan drama.

9
8. Tata bunyi c. Nilai Moral
Seni merancang bunyi-bunyian atau musik Nilai moral adalah hal-hal yang berhubungan
untuk mendukung dramatisasi dari drama. dengan pesan moral dan perilaku atau
9. Tata lampu akhlak/budi pekerti.
Nilai moral berhubungan juga dengan nilai
Adalah seni menata lampu/cahaya untuk
agama. Misalnya, dalam legenda Si Malin
keperluan pementasan drama dan untuk
Kundang terdapat nilai moral, yakni seorang
mendukung dramatisasi dari drama.
anak yang tidak mengakui ibunya sendiri.
e. Pelaku Pementasan Drama
d. Nilai Agama (Religius)
1. Penulis naskah
Nilai agama adalah hal-hal yang berhubungan
2. Sutradara
dengan keagamaan, aturan-aturan, dan
3. Narator
hukum Allah. Misalnya, dalam cerpen
4. Pemain
Robohnya Surau Kami, terdapat nilai agama,
5. Penata artisitik
yakni dalam hidup jangan mementingkan
6. Penata rias dan kostum
diri sendiri. Sesama manusia itu harus
saling menasihati dan mengajak kepada
E. Nilai-nilai yang Terkandung kebenaran.
dalam Cerpen, Novel, dan
e. Nilai Pendidikan
Drama
Nilai pendidikan adalah hal-hal yang
a. Nilai Sosial-Kemasyarakatan berhubungan dengan pendidikan di
Nilai sosial adalah nilai-nilai yang dianggap masyarakat, misalnya pentingnya sebuah
baik oleh masyarakat. Nilai-nilai tersebut pendidikan yang terdapat dalam novel
biasanya berkaitan dengan kehidupan Laskar Pelangi.
bermasyarakat, seperti bermusyawarah, f. Nilai Kemanusiaan (Humanitas)
bergotong royong, saling menolong, dan Nilai kemanusiaan adalah hal-hal yang
bersilaturahmi. berhubungan dengan hakikat hidup manusia
b. Nilai Budaya sebagai makhluk yang memiliki berbagai
kepentingan, keinginan, dan harapan serta
Nilai budaya adalah nilai-nilai yang tertanam
kebiasaan.
di dalam kehidupan suatu kelompok ma-
syarakat/suku/bangsa. Nilai-nilai tersebut
dianggap baik sehingga digunakan sebagai
pedoman untuk membatasi dan memberikan
karakteristik pada suatu masyarakat/suku/
bangsa tersebut. Misalnya, dalam novel Salah
Asuhan terdapat nilai budaya Minangkabau,
yakni kaum perempuan lebih banyak
berperan dalam keluarga.

10
Bab 3
Paragraf Dan Kalimat

A. Pengertian Paragraf yang merupakan gagasan utama dari


paragraf tersebut. Ada dua cara untuk
Paragraf adalah gabungan beberapa kalimat mengungkapkan hal tersebut.
(kalimat utama dan kalimat penjelas) yang
berkaitan secara utuh dan padu serta a. Menggunakan Trik “5W + 1H”
membentuk satu kesatuan pikiran. Trik “5W + 1H” adalah cara mengungkap
pokok-pokok informasi suatu paragraf atau
B. Unsur Paragraf wacana, terutama isi sebuah berita.
“5W + 1H” tersebut terdiri atas pertanyaan-
a. Kalimat Utama pertanyaan sebagai berikut:
• Kalimat utama atau kalimat topik adalah What : Apa yang terjadi?
kalimat yang memuat ide pokok atau inti Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa
cerita dari sebuah paragraf. itu?
• Sebuah paragraf hanya memiliki satu ide Why : Mengapa hal itu bisa terjadi?
pokok. When : Kapan peristiwa itu terjadi?
• Ciri-ciri kalimat utama dalam suatu paragraf Where: Di mana peristiwa itu terjadi?
adalah sebagai berikut: How : Bagaimana peristiwa itu terjadi?
1. Merupakan inti permasalahan atau Pokok informasi atau pokok paragraf adalah
persoalan. ringkasan atau rangkuman dari jawaban
2. Biasanya bersifat umum sehingga pertanyaan “5W + 1H” di atas.
diperlukan kalimat-kalimat penjelas b. Menggunakan Trik Gagasan Utama
untuk menjelaskannya. Untuk menentukan hal-hal penting dalam
b. Kalimat Penjelas sebuah paragraf atau wacana, dapat juga
• Kalimat penjelas adalah kalimat yang di dilakukan dengan menentukan gagasan
dalamnya berisi penjelasan atau uraian dari utama atau ide pokoknya terlebih dahulu
kalimat utama. karena gagasan utama biasanya terkandung
• Kalimat penjelas merupakan kalimat-kalimat dalam kalimat utama.
di luar kalimat utama yang terdapat dalam
sebuah paragraf. D. Jenis-jenis Paragraf
a. Berdasarkan Letak Gagasan Utamanya
C. Menentukan Pokok Paragraf 1. Paragraf deduktif
Dalam sebuah paragraf terdapat pokok- Paragraf yang gagasan utamanya terletak di
pokok informasi atau hal-hal penting awal paragraf.

11
Dengan bahasa itu pula manusia
Contoh mewarisi dan mewariskan, menerima,
dan memberi pengetahuan kepada
sesamanya. Dengan demikian jelaslah
Persaingan antarhotel yang ketat
bahwa bahasa merupakan sarana
disinyalir menjurus ke persaingan
komunikasi yang sangat penting dalam
yang tidak sehat, terutama dengan
kehidupan manusia.
kian gencarnya perang tarif. Untuk
mengatasinya, pemerintah akan mela-
kukan intervensi dengan menghentikan 4. Paragraf ineratif
investasi perhotelan di suatu daerah. Paragraf yang kalimat utamanya terletak di
tengah pararaf.

2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang
Contoh
gagasan utamanya terletak di akhir kalimat.

Dengan kian gencarnya perang tarif


yang terjadi di antara pengusaha
Contoh hotel di daerah-daerah tujuan wisata
Indonesia. Persaingan antarhotel yang
Dalam kehidupan bermasyarakat, apa ketat disinyalir menjurus ke persaingan
yang dibutuhkan oleh seseorang belum yang tidak sehat. Untuk mengatasinya,
tentu sama dengan apa yang dibutuhkan pemerintah akan melakukan intervensi
oleh orang lain. Di samping itu, suatu dengan menghentikan investasi perho-
kebutuhan yang dapat dicapai oleh telan di suatu daerah.
seseorang, belum tentu dapat dicapai
oleh orang lain. Kenyataan seperti itu b. Berdasarkan Tujuannya
dari waktu ke waktu akan selalu ada. Oleh 1. Paragraf deskripsi
karena itu, kita harus siap menghadapi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang
kebutuhan-kebutuhan tersebut.
menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
terperinci menurut pengalaman pancaindra
3. Paragraf campuran (deduktif-induktif) manusia. Tujuannya adalah agar pembaca
seolah-olah dapat merasakan dan melihat
Paragraf yang kalimat utamanya terletak di
sendiri objek yang digambarkan.
awal dan akhir paragraf.

Contoh
Contoh

Bagi manusia bahasa merupakan alat Sore hari itu aku duduk di bangku
komunikasi yang sungguh penting. Dengan yang panjang di taman belakang vila.
bahasa, manusia dapat menyampaikan isi Matahari mulai tenggelam, semburat
hati kepada sesamanya. kemerahan mulai memenuhi langit.

12
4. Paragraf eksposisi
Di depanku bermekaran bunga beraneka
warna. Angin pegunungan membelai wajah, Paragraf yang menerangkan suatu pokok
membawa bau harum bunga. Semua lelahku persoalan yang dapat memperluas wawasan
setelah seharian berjalan hilang sudah. pembaca. Untuk mempertegas masalah
yang disampaikan, biasanya dilengkapi
2. Paragraf narasi dengan gambar dan data statistik.
Paragraf yang menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa secara berurutan
dengan tujuan agar pembaca seolah-olah
Contoh
mengalami sendiri kejadian tersebut.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia


selama beberapa tahun terakhir ini
Contoh
mencapai rata-rata 7—8% per tahun.
Dengan demikian, pendapatan per
Tepat pukul 15.30 perhitungan suara kapita penduduk Indonesia mencapai
pilkades di lima tempat pemungutan suara beberapa kali lipat. Selain itu,
selesai. Berita acara pun segera dibuat dan berdasarkan data Biro Pusat Statistik,
ditandatangani, Pak Camat mengumumkan jumlah penduduk yang dikategorikan
hasilnya. Deddy yang bertanda gambar miskin juga banyak berkurang.
banteng mendapat 893 suara, Supriyono
dengan tanda gambar bintang mendapat
356 suara, Parto bertanda gambar burung 5. Paragraf persuasif
elang mendapat 234 suara. Sedangkan, Paragraf yang bertujuan memengaruhi
suara tidak sah ada 34 lembar. pembaca dengan memberikan data sebagai
penunjang dan disampaikan dengan
3. Paragraf argumentasi
menggunakan bahasa yang singkat, padat,
Paragraf yang berisi gagasan lengkap dan menarik sehingga pembaca mengikuti
dengan bukti dan alasan yang kuat. pendapat penulis.
Argumentasi dibuat untuk memengaruhi
atau meyakinkan pembaca akan kebenaran
yang diungkapkan penulis.
Contoh

Contoh Menabung uang di bank lebih aman


dan menguntungkan. Uang kita akan
mendapat bunga dari bank sesuai
Keluarga berencana berusaha menjamin
dengan uang tabungan yang telah
kebahagiaan hidup keluarga. Ayah
disetor. Uang kita juga akan terjaga
tidak pula terlalu pusing memikirkan
keamanannya dari pencurian. Oleh
usaha untuk mencukupi kebutuhan
karena itu, marilah kita menabung uang
keluarganya. Ibu tidak selalu merana
di bank sebagai jaminan masa depan.
oleh karena setiap tahun melahirkan.
Anak pun tidak terlantar hidupnya
karena kebutuhan hidup yang terjamin.

13
E. Pola Pengembangan Paragraf e. Contoh
Pengembangan paragraf dilakukan dengan
a. Definisi
mengemukakan suatu ide pokok, kemudian
• Pola pengembangan definisi dilakukan diberi contoh sebagai argumen dan sebagai
dengan cara mengidentifikasi atau menge- ide penjelas.
mukakan secara detail ciri-ciri dari suatu
topik atau pokok bahasan. F. Ciri-ciri Paragraf Efektif
• Topik yang dikemukakan akan menjadi
ide pokok, sedangkan hasil identifikasinya 1. Memiliki satu ide pokok.
menjadi ide-ide penjelas. 2. Menjelaskan tentang ide pokok secara relatif
lengkap.
b. Sebab-Akibat
3. Menarik perhatian pembaca.
• Pengembangan paragraf ini dipakai untuk 4. Terstruktur dengan baik.
menerangkan suatu kejadian, baik dari segi
penyebab maupun dari segi akibat.
G. Penalaran
• Sebab menjadi ide pokok dari paragraf ini,
sedangkan akibat menjadi ide penjelas. • Penalaran adalah suatu proses berpikir
Hubungan sebab-akibat dapat dibagi manusia untuk menghubung-hubungkan
menjadi beberapa macam, yaitu: data atau fakta yang ada sehingga sampai
1. Satu sebab menimbulkan satu akibat. pada suatu simpulan.
2. Satu sebab menimbulkan banyak akibat. • Ada dua macam penalaran dalam menarik
3. Sebab-akibat berantai: simpulan sebuah bacaan, yakni penalaran
Sebab 1 menimbulkan akibat 1, akibat induksi dan penalaran deduksi.
1 menjadi sebab 2 yang menimbulkan a. Penalaran Induksi
akibat 2, akibat 2 menjadi sebab 3 yang
• Penalaran induksi adalah penalaran yang
menimbulkan akibat 3, dan seterusnya.
berdasar pada pernyataan-pernyataan yang
c. Perbandingan khusus sehingga menghasilkan simpulan
• Pengembangan paragraf dilakukan dengan yang bersifat umum.
cara mengidentifikasi atau mengemukakan • Ada tiga macam penalaran induksi, yaitu:
persamaan atau perbedaan antara dua hal 1. Generalisasi
yang akan menjadi pokok bahasan. Generalisasi adalah penalaran yang
• Dalam perbandingan, salah satu hal yang mengandalkan beberapa pernyataan
dibandingkan akan memiliki kelebihan dari
yang mempunyai sifat tertentu untuk
hal lain yang dijadikan perbandingan. mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
• Hal yang dijadikan dasar perbandingan akan
menjadi ide pokok paragraf.

d. Pertentangan Contoh
Pengembangan paragraf dilakukan dengan
menggunakan relasi dua hal, yaitu:
Jika dipanaskan, besi memuai.
1. Penulis mengemukakan suatu hal atau
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
pendapat, kemudian dipertentangkan
Jika dipanaskan, emas memuai.
dengan hal atau pendapat lain.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
2. Dasar pertentangan ini adalah ide
pokok paragraf.

14
2. Analogi proposisi (ungkapan). Dua proposisi adalah
Analogi adalah penalaran yang dilakukan premis dan satu proposisi lagi adalah
dengan membandingkan dua hal yang simpulan. Dua premis itu adalah premis
memiliki sifat yang sama. umum (mayor) dan premis khusus (minor).

Contoh Contoh

Nani adalah lulusan Unpad. PU : Semua siswa SMAN 23 pintar.


Nani menjalankan tugasnya dengan baik. A B
Joni adalah lulusan Unpad. PK : Ibrahim adalah siswa SMAN 23.
Oleh karena itu, Joni dapat menjalankan C A
tugasnya dengan baik. S : Jadi, Ibrahim pintar.
C B
3. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang 2. Silogisme negatif
diperoleh dari gejala-gejala yang saling Silogisme negatif terjadi apabila salah satu
berhubungan. premisnya negatif. Adanya premis yang
Ada tiga macam hubungan kausal, yaitu: negatif tersebut menyebabkan simpulannya
• Hubungan sebab-akibat pun negatif. Silogisme ini biasanya ditandai
Contoh: dengan kata pengingkar tidak atau bukan.
Joni rajin belajar. (A)
Joni pintar. (B)
Jadi, Joni rajin belajar sehingga pintar. Contoh
• Hubungan Akibat-Sebab
Joni pintar karena rajin belajar.
PU = Semua siswaSMAN 23 tidak bodoh.
• Hubungan Sebab-Akibat 1-Akibat 2
PK = Ibrahim adalah siswa SMAN 23.
Joni rajin belajar. (A)
S = Ibrahim tidak bodoh.
Joni pintar. (B)
Joni naik kelas. (C) Rumus Silogisme
Karena rajin belajar, Joni pintar PU (Premis Umum) = A + B
sehingga bisa naik kelas. PK (Premis Khusus) = C + A
b. Penalaran Deduksi S (Simpulan) = C + B
Penalaran deduksi berdasar pada sebuah
simpulan yang lebih umum. Setelah itu, baru 3. Entimen
kemudian ditarik kesimpulan yang khusus. Entimen adalah silogisme yang tidak
Penalaran deduksi dibagi menjadi tiga memunculkan PU karena dianggap sudah
macam, yaitu: diketahui secara umum.
1. Silogisme kategorial
Silogisme (bentuk menarik simpulan) ini
adalah silogisme yang diambil dari tiga

15
• Berdasarkan kelengkapan unsur
1. Minor (terdiri atas satu unsur pusat)
Contoh Contoh: ”Pergi!”
2. Mayor (Kalimat berunsur minimal S-P)
Silogismenya: Contoh: Kakak menari.
PU : Semua siswa SMAN 23 pintar. S P
PK : Ibrahim adalah siswa SMAN 23.
• Berdasarkan perluasan unsur
S : Jadi, Ibrahim pintar.
1. Kalimat inti
Entimennya:
Kalimat inti adalah kalimat yang hanya
Ibrahim pintar karena dia merupakan terdiri atas subjek dan predikat.
siswa SMAN 23.
Ciri kalimat inti:
• Terdiri atas dua kata,
• Berorientasi normal,
H. Kalimat
• Susunannya biasa.
a. Pola Kalimat
Contoh:
Kalimat dibentuk minimal dari unsur subjek,
Adik menangis.
predikat, dan objek.
Tina berjualan.
b. Inti/Induk Kalimat
2. Kalimat transformasi
Inti atau induk kalimat adalah bagian yang
Merupakan kalimat inti yang mendapat
menyampaikan ide pokok dari informasi yang
perluasan
disampaikan.
c. Jenis Kalimat
• Berdasarkan jenis predikat:
Contoh
1. Kalimat nominal (predikat berupa kata
benda)
Contoh: Itu adalah sebuah pensil. Tina pergi (kalimat inti) dapat diubah
2. Kalimat verba (predikat berupa kata kerja) menjadi:
Contoh: • Tina baru pergi.
Ayah bekerja di luar kota mulai bulan • Tina baru saja pergi ke pameran
depan. buku.
• Tina baru saja pergi bersama
• Berdasarkan letak predikat
Anton ke pameran buku yang
1. Kalimat normal (predikat berada setelah diadakan di Jalan Salemba.
subjek)
Adik bermain layang-layang di taman. • Berdasarkan jumlah pola
S P 1. Kalimat tunggal
2. Kalimat inversi (predikat berada sebelum Kalimat yang memiliki satu klausa (pola).
subjek) kalimat ini hanya memiliki satu subjek,
Dilihatnya dandang yang berisi beras itu. satu predikat, satu objek, dan satu
P S keterangan.

16
Contoh: 2. Pasif intransitif
Siswa mengerjakan latihan di aula sekolah. Adalah jenis kalimat yang subjeknya
S P O K dikenai pekerjaan atau sebagai objek
2. Kalimat majemuk penderita.
Kalimat yang terdiri atas dua atau lebih Contoh:
kalimat tunggal (klausa) yang saling Tari menghapus papan tulis. (aktif)
berhubungan.
S P O
Contoh:
menjadi
Ketika ujian akan dimulai, Toni tiba-tiba
Papan tulis dihapus Tari. (pasif)
merasa tidak enak badan dan harus
S P O
beristirahat di klinik sekolah.
• Kalimat Efektif
• Berdasarkan pelaku
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
1. Aktif transitif
kalimat agar dapat dikatakan sebagai kalimat
Adalah jenis kalimat yang subjeknya efektif adalah:
melakukan pekerjaan dan diikuti oleh 1. Baku,
objek penderita. 2. Hemat,
Contoh: 3. Tidak ambigu,
Saya sedang menyirami bunga. 4. Logis,
5. Sistematis atau tidak rancu.
S P O

17
Bab 4
Karya Tulis Ilmiah

A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah 3. Menunjukkan kemampuan atau pemahaman


terhadap isi dari berbagai sumber yang
• Karya tulis ilmiah adalah hasil suatu digunakan.
penelitian atau kegiatan yang bersifat fakta 4. Menunjukkan kemampuan mengumpulkan
dan dapat menjadi sebuah dokumen. berbagai sumber informasi dalam suatu
• Karya tulis ilmiah dapat dibedakan menjadi kegiatan secra utuh.
makalah dan laporan penelitian.
D. Sistematika Karya Tulis
B. Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah
a. Lembar Judul
1. Mengungkapkan suatu permasalahan secara b. Lembar Pengesahan
logis, fakta yang terpercaya, serta analisis c. Kata Pengantar
yang objektif. d. Abstrak
2. Pendapat-pendapat yang dikemukakan e. Daftar Isi
berdasarkan fakta dan tidak berdasarkan f. Daftar Gambar/tabel (jika ada)
imajinasi, perasaan, atau pendapat yang g. Bab I Pendahuluan
bersifat subjektif. 1. Latar belakang masalah
3. Ragam bahasa yang digunakan bersifat 2. Perumusan masalah
lugas: 3. Tujuan penulisan
• Menggunakan kalimat efektif. h. Bab II Landasan Teori
• Tidak m enggunak an kata-k ata i. Bab III Metodologi Penelitian
bermakna ambigu (makna ganda).
1. Metode penelitian
• Tidak menggunakan kata-kata yang
2. Jenis penelitian
bermakna konotatif (bukan makna
3. Populasi dan sampel penelitian
sebenarnya).
4. Teknik pengumpulan data

C. Karakteristik Karya Tulis 5. Teknik analisis data


j. Bab IV Hasil Penelitian
1. Merupakan hasil kajian literatur dan laporan
k. Bab V Kesimpulan dan Saran
pelaksaan suatu kegiatan di lapangan.
1. Kesimpulan
2. Menunjukkan pemahaman penulis tentang
Berisi jawaban dan permasalahan
masalah yang dikaji secara teoritis dengan
dalam bentuk ikhtisar dari perma-
kemampuan penulis dalam menerapkan
salahan.
prosedur dan teori.

18
2. Saran 6. Daftar Tabel/Gambar, yaitu lembar
Saran yang dimaksud di sini mer- halaman yang menjadi petunjuk pokok
upakan usul atau pendapat dari tabel atau gambar yang terdapat dalam
penulis yang mengacu pada materi karya tulis beserta nomor halaman.
pembahasan. 7. Bab I pendahuluan, yaitu bab
l. Daftar Pustaka pembukaan sebuah karya tulis yang
Merupakan acuan dalam penulisan karya terdiri atas latar belakang masalah,
tulis, baik dari buku, surat kabar, internet, perumusan masalah, dan tujuan
dan sumber tertulis lainnya. penulisan karya tulis.
m. Lampiran-lampiran 8. Bab II Landasan Teori, yaitu bab yang
menguraikan dasar teori yang diguna-
Keterangan:
kan penulis dalam membuat karya tulis.
1. Judul, yaitu nama yang dipakai dalam
9. Bab III Metodologi Penelitian, yaitu bab
karya tulis yang menyiratkan secara
yang berisi seputar metode penelitian,
pendek isi atau maksud dari karya tulis
jenis penelitian, populasi dan sampel
tersebut.
penelitian, teknik pengumpulan data,
2. Halaman Pengesahan, yaitu halaman serta teknik analisis data.
dalam karya tulis yang berisi tanda
10. Bab IV Hasil Penelitian, yaitu bab yang
tangan pengesahan pihak terkait.
menguraikan hasil dari penelitian yang
3. Kata Pengantar, yaitu uraian yang dilakukan oleh penulis.
berisi pengantar suatu karya tulis,
11. Bab V Kesimpulan dan Saran, yaitu
misalnya ucapan puji syukur atau
bab yang berisi kesimpulan dan saran
ucapan terima kasih.
penulis atas penelitian yang dilakukan.
4. Abstrak, yaitu ikhtisar atau ringkasan
12. Daftar Pustaka, yaitu daftar judul
sebuah karya tulis.
buku, nama pengarang, penerbit,
5. Daftar Isi, yaitu lembar halaman yang dan sebagainya, yang dijadikan acuan
menjadi petunjuk pokok isi karya tulis dalam membuat karya tulis.
beserta nomor halaman.
13. Lampiran, yaitu lembar tambahan yang
dilampirkan penulis.

19
Bab 5
Resensi

A. Pengertian • Kelebihan dan kekurangan buku


dapat juga tidak diulas secara lengkap
• Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu berdasarkan keseluruhan unsur
revidere atau resencere yang berarti melihat intrinsiknya, tetapi dinilai berdasarkan
kembali, menilai, atau menimbang. unsur intrinsik yang paling menonjol.
• Resensi adalah ulasan yang berisi penilaian e. Nilai Buku
atau pertimbangan terhadap buku.
Pada bagian ini, penulis resensi memberikan
penilaian atau informasi kepada pembaca,
B. Unsur-unsur Resensi
seperti apa fungsinya membaca buku
• Unsur-unsur penyusunan resensi adalah tersebut, hal-hal atau nilai-nilai apa yang
sebagai berikut: diperoleh pembaca setelah membaca
buku, dan siapa yang seharusnya
a. Judul Resensi
membaca buku tersebut. Penilaian ini
b. Identitas Buku bertujuan memberikan pengetahuan atau
1. Judul buku, memperkenalkan kepada khalayak agar mau
2. Pengarang, membaca buku yang diresensi tersebut.

3. Penerbit dan tahun terbit, f. Simpulan dan Saran


4. Ukuran buku dan ketebalan buku Bagian ini berisi simpulan dari resensi dan
(jumlah halaman). saran penulis resensi terhadap buku yang
dibuat resensinya.
c. Ringkasan atau Ikhtisar Buku
• Untuk jenis buku fiksi, ringkasan buku C. Prinsip-prinsip Resensi
sesuai dengan alur yang dibangun oleh
pengarang. Dalam membuat resensi buku perlu
• Sedangkan, untuk buku nonfiksi, diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu:
ringkasan buku mencerminkan hal-hal 1. Objektif,
pokok, bab, atau subbab yang penting. 2. Singkat, jelas, lugas, dan jujur,
d. Kelebihan dan Kekurangan Buku 3. Langsung pada sasaran,
4. S es u a i deng an k eadaa n dan
• Kelebihan dan kekurangan buku dinilai
kemampuan pembaca.
berdasarkan unsur-unsur intrinsiknya,
seperti tema, latar, alur, penokohan,
dan gaya bahasa penulis cerita.

20
D. Tujuan Meresensi Buku 2. Kenali latar belakang penulisan buku dengan
membaca pengantar yang ada di dalamnya,
1. Memberikan informasi atau pemahaman baik pengantar dari penulis buku, penerbit,
yang komprehensif tentang apa yang maupun dari seorang pakar apabila ada.
tampak dan terungkap dalam sebuah buku. 3. Bacalah seluruh isi buku sampai tuntas,
2. Mengajak pembaca untuk memikirkan, komprehensif, dan cermat mulai dari kata
merenungkan, dan mendiskusikan lebih pengantar sampai pada bab akhir.
jauh fenomena atau problema yang muncul 4. Buatlah sinopsis atau ikhtisar isi buku
dalam sebuah buku. berdasarkan catatan dan tanda khusus
3. Memberikan pertimbangan k epada yang telah dibuat. Usakan sinopsis maupun
pembaca apakah buku itu pantas mendapat ikhtisar benar-benar mewakili isi buku.
sambutan dari masyarakat atau tidak. 5. Lakukan penilaian terhadap buku yang
4. Menjawab pertanyaan yang timbul jika diresensi dengan menunjukkan keunggulan
seseorang melihat buku yang baru terbit. dan kelemahannya, baik dari segi bahasa,
5. Untuk mengetahui identitas buku yang pembatasan bab, kerangka penulisan,
patut dibaca, mulai dari judul buku, penulis, sistematika, bobot ide, maupun aspek teknis
penerbit, tahun terbit, dan tebal buku. lainnya.
6. Buatlah kerangka resensi sebelum menulis
resensi secara utuh.
E. Langkah-langkah Meresensi
7. Segeralah menulis resensi dengan berpedoman
Buku
pada hal-hal yang telah disiapkan.
1. Lakukan penjajakan terhadap buku yang 8. Koreksi kembali resensi yang telah dibuat
akan diresensi dengan membaca judul, dari segi bahasa dan isi, termasuk penge-
memerhatikan halaman identitas buku tikannya. Lakukan revisi apabila diperlukan.
yang meliputi penerbit, tahun penerbitan,
serta baca isi buku secara sekilas dengan
memerhatikan daftar isi.

21
Bab 6
Puisi

A. Pengertian Puisi 3. Rima atau unsur bunyi/sajak


Rima adalah pengulangan bunyi yang
• Puisi adalah sebuah karya sastra yang berselang, baik dalam larik sajak maupun
menggunakan bahasa kata yang indah pada akhir larik sajak.
dan penuh dengan makna. Bahasa yang Adanya pengulangan bunyi atau rima dapat
digunakan bersifat konotatif atau bukan menimbulkan kemerduan puisi sehingga
makna yang sebenarnya. dapat memberikan efek terhadap makna
• Umumnya, puisi berbentuk monolog yang nada dan suasana dari puisi tersebut.
berisi curahan hati, pikiran, atau imajinasi 4. Citraan atau imajinasi
seseorang.
Untuk memancing imajinasi pembaca
B. Unsur-unsur Puisi maka penyair sering menggunakan kata
atau kelompok kata yang mengungkapkan
Dalam buku Teori dan Apresiasi Puisi (1995), pengalaman imajinasi.
seorang Herman J. Waluyo secara garis besar, Kata atau kelompok kata yang digunakan
unsur atau struktur puisi dikelompokkan menjadi memberikan kesan-kesan terhadap pan-
dua macam, yaitu: caindra dalam jiwa pembaca. Jenis citraan
a. Unsur Fisik Puisi dari puisi, yaitu:
1. Citraan pandang
1. Diksi 2. Citraan dengar
Diksi ialah pemilihan kata yang tepat. 3. Citraan rasa
Suasana, perasaan, serta keindahan 4. Citraan kecap
dari sebuah puisi dapat dicapai dengan
b. Unsur Batin Puisi
penggunaan pilihan kata yang tepat.
1. Tema
2. Majas
Ide atau gagasan menduduki tempat utama
Majas merupakan sebuah gaya bahasa yang di dalam cerita.
juga sering disebut bahasa kias. Dalam me- Hanya ada satu tema dalam satu puisi,
nyampaikan ide dalam puisinya, sering kali walaupun puisinya panjang.
pengarang menggunakan kiasan, yakni ti-
dak secara langsung mengungkapkan suatu 2. Rasa
makna, namun digunakan perumpamaan Rasa disebut juga arti emosional dari sebuah
kata yang lainnya. puisi.
Contoh: sedih, marah, heran, gembira.
22
3. Nada Jenis pantun berdasarkan isinya, di antaranya:
Adalah sikap penyair terhadap pembaca • Pantun anak-anak, yaitu pantun yang
melalui sebuah puisi. Nada tersebut dapat berisi suka cita atau kegembiraan.
berupa: • Pantun orang muda, yaitu pantun yang
• Mencaci berisi nasib dagang, perkenalan, asma-
• Merayu ra, perpisahan, beriba hati, dan jenaka.
• Merengek • Pantun orang tua, yaitu pantun yang
• Mengajak berisi nasihat, agama, dan adat istiadat.
• Menyindir, dan sebagainya.
2. Syair
4. Amanat
Syair adalah puisi lama yang berasal dari
Adalah pesan dari puisi yang ingin Arab. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
disampaikan oleh pengarang kepada • Satu bait terdiri atas empat baris.
pendengar atau pembaca puisinya. Pesan- • Satu baris ada delapan sampai dengan
pesan tersebut biasanya dihadirkan dalam dua belas suku kata.
ungkapan yang tersembunyi. • Baris pertama sampai dengan keempat
adalah isi.
C. Jenis-jenis Puisi • Berima atau bersajak a-a-a-a
a. Puisi Lama
• Puisi lama dikenal juga dengan nama puisi
terikat, yaitu puisi yang diciptakan pada Contoh
masa sebelum pujangga baru yang terikat
oleh aturan-aturan, seperti jumlah kata Ya Illahi Khalikul Bahri
dalam baris, jumlah baris dalam bait, jumlah Nasibku malang tidak pergi
suku kata maupaun rima. Ditinggalkan suami seorang diri
• Jenis-jenis puisi lama: Bakal sengsara setiap hari
1. Pantun
3. Karmina (pantun kilat)
Pantun adalah puisi lama yang memiliki ci-
ri-ciri sebagai berikut: Ciri-ciri karmina, yaitu:
• Ada dua baris dalam satu bait.
• Satu bait terdiri atas empat baris.
• Baris pertama adalah sampiran, sedangkan
• Satu baris terdiri atas delapan sampai
baris kedua adalah isi.
dengan dua belas suku kata.
• Sajak a-a
• Baris pertama dan kedua adalah sampiran.
• Baris ketiga dan keempat adalah isi.
• Berima atau bersajak a-b-a-b.
Contoh

Contoh Gendang gendut tali kecapi


Kenyang perut senanglah hati
Kalau ada jarum yang patah
Jangan simpan di dalam peti
Kalau ada kata yang salah
Jangan simpan di dalam hati

23
4. Gurindam 5. Sektet : terdiri atas enam baris dalam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal satu bait.
dari Tamil (India). 6. Septima : terdiri atas tujuh baris dalam
Ciri-ciri gurindam: satu bait.
• Satu bait terdiri atas dua baris. 7. Oktaf : terdiri atas delapan baris
• Baris pertama adalah sampiran, dalam satu bait.
sedangkan baris kedua adalah isi. 8. Soneta : terdiri atas sembilan baris
• Bersajak a-a. dalam satu bait.
• Berisi nasihat.
c. Pusi Bebas
• Ada hubungan kausal antara baris satu
dan dua. Yaitu, puisi yang tidak mengindahkan
aturan-aturan puisi, seperti rima, irama,
bait, dan baris.

Contoh Puisi bebas tidak lagi ditekankan pada


pemakaian kata yang indah dan tidak
efektif. Puisi bebas lebih ekspresif dengan
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir menggunakan pilihan diksi yang padat dan
Di situlah banyak orang yang tergelincir sarat makna.
Apabila dalam pantun ada ikatan aturan
persajakan, yaitu a b a b dan dalam syair
b. Puisi Baru
a a a a maka dalam puisi bebas tidaklah
• Puisi baru atau yang lebih dikenal demikian. Puisi bebas dapat menggunakan
sebagai puisi modern muncul pada persajakan a a a a, a b a b, a a b b, a a b
masa Pujangga Baru dan dipopulerkan c, a b c d, dan lain-lainnya sesuai dengan
oleh Angkatan 45, yang dipelopori kebutuhan dan pilihan katanya.
oleh Chairil Anwar.
d. Puisi Kontemporer
• Puisi modern lahir dalam semangat
mencari kebebasan pengucapan Merupakan bentuk puisi kekinian. Puisi
pribadi yang tidak terikat dengan jenis ini tidak lagi dipandang sebagai karya
pola-pola estetika yang kaku atau sastra yang terikat oleh bentuk dan rima,
patokan-patokan yang membelenggu namun sebuah karya sastra yang dibuat
kebebasan penyair. untuk menyampaikan gagasan, kritik, atau
sindiran dari penulis tentang kehidupan di
• Puisi baru terdiri atas:
sekitarnya.
1. Distikon: terdiri atas dua baris tiap bait, bi- Puisi ini mengandalkan pengucapan batin
asanya bersajak sama. puisi daripada makna puisi.
2. Tersina : terdiri atas tiga baris dalam Berdasarkan isinya, puisi kontemporer
satu bait. terdiri atas:
3. Kuatren : terdiri atas empat baris
1. Epigram
dalam satu bait.
Puisi yang berisi ajaran hidup, baik
4. Kuin : terdiri atas lima baris dalam
tentang agama, sopan santun, sosial,
satu bait.
dan sebagainya.

24
2. Satire 5. Elegi
Puisi yang melukiskan kepincangan Puisi yang mengandung kesedihan
sosial dalam bentuk kritik dan sindiran. atau yang berisi ratapan.
3. Ode 6. Roman
Merupakan puisi yang berisi pujian Puisi yang berisi luapan cinta kepada
atau sanjungan kepada seseorang. kekasih.
4. Balada 7. Himne
Balada adalah kisah atau cerita yang Puisi yang berisi puji-pujian kepada
digubah ke dalam bentuk puisi. Tuhan.

25
Bab 7
Sastra Melayu Klasik

A. Pengertian Sastra Melayu 10. Bersifat universal (untuk umum atau dari
anak-anak sampai dewasa).
Klasik
• Sastra Melayu Klasik adalah sastra lama
C. Unsur-unsur Karya Melayu
yang lahir pada masyarakat lama atau
tradisional, yaitu masyarakat yang masih
Klasik
sederhana dan terikat dengan adat istiadat. a. Tema
• Sastra Melayu Klasik bermula pada abad ke- Tema adalah ide pokok yang mendasari
16 Masehi. Semenjak itu sampai sekarang, sebuah karya sastra Melayu klasik.
gaya bahasanya tidak banyak berubah. b. Penokohan/perwatakan
Penokohan atau perwatakan adalah
B. Sifat-sifat Sastra Melayu penggambaran sifat atau watak tokoh dalam
cerita.
Klasik
c. Latar (Setting)
1. Bersifat anonim atau tanpa nama Latar adalah keterangan mengenai waktu,
(pengarangnya tidak dikenal). ruang, dan suasana terjadinya lakuan atau
2. Disampaikan secara lisan, dari mulut ke mulut. cerita dalam sebuah karya sastra.
3. Bersifat statis (perubahan sangat lambat dan
d. Sudut Pandang
relatif tidak ada karya-karya baru).
Sudut pandang adalah posisi pengarang
4. Bersifat tradisional (masih mencerminkan
dalam menuliskan karya sastra
keterikatan terhadap aturan-aturan hidup
bermasyarakat secara kaku). e. Alur
5. Sumber cerita adalah cerita kerajaan atau Alur adalah adalah rangkaian peristiwa
keraton dan keluarga raja (istana sentris). yang saling berhubungan membentuk suatu
6. Bersifat kurang rasional (kejadian-kejadian cerita.
tidak masuk akal). f. Amanat
7. Bersifat didaktis (memberikan pendidikan Am anat adalah pesan yang ingin
kepada pembaca, baik moral maupun religius). d i s am p ai k an p en g ar a n g kep ad a
8. Bersifat simbolis (cerita disajikan dalam pembacanya.
bentuk lambang). g. Gaya Bahasa
9. Bersifat klasik imitatif/tiruan (kebiasaan tiru- Gaya bahasa adalah sarana sastra yang
meniru yang turun-temurun). amat penting karena hal inilah yang akan
membedakan antara pengarang yang satu
dengan yang lain.
27
D. Karakteristik Naskah Dongeng dibedakan menjadi:
1. Fabel, yaitu cerita atau dongeng tentang
Melayu Klasik kehidupan binatang yang berperilaku seperti
1. Dimulai dengan menceritakan asal-muasal manusia. Dongeng tentang kehidupan
tokoh utama. binatang ini dimaksudkan agar menjadi
2. Cerita selalu diawali dengan kata penghubung teladan bagi kehidupan manusia pada
yang menyatakan bahwa cerita tersebut tidak umumnya.
diketahui tempat dan waktu secara pasti. 2. Parabel, yaitu cerita atau dongeng tentang
Contoh: binatang atau benda-benda lain yang
Alkisah inilah cerita orang dahulu kala, hikayat mengandung nilai pendidikan. Ceritanya
namanya, terlalu indah-indah ceritanya... merupakan kiasan tentang pelajaran
3. Penggunaan kata-kata dalam cerita naskah kesusilaan dan keagamaan.
Melayu klasik memiliki ciri sebagai berikut: 3. Legenda, yaitu dongeng yang dihubungkan
• Penggunaan kosakata yang pada saat dengan keajaiban alam, atau kepercayaan
ini tidak lazim dipergunakan dalam mengenai terjadinya suatu tempat, dan
berbahasa Indonesia. setengah mengandung unsur sejarah.
Contoh: 4. Mite, yaitu dongeng yang berhubungan
... menghibur hati yang masgul (sedih). dengan cerita jin, peri, roh halus, dewa,
• Penggunaan kata penghubung maka dan hal-hal yang berhubungan dengan
dalam awal kalimat. kepercayaan animisme.
Contoh: Mite dipercayai oleh masyarakat sebagai
Maka, titah sang Nata, “Yayi Suri, telah cerita yang benar-benar terjadi.
sebenarnya seperti kata Adinda itu.” 5. Sage, yaitu dongeng yang mengandung unsur
• Penggunaan diksi atau pilihan kata yang sejarah meskipun tidak seluruhnya. Sage juga
kurang tepat. tidak terlepas dari fantasi dan imajinasi.
Contoh: b. Hikayat
Maka, dikarang oleh segala orang yang
Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang
bijaksana prama kawi.
artinya cerita. Hikayat mengisahkan kebesaran
• Penggunaan kalimat yang tidak efektif.
dan kepahlawanan orang-orang ternama, para
Contoh:
raja, atau para orang suci di sekitar istana
Sebermula pada zaman dahulu ada
dengan segala kesaktian, keanehan, dan
raja di Tanah Jawa empat bersaudara,
muzizat tokoh utamanya. Hikayat kadang mirip
terlalu amat besar kerajaannya.
cerita sejarah atau riwayat hidup seorang
4. Terbitan dan cetakannya tidak berangka tahun.
tokoh besar dalam sejarah.
5. Sangat kental dengan pengaruh islam.
6. Cerita hidup di tengah-tengah masyarakat dan c. Tambo
diceritakan secara lisan dari mulut ke mulut. Tambo adalah cerita sejarah, yaitu cerita
tentang kejadian atau asal-usul keturunan raja.
E. Jenis-jenis Sastra Melayu d. Wira Carita (Cerita Kepahlawanan)
Klasik Wira carita adalah cerita yang pelaku utamanya
a. Dongeng adalah seorang kesatria atau pahlawan yang
gagah berani, pandai berperang, dan selalu
Dongeng adalah karya sastra berbentuk
memperoleh kemenangan.
prosa cerita yang isinya hanya khayalan atau
hanya ada dalam fantasi pengarang.
26
Bab 8
Wawancara

A. Pengertian Wawancara 1. Wawancara individual


Yaitu, wawancara yang dilakukan seseorang
• Kegiatan wawancara merupakan bentuk pewawancara dengan responden tunggal
tanya jawab antara orang yang mencari atau wawancara secara perseorangan.
informasi atau pewawancara dengan
narasumber. 2. Wawancara kelompok

• Tujuan wawancara, yaitu: Yaitu, wawancara yang dilakukan terhadap


sekelompok orang dalam waktu bersamaaan.
1. Memperoleh informasi atau data
penelitian 3. Wawancara konferensi
2. Memperoleh opini Yaitu, wawancara antara seorang pewancara
3. Memperoleh biografi dengan sejumlah responden atau sebaliknya.
4. Memperoleh cerita • Berdasarkan keterbukaan informasinya,
wawancara dibagi menjadi dua, yaitu:
B. Jenis-jenis Wawancara 1. Wawancara terbuka

• Berdasarkan cara pelaksanaannya, Yaitu, wawancara yang terbuka untuk


wawancara dibagi dua, yaitu: umum, artinya orang lain dapat hadir dan
menyaksikan proses wawancara. Wawancara
1. Wawancara terstruktur/terpimpin
jenis ini, pertanyaannya yang diajukan tidak
Adalah wawancara secara terencana yang terbatas (tidak terikat) jawabannya.
berpedoman pada daftar pertanyaan yang
telah dipersiapkan sebelumnya. 2. Wawancara tertutup

Wawancara terstruktur lebih efektif, karena: Yaitu, wawancara yang orang lain tidak dapat
• Pertanyannya sesuai dengan urutan, hadir untuk menyaksikan proses wawancara.
Wawancara jenis ini, pertanyaan yang
• Tidak ada informasi yang terlewatkan,
diajukan terbatas jawabannya.
• Wawancara lebih lancar.
2. Wawancara tak terstruktur/bebas C. Langkah-langkah Wawancara
Adalah wawancara yang tidak berpedoman
pada daftar pertanyaan. Langkah-langkah dalam melakukan
wawancara, yaitu:
• Berdasarkan jumlah narasumber yang 1. Menentukan tema atau topik.
diwawancarai, wawancara dibagi menjadi 2. Mempelajari masalah yang berkaitan
tiga, yaitu: dengan tema wawancara.

28
3. Membuat daftar atau garis besar 4. Mulailah dengan pertanyaan ringan (untuk
pertanyaan yang akan diajukan. narasumber yang punya banyak waktu),
4. Menent uk an nar as um ber dan namun langsung ke persoalan inti untuk
mengetahui identitasnya. narasumber yang tidak punya waktu banyak
untuk melakukan wawancara.
5. Menghubungi dan membuat janji
dengan narasumber. 6. Hindari pertanyaan yang sifatnya menggurui,
pribadi, dan bersifat interogatif atau
6. Mempersiapkan peralatan untuk
terkesan memojokkan narasumber.
wawancara (peralatan menulis atau
alat perekam). 7. Dengarkan dengan baik jawaban yang
disampaikan narasumber. Boleh diingatkan
6. Melakukan wawancara.
secara halus apabila narasumber lari dari
7. Mencatat pokok-pokok hasil wawancara.
topik yang dibicarakan
8. Menyusun laporan hasil wawancara.
8. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan
baru yang muncul dari penjelasan
D. Etika Wawancara narasumber.

1. Datang tepat waktu. 9. Setelah seluruh pertanyaan diajukan, jangan


lupa memberikan kesempatan kepada
2. Perhatikan penampilan, bersikap santun,
narasumber untuk menjelaskan hal-hal yang
wajar, dan ramah.
mungkin belum ditanyakan.
3. Perkenalkan masalah yang akan ditanyakan
10. Usai wawancara, sampaikan ucapan terima
sehingga narasumber tahu alasan dirinya
kasih kepada narasumber.
dijadikan narasumber.

29
Bab 9
Bentuk Kata

Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat


berdiri sendiri dan memiliki arti. Bentuk kata dike-
nal juga dengan istilah morfem. Morfem terbagi Catatan
menjadi dua, yaitu:
berikut catatan untuk prefiks me-
• Morfem bebas adalah morfem atau bentuk
• Bila dipasangkan dengan kata dasar
kata yang bisa berdiri sendiri. Contoh: duduk,
berfonem awal huruf vokal (a, i, u,
main, dan cantik.
e, o), k, g, dan h akan mengalami
• Morfem terikat adalah morfem yang tidak morfofonemis (perubahan fonem)
bisa berdiri sendiri. Contoh: me-, -an, ter-, menjadi meng-. Contoh: menghilang,
non-, antar-, pasca-, dan pra-. mengajar, menggila.
• Bila dipasangkan dengan kata dasar
A. Afiksasi berfonem awal l, m, n, r, ng, ny, w,
dan y awalan me- tidak mengalami
Afiksasi adalah pengimbuhan. Imbuhan perubahan. Contoh: melawan,
(afiks) adalah morfem terikat. Terdapat enam merasa, memakan, menyanyi.
jenis afiksasi (imbuhan), yaitu: • Bila dipasangkan dengan kata
dasar berfonem awal d, t, c, dan
a. Awalan (Prefiks) j akan mengalami morfofonemis
Awalan adalah bentuk terikat yang dilekatkan menjadi men-. Contoh: mendobrak,
di depan sebuah kata dasar atau bentuk dasar. mencontoh, menjadi.
Dalam bahasa Indonesia, awalan terdiri atas • Bila dipasangkan dengan kata dasar
me-, ber-, ter-, ke-, se-, di-, dan pe-. berfonem awal p, b, dan f akan
mengalami morfofonemis menjadi
mem- . Contoh : membanting,
memindah, membaca.
Contoh • Bila dipasangkan dengan kata dasar
berfonem awal s dan sy akan mengalami
morfofonemis menjadi meny-. Contoh:
me(N) + potong = memotong menyapu, menyikut, menyatu.
ber + nyanyi = bernyanyi • Bila dipasangkan dengan kata dasar
pe(N) + hapus = penghapus bersuku satu akan mengalami
morfofonemis menjadi menge-.
ter + baik = terbaik
Contoh: mengebom.

30
Masing-masing imbuhan memiliki fungsi dan • Pelaku tindakan seperti yang tersebut
makna tersendiri, yaitu: dalam kata dasar, contoh: penerjemah,
1. Prefiks me- pencukur, pemukul, penendang.
Berfungsi membentuk kata kerja. Makna • Menyatakan alat untuk mengerjakan
gramatikalnya adalah sebagai berikut: sesuatu, contoh: penggaris, penghapus,
• Melakukan perbuatan/tindakan seperti pewarna, pelicin.
yang termuat dalam kata dasarnya, • Menyatakan “Orang yang pekerjaannya
contoh: melompat, menyanyi. ...”, contoh: pelukis, pesuruh, pengajar,
• Membuat atau menghasilkan apa yang petani, pelaut.
dimuat dalam bentuk dasar, contoh: • Menyatakan “Orang yang sifatnya ....”,
menyambal, menggulai. contoh: pemalas, periang, pendiam.
• Mengerjakan dengan alat, contoh: • Menyatakan orang yang gemar/sering
mengunci, menggunting, mencangkul. melakukan sesuatu yang tersebut pada
• Menjadi atau dalam keadaan, contoh: kata dasar, contoh: pendusta, pencuri,
menurun, menguap, membatu. pemabok, penipu.
• Menuju ke tempat yang tersebut dalam
4. Prefiks ter-
kata dasar, contoh: menepi, melaut.
Berfungsi membentuk kata kerja, kata sifat
• Mencari atau mengumpulkan, contoh:
(superlatif), kata benda, dan menyatakan
merotan, mendamar.
keterangan aspek. Makna gramatikalnya
2. Prefiks ber- adalah sebagai berikut:
Berfungsi membentuk kata kerja. Makna • Menyatakan suatu perbuatan yang tidak
gramatikalnya adalah sebagai berikut: sengaja atau terjadi secara tiba-tiba
• Mem punyai, contoh : berum ah, (aspek spontanitas), contoh: terinjak,
bersuami. termakan, terjatuh.
• Memakai, contoh: berbaju, bersepatu. • Menyatakan suatu perbuatan telah
• Berada dalam keadaan, contoh: selesai dilaksanakan (aspek perfektif),
bergembira, berpadu, bersedih. contoh: terciduk, tertulis, tertangkap.
• Menyatakan jumlah yang tersebut pada • Menyatakan perbuatan yang sedang
bentuk dasar, contoh: berdua, bertiga, atau terus berlangsung (aspek
berempat. kontinuatif), contoh: terpasang,
• Menyatakan perbuatan yang berbalasan terapung, tersambung.
atau resiprok, contoh: berkelahi, • Menyatakan dapatdi- (aspek potensialis),
bersalaman. contoh: terjangkau, terangkat.
• Mengadakan atau mengerjakan, contoh: • Menyatakan tingkat paling (aspek
berkebun, bersawah. superlatif), contoh: terbaik, terbesar,
• Menghasilkan atau mengeluarkan, tercantik, tersukses.
contoh: bertelur, berbunga. • Menyatakan “Orang/benda yang di-”,
• Mengendarai, menaiki, atau menum- contoh: tersangka, tertuduh, tertimpa.
pang sesuatu, contoh: bersepeda, b. Sisipan (Infiks)
bermobil.
Sisipan adalah morfem terikat yang dilekatkan
3. Prefiks pe- di tengah bentuk dasar. Ada empat infiks yang
Berfungsi membentuk kata benda. Makna kita kenal, yaitu –el–, –er–, –em–, dan –in–.
gramatikalnya adalah sebagai berikut:

31
biasa dipakai bersama-sama adalah: me-kan,
memper-kan, diper-kan, ter-kan, ber-kan, dan
Contoh lain-lain.

tunjuk + –el– = telunjuk


Contoh
tapak + –el– = telapak
sabut + –er– = serabut
suling + –er– = seruling Melepaskan, dilepaskan, memperbaiki,
kuning + –em– = kemuning mempertinggi, memperhatikan.
kilau + –em– = kemilau Imbuhan gabung berbeda dengan
kerja + –in– = kinerja konfiks. Gabungan imbuhan di sini tetap
sambung + –in– = sinambung mempertahankan identitas/arti dan
fungsinya masing-masing. Sebaliknya,
bentuk-bentuk konfiks tidak dapat
c. Akhiran (Sufiks)
ditafsirkan secara tersendiri, tetapi
Akhiran adalah bentuk terikat yang dilekatkan
bersama-sama membentuk satu arti
di belakang suatu kata dasar maupun kata
dan bersama-sama pula membentuk
jadian. Akhiran dalam bahasa Indonesia, di
satu fungsi.
antaranya –an, –nya, dan i.
Selain sebagai sufiks, akhiran –nya juga bisa
f. Imbuhan Serapan
menjadi enklitik, yaitu klitika (kata ganti)
yang terletak di akhir, menyatakan kata ganti Imbuhan serapan adalah imbuhan yang
orang ketiga. diserap dari bahasa lain, baik bahasa daerah
Contoh: maupun bahasa asing. Imbuhan serapan, di
Toni bersedih karena perusahaannya disita antaranya adalah sebagai berikut:
oleh pengadilan. 1. Akhiran –man, –wan, –wati
2. Akhiran –i, –iah, –wi
d. Konfiks
3. Akhiran –isme, –isasi, –is
Konfiks adalah morfem terikat yang terjadi
Contoh:
dari gabungan dua macam imbuhan yang
Wartawan, duniawi, ekonomis, globalisasi.
bersama-sama membentuk satu arti.
1. Konfiks ke-an
ke- + aman + -an = keamanan B. Reduplikasi
2. Konfiks pe-an dan per-an
Reduplikasi adalah bentuk kata ulang yang
per- + tahan + -an = pertahanan
secara sederhana merupakan bentuk kata
3. Konfiks ber-an
yang diulang.
ber- + salam + -an = bersalaman
Prinsip dasar kata ulang adalah kata tersebut
e. Imbuhan Gabung berasal dari kata dasar yang diulang. Proses
Gabungan imbuhan adalah pemakaian perulangan tidak mengubah jenis (kelas) kata
beberapa imbuhan sekaligus pada suatu kata dan bentuk kata dasarnya lazim dipakai.
dasar, yang masing-masing mempertahankan
arti dan fungsinya. Imbuhan-imbuhan yang

32
Contoh: Contoh:
• Mobil-mobilan, kata dasar mobil bukan Teka-teki, laba-laba, kura-kura, mondar-
mobilan. mandir, hiruk-pikuk, paru-paru, lumba-
• Sayur-mayur, kata dasar sayur bukan lumba, baling-baling, dan sebagainya.
mayur.
Kata ulang secara umum terdiri atas kata
ulang utuh, kata ulang berimbuhan,
C. Kata Majemuk
kata ulang sebagian, dan kata ulang Kata majemuk adalah gabungan dua kata
berubah bunyi. atau lebih yang memiliki struktur tetap, tidak
a. Kata Ulang Utuh dapat disisipi kata lain. Kedua kata tersebut
Kata ulang utuh adalah bentuk kata yang melebur menjadi satu dan mempunyai
diulang secara utuh atau penuh sesuai makna yang baru.
dengan kata dasarnya. Contoh:
Contoh: Mahasiswa, meja makan, lemah lembut,
Siswa-siswa (kata dasar siswa) rumah sakit, kacamata, besar kepala, dan
Anak-anak (kata dasar anak) lain-lain.
b. Kata Ulang Berimbuhan
Kata ulang berimbuhan adalah bentuk kata D. Jenis Kata
yang diulang dengan mendapat imbuhan.
Terdapat perbedaan pandangan antara
Contoh:
tradisional dengan struktural mengenai jenis
Lari-larian (lari), buah-buahan (buah). kata yang ada.
c. Kata Ulang Sebagian Menurut pandangan tradisional, kata terdiri
atas sepuluh jenis, yaitu:
Kata ulang sebagian adalah bentuk kata
1. Kata kerja (verb),
ulang yang terjadi pada sebagian bentuk kata
2. Kata benda (nomina),
dasarnya saja.
3. Kata sifat (adjektiva),
Contoh:
4. Kata bilangan (numeralia),
Tali-temali (tali), lelaki (laki-laki), dedaunan 5. Kata depan (preposisi),
(daun). 6. Kata ganti (pronominal),
d. Kata Ulang Berubah Bunyi 7. Kata sambung (konjungsi),
8. Kata seru (interjeksi),
Kata ulang berubah bunyi adalah bentuk
9. Kata sandang (artikel),
perulangan kata dengan perubahan
10. Kata keterangan (adverb).
konsonan atau vokal pada bentuk dasar
kata yang diulang tersebut. Sedangkan, menurut padangan struktural,
Contoh: jenis kata terbagi menjadi lima, yaitu:
Sayur-mayur (sayur), serta-merta (serta). 1. Kata kerja (verb),
2. Kata benda (nomina),
e. Kata Semu Bukan Kata Ulang
3. Kata sifat (adjektiva),
Bentuk kata yang diulang, tetapi tidak 4. Kata bilangan (numeralia), dan
mempunyai kata dasar. 5. Kata depan (preposisi).
Jadi, kata semu bukan kata ulang.

33
Bab 10
Pidato

A. Pengertian Pidato b. Metode Impromtu (Spontan/Serta Merta)


Yaitu, metode pidato dimana orator dalam
• Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara atau menyampaikan pidatonya tanpa persiapan
berorasi di depan umum guna menyatakan dan hanya mengandalkan pengalaman dan
pendapatnya atau guna memberikan wawasan.
gambaran tentang suatu hal. Metode ini biasanya dilakukan dalam
• Secara umum, pidato dilakukan untuk me- keadaan darurat atau mendadak sehingga
nyampaikan pesan kepada pihak lain, baik m etode ini hanya m enganda lk an
secara langsung maupun tidak langsung. pengalaman dan wawasan dari orator.
• Pesan yang dinyatakan secara langsung
c. Metode Naskah
umumnya dalam bentuk ajakan dan
Yaitu, metode dimana dalam melakukan
imbauan. Sedangkan, pesan yang tidak
pidato, orator menggunakan naskah yang
langsung umumnya tersirat dalam setiap
telah dibuat sebelumnya. Metode pidato ini
pernyataan.
umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
d. Metode Ekstemporan
B. Tujuan Pidato
Yaitu, berpidato dengan membawa catatan
1. Memengaruhi orang lain agar mau kecil yang berupa garis besar dari isi pidato.
mengikuti kemauan kita dengan suka rela
(persuasif). D. Menulis Teks atau Naskah
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi
Pidato
pada orang lain (informatif).
3. Membuat orang lain senang dengan pidato Sistematika dalam menulis teks atau naskah
yang menghibur (rekreatif). pidato secara umum sebagai berikut.
4. Meyakinkan pendengar (argumentatif). 1. Menentukan tema pidato.
2. Menyusun kerangka pidato.

C. Metode Pidato Contoh kerangka pidato:


i. Pembukaan dengan salam pembuka.
a. Metode Menghafal ii. P e n d ah ul u a n y an g s e d i k i t
Yaitu, metode pidato dimana naskah menggambarkan isi.
pidato dibuat terlebih dahulu, kemudian iii. Isi atau materi pidato secara sistematis:
menghafalkannya kata per kata. • Maksud,

34
• Tujuan, 2. Menganalisis situasi dan pendengar
• Sasaran, dengan mengajukan pertanyaan, misalnya
• Rencana, siapa pendengarnya, jenis kelamin, usia,
• Langkah, dan lain-lain. pendidikan, dan sebagainya.
iv. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, 3. Mengumpulkan bahan berdasarkan
salam penutup). pengalaman, imajinasi, hasil penelitian,
3. Mengembangkan kerangka menjadi teks buku bacaan, media massa, maupun media
elektronik.
4. Menyunting teks pidato yang ditulis.
4. Memahami dan menghayati materi pidato.

E. Jenis-jenis Pidato 5. Membuat kerangka pidato, kemudian


mengembangkannya menjadi naskah
a. Pidato Pembukaan pidato.
Adalah pidato singkat yang dibawakan oleh 6. Me n y a m p a i k an p i d a t o de ng an
pemandu acara. memerhatikan intonasi, lafal, dan sikap yang
b. Pidato Pengarahan tepat.
Adalah pidato yang berisi pengarahan pada
suatu pertemuan. G. Ciri-ciri Pidato yang Baik
c. Pidato Sambutan 1. Isi pidato harus objektif atau tidak memihak
Yaitu, pidato yang disampaikan pada suatu satu kelompok manapun.
acara kegiatan atau peristiwa tertentu
2. Isi pidato yang disampaikan dapat di-
yang dapat dilakukan oleh beberapa
pertanggungjawabkan kebenarannya.
orang dengan waktu yang terbatas secara
bergantian. 3. Isi pidato dan cara penyampaiannya jelas
dan mudah dimengerti.
d. Pidato Peresmian
4. Berisi hal-hal baru yang menarik.
Adalah pidato yang dilakukan oleh orang
yang berpengaruh untuk meresmikan 5. Menciptakan klimaks atau penutup pidato
sesuatu. dengan uraian penting.
6. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik
e. Pidato Laporan
dan benar.
Yaitu, pidato yang isinya melaporkan hasil
suatu tugas atau kegiatan. 7. Menyampaikan materi dengan intonasi dan
lafal yang jelas.
f. Pidato Pertanggungjawaban
Adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.

F. Langkah-langkah Berpidato
1. Menentukan tujuan dan tema atau topik
pidato. Hendaknya disesuaikan dengan
kemampuan diri serta memiliki nilai guna
bagi pendengar.

35
Bab 11
Diskusi

A. Pengertian Diskusi • Membuat dan menyajikan makalah


tentang permasalahan yang didiskusikan.
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi • Menjawab pertanyaan dari peserta dan
antara dua orang atau lebih/kelompok yang penyanggah.
bertujuan untuk bertukar pikiran secara
teratur dan terarah sehingga mendapatkan 4. Moderator
pengertian dan kesepakatan bersama. • Membuka diskusi.
• Mempersilakan panelis untuk berbicara.
B. Unsur-unsur Diskusi • Mengatur dan memimpin jalannya
diskusi agar berjalan dengan tertib dan
a. Unsur Manusia tetap pada topik.
1. Peserta • Membacakan kesimpulan diskusi.
• Mengikuti jalannya diskusi dari awal
b. Unsur Materi
sampai dengan akhir dan terbagi
menjadi tim afirmatif (pendukung), Yaitu, tema yang akan didiskusikan.
oposisi, dan netral, c. Unsur Fasilitas
• Mengajukan usul, pendapat, maupun Yaitu, properti yang digunakan dalam
komentar, diskusi.
• Meminta panelis untuk memberikan
pem buk tian, contoh, m aupun
C. Jenis Diskusi
perbandingan.
a. Diskusi Kelompok
2. Notulis/penulis
Yaitu, diskusi yang terdiri atas beberapa
• Mencatat jalannya diskusi dalam
kelompok orang, dan masing-masing
bentuk catatan singkat (notula),
kelompok mempunyai seorang ketua
• Membantu moderator mencatat pokok-
dan notulis. Dalam diskusi ini tidak ada
pokok diskusi dan menyusun laporan
pendengar.
diskusi.
b. Simposium
3. Pembicara/penyaji makalah/panelis
Simposium adalah bentuk diskusi dengan
• Berperan sebagai pembicara dalam
waktu relatif singkat dengan tujuan untuk
diskusi.
mengetahui berbagai aspek suatu masalah.

36
c. Diskusi Panel h. Brainstorming (Pengungkapan Pendapat)
Diskusi panel adalah pembahasan suatu Brainstroming adalah diskusi yang dilakukan
masalah yang menjadi perhatian umum untuk mengumpulkan pendapat, informasi,
yang dilakukan oleh beberapa orang panelis dan pengalaman semua peserta yang sama
di hadapan pendengar. Dalam diskusi panel, atau berbeda guna memecahkan suatu
pendengar tidak terlibat secara langsung, masalah.
tetapi berperan hanya sekadar peninjau Semakin tegas, aneh, dan berani sebuah
para panelis yang melaksanakan diskusi. gagasan atau pendapat, brainstorming
d. Seminar dianggap semakin baik.
Seminar membahas suatu permasalahan
yang diajukan oleh penyaji di bawah arahan D. Laporan Hasil Diskusi
atau bimbingan ahli/pakar.
a. Sistematika Laporan
Seminar dapat bersifat tertutup atau
terbuka. Seminar terbuka dapat dihadiri 1. Judul Laporan
oleh umum, tetapi mereka tidak ikut 2. Kata Pengantar
berdiskusi, melainkan hanya bertindak 3. Daftar Isi
sebagai peninjau. 4. Bab Perencanaan Diskusi
e. Konferensi 5. Bab Pelaksanaan Diskusi

Konferensi adalah pertemuan yang dise- 6. Bab Penutup Diskusi


• Kesimpulan
lenggarakan oleh suatu organisasi atau
• Saran
badan resmi sehubungan dengan masalah
tertentu. 7. Lampiran

f. Kolokium (Pertemuan Ahli) b. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam


Kolokium adalah bentuk diskusi yang meng- Menulis Laporan Diskusi
hadirkan para ahli sebagai narasumber 1. Penyajian laporan secara faktual
yang dapat mengoreksi atau meluruskan dan objektif dan menghindari unsur
suatu pembicaraan yang menyimpang dari subjektif.
persoalan yang menjadi pokok diskusi. 2. Laporan ditulis secara sistematis dan
g. Workshop atau Lokakarya kronologis.

Workshop adalah pertemuan sekelompok 3. Ditulis dengan bahasa yang jelas dan
orang dengan bidang pekerjaan yang sama. singkat.

Workshop dilakukan berkaitan dengan


masalah teknis pekerjaan mereka.

37
Bab 12
Bagan, Grafik, dan Tabel

A. Bagan
• Bagan adalah alat peraga untuk menyajikan
data atau gambaran secara analisis dan Contoh
statistik tentang proses terjadinya sesuatu.
• Bagan terdiri atas garis dan panah yang
menggambarkan jalannya suatu proses. Grafik Ketidakhadiran Siswa
SMP Cahaya Bulan
• Bagan berfungsi untuk menggambarkan
Agustus—November 2009
sesuatu hal secara ringkas, tetapi dapat
dipahami. 50
40
30
20
10
0
Contoh

Bagan Hubungan Hipernim dan Hiponim

Warna
C. Tabel
Tabel adalah daftar ikhtisar sejumlah data
Merah Hijau Biru dan informasi yang biasanya berupa kata
atau bilangan urut ke bawah dalam lajur
Keterangan: dan deret tertentu dengan garis pembatas
Hipernim adalah kata umum, sedangkan sehingga mudah disimak.
hiponim adalah kata khusus. Merah, hijau,
dan biru merupakan hiponim dari hipernim
warna. Contoh

INDEKS PEMAIN INGGRIS


B. Grafik PIALA DUNIA 2010
• Grafik adalah lukisan pasang surut suatu No. Nama Laga Nilai
keadaan dengan garis atau gambar. 1. Jerman Defoe 3 62,47
• Grafik berfungsi menyampaikan ide yang 2. S. Wright Phillips 3 61,09
kompleks secara lebih mudah dan efektif.
3. Steven Gerrard 4 60,98
• Grafik membandingkan antara dua atau
4. Jhon Terry 4 60,48
lebih variabel.

38
2. Memerhatikan keterangan yang terda-
pat dalam gambar tersebut.
5 Matthew Upson 2 60,21 3. Perhatikan setiap perbedaan dari
6 Emile Heskey 4 60,15 masing-masing gambar.
7 Ashley cole 4 59,58 4. Ajukan pertanyaan dan temukan
8. James Milner 4 59,40 jawabannya.
9. David James 3 59,28
10. Jamie Carragher 2 59,04
11. Wayne Rooney 4 58,87
12. Frank Lampard 4 58,58 Contoh
13. Aaron Lennon 2 57,64
14. Gareth Barry 3 57,50
15. Ledley King 1 57,50 Nilai Tukar Dolar AS Terhadap
Rupiah Rabu (24/2)
16. Glen Johnson 4 57,18
9.38
17. Joe Cole 2 55,45
9.36 9.358
18. Robert Green 1 51,67 9.34
9. 25 9.32 1
19. Peter Crouch 2 - 9.32 3 9.318
9.3
9. 92
9.28 2
9.26
9.24
18/2 19/2 22/2 23/2 24/2

D. Mengubah ke dalam Bentuk


Uraian Dari grafik di atas didapat informasi sebagai
• Menguraikan atau mengubah grafik, berikut:
tabel, dan bagan ke dalam kalimat berarti 1. Grafik di atas adalah grafik nilai tukar dolar
menerjemahkan gambar menjadi suatu
AS terhadap Rupiah mulai dari tanggal 18
wacana sehingga akan lebih mudah
dipahami. Februari hingga tanggal 24 Februari.
• Untuk dapat mengubah grafik, tabel, 2. Dari grafik terlihat bahwa nilai tukar tidak
dan bagan menjadi bentuk uraian, harus stabil dan terus mengalami naik turun.
diketahui dan dipahami informasi yang
terdapat di dalamnya terlebih dahulu. 3. Nilai tukar paling rendah tercatat pada
• Mencari dan menemukan informasi dalam tanggal 22, yaitu sebesar Rp9.292.
grafik, tabel, dan bagan dapat melalui 4. Sedangkan, jumlah tertinggi nilai tukar
beberapa tahap, yaitu:
tercatat pada tanggal 19 Februari, yaitu
1. Membaca dan memahami dengan sebesar Rp9.353.
benar mkasud dari judul grafik, tabel,
dan bagan.

39
BAHASA
INGGRIS

40
40
Bab 1
Reading Comprenhension
and Genre
A. Reading Comprehension
Catatan
Reading comprehension bisa diartikan sebagai 1. Main idea adalah pernyataan
pemahaman materi bacaan. Untuk menjawab umum (general statement) yang
soal-soal yang berdasarkan materi bacaan/teks mencakup keseluruhan paragraf.
maka diperlukan tips-tips untuk menjawab soal. 2. Main idea b ias an ya da pat
disimpulkan dari dua atau tiga
kalimat awal suatu paragraf.
Tips Menjawab Soal 3. Main idea biasanya berupa sebuah
kalimat, sedangkan topikberupa kata
• Tidak perlu membaca wacana secara
atau frase.
mendetail, kecuali memang diperlukan
dan waktunya cukup luang.
• Baca pertanyaan-pertanyaan terlebih
dahulu.
• Kenali bentuk-bentuk pertanyaannya. Tips Menjawab Soal
• Bacalah dua atau tiga kalimat awal
Ada beberapa bentuk pertanyaan yang biasa
setiap paragraf.
ditanyakan dalam “Reading comprehension”.
• Simpulkan topik atau main idea dari
Jenis-jenis pertanyaan itu adalah:
kalimat-kalimat tersebut.
a. Menanyakan Topik (Main Idea) • Bacalah bagian paragraf selanjutnya untuk
memastikanbahwakesimpulanyangdiambil
benar.
Contoh b. Menanyakan Informasi Tertentu dalam Teks

• What is the title of the text?


Apa judul teks tersebut?
• The passage of the text above tells us Contoh
about…
Bagian teks di atas menceritakan • Based of the text above, she works
tentang... at….
• The idea can be found in paragraph….  Berdasarkan teks di atas, dia bekerja
Topik dapat ditemukan dalam paragraf... di....

41
Tips Menjawab Soal Tips Menjawab Soal
 Cari kata-kata kunci (key words) da- Untuk pertanyaan tipe tiga, langkahnya
lam kalimat pertanyaan. sama dengan pertanyaan tipe dua, tetapi
 Temukan kata kunci tersebut dalam key words dicari di dalam masing-masing
wacana (paragraf ke berapa, baris ke pilihan jawaban.
berapa).
 Baca dengan teliti kalimat yang
d. Menanyakan Pengertian Vocabulary dalam
memuat kata-kata kunci tersebut.
Teks
 Carilah pilihan jawaban yang mer-
upakan pernyataan yang memuat
kata kunci.
Contoh
 Tinggalkan pilihan jawaban yang
nyata-nyata salah.
• The underlined word also means....
Kata yang digarisbawahi juga
c. Menanyakan Pernyataan yang Benar atau bermakna....
Salah Menurut Teks • Find a word in the text which has
the same meaning as “Opening”!
Temukan satu kata dalam teks yang
memiliki makna yang sama dengan
Contoh “Opening”!
• The word ‘Store’ here means....
• Which of the statements below is Kata ‘Store’ di sini bermakna....
not correct according to the text?
Manakah dari beberapa pernyataan
berikut yang tidak tepat menurut
teks?
• Which of the following statements Tips Menjawab Soal
are TRUE?
Manakah dari beberapa pernyataan 1. Lihat pilihan jawaban, pilih jawaban
berikut yang BENAR? yang mempunyai makna yang sama
• Which of the following statements dengan kosakata (vocabulary) yang
is FALSE? ditanyakan.
Manakah dari beberapa pernyataan 2. Bila tidak begitu yakin, ganti kosakata
berikut yang SALAH? yang ditanyakan dengan masing-mas-
ing pilihan jawaban yang diberikan.
Tinggalkan pilihan yang nyata-nyata
salah.

42
e. Menanyakan Reference suatu Kata Ganti Langkah menjawab pertanyaan jenis ini sama
(Pronoun) dengan langkah-langkah menjawab pertanyaan
jenis 1 (menanyakan topik atau main idea).

Contoh B. Genre (Tipe Wacana)


Berikut ini adalah tipe wacana yang perlu diketahui:
• In Indonesia, it is the Bank of a. Recount (Pengalaman)
Indonesia (paragraph 2). The word
• Teks recount: merupakan jenis teks yang
“It” refers to....
isinya melaporkan peristiwa, kejadian, atau
Di Indonesia, itu disebut Bank
kegiatan yang dialami seseorang.
Indonesia (paragraf 2). Kata “Itu”
• Tujuan: To tell past event (menceritakan
sama artinya dengan....
peristiwa yang telah terjadi pada seseorang
• We call this a computer program.
pada masa lampau.
The word “This” here means....
Kami menyebut ini sebuah program • Genericstructure(strukturutama)isiteks,yaitu:
komputer. Kata “Ini” bermakna.... 1. Orientation : pendahuluan atau
pembuka yang berupa pengenalan
tokoh, waktu, dan tempat.
2. Events: rangkaian kejadian/peristiwa.
Tips Menjawab Soal 3. Reorientation: penutup yang berupa
ungkapan-ungkapan yang menunjukkan
1. Temukan kata ganti (pronoun) peristiwa/kejadian yang sudah selesai.
tersebut dalam wacana (paragraf ke-
4. Komentar pribadi tentang peristiwa
berapa, baris keberapa).
yang diutarakan (tidak harus ada).
2. Carilah kata benda (noun) yang terletak
sebelum kata ganti (pronoun) tersebut. • Unsur kebahasaan:
3. Bacalah bagian wacana sebelum Menggunakan Simple Past Tense.
(pronoun) tersebut dengan hati-hati.
b. Procedure (Prosedur)
4. Tinggalkan pilihan jawaban yang
nyata-nyata salah. Teks procedure: umumnya berisi tips atau
langkah-langkah dalam membuat suatu
f. Menanyakan Tipe Wacana barang atau melakukan suatu aktivitas.
Teks prosedur dikenal juga dengan istilah
directory (petunjuk).
• Tujuan: memberi petunjuk tentang
Contoh langkah-langkah/metode/cara-cara
melakukan sesuatu.
What is the type of the text? • Generic structure:
(Apakah jenis teks tersebut?) 1. Goal: tujuan kegiatan.
What does the text convey? 2. Materials: bahan-bahan yang
(Apa yang disampaikan teks tersebut?) dibutuhkan untuk membuat suatu
barang/melakukan suatu aktivitas.
3. Steps: langkah-langkah proses
pengerjaan.
43
• Unsur kebahasaan: • Generic structure:
Menggunak an kalimat perintah 1. Orientation: pengenalan tokoh, tempat,
(imperative), misalnya: go, sit, don’t dan waktu.
mix, dan sebagainya. 2. Complication/crisis : pemunculan
Me ng g un ak a n k at a-k ata yang masalah.
menunjukkan urutan kegiatan, seperti:
3. Resolution: penyelesaian masalah.
first, second, then, next, dan lain-lain.
4. Reorientation: penutup, berisi ungkapan
yang menunjukkan bahwa cerita sudah
c. Descriptive (Deskripsi)
berakhir (boleh ada, boleh tidak).
• Teks descriptive: mendeskripsikan tentang
5. Coda: perubahan yang terjadi pada tokoh
seseorang, benda, atau binatang dengan cara
cerita dan pelajaran yang dapat diambil
spesifik.
dari cerita (boleh ada, boleh tidak).
• Tujuan: menggambarkan seseorang, suatu
• Unsur Kebahasaan:
tempat, suatu benda, atau seekor binatang
Menggunakan Simple Past Tense.
secara spesifik.
• Generic structure: e. Report (Laporan)
1. Identification: pengenalan subjek atau
• Teks report: mengupas suatu hasil
hal yang akan dideskripsikan.
pengamatan, penelitian, observasi, atau studi
2. Description: penginformasian ciri-ciri tentang benda, binatang, orang, atau tempat.
subjek, misalnya sifat-sifat psikologis
• Subjek laporan (participant) pada teks report
atau perilaku, tampilan fisik, kualitas,
cenderung bersifat umum (general). Data
dan lain sebagainya.
yang tersaji biasanya berupa kesimpulan
• Unsur kebahasaan: umum mengenai karakteristik, ciri,
1. Menggunakan Simple Present Tense. keberadaan, dan keadaan subjek laporan.
2. Menggunakan jenis kata sifat (adjective) • Tujuan: menggambarkan subjek laporan
yang menggambarkan hal yang sesuai dengan kenyataan yang ada.
dideskripsikan. • Generic structure:
1. Generic classification: pernyataan
d. Narrative (Cerita atau Dongeng)
umum yang menerangkan subjek
• Teks narrative: merupakan jenis teks berupa laporan, keterangan, dan klasifikasinya.
cerita atau dongeng.
2. Description: penginformasian ciri-ciri
• Dalam teks narrative, isinya mengungkap umum/generalisasi yang dimiliki subjek.
suatu masalah (atau hal yang dianggap
• Unsur kebahasaan:
masalah) dan langkah yang diambil untuk
Menggunakan Simple Present Tense.
merespons masalah tersebut, umumnya
berupa solusi atau penyelesaian. f. Explanation (Penjelasan)
• Contoh: tale (dongeng), folktale (cerita • Tujuan:
rakyat), legend (legenda), dan fable (cerita
1. Menerangkan proses terbentuknya
tentang binatang).
sesuatu, atau membahas suatu teori,
• Tujuan: menghibur pembaca (to entertain the fenomena, definisi, ideologi, dan hal-hal
readers). yang berhubungan dengan fenomena
alam.

44
2. Menggambarkan atau menerangkan • Argument: terdiri atas masalah dan
fungsi dari suatu benda atau alat. penjelasan dari masalah tersebut.
• Generic structure: • Reiteration: penguatan pernyataan.
1. Generic statement : pernyataan 2. Hortatory exposition
umum berupa pendapat penulis atau • Reiteration: penguatan pernyataan.
fenomena yang terjadi dialami, atau • Thesis: pernyataan atau pendapat
suatu hal yang secara umum sudah penulis mengenai suatu kasus.
diketahui. • Argument: alasan mengapa ada
2. Penjelasan mengenai proses mengapa keprihatinan dan mengarah pada saran
dan bagaimana sesuatubisa ada/terjadi. atau rekomendasi.
• Unsur kebahasaan: • Recommendation: pernyataan tentang
1. Menggunakan Simple Present Tense. bagaimana seharusnya atau tidak
2. Banyak menggunakan kalimat pasif seharusnya sesuatu ada atau dilakukan.
(passive voice). • Unsur kebahasaan:
Teks exposition banyak menggunakan modal
g. Exposition (Analisa atau Komentar) dan kalimat pasif.
• Tujuan: memberikan pendapat, ide, atau
h. Discussion (Pendapat)
pandangan mengenai suatu perkara, topik,
permasalahan, atau fenomena. • Tujuan: memberikan dua atau lebih
• Teks exposition dibagi menjadi dua, yaitu: pendapat, ide, atau pandangan tentang
suatu perkara, topik, permasalahan, atau
1. Analytical exposition (analisa)
fenomena.
Analytical exposition berisi tentang
• Generic structure:
pandangan, ide, opini, atau pendapat
1. Issue: topik yang menjadi perhatian.
bahwa suatu topik atau masalah
perlu mendapat perhatian, ulasan, 2. Argument: terdiri atas pro dan kontra.
penjelasan, uraian, atau data penguat, - Pendapat pertama dilengkapi
tanpa adanya usaha untuk membujuk uraian.
pembaca agar memiliki sikap pro atau - Pendapat yang bertentangan
kontra terhadap sesuatu. Analytical dengan yang pertam a dan
exposition juga dikenal dengan istilah dilengkapi pula dengan uraiannya.
“Argumentative”. 3. Conclusion (hasil) atau recommendation
2. Hortatory exposition (teguran) (rekomendasi).
Dalam hortatory exposition, isinya • Unsur kebahasaan:
adalah mengenai pandangan, ide, 1. Menggunakankatahubung(conjunction):
opini, pendapat untuk membujuk on the other hand, however, but, yet,
pembaca agar melakukan sesuatu. while, meanwhile, dan nevertheless.
Hortatory exposition juga dikenal 2. Banyak menggunakan modal dan
dengan “Persuasive”. kata keterangan sikap (adverbials of
• Generic structure: manner), seperti hopefully (dengan
1. Analytical exposition penuh harapan), deliberately (dengan
• Thesis: pernyataan pendapat penulis sengaja), dan lain-lain.
mengenai suatu kasus.
45
i. Review (Ulasan) • Generic structure:
1. Abstract: berupa isyarat tentang apa
• Tujuan: memberi ulasan tentang suatu karya
yang diceritakan berupa kejadian
seperti film, musik, buku, pameran, dan
yang tidak biasa, aneh, atau berupa
sebagainya.
rangkuman atas apa yang akan
• Teks review umumnya menyajikan kritik atau
diceritakan (opsional).
apresiasi tentang karya yang diulas.
2. Orientation: pendahuluan berupa
• Generic structure: pengenalan tokoh, waktu, dan tempat.
1. Orientation: pengenalan karya yang akan 3. Events: rangkaian kejadian/peristiwa.
diulas. 4. Crisis: pemunculan masalah.
2. Interpretative recount: rangkuman plot, 5. Reaction: tindakan atau langkah yang
alur cerita, atau isi cerita. diambil untuk merespons masalah.
6. Coda: perubahan yang terjadi pada tokoh
3. Evaluation: penilaian atau interpretasi
cerita dan pelajaran yang dapat dipetik
tentang karya yang bersangkutan.
dari cerita (opsional).
4. Evaluative summation: rangkuman akan
7. Reorientation: penutup, berupa
penilaian atau interpretasi yang telah
ungkapan-ungkapan yang menunjukkan
dilakukan.
bahwa cerita sudah berakhir (opsional).
• Unsur kebahasaan: 8. Twist: hal yang lucu atau plesetan.
Banyak menggunakan bahasa kiasan
• Unsur kebahasaan:
(metaphor).
Menggunakan Past Tense.

j. Spoof (Lelucon)
l. News Item
• Teks spoof: pada dasarnya sama dengan
• Teks news item: merupakan teks yang isinya
teks narrative, yakni merupakan jenis teks
memberitakan peristiwa atau kejadian
berupa cerita atau dongeng yang bertujuan
yang dipandang layak diketahui publik dan
menghibur pembaca, hanya ditambah dengan
bermuatan berita.
unsur lucu atau hal yang di luar dugaan.
• Pada dasarnya teks news item adalah
• Generic structure: bagian dari jenis teks recount. Hanya, cara
1. Orientation: pendahuluan berupa penulisannya berbeda. News item umumnya
pengenalan tokoh, waktu, dan tempat. diawali tempat kejadian dan diikuti nama
2. Events: rangkaian kejadian/peristiwa. media pelapornya, kemudian paparan/
3. Twist: akhir yang lucu atau tidak terduga. informasi peristiwa, kejadian, atau kegiatan.
• Unsur kebahasaan:
• Generic structure:
Menggunakan Past Tense.
1. Newsworthy event: kejadian inti.

k. Anecdote (Anekdot) 2. Background events: latar belakang atau


pemicu kejadian, uraian kejadian, orang
• Teks anecdote: pada dasarnya mirip dengan yangterlibat,tempatkejadian,danlain-lain.
teks recount, yakni jenis teks yang isinya 3. Sources: komentar saksi kejadian,
melaporkan peristiwa, kejadian, atau pendapat para ahli, dan sebagainya.
kegiatan yang dialami oleh seseorang, tetapi
teks anecdote biasanya diakhiri hal-hal yang • Unsur kebahasaan:
lucu atau plesetan. Terdapat informasi singkat peristiwa
(headline).
46
Bab 2
Functional Skill

Functional skill (kemampuan umum) terdiri atas 1. Accepting the invitation (menerima
beberapa ungkapan (expression) yang sering undangan)
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. • That’s a good idea. (Itu ide yang
bagus.)
A. Expressing Like and Dislike • I like it very much. (Saya sangat
menyukainya.)
Expressing like and dislike adalah ungkapkan
• T h a t s o u n d s gr e a t. ( I t u
kesukaan dan ketidaksukaan.
kedengarannya bagus.)
a. Expressing Like/Pleasure 2. Refusing the invitation (menolak
• I like reading. (Saya suka membaca.) undangan)
• I am fond of jogging. (Saya suka lari pagi.) • Sorry, I can’t. (Maaf, saya tidak bisa.)
• I like it very much. (Saya sangat • Not now. (Jangan sekarang.)
menyukainya.) • No, thank you. (Tidak, terima kasih.)

b. Expressing Dislike 3. Doubting (ragu-ragu)


• That sounds good, but.....
• I don’t like drinking coffee.
(Kedengarannya bagus, tapi...)
(Saya tidak suka minum kopi.)
• I love too, but.. (Saya juga suka, tapi..)
• I dislike fishing. (Saya tidak suka
memancing.)
• I hate cheating. (Saya benci menyontek.)
C. Expressing Gratitude
Expressing gratitude adalah ungkapan terima kasih.
B. Inviting Someone • Thank you very much. (Terima kasih banyak.)
• Thanks for the gift.
• Inviting someone adalah ungkapan untuk
(Terima kasih atas pemberiannya.)
mengundang atau mengajak seseorang.
1. I would like to invite you to my party.
(Saya ingin mengajakmu ke pesta saya.)
D. Expressing Apology
2. I want you to come to my party. Expressing Apolgy adalah ungkapan permohonan
(Saya ingin kamu datang ke pesta saya.) maaf.
3. Would you come to my party? • I apologize for coming late.
(Maukah kamu datang ke pesta saya?) (Saya minta maaf karena datang terlambat.)
• Untuk menjawab undangan seseorang, ada • I am really sorry.
tiga ekspresi yang bisa ditunjukkan, yaitu: (Saya sungguh-sungguh minta maaf.)
• Please, forgive me. (Tolong maafkan saya.)

47
E. Asking For Help and I. Expressing Sympathy
Offering Help Expressing sympathy adalah ungkapan rasa
Asking for help and offering help adalah ungkapan simpati.
untuk meminta pertolongan dan menawarkan • I am sorry to hear that.
bantuan. (Saya ikut berduka mendengarnya.)
• That’s a pity. (Sayang sekali.)
1. Asking for help
• That’s too bad. (Itu buruk sekali.)
• Can you help me?
(Dapatkah kamu membantu saya?)
• Do you mind helping me? J. Asking for and Giving
(Maukah kamu membantu saya?) Permission
2. Offering help
Asking for and giving permission adalah ungkapan
• Can I help you?
permintaan izin dan pemberian izin.
(Bisakah saya menolongmu?)
a. Asking for Permission
• Do you need help?
• May I help you?
(Apakah kamu butuh bantuan?)
(Bolehkah aku menolongmu?)
• Is there anything I can do for you?
• May I borrow your book?
(Adakah sesuatu yang bisa saya lakukan
(Bolehkah aku meminjam bukumu?)
untukmu?)
• Could I switch on the lamp?
(Bisa saya nyalakan lampunya?)
F. Expressing Compliment b. Giving Permission
Expressing compliment adalah ungkapan pujian. • Yes, you may. (Iya, boleh.)
• I like your bag. (Saya suka tasmu.) • Sure! (Pasti!)
• That’s a nice book. (Buku itu bagus.) • Certainly. (Tentu saja.)
• Thecolorlooksnice. (Warnanyakelihatan bagus.)
K. Expressing Hope
G. Expressing Certainty and Expressing hope adalah ungkapan harapan.
Uncertainty • I hope you enjoy the trip.
(Saya harap kamu menikmati perjalanannya.)
Expressing certainty and uncertainty adalah
• We hope you like it.
ungkapan keyakinan dan ketidakyakinan.
(Kami berharap kamu menyukainya.)
1. Expressing certainty
• I hope I will pass the exam.
• Certainly. (Tentu saja.)
(Saya harap saya akan lulus ujian.)
• I am certain. (Saya yakin.)
2. Expressing uncertainty
L. Expressing Disappointment
• I am not sure. (Saya tidak yakin.)
• I am not certain. (Saya tidak yakin.) Expressing disappointment adalah ungkapan
kekecewaan.
H. Expressing Surprise • I am very disappointed.
Expressing surprise adalah ungkapan rasa terkejut. (Saya sangat kecewa.)
• I am surprised. (Saya terkejut.) • That’s too bad.
(Itu buruk sekali.)
• Oh really? (Oh, benarkah?)
• Are you kidding? (Apa kamu bercanda?)

48
M. Expressing Agreement and • How do you think about ....?
(Bagaimana menurutmu tentang ….?)
Disagreement
• How about you?
Expressing agreement and disagreement adalah (Bagaimana menurutmu?)
ungkapan persetujuan dan ketidaksetujuan.
b. Giving Opinion (Memberikan Pendapat)
a. Agreement
• I think he is right. (Saya rasa dia benar.)
• I agree with you.
(Saya setuju denganmu.) • He feels that it’s better not go.
• I think so. (Dia merasa lebih baik tidak pergi.)
(Saya rasa demikian.) • I believe that he will come back.
• You’re right. (Saya percaya dia akan kembali.)
(Kamu benar.) • It seems that he is a good boy.
b. Disagreement (Kelihatannya dia anak yang baik.)
• I disagree/I don’t agree with you.
(Saya tidak setuju denganmu.) P. Expressing Satisfaction
• I don’t think so.
and Dissatisfaction
(Saya rasa tidak demikian.)
a. Expressing Satisfaction ( Ungkapan
N. Expressing Admiration Kepuasan)

Expressing admiration adalah ungkapkan • I’m very satisfied/pleased/happy with....


kekaguman. (Saya sangat puas/senang dengan....)
• I’m satisfied/pleased/happy with....
(Saya puas/senang dengan....)
b. Expressing Dissatisfaction (Ungkapan
Contoh
Ketidakpuasan)
Sinta is smart • I’m dissastified/disappointed/unhappy
S to be Adjective with....
How smart Sinta is! (Alangkah cerdasnya Sinta!) (Saya kecewa/tidak puas/tidak senang
Rumus:
dengan....)
How + Adjective + Subject + to be • It gives me dissatisfaction.
(Itu membuat saya tidak puas.)
It is a big house
S to be Noun phrase
What a big house it is! Q. Expressing Sadness,
(Alangkah besarnya rumah ini!) Pleasure, and Love
Rumus:
a. Expressing Sadness (Mengungkapkan
What + noun phrase + Subject + to be
Kesedihan)
• I’m so sad to see that.
O. Asking and Giving Opinion (Saya sangat sedih melihatnya.)
• How sorrowful it is.
a. Asking Opinion (Meminta Pendapat)
(Betapa menyedihkannya hal itu.)
• What do you think about ….?
(Apa yang kamu pikirkan tentang ….?)

49
b. Expressing Pleasure (Mengungkapkan d. Expressing Anxiety (Mengungkapkan
Kegembiraan) Kecemasan)
• That’s wonderful! (Mengagumkan!) • I’m anxious. (Saya cemas.)
• That’s great! (Bagus sekali!) • I’m afraid. (Saya takut/khawatir.)
• It’s really delightful! (Itu sangat
menyenangkan!) S. Expressing Embarrassment,
c. Expressing Love (Mengungkapkan Cinta/ Pain, and Relief
Suka)
a. Expressing Embarrassment (Rasa Malu)
• I love you. (Saya mencintaimu.)
• I’m interested in.... (Saya tertarik • It’s so embarrassing.
pada....). (Itu sangat memalukan.)
• I’m embarrased.
(Saya malu.)
R. Expressing Annoyance, Fear,
• I’m shy to say so.
Anger, and Anxiety
(Saya malu mengatakannya.)
a. Expressing Annoyance (Mengungkapkan b. Expressing Pain (Rasa Sakit)
Ketidaknyamanan)
• Ouch!
• It’s annoying me. (Itu mengganggu
• It hurts! (Sakit!)
saya.)
• Don’t annoy me, please! c. Expressing Relieve (Kelegaan)
(Tolong jangan ganggu saya!) • I’m glad it’s done.
(Saya senang itu sudah berakhir.)
b. Expressing Anger (Mengungkapkan
• I’m relieved.
Kemarahan)
(Saya merasa lega.)
• I’m really angry. (Saya sangat marah).
• Thanks, God!
• I can’t take this anymore! (Terima kasih, Tuhan!)
(Saya tidak bisa menahannya lagi!)
c. Ex pre ss ing Fear (M e ngungk a pk a n
Ketakutan)
• I have fears for her safety.
(Saya takut akan keselamatannya).
• It’s scary. (Itu menakutkan.)
• I’m frightened. (Saya takut.)

50
Bab 3
Derivation
and Vocabulary
A. Derivation and Vocabulary depart - departure
(berangkat - keberangkatan)
Derivation adalah pembentukan kata dari kata • Akhiran (-e/-ance):
lain dengan menambahkan imbuhan (awalan obedient - obedience
atau akhiran). (patuh - kepatuhan)
Berikut ini adalah imbuhan pembentuk kata violent - violence
benda, keterangan, dan sifat: (jahat - kejahatan)
a. Noun (Kata Benda) • Akhiran (-ty):
• Akhiran (-al): betray— mature - maturity
betrayal (khianat - (dewasa - kedewasaan)
pengkhianatan) approve honest - honesty
- approval (setuju - (jujur - kejujuran)
persetujuan) • Akhiran (-ness):
• Akhiran (-ment): calm - calmness (tenang - ketenangan)
enrich - enrichment good - goodness (baik - kebaikan)
(menyuburkan - penyuburan) • Akhiran (-y/-ry):
enlarge - enlargement discover - discovery
(melebarkan - pelebaran) (menemukan - penemuan)
• Akhiran (-tion): recover - recovery
occupy - occupation (menyembuhkan - penyembuhan)
(menempati - penempatan) • Akhiran (-th):
explain - explanation grow - growth (tumbuh - pertumbuhan)
(menjelaskan - penjelasan) strong - strength (kuat - kekuatan)
• Akhiran (-t): b. Adverb (Kata Keterangan)
extend - extent
(memperpanjang - perpanjangan)
Adjective + akhiran (-ly):
ascend - ascent
(naik - kenaikan) beautiful - beautifully
• Akhiran (-ure): (indah - dengan indah)
please - pleasure careful - carefully
(senang - kesenangan) (hati-hati - dengan hati-hati)

51
c. Adjective (Kata Sifat) • Akhiran (-ful):
beauty - beautiful (keindahan - indah)
• Akhiran (-al):
colour - colourful (warna - berwarna)
agriculture - agricultural
(pertanian/agraris) • Akhiran (-less):
nature - natural care - careless (perhatian - ceroboh)
(alam - alami) sleep - sleepless (tidur - tidak bisa tidur)
nation - national • Akhiran (-en):
(negara - kenegaraan) wood - wooden (kayu - seperti kayu)
• Akhiran (-ous): gold - golden (emas - keemasan)
danger - dangerous • Akhiran (-ent):
(bahaya - berbahaya) differ - different
fame - famous (berbeda - berbeda)
(popularitas - populer) depend - dependent
• Akhiran (-ish): (tergantung - tergantung)
child - childish • Akhiran (-ive):
(anak-anak - kekanak-kanakan) prevent - preventive
red - redish (mencegah - bersifat mencegah)
(merah - kemerah-merahan) demonstrate - demonstrative
• Akhiran (-like): (memperagakan - peragaan)
child - childlike • Akhiran (-able):
(anak-anak - seperti anak-anak) comfort - comfortable
man - manlike (nyaman - nyaman)
(laki-laki - seperti laki-laki) rely - reliable
• Akhiran (-ly): (percaya - dapat dipercaya)
cloud - cloudly (awan - berawan)
friend - friendly (sahabat - bersahabat)
• Akhiran (-ar):
circle - circular (lingkaran - melingkar)
angle - angular (sudut - menyudut)

52
Bab 4
Causative Have and Get

A. Causative Have and Get


Causative atau causative verb adalah kata kerja
tertentu yang menyebabkan suatu pekerjaan • Rumus:
terjadi. Kata kerja yang lazim digunakan adalah Subj + get + Someone + to + VI + Object
have dan get. Dalam hal ini, terlepas dari Contoh:
makna awal masing-masing kata, have dan get My mother gets a gardener to water
bermakana menyuruh atau meminta. the flowers.
Causative dibagi menjadi dua, yakni: Ibuku menyuruh seorang tukang
a. Active Causative (Kausatif Aktif) kebun menyiram bunga.

Active causative, fungsinya untuk menyuruh/


meminta seseorang untuk melakukan b. Passive Causative (Kausatif Pasif)
sesuatu (Ask someone to do something).
Passive causative, fungsinya untuk
menyuruh/meminta sesuatu dikerjakan.
(Ask something to be done).

• Rumus:
Subj + have + Someone + VI + Object
Contoh: • Rumus:
I have my brother repair my radio. Subj + have/has + Object + Past Participle
Sa y a m e m i n ta s a u d a r a sa y a (V3) get
membetulkan radio saya.
Contoh:
My mother has a gardener water the
My mother has the flowers watered.
flowers.
Ibuku menyuruh bunga-bunga itu disiram.
Ibuku menyuruh seorang tukang kebun
We have the trash burned.
menyiram bunga.
Kami ingin sampah itu dibakar.

53
Bab 5
Conditional Sentences

A. Conditional Sentence Contoh:


Conditional sentence
(Kalimat Bersyarat)
They would be at home if now were Sunday.
Mereka akan ada di rumah jika sekarang hari
Contoh:
Minggu.
I will come if he invites me.
Fact (present)
Saya akan datang jika dia mengundang saya. They are in office. Today is Monday.
Ada dua klausa dalam conditional sentence, yaitu Mereka ada di kantor. Sekarang hari Senin.
main clause (klausa utama atau klausa yang
3. Tipe 3 (Unreal conditional sentence in the past)
mengandung modal) dan if clause (klausa yang
diawali dengan kata penghubung if). (Fakta: past) → unreal, contrary to past fact
Kalimat ini tidak nyata, yakni bertentangan
I will come if he invites me dengan fakta sebenarnya yang terjadi pada
main clause if clause saat lampau.
a. Tipe Conditional Sentence Contoh:

Ada tiga jenis bentuk conditional sentence, yaitu: Japan would not have surrendered if ally had
not bombed it.
1. Tipe 1 (Real conditional sentence)
Jepang tidak akan menyerah jika sekutu tidak
(Fakta: future) → possible mengebomnya.
Tipe ini digunakan ketika ada kemungkinan
Fact (past)
bahwa peristiwa tersebut terjadi atau
Japan surrendered, ally bombed it.
mungkin tidak terjadi.
Jepang menyerah, sekutu mengebomnya.
Contoh:
Secara ringkas, bentuk-bentuk conditional
She will understand if you tell her the reason.
sentence dapat dilihat pada tabel berikut:
Dia akan mengerti jika kamu memberi tahu
alasannya. Tipe Main clause If clause Fact Sifat

Tipe Present modal Present


2. Tipe 2 (Unreal conditional sentence in the Future +/-
1 (modal1) tense (V 1)
present or future)
(Fakta: present) → unreal, contrary to Tipe Simple past
Past modal (modal2) Present ><
present fact (berlawanan dengan kenyataan) 2 (V2)

Kalimat kondisional tipe 2 ini tidak nyata, Tipe Perfect modal Past
Past ><
dalam arti bertolak belakang dengan fakta 3 (modal3) perfect (V3)

saat sekarang.
54
Conjunction (kata hubung) yang sering
digunakan di antaranya adalah: if (jika),
Catatan provided that (hanya jika), otherwise (jika
tidak demikian), unless (kecuali), even if
+/- : kemungkinan masih bisa terjadi
(bahkan jika), in case (kalau-kalau).
>< : fakta dan conditional sentence saling
bertentangan. c. Mixed Conditional Sentence
He would not be hospitalized now,
Beberapa modal lain yang sering digunakan tipe 2
adalah: if he had driven a car carefully yesterday.
Present (1) Past (2) Perfect (3)
tipe 3
Will Would Would have + V3 Dia tidak akan dirawat di rumah sakit
Can Could Could have + V3 sekarang jika dia mengemudi mobil dengan
May Might Might have + V3 hati-hati kemarin.
Shall Should Should have + V3 (tipe 2 → fakta present)
(tipe 3 → fakta past)
Fakta:
He is hospitalized now. (present)
Catatan Dia dirawat di rumah sakit sekarang.

Catatan: He didn’t drive a car carefully yesterday.


(past)
Ada bentuk lain dari conditional sentences
Dia tidak mengemudi mobil dengan hati-hati
yang sering disebut zero conditional
kemarin.
sentences.
Rumus: d. Inversion
Penggunaan if bisa dihilangkan dari klausa.
If + Present Simple, Present Simple
Syaratnya, auxiliary harus diletakkan sebelum
atau
subjek kalimat seperti dalam kalimat tanya.
Present Simple, if + Present Simple
If I were you → were I you
(Jika aku adalah kamu)
Penggunaan zero conditional sentences:
If I had got the prize → had I got the prize
1. Kalimat yang bersifat instruksi. (Jika aku mendapat hadiah)
If you press the button, the machine switches
Auxiliary: should, will, have, had, were, was,
off.
do, does, did, etc.
Jika kamu tekan tombolnya, mesinnya mati.
2. Kalimat yang menunjukkan suatu kebenaran
yang umum.
If I have no money, I doesn’t go out.
Jika saya tidak punya uang, saya tidak pergi.

b. Conjunction

55
Bab 6
Subjunctive

A. Subjunctive 3. Dalam bentuk Future Tense

• Hampir sama dengan conditional sentence tipe


2 dan 3, subjunctive selalu bertolak belakang
dengan fakta. Dengan kata lain, kalimat
subjunctiveberisiangan-anganataupengandaian. Rumus:
Tujuan dipergunakannya kalimat dalam bentuk Subj1+ wish + Subj2+ could would + V1/be
subjunctive adalah untuk menyatakan harapan
Contoh:
yang tidak dapat terpenuhi.
I wish you would old enough to drive a car.
• Subjunctive dibagi menjadi: Saya harap saat ini kamu sudah cukup
1. Dalam bentuk Past Tense dewasa untuk menyetir mobil.

• Beberapa kata atau frase yang sering


digunakan dalam subjunctive adalah:
Rumus: a. Wish, If only, Would rather (Seandainya
Subj1 + wished + Subj2 + had V3/could saja)
have V3

Contoh:
I wished she had had more time last Contoh
night.
Saya berharap tadi malam dia punya 1. If only you could do it.
banyak waktu. (Seandainya saja kamu bisa
melakukannya).
2. Dalam bentuk Present Tense Fakta: You can’t do it (Kamu tidak
bisa melakukannya) → present
(saat ini).
Rumus:
2 I would rather you had helped him.
Subj1 + wish + Subj2 + V2/were
( S e a n d ai n y a s a j a k a m u
Contoh: menolongnya).
I wish you stop saying that. Fakta: You didn’t help him (Kamu
Sayaberharap kamu berhenti mengatakan tidak menolongnya) → past (sudah
itu. terjadi).

56
b. As if, As though (Seolah-olah)

Contoh

1. He acts as though he were a


soldier.
(Dia berakting seolah-olah dia
adalah seorang tentara).
Fakta: He is not a soldier. (Dia
bukan tentara)
2. He acted as if he had been a
soldier.
(Dia berakting seolah-olah dia
sudah menjadi seorang tentara).
Fakta: He wasn’t a soldier. (Dia
bukan tentara)

57
Bab 7
Gerund and to Infinitive

A. Gerund • Setelah kata sandang (article) a, an, the.


Contoh: I hear a knocking at the door. (Saya
Gerund bisa didefinisikan sebagai bentuk kata kerja mendengar satu ketukan di pintu.)
(verb) yang berfungsi sebagai kata benda (noun). • Setelah kata tunjuk this, that, these, those.
Bentuk gerund dan to infinitive: Contoh: This working makes me tired.
Bentuk Gerund To infinitive (Pekerjaan ini membuat saya lelah.)
Active + Ving To V1 • Setelah kata kepunyaan my, his, her, your.
- Not Ving Not to V1 Contoh: They sit to hear my talking. (Mereka
Passive + Being V3 To be V3 duduk untuk mendengarkan omongan saya.)
- Not being V3 Not to be V3

Penggunaan gerund dalam kalimat:


B. To Infinitive
1. Sebagai subjek kalimat
Contoh: Hiking is my hobby. (Mendaki adalah Penggunaan dalam kalimat adalah sebagai berikut:
hobiku.) 1. Sebagai subjek
2. Sebagai objek kalimat Contoh: To study is important. (Belajar itu
Contoh: She loves teaching. (Dia suka penting.)
mengajar.) 2. Setelah kata sifat
3. Setelah kata depan (preposition) Contoh: The problem is easy to solve.
Contoh: The boy is interested in studying. (Masalah itu mudah untuk diselesaikan.)
(Anak itu tertarik dalam belajar.) 3. Setelah too + adj
Beberapa kata kerja mempunyai pasangan
Contoh: The box is too heavy to lift. (Kotak
preposisi to, misalnya: adjust to, look forward
itu terlalu berat untuk diangkat.)
to, object to, (be) used to, (be) accustomed to.
4. Setelah adj + enough
4. Digunakan setelah kata kerja tertentu
Berikut ini daftar kata kerja yang diikuti Contoh: The house is large enough to live in.
(Rumah itu cukup besar untuk ditempati.)
Gerund (Ving):
5. Untuk alasan atau tujuan

Catatan Contoh: The scholar went to Europe to attend


the seminar. (Siswa pergi ke Eropa untuk
Defina minder kecopetan sepatu (Deny, menghadiri seminar.)
finish, avoid, mind, delay, resist, keep,
6. Setelah kata kerja tertentu
consider, prevent, enjoy, understand,
Contoh: They agree to discuss it again.
anticipate, suggest, practice, quit).
(Mereka setuju untuk berdiskusi lagi.)

58
Berikut daftar kata kerja yang diikuti to Verb yang diikuti oleh gerund atau to infinitive,
infinitive: yaitu:
Afford, agree, appear, arrange, ask, 1. Dengan arti yang sama, tetapi struktur yang
attempt, beg, care, claim, consent, decide, berbeda
demand, deserve, determine, expect, fail, • Advise, allow, permit, recommend.
happen, hesitate, hope, intend, etc.
• Jika V + O→ to infinitive.
7. Setelah kata kerja + objek Contoh: He advised me to wait. (Dia
Contoh: He advised me to study hard. (Dia meminta saya menunggu.)
menasihati saya untuk belajar keras.) • Jika V + V (tidak ada objek)→ gerund.
Berikut kata kerja (verb) yang diikuti object Contoh: He advised waiting. (Dia
+ to infinitive: menyuruh menunggu.)
Advise, allow, ask, beg, cause, challenge, 2. Berbeda arti
command, convince, dare, encourage, Regret, forget, remember, stop, try.
expect, force, forbid, hire, instruct, invite, Contoh:
need, order. I stopped talking to refrain. (Saya berhenti
berbicara untuk menahan diri → bicara sudah
C. Verb yang Diikuti Gerund dilakukan.)
When I walked, I stopped to talk to my
atau To Infinitive friend. (Ketika saya berjalan, saya berhenti
berbicara dengan teman saya → bicara
Selain kata kerja tertentu yang umum dikuti
belum dilakukan.)
gerund atau to infinitive, ada beberapa kata kerja
yang bisa diikuti baik oleh gerund (Ving) maupun to
infinitive (V1) dengan arti yang sama atau berbeda.

59
Bab 8
Tenses

A. Present Tense
Catatan
a. Simple Present Tense
Fungsi: • Tambahan s/es pada kata kerja
1. Menyatakan kebiasaan (habitual action). bentuk pertama (V1) berlaku untuk
Contoh: subjek orang ketiga tunggal (She,
Rudi eats with right hand. He, It, Tom, Anne).
Rudi makan menggunakan tangan kanan. • I She
You He
2. Menyatakan fakta (fact) dan kebenaran
We do It does
umum (general truth).
They Tom
Contoh:
Tom & Anne Anne
The sun rises in the east.
Matahari terbit di sebelah timur. • Time marker (keterangan waktu):
always, usually, seldom, never,
3. Menyatakan kegiatan yang dilakukan secara
often, sometimes, rarely, every....,
teratur.
once/twice/a day/a week/a
Contoh:
My father plays football twice a week. month/a year...., etc.
Ayah saya bermain sepak bola dua kali • I  am She
seminggu. You He is
We are It
They

Rumus:
Kalimat verbal (kata kerja berupa verb) Contoh:
(+) Subject + Predicate (V1 )s/es+ Object/Comp. Kalimat verbal
(–) Subject + do/does + not+ V1+ Object/Comp. (+) She goes to school every morning.
(?) Do/Does + Subject + V1 + Object/Comp. (–) She does not (doesn’t) go to school every
morning.
Kalimat nominal (kata kerja berupa to be) (?) Does she go to school every morning?
(+) Subj + Predicate (to be: is, am, are) + N/ Yes, she does.
Adj/Adv No, she does not (doesn’t).
(–) Subj + (am, is, are) + not + N/Adj/Adv
(?) (Am, Are, Is) + Subj + N/Adj/ Adv

60
Kalimat Nominal
(+) My father is busy now.
(–) My father is not busy now.
(?) Is your father busy now? Contoh
Yes, he is.
No, he is not (isn’t). (+) I am studying English at an English
Course this year.
b. Present Continuous Tense (–) I am not studying English at an
Fungsi: English Course this year.
1. Menggambarkan peristiwa yang masih (?) Are you studying English at an English
berlangsung pada waktu sekarang. Course this year?
Contoh: Yes, I am.
We are studying biology (Saya sedang belajar No, I am not.
biologi.)
2. Menyatakan aktivitas atau peristiwa yang
bersifat temporal Time marker (keterangan waktu): now, right
Contoh: now, today, at this moment/week/month/
I am taking five subjects this semester. year, at present.
(Saya sedang mengikuti lima mata kuliah c. Present Perfect Tense
semester ini.) Fungsi:
3. Menyatakan aktivitas yang pasti akan • Menyatakan aktivitas/kegiatan/peristiwa
terjadi pada masa depan karena sudah yang telah terjadi/telah dikerjakan pada
direncanakan pada saat ini. masa sekarang.
Contoh: Contoh:
We are leaving for Jember in a few minutes. They have finished the job. (Mereka telah
(Kita akan meninggalkan Jember dalam menyelesaikan tugasnya.)
beberapa menit.)
• Menyatakan aktivitas yang sudah selesai
We are going home in a few hour.
dalam waktu yang relatif singkat sebelum
(Kita akan pulang ke rumah dalam beberapa
dinyatakan. Biasanya menggunakan kata
jam lagi.)
keterangan just.
Contoh:
He has just went for two hours.
(Dia baru saja pergi dua jam yang lalu.)
Rumus: • Menyatakan aktivitas yang telah sempurna
(+) Subj + Predicate (am, is, are + Ving) + pada waktu lampau, tetapi erat hubungannya
Obj/Comp dengan aktivitas lain pada saat sekarang
(–) Subj + (am, is, are) + not + Ving + Obj/ maupun akan datang.
Comp Contoh:
(?) Subj + (am, is, are) + Ving + Obj/Comp He has bought a car so that he doesn’t have
to walk to the office.
(Dia sudah membeli sebuah mobil sehingga
dia tidak perlu lagi berjalan ke kantor.)

61
Contoh:
Andi has been writing a letter for two hours.
{Andi telah menulis surat selama dua jam.
(dan masih berlanjut)}
Rumus:
(+) Subj + have/has + V3 + Obj/Comp
(–) Subj + have/has + not+ V3 + Obj/Comp
(?) Have/has + Subj + V3 + Obj/Comp
Rumus:
(+) Subj + have/has + been + Ving + Obj/
Catatan: Comp
• I She (–) Subj + have/has + not + been + Ving +
You He Obj/Comp
We do It does (?) Have/Has + Subj + been + Ving +
They Tom Obj/Comp
Tom & Anne Anne Time marker: for (selama), since
(sejak), lately, up to know, etc.
• Time marker (keterangan waktu):
since (sejak), for (selama), already
(telah), yet (belum), recently (akhir-
akhir ini), lately (akhir-akhir ini), so
far (sejauh ini), once (sekali), twice Contoh
(dua kali).

(+) Ahmed has been playing football


since 7 o’clock.
(–) Ahmed has not (hasn’t) been
playing football since 7 o’clock.
Contoh (?) Has Ahmed been playing football
since 7 o’clock?
(+) Mr. Burhan has gone to Mecca Yes, he has.
already. No, he has not (hasn’t).
(–) Mr.Burhan has not (hasn’t) gone to
Mecca yet.
(?) Has Mr. Burhan gone to Mecca?
B. Past Tense
- Yes, he has.
- No, he has not (hasn’t). a. Simple Past Tense
Fungsi
d. Present Perfect Continuous Tense • Menggambarkan peristiwa atau keadaan yang
Fungsi: terjadi pada waktu lampau.
• Menerangkan kejadian yang dimulai sebelum Contoh:
sekarang dan masih berlangsung sampai He broke the vase yesterday. (Dia
sekarang. memecahkan vas bunga kemarin.)

62
No, I did not (didn’t).
Kalimat nominal
Rumus: (+) The car was broken.
Kalimat verbal (–) The car was not (wasn’t) broken.
(+) Subj + Predicate (Verb 2) + Obj/Comp (?) Was the car broken?
(–) Subj + did + not (didn’t) + V1 + Obj/Comp Yes, It was.
(?) Did + Subj + V1 + Obj/Comp No, It was not (wasn’t).

Kalimat nominal Time marker (keterangan waktu):


(+) S + P (to be: was,were) + N/ Adj/ Adv Yesterday, last…….ago, one day, in….(waktu
(–) S + (was, were) + not + N/Adj/ Adv lampau), once upon a time.
(?) (was, were) + S + N/ Adj/ Adv
b. Past Continuous Tense
Fungsi:
• Menerangkan suatu kegiatan yang sedang
Catatan:
berlangsung pada waktu lampau ketika
• V2 (kata kerja bentuk kedua) diperoleh
kejadian lain terjadi.
dengan menambahkan akhiran –ed
Contoh:
pada kata kerja bentuk pertama
My father was repairing the car when the
(V1), kecuali untuk kata kerja tidak
phone rang.
beraturan (irregular verb).
(Ayah saya sedang memperbaiki mobil ketika
telepon berdering.)

Contoh: • Menerangkan dua kejadian yang sedang


Visit → Visited terjadi bersamaan pada waktu lampau.
Invite → Invited Contoh:
Play → Played My father was fixing his car in the garage
while my mother was cooking in the kitchen.
Berikut ini beberapa contoh kata kerja tidak
(Ayah saya sedang memperbaiki mobil di
beraturan (irregular verb):
garasi ketika ibu saya sedang memasak di
Eat → ate dapur.)
Go → went
See → saw
• I You
She We were
He was They Rumus:
It (+) Subj + was/were + Ving + Obj/Comp
John (–) Subj + was/were + not + Ving + Obj/
Contoh: Comp
Kalimat verbal (?) Was/Were + Subj + been + Ving + Obj/
(+) I went to school yesterday. Comp
(–) I did not (didn’t) go to school yesterday. Time marker (keterangan waktu): when,
(?) Did you go to school yesterday? while.
Yes, I did.

63
Contoh
Contoh (+) He had finished his homework before
10 o’clock last night.
(–) He hadn’t finished his homework
(+) He was reading a book at 7 pm before 10 o’clock last night.
yesterday. (?) Had he finished his homework before
(–) He was not (wasn’t) reading a book at 10 o’clock last night?
7 pm yesterday. Yes, he had.
No, he hadn’t.
(?) Was he reading a book at 7 pm
Time Marker: by the time, before,
yesterday?
after, when.
Yes, he was.
No, he was not (wasn’t).
d. Past Perfect Continuous Tense
Fungsi:
c. Past Perfect Tense • Menyatakan suatu kegiatan yang mulai
Fungsi: berlangsungpadawaktulampaudanmasihtetap
berlangsungpadawaktutertentuataupadasaat
Membicarakan suatu aktivitas yang sudah
kejadian lain terjadi pada waktu lampau.
selesai terjadi sebelum aktivitas lainpadawaktu
Contoh:
tertentu yang terjadi pada waktu lampau.
I had been looking for my wallet almost two
Contoh: hours before Edie found it.
My wife had already cooked when I got (Saya telah mencari dompet saya
home. (Istri saya sudah selesai memasak selama hampir dua jam sebelum Edie
ketika saya datang ke rumah.) menemukannya.)
• Menyatakan aktivitas yang baru selesai
dilakukan dan hasilnya masih dapat dirasakan
pada peristiwa lain pada waktu lampau.
Contoh:
Rumus: Anisa car’s were wet because it had been
washing.
(+) Subj + had + V3 + Obj/Comp
(Mobil Anisa basah karena telah dicuci.)
(–) Subj + had + not + V3 + Obj/Comp
(?) Had + Subj + V3 + Obj/Comp
Rumus:
(+) Subj+ P (had+ been+ Ving) + Obj/Comp
(–) Subj + had + not + been + Ving + Obj/
Comp
(?) Had + Subj + been + Ving + Obj/Comp
Time marker: by the time, before,
when, by.

64
Contoh Contoh
Kalimat verbal
(+) I had been studying for two hours
when my father called me up. (+) I will eat ice-cream with my family
(–) I hadn’t been studying for two hours next week.
when my father called me up. (–) I will not (won’t) eat ice-cream with
(?) Had you been studying for two hours my family next week.
when your father called you up? (?) Will you eat ice-cream with your
Yes, I had. family next week?
No, I hadn’t. Yes, I will.
No, I will not (won’t).
Kalimat nominal
C. Future Tense (+) My father will be the principal of
school soon.
a. Simple Future Tense
(–) My father won’t be the principal of
Fungsi school soon.
Menggambarkan peristiwa atau keadaan (?) Will you father be the principal of
yang terjadi pada waktu mendatang. school soon?
Yes, he will.
No, he won’t.

Rumus:
b. Future Continuous Tense
Kalimat verbal Fungsi:
(+) Subj + P (will/shall + Verb1) + O/C Membicarakan suatu aktivitas yang akan
(–) Subj + will/shall + not + Verb1 + O/C sedang berlangsung pada waktu yang akan
(?) Will /shall + Subj + Verb1 + O/C datang.
Kalimat Nominal Contoh:
(+) Subj + P (will be) + N/Adj/Adv He’ll be coming at 08.00 am tomorrow.
(–) Subj + will + not + be + N/Adj/Adv (Dia akan datang besok jam 8 malam.)
(?) Will + Subj + be + N/Adj/Adv

Rumus:
Catatan: (+) Subj + P (wiCllo/snhtaolhl + be + V ing) + Obj/
• Will bisa digunakan untuk semua (+) ICwoim ll bpe going out all day tomorrow.
subjek, sedangkan shall hanya bisa
((––)) ISwuibllj n+ow na’tl)l b+engootin+gboeut+ aVll ing
t (ilwl/osh da+y
digunakan untuk subjek I dan We.
tO
om bjo/Comrrowp .
• Contraction (singkatan): Will + not ((??)) W Wil ly/oSuhbalel g+oiSnugboju+t ablleda+yVtom+
il ing
orOrobwj/?
(won’t)
YCeos,mIpwill.
• Will juga bisa digantikan dengan be No, I won’t.
going to untuk menyatakan rencana Time marker (keterangan waktu): this
yang sudah pasti (definite plan). time, all day.

65
c. Future Perfect Tense terkenal tersebut pensiun tahun depan, dia
Fungsi: telah bermain selama 20 tahun.)
Menyatakan suatu kegiatan yang sudah
• Menekankan lamanya aktivitas yang sedang
selesai sebelum kegiatan lain terjadi pada
berlangsung dan terjadi hingga ada aktivitas
waktu akan datang.
lain di waktu yang akan datang.
Contoh:
Contoh:
I will have finished my job when you come
I will have been studying for two hours when
tonight.
my parents come.
(Saya akan sudah menyelesaikan pekerjaan
(Saya akan sudah belajar selama dua jam
saya ketika kamu datang malam ini.)
ketika orangtua saya datang.)

Rumus:
(+) Subj + P (will/shall + have + V3) + Obj/ Rumus:
Comp (+) S+P(will/shall+have+ been +Ving)+ O/C
(–) Subj + will/shall + not + have + V3 + (–) S + will/shall + not + have + been +
Obj/Comp Ving + O/C
(?) Will/shall + Subj+ have+ V3+ Obj/Comp (?) Will/shall+ S + have + been + Ving+ O/C

Contoh Contoh
(+) By the end of this year, Ummi will (+) Rida will have been studying English
have graduated from SMA. for 3 years by the end of the year.
(–) By the end of this year, Ummi won’t (–) Rida won’t have been studying English
have graduated from SMA. for 3 years by the end of the year.
(?) Will Ummi have graduated from SMA (?) Will Rida have been studying English
by the end of this year? for 3 years by the end of the year?
Yes, she will. Yes, he will.
No, she won’t. No, he won’t.
Time marker (keterangan waktu): Time marker: sama seperti Future
when (ketika), by the time (pada Perfect Tense dengan menambahkan
saat), as soon as (secepatnya). since atau for.

d. Future Perfect Continuous Tense


Fungsi:
• Membicarakan aktivitas yang sudah mulai
berlangsung sebelum waktu tertentu, dan
masih akan berlangsung pada saat tersebut.
Contoh:
When the most popular football player retire
next year, he will have been playing for
twenty years.
(Ketika pemain sepak bola yang paling

66
Cara Cepat Menghafal Tenses

Continuous Perfect Perfect continuous


Tenses Simple
To be + Ving Has,have, had + V3 Has, have, had + been + Ving

Present V1 (s/es) Is, am, are + Ving Have / has + V3 Have / has + been + Ving

Past V2 Was, were + Ving Had + V3 Had + been + Ving

Future Will + V1 Will + be + Ving Will + have + V3 Will + have + been + Ving

Past future Would + V2 Would + be + Ving Would + have + V3 would + have + been + Ving

Keterangan:
jenis tenses
ciri dasar
Cara membaca dari kolom kiri ke kanan, mis:
present (kolom kiri) simple (kolom kanan)

67
Bab 9
Clause

Phrase (frasa) adalah kumpulan dari dua kata Subordinate Clause:


atau lebih yang belum jelas subjek dan verb-nya. (who/that) had brought her packet.
Sedangkan, clause (klausa) adalah kumpulan dari Antecedent: the girl (orang)
beberapa kata yang mengandung subjek dan verb.
Anak kalimat adjektif (adjective clause)
Perhatikan contoh berikut:
menerangkan kata benda the girl
• On the table (phrase).
(perempuan).
• He is a Dutch (clause).
1. Subjek
A. Adjective Clause • Person → who, that
All the people admire the leader. He is very
• Adjective Clause atau relative clause adalah
compassionate.
klausa (anak kalimat) yang berfungsi sebagai
(Semua orang mengagumi sang pemimpin.
adjective (kata sifat) yang menerangkan
Dia sangat welas asih)
keadaan noun (kata benda) atau pronoun
All the people admire the leader who is very
(kata ganti orang).
compassionate.
• Adjective clause memiliki struktur yang sama
All the people admire the leader that is very
seperti klausa pada umumnya, yaitu memiliki
compassionate.
subjek dan predikat (minor) atau memiliki
(Semua orang mengagumi sang pemimpin
subjek,predikat,objekdan keterangan(mayor).
yang sangat welas asih itu.)
• Berdasarkan pada kata atau bagian kalimat
yang mendahului kataganti atau penghubung Pola: (who/that) + verb
(the antecedent), Adjective Clause dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: • Animal, thing → which, that
The dog is chasing a cat. The dog has black
a. Antecedent berupa Kata Benda/Orang
fur.
Antecedent berupa benda/orang maka kata (Anjing itu mengejar seekor kucing. Anjing
ganti atau penghubung yang digunakan itu memiliki bulu berwarna hitam.)
adalah who, whom, whose, dan which.
The dog which has black fur is chasing a cat.
Contoh:
The dog which that black fur is chasing a cat.
She said thank you to the girl who/that had
(Anjing yang memiliki bulu berwarna hitam
brought her packet.
itu mengejar seekor kucing.)
Main Clause:
She said thank you to the girl. Pola: (which/that) + verb

68
2. Objek b. Antecedent berupa Kata Keterangan Waktu/
• Person → whom, that Tempat/Alasan
I recognize the lady. You love the lady. Antecedent berupa kata keterangan tempat,
(Saya mengenal wanita itu. Kamu mencintai waktu, atau alasan maka kata ganti atau
wanita itu.) penghubung yang digunakan adalah where,
I recognize the lady whom you love. when, dan why.
I recognize the lady that you love. Contoh:
I recognize the lady whom/ that you love. This is the month when my sister are
(Saya mengenal wanita yang kamu cintai itu.) married.
Pola: (whom/that) + S + verb Main Clause:
This is the month
• Thing → which, that
Subordinate Clause:
You chained up the dog. It looked very thirsty.
When my sister are married.
(Kamu merantai anjing itu. Dia terlihat sangat
kehausan.) Antecedent: the month (keterangan waktu)
Anak kalimat adjektif (adjective clause)
You chained up the dog which looked very
menerangkan kata keterangan waktu (the
thirsty.
month).
You chained up the dog that looked very
thirsty. 1. Tempat → Where, Which
(Kamu merantai anjing yang terlihat sangat • The dump is next to the village. Rudi lives in
kehausan itu.) the village.
(Tempat pembuangan sampah ada di sebelah
Pola: (which/that) + verb desa itu. Rudi tinggal di desa itu.)
3. Possession (Kepemilikan) • The dump is next to the village which Rudi
• Person → whose, that lives in.
I helped the passenger. His wallet was lost. • The dump is next to the village where the
(Aku menolong penumpang. Dompetnya Rudi lives.
hilang.) • The dump is next to the village which Rudi
lives in.
I helped the passenger whose wallet was lost.
(Tempat pembuangan sampah ada di sebelah
(Aku menolong penumpang yang dompetnya
desa, di mana Rudi tinggal)
hilang.)
• Animal, thing → of which 2. Time → When, Which
The child is stroking the cat. Its fur is black. I remember the day. You were born on the day.
(Anak itu mengelus kucing. Bulunya berwarna (Saya ingat hari itu. Kamu lahir pada hari itu.)
hitam.) I remember the day on which you were born.
The child is stroking the cat whose fur is black. I remember the day when you were born.
(Anak itu mengelus kucing yang bulunya (Saya ingat hari ketika kamu lahir.)
berwarna hitam.)
Atau: Catatan
The child is stroking the cat, the fur of which Verb + preposition (kata depan)
is black. Sering kali kita jumpai banyak verb atau
(Anak itu mengelus kucing yang bulunya adjective yang mempunyai pasangan
berwarna hitam.) preposition tertentu.

69
B. Noun Clause
Misalnya saja, accused (terdakwa)
berpasangan dengan of, interested Dalam kalimat, noun clause biasanya
(menyukai) dengan in, objected berkedudukan sebagai subject, object, atau
(keberatan) dengan to, dan lain-lain. complement (keterangan pelengkap).
• Noun clause dari kalimat yang menggunakan
Contoh: kata tanya sebagai berikut:
• He is the one. I wrote the letter to him. what, when, where, who, why, how.
Karena posisinya sebagai objek (to him) maka Question: Where does she live? (Di mana dia
relative pronoun (kata ganti penghubung) tinggal?)
yang digunakan adalah whom.
Noun clause: I don’t know where she lives.
He is the one, to whom I wrote the letter. (Saya tidak tahu di mana dia tinggal.)
(Dialah orang yang aku tulisi surat.)
Kata tanya dicantumkan di dalam noun
• The judge objected to the reasons. Several clause-nya.
of them didn’t make any sense. • Noun clause dari kalimat tanya yes/no question.
Karenathempadakalimatdiatasmerujukkepada Question: Do you understand?
pernyataan/alasan maka relative pronoun yang Noun clause:
digunakan adalah which. Proposition tetap The teacher wonders whether/if I understand.
disertakan seperti pada kalimat asal. (Guru bertanya apakah saya mengerti.)
The judge objected to the reasons, several of Noun clause-nya diawali oleh whether atau
which didn’t make any sense. if, yang artinya apakah.
(Hakim keberatan dengan alasan yang • Noun clause dari kalimat pernyataan.
beberapa tidak masuk akal tersebut.)
Statement: He is a good actor.

Catatan Noun clause: Everybody knows that he is a


Adjective clause yang mengandung good actor.
kata sifat atau berbentuk pasif, relative Noun clause-nya diawali oleh that (bahwa).
pronoun + tobe bisa dihilangkan. Ingat: Noun clause mempunyai struktur
kalimat pernyataan, bukan kalimat
Contoh: pertanyaan.
• Some foods which are available in the store
are expired. C. Adverbial Clause
(which are = relative pronoun + tobe)
Somefoods availablein the store are expired. • Adverbial clause adalah frasa atau anak
(Beberapa makanan yang tersedia di toko kalimat yang digunakan sebagai keterangan
sudah kadaluwarsa.) tambahan bagi kata kerja.

• The patient who was called his name, Perhatikan adverbial clause yang
entered the room. digarisbawahi berikut:
(who was = relative pronoun + tobe) 1. The phone rang as soon as you came
Thepatientcalledhis name enteredthe room. here.
(Pasien yang dipanggil namanya masuk ke 2. The phone rang when Iwaswatching TV.
dalam ruangan.) • Conjunction (kata sambung) pada adverbial
clause:

70
1. Time (waktu): when (ketika), while (sewaktu), • Peng hubung klausa (conjunction) pada
after, before, until, assoon as (segera setelah). independent clause, yaitu:
Contoh: She came to my home before you Conjunction yang berfungsi menambahkan
called me. Moreover (lebih jauh lagi), besides (di
2. Cause/reason (sebab/alasan): because, samping itu), inaddition (sebagai tambahan).
because of, since, for (karena). Contoh:
Contoh: Rony is going to get a job because He has fired, moreover, he doesn’t get some
he need money. pay.
3. Purpose (tujuan): so that, in order that, in (Dia baru saja dipecat, lebih jauh lagi, dia
case (dengan tujuan). tidak mendapat uang pesangon.)
Contoh: I was studying hard so that I can • Conjunction yangberfungsimempertentangkan
pass next examination. But, yet (akantetapi), however (bagaimanapun
4. Result (hasil): juga), nevertheless (meskipun demikian), still
so…(adj/adv)...that...= sedemikian… (tetapi), on the contrary (sebaliknya), on
sehingga, the other hand (sebaliknya), in contrast to
such..(adj+noun)…that… = seperti ...... (berlawanan dengan).
sehingga .... Contoh:
Contoh: This room is so small that we doesn’t I don’t have brother or sister, nevertheless, I
enough to enter. have many friends who love me.
5. Concession (pertentangan): although, (Saya tidak punya saudara laki-laki maupun
eventhough, though, even if (meskipun). perempuan, meski demikian, saya punya
Contoh: She is still working although all of banyak teman yang mencintai saya.)
her friends have to go home. • Conjunction yang berfungsi menerangkan
6. Contrast (perbedaan): whereas (sedangkan), sebab-akibat
at the same time (pada saat yang bersamaan). Therefore (oleh karena itu), accordingly
Contoh: I have my hair rebonded, whereas (oleh karena itu), hence (maka), thus (maka),
she cuts her hair. consequently (akibatnya, konsekuensinya), as
a result (sebagai akibatnya), for this reason
D. Independent Clause (karena alasan ini).
Contoh:
• Independent clause adalah klausa atau anak
They trust me, therefore, I must keep on their
kalimat yang dapat berdiri sendiri (apabila
secret.
terpisah dari kalimat induknya masih bisa
(Mereka percaya kepada saya, oleh karena
berfungsi sebagai kalimat tunggal).
itu, saya harus menjaga rahasia mereka.)
Contoh:
• Conjunction yang berfungsi sebagai pilihan/
He is very smart, however, he is very humble.
alternatif
(Dia sangat pintar, meskipun demikian dia Otherwise (jika tidak demikian).
sangat rendah hati.)
Contoh:
• Untuk menjawab soal yang berkenaan You should go to her house now, otherwise,
dengan Independent clause, tentukan dahulu
she never want to meet you again.
hubungan antara kalimat sebelum dan (Kamu sebaiknya pergi ke rumahnya
kalimat setelah kata penghubung.
sekarang, jika tidak demikian, dia tidak akan
Sentence 1…(kata penghubung)…sentence 2. mau menemuimu lagi.)

71
Bab 10
Modals

Modal adalah kata kerja bantu. Modal tidak bisa It has just rained, we don’t have to water the
berdiri sendiri, tetapi butuh kata kerja lain. Bentuk plants. (Saat hujan, kita tidak perlu menyiram
modal yang umum digunakan ada tiga, yaitu tanaman.)
present, past, dan perfect. Perbedaan bentuk ini
• Past
adalah untuk menyatakan perbuatan yang lampau
Kalimat positif: Had to (harus).
atau sekarang.
Kalimat negatif: Didn’t have to (tidak harus).
Tabel bentuk-bentuk modal:

Present Past Perfect B. Advisability (Saran)


Will Would Would have + V3
Can Could Could have + V3 • Present
May Might Might have + V3 Kalimat positif: Should, ought to, had better
Must (had to)* Must have + V3 + V1 (sebaiknya).
Shall Should Should have +V3 Kalimat negatif: Shouldn’t, ought not to, had
Ought to - Ought to have + V3 better not (tidak sebaiknya).
Berdasarkan fungsinya, modal dikategorikan Contoh:
menjadi beberapa kelompok, di antaranya adalah: Your stomachache is getting worse, you
should see a doctor. (Sakit perutmu semakin
parah, kamu sebaiknya menemui dokter.)
A. Necessity atau Obligation
(Keharusan Kewajiban) • Past
Kalimat positif: Should have + V3, ought to
• Present
have + V3.
Kalimat positif: Must (harus), have/has to
Kalimat negatif: Shouldn’t have + V3, ought
(diharuskan).
not to have + V3.
Kalimat negatif: Must not (tidak boleh/
Nasihat atau anjuran terhadap apa yang
jangan), don’t/doesn’t have to (tidak harus).
terjadi pada saat lampau mempunyai arti, si
Contoh: pembicara menyatakan penyesalan karena
To avoid fire, we must not light a flame in perbuatan yang seharusnya dilakukan itu
this petrol station. (Untuk menghindari tidak terjadi.
kebakaran, kita tidak boleh menyalakan api Contoh:
di tempat pengisian bahan bakar.) You should have helped her yesterday. (Kamu
seharusnya sudah menolongnya kemarin.)

72
Fakta: You didn’t help her. You were • Past
supposed to help her yesterday. (Kamu Kalimat positif: Could, to be able to + V1, to
tidak menolongnya. Kamu berandai-andai be: was/were.
menolongnya kemarin.)
Kalimat negatif: Couldn’t, be not able to.
• Unfulfilled ability (kemampuan yang
C. Certainty (Kepastian)
tidak dilakukan) → Can/could have + V3
• Present (sebenarnya bisa).
Kalimat positif: Must (pasti). Contoh:
Kalimat negatif: Must not/can not/could not I could have repaired your car, why didn’t you
(mustahil/tidak mungkin). ask me?
Contoh: Saya sebenarnya bisa memperbaiki mobilmu,
You couldn’t be sleepy, you’ve just slept mengapa kamu tidak memintaku?
all day already. (Kamu tidak mungkin Fact:
mengantuk, kamu sudah tidur sepanjang I didn’t repair the car, I could repair if indeed.
hari.) (Saya tidak memperbaiki mobilmu, saya bisa
memperbaikinya jika dibutuhkan).
• Past
Kalimat positif: Must have + V3 (pasti telah).
F. Permission (Izin)
Kalimat negatif: Can’t/couldn’t have + V3
(tidak mungkin telah). • Present
Kalimat positif: May, can (boleh/dapat).
D. Possibility (Kemungkinan) Kalimat negatif: May not, can not (tidak
• Present boleh/dapat).
Kalimat positif: May/might (mungkin/bisa • Past
jadi), could (memungkinkan/mungkin). Kalimat positif: Could.
Kalimat negatif: May not/might not (mungkin Kalimat negatif: Couldn’t.
tidak).
Riders may go when the traffic lights turn
• Past green. (Pengendara boleh jalan ketika lampu
Kalimat positif: Might have + V3, can/could lalu lintas menyala warna hijau).
have + V3 (mungkin telah).
Kalimat negatif: Might not have + V3
(mungkin tidak).

E. Ability (Kemampuan)
• Present
Kalimat positif: Can, to be able to + V1, tobe
(am/is/are).
Kalimat negatif: Can’t, to be not able to.

73
Bab 11
Passive Voice

A. Pengertian • Berikut adalah perubahan kalimat aktif


(active voice) menjadi kalimat pasif (passive
• Passive voice atau kalimat pasif adalah kalimat voice) sesuai bentuk tenses-nya.
yang lebih menekankan objek (penderita)
daripada subjek (pelaku) atau dengan kata No. Active Passive
lain, yaitu kalimat yang subjeknya dikenai Present tense
S + is/am/are + V3
S + VI+ s/es
pekerjaan. Contoh:
Contoh:
• Jika diterjemahkan ke dalam bahasa A book is read by Anto
1 Anto reads a book
every day.
Indonesia, kata kerja dalam kalimat pasif every day.
(Sebuah buku dibaca oleh
diawali dengan awalan di- atau ter-. (Anto membaca se-
Anto tiap hari.)
buah buku tiap hari.)
Contoh:
Past tense
Kalimat aktif: cleans (membersihkan) S + Was/were + V3
S + V2
Kalimat pasif: to be cleaned (dibersihkan) Contoh:
Contoh:
2
A letter was delivered by
The postman delivered
the postman
B. Pola Kalimat a letter
yesterday.
yesterday.
Subj + to be + V3 + Object/Complement (Tukang pos mengirim
(Sepucuk surat dikirim
sepucuk surat ke-
oleh tukang pos kemarin.)
marin.)
Catatan Present Continuous
tense
To be berubah sesuai dengan bentuk S + is/am/are + Ving
S + is/am/are + being + V3
tenses-nya. Contoh:
Contoh:
The paper is being edited
Dalam pembentukan kalimat aktif menjadi 3 The editor is editing
by the editor now.
the paper now.
kalimat pasif, subjek dalam kalimat aktif (Naskah itu sedang diedit
(Editor sedang
akan menjadi objek dalam kalimat pasif editor sekarang.)
mengedit naskah itu
dan sebaliknya. sekarang.)
Past Continuous tense S + was/were + being + V3
Contoh: S + was/were + Ving Contoh:
Active Rany makes a cake Contoh: The gate was being
Voice S V1 O He was painting the painted (by him) when I
4.
gate when I arrived. arrived.
(Dia sedang mengecat [Gerbang itu sedang dicat
Passive A cake is made by Rany gerbang ketika saya (oleh dia) ketika saya
voice S to be +V3 O tiba.) tiba.]

74
Contoh:
Present/Past Perfect
S + has/have/had + been Aktif : Someone eats the apple
5. tense
+ V3 Pasif : The apple is eaten.
S + has/have/had + V3

Contoh: Contoh:
D. Kalimat Aktif dengan Dua
Our mother has Special food has been
prepared special food prepared by our mother Objek
for us. for us.
(Ibu kita telah mem- (Makanan istimewa telah Ketika terdapat dua objek dalam sebuah kalimat
persiapkan makanan dipersiapkan oleh ibu aktif maka terdapat dua kemungkinan kalimat
istimewa untuk kita.) untuk kita.) pasif yang dapat dibentuk.
Modal Contoh:
Can
Can The teacher explained the students the excercise.
May
May
Must (Guru menjelaskan latihan kepada murid-murid)
Must
Shall + be + V3 Dalam kalimat di atas, objek satu (objek tidak
Shall + VI
Will
Will
Could
langsung) adalah the students (murid-murid),
6. Could sedangkan objek dua (objek langsung) adalah the
Contoh:
Contoh:
A new policy will be is- exercise (latihan). Maka, kalimat pasifnya (passive
The government will
sued by the government. voice) menjadi:
issue a new policy.
(Sebuah kebijakan baru
(Pemerintah akan • The students were explained the exercise by
akan diterbitkan oleh
menerbitkan sebuah
pemerintah.)
the teacher. (Murid-murid dijelaskan tentang
kebijakan baru.) latihan oleh guru.)
• The exercise was explained to the students
C. Passive Voice With by by the teacher. (Latihan itu dijelaskan kepada
murid-murid oleh guru.)
• Dalam passive voice (kalimat pasif), yang
melakukan pekerjaan biasanya tidak terlalu
diperhatikan.
E. Verb yang Diikuti Preposisi
Contoh:
dalam Kalimat Pasif
A house was built there a month ago, now it Jika dalam kalimat aktif terdapat kata kerja (verb)
is just an empty lot. (Sebuah rumah dibangun yang diikuti preposisi (break into, look after,
di sana sebulan yang lalu, sekarang itu hanya dan lain-lain) maka pembentukan kalimat pasif
sebuah tanah kosong.) hanya terjadi pada kata kerjanya saja, sedangkan
• Ketikakitainginmenyebutkanpelakunyamaka preposisi tetap berada setelah kata kerja.
digunakan preposisi by + noun (katabenda).
Contoh:
Contoh:
Aktif : Someone broke into my house last
Aktif : Andy build a house
night.
Pasif : A house is built by Andy
Pasif : My house was broken into (by someone)
• Jika pelakunya tidak tentu (indefinite last night.
pronoun) seperti someone, somebody, no
one, dan sebagainya, maka by bisa diabaikan.

75
Bab 12
Elliptical and Parallel
Construction
Elliptical structure adalah penghilangan bagian Subject: Mrs. Shinta
tertentu dari suatu kalimat akibat penggabungan Auxiliary: did
dengan kalimat lain, yang bertujuan untuk
2. Mrs. Dewi will write a script tomorrow.
membentuk kalimat majemuk. Penghilangan
Mr. Roni will write a script tomorrow.
bagian tertentu tersebut tidak menyebabkan
• Mrs. Dewi will write a script tomorrow,
perubahan arti dari kalimat.
and Mr. Roni will too.
Ada tiga jenis elliptical structure yang perlu diketahui:
• Mrs. Dewi will write a script tomorrow,
and so will Mr. Roni.
A. Penggabungan Dua Kalimat Keterangan:
Positif Positive sentence: Mrs. Dewi will write a
script tomorrow.
Untuk menggabungkan kalimat positif dan kalimat
Subject: Mr. Roni
positif, digunakan konjungsi (kata hubung): too
Auxiliary: will
atau so.
3. Mr. Firdaus drives a car.
Catatan Mrs. Rina drives a car.
Rumus: • Mr. Firdaus drives a car, and Mrs. Rina
• Positive sentence, and Subject + does too.
auxiliary + too • Mr. Firdaus drives a car, and so does
• Positive sentence, and so + auxiliary Mrs. Rina.
+ Subject Keterangan:
Positive sentence: Mr. Firdaus drives a car.
1. Mrs. Rini came here yesterday. Subject: Mrs. Rina
Mrs. Shinta came here yesterday. Auxiliary: does
• Mrs. Rini came here yesterday, and Mrs.
Shinta did too.
B. Penggabungan Dua Kalimat
• Mrs. Rini came here yesterday, and so
did Mrs. Shinta.
Negatif
Keterangan: Untuk menggabungkan kalimat negatif dan
Positive sentence: Mrs. Rini came here kalimat negatif, digunakan konjungsi (kata
yesterday. hubung) either atau neither.

76
Catatan Catatan
Rumus: Rumus:
• Negative sentence, and Subject + • Positive sentence, but Subject +
auxiliary + not + either auxiliary + not
• Negative sentence, and neither + • Negative sentence, but Subject +
auxiliary + Subject auxiliary

Contoh: Contoh:
1. Doni can’t do it. 1. Dini likes swimming.
Dona can’t do it. Dina doesn’t like swimming.
• Doni can’t do it, and Dona can’t either.
Dini likes swimming, but Dina doesn’t.
• Doni can’t do it, and neither can Dona.
(Dini suka berenang, tetapi Dina tidak.)
Keterangan:
Negative sentence: Doni can’t do it. Dina doesn’t likes swimming, but Dini does.
Subject: Dona (Dina tidak suka berenang, tetapi Dini suka.)
Auxiliary: can 2. She didn’t sleep last night.
2. My father doesn’t like bakso. They slept last night.
My mother doesn’t like bakso. She didn’t sleep last night, but they did.
• My father doesn’t like bakso, and my (Dia tidak tidur semalam, tetapi mereka tidur.)
mother doesn’t either. They slept last night, but she didn’t.
• My father doesn’t like Bakso, and (Mereka tidur semalam, tetapi dia tidak.)
neither does my mother. 3. Mr. Iwan will go.
Keterangan: Mr. Farhan won’t go.
Negativesentence:My fatherdoesn’tlikebakso Mr. Iwan will go, but Mr. Farhan won’t.
Subject: My mother (Tuan Iwan akan pergi, tetapi Tuan Farhan
Auxiliary: Does tidak akan.)
3. Mr. Heri is not my friend. Mr Farhan won’t go, but Mr. Iwan will.
Mr. Heru is not my friend. (Tuan Farhan akan pergi, tetapi Tuan Iwan
• Mr. Heri is not my friend, and Mr. Heru is akan.)
not either.
• Mr. Heri is not my friend, and neither is D. Parallel Contruction
Mr. Heru.
Keterangan: • Parallel construction adalah penggabungan
Negative sentence: Mr. Heri is not my friend. kalimat majemuk dengan menggunakan
Subject: Mr. Heru konjungsi (penghubung antarkata) yang
Auxiliary: is bertujuan untuk menghilangkan pengulangan
kata yang sama.
C. Penggabungan Kalimat Positif • Biasanya, kata atau kalimat yang digabungkan
memiliki fungsi tata bahasa (gramatikal) yang
dan Negatif sama. Tenses yang digunakan dalam kalimat
Untuk menggabungkan kalimat positif dan kalimat yang digabungkan juga harus sama.
negatif, atau kalimat negatif dan kalimat positif, • Bentuk-bentuk konjungsi dalam parallel
digunakan konjungsi (kata hubung): but (tetapi), construction antara lain:
while (sedangkan).

77
1. ... or ... (... atau ...) 4. Neither Rick nor Anto have gone to
2. ... and ... (... dan ...) Paris. (Tidak Rick maupun Anto sudah
pergi ke Paris).
3. Either...or...(salahsatudari...maupun...)
5. When Nino was 10 years old, he could
4. Neither ... nor ... (tidak ... maupun ...)
play both piano and violin. (Ketika Nino
5. Both ... and ... (kedua-duanya/... dan berusia 10 tahun, ia dapat bermain
juga ...) piano dan juga biola).
6. Not only ...but also ... (bukan hanya ... 6. The workers work not only carefully but
tetapi juga ...) also effectively. (Para pekerja bekerja
tidak hanya secara hati-hati tapi juga
• Contoh kalimat parallel construction:
efektif.)
1. My little brother walks or rides his
bike to school. (Adik laki-laki saya Catatan:
berjalan atau mengendarai sepedanya
• Bentuk both ... and ... diikuti oleh kata kerja
ke sekolah).
jamak (plural verb).
2. The doctor advised her to get some sleep
• Untuk bentuk:
and take some time off work. (Dokter
Either ... or ...
menyarankan kepadanya untuk tidur
Neither ... nor ...
yang cukup dan tidak bekerja untuk
Not only ... but also ...
beberapa waktu).
Subjek yang berdekatan dengan verb
3. She can speaks either Japanese or
menentukan apakah verb tersebut tunggal
Korean. (Dia dapat berbicara salah satu
atau jamak tersebut.
dari bahasa Jepang maupun bahasa
Korea).

78
Bab 13
Participles

A. Participles 2. Past/passive participle


Yaitu, kata yang berbentuk dari Verb bentuk
• Participle adalah kata yang terbentuk dari lampau (V3) yang bermakna di-, ter-.
kata kerja (Verb) yang berfungsi sebagai
bagian dari kalimat. Bentuk umum V3
Bentuk Past being V3
• Participle dapat berfungsi sebagai adjective
dan perfect Having been + V3
(kata sifat), menjelaskan noun (kata benda),
atau pronoun (kata ganti)
• Participle dalam bahasa Inggris dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Present/active participle Contoh
Yaitu, kata kerja berbentuk Ving, bermakna
me-, ber- atau sedang. - The package wrapped beautifully
Bentuk umum V + ing
is for Rieta.

Having V3
Paket yang dibungkus dengan
Bentuk Past
dan perfect Having been + Ving
indah itu untuk Rieta.
- Being robbered, he went to the
police office.
Setelah dirampok, dia pergi ke
Contoh kantor polisi.

- Having no money, he couldn’t afford Point Penting


to buy such a luxurious house. • Jika active participle muncul di awal kalimat
(Karena tidak memiliki uang, dia (active participle + phrase), dapat memiliki
tidak bisa membeli sebuah rumah beberapa makna, di antaranya:
mewah)
1. After (setelah)
- The man climbing the mountain
Having discussed the matter, they
broke the record.
agreed to make a new project = after
(Laki-laki yang mendaki gunung itu
they had discussed the matter, they
memecahkan rekor.)
agreed to make a new project.

79
2. Because, since, as, for (karena) • Jika passive participle muncul di awal kalimat
Talking excitedly to each other, they (passive participle + phrase), memiliki makna:
forgot to finish the exercise = because 1. After (setelah)
they were talking excitedly, they forgot Visited by her idol, she was very happy
to finish the exercise. = after she was visited by her idol, she
3. While (sementara) was happy.
Walking along the street, I met my old 2. Because, since, as, for (karena)
friend = while I was walking along the Surrounded by mountain, the city has
street, I met my old friend. a cool climate = because the city is
4. If (jika) surrounded by mountain, the city has
Turning to the left, you will find his a cool climate.
office = if you turn left, you will find his 3. Adjective Clause
office. The window broken by Edo has not
been repaired yet = the window which
was broken by Edo has not been
repaired yet.

80
MATEMATIKA

81
81
Bab 1
Eksponen dan Logaritma

A. Pengertian Eksponen D. Pertidaksamaan Eksponen


Bilangan bereksponen (berpangkat) dinyatakan 1. Untuk 0 < a < 1 maka berlaku:
dengan: a f(x)  ag(x)  f(x)  g(x)
a f(x)  ag(x)  f(x)  g(x)
a  a  a  a  a  ........ a =
an 2. Untuk a > 1 maka berlaku:
n kali
a f(x)  ag(x)  f(x)  g(x)
Contoh: 2 x 2 x 2 = 23 = 8
a f(x)  ag(x)  f(x)  g(x)
Notasi: an dibaca “a pangkat n”
• a disebut bilangan pokok (basis)
• n disebut bilangan pangkat E. Pengertian Logaritma
Logaritma adalah invers dari perpangkatan,
B. Sifat-Sifat Eksponen yaitu mencari pangkat dari suatu bilangan pokok
Untuk a, b, m, dan n anggota bilangan real berlaku sehingga hasilnya sesuai dengan yang telah
sifat: diketahui.
1. am. an = am + n Jika an = b maka alogb = n
2. am : an = am – n dibaca “n = log b dengan basis a”
3. 1 : an = a–n
4. (am)n = am x n • a disebut basis (bilangan pokok), a > 0 dan
5. a0 = 1; a  0 a1
6. an. bn = (ab)n • b disebut bilangan yang dilogaritmakan, b > 0
7. am : bm = (a : b)m
m
n m
8. a =a n F. Sifat-Sifat Logaritma
C. Persamaan Eksponen 1. log 1 = 0
2. log 10 = 1
• Bentuk : af(x) = 1  f(x) = 0 a
3. log b.c = alogb + alogc
• Bentuk : af(x) = ap  f(x) = p
log b = logb – logc
• Bentuk : af(x) = ag(x)  f(x) = g(x) 4. a
c
a a

• Bentuk : af(x) = bf(x)  f(x) = 0 5. a


log bn = n . alogb
• Bentuk : a2f(x)+b + af(x)+ c + d = 0 6. a
log a = 1
a2f(x) .ab + a f(x) .ac + d = 0

82
a
1
=
logb
=p
p
logb H. Pertidaksamaan Logaritma
7. logb = b loga
loga loga
1. Untuk bilangan pokok a > 1 berlaku:
a b c a
8. log b . log c . log d = log d
n • Jika a log f(x)  a log g(x) maka:
am na
9. logbn = a logbm = logb
a a
m f(x)  g(x)
10. a logb = b log a = b
• Jika a log f(x)  a log g(x) maka:
G. Persamaan Logaritma f(x)  g(x)

• Bentuk : alog f(x) = a log p atau alog f(x) = c 2. Untuk bilangan pokok 0 < a < 1, berlaku:
Solusi : f(x) = p atau f(x) = ac
• Jika a log f(x)  a log g(x) maka:
• Bentuk : alog f(x) = b log p atau g(x) log f(x) = c
Solusi : f(x) = p = 1 atau f(x) = g(x)c f(x)  g(x)
• Bentuk : a (plog x)2 + b plog x + c = 0
Solusi : Gunakan sifat persamaan kuadrat • Jika a log f(x)  a log g(x) maka:
atau dengan cara singkat, yaitu: f(x)  g(x)

b
x .x = p a Syarat: f(x) > 0 dan g(x) > 0.
12

• Bentuk : af(x) = bg(x)


Solusi : Kedua ruas dilogaritmakan menjadi:
f(x) log a = g(x) log b

83
Bab 2
Persamaan Kuadrat

A. Bentuk Umum Persamaan Contoh:


Kuadrat x2 + 6x + 8 = 0
2 2
 6 6
ax2 + bx + c = 0  x   = 8   
ay2 + by + c = 0  2   2 
untuk a, b, c  bilangan real (x + 3) =  8  9
x, y variabel dan a  0 x = 3  1
Rumus diskriminan: x1= –2 atau x2 = – 4

D = b2 – 4ac c. Rumus Al-Khawarizmi (abc)


b  b2  4ac
x1,2 
2a
B. Menentukan Akar-Akar
Persamaan Kuadrat C. Bentuk Simetri Akar-Akar
Persamaan Kuadrat
Jika x1 dan x2 adalah akar-akar dari persamaan
kuadrat ax2 + bx +c = 0 maka akar-akar tersebut Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat
dapat diperoleh dengan cara: ax2 + bx +c = 0 maka berlaku:
a. Faktorisasi b
• x+x=
1 2
a
a(x  x1).(x  x2 )  0 c
• x1 . x2 =
a
Contoh:
D
• x–x=
x2 – 5x + 6 = 0 1 2
a
(x – 3)(x – 2) = 0 • x  x = (x  x )2  2x  x
2 2
Maka x = 3 atau x = 2 1 2 1 2 1 2

• x12  x22 =  x 1 x 
2 x 1 x 2


1 1
 = x1  x2
b. Melengkapi Kuadrat Sempurna
x1 x2 x1  x2
x2 + bx + c = 0 di mana a = 1 maka:
 
2
• x 4  x 4 = x2  x2  2 x  x 2
2 2
 b  b 1 2 1 2 1 2
 x   = c    4 4 2 2 2 2
2 2
   
• 
x1  x2 = x1  x2 x1  x2  
85
E. Menyusun Persamaan
x13  x32 =  x1  x 2  3x 1 x 2x 1x 2
3

Kudrat Baru
x3  x3 =  x  x   3x  x  x  x 
3

1 2 1 2 1 2 1 2
(x – a)(x – b) = 0
atau
D. Jenis-Jenis Akar Persamaan
x2 – (x1 + x 2)x + (x1.x2 ) = 0
Kuadrat x2 – (JAA)x + (PAA) = 0

Berdasarkan nilai diskriminan D = b2 – 4ac, akar-


akar terbagi menjadi dua jenis, yaitu: a dan b adalah akar-akar persamaan kuadrat
• Jika D ≥ 0 maka akar-akarnya real JAA = Jumlah akar-akar (a + b)
• Jika D > 0, akarnya real berlainan PAA = Perkalian akar-akar (a.b)
• Jika D = 0, akarnya real kembar
• Jika D < 0, akar-akarnya tidak real
Jika akar-akarnya real maka hubungan akar- Contoh:
akar x1 dan x2 mempunyai syarat-syarat, Jika akar-akarnya adalah kebalikan dari akar-akar
yaitu: yang diketahui maka:
• Akar-akarnya real positif: ax2 + bx + c = 0 menjadi cx2 + bx + a = 0
D  0, x1  x2  0, x1.x2  0
• Akar-akarnya real negatif:
D  0, x 1  x 2  0, x1.x 2  0
• Akar-akarnya berlawanan tanda:
D  0, x1.x2  1
• Akar-akarnya berlawanan:
D  0, x 1  x 2  0, x1.x 2  0
• Akar-akarnya saling berkebalikan:
D  0, x1.x2  1

84
Bab 3
Bentuk Akar

A. Sifat-Sifat Bentuk Akar  a  b 2


ab ab ab
• =  =
a b a b a b ab
a. Bentuk Umum Akar
m m
n m
a =an am = a 2
C. Persamaan Bentuk Akar
1 1
na
= an a=a 2
• (a  b)  2 ab = a  b , syarat: a > b > 0

b. Penjumlahan dan Pengurangan Bukti:  


 
1. a c  b c = (a  b) c (a  b)  2 ab

=  
2. a c  b c = (a  b) c a  2 ab  b
 
= a  ab  ab  b
c. Perkalian dan Pembagian
2 = ( a2 )  ab  ab  ( b2 )
1. aa= a2 = a 2 = a
= a( a  b)  b( a  b)
2. n a  n b = n ab
= ( a  b)( a  b)
n m n p n mp
3. a  a = a =  a  b  2 ab

4. npa = np a
• (a  b)  2 ab = a  b, syarat: a > b > 0
na a
5. nb
=n Bukti:
b
(a  b)  2 ab
B. Merasionalkan Penyebut = a  2 ab  b
• a a b = a b = a  ab  ab  b
=
b b b b
= ( a2 )  ab  ab  ( b2 )
a = a b = ab

b b b b = a( a  b)  b( a  b)
 a  b
c c
• = = ( a  b)( a  b)
ab ab a b

c( a  b ) = ( a  b)2 ab
=
a b

86
Bab 4
Fungsi Kuadrat

A. Definisi Fungsi Kuadrat Gambar kurva parabola:


D>0 D=0 D<0
Fungsi f yang didefinisikan sebagai Nilai
(2 titik potong) (menyinggung) (tidak memotong)
f(x) = ax2 + bx + c, di mana a, b, c  R dan a ≠ 0
a>0
disebut sebagai fungsi kuadrat. (terbuka
ke atas)

B. Bentuk Umum Fungsi a<0


(terbuka
Kuadrat ke bawah)

 Bentuk umum fungsi kuadrat adalah sebagai


berikut: • Suatu kurva disebut definit positif (selalu
bernilai positif untuk setiap x), jika a > 0 dan
y = f(x) = ax2 + bx + c
D < 0.
Dengan a, b, c  real dan a  0. • Suatu kurva disebut definit negatif (selalu
• x  R disebut Domain (daerah asal) bernilai negatif untuk setiap x), jika a < 0 dan
• y = f (x)  R disebut Range (daerah D < 0.
hasil). definit
• Range  disebut kodomain (daerah positif
a>0D<0
kawan) yang berpasangan dengan
Domain. definit
negatif
 Diskriminan (D) adalah nilai konstanta yang a<0D<0
besarnya:
Jika (Xe,Ye) adalah koordinat titik ekstrem maka:
D = b2 – 4ac
b x x
• Xe =  = 1 2
2a 2
C. Sifat-Sifat Kurva Fungsi
Titik Xe disebut sumbu simetri.
Kuadrat D
• Y= = ax 2 + bx + c
e e e
4a
Bentuk kurva fungsi kuadrat adalah parabola se-
hingga sering disebut fungsi parabola, yaitu: Titik Ye disebut nilai ekstrem.

y = f(x) = ax2 + bx + c

87
D. Persamaan Fungsi Kuadrat • Untuk menentukan hubungan kedua
fungsi tersebut maka kedua persamaan
Menentukan fungsi kuadrat dapat menggunakan disubstitusikan sebagai berikut:
tiga cara, yaitu: yparabola = ygaris
1. Jika diketahui tiga titik sembarang maka:
px2 + qx + r = mx + n
2
y  ax  bx  c
px2 + (q – m)x + (r – n) = 0
2. Jika diketahui titik potong dengan sumbu x
di (x1,0), (x2,0), dan sebuah titik sembarang Dari hasil substitusi tersebut diperoleh:
maka: a = p, b = q – m, dan c = r _ n

y  a(x  x1)(x  x2 ) Gambar Keterangan


D > 0  parabola
3. Jika diketahui titik puncak (xe,ye) dan sebuah memotong garis di dua
titik sembarang maka: titik.
y  a(x  xe)2  ye D = 0  parabola
memotong garis di 1 titik
(menyinggung garis).
E. Hubungan Garis Dan
Parabola D < 0  parabola tidak
memotong garis.
• Persamaan garis lurus adalah y = mx + n,
sedangkan persamaan fungsi parabola
adalah y = f(x) = px2 + qx + r.

88
Bab 5
Pertidaksamaan

A. Sifat-Sifat Pertidaksamaan B. Bentuk-Bentuk


1. Pemindahan suku tanda tetap. Pertidaksamaan
Contoh: a + b > c maka a + b _ c > 0 a. Pertidaksamaan Linear
2. Perkalian atau pembagian dengan bilangan ax – b > 0
negatif tanda berubah. ax > b
ac b
Contoh: maka – a < – c x>
1 a
3. Pemangkatan genap mempunyai syarat
kedua ruas sama nilainya. Contoh: 2x _ 6 > 0
• Jika kedua ruas positif tanda tetap 2x > 6
x > 6
• Jika kedua ruas negatif tanda berubah 2
Contoh:
b. Pertidaksamaan Kuadrat
3 ≥ 1 → jika keduanya dikuadratkan 32 ≥ 1
menjadi 9 ≥ 1 (tanda tetap) Bentuk umum:
–3 ≤ –1 → jika keduanya dikuadratkan akan ax2 + bx + c > 0
menjadi 9 ≥ 1 (tanda berubah dari ≤ menjadi
Langkah-langkah umum penyelesaian pertidak-
≥).
samaan kuadrat adalah sebagai berikut:
4. Operasi dua pertidaksamaan
• Nolkan ruas kanan, kemudian pindahkan
Operasi penjumlahan tanda pertidaksamaan
suku kanan ke ruas kiri.
tetap.
• Faktorkan menjadi faktor-faktor linier.
Contoh:
• Buat garis bilangan untuk menentukan
a<b
penyelesaian.
c<d
+ Jika sulit difaktorkan maka:
a+c<b+d • Untuk D > 0 gunakan rumus abc
Operasi perkalian atau pembagian mengikuti • Untuk D < 0 maka berlaku:
rumus: - a > 0 maka fungsinya adalah definit
positif atau lebih dari nol.
(+) x (+) = + (–) x (–) = +
- a < 0 maka fungsinya adalah definit
(+) x (–) = – (–) x (+) = –
negatif atau kurang dari nol.

89
c. Pertidaksamaan Pecahan
2. f  x  g
Bentuk umum:
• Jika g > 0 maka solusinya adalah
a c 2

b

d
, b  0 dan d  0
 f x   g dan f (x) > 0.
2

•J ika g < 0 maka tidak mempunyai


Langkah-langkah umum penyelesaian
solusi.
pertidaksamaan pecahan adalah sebagai
berikut: e. Pertidaksamaan Nilai Mutlak
• Nolkan ruas kanan dengan memindahkan Bentuk umum:
suku kanan ke ruas kiri. • Jika |f(x)| < g maka f(x) < g dan f(x) > –g
• Faktorkan pembilang dan penyebut atau
menjadi faktor-faktor linier. ditulis: –g < f(x) < g
• Bu atla h gar i s b i lan gan untuk • Jika |f(x)| < g maka f(x) < g dan f (x) < –g
menentukan penyelesaian. • Jika |f(x)| > g maka f(x) > g dan f(x) < –g
d. Pertidaksamaan Bentuk Akar • Jika |f(x)| < |g(x)| maka:
Bentuk umum: (f(x) + g(x)).(f(x) – g(x)) < 0
f(x)
1. f  x  g • Jika < k maka:
g(x)

• Jika g > 0 maka solusinya adalah (f(x) – k.g(x)).(f(x) + k.g (x)) < 0

 
2
f  x  g
2
dan f (x) > 0.
• Jika g < 0 maka solusinya adalah f
(x) > 0.

90
Bab 6
Logika Matematika

A. Pernyataan, Kalimat ‘‘dan’’. Konjungsi dari pernyataan p dan q


dilambangkan p  q .
Terbuka, dan Ingkaran Dua pernyataan p  q bernilai benar hanya
• Pernyataan adalah suatu kalimat yang dapat jika pernyataan p benar dan q juga benar.
ditentukan salah atau benar, tetapi tidak Tabel kebenarannya:
kedua-duanya.
p q pq
Contoh:
B B B
1. Tambun berada di Kabupaten Bekasi
B S S
(Benar)
2. 9 adalah bilangan prima (Salah) S B S
S S S
• Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih
mengandung variabel atau peubah dan
b. Disjungsi
belum dapat ditentukan kebenarannya. Jika
Disjungsi adalah penggabungan dua
variabel tersebut diganti dengan konstanta
pernyataan menggunakan kata penghubung
maka akan menjadi pernyataan.
Contoh: ‘‘atau’’. Disjungsi dari pernyataan p dan q
1. 3x _ 9 = 12 ditulis dengan p  q .
Dua pernyataan p  q bernilai salah hanya jika
2. x + 5 = 19
pernyataan p salah dan q juga salah.
• Negasi atau ingkaran adalah pernyataan baru
Tabel kebenarannya:
dengan nilai kebenaran berlawanan dengan
nilai pernyataan semula. Negasi dinotasikan p q pq
dengan “ ”. B B B
Contoh: B S B
a. Pernyataan S B B
p : 6 > 2 (B) maka p : 6  2 (S) S S S
b. Hari ini hujan.
Negasinya: Hari ini tidak hujan c. Implikasi
Implikasi adalah penggabungan dua
B. Operasi Logika Matematika pernyataan menggunakan kata ‘‘jika...
maka...’’. Implikasi dari pernyataan p dan q
a. Konjungsi
ditulis p  q .
Konjungsi adalah penggabungan dua Dua pernyataan p  q bernilai salah hanya
pernyataan menggunakan kata penghubung jika pernyataan p benar dan q salah.

Rangkuman Lengkap SMA/MA IPA 91


91
Tabel kebenarannya: D. Konvers, Invers, dan
pq
p q Kontraposisi
B B B
B S S Jika implikasi p  q maka:
S B B • q  p disebut konvers dari p  q
S S B • p  q disebut invers dari p  q

d. Biimplikasi • q  p disebut kontraposisi dari p  q

Biimplikasi adalah penggabungan dua


pernyataan menggunakan kata penghubung E. Penarikan Kesimpulan
“jika dan hanya jika”. Biimplikasi dari a. Prinsip Modus Ponens
pernyataan p dan q ditulis p  q . Bentuk umum:
Dua pernyataan p  q bernilai salah hanya Premis 1 : p  q = benar
jika kedua pernyataan bernilai sama. Premis 2 : p = benar
Tabel kebenarannya: –––––––––––––––––––––
Kesimpulan : q = benar
p q pq
Contoh:
B B S
Premis 1 : Jika saya makan maka saya
B S B kenyang.
S B B Premis 2 : Saya makan.
S S S Kesimpulan : Saya kenyang.

b. Prinsip Modus Tollens


C. Pernyataan Majemuk Bentuk umum:
a. Pernyataan Majemuk yang Ekuivalen Premis 1 : p  q = benar
Premis 2 : q = benar
Dua pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen –––––––––––––––––––––
(  ) jika kedua pernyataan majemuk tersebut Kesimpulan : p = benar
mempunyai nilai kebenaran yang sama. Contoh:
Contoh: Premis 1 : Jika saya rajin belajar maka
pq pq
nilai saya bagus.
Premis 2 : Nilai saya buruk.
Dapat dibuktikandengantabelkebenaran,yaitu: Kesimpulan : Saya malas belajar.
p q p pq pq
B B S B B
c. Prinsip Silogisme
B S S S S Bentuk umum:
S B B B B Premis 1 : p  q = benar
S S B B B Premis 2 : q  r = benar
–––––––––––––––––––––
b. Negasi Pernyataan Majemuk Kesimpulan : p  r = benar
• (p  q)  p q
Contoh:
• (p  q)  p q
Premis 1 : Jika saya rajin belajar maka
• (p  q)  ( p  q)  p q
nilai saya bagus.
•    
Premis 2 : Jika nilai saya bagus maka
Simbol:  dibaca “untuk setiap/semua” saya naik kelas.
Simbol:  dibaca “sebagian/ada beberapa” Kesimpulan : Jika saya rajin belajar maka
saya akan naik kelas.
92 Matematika SMA/MA
Bab 7
Trigonometri

A. Perbandingan Trigonometri B. Rumus Sudut yang Berelasi


a. Perbandingan Sisi Suatu Segitiga Siku-siku Pada tiap kuadran, nilai sin, cos, dan tan dapat
bernilai positif atau negatif. Tabel di bawah ini
y
• sin α = menunjukkan tanda di setiap kuadran.
r
x Kuadran
• cos α= Fungsi
r I II III IV
r
y
0o—90o 90o—180o 180o—270o 270o—360o
y • tan α =
x Sin + + – –
x Cos + – – +
• ctg α =
x y Tan + – + –
r
• sec α = Hubungan dari sin, cos, dan tan pada masing-
x
masing kuadran adalah:
r
• cosec α = a. Pada Kuadran I (0o—90o)
y
sin (90o – ) = cos
cos (90o – ) = sin
b. Nilai Perbandingan Sudut-sudut Istimewa
tan (90o – ) = cot

45o 30o b. Pada Kuadran II (90o—180o)


2
2 1 sin (180o – ) = sin
2
cos (180o – ) = –cos
45o 60o tan (180o – ) = –tan
1 1
c. Pada Kuadran III (180o—270o)
x 0o 30o 45o 60o 90o sin (180o + ) = –sin
cos (180o + ) = –cos
1 1 1
sin 0 2 2
2
2
3 1 tan (180o + ) = tan

cos 1
1
3
1
2
1
0 d. Pada Kuadran IV (270o—360o)
2 2 2
sin (360o – ) = –sin
1
tan 0 3 1 3  cos (360o – ) = cos
3
tan (360o – ) = –tan
Keterangan:  = tidak terdefinisi (tak
berhingga)

93
C. Rumus-Rumus Segitiga 2 tan A
• tan 2A =
Dalam Trigonometri 1 tan2 A
c. Perkalian Sinus dan Kosinus
a. Hubungan Sin, Cos, dan Tan

1.
sin x
= tan x 2 sin A cos B = sin (A + B) + sin (A – B)
cos x 2 cos A sin B = sin (A + B) – sin (A – B)
2. sin2x + cos2x = 1 2 cos A cos B = cos (A + B) + cos (A – B)
3. tan2 x + 1 = sec2x –2sinA sinB = cos(A + B) – cos (A – B)

b. Pada Setiap Segitiga Sembarang Berlaku d. Penjumlahan dan Pengurangan Sinus dan
A Kosinus

 A B  A B 
c b sin A + sin B = 2 sin  cos 
 2   2 
 A B   A B
B a C sin A – sin B = 2cos  sin 
 2   2 
1. Aturan sinus  A B  A B 
cos A + cos B = 2cos  cos 
a

b

c  2   2 
sin A sinB sinC
 A  B   A B
2. Aturan kosinus cos A – cos B = 2 sin  sin 
 2   2 
• a2  b2  c 2  2bc cos A
• b2  a2  c 2  2ac cos B
• c 2  a2  b2  2abcos C E. Grafik Fungsi Trigonometri
 b
3. Luas segitiga ABC 
a. f(x) = A cos (kx + b) = A cosk x 
 k 

 
1 1 1  b 
absinC  bcsinA  acsinB
 2 2 2
b. f(x) = A sin (kx + b) = A sink  x  
 k 
D. Rumus-Rumus Trigonometri 
Untuk menggambar grafik fungsi y = f(x)
 b  b
a. Jumlah dan Selisih Dua Sudut 
= A cosk x  atau y = A cosk x  
 k  k 
 

   
sin (A + B) = sin A cos B + cosA sinB gunakan langkah-langkah sebagai berikut:
sin (A – B) = sin A cos B – cos A sin B 1. Gambar grafik y = cosx atau y =sin x
cos (A + B) = cos A cos B – sin A sin B
2. Kalikan semua ordinatnya (y) dengan k
cos (A – B) = cos A cos B + sin A sin B b b
3. Geser grafik ke kiri sejauh jika
tan A  tanB k k
tan (A + B) = positif, dan geser grafik ke kanan sejauh
1 tan A tanB
b b
tan A  tanB jika negatif.
tan (A – B) = k k
1 tan A tanB 2
 4. Periode grafik adalah
b. Sudut Rangkap atau Kembar k

• sin 2A = 2 sin A cos A


• cos 2A = cos2A – sin2 A
= 2 cos2 A – 1
= 1 – 2sin2 A
94
F. Persamaan dan 3. Persamaan yang dapat diubah ke bentuk
persamaan kuadrat
Pertidaksamaan Contoh:
Trigonometri cos2 x  3 cos x  4  0
Misalkan, cos x = p maka persamaan di
a. Persamaan Trigonometri atas menjadi:
1. Persamaan dasar p2 + 3p – 4 = 0
Kemudian selesaikan seperti penyelesaian
x  a  k.2
sin x = sina  persamaan kuadrat.
x  ( a)  k.2
cos x = cos a → x = a  k  2 4. Bentuk persamaan a sin x  b cos x  c
tan x = tan a → x = a  k dapat diubah menjadi dengan syarat
a2  b2  c 2 , di mana:
2. Persamaan yang diselesaikan dengan
a
k  a2  b2 dan tan a = .
faktorisasi
b
Contoh:
sin 2x + cos x = 0 b. Pertidaksamaan Trigonometri
2 sin x cos x + cos x = 0 Pertidaksamaan trigonometri dapat
cos x (2 sin x + 1) = 0 diselesaikan dengan:
cos x = 0 atau 2 sin x + 1 = 0 a. Menggambar grafiknya.
2 sin x = –1 b. Menggunakan garis bilangan seperti per-
1 tidaksamaan biasa.
sin x = 
2 c. Untuk soal-soal pilihan ganda bisa
dilakukan cara uji pilihan ganda.

95
Bab 8
Dimensi Tiga

A. Pengertian Titik, Garis, dan 3. Dua garis sejajar.


Contoh:
Bidang pada Bangun Ruang Garis sejajar AB dan CD membentuk bidang
ABCD.
• Titik adalah sebuah noktah. Contoh: titik A
A C
(  A).
• G ar is l u r us d i l u k i s k an de ng an
menghubungkan dua buah titik.
Contoh:
Garis AB menghubungkan titik A dan titik B. B D

4. Dua garis yang berpotongan.


A B Contoh:
Garis AB dan CD berpotongan membentuk
• Bidang datar dapat dilukiskan dengan unsur-
bidang AOD atau COB.
unsur berikut ini:
1. Sebuah garis lurus dan sebuah titik di B
C
luar garis.
Contoh: O
Garis AB dengan titik C membentuk
D
bidang ABC. B A
• Bangun ruang tersusun atas bidang-
bidang yang membentuk ruangan,
seperti kubus, balok, prisma, limas, dan
 C lain sebagainya.
A
• Garis dikatakan tegak lurus dengan bidang
2. Tiga buah titik yang tidak terletak jika garis tersebut membentuk sudut 900
segaris. Contoh: terhadap dua garis pada suatu bidang.
Titik A, B, dan C membentuk bidang
ABC. 
B. Irisan Bangun Ruang

A
Irisan bidang a dengan bangun ruang adalah
bidang datar yang dibatasi oleh garis potong-garis
 potong bidang a dengan sisi-sisi bangun ruang
B tersebut.

96
Irisan bidang dapat digambarkan dengan cara b. Proyeksi Titik pada Bidang
menggambarkan sumbu afinitas. A
Sumbu afinitas adalah garis potong antara bidang
irisan dengan alas bagian ruang yang diirisnya.
T
P  B

Q

C Titik B = proyeksi titik A pada bidang  (AB


A 
R tegak lurus bidang a).

B c. Proyeksi Garis pada Bidang


1. Garis g menembus bidang a
Pada gambar di atas, diketahui limas T.ABC. Titik
A
P pada rusuk TA, titik Q pada bidang ACT, dan titik
R pada rusuk BC. Lukis garis potong-garis potong g
bidang yang melalui P,Q, R dengan sisi limas.
B
Langkah-langkah:
A
1. Tarik garis PQ sehingga memotong rusuk TC
di K dan memotong rusuk perpanjangan AC
Garis AB menembus bidang  dititik B. Titik
di L.
A' = proyeksi titik A pada bidang . Proyeksi
2. Hubungkan L dengan R sehingga memotong
garis AB ke bidang  adalah BA'.
BC dan AB di R dan M.
2. Garis g sejajar bidang a
3. Hubungkan K ke R dan P ke M sehingga
A B
terlukis bidang PKRM. g
Garis potong-garis potongnya adalah PK, KR,
RM, MP.
T
A B
P
 Q
 K Garis AB sejajar bidang . Titik A' dan B'
C = proyeksi titik A dan B pada bidang .
L
A  Proyeksi garis AB ke bidang  adalah A'B'.
M R
B
D. Jarak Dalam Bangun Ruang
Garis LRM disebut sumbu afinitas.
1. Jarak titik Ake titik B adalah panjang ruas garis
AB, dihitung dengan menggunakan rumus:
C. Proyeksi
A B
a. Proyeksi Titik pada Garis (x1,y1) (x2,y2)

A Jarak AB = (x 1 x )2 2 (y 1y ) 2
2

Titik B = proyeksi 2. Jarak antara titik A ke garis g adalah panjang


titik A pada garis g. garis AA', di mana A' adalah proyeksi titik A ke
g garis g.
B

97
A
2. Sudut antara garis dengan bidang.
Sudut antara garis g dengan bidang U adalah
g sudut  yang dibentuk antara garis g dengan
A'
proyeksi garis g, yaitu g' pada bidang U.
3. Jarak antara titik A ke bidang  adalah g
panjang ruas garis AA', di mana A' adalah
proyeksi titik ke bidang .
A g

A  3. Sudut antara bidang dengan bidang


Sudut antara bidang U dengan bidang V
adalah sudut  yang dibentuk oleh m dan n
E. Sudut Dalam Bangun Ruang masing-masing pada bidang U dan V. Garis
m dan n tersebut tegak lurus dengan garis
1. Sudut antara dua garis yang bersilangan potong antara bidang U dan V.
Buatlah garis h' yang sejajar dengan garis h
n
dan memotong garis g maka terbentuk sudut V
, yaitu sudut antara perpotongan garis g
dengan h'. m
U
g g

h
h h

98
Bab 9
Statistika

A. Pengertian
Me = Xn1
2
Statistika adalah salah satu cabang dari matematika
yang berkaitan dengan cara pengumpulan data, Untuk jumlah data (n) ganjil
penyusunan data, penyajian data, dan pengolahan
data, kemudian hasilnya dapat digunakan untuk 1 
Me = Xn X n
pengambilan keputusan atau kesimpulan sesuai 2  2 1
2 

karakteristik data tersebut.


Untuk jumlah data (n) genap

B. Rumus Untuk Data Tunggal 4. Kuartil (Q) adalah nilai data yang membagi
Misalkan, diketahui data-data sebagai berikut: x1, sekelompok data menjadi 4 bagian sama
x2, x3, x4, x5, ......, xn maka: banyak. Kuartil data terdiri atas kuatil bawah
(Q1), kuartil tengah (Q2), dan kuartil atas (Q3).
1. Mean (rataan hitung) = x Di mana kuartil tengah (Q2 ) = Median (Me).
n

xx
2 x 3 .........  x
x i
5. Jangkauan (J) adalah nilai data terbesar
dikurangi nilai data terkecil.
x= 1 n
= i1
n n

atau J = X n – X1
n

f x  f x  f x  .........  f x
f x ii
6. Jangkauan antarkuartil

x = 1 1 f 2 f2  f 33.......  f nn
= i1 n
H = Q3 – Q1
1 2 3 n
 fi1
i

7. Jangkauan semi interkuartil atau simpangan


kuartil (Qd)
2. Modus (Mo) adalah nilai data yang paling
banyak muncul (data yang frekuensinya
1
terbesar). Qd = Q3 Q 1
2
3. Median (Me) adalah nilai tengah data
setelah data disusun dari yang terkecil hingga 8. Simpangan rata-rata
terbesar.
n


1
Median membagi data tersusun menjadi dua SR= xi  x
n
i1
bagian sama banyak.

99
9. Ragam atau variansi c. Kuartil (Qn)
n 2


1
S2 = xi  x
n 
f  f
n
i1  kn 
Qn = tb  p 4  , dimanan = 1, 2, 3
fQn
10. Simpangan baku  
 
2


n
1
S = S2 = xi  x Keterangan:
n i1
Untuk n = 2, berarti rumus Q2 = median
tb = tepi bawah kelas kuartil ke-n (Qn)
p = panjang interval kelas
C. Rumus Untuk Data
Kelompok  f = jumlah frekuensi
fkn = frekuensi kumulatif sebelum kelas Qn
a. Mean atau Rataan Hitung fQn = frekuensi kelas Qn
n

  f d ii

D. Perubahan Data
x=x  s
i1

f
n

i
i1
Jika terjadi perubahan pada data tunggal dengan
Keterangan: nilai perubahan sama untuk setiap data maka
perubahannya adalah:
xs = rataan sementara (nilai dari salah satu
titik tengah interval kelas) Setiap nilai data di:
Statistik
Tambah p Kurangi p Kali p Bagi P
xi = titik tengah interval kelas data ke-i
di = xi  xs x x'  x p x'  x p x'  p x x'  x :p
xi = frekuensi kelas ke-i M0 M0' = M0' = M0 – p M0' = p M0 '= M0 : p
M0+ p M0
b. Modus (Mo) Q Q' = Q + p Q' = Q – p Q' = Q' = Q : p
pQ
 d1 
Mo = t b p  J J' = J J' = J J' = p.J J' = J : p
 d  d 
 1 2 SR SR' = SR SR' = SR SR' = SR' = SR : p
p.SR

Di mana: Qd Qd' =Qd Qd' =Qd Qd' Qd' = Qd


=p.Qd :p
d1 = f0 – f–1
S S' = S S' = S S' = p.S S' = S : p
d2 = f0 – f+1
Keterangan:
Keterangan:
tb = tepi bawah kelas modus data
x : rata-rata
p = panjang interval kelas
Mo : modus
f–1 = frekuensi kelas data sebelum kelas modus
Q : kuartil
fo = frekuensi kelas modus J : jangkauan
f+1 = frekuensi kelas data setelah kelas modus SR : simpangan rata-rata
Qd : simpangan kuartil
S : simpangan baku

100
Bab 10
Peluang

A. Kaidah Pencacahan Jawab:

a. Aturan Pengisian Tempat 4! = 24 cara


P34 =
(4  3)!
Jika suatu kejadian dapat terjadi dalam p
cara berlainan dan kejadian berikutnya dapat Jenis-jenis permutasi, antara lain:
terjadi dalam q cara berlainan maka kedua 1. Permutasi yang memuat beberapa unsur
kejadian tersebut dapat terjadi dalam (p x q) yang sama
cara. Jika ada beberapa susunan n unsur
dengan n1 unsur sama, n2 unsur sama,
b. Notasi Faktorial
dan seterusnya maka:
Perkalian bilangan asli yang pertama disebut
faktorial (!). n!
P= cara
n1 !  n2 ! ....
n! dibaca “n faktorial”

n! = n  (n  1)  (n  3) ......3  2  1 2. Permutasi siklis (melingar)


Jika tersedia n unsur yang berbeda maka
banyaknya permutasi siklis dari n unsur
Contoh:
tersebut adalah:
4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24
1! = 1 P(siklis) = (n  1)! cara
0! = 1

c. Permutasi
B an yak pe r m u t as i ( s u s u n a n yang B. Kombinasi (C)
memerhatikan urutan) k unsur dari n unsur
Banyak kombinasi (susunan acak) k unsur dari n
adalah:
unsur yang tersedia adalah:

n!
P(n,k) = = , dimana n  k
(n  k)! n!
C(n,k) = Ck n = dimana n  k
(n  k)!k!

Contoh:
Ada berapa cara 4 orang duduk berjajar
pada tiga kursi yang disediakan?

101
C. Teorema Binomial Newton E. Peluang Kejadian Majemuk
a. Peluang Gabungan Dua Kejadian
(a  b) = C(n,0)a  C(n,1)a b 
n n n1
Misalkan, A dan B adalah dua kejadian yang
terdapat dalam ruang sampel S maka peluang
C(n,2)an2b2  ...  C(n,n)bn gabungan dua kejadiannya dituliskan sebagai
berikut:
Contoh:
P(A  B) = P(A)  P(B)  P(A  B)
(x  y)4 = 1.x4  4x3y  6x2y2  4xy3  1.y4

Keterangan:
D. Peluang Suatu Kejadian P(A) = peluang kejadian A
P(B) = peluang kejadian B
a. Menghitung Peluang Suatu Kejadian P(A  B ) = peluang kejadian A atau B
Peluang suatu kejadian A dirumuskan sebagai P(A  B ) = peluang kejadian A dan B
berikut:
b. Peluang Gabungan Dua Kejadian yang
Saling Lepas
k n(A)
P(A) = = Peluang dua kejadian A dan B yang saling
s n(S)
lepas dituliskan sebagai berikut:

Keterangan:
k = hasil kejadian A P(A  B ) = P(A) + P(B)
s = seluruh hasil yang mungkin terjadi
n(A) = banyak anggota himpunan A c. Peluang Gabungan Dua Kejadian yang
n(S) = banyak anggota himpunan ruang Saling Bebas
sampel Kejadian A dan B disebut saling bebas jika dan
n = banyaknya percobaan hanya jika:
P(A) = peluang kejadian A
P(A  B ) = P(A).P(B)
b. Kisaran Nilai Peluang
Nilai peluang berkisar antara 0  P(A)  1.
d. Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Untuk P(A) = 1, artinya kejadian A pasti terjadi,
sedangkan P(A) = 0, artinya kejadian A tidak Jika diketahui kejadian A maka komplemen
mungkin terjadi. kejadian A dinotasikan dengan Ac dan peluang
dari Ac ditulis P(Ac) dan dirumuskan sebagai
c. Frekuensi Harapan Kejadian a (fh(a)) berikut:

P(Ac) = 1 – P(A)
fh(a) = P(A) x N
Keterangan:
Keterangan: P(Ac) = peluang kejadian komplemen A
fh(a) = frekuensi harapan kejadian a P(A) = peluang kejadian A
N = banyak percobaan
P(A) = peluang kejadian A

102
e. Kejadian Bersyarat
Peluang munculnya kejadian A dengan syarat
kejadian B muncul adalah:

P(A  B)
PAB= atau
P(B)

P(A  B) = P(B) P A B dengan P(B) ≠ 0.

Analog dengan rumus di atas diperoleh:


P(A  B)
PBA= atau
P(A)

P(A  B) = P(A) P B A dengan P(A) ≠ 0.

Keterangan:
P AB = peluang kejadian A setelah
kejadian B
P(A  B) = peluang kejadian A dan B
P(A) = peluang kejadian A
P(B) = peluang kejadian B

103
Bab 11
Lingkaran

A. Persamaan Lingkaran 4. Bentuk umum persamaan lingkaran adalah x2



+ y2 + Ax + By + C = 0 berpusat di   1 A, 1 B
 
 

2 2
1. Persamaan lingkaran yang berpusat di O (0,  

0) dengan jari-jari r adalah: dengan jari-jari:

2 2
y 1  1 
x2 + y2 = r2 r=  A    B  C
 2   2 

r
o x B. Jari-Jari Lingkaran
Untuk memperjelas pengertian lingkaran perhati-
2. Persamaan lingkaran yang berpusat di (a, b) kan gambar di bawah ini:
dengan jari-jari r adalah: y
P (a . b)
(x _ a)2 + (y _ b)2 = r2 I
y r
x
r
(a,b)
r
II
P (a . b)
x

3. Persamaan lingkaran yang berpusat di (a, b) y


menyinggung garis mx + ny + p = 0 Garis Px + Qy + R = 0

Y r III
(a,b)
Garis mx +ny + p = 0

r x
(a , b)

X
(I) Lingkaran I:
Menyinggung sumbu x maka r = b
(x – a)2 + (y – b)2 = r2 dengan r = am bnp
(II) Lingkaran II:
m2 n2
Menyinggung sumbu y maka r = a

104
(III) Jika lingkaran berpusat di (a,b) Contoh:
Menyinggung garis Px + Qy + R = 0 maka Garis : y = mx + n... (1)
Lingkaran : x2 + y2 + Ax + Bx + C = 0... (2)
Persamaan (1) disubstitusikan ke
P.a  Q.b  R persamaan (2) diperoleh:
r=
P2  Q2 x2 + (mx + n)2 + Ax + B(mx + n) + C = 0
(1+ m2)x2 + (2mn + a + mB)x + (n2 + Bn +
C) = 0... (3)

C. Kedudukan Titik Terhadap Persamaan (3) adalah persamaan kuadrat


sehingga hubungan garis dan lingkaran
Lingkaran dapat ditentukan nilai diskriminannya (D),
Jika persamaan lingkaran adalah x2 + y2 + Ax + By + yaitu:
C = 0 maka kuasa titik P(x1, y1) terhadap lingkaran D = (2mn + a + mB)2 – 4(1 + m2)(n2 + Bn + C)
adalah:
Kedudukan garis terhadap lingkaran
K  x21  y21 Ax 1 By 1 C
ditentukan sebagai berikut:
1. Garis memotong lingkaran di dua titik
berlainan apabila nilai diskriminannya lebih
1. Titik P (x1, y1) terletak di luar lingkaran maka
dari nol (D > 0).
K > 0. y
2. Titik P (x1, y1) terletak pada lingkaran maka K
= 0.
3. Titik P (x1, y1) terletak di dalam lingkaran maka
K < 0.
x
2. Garis menyinggung lingkaran/memotong di
D. Kedudukan Garis Terhadap satu titik apabila diskriminan hasil substitusi
bernilai nol (D = 0).
Lingkaran
Jarak garis ax + by + c = 0 ke pusat ling-karan
Kedudukan garis ax + by + c = 0 terhadap P (x1, y1) dirumuskan dengan:
persamaan lingkaran:

• x2 + y2 = r2 ax1  by1  c
• (x – a)2 + (y – b)2 = r2 a2 b2
• x2 + y2 + Ax + By + C = 0
y
ax + by + c = 0
Ditentukan sebagai berikut:
1. Nyatakan x dalam y atau y dalam x dari d
persamaan garis ax + by + c = 0. P(x1,y1)

2. Substitusikan x atau y ke persamaan lingkaran


sehingga diperoleh persamaan kuadrat dalam x
x atau y.
3. Tentukan diskriminan D dari persamaan
kuadrat tersebut.

105
3. Garis tidak memotong lingkaran maka 2. Jika persamaan lingkaran
diskriminan substitusi kurang dari nol 0 (D < 0). (x  a)2  (y  b)2  r 2 maka persamaan
y garis singgungnya adalah:
(x  a)(x1 a)  (y  b)(y 1 b)  r2

3. Jika persamaan lingkaran

x2  y2  Ax  By  C =0maka
x
persamaan garis singgungnya adalah:
 x  x1   y  y1 
xx 1 yy 1 A B C=0
E. Persamaan Garis Singgung  2   2 
   
Lingkaran Melalui Sebuah
b. Persamaan Garis Singgung dengan Gradien
Titik pada Lingkaran m pada Lingkaran

a. Persamaan Garis Singgung di Titik (x1, y1) 1. x2  y2  r2 adalah y = mx  r m2  1


pada Lingkaran 2. (x  a)2  (y  b)2  r2 adalah:
1. Jika persamaan lingkaran x2  y2  r2
y  b = m(x  a)  r m2  1
maka persamaan garis singgungnya
adalah xx1  yy1  r2 3. x2  y2  Ax  By  C = 0 adalah:
y
1
B = m(x 
1
A)  r  m2  1 
2 2

106
Bab 12
Suku Banyak (Polinomial)

A. Pengertian dan Bentuk Suku x2  3x  4 polinom yang dibagi {f(x)}


Banyak x5
x  2 x2  3x  4
x2  2x 

 f(x) = an x  a n1x ax  ....
n n1 n2
n2  5x  4
 +a2x  a 1x  a 0
2 1 5x  10 
 6
• Bentuk di atas dinamakan suku banyak Jadi, x – 5 adalah hasil bagi {h(x)} dan 6 adalah
(polinom) berderajat n, bervariabel x, dan n sisa pembagian {s(x)}
bilangan cacah. Cara 2: Metode sintetik Horner
• Derajatpolinom ditentukan pangkattertinggi (n). Koefesien suku-suku dituliskan sebagai berikut:
• a , a ,..., a disebut koefisien dari xn, xn
n n–1 n– 2
koefisien-koefisien f(x)
–1
,..., xn – 2 1 –3 –4
x = –2
P(x)
Contoh: _2 10
x
f(x) = x  7x  4x  6 merupakan polinom
3 2 +
1 –5 6
berderajat 3 dengan: koefisien h(x) s(x)
• Koefisien x3 adalah 1
• Koefisien x2 adalah –7 Langkah-langkah:
• Koefisien x adalah 4 1. Menuliskan koefisien xn dari suku banyak,
• Suku tetapnya adalah –6 yaitu 1, –3, dan –4.
2. Menjumlahkan koefisien dimulai dari
B. Pembagian Suku Banyak koefisien paling kiri ke bawah (hasilnya 1).
3. Melakukan operasi pada tanda panah,
Jika suatu suku banyak dibagi dengan suku banyak
artinya 1 x (–2) = –2 dan jumlahkan ke
lain yang lebih rendah derajatnya atau sama
bawah lagi.
derajatnya akan memberikan sisa pembagian. Jika
sisa pembagian 0, berarti suku banyak pembaginya 4. Mengulang langkah ke-3 pada koefisien
adalah faktor dari suku banyak yang dibagi. berikutnya.
5. Maka x – 5 adalah hasil pembagian {h(x)}
Contoh: dan 6 adalah sisa pembagian {s(x)}.
Berapakah hasil x2 – 3x – 4 dibagi x + 2?
Cara 1: Pembagian biasa
x  2 polinom pembagi {P(x)}

107
C. Teorema Sisa 1. Nilai x yang memenuhi f (x) = 0 adalah akar-
akar atau penyelesaian dari suku banyak
tersebut.
• Jika suatu suku banyak f(x) dibagi P(x) akan 2. Untuk mencari akar-akar suku banyak dapat
diperoleh hasil bagi H(x) dan sisa S(x) dapat digunakan cara, yaitu:
dirumuskan sebagai berikut:
• Cara faktorisasi (derajat 2)
• Cara Horner (derajat 3 atau lebih)
f(x) = P(x).H(x) + S(x)
a. Fungsi Berderajat Dua
Sehingga jika suku banyak f(x) dibagi (x – n)
ax2  bx  c = 0
maka nilai sisanya S(n) sama dengan nilai f(n).
• Jika f (x) suku banyak dibagi dengan a(x  x1)(x  x2 ) = 0
 b
(ax + b) maka sisanya adalah f  .
 a b
  x1  x2 = 
 a
• Jika f(x) suku banyak dibagi oleh ax + bx 2
c
x x =
+ c maka sisanya px + q. 1 2
a
• Jika f(x) suku banyak dibagi oleh (x – a)
(x – b) maka sisanya dapat dicari dengan b. Fungsi Berderajat Tiga
rumus:
ax3  bx2  cx  d = 0
(x  a) (x  b)
Sisa =  f(b)   f(a) a(x  x1)(x  x2 )(x  x3 ) = 0
(b  a) (a  b)

b
xxx=
1 2 3
a
D. Teorema Faktor
c
x1x2  x1x3  x2x3 =
a
• Jika suku banyak dibagi oleh bentuk faktornya
maka sisa pembagiannya adalah nol. d
xx x =
1 2 3
Sehingga, jika suku banyak f(x) dibagi (x – n), a
di mana (x – n) adalah faktor dari f(x) maka c. Fungsi Berderajat Empat
nilai sisanya sama dengan nilai f(n) = 0.
ax4  bx3  cx2  dx  e = 0
• Jika pada suku banyak f(x) berlaku f(a) = 0 dan
f(b) = 0 maka f(x) habis dibagi (x – a). (x – b). a(x  x1)(x  x2 )(x  x3 )(x  x4 ) = 0
• Jika (x – n) adalah faktor dari f(x) maka x = n b
x x x x =
adalah akar dari f(x). 1 2 3 4
a
c
xxxxxxxxxxxx=
E. Akar-Akar Suku Banyak 1 2 1 3 1 4 2 3 2 4 34
a
d
x x x  x x x  x x x + x .x .x = 
1 2 3 1 3 4 2 3 4 1 2 4
a
Perhatikan suku banyak berderajat n di e
xx x x =
bawah ini: 1 2 3 4
a

108
anxn  a n1x n1  an2 xn2 

....  a2 x2  a 1x1  a 0= 0

109
Bab 13
Fungsi Komposisi
dan Invers
A. Definisi Fungsi Notasi komposisi fungsi sebagai berikut:
A f B g C
Fungsi f atau pemetaan f dari himpunan A ke
himpunan B adalah suatu relasi khusus yang x y z
memasangkan setiap elemen dari himpunan A
(domain) dengan tepat pada satu elemen dari h
himpunan B (kodomain). x  A, y B, dan z  C
f(x)  y, g(y)  z, dan h(x)  z

B. Domain dan Range Fungsi h(x)  g(f(x))  g f(x)

g f(x) dibaca “Komposisi fungsi f dilanjutkan


• Daerah asal (domain) fungsi y = f (x) adalah dengan fungsi g”.
nilai-nilai x supaya y = f (x) ada nilainya
(terdefinisi).
• Anggota x disebut domain (daerah asal) dan D. Sifat Komposisi Fungsi
y disebut range (daerah hasil). Jika f, g, dan h suatu fungsi maka berlaku:
• Syarat domain agar fungsi di bawah ini 1. g f  f g
terdefinisi adalah: 2. f I  I f  f, I(x) = x → fungsi identitas
1. y = f(x) → syaratnya: f(x)  0 3.  f g h  f  g h

2. y =
f(x)
g(x)
→ syaratnya: g(x)  0 
E. Fungsi Invers
3. y = a logb → syaratnya a > 0 dan a ≠ 1, b > 0

f(x) → syaratnya f(x)  0 A B


4. y = f
g(x) g(x)

dan g(x)  0 x y
f–1

1. Jika x anggota A (x  A) dan y anggota B (y B)


C. Komposisi Fungsi maka:
Komposisi fungsi adalah pemetaan dua fungsi Fungsi f: A → B, sedangkan invers fungsi f
(lebih) secara berturutan. ditulis f –1 : B → A.

109
2. Jika f(x) = y maka f –1 (y) = x
3. Fungsi f mempunyai fungsi invers jika f
korespondensi (berpasangan) satu-satu.
4. Sifat fungsi invers:
• f f 1  f 1 f  I  x
• (g f )1  f 1 g1

Rumus Ringkas Beberapa Fungsi Invers:

xb
1. f(x) = ax  b → f-1(x) =
a
1
2. f(x) = x  b → f-1(x) = x  ba
a
x2  b
3. f(x) = ax  b → f-1(x) =
a
ax  b dx  b
4. f(x) = → f–1(x) =
cx  d cx  a
x b
5. f(x) = ax2  b → f-1(x) = 
a
6. f(x) = ax2 + bx + c

b  4ax  D
f-1(x) =
2a
1
7. f(x) = log nx → f–1(x) = .ax
a

n
1 a
8. f(x) = a → f (x) = . log x
nx –1

110
Bab 14
Limit Fungsi

A. Pengertian Limit 1. Jika nilai f (a) tertentu, yaitu:

Limit suatu fungsi f(x) untuk x mendekati a adalah k, c , c , k , dan


k
L, ditulis: a a  

lim f(x)  L c
xa
2. Jika f (a) adalah nilai tak tentu, yaitu: ,
a

L adalah nilai pendekatan suatu fungsi untuk x , dan   maka f(x) harus diubah ke

disekitar a. dalam bentuk tertentu.

b. Mengubah Bentuk Tak Tentu Menjadi


B. Teorema Limit Bentuk Tertentu
1. Bentuk tak tentu:
1. limb  b , b adalah konstanta
xa

2. lim bx  c 
= ab + c lim f(x) =
0
xa xa
0
3. lim{f(x)  g(x)} = lim f(x)  lim g(x)
xa xa xa

4. lim{f(x)  g(x)} = lim f(x)  lim g(x) Dapat diselesaikan dengan tiga cara,
xa xa xa
yaitu:
5. lim c  f(x) = c  lim f(x)
xa xa  Faktorisasi
1
6. Jika lim  L maka:  Kali sekawan (jika bentuk akar)
xag(x)
1
 Dalil L’Hospital (turunan limit)
lim g(x)  . Syarat: L  0
xa L
lim f(x) lim f  x   lim f '  x 
7. lim f(x) = xa , dengan g(x) ≠ 0 xa xa

xa g(x) lim g(x)


xa

2. Bentuk tak tentu:


Jika f(x) dan g(x) suatu suku banyak maka
f(x) f(a) dengan g(a) ≠ 0.
lim = 
xa g(x) g(a) lim f  x   
xa 

C. Penyelesaian Limit Dapat diselesaikan dengan dua cara, yaitu:


 Membagi pembilang dan penyebut
a. Penyelesaian Umum Limit Fungsi
dengan x pangkat tertinggi.
Penyelesaian umum limit fungsi lim f(x)
xa
adalah sebagai berikut:

111
 Rumus: Rumus limit fungsi trigonometri adalah:

tan x
m  n,hasilnya  1. lim sinx = 1 7. lim =1
x0 x x0 x
ax  d 
m
a
lim m  n,hasiln ya  x x
x bx n c  b 2. lim =1 8. lim =1
sinx
m  n,hasiln ya  0
x0 x0 tan x
ax a sinbx b
3. lim = 9. lim =
x0 sinbx b x0 ax a
3. Bentuk tak tentu:
ax a tan bx b
4. lim = 10. lim =
lim f x    tan bx
x0 x0 ax
b a
xa
tan ax a tan ax a
5. lim = 11. lim =
Pada umumnya berbentuk: x0 sin bx b x0 tan bx b
tan ax sin bx b
6. lim =a 12. lim =
lim ax  bx  c  px  qx  r
2 2 x0 sin bx b x0 tan ax a
x

Dapat diselesaikan dengan cara, yaitu: Jika terdapat fungsi cos maka diubah terlebih
 Kalikan dengan akar sekawan, dahulu menjadi:
selanjutnya membagi pembilang 1
cos x = 1 – 2 sin 2
x atau
dengan penyebut dengan x pangkat 2
tertinggi. cos2 x = 1 – sin2 x
 Gunakan konsep jitu, yaitu:
Rumus trigonometri yang sering digunakan
bp untuk menguraikan soal limit, yaitu:
Hasil limitnya = , jika a = p
2a
Hasil limitnya =  , jika a < p 1. sin2 x  cos2 x = 1
 
Hasil limitnya =  , jika a > p 2. cos x = sin  x 
2

 
3. sin x = cos   x 
D. Penyelesaian Limit Fungsi 2 
Trigonometri 4. sin 2x = 2 sin x cos x
5. 1 – cos 2x = 2sin2 x
Untuk limit fungsi trigonometri digunakan 1 (A  B)cos 1
6. sin A + sin B = 2 sin (A  B)
beberapa cara, yaitu: 2 2
1. Rumus dasar limit trigonometri
7. sin A – sin B = 2cos 2 (A  B)sin 2 (A  B)
1 1

sinax ax a 8. cos A + cos B = 1 1


2cos (A  B)cos (A  B)
lim = lim = 2 2
x0 bx x0 sinbx b
1 1
tanax ax a 9. cos A – cos B = 2 sin (A  B)sin (A  B)
lim = lim = 2 2
x0 bx x0 tanbx b

2. Jika fungsinya mudah diturunkan maka guna-


kan dalil L’ Hospital (turunan limit).

112
Bab 15
Turunan Fungsi

A. Definisi Turunan C. Rumus Turunan Fungsi


Turunan pertama fungsi y terhadap x didefinisikan a. Turunan Fungsi Aljabar
sebagai: f(x) = c → f '(x) = 0
f(x) = x n
→ f '(x) = nxn – 1
dy f(x  h)  f(x)
y' = f ' (x) = = lim f(x) = axn → f '(x) = anxn – 1
dx h0 h
f(x) = ln x → f '(x) = 1
x
Nilai fungsi turunan f ' untuk x = a adalah
b. Turunan Fungsi Trigonometri
f(a  h)  f(a)
f '(a)  lim f(x) = sin x → f '(x) = cos x
h0 h
f(x) = cos x → f '(x) = –sin x
f(x) = tan x → f '(x) = sec2 x
B. Sifat-Sifat Turunan Fungsi f(x) = cot x → f '(x) = –cosec2 x
f(x) = sec x → f ‘(x) = sec x tan x
Untuk U = g(x), V = h (x), dan c = konstanta maka
berlaku: f(x) = cosec x → f ‘(x) = –cosec xcot x

Untuk U = U (x), dapat dirumuskan menjadi:


yc → y'  0
f(x) = sin u → f '(x) = u' cos u
y  c.V → y '  c.V ' f(x) = cos u → f '(x) = –u' sin u
f(x) = tan u → f '(x) = u' sec2 u
yUV → y '  U' V '
f(x) = cot u → f '(x) = –u' cosec2 u
y  U.V → y '  U'.V  U.V '
f(x) = sinn u → f '(x) = n.sinn – 1 u. (u' cos u)
f(x) = cosn u → f '(x)= –n.cosn – 1 u. (u' sin u)
U U'.V  U.V '
y → y' 
V V2 D. Aplikasi Turunan
yU n
→ y '  n.U .U'
n1
a. Menentukan Gradien Garis Singgung Kurva
g

(x1,y1)

f(x)

113
Titik (x1,y1) adalah titik singgung garis g 3. Titik belok horizontal
dengan kurva y = f (x). Syarat: f '(x) = 0 dan f ''(x) = 0
Gradien (kemiringan) garis singgung kurva y =
f (x) adalah m = f '(x1) maka persamaan garis d. Menyelesaikan Soal-Soal Terapan
singgungnya: y – y1 = m (x – x1) Langkah-langkah menentukan maksimum dan
b. Menentukan Interval Fungsi Naik dan minimum dalam soal-soal terapan.
Fungsi Turun 1. Tuliskan rumus apa yang maksimum atau
Fungsi akan naik jika f '(x) > 0 dan fungsi akan minimum dalam soal tersebut.
turun jika f '(x) < 0. 2. Jika rumus maksimum dan minimum
tersebut lebih dari satu variabel maka
c. Menentukan Titik Stasioner
jadikan satu variabel dengan persamaan
Fungsi y = f(x) mengalami stasioner jika f '(x)
lain.
= 0 dan terdapat titik-titik stasioner.
3. Tentukan kondisi stasioner fungsi
Jenis-jenis titik stasioner: 4. Jawablah yang ditanyakan soal.
1. Titik balik maksimum
Syarat: f '(x) = 0 dan f ''(x) < 0
2. Titik balik minimum
Syarat: f '(x) = 0 dan f ''(x) > 0

114
Bab 16
Integral

A. Definisi dan Sifat-Sifat B. Integral Fungsi Aljabar dan


Integral eksponen
Integral fungsi merupakan kebalikan dari turunan
(antidifferensial). 1.  dx = x + C
x dx = nx 1  C
n 1 n1
Differensial 2.
f(x) f '(x)
Integral
ax dx = n ax1
n 1 n1  C
3.
Jenis-jenis integral, antara lain:
a. Integral tak tentu 4.  k dx  kx  c
 f '(x) dx  f(x)  c 1
5. x dx  ln x  c
x
b. Integral tertentu x a
b
6.  a dx  ln a  c

b
f '(x)dx  f(x) a f(b)  f(a)
 e dx  e C
x x
7.
a

Sifat-sifat integral, yaitu:

1.
 k.f(x)dx = k f(x)dx C. Rumus Integral Tak Tentu
Fungsi Trigonometri
  
2. f(x)  g(x) dx = f(x)dx  g(x)dx
b a a. Integral dengan Variabel Sudut x dan
3.  f(x)dx =  f(x)dx Sudut ax

 sin x dx =  cos x  C
a b
a 1.
4.  f(x) dx  0


a
b b
2. cos x dx = sin x  C
5. k f(x) dx  k  f(x) dx
3.  sin ax dx =  cos ax  C
1
a a
a
p b b
1
6.  f(x) dx   f(x) dx   f(x) dx
a p a

4. cos ax dx = sin ax  C
a
b b b
5.  sec xdx = tan x + C
2

7. f(x)  g(x) dx   f(x) dx  g(x) dx


a a a

115
b. Integral dengan Bentuk Pangkat Contoh:
n
1 1 n1

 xC
 ax  b dx = a n  1  ax  b
1. sin n x  cos x dx  sinn1 • C
n 1
1
2.
cos x  sin x dx  n  1cosn1x  C
n
1
• sin(ax b)dx   cos(ax b)  C
a
3.  cosn x dx  cosn 1 x  cos x dx, jika n ganjil 1
4. cos x dx cos
n n1
x  cos x dx, jika n ganjil
n

 cos(ax  b)dx = a
sin(ax b)  C

 sin xdx   (sin x) dx, jika n genap


1

sec (ax  b)dx = atan(ax  b)  C
5. n 2 2 2

n
6.  cos x dx   (cos 2 x) 2 dx, jika n genap
n

b. Teknik Parsial

D. Integral Tertentu Teknik parsial biasanya digunakan untuk


mencari integral suatu fungsi yang tidak dapat
dicari menggunakan teknik substitusi.
• Integral tertentu adalah integral yang
Jika u = f(x) dan v = g(x) maka berlaku rumus:
memiliki nilai batas-batas tertentu.
• Jika f(x) adalah fungsi kontinu dan terdefinisi
pada interval a ≤ x ≤ b maka integral tertentu  u.dv  u.v   v.du
f(x) terhadap x dari x = a sampai x = b
dirumuskan oleh:
F. Aplikasi Integral
b

f(x)dx = F(x)
b
  = F(b) – F(a)a a Menghitung Luas daerah
a
Luas daerah yang dibatasi kurva dan sumbu
Keterangan: x:
Y
F(x) : Hasil integral
a : Batas bawah y = f(x) b

b : Batas atas 
L  f(x) dx
a
X
x=a x=b
E. Teknik Integral
a. Teknik Substitusi Y
x=ax=b
Misalkan, u = g(x) dengan g(x) merupakan X
b b
fungsi yang mempunyai turunan maka:
L   f(x)dx   f(x)dx
a a

 f gx.g'xdx
y = f(x)

Luas daerah yang dibatasi dua buah kurva


Dapat diubah menjadi: terhadap batas sumbu x:
Y

 f(u).du y1 = f1(x)

Jika F(u) adalah anti-urunan dari f(u) maka


dapat dituliskan: y2 = f2(x)

X
 f(g(x)).g'(x)dx =  f(u)du = F(u)  c x=a x =b

116
b b Volume benda putar terhadap sumbu y
L   (y1  y 2 ) dx    f1(x)  f2 (x) dx
a a
Y

Luas daerah yang dibatasi kurva dan sumbu y: x = f(y)

Y b b

V    f(y)  dx
2

y= d d
a

x = f(y)
L   f(y) dy
c a
y=c
X
X
Y
Volume daerah yang dibatasi dua buah kurva
y=d terhadap batas sumbu x:
d d
y
x = f(y) L   f(y)dy   f(y)dy
y=c c c

X
y1= f(x)

b. Menghitung Volume Benda Putar y2= g(x)

a b
x
Volume benda putar terhadap sumbu x

Y
b
y = f(x)
V  (y1
2 2
y )dx
2
a

x y
a b X

b
x1= f(y)
b b

V   (f(x)) dx 2
x2= g(y) V  (x 12 x )dy
2
2

a a
a

117
Bab 17
Persamaan Garis Lurus
dan Program Linear
A. Persamaan Garis Lurus b. Jika Diketahui Dua Titik (x1, y1) dan (x2, y2)

y  y1
= x  x1
Bentuk umum persamaan garis lurus:
Bentuk eksplisit : y = m x + c, dengan m adalah y2  y1 x2  x1
gradien garis
atau
Bentuk implisit : A x + b y + c = 0
b (x2  x1)y = (y2  y1)x  (x1y2  x2y1)
dengan gradien m = 
a

B. Kemiringan Garis Lurus D. Hubungan Dua Garis Lurus


(Gradien) Jika garis a1x + b1y = c1 dan garis a2x + b2y = c2 yang
a a
Gradien (m) adalah ukuran kemiringan suatu garis. memilki gradien m =  1 dan m =  2 terdapat
1 2
Pada gambar di bawah ini gradien sama dengan b1 b2
hubungan sebagai berikut:
tangen a (tan a).
(x2,y2) (i). Dua garis saling sejajar jika:

m1 = m2


x ,y (ii). Dua garis tegak lurus jika:
11

y 2 y 1 m1 x m2 = –1
Gradien (m) = = tan a
x2  x1

(iii). Dua garis saling berimpit jika:


C. Menyusun Persamaan Garis
a1 b1 c1
Lurus = =
a2 b2 c2

a. Jika Diketahui Sebuah Titik (x1, y1) dan


Gradien (m) (iv). Dua garis membentuk sudut a jika:

y – y1 = m(x – x1) m1  m2
tan a =
1 m1m2

118
E. Menggambar Kurva Garis a. Menentukan Daerah Penyelesaian

Lurus Daerah penyelesaian masalah program


linear, yaitu suatu model matematika yang
berbentuk pertidaksamaan linear ax + b  c
Menghubungkan dua titik koordinat yang terletak atau ax + by  c.
pada persamaan garis lurus tersebut. Daerah penyelesaian dapat ditentukan
Contoh: Gambar kurva garis lurus 2x – 3y = 12! dengan cara berikut:
• Tahap 1 1. Jika ax + by  c maka daerah penyelesaian
Tentukan koordinat titik potongnya terhadap berada di sebelah kanan garis, dengan
sumbu-Y dengan cara mensubstitusikan x = 0: syarat: koefisien x positif (a > 0).
2(0) – 3y = 12 2. Jika ax + b  c maka daerah penyelesaian
_3y = 12
berada di sebelah kiri garis, dengan syarat
y = –4
koefisien x positif (a > 0).
Jadi, koordinat titik potong terhadap sumbu-Y
adalah (0, –4).
kiri (  )
kanan (  )
• Tahap 2
Tentukan koordinat titik potongnya terhadap kanan (  ) kiri (  )
sumbu-X dengan cara mensubstitusikan y = 0:
2x – 3(0) = 12 kanan/atas (  )
2x = 12 kiri (  ) kanan (  ) kiri/bawah (  )
x =6
Jadi, koordinat titik potong terhadap sumbu-X b. Menentukan Nilai Optimum
adalah (6,0) Untuk menentukan nilai optimum (maksimum
Jadi, gambar kurvanya adalah: dan minimum) dapat digunakan:
Y Cara 1: Dengan uji titik-titik sudut
(6,0) Langkah-langkah:
X
1. Buat model matematika
2. Gambar grafik daerah penyelesaiannya
(0, –4)
3. Tentukan titik-titik sudut dari grafik
himpunan penyelesaian
4. Substitusikanlah titik-titik tersebut ke
F. Program Linear dalam fungsi sasaran

Program linear adalah suatu metode matematika Cara 2: Dengan menggunakan garis selidik
untuk mencari nilai optimum suatu fungsi Langkah-langkah:
sasaran/objektif dalam bentuk linear pada daerah 1. Buat model matematika
himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan 2. Gambar grafik daerah penyelesaiannya
linear. 3. Membuat persamaan garis selidik
Sistem pertidaksamaan linear menentukan (diambil dari fungsi objektif)
daerah penyelesaian, kemudian titik-titik pojok 4. Titik-titik yang dilalui garis selidik yang
pada daerah penyelesaian tersebut menentukan paling kanan atau yang paling kiri
nilai optimum dari suatu fungsi sasaran. merupakan penyelesaian optimum

119
Bab 18
Matriks

A. Definisi Matriks d. Matriks Identitas


Matriks identitas adalah matriks yang memiliki
• Matriks adalah susunan bilangan berbentuk elemen diagonal utamanya 1, dan sisanya 0.
persegi panjang yang diatur dalam baris dan
 1 0
kolom. Contoh: I =   Sifatnya: A x I = 1 x A = A
 0 1 
• Banyaknya baris dan kolom disebut ordo
matriks.
• Contoh bentuk matriks:
C. Transpose Matriks
Ordo matriks (baris dan kolom)
• Transpose matriks A adalah matriks baru yang
diperoleh dengan cara menukar elemen baris
1 3 5 Baris 1
A2x3 = menjadi elemen kolom, atau sebaliknya.
0 2 4 Baris 2
• Jika diketahui sebuah matriks:
a b c 
Nama matriks A=   maka transpose matriks A
Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3  d e f  
a d
  
dituliskan: AT =  b e 
B. Jenis-Jenis Matriks  
c f 
a. Matriks Persegi 
Matriks persegi, yaitu matriks yang memiliki D. Kesamaan Matriks
baris dan kolom yang sama, berordo n x n.
Dua buah matriks dikatakan sama bila memiliki
Contoh:
ordo sama dan elemen yang posisinya seletak
A2 x 2 =  2 1  , ordo matriks 2 x 2.
01 besarnya sama.

Contoh:
b. Matriks Baris
Matriks baris adalah matriks yang hanya  2 3   2 3 
Jika   = 
memiliki satu baris dan beberapa kolom.  0 1   0 1 
Contoh: A1 x 3 = (3 –4 0) Di mana a = p, b = q, c = r, dan d = s
c. Matriks Kolom
Matriks kolom adalah matriks yang hanya E. Operasi Matriks
memiliki satu kolom.
1 
a. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Contoh: A 3 x 1 =  2  , ordo matriks 3 x 1 Dua buah matriks dapat dijumlahkan atau
 
 3  dikurangkan bilaordonya sama dan elemen yang
 

120
posisinya seletak dapat dijumlah atau dikurangi. Jika B adalah matriks berordo 3 x 3 seperti di
Contoh: a b m n bawah ini:
Misalkan, A = dan B 
    a b c 
c d   o p   
B =  d e f 
Maka A  B adalah: g h i 
 
a  m b  n 
A B=  Maka determinan B adalah:
 c  o  d  p   a b c a b
b. Perkalian Matriks B= d e f d e
g h i g h
Perkalian dengan bilangan konstanta dapat
dilakukan dengan mengalikan ke setiap ––– +++
= (aei + bfg + cdh) – (ceg + afh + bdi)
elemen matriks tersebut.
Contoh: Sifat-sifat determinan matriks:
1
=  ka kb
k a  b 1. A  AT 3. A1 
cd kc kd  A
   
2. AB  C  A B  C 4. k.A  kn A
Perkalian matriks dengan matriks, syaratnya Di mana, k = konstanta dan n = ordo
kolom matriks A sama dengan baris matriks B. matriks persegi.

Amn Bnp  Cmp G. Invers Matriks


Cara mengalikan: elemen baris pada matriks a. Dua Matriks Saling Invers
pertama dikali dengan elemen kolom pada • Dua matriks saling invers terjadi jika A dan
matriks kedua hingga semua elemen terkalikan. B adalah matriks persegi yang berordo
Contoh: sama dan memilki hubungan syarat:
a b m n A . B = B. A = I (I = matriks identitas)
A = dan
 B  
c d   o p 
Maka A x B adalah: • Maka dikatakan A adalah invers B dan B
adalah invers A.
a b m
 n  a.m b.o a.nb.p • Invers A dinotasikan dengan A–1, sedangkan
AxB=    =  
 c d  o p  c.m  d.o c.n d.p  invers B dinotasikan dengan B-1.
b. Invers Matriks Persegi Berordo 2x2
f. Determinan Matriks Jika diketahui matriks A adalah:

• Misalkan, A adalah matriks persegi berordo a b


A = 
2 x 2 maka determinan matriks A adalah c d 
hasil kali elemen-elemen yang berada pada Maka invers matriks A adalah:
diagonal utama dikurangi hasil kali elemen- d
1 b
elemen yang berada pada diagonal samping. (A1)    
A c a 
a b
A = 
 c d  c. Sifat-sifat Invers Matriks
Determinan (A) adalah: 1. A-1A  AA-1  Identitas (I)
2.  A -1   A
1
ab
|B| = = ad – bc
3.  AB   B1A -1
-1
cd
 A  CB 1
4. AB  C  -1
B  A C
122
Bab 19
Vektor

A. Definisi Vektor 2. Panjang vektor posisi b adalah:

• Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan


 x2  + y 2
2 2
b =
arah. Contoh: gaya dan percepatan dalam
bidang fisika. 3. Panjang vektor posisi AB adalah:
• Vektor digambarkan dengan garis anak panah.
 x2  x1  + y 2 y 1 
2 2
Contoh: panjang garis (dari A ke B) adalah AB =
besar nilai vektor. Arah panah menunjukkan
arah vektor.
• Simbol vektor dituliskan dengan tanda panah
B. Operasi Vektor
di atas ( AB  a ) atau dengan huruf tebal (AB a. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
= a). Jika diketahui terdapat dua buah vektor a
Jika diketahui vektor a dan b pangkalnya dan b maka penjumlahan vektor a dan vektor
melalui titik asal O (0,0) dan memiliki b dapat dilakukan dengan metode sebagai
koordinat di titik A (x1,y1) dan B (x2,y2) maka berikut:
vektor OA atau OB disebut vektor posisi a
atau b. Sedangkan, vektor AB ditentukan
b
oleh:
b

A (x1, y1)
,y )
b B (x2 2 Penjumlahan ( a  b )
b
1. Metode segitiga
O (0,0)
Langkah-langkah penjumlahan ( a  b ):
OA  AB = OB • Letakkan pangkal vektor b berimpit
AB = OB 
OA =ba dengan ujung vektor a.

AB =  x2  x1  ,  y 2  y1   • Tarik garis dari pangkal vektor a ke ujung
Maka panjang vektor a, b, dan AB vektor b maka vektor R adalah hasil
dirumuskan oleh:
penjumlahan kedua vektor tersebut
1. Panjang vektor posisia adalah: ( R  a  b ).

x1  + y 1
2 2
a =

121
b 2. Metode jajargenjang
b
R
Langkah-langkah pengurangan ( a  b ):
• Letakkan pangkal vektor a dan negatif
vektor b saling berimpit.
2. Metode jajargenjang • Tarik garis putus-putus sejajar vektor a
Langkah-langkah penjumlahan ( a  b ):
dan negatif vektor b sampai bertemu
• Letakkan pangkal vektor a dan b saling
pada satu titik.
berimpit.
• Tarik garis dari pangkal kedua vektor
• Tarik garis putus-putus sejajar vektor a
sampai titik pertemuan garis putus-
dan b sampai bertemu pada satu titik.
putus tersebut maka vektor R adalah
• Tarik garis dari pangkal kedua vektor
hasil pengurangan kedua vektor tersebut
sampai titik pertemuan garis putus-
( R  a  b ).
putus tersebut maka vektor R adalah
hasil penjumlahan kedua vektor tersebut
( R  a  b ). R b
b 

Besar vektor hasil pengurangan secara


b R
geometris:
 b

2 2
a  b  a  b  2 a b cos 
Besar vektor hasil penjumlahan secara
geometris:
Keterangan:
2 2 = panjang vektor a
a  b  a  b  2 a b cos  a

Keterangan: b = panjang vektor b

a = panjang vektor a  = sudut antara vektor a dan vektor b

b = panjang vektor b b. Operasi Perkalian Vektor dengan Bilangan


 = sudut antara vektor a dan vektor b Real (Skalar)
Pengurangan ( a  b ) 1. Jika m adalah bilangan real dan a adalah
1. Metode segitiga vektor maka hasil kalinya:
Langkah-langkah pengurangan ( a  b ):
m  a = a  a  a  ....(sebanyak m kali)
• Letakkan pangkal negatif vektor b
berimpit dengan ujung vektor a. 2. Jika nilai m adalah bilangan real positif
• Tarik garis dari pangkal vektor a ke ujung makavektor m.a searah denganvektor a
negatif vektor b maka vektor R adalah 3. Jika nilai m adalah bilangan real negatif
hasil pengurangan kedua vektor tersebut maka vektor m.a berlawanan arah
( R  a  b ). dengan vektor a
b c. Sifat Operasi Penjumlahan, Pengurangan,
dan Perkalian dengan Bilangan Real
b
R
1. Sifat komutatif, yaitu:
abba

123
2. Sifat asosiatif, yaitu: 2. Pembagian dalam bentuk vektor
a  b c  a  b  c 
z
m n
A P
B
3. Sifat identitas (vektor nol), yaitu:
b b
b
a  0 a O(0,0)
Y

4. Memiliki invers, yaitu vektor lawannya: X

a  a  0 Jika a , b , dan p adalah vektor posisi dari


titik A, B, dan P dengan perbandingan AP
: PB = m : n.
C. Vektor di Ruang Tiga
Maka:
Dimensi AP m
= n
PB
a. Vektor Satuan
1. Vektor satuan adalah vektor yang n  (p  a) = m  (b  p)
n p  n  a = m  b  m p
memiliki besar satu satuan.
n p  m p = m  b n  a
2. Jika vektor a berada di ruang tiga dimensi
p(n  m) = m  b n  a
maka posisinya bisa dituliskan di dalam
m  b n  a
koordinat (x,y, dan z). p =
(n  m)


Contoh: a  xi  yj  zk  3. Pembagian dalam bentuk koordinat
Dimana: Jika titik P (xp, yp , zp) membagi garis AB di
i = vektor satuan di sumbu x mana A (x1, y1 , z1) dengan perbandingan
j = vektor satuan di sumbu y AP : PB  m : n maka:
k = vektor satuan di sumbu z m  x2  n  x1
x p= ,
m n
b. Pembagian Ruas Garis dalam Bentuk m  y2  n  y1
yp= ,
Vektor dan Koordinat m n
m  z2  n  z1
zp=
1. Pembagian dalam ruas garis m n

n
m B D. Perkalian Skalar Dua
P Vektor
A
a. Perkalian Skalar Dua Vektor
Titik P berada di antara titik A dan B dan Perkalian skalar antara vektor a dan b
membagi garis AB dengan perbandingan dituliskan dengan notasi
a.b (dibaca: a dot
AP : PB = m : n b) yang didefinisikan sebagai berikut:
m 1. Jika diketahui dua vektor berbentuk
P
komponen:
B a1  b1 
   
A n
a = a2  dan b = b2 
a b3 
Titik P membagi garis AB di luar dengan  3 

perbandingan AP : PB = m : (–n) Maka:
a.b = a1 b1  a2 b2  a3 b3

124
2. Jika dua vektor membentuk sudut q E. Proyeksi Vektor
maka perkalian skalarnya adalah:
a.b = a b cos Jika vektor a dan b mengapit sudut a dengan
panjang a dan b seperti gambar di bawah ini:
Dengan: a = panjang vektor a
b = panjang vektor b
b
θ = sudut antara a dan b
Sedangkan sudutnya adalah: 
a.b b
cos  = b
ab
Keterangan:
x1.x2  y1.y2  z1.z2
= c = vektor proyeksi dari vektor a ke vektor b
x12  y 12  z 12 . x 2 2 y 2 2 z 2 2 Maka berlaku:
Tanda perkalian skalar: 1. Proyeksi skalar ortogonal vektor a pada
a  b > 0 atau positif maka sudut dua vektor vektor b adalah:
lancip
a b
a  b < 0 atau positif maka sudut dua c 
b
vektor
tumpul
a  b = 0 atau maka sudut dua vektor saling 2. Proyeksi skalar ortogonal vektor b pada
tegak lurus vektor a adalah:
a  b = a  b maka sudut dua vektor berimpit
ba
atau sejajar c 
a

b. Sifat-Sifat Perkalian Skalar Dua Vektor 3. Proyeksi vektor ortogonal vektor a pada
1. Sifat komutatif: a  b  b  a vektor b adalah:

2. Sifat distributif: a.(b  c)  a.b  a.c


a b
c 2b
3. Jika k skalar, a dan b vektor di mana: b
 a1 b1
a = a dan b = b
 2   2  4. Proyeksi vektor ortogonal vektor b pada
a  b 3
 3  vektor a adalah:
Maka berlaku:
2
a.a  a 2  a 2  a 2  a a b
1 2 3
c 2a
2
b.b  b12 b 22 b 32  b a

2 2
a b  a  b  2 a b .cos 
2 2
a b  a  b  2 a b .cos 

Keterangan:
θ : Sudut antara vektor a dan vektor b

125
Bab 20
Transformasi Geometri

A. Pengertian Transformasi b. Refleksi (Pencerminan)

Pencerminan Matriks
Transformasi adalah suatu proses pemetaan suatu Pemetaan Transformasi
Terhadap
objek ke objek lain dalam satu bidang. Sumbu X (x, y)  (x, –y)  1 0 
 
0 1 
Jikatitik A(x,y) ditransformasikan olehtransformasi  
T akan menghasilkan A' (x',y'). (x, y)  (–x, y)
Sumbu Y  1 0 
 0 
1 
T  x'   a b  x  
A(x, y) A '(x ', y ') atau      
 y'   c d y  Garis Y = X (x, y)  (–x, y) 0 1 

1 0 
a b   
Di mana  = matriks transformasi
c d  Garis X = –Y (x, y)  (–y, –x)  0  1 
 
 1 0 
 

Titik asal O (x, y)  (–x, –y)  1 0 
B. Jenis-jenis Transformasi  
0 1 
 
a. Translasi (Pergeseran) Garis x = k (x, y)  (2k–x, y)
Suatu objek P ditranslasikan oleh T maka Garis y = h (x, y)  (x,
hasilnya P′. 2h–y)

P(x,y) 
ba
P'(x',y ') c. Rotasi (Perputaran)
 x'   x  a  x  x' a 1. Rotasi terhadap titik O (0,0)
 =    →  
 y'
   y b y  y' b 
Matriks
Rotasi Pemetaan Transformasi
T(a, b) berarti:   (x, y)  (–y, x)  0  1 
atau 
2 2  1 0 
1. Objek digeser sejauh a satuan ke kanan  
(+)/kiri (–). (x, y)  (y, –x)
 3  0 1 
 atau  
2. Objek digeser sejauh b satuan ke atas (+)/ 2 2 1 0 
 
bawah (–).
 (x, y)  (–x, –y)  1 0 
 
0 1 
 

126
 (x, y)  (x', y') cos   sin  C. Komposisi Transformasi
 
x' = x cos  – y sin cos 
 
sin  a. Komposisi dua translasi berurutan T 1
y' = x sin  – y dilanjutkan T2 dapat diganti dengan translasi
cos  tunggal (komposisi kedua translasi).

a c  a  c 
2. Rotasi terhadap titik (a, b) T = T1 T2 =     =  
b  d  b  d
Jika titik A (x,y) dirotasikan sebesar a
terhadap titik (a,b) berlaku hubungan:
b. K om pos is i dua ref lek s i b e r u r u t a n
 x' a  cos   sin  x  a 
     menghasilkan translasi dua kali jarak antara
 y'b   sin cos y b 
dua sumbu. Urutan refleksi menentukan arah
d. Dilatasi (Perkalian atau Pembesaran) translasi.
Misalkan, M1 dan M2 adalah refleksi terhadap
Suatu titik A (x,y) didilatasikan dengan pusat
garis x = a dan x = b maka:
O (0,0) dengan faktor skala k akan mempunyai
bayangan A'(x',y') dapat dituliskan: P  x, y   
M1 o M2
P '  2  a  b   x, y 

P  x, y   
M1 o M2
P '  2  a  b   x, y 
O,k   x'   k 0  x 
 A '(kx,ky) atau  
A(x, y)   
 y'  0 k y 
c. Komposisi dua rotasi yang sepusat sebesar
1 dilanjutkan 2 dapat diganti dengan rotasi
Jika titik A (x,y) didilatasikan pada titik P (a,b) sebesar ( 1 +  2) dengan pusat rotasi sama.
dengan faktor skala k maka bayangan A′(x′,y′)
dapat dirumuskan:
D. Luas Bangun Hasil Suatu
 x' a  k 0  x  a 
    
 y'b   0 k  y b  Transformasi

Suatu bangun A ditransformasikan dengan


a c 
matriks  , hasilnya bangun A' maka luas A′
b d 
= ad  bc  luas A (luas bayangan = determinan
(M) x Luas semula).

127
Bab 21
Baris dan Deret

A. Notasi Sigma b. Pengertian Deret


Deret adalah penjumlahan suku-suku suatu
Notasi sigma atau  digunakan untuk barisan bilangan.
menyatakan operasi penjumlahan bilangan Bentuk umum deret adalah:
berurutan.
Sifat-sifat notasi sigma: Sn = U1 + U2 + U3 + .......+ Un
n n

1. i = p
im pm Keterangan:
n n S = jumlah n suku pertama
2. ki = ki , k = konstanta
im im
n

a1 n n

3. ki ki = ki


im ia im
C. Barisan dan Deret
na na Aritmetika
4. (i  a) = (i  a)
ima ima

n n n a. Barisan Aritmetika
5. ai  bi  ai  bi
im im im
Barisan aritmetika adalah barisan bilangan
yang mempunyai beda (selisih) yang tetap
untuk setiap dua suku yang berurutan.
B. Pengertian Barisan dan
Bentuk umum barisan aritmetika adalah:
Deret
U1, U2, U3....... Un
a. Pengertian Barisan a, a + b, a + 2b,........., a + (n – 1)b
Barisan adalah rangkaian bilangan yangdisusun
menurut aturan atau pola tertentu. Pada barisan aritmetika terdapat beberapa
Bentuk umum barisan adalah sebagai berikut: rumusan sebagai berikut:
• Rumus beda (b)
U1, U2, U3....... Un
Keterangan: b = Un – Un-1
U1 = suku pertama b = U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = U5 – U4
U2 = suku kedua
U3 = suku ketiga
Un = suku ke –n

128
• Rumus mencari suku ke – n Contoh:
Deret aritmetika:
Un = a + (n – 1) b 3 + 7 + 11 + 15 + 19 + ....
Tentukan jumlah 10 suku pertama?
U1 = a = suku pertama/suku awal
U2 = a + b Pembahasan:
Perhatikan barisan aritmetika di atas:
U3 = a + 2b
n = 10, a = 3, dan b = 7 – 3 = 4
U4 = a + 3b
n
U5 = a + 4b Sn = (2a + (n – 1).b)
2
10
Contoh: S10 = (2.3 + (10 – 1).4)
2
Barisan aritmetika: = 5 (6 + 36) = 210
3, 7, 11, 15, 19...
Tentukan suku ke-10?
Pembahasan:
D. Barisan dan Deret Geometri

b = U2 – U1 = 7 – 3 = 4 a. Barisan Geometri
Suku ke –10 adalah: Bentuk umum barisan geometri adalah
Un = a + (n – 1)  b sebagai berikut:
U10 = 3 + (10 – 1) .4
= 3 + (9.4) = 3 + 36 = 39 U1, U2, U3 ....... Un
a, ar, ar2, ........ arn–1
b. Deret Aritmetika
Pada barisan geometri terdapat beberapa
Bentuk umum deret aritmetika adalah:
rumusan sebagai berikut:
U1 + U2 + U3.+...... +Un • Rumus rasio (r)
a + (a + b) + (a + 2b)+......+(a + (n – 1)b)
Un U2 U3
r= = =
Pada deret aritmetika terdapat rumusan Un1 U1 U2
sebagai berikut:
• Rumus mencari jumlah n suku pertama • Rumus mencari suku ke – n

Sn = n a  Un  = n 2a  n  1b Un ar n1


2 2
U1 = a, U2 = ar, U 3= ar2
Sn adalah jumlah n suku yang pertama.
• Rumus mencari suku tengah
Jika banyak sukunya ganjil maka terdapat suku Contoh:
tengah (Ut): Barisan geometri:
1
2, 6, 18, 54, ...........
Ut  (a  U n)
2 Tentukan U10 dan rasionya?

Hubungan antara jumlah n suku pertama dan Rasionya adalah:


6 18
suku tengah adalah: r= =
2 6
54
Sn  n Ut = =3
18

129
Maka, suku ke –10 adalah: E. Deret Geometri Tak Hingga
Un  ar n1

U10 = 2  310 1 Deret geometri tak hingga adalah deret


geometri yang memiliki jumlah suku sampai
= 2  39 = 39.366
tak terhingga.
Contoh:
Deret geometri: Deret geometri tak hingga dibedakan
1 1 1 menjadi:
1+ + + +.....
3 9 27
Tentukan jumlah suku ke-5 pertama? a. Deret Geometri Divergen
Syarat deret geometri divergen: jika
Rasio deret geometri tersebut adalah:
r  1 atau r  1
1
1 Contoh:
R=3=
1 3 2 + 6 + 18 + 54 +......+  S 
Karena r < 1 maka jumlah 5 suku
S = jumlah suku-suku sampai tak terhingga
pertamanya adalah:
b. Deret Geometri Konvergen
a(1 rn) Syarat deret geometri konvergen: jika
Sn = 
1  r  1
1 r  1 242 Contoh:
 1 5 
 

1  1  1
3 
S = 
 

= 243 = 243 1 1 1
5
1
1 2 2 1+ + + +..... + 0
3 3 3 3 9 27
Maka rumus jumlah suku sampai tak terhingga
242 3 726 363 ( S ) adalah:
S5 =  = = 
243 2 486 243 

 S
a
b. Deret Geometri 1 r

Bentuk umum dari deret geometri sebagai Untuk jumlah tak hingga suku-suku bernomor
berikut: ganjil saja adalah:

U1 + U2 + U3.+ ......+ Un a
S
a + ar + ar2 +...........+ arn-1 1 r2

Rumus mencari jumlah n suku pertama pada Sedangkan, jumlah tak hingga suku-suku
deret geometri: bernomor genap saja adalah:

a(rn  1) S
ar
Sn = , jika r > 1 1 r2
r1
a(1 rn)
Sn = , jika r < 1
1 r

130
BIOLOGI

131
131
Bab 1
Metode Ilmiah dan
Ruang Lingkup Biologi

A. Metode Ilmiah 7. Mamologi Mamalia

Metode ilmiah merupakan langkah-langkah atau 8. Zoologi Dunia hewan


tahap-tahap kerja secara sistematis yang dilaku- 9. Botani Dunia tumbuhan
kan oleh para ilmuwan dalam melakukan pene- 10. Sitologi Sel
litian.
11. Histologi Jaringan tubuh
Tahapan-tahapan dalam metode ilmiah, yaitu:
Struktur tubuh bagian da-
12. Anatomi
1. Merumuskan masalah lam pada makhluk hidup
2. Melakukan observasi (pengamatan) Fungsi alat tubuh
13. Fisiologi
3. Merumuskan hipotesis organisme
4. Melakukan eksperimen 14. Embriologi Perkembangan embrio
5. Menganalisis data hasil eksperimen Hubungan timbal balik
6. Menarik kesimpulan 15. Ekologi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya
B. Ruang Lingkup Biologi 16. Endokrinologi Hormon
17. Organologi Organ
Istilah biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
Aplikasi penerapan proses
bios (hidup) dan logos (ilmu). Secara istilah, ilmu 18. Bioteknologi
biologi secara terpadu
biologi didefinisikan sebagai ilmu yang mem-
19. Genetika Pewarisan sifat
pelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan
Pengelompokan makhluk
makhluk hidup. 20. Taksonomi
hidup
Ilmu biologi memiliki beberapa cabang ilmu pen- 21. Enzimologi Enzim
getahuan sebagaimana yang terdapat pada tabel
22. Algologi Alga
di bawah ini.
23. Agronomi Tanaman budidaya
Cabang Ilmu 24. Epidemiologi Penularan penyakit
No Bidang yang Dipelajari
Biologi
Perkembangan makhluk
1. Mikrobiologi Mikroorganisme 25. Ontogeni hidup dari zigot menjadi
2. Bakteriologi Bakteri dewasa
Penyakit dan pengaruhnya
3. Virologi Virus 26. Patologi
bagi manusia
4. Ornitologi Burung Sistem kekebalan (imun)
27. Imunologi
tubuh
5. Entomologi Serangga
Molusca (keong, cumi-
6. Mikologi Jamur 28. Malakologi
cumi, dan lain-lain)

132
C. Objek Kajian Biologi 6. Objek tingkat individu
Kumpulan dari beberapa sistem organ den-
Biologi sebagai ilmu pengetahuan, memiliki gan fungsi tertentu akan membentuk suatu
beberapa objek kajian yang meliputi manusia, individu.
hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, baik
Contoh: manusia, hewan, dan tumbuhan.
yang terlihat oleh mata telanjang maupun
dengan bantuan alat (mikroskop). 7. Objek tingkat populasi
Populasi didefinisikan sebagai kumpulan in-
Tingkatan organisasi dalam kehidupan, yaitu:
dividu yang sejenis yang menempati suatu
Sel - Jaringan - Organ - Sistem organ - daerah tertentu dan dalam waktu tertentu.
Individu - Populasi - Komunitas - Contoh: sekelompok burung merpati, dan
Ekosistem - Bioma rimbunan pohon cemara.
8. Objek tingkat komunitas
Objek yang menjadi kajian ilmu biologi dibagi Komunitas adalah kumpulan beberapa popu-
menjadi beberapa tingkat, yaitu: lasi yang menempati suatu daerah tertentu.
1. Objek tingkat molekul Contoh: dalam suatu kebun terdapat pop-
Beberapa molekul yang dikaji pada ilmu ulasi lebah, populasi pohon rambutan, dan
biologi, yaitu protein, karbohidrat, lipid (le- populasi burung pipit.
mak), dan asam nukleat.
9. Objek tingkat ekosistem
2. Objek tingkat sel Ekosistem merupakan kesatuan antara
Sel adalah unit struktural dan fungsional ter- komunitas dengan lingkungan tempat
kecil dari makhluk hidup. hidupnya, serta hubungan timbal balik yang
ada di dalamnya.
3. Objek tingkat jaringan
Contoh: ekosistem hutan, ekosistem pantai,
Jaringan terbentuk dari kumpulan sel-sel
dan ekosistem danau.
yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama.
Contoh: (jaringan pada tumbuhan) jaringan 10. Objek tingkat Bioma
parenkim, jaringan bunga karang, dan jarin- Bioma didefinisikan sebagai kumpulan berb-
gan pengangkut. agai ekosistem yang membentuk kesatuan
Contoh: (jaringan pada hewan) jaringan ekosistem dunia (global).
otot, jaringan epitel, dan lain-lain.
4. Objek tingkat organ
D. Peranan Biologi dalam
Organ terbentuk dari beberapa jaringan
Kehidupan
yang memiliki fungsi tertentu. Beberapa peranan dan pemanfaatan ilmu biologi
Contoh: jantung, hati, dan ginjal pada he- beserta cabang ilmunya dalam kehidupan, yaitu:
wan, serta akar, batang, dan daun pada tum-
1. Penggunaan mikroorganisme untuk industri
buhan. makanan (bioteknologi).
5. Objek tingkat sistem organ Contoh: pembuatan tempe dari kedelai oleh
Sistem organ tersusun atas beberapa organ bakteri Rhizopus sp., dan pembuatan tape
yang saling bekerja dan berinteraksi secara dari singkong atau ketan oleh Saccharomyces
cereviceae.
sinergis.
Contoh: sistem pencernaan, sistem perna- 2. Perkawinan silang pada tumbuhan dapat
pasan, sistem peredaran darah, dan sistem menghasilkan produksi buah yang lebih
banyak (botani).
gerak.

133
3. Penemuan beberapa vaksin yang dipakai • Harold Urey menyatakan Teori Evolusi
untuk menambah kekebalan tubuh terhadap Kimia, yaitu bahwa kehidupan pertama kali
beberapa penyakit (imunologi). diduga terjadi di atmosfer (didukung oleh
Stanley Miller melalui percobaannya).
E. Teori As • Oparin mengemukakan teorinya yang
diberi nama “ Teori Biologi Evolusi”,
a. Teori Abiogenesis menyatakan bahwa kehidupan pertama
Teori abiogenesis merupakan teori yang me- kali diduga terjadi di lautan (didukung oleh
nerangkan bahwa makhluk hidup berasal Haldane dalam bukunya yang berjudul
dari benda mati yang penciptaannya terjadi “The Origin of Life”).
secara spontan.
Pencetus teori ini ialah Aristoteles. Ia men-
F. Evolusi
gatakan bahwa “Belatung berasal dari dag- a. Teori-teori Evolusi
ing yang sudah busuk". 1. Teori Lamarck (1809)
Ilmuwan yang mendukung teori ini, yaitu: Mengemukakan bahwa sifat fenotipe
1. Antonie van Leuwenhook (sifat yang dapat terlihat, seperti bentuk
2. John Needham, wajah, warna kulit, dan lain-lain) dapat
Ia mengatakan, “Bakteri berasal dari air diperoleh dari lingkungan dan diwariskan
kaldu”. secara genetik.
Contoh: jerapah mempunyai leher
b. Teori Biogenesis
yang panjang karena jerapah secara
Teori biogenesis merupakan teori yang men- terus-menerus menjulur ke atas untuk
yatakan bahwa makhluk hidup yang ada saat menggapai makanan.
ini berasal dari makhluk hidup pada masa 2. Teori Weissman
sebelumnya. Mengemukakan bahwa perubahan organ
Pencetus teori ini adalah seorang ilmuwan tubuh yang disebabkan oleh lingkungan
bernama Louis Pasteur, dengan teorinya tidak memengaruhi keturunannya.
“Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” Contoh: tikus yang tidak mempunyai ekor
(Kehidupan terjadi berasal dari telur, dan karena ekornya dipotong ternyata tidak
telur berasal dari makhluk hidup). diwariskan pada keturunannya.
Beberapa ilmuwan yang mendukung teori 3. Teori Charles Darwin/Teori Evolusi Darwin
ini, yaitu: (1809—1882)
1. Fransisco Redy, bereksperimen dengan Me nge m uka kan bahwa evolus i
media daging. disebabkan oleh proses seleksi alam.
2. Lazzaro Spalanzani, bereksperimendengan Teori Darwin melalui seleksi alam
menggunakan air kaldu. mencakup tiga hal, yaitu:
Teori biogenesis berhasil menumbangkan • Seleksi alam terjadi karena adanya
teori sebelumnya, yaitu abiogenesis den- keberhasilan pada reproduksi
gan dilakukannya percobaan “Air Kaldu dan organisme.
Tabung Leher Angsa” oleh Louis Pasteur. • Seleksi alam terbentuk dari interaksi
c. Teori Neoabiogenesis antara lingkungan dengan variasi
• Teori ini menerangkan bahwa kehidupan yang dimiliki oleh organisme.
pertama kali berasal dari senyawa organik. • Produk seleksi alam merupakan
• Teori ini timbul dari dua orang ilmuwan, adaptasi organisme terhadap
yaitu Harold Urey dan Oparin. lingkungannya.

134
b. Bukti Adanya Evolusi e. Hukum Hardy-Weinberg
1. Fakta langsung adanya evolusi Menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotipe
• Adanya variasi di antara makhluk suatu populasi selalu konstan dari generasi ke
hidup. generasi dengan kondisi tertentu, yang meliputi:
• Adanya fosil. 1. Ukuran populasi cukup besar.
2. Fakta tidak langsung adanya evolusi 2. Populasi terisolasi.
• Homolog (kesamaan) pola perkem- 3. Jumlah mutasi gen dalam alel seimbang.
bangan embriologi. 4. Perkawinan acak.
• A d a n y a k aji an bi og eogr a fi 5. Kemampuan reproduksi antar-individu sama.
(penyebaran makhluk hidup) dan Persamaan Hardy-Weinberg
palaeontologi (asal-usul makhluk Karena hanya ada dua alel, kombinasi frekuensi
hidup). keseluruhan adalah:
c. Proses Terbentuknya Spesies Baru (p + q) = 1
1. Isolasi geografi: apabila batas wilayah
tidak dilewati, populasi tidak akan Kombinasi alel yang muncul secara acak, yaitu:
bertemu dengan populasi lain sehingga
P2 + 2pq + q2 = 1
perkawinan secara alamiah tidak akan
AA + 2Aa + aa = 1
terjadi.
2. Isolasi reproduksi: menyangkut ada- p = frekuensi alel dominan di dalam populasi.
nya keberhasilan suatu pembuahan q = frekuensi alel resesif di dalam populasi.
dan keberhasilan organisme baru
pascapembuahan.
d. Syarat Terjadinya Evolusi
1. Adanya perubahan lingkungan.
2. Adanya relung (tempat hidup dan interaksi
suatu organisme) yang kosong.
3. Adanya keanekaragaman suatu kelompok
organisme.

135
Bab 2
Keanekaragaman Hayati
dan Klasifikasi

A. Keanekaragaman Hayati b. Pelestarian Keanekaragaman Hayati


Pelestarian terhadap keanekaragaman
Keanekaragaman hayati didefinisikan sebagai hayati di Indonesia digolongkan menjadi
keragaman makhluk hidup dalam hal variasi gen, dua, yaitu:
jenis, dan ekosistem dalam suatu lingkungan. 1. Pelestarian in situ, yaitu usaha pelestarian
a. Jenis Keanekaragaman Hayati terhadap makhluk hidup yang dilakukan di
Keanekaragaman hayati terbagi menjadi habitat aslinya.
tiga tingkatan, yaitu: Contoh: cagar alam, taman nasional, dan
hutan lindung.
1. Keanekaragaman tingkat gen, yaitu
2. Pelestarian eks situ, yaitu usaha pelestarian
keanekaragaman yang terjadi sebagai
yang dilakukan dengan memindahkan
akibat dari variasi genetik dalam satu
makhluk hidup dari habitat aslinya.
spesies.
Contoh: kebun binatang, kebun botani,
Contoh: Keanekaragama n warna mahko-
dan taman safari.
ta bunga pada tanaman mawar, yaitu ada
tanaman mawar merah, putih, kuning, dan
ungu.
B. Klasifikasi Makhluk Hidup
2. Keanekaragaman tingkat jenis (spesies), Klasifikasi merupakan suatu proses peng-
yaitu keanekaragaman variasi bentuk dan golongan makhluk hidup secara sistematis
penampakan yang dimiliki oleh spesies menurut aturan tertentu untuk memudahkan
satu dengan yang lainnya dalam suatu kita dalam mempelajari ciri-ciri dan sifat suatu
lingkungan. makhluk hidup.
Contoh: Keanekaragaman jenis pada a. Tujuan dan Manfaat Mempelajari
penampakan buah nangka (Artocarpus Klasifikasi
heterophylus) dan cempedak (Artocarpus Tujuan klasifikasi terhadap makhluk hidup,
cempedens) yang merupakan satu famili. yaitu:
3. Keanekaragaman tingkat ekosistem, 1. Untuk mengelompokkan makhluk hidup
yaitu keanekaragaman yang terjadi sebagai berdasarkan persamaan ciri-ciri yang
akibat adanya interaksi antara makhluk dimiliki.
hidup penyusun suatu daerah dengan 2. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri makhluk
lingkungannya. hidup sehingga dapat diketahui perbedaan
Contoh: Ekosistem padang rumput dengan yang dimiliki antara makhluk hidup satu
hutan hujan tropis. dengan makhluk hidup lainnya.

136
3. Untuk mengetahui hubungan kekerabatan 2. Klasifikasi sistem buatan, yaitu klasifikasi
antarmakhluk hidup. yang didasarkan pada ciri morfologi yang
4. Memberi nama makhluk hidup spesies mudah diamati dari makhluk hidup.
baru yang baru diketahui. Contoh: pada klasifikasi tumbuhan terdiri
atas herba, pohon, dan semak.
Berdasarkan tujuan tersebut maka sistem
3. Klasifikasi sistem filogenik, yaitu jenis
klasifikasi pada makhluk hidup memiliki
klasifikasi yang didasarkan pada sejarah
beberapa manfaat, yaitu:
evolusi makhluk hidup dan hubungan
1. Memudahkan kita dalam mempelajari kekerabatan antara takson satu dengan
makhluk hidup yang sangat beraneka yang lainnya. Contoh : hubungan
ragam. kekerabatan antara orang utan dan gorila.
2. Agar hubungan kekerabatan antarmakhluk
hidup dapat diketahui. e. Sistem Tata Nama Makhluk Hidup
Sistem pemberian nama pada makhluk
b. Dasar-dasar Klasifikasi
hidup yang terdiri atas dua bagian nama
Beberapa hal yang menjadi dasar pada disebut sistem tata nama ganda atau dikenal
sistem klasifikasi makhluk hidup, yaitu: dengan Binomial nomenclature.
1. Berdasarkan persamaan Sistem ini diperkenalkan oleh Carolus
2. Berdasarkan perbedaan Linnaeus (1707-1778). Hierarki taksonomi
3. Berdasarkan ciri morfologi dan anatomi yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus
4. Berdasarkan ciri biokimia tersusun atas takson (tingkatan) dari tingkat
5. Berdasarkan manfaat tinggi ke tingkat rendah, yaitu:

c. Tahapan dalam Klasifikasi Kingdom – Divisio (tumbuhan)/Filum


(hewan) – Kelas – Ordo – Familia –
Terdapat tiga tahap yang harus dilalui ketika
Genus – Spesies
ingin melakukan pengklasifikasian terhadap
makhluk hidup, yaitu: Aturan pada sistem tata nama Binomial
1. Melakukan proses identifikasi dan penga- nomenclature, yaitu:
matan terhadap sifat makhluk hidup. 1. Terdiri atas dua kata bahasa latin atau
2. Mengelompokkan makhluk hidup berda- dilatinkan.
sarkan ciri-ciri dan sifat yang diamati. 2. Kata pertama diawali dengan huruf besar
3. Memberikan nama pada makhluk merupakan nama genus, kata kedua
hidup jenis baru dengan maksud untuk diawali dengan huruf kecil merupakan
mempermudah dalam pengenalan dan penunjuk spesies (epitheton spesificum).
dapat membedakan dengan makhluk 3. Tulisan harus bercetak miring jika dicetak
hidup lainnya. (ketik komputer) atau digarisbawahi jika
ditulis tangan.
d. Macam-macam Klasifikasi
Contoh: Rhinoceros sondaicus (badak
1. Klasifikasi sistem alami, yaitu klasifikasi bercula satu) g ketik komputer
yang didasarkan pada sifat morfologi, Elaeis oleifera (kelapa sawit) g tulis tangan
fisiologi, dan anatomi yang dimiliki oleh
makhluk hidup. Contoh: kambing, sapi dan f. Perkembangan Sistem Klasifikasi
kerbau diklasifikasikan ke dalam golongan 1. Sistem Dua Kingdom (Aristoteles, tahun
hewan berkaki empat (morfologi). 1800). Pengelompokan makhluk hidup

137
dengan sistem ini terdiri atas kingdom 4. Sistem Lima Kingdom (Robert Whittaker,
Plantae (tumbuhan) dan kingdom Animalia tahun 1969). Sistem lima kingdom terdiri
(hewan). atas kingdom Monera, kingdom Protista,
2. Sistem Tiga Kingdom (Ernest Haekel, tahun kingdom Fungi, kingdom Plantae, dan
1866). Sistem tiga kingdom terdiri atas kingdom Animalia.
kingdom Protista, kingdom Plantae, dan 5. Sistem Enam Kingdom (Salomon, tahun
kingdom Animalia. 1999-2002). Sistem enam kingdom terdiri
3. Sistem Empat Kingdom (E. Chatton, tahun atas kingdom Virus, kingdom Protista,
1959). Sistem empat kingdom terdiri atas kingdom Monera, kingdom Fungi, kingdom
Monera, Protista, Plantae, dan Animalia. Plantae, dan kingdom Animalia.

138
Bab 3
Virus

A. Ciri-ciri Virus 2. Kapsomer, yaitu bagian pada virus yang


mengandung sedikit protein dan akan saling
1. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu bergabung membentuk kapsid.
antara 25—300 nm (1 nm = 10-9 m). 3. Sel pembungkus, yaitu bagian yang melapisi
2. Virus hanya memiliki satu jenis asam nukleat DNA atau RNA. Sel ini mengandung lipoprotein
(DNA atau RNA) yang diselubungi oleh kapsid (lipid dan protein) yang merupakan membran
(selubung protein). plasma dan berasal dari sel inang virus.
3. Virus hanya dapat hidup dan berkembang biak 4. Selubung dan serabut ekor, yaitu bagian
pada sel hidup (parasit intraseluler obligat). yang digunakan oleh virus untuk melekatkan
4. Tubuh virus bukan berupa sel sehingga tidak tubuhnya ke sel inang.
memiliki inti sel, membran plasma, dan
sitoplasma. C. Klasifikasi Virus
5. Tubuh virus memiliki berbagai bentuk
Pengelompokkan jenis virus didasarkan pada
(batang, bulat, silindris, dan bentuk T).
beberapa hal, yaitu:
6. Virus merupakan makhluk metaorganisme,
a. Berdasarkan organisme yang diserang, virus
yaitu bentuk peralihan antara benda mati
tergolong menjadi tiga, yaitu:
(memiliki sifat dapat dikristalkan) dan makhluk
• Bakteriofage
hidup (dapat berkembang biak).
Bakteriofage merupakan virus yang
menyerang sel bakteri.
B. Struktur Tubuh Virus Contoh: virus T2, T4, dan T6.
• Virus tumbuhan
Kapsid
Virus yang menyerang sel tumbuhan,
Kepala yaitu:
DNA 1. Tobacco Mozaic Virus (TMV)
Selubung ekor penyebab mozaik (bercak kuning)
Serabut ekor pada tembakau.
2. CitrusVeinPhloemDegeneration(CVPD)
Meskipun virus memiliki ukuran dan bentuk penyebab penyakit pada jeruk.
yang berbeda-beda, tapi struktur tubuhnya 3. Virus tungro penyebab penyakit pada
sama, yaitu terdiri atas: tanaman padi.
1. Kapsid, yaitu lapisan pembungkus DNA atau • Virus hewan
RNA pada virus. Kapsid terdapat pada bagian Virus yang menyerang sel hewan, yaitu:
kepala virus. 1. Polioma penyebab tumor

139
2. Rous Sarcoma Virus (RSV) penyebab E. Perkembangbiakan Virus
kanker pada ayam
3. Rhabdovirus penyebab rabies pada Untuk berkembang biak, virus harus menginfeksi
anjing dan kera. sel inangnya. Proses reproduksi virus terdiri atas
dua tipe, yaitu tipe litik dan lisogenik.
b. Berdasarkan susunan asam nukleat, virus
diklasifikasikan menjadi lima, yaitu: a. Siklus Litik
Pada siklus litik, replikasi genom virus
1. Virus dengan DNA pita tunggal (ssDNA)
Contoh: Parvovirus harus melaku-kan menyebabkan kematian pada sel inang. Virus
infeksi bersama dengan Adenovirus agar yang hanya dapat bereplikasi melalui siklus litik
bisa tumbuh. (lisis) disebut dengan virus virulen.
2. Virus dengan DNA pita ganda (dsDNA) Siklus litik terdiri atas dua fase, yaitu:
Contoh: Adenovirus, penyebab penyakit 1. Fase adsorbsi, diawali dengan menempelnya
pada saluran pernapasan. ujung ekor virus pada dinding sel bakteri,
kemudian enzim lisozim dikeluarkan untuk
3. Virus dengan RNA pita tunggal (ssRNA
melubangi dinding sel inang.
positif)
2. Fase injeksi (penetrasi), yaitu dimasukkannya
Pada virus ini ssRNA berperan sebagai
DNA atau RNA virus ke dalam isel inang.
mRNA (pembawa pesan kode gen RNA).
Kepala dan ekor virus tetap tertinggal di luar
Contoh: Picorna, yaitu virus yang
sel dan akan terlepas serta tidak berfungsi
menyebabkan penyakit polio.
ketika injeksi DNA telah dilakukan.
4. RNA pita tunggal (ssRNA negatif) 3. Fase sintesis , yaitu DNA virus yang
Pada virus ini ssRNA sebagai cetakan men gan d u n g en zi m l i sozi m ak an
mRNA menghancurkan DNA bakteri, kemudian
Contoh: Rhabdovirus penyebab rabies. mereplikasikan diri, melakukan sintesis
5. RNA pita ganda (dsRNA) protein hingga membentuk bagian-bagian
Contoh: Reovirus, penyebab penyakit kapsid, seperti kepala, ekor,dan serabut ekor.
diare. 4. Fase perakitan, yaitu bagian-bagian kapsid
Keterangan: virus yang awalnya terpisah selanjutnya
ss = single stranded/rantai tunggal dirakit menjadi kapsid virus hingga terbentuk
ds = double stranded/rantai ganda. tubuh virus baru.
5. Fase lisis, yaitu hancurnya sel inang (lisis)
D. Bakteriofage dan melepaskan virus-virus baru yang akan
menginfeksi sel inang lainnya, begitu seterusnya.
• Bakteriofage merupakan kesatuan biologis
b. Siklus Lisogenik
paling sederhana yang mampu mereplikasi
dirinya (menggandakan diri menjadi lebih • Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi
banyak). genom virus tanpa menghancurkan sel
inang sehingga virus berintegrasi ke dalam
• Tubuh bakteriofage tersusun atas kepala,
kromosom bakteri atau sel inang.
ekor, dan serabut ekor. Ekor fage berfungsi
• Fase awal yang dilalui oleh siklus lisogenik
sebagai alat penginfeksi ke sel inang. sama dengan siklus litik, yaitu melalui fase
• Proses infeksi bakteriofage pada sel bakteri adsorbsi dan fase injeksi. Selanjutnya
juga digunakan oleh virus untuk berkembang melalui fase-fase berikut ini, yaitu:
biak. Proses ini terdiri atas dua tipe, yaitu litik 1. Fase penggabungan, yaitu bergabungnya
(virulen) dan lisogenik. DNA virus dengan DNA bakteri. Dengan
demikian, bakteri yang terinfeksi akan
memiliki DNA virus.

140
2. Fase pembelahan, DNA virus yang dalam sel bakteri. Jadi, jika sel bakteri
bergabung dengan DNA bakteri menjadi bereplikasi maka sekaligus memproduksi
tidak aktif (profage). Dengan demikian, insulin.
jika DNA bakteri bereplikasi maka DNA 3. Pada pembuatan vaksin, misalnya vaksin
virus yang tidak aktif tersebut akan ikut polio, vaksin campak, dan vaksin cacar.
bereplikasi.
4. Untuk membuat zat antitoksin.
3. Fase sintesis, yaitu DNA virus yang telah
aktif akan menghancurkan DNA bakteri b. Virus yang Merugikan
dan memisahkan diri. Selanjutnya, DNA Beberapa virus yang menyebabkan
virus akan mensintesis protein sel inang timbulnya infeksi penyakit dikelompokkan
sekaligus mereplikasikan diri.
menjadi tiga, yaitu:
4. Fase perakitan, yaitu kapsid yang
• Virus yang menyebabkan penyakit pada
terbentuk dari protein sel inang dirakit
manusia
menjadi kapsid virus. Selanjutnya, DNA
virus baru masuk ke dalam kapsid sehingga 1. Virus Avian influenza, penyebab virus
membentuk virus baru. flu burung.
5. Fase lisis, yaitu terjadi lisis pada sel setelah 2. Poliovirus, yaitu virus penyebab
terbentuk bakteri virus baru. Virus-virus penyakit polio.
yang terbentuk kemudian akan menyerang 3. Virus Ebola, yaitu virsu yang
bakteri (sel inang) lain.
menyebabkan penyakit ebola pada
Lisis
sel manusia.
4. Human Immunodeficiency Virus
Kumpulan virus
hasil perkem-
Kromosom
bakteri
(HIV), penyebab penyakit AIDS.
bangbiakan
Siklus
dari kromosom
bakteri litik 5. Influenza virus, menyebabkan
Replikasi Injeksi DNA
penyakit flu pada manusia.
virus virus

• Virus yang menyebabkan penyakit pada


Penghancuran
kromosom Siklus
DNA virus
bergabung
tumbuhan
bakteri oleh lisogenik
DNA virus yang dengan
telah aktif kromosom
bakteri
1. Tobacco Mozaic Virus (TMV), virus
Reproduksi
yang menyebabkan timbulnya
bakteri lisogenik
bercak-bercak mozaik pada daun
Gambar Siklus Reproduksi Virus tembakau.
2. Citrus Leprosis Virus (CLV), virus
F. Peranan Virus dalam yang menyebabkan penyakit pada
Kehidupan tanaman jeruk.
3. Virus Tungro, virus yang menyebabkan
a. Virus yang Menguntungkan kekerdilan pada tanaman padi.
Terdapat beberapa jenis virus yang dikem- • Virus yang menyebabkan penyakit pada
bangkan oleh peneliti karena memiliki bebe- hewan
rapa manfaat tertentu bagi tubuh, antara lain: 1. Rhabdovirus, virus yang menye-
1. Sebagai antibakterial, misalnya pada babkan penyakit rabies pada anjing,
bakteri pengganggu produk pangan yang kucing, dan monyet.
diawetkan. 2. New Castle Disease (NCD) atau virus
2. Untuk pembuatan insulin, misalnya pada tetelo.
virus penyebab kanker dapat dicangkokkan 3. Adenovirus, menyebabkan penyakit
gen-gen penghasil hormon insulin ke
saluran pernapasan pada hewan.
141
Bab 4
Monera

• Monera (organisme prokariota) berasal dari Dinding sel tersusun atas hemiselulosa
bahasa Yunani. Monera artinya tunggal. dan senyawa peptidoglikan (protein dan
• Ciri-ciri monera: asam amino).
a. Uniselular (bersel satu) 3. Membran sitoplasma, tersusun atas
b. Tidak memiliki membran inti (prokariota) lapisan lipoprotein (fosfolipid dan
• Kingdom monera terdiri atas: protein) yang bersifat permeabel
a. Eubacteria (bakteri) dan berperan untuk mengatur keluar
b. Archaebacteria (archae) masuknya zat-zat di dalam sel bakteri.
b. Struktur Bagian dalam Sel
A. Ciri-ciri Bakteri (Eubacteria)
Bagian dalam sel bakteri terdiri atas DNA,
1. Bersel tunggal (uniselular). mesosom, ribosom, plasmid, dan endospora.
2. Inti selnya tidak memiliki membran inti 1. DNA, merupakan materi inti genetik
(prokariotik). sebagai pembawa sifat pada makhluk
3. Ukuran sel berkisar antara 1—5 mm (1 mm hidup, khususnya bakteri.
= 1/1000 mm). 2. Mesosom, merupakan bagian dari
4. Berkembang biak secara aseksual dengan membran sitoplasma yang mengalami
membelah diri. peli pata n. Mes os om berperan
5. Hidup di berbagai lingkungan/habitat. dalam sintesis dinding sel serta pada
6. Beberapa jenis bakteri berperan penting pembelahan nukleus (inti sel).
pada proses penguraian zat-zat organik. 3. Ribosom, merupakan bagian dari
7. Bergerak dengan flagela atau pili. organel sel yang berperan utama dalam
proses sintesis protein di dalam sel.
B. Struktur Bakteri (Eubacteria) 4. Plasmid, berbentuk seperti cincin,
terdapat di dalam sitoplasma, dan
a. Struktur Bagian Luar Sel berfungsi sebagai alat pertahanan sel
Bagian luar sel bakteri terdiri atas kapsul, terhadap lingkungan yang ekstrim.
dinding sel, dan membran plasma. 5. Endospora, m erupakan spora/
1. Kapsul, merupakan bagian paling luar struktur yang berdinding tebal yang
berupa lapisan lendir. Kapsul berfungsi terbentuk saat kondisi lingkungan tidak
sebagai pelindung sel dan dapat menguntungkan bagi bakteri (panas,
digunakan sebagai cadangan makanan. dingin, dan kering). Endospora akan
kembali menjadi sel bakteri saat kondisi
2. Dinding sel, berfungsi untuk melindungi
lingkungan membaik.
dan memberi bentuk pada sel bakteri.

142
c. Flagela c. Berdasarkan Pewarnaan Gram
Flagela merupakan alat gerak bakteri Uji pewarnaan gram yang dilakukan
dengan bentuk seperti rambut dan tersusun terhadap bakteri digunakan untuk
atas senyawa protein yang bernama flagelin. mengetahui perbedaan struktur dinding
Jumlah dan letak flagela dijadikan salah sel. Terdapat dua jenis bakteri berdasarkan
satu dasar penggolongan bakteri. perbedaan pewarnaan gram, yaitu:
d. Pili (Fimbriae) 1. Bakteri gram positif
Pili memiliki bentuk seperti benang filamen • Bakteri gram positif memberikan war-
dan banyak dimiliki oleh bakteri gram na ungu pada pengecatan gram karena
negatif. Ukurannya lebih kecil, pendek, dan dinding peptidoglikannya tebal.
lebih banyak dari flagela. Pili tidak berfungsi • Bakteri gram positif memiliki dinding
sebagai alat gerak melainkan sebagai sel yang lebih sederhana, namun le-
gerbang masuknya bahan genetik selama bih tebal dari dinding sel bakteri gram
berlangsungnya proses konjugasi. negatif, yaitu sekitar 20—25 nm.
Contoh: Aerococcus, Leuconostoc.
C. Penggolongan Bakteri 2. Bakteri gram negatif
• Dinding sel bakteri ini lebih tipis dari
Berikut adalah penggolongan bakteri yang
bakteri gram positif, yaitu sekitar 10—
didasarkan pada:
15 nm dengan kandungan peptidoglikan
a. Berdasarkan Letak Flagela pada Sel
yang lebih sedikit, namun memiliki
Bakteri
struktur yang lebih kompleks.
1. Monotrik, yaitu bakteri yang hanya
• Bakteri gram negatif memberikan
memiliki satu flagela pada salah satu
pewarnaan merah saat diuji pengecatan
ujung selnya.
gram karena dinding peptidoglikannya
2. Lopotrik, yaitu bakteri yang memiliki
dua atau lebih flagela di salah satu ujung tipis dan selnya dilapisi oleh periplasma
selnya. dan membran luar lipoprotein.
3. Amfitrik, yaitu bakteri yang memiliki dua • Umumnya bakteri yang bersifat patogen
atau lebih flagela di kedua ujung selnya. merupakan jenis dari bakteri gram
4. Peritrik, yaitu bakteri yang memiliki negatif.
flagela di seluruh permukaan selnya. • Contoh: E. coli, Salmonella typhi,
Enterobacter cloacae, dan Shigella.
b. Berdasarkan Bentuk Tubuh Bakteri
1. Kokus (bulat), yaitu streptokokus d. Berdasarkan Kebutuhan Oksigen
(bakteri S. thermophillus), diplokokus 1. Bakteri aerob obligat, yaitu kelompok
( bak ter i D. p ne u mo n i a e) , dan bakteri yang memerlukan gas oksigen
stafilokokus (bakteri S. aureus). dalam proses respirasinya.
2. Basil (batang), yaitu monobasil Contoh: Acitenobacter baumanii
(bakteri E. coli, Salmonella thypi) dan (penyebab infeksi saluran pernapasan).
streptobasil (bakteri Azotobacter dan 2. Bakteri anaerob fakultatif, yaitu bakteri
Bacillus antracis). yang membutuhkan gas oksigen, namun
3. Vibrio (koma), misalnya pada bakteri masih dapat hidup tanpanya.
Vibrio cholerae (penyebab penyakitkolera). Contoh: Escherichia coli (ditemukan
pada usus manusia).
4. Spirilum (spiral), misal pada bakteri
Treponema palidum.

143
3. Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri • Saprofit, yaitu bakteri yang memperoleh
yang tidak membutuhkan gas oksigen makanan dari sisa-sisa organisme yang
karena dapat merusak selnya. telah mati, seperti bangkai hewan dan
Contoh: Clostridium tetani (bakteri sampah organik.
penyebab tetanus). Contoh: E. coli.
4. Bakteri anaerob aerotoleran, yaitu
bakteri yang tidak menggunakan f Pembagian dalam Filum/Divisi
oksigen, namun masih dapat hidup di Bakteri dikelompokkan menjadi lima filum, yaitu:
tempat yang mengandung oksigen. 1. Proteobacteria
Contoh: Lactobacillus bulgaricus dan
Proteobacteria adalah kelompok terbesar
Streptococcus lactis digunakan dalam
bakteri. Proteobacteria sendiri dikelompokkan
industri pembuatan yoghurt dan keju. menjadi bakteri ungu yang bersifat
5. Bakteri mikroaerofilik, yaitu jenis bakteri fotoautotrof, proteobacteria kemoheterotrof,
yang menggunakan oksigen untuk dan proteobacteria kemoautotrof. Contoh:
respirasi, tapi hanya dapat hidup dengan bakteri Escherichia coli.
konsentrasi oksigen yang rendah.
2. Bakteri gram positif
Contoh: Campylobacter fetus (penyebab
aborsi spontan pada hewan ternak). Pada kelompok bakteri gram positif,
beberapa bakteri ada yang dapat melakukan
e. Berdasarkan Cara Hidupnya fotosintesis (fotoautotrof), ada yang
1. Bakteri autotrof, yaitu jenis bakteri yang bersifat kemoheterotrof, dan ada juga yang
dapat mensintesis makanannya sendiri dari membentuk endospora (struktur yang bersifat
zat anorganik menjadi zat organik. Bakteri ini tahan terhadap panas) ketika lingkungan
dibedakan menjadi dua, yaitu: terdapat sedikit makanan. Contoh: bakteri
• Bakteri fotoautotrof: sumber energi Bacillus sp. dan Clostridium sp.
untuk proses sintesis makanan berasal 3. Spirochetes
dari cahaya (fotosintesis). Kelompok spirochetes bukan merupakan
Contoh: bakteri sulfur hijau (Chloro- kelompok besar, tetapi keberadaannya
bium), bakteri sulfur ungu (Chromatium), dapat memengaruhi kehidupan manusia
dan sianobakteria (Anabaena). karena beberapa jenis bakteri ini dapat
• Bakteri kemoautotrof, yaitu bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia.
menggunakan senyawa kimia sebagai Contoh: Treponema pallidium (menyebabkan
penyakit sifilis).
sumber energi yang dipakai untuk
sintesis senyawa organik. 4. Chlamydias
Contoh: Thiobacillus, bakteri nitrifikasi Kelompok chlamydias merupakan kelompok
(Nitrosomonas dan Nitrobacter). bakteri yang memiliki ukuran paling kecil.
Chlamydias hanya dapat hidup sebagai parasit
2. Bakteri heterotrof, yaitu bakteri yang
bagi sel-sel makhluk hidup lainnya. Contoh:
tidak dapat mensintesis makanan sendiri
Chlamydia psittaci (penyebab infeksi mata).
melainkan memanfaatkan bahan organik dari
organisme lain. Bakteri heterotrof dibedakan 5. Cyanobacteria (ganggang hijau-biru)
menjadi dua, yaitu: Merupakan kelompok yang mengandung
beberapa macam pigmen, seperti klorofil
• Parasit, yaitu bakteri yang mengambil
(hijau), fikosianin (biru), karotenoid (jingga),
makanan dari organisme lain (inangnya)
dan beberapa pigmen tambahan sehingga
sehingga dapat merugikan inangnya. menyebabkan berwarna-warni. Adanya
Contoh:Mycobacteriumtuberculosis. pigmen klorofil membuat bakteri ini mampu
untuk melakukan fotosintesis Contoh:

144
• Ganggang hijau-biru bersel satu, contoh: mampu melakukan proses nitrifikasi,
Gleocapsa, Chroococcus. yaitu mengubah amonia (NH3) men-
• Ganggang hijau-biru bentuk koloni, contoh: jadi nitrit (NO 2), sedangkan bakteri
Polycyshis. Nitrobacter mampu mengubah nitrit
• Gangganghijau-biru bentuk benang (filamen), (NO2) menjadi nitrat (NO3). Reaksinya,
contoh: Nostoc, Oscillatoria, Anabaena. yaitu:
Nitrosomonas
2 NH3 + 3 O2 2 HNO2 + 2 H2O + energi
D. Reproduksi Bakteri Nitrosococcus

2 HNO2 + O2 2 HNO3 + energi


Nitrosococcus
Reproduksi bakteri terjadi melalui dua cara,
yaitu: 3. Bakteri penghasil antibiotik
a Reproduksi aseksual (tak kawin), yaitu No Bakteri Jenis antibiotik
dengan cara membelah diri secara biner. 1 Streptomyces griseus Streptomisin
b Reproduksi seksual (kawin), terjadi melalui 2 Streptomyces rimosus Terasiklin
tiga cara, yaitu: Streptomyces
1. Konjugasi, merupakan cara reproduksi 3 Chloramphenicol
venezuelae
dengan memindahkan materi genetik Streptomyces
4 Aureomisin
melalui kontak langsung antarbakteri. aureofaciens
2. Transformasi, yaitu pemindahan satu 5 Bacillus polymixa Polimiksin
gen/DNA bakteri ke sel bakteri lain
melalui proses fisiologis. 4. Bakteri dalam industri makanan
3. Transduksi, yaitu proses pemindahan No Bakteri Produk Makanan
materi genetik/DNA melalui perantara/ Lactobacillus
infeksi virus. 1 Yoghurt
bulgaricus
Acetobbacter
2 Nata de coco
E. Peranan Bakteri xylinum
3 Lactobacillus casei Yakult
Dalam kehidupan, bakteri memiliki peranannya
4 Streptococcus lactis Mentega
masing-masing, baik yang menguntungkan
5 Acetobacter sp. Asam cuka
maupun yang merugikan.
b. Bakteri yang Merugikan
a. Bakteri yang Menguntungkan
1. Bakteri penyebab penyakit pada manusia
1. Bakteri pengikat nitrogen pada
tanaman No Bakteri Penyakit
1 Clostridium tetani Tetanus
Beberapa bakteri berperan dalam
2 Salmonella typhosa Tipus
mengikat gas nitrogen dari udara
Mycobacterium
bebas, yaitu Azetobacter vinelandii, 3 TBC
tuberculosis
Clostridium pasteurianum, dan
Diplococcus
Rhizobium leguminosarum yang 4 Radang paru-paru
pneumoniae
bersimbiosis dengan tanaman polong- Disentri
5 Shigella dysentriae
polongan. Reaksi fiksasi N2, yaitu: (pencernaan)

ATP 2. Bakteri penyebab penyakit pada hewan


2 N2 + 6 H2 O 4 NH3 + 3 O2
Bakteri ternak
No Bakteri Penyakit
2. Bakteri nitrifikasi
Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus 1 Bacillus anthracis Antraks pada sapi

145
Cytophaga 3. Dinding sel tidak mengandung peptido-
2 Penyakit pada ikan
columnaris glikan.
Streptococcus Radang payudara 4. Sel belum memiliki membran inti
3
agalactia sapi (prokariotik), namun ribosomnya mirip
Bengkak rahang dengan ribosom eukariotik.
4 Actinomyces bovis
pada sapi 5. Membran plasma mengandung lipid.
3. Bakteri penyebab penyakit pada tanaman 6. Rata-rata memiliki ukuran 0,1 mm—15
mm.
No Bakteri Penyakit
Menyerang pucuk • Archaebacteria digolongkan menjadi tiga,
1 Xanthomonas oryzae
batang padi yaitu:
Xanthomonas Menyerang 1. Metanobacteria, merupakan bakteri
2
campestris tanaman kubis yang bersifat hemoautotrof yang
Pseudomonas Daun layu pada mampu menghasilkan gas metana
3
solenacearum terung-terungan (CH4) dan tidak memerlukan oksigen
Penyakit busuk (anaerob).
4 Erwinia amylovora pada buah-
Contoh : bakteri Succinomonas
buahan
amylolytica (hidup di saluran
Nekrosis pada
5 Xanthomonas citri pencernaannya sapi).
tanaman jeruk
2. Halobacterium, yaitu jenis halofil yang
hidup pada kondisi ekstrim dengan
F. Archaebacteria kadar garam yang tinggi, seperti di Laut
Mati dan Great Salt Lake.
• Memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 3. Thermoplasma, ditemukan di dalam
1. Bersel satu air asam yang berasal dari mata air
2. Hidup pada kondisi lingkungan yang belerang yang panas.
ekstrim.

146
Bab 5
Protista

Istilah nama protista diambil dari bahasa Yunani, 1. Rhizopoda (Sarcodina)


yaitu protos yang berarti pertama/mula-mula Ciri-ciri:
dan kritos yang artinya membuat/menyusun. • Bersel satu (uniseluler).
Protista merupakan hewan bersel tunggal • Alat gerak berupa tonjolan sitoplasma
(uniseluler) yang hidup dengan membentuk yang disebut pseupodia (kaki semu).
koloni (berkelompok) di tempat yang lembap. • Bentuk tubuh tidak tetap, terdiri atas
Banyak golongan protista yang mempunyai ektoplasma dan endoplasma.
kemiripan ciri dan sifat seperti hewan, • Habitat di perairan yang mengandung
tumbuhan, atau jamur. banyak zat organik.
• Reproduksi secara aseksual dengan
A. Protista Mirip Hewan membelah diri.
(Protozoa) Struktur tubuhnya, yaitu:
Vakuola
a. Ciri-ciri Protozoa kontraktil
Vakuola
Nukleus makanan
Pseupodia
• Bersel satu (uniseluler).
• Ukuran sel berkisar antara 3—1.000
mm.
Lapisan
• Sel memiliki membran inti (eukariotik). Uroid hialin Ektoplasma
Plasmagel
Mitokondria
• Tidak berdinding sel. Endoplasma

• Hidup di habitat yang basah/berair. Struktur Tubuh Amoeba


• Reproduksi secara aseksual dengan
Contoh:
membelah diri (pembelahan biner).
• Amoeba, beberapa hidup di lingkungan
• Pada lingkungan yang kurang baik,
bebas, namun ada juga yang hidup di
protozoa mempertahankan diri dengan
dalam tubuh manusia, seperti Entamoeba
membentuk kista.
dysentriae, Entamoeba histolitica (penyebab
• Alatgerak berupa kaki semu (pseupodia),
penyakit disentri), dan Entamoeba coli,
bulu cambuk (flagela), atau rambut
yang membantu proses pembusukan sisa
getar (silia).
metabolisme.
b. Jenis-jenis Protozoa • Foraminifera, habitatnya di laut dan fosilnya
Berdasarkan alat geraknya, dibedakan dapat membentuk tanah globigirena yang
menjadi 4: berguna sebagai penunjuk sumber minyak
bumi.

147
• Radiolaria, memiliki habitat di laut dan 3. Ciliata (Ciliophora)
fosilnya tersusun atas silikat membentuk Ciri-ciri:
tanah radiolaria yang dimanfaatkan sebagai • Bersel satu dengan bentuk tubuh tetap.
bahan penggosok. • Mempunyai celah mulut dan dilengkapi
dengan anus sel.
• Memiliki dua buah inti sel, yaitu
makronukleus (alat reproduksi aseksual)
dan mikronukleus (alat reproduksi
Amoeba
seksual).
Foraminifera Radiolaria
• Pada dinding sel terdapat rambut getar
2. Flagelata (Mastigophora) (silia) sebagai alat gerak.
Ciri-ciri: • Reproduksi secara seksual dengan
• Bersel satu (uniseluler). konjugasi dan aseksual dengan
• Bentuk sel tetap dan tidak punya membelah diri.
rangka. • Hidup di perairan tawar yang banyak
• Ukuran tubuh antara 35—60 mm. mengandung zat organik.
• Umumnya berkloroplas.
Struktur tubuhnya, yaitu:
• Alat gerak berupa flagel
• Kebanyakan hidup di air tawar. Silia

• Bersifat autotrof dan memakan zat Vakuola


kontraktil
organik berupa larutan. Vakuola
Makronukleus makanan
• Reproduksi secara aseksual dengan Mikronukleus
membelah diri secara memanjang. Endoplasma
Sitostoma
Struktur tubuhnya, yaitu: Ektoplasma

Flagela

Struktur Tubuh Paramaecium


Stigma
Contoh:
Nukleolus Nukleus • Paramaecium caudatum, bereproduksi
secara aseksual dengan membelah diri dan
Kloroplas
Vakuola kontraktil seksual dengan konjugasi.
• Stentor, bentuk seperti terompet dengan
Pelikel
tangkai yang melekat pada substrat.
Contoh: • Balantidium coli, habitat pada kolon
• Euglena viridis, Volvox, dan Pandorina, manusia dan dapat menimbulkan penyakit
memiliki kloroplas sehingga berperan balantidiosis (disentri).
sebagai produsen dalam ekosistem perairan.
• Trichonympha dan Myxotricha yang hidup
dalam usus rayap dan membantu rayap
dalam mencerna kayu karena memiliki enzim
selulosa.
• Trypanosoma gambiense yang hidup dalam Paramaecium Stentor Balantidium coli
kelenjar ludah lalat Tsetse (Glossina palpalis)
yang menyebabkan penyakit ”tidur”.

148
4. Sporozoa (Apikompleksa) • Habitat di wilayah perairan dan di
Ciri-ciri: tempat yang lembap.
• Bersel satu. • Reproduksi secara aseksual dengan
• Dapat membentuk semacam spora membelah diri (pada alga uniseluler)
dalam siklus hidupnya. atau membentuk fragmentasi (pada
• Tidak mempunyai alat gerak. alga multiseluler).
• Parasit pada hewan dan manusia.
b. Jenis-jenis Alga
• Reproduksi secara aseksual dengan
Berdasarkan warna pigmennya, ganggang
schizogoni (membelah diri dalam tubuh
diklasifikasikan menjadi lima kelompok,
inang) atau sporogoni (membentuk
yaitu:
spora dalam tubuh inang) dan secara
1. Alga hijau (Chlorophyta)
seksual dengan peleburan dua gamet
dalam tubuh nyamuk (inangnya). • Kandungan pigmen utama yang dimiliki
oleh Chlorophyta adalah klorofil (hijau)
Plasmodium merupakan contoh dari dengan pigmen tambahan berupa
sporozoa yang hidup pada sel inangnya, karoten.
yaitu nyamuk. Jenis-jenis Plasmodium, yaitu:
• Hidup di perairan (tawar maupun
• Plasmodium vivax, penyebab malaria
air laut), ada pula yang bersimbiosis
tertiana, masa sporulasi (gejala demam)
dengan jamur membentuk lichen.
setiap 2 x 24 jam.
• Reproduksi secara aseksual (membelah
• Plasmodium falcifarum, penyebab
diri, fragmentasi, dan spora) dan seksual
malaria tropika, masa sporulasi setiap
(isogami, anisogami, dan oogami).
1—3 x 24 jam.
• Contoh: Protococcus, Chlorella,
• Plasmodium malariae, penyebab
Chlam ydomonas, Spirogyra
malaria kuartana, masa sporulasi setiap
(berf ilam en), dan Ulva lactua
1—3 x 24 jam.
(berbentuk talus).
• Plasmodium ovale, penyebab malaria
ovale tertiana (limpa). 2. Alga cokelat (Phaeophyta)
• Kandungan pigmen utama yang dimiliki
B. Protista Mirip Tumbuhan (Alga) adalah fikosantin (pigmen cokelat).
• R e pr o d u k si ase k s ual de ng an
a. Ciri-ciri Alga
fragmentasi, zoospora. Reproduksi
• Ada yang uniseluler dan multiseluler. seksual dengan oogami, sel telur
• Dinding sel tersusun atas selulosa. dihasilkan oleh oogonia, dan sperma
• Sel sudah memiliki membran inti oleh anteridia.
(eukariotik).
• Pada dinding sel, selain selulosa terdapat
• Struktur tubuh seperti tumbuhan talus
asam alginat, pigmen fotosintesis
karena belum memiliki akar, batang,
aksesoris (tambahan) klorofil a dan c,
dan daun sejati.
xantofil, simpanan karbon karbohidrat.
• Memiliki pigmen warna, seperti klorofil,
• Contoh: Laminaria sp. (penghasil asam
xantofil (kuning), karoten (keemasan),
alginat yang dibutuhkan untuk produksi
fikoeritrin (merah), fikosianin (biru), dan
tekstil, makanan, dan kosmetik),
lain-lain.
Sargassum, Fucus, Turbinaria decurens,
• Dapat melakukan fotosintesis sehingga
dan Macrocystis.
dikatakan bersifat fotoautotrof.

149
3. Alga merah (Rhodophyta) • Pyrrophyta merupakan jenis alga
• Kandungan pigmen utama yang dimiliki yang uniseluler dan dapat melakukan
adalah fikoeritrin (pigmen merah). fotosintesis.
• Hampir semua jenis rhodophyta hidup • Reproduksi secara aseksual (membelah
di laut. diri).
• Reproduksi secara aseksual melalui • Contoh: Gymnodinium breve (penghasil
spora, seksual dengan oogami. toksin bagi saraf).
• Contoh: Eucheuma spinosum (bahan
baku agar-agar) C. Protista Mirip Jamur
4. Alga keemasan (Chrysophyta) a. Ciri-ciri
• Pigmen dominan yang dikandung • Struktur tubuh berbentuk seperti lendir
adalah xantofil (pigmen keemasan), (fase asimilatif).
tidak memiliki pirenoid, dan memiliki
• Bergerak seperti amoeba (fase
kloroplas dengan ukuran kecil.
plasmodium).
• Hidup di tempat berair (air tawar
• Digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu
maupun air laut).
Oomycotina dan Myxomycotina.
• Berkembang biak secara aseksual
dengan membelah diri atau spora dan b. Jenis-jenis Jamur Protista
dengan seksual melalui penyatuan 2 1. Oomycotina (jamur air)
gamet. • Bersel banyak (multiseluler) dan berinti
• Contoh: Mischococcus, Synura, dan banyak.
Navicula. • Dinding sel tersusun atas selulosa
dengan hifa tidak bersekat.
5. Alga api (Pyrrophyta)
• Memiliki habitat di air tawar dan darat.
• Be be r apa P y r roph y ta mam pu • Contoh: Phytophythora infestan (parasit
memendarkan cahaya (karena adanya pada kentang), dan Phytium (penyebab
senyawa fosfor) sehingga bersifat
penyakit busuk pada kecambah
fosforesensi. Fosforesensi menye-
berbagai tanaman).
babkan laut tampak bercahaya pada
malam hari, oleh karenanya alga ini 2. Myxomycotina (jamur lendir)
disebut alga api. • Disebut jamur lendir karena tubuhnya
• Pyrrophyta juga dapat menyebabkan memilik i massa berlendir yang
peristiwa ride tide (air laut berwarna menyebar dalam daur hidupnya yang
merah kecokelatan). Dari peristiwa ini, disebut dengan plasmodium.
alga menghasilkan racun yang dapat • Myxomycotina merupakan predator
membunuh ikan dan hewan laut di fago-sit karena dapat memakan bakteri/
sekitarnya. hama.
• Memiliki kandungan pigmen berupa • Bersifat heterotrof dengan tahapan
xantofil, dinosantin, fikobilin, dan makan mirip amoeba (amoeboid).
klorofil. • Contoh: Dictyostelium discoideum,
Dinoflagelata.

150
Bab 6
Fungi (Jamur)

A. Ciri-ciri Jamur (Fungi) substrat), Rizoid (hifa yang menembus


ke dalam substrat), dan Sporangiospor
1. Bersel banyak (multiseluler), tetapi ada (hifa yang menjulang ke atas membentuk
sebagian kecil yang bersel tunggal. sporangium).
2. Inti sel sudah memiliki membran inti • Ciri khas dari jamur jenis ini ada pada
(eukariotik). cara reproduksi seksualnya, yaitu melalui
3. Tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof, peleburan gametyang membentuk zigospora.
baik secara parasit maupun saprofit. Sedangkan, reproduksi aseksualnya dengan
4. Dinding sel tersusun atas zat kitin, glukan, sporangium.
dan manan. • Contoh:
5. Tubuh tersusun atas benang-benang halus 1. Rhizopus stolonifer, pengurai bagian
yang disebut hifa. sisa organik pada tanaman ubi jalar dan
6. Percabangan hifa membentuk jaringan dimanfaatkan pada proses pembuatan
miselium yang berufungsi untuk menyerap tempe.
makanan. 2. Mucor mucedo, hidup secara saprofit
7. Hidup di tempat yang kaya akan zat organik, pada roti atau kotoran hewan.
lembap, dan kurang cahaya.
b. Ascomycota
8. Reproduksi secara aseksual melalui
pembelahan dan secara seksual melalui • Tubuh tersusun atas miselium dengan hifa
peleburan inti sel dari dua sel induk. yang bersekat (bersepta).
9. Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. • Pada umumnya, hidup di lingkungan berair,
bersifat parasit pada tumbuhan dan saprofit
B. Klasifikasi Jamur (Fungi) pada sampah.
• Ascomycota memiliki spora yang terdapat
Secara filogenik, jamur diklasifikasikan menjadi
pada kantung-kantung penyimpanan yang
empat kelas, yaitu:
disebut askus (konidia).
a. Zygomycota
• Ciri khas pada jamur jenis ascomycota adalah
• Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa pada reproduksi seksualnya membentuk
senositik yang tidak bersekat. Sekat hanya askospora.
ditemukan pada hifa bagian tubuh yang
• Reproduksi as ek s ual nya dil akuk an
membentuk alat reproduksi.
dengan membentuk konidium, tunas, dan
• Zygomycota memiliki tiga jenis hifa, yaitu fragmentasi.
Stolon (hifa yang menjalar di permukaan

151
• Jenis jamur ascomycota ada yang uniseluler, c. Basidiomycota
yaitu Saccharomyces cereviceae atau dikenal • Ciri umum jamur ini adalah hifanya bersekat
dengan ragi (yeast). dikariotik (setiap sel memiliki inti sel yang
• Berdasarkan bentuk askokarp yang dihasilkan, berpasangan).
jamur ascomycota terbagi menjadi empat, • Bentuk tubuh makroskopis sehingga dapat
yaitu: dilihat langsung, bentuk tubuh buahnya
1. Kleistotesium, yaitu kelompok jamur (basidiokarp) yang menyerupai payung dan
ascomycota yang memiliki askokarp terdiri atas batang dan tudung.
berbentuk bulat tertutup (ciri dari kelas • Bagian bawah tudung terdapat lembaran-
Plectomyces). Contoh: jamur dari genus lembaran bilah sebagai tempat terbentuknya
Penicillium dan Aspergillus. basidium.
2. Peritesium, yaitu kelompok jamur yang • Reproduksi aseksual ditandai dengan
memiliki askokarp berbentuk botol (ciri pembentukan konidium. Sedangkan, fase
dari genus Pyrenomycetes). Contoh: reproduksi seksualnya dengan pembelahan
Neurospora, Roselinia arcuata, dan basidiospora yang terbentuk pada basidium
Xylaria tabacina. yang berbentuk ganda.
3. Apotesium, yaitu kelompok jamur • Sebagian besar jamur jenis ini dimanfaatkan
ascom ycota yang ask okarpny a sebagai makanan karena mengandung nilai
berbentuk seperti cawan atau mangkok. gizi yang tinggi.
Contoh: Peziza aurantia (hidup sebagai
• Contoh:
saprofit di sampah), Marshella esculenta
dan Tuber sp. yang dimanfaatkan 1. Jamur merang (Volvariella volvaceae),
sebagai makanan. hidup pada lingk ungan dengan
kelembapan tinggi dan dimanfaatkan
4. Askus telanjang, yaitu golongan
sebagai bahan makanan.
jamur ascomycota yang tidak memiliki
askokarp (tidak membentuk badan 2. Jamur kuping (Auricularia polytricha),
buah) dan merupakan ciri dari tubuh berwarna cokelat kehitaman,
kelas Protoascomycetes. Contoh: hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk,
Saccharomyces cereviceae, Candida dan umumnya digunakan sebagai
albicans, dan Tricoderma. campuran sup.

• Contoh jamur jenis ascomycota beserta 3. Jamur shitake, hidup pada batang kayu
peranannya, yaitu: dan banyak dibudidayakan di Jepang
dan Cina sebagai bahan makanan.
1. Aspergillus oryzae, sebagai pelunak
adonan roti. 4. Puccinia graminis, merupakan parasit
pada rumput.
2. Penicillium notatum dan Penicillium
chrysogenum sebagai penghasil 5. Ganoderma applanatum, penyebab
antibiotik penisilin. kerusakan pada kayu.

3. Aspergillus wentii, yang dimanfaatkan d. Deuteromycota


dalam pembuatan kecap. • Ciri umum jamur ini adalah hifa bersekat
4. Candida albicans, penyebab penyakit membentuk konidia dan belum diketahui
kandidiasis, yaitu penyakit pada fase reproduksinya sehingga sering disebut
selaput lendir mulut vagina dan saluran sebagai fungi imperfecti ( jamur tidak
pencernaan. sempurna).

152
• Hidup sebagai parasit. Contoh: b. Mikoriza
1. Tinea versicolor, yaitu penyebab • Mikoriza merupakan bentuk simbiosis
penyakit panu pada kulit. antara fungi dengan akar tanaman,
2. Microsporium, yaitu penyebab penyakit yaitu tanaman pinus dan kacang-
pada rambut dan kuku. kacangan.
3. Epidermophyton floocossum, yaitu • Jamur yang membentuk mikoriza
penyebab penyakit pada kaki atlet. berasal dari golongan Zygomycota,
Ascomycota, atau Basidiomycota.
C. Simbiosis Jamur (Fungi) • Terdapat dua jenis mikoriza, yaitu
ektomikoriza yang terdapat pada akar
a. Lumut Kerak (Lichenes)
pinus dan endomikoriza pada akar
• Merupakan hasil simbiosis antara fungi
tanaman kacang-kacangan.
(Ascomycota atau Basidiomycota) yang
disebut mikobion dengan alga biru atau • Ektomikoriza memiliki hifa yang tidak
alga hijau yang disebut fikobion. dapat menembus ke dalam akar
• Tumbuh pada pohon, di tanah, batu (korteks), tetapi hanya sampai pada
karang. lapisan epidermis.
• Berperan sebagai organisme perintis • Endomikoriza memiliki hifa yang
dan sensitif terhadap polusi udara. menembus akar sampai ke bagian
• Bereproduksi aseksual dengan cara korteks. Selain terdapat pada tanaman
fragmentasi atau soredium (beberapa kacang-kacangan juga dapat hidup di
sel ganggang yang terbungkus oleh akar anggrek dan sayuran, seperti kol.
hifa jamur). Bereproduksi seksual
dengan menghasilkan askospora
atau basidiospora. Contoh: Physcia,
Parmelia.

153
Bab 7
Tumbuhan (Plantae)

A. Ciri-ciri Umum a. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Ciri-ciri tumbuhan lumut
Secara umum, tumbuhan memiliki ciri-ciri 1. Multiseluler, berklorofil, dan bersifat
sebagai berikut, yaitu: fotoautotrof.
1. Memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. 2. Akar, batang, dan daun belum bisa
2. Inti selnya sudah memiliki membran inti dibedakan.
(eukariotik). 3. Merupakan tumbuhan peralihan antara
3. Sel tubuh memiliki dinding sel yang tumbuhan talus (lembaran) dan tum-
berbahan selulosa. buhan berkormus (cormophyta).
4. Tidak memiliki alat gerak aktif. 4. Tidak memiliki jaringan pembuluh.
5. Habitat di tempat lembap atau basah.
B. Klasifikasi Tumbuhan 6. Memiliki siklus pergiliran keturunan
(metagenesis).
Berdasarkan ada atau tidak adanya jaringan
7. Mengalami dua fase kehidupan, yaitu
pembuluh, tumbuhan digolongkan menjadi
fase gametofit dan fase saprofit.
dua jenis, yaitu tumbuhan berpembuluh dan
Siklus reproduksi lumut
tumbuhan tidak berpembuluh.
Dalam perkembangbiakannya, lumut
Perbedaan cirinya dapat dilihat pada tabel
mengalami siklus pergiliran keturunan yang
berikut.
dikenal dengan istilah metagenesis, yaitu:
Tumbuhan Tidak
Tumbuhan Berpembuluh Spora (n)
Berpembuluh
Akar, batang, dan
Sudah memiliki akar, Protonema (n)
daun belum bisa
batang, dan daun sejati
dibedakan
Tidak memiliki jaringan Sudah memiliki berkas Tumbuhan lumut (gametofit) (n)

pengangkut pembuluh pengangkut


Air diangkut dari akar
Air dan zat-zat diangkut
menuju daun oleh Anteridium (n) Arkegonium (n)
ke seluruh bagian sel
pembuluh xilem dan zat
secara difusi atau
makanan diangkut oleh Sperma (n) Ovum (n)
osmosis
pembuluh floem
Contoh: Tumbuhan Zigot (2n)
Contoh: Lumut paku (Pteridophyta) dan
(Byrophyta) tumbuhan berbiji Sporogonium (sporofit) (2n)
(Spermatophyta)
Siklus Pergiliran Keturunan Tumbuhan Lumut

154
Klasifikasi tumbuhan lumut Siklus reproduksi tumbuhan paku
Menurut bentuk tubuhnya, lumut dapat Sama dengan lumut, tumbuhan paku juga
digolongkan menjadi tiga, yaitu: mengalami siklus pergiliran keturunan pada
perkembangbiakannya, yaitu:
1. Lumut hati (Hepaticeae), berbentuk
lembaran (talus), rizoidnya tidak Spora (n)
bercabang dan terdapat di bawah
tangkai atau talusnya. Umumnya hidup Protalium (n)

di tebing-tebing yang lembap. Contoh:


Marchantia polymorpha, Ricciocarpus sp.
2. Lumut daun (Bryophyta), banyak Anteridium (n) Arkegonium (n)

ditemukan di tempat yang basah atau


Sperma (n) Ovum (n)
lembap, berbatang semu, dan terdapat
daun yang bersusun spiral. Pada
Zigot (2n)
pangkal batang terdapat rizoid yang
bercabang dan bersekat dan berfungsi
Tumbuhan paku (2n)
sebagai akar. Contoh: Polytrichum
Siklus Pergiliran Keturunan Tumbuhan Paku
juniperinum dan Pogonatum cirratum.
3. Lumut tanduk (Anthocerotophyta), Klasifikasi tumbuhan paku
memiliki sporofit yang membentuk Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tum-
kapsul memanjang mirip seperti tanduk buhan paku diklasifikasikan menjadi tiga:
hewan. 1. Paku homospora, yaitu tumbuhan paku
Contoh: Anthoceros leavis. yang hanya menghasilkan satu jenis
b. Tumbuhan Paku (Pteridophyta) spora. Contoh: Adiantum cuneatum
(suplir), Lycopsida (paku kawat).
Ciri-ciri tumbuhan paku
2. Paku heterospora, yaitu paku yang
1. Sudah memiliki akar, batang, dan daun
menghasilkan dua jenis spora yang
sejati.
berbeda, yaitu mikrospora (jantan)
2. Memiliki berkas pembuluh angkut.
dan makrospora (betina). Contoh:
3. Terdiri atas dua fase generasi, yaitu
Selaginella (paku rane), Marsilea
sporofit (menghasilkan spora) dan
crenata (semanggi).
gametofit (menghasilkan sel kelamin).
3. Paku peralihan, yaitu paku yang
4. Fase sporofit memiliki sifat lebih
menghasilkan spora dengan bentuk dan
dominan dari fase gametofit.
ukuran yang sama. Jenis ini dianggap
5. Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan
sebagai bentuk peralihan antara paku
paku dibedakan menjadi daun tropofil
homospora dan heterospora. Contoh:
(untuk fotosintesis) dan daun sporofil
Equisetum debile (paku ekor kuda).
(penghasil spora).
6. Berdasarkan bentuknya, daun Sedangkan, menurut penggolongan dalam
tumbuhan paku dibedakan menjadi daun taksonomi, tumbuhan paku dibagi ke dalam
mikofil (daun kecil) dan daun makrofil beberapa divisi, yaitu:
(daun besar). 1. Paku kawat (Lycophyta), memiliki ciri-ciri
7. Habitat ada yang di darat, di perairan, berdaun kecil, tidak bertangkai, batang
dan ada yang hidupnya menempel. menyerupai kawat dengan akar yang
bercabang. Sporangium terdapat pada sisi

155
daun yang berkumpul membentuk kerucut 1. Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae)
yang disebut strobilus. Ciri-ciri tumbuhan Gymnospermae
Contoh: Lycopodium clavatum, Lycopodium • Daun sempit, tegak, dan kaku.
sp. (paku tanduk rusa), dan Selaginela sp. • Umumnya berakar tunggang.
2. Paku ekor kuda (Sphenophyta), yaitu jenis • Bakal biji tidak terlindungi daging buah.
paku yang berdaun kecil seperti selaput • Bentuk tubuh tumbuhan ada yang
dan tersusun melingkar. Batangnya mirip berupa semak, perdu, atau pohon.
daun cemara, berongga, dan tumbuh tegak. • Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya,
Umumnya jenis paku ini hidup di dataran melainkan berbentuk strobilus.
tinggi. • Pembuahan terjadi secara tunggal.
Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda). Klasifikasi Gymnospermae
3. Paku purba (Psilophyta), sebagian besar Tumbuhan biji terbuka diklasifikasikan ke
jenisnya telah punah. Tumbuhan paku ini dalam empat kelas, yaitu:
belum memiliki daun dan akar, batangnya • Cycadinae, memiliki ciri khas, yaitu
bercabang menggarpu dengan sporangium batangnya tidak bercabang, daunnya
terdapat pada ujung cabangnya, dan telah berbentuk pita dengan tulang daun
memiliki berkas pengangkut. yang menyirip. Jenis ini memiliki
Contoh: Psilotum nodum, Rhynia major. strobilus jantan yang halus dan kecil.
4. Paku sejati (Pterophyta), merupakan jenis Sedangkan, strobilus betina lebih besar
paku yang banyak dijumpai, umumnya dan berkayu.
disebut pakis. Tumbuhan ini berdaun lebar Contoh: pakis haji (Cycas rumpii).
dan mudah menggulung. Sporangium • Gnetinae, memiliki strobilus tunggal
terdapat pada sporofil. yang tersusun majemuk, daun
Contoh: Azolla pinnata (paku sampan), berhadapan atau melingkar.
Marsilea crenata (semanggi), Adiantum Contoh: melinjo (Gnetum gnemon).
cuneatum (suplir), dan Asplenium nidus
• Coniferae, memiliki batang yang
(paku sarang burung).
tegak, lurus, dan bercabang, daunnya
c. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) berbentuk jarum. Strobilus berbentuk
Ciri-ciri tumbuhan berbiji kerucut, terdiri dari strobilus jantan
1. Merupakan organisme fotoautotrof. (berupa sisik) dan strobilus betina
(menghasilkan bakal biji).
2. Memiliki akar, batang, daun, dan bunga.
Contoh: pinus (Pinus merkusii), dan
3. Merupakan tumbuhan heterospora.
damar (Agathis alba).
4. Bentuk tubuh tumbuhan bervariasi,
• Ginkgoinae, berupa pohon besar
seperti pohon, perdu, semak, dan
dengan daun lebar berbentuk seperti
herba.
kipas. Tumbuhan ini meranggas
5. Berkembang biak melalui proses saat musim panas, dan umumnya
penyerbukan dan pembuahan yang digunakan sebagai bahan obat-obatan
menghasilkan biji. dan kosmetik.
Klasifikasi tumbuhan berbiji Contoh: Ginkgo biloba (ginko).
Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan berbiji
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

156
2. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) - Euphorbiaceae (jarak-jarakan).
Ciri ciri Angiospermae Contoh: Manihot utilisima (ubi
• Berdaun lebar,tunggal, dan majemuk. kayu).
• Bakal biji terlindung oleh daging buah. - Moraceae.
• Akar tunggang atau serabut. Contoh: Ficus benjamina
• Pembuahan terjadi secara ganda. (beringin).
• Memiliki bunga sebagai alat - Papilionaceae (polong-pologan).
perkembangbiakan (benang sari sebagai Contoh: Vigna cinesis (kacang
alat kelamin jantan dan putik sebagai panjang), Arachis hypogea (kacang
alat kelamin betina). tanah).
- Mimosaceae.
Klasifikasi Angiospermae
Contoh: Mimosa pudica (daun si
Berdasarkan jumlah keping bijinya,
kejut).
tumbuhan angiospermae dibedakan
- Malvaceae.
menjadi dua, yaitu:
Contoh: Gossypium sp. (kapas).
• Monokotil (berkeping satu). Beberapa
- Bombacaceae.
famili yang tergolong ke dalam
Contoh: Durio zibethinus (durian).
monokotil, antara lain:
- Rutaceae. Contoh: Citrus nobilis
- Liliaceae.
(jeruk keprok).
Contoh: Lilium duchartrei (lili).
- C ae salp inia cea e. Contoh :
- Amaryllidaceae.
Tamarindus indica (asam).
Contoh: Agave cantala (kantala)
- Myrtaceae. Contoh: Eugenia
dan Agave sisalana (sisal).
aromatica (cengkeh).
- Poaceae.
Contoh: Zea mays (jagung), Oryza Berikut merupakan tabel yang memuat
sativa (padi). perbedaan dari tumbuhan monokotil dan dikotil.
- Zingiberaceae.
Tabel Perbedaan Tumbuhan
Contoh: Zingiber officinale (jahe),
Curcuma domestica (kunyit), dan Monokotil dan Dikotil
Kaempferia galanga (kencur).
- Musaceae. Bagian Monokotil Dikotil

Contoh: Musa paradisica (pisang). Akar Serabut Tunggang


- Orchidaceae. Beruas dan Tidak beruas dan
Contoh: Phalaenopsis amabilis Batang berbuku, tidak berbuku; bercabang-
bercabang cabang.
(anggrek bulan).
- Arecaceae. Sejajar atau Menyirip atau
Tulang Daun
melengkung menjari
Contoh: Cocos nucifera (kelapa),
Keping Biji Satu Dua
Arenga pinata (aren), dan Areca
Mahkota
catechu (pinang). bunga Mahkota bunga
Perhiasan
- Areceae. berjumlah berjumlah 2, 4, 5,
Bunga
3 atau atau kelipatannya
Contoh: Colocasia esculenta kelipatannya
(talas). tersusun dalam
Berkas Tersebar pada
lingkaran pada
Pembuluh batang
• Dikotil (berkeping dua). batang
Beberapa famili yang tergolong ke
dalam monokotil, antara lain:

157
Bab 8
Hewan (Animalia)

Ciri-ciri umum hewan 2. Terdapat pori-pori atau rongga pada


tubuhnya yang disebut spongosol sebagai
• Organisme multiseluler dan eukariotik (inti
jalan masuk air yang membawa makanan.
sel sudah memiliki membran inti).
3. Memiliki tiga buah saluran air, yaitu askon,
• Kemoheterotrof.
sikon, dan leukon.
• Sel-selnya tidak memiliki dinding sel.
4. Belum memiliki jaringan (parazoa).
• Sebagian besar bereproduksi secara seksual.
5. Lapisan tubuh bagian luar tersusun oleh
• Berdasarkan keberadaan tulang belakang,
sel-sel epidermis berbentuk pipih dan
hewan dibedakan menjadi dua kelompok,
berdinding tebal yang disebut pinakosit
yaitu:
(sebagai kulit luar) dan sel-sel koanosit
(lapisan dalam) yang berbentuk seperti
A. Avertebrata
corong berflagela.
Avertebrata adalah kelompok hewan yang 6. Habitat di perairan terutama di air laut.
tidak memiliki tulang belakang. Avertebrata 7. Sistem reproduksi ada dua, yaitu:
dikelompokkan menjadi delapan filum, yaitu: • Reproduksi aseksual, dilakukan dengan
a. Porifera pembentukan kuncup tunas dan
gemmule (tunas internal).
Nama porifera berasal dari bahasa latin,
porus yang berarti lubang kecil dan ferre • Reproduksi seksual, yaitu mela-
yang berarti membawa atau mengandung. lui proses fertilisasi yang dilakukan
dengan pembentukan arkeosit yang
Oskulum = saluran
pengeluaran mengandung sperma dan ovum.
Klasifikasi porifera
Berdasarkan zat penyusun spikula (rangka), hewan
Ostium
porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu:
Pinakosit
1. Calcarea
Spongosol

Epidermis Nukleus Calcarea merupakan jenis porifera yang


Koanosit
memiliki spikula yang terbuat dari zat kapur
(kalsium karbonat. Umumnya hidup di
Air
masuk Leher Mikrofil air laut yang dangkal. Contoh: Grantia,
Leucosolenica, Scypha, dan Clathrina.
Ciri-ciri Porifera
1. Hewan diploblastik (memiliki dua lapisan
tubuh, yaitu ektoderm dan endoderm).

158
2. Hexactinellida • Tipe medusa (seperti payung), yaitu
Jenis porifera ini memiliki spikula yang tipe yang dapat hidup bebas (dapat
terbuat dari zat kersik (silikat). Hidup di berenang).
laut bagian dalam. Contoh: Eupectella, 8. Sistem reproduksinya, yaitu:
Pheronema sp.. • Reproduksi aseksual, melalui pem-
3. Demospongiae bentukan tunas/kuncup yang menempel
Demospongiae memiliki spikula yang pada hewaninduknya.
terbuat dari zat kersik dan protein (spongin) • Reproduksi seksual melalui fertilisasi
atau hanya spongin saja. Tubuhnya lunak eksternal, yaitu dengan penyatuan
(tidak memiliki skeleton) dan hidup di laut sperma dengan sel telur hingga
yang dangkal. Contoh: Euspongia officinalis membentuk zigot.
(spons mandi), Spongilla, dan Haliclona.
Klasifikasi coelenterata
b. Coelenterata (Hewan Berongga) Coelenterata diklasifikasikan menjadi tiga kelas,
Tentakel yaitu:
1. Hydrozoa
Mulut
Umumnya berbentuk polip, baik
berkoloni maupun tidak. Beberapa ada
Epidermis Testis
Knidosit
yang berbentuk medusa. Di dalam koloni,
Ovum
terdapat dua jenis polip, yaitu polip
bertentakel dan tanpa tentakel. Contoh:
Hydra, Obelia, dan Physalia.
Membran
2. Scypozoa
Nematokis
Nukleus Fase medusa lebih dominan dari fase polip,
Hydra tetapi ada juga yang berbentuk polip.
Contoh: Cyanea dan Chrysaora fruttecens.
Nama coelenterata berasal dari bahasa Yunani,
yaitu coelos yang berarti rongga dan enteron 3. Anthozoa
yang berarti usus. Hanya memiliki bentuk polip dengan ukuran
Ciri-ciri coelenterata yang lebih besar daripada dua jenis yang
1. Tubuh simetri radial dan diploblastik. lain. Bentuk tubuh menyerupai bunga
2. Rongga tubuh berfungsi sebagai usus. dan merupakan pembentuk ane-mon laut
3. Memiliki tentakel yang berfungsi untuk atau terumbu karang. Contoh: Tubastera,
menangkap atau melumpuhkan mangsa. Turbinaria, dan Urticina.
4. Pada tentakel dilengkapi dengan sel c. Plathyhelminthes (Cacing Pipih)
knidoblast/knidosit yang mengandung sel Mata

penyengat (nematokis).
5. Pengambilan gas O2 dan gas CO2 dilakukan
Saluran kelamin
secara difusi (sistem respirasi). Daun telinga

6. Habitat di perairan (air tawar/laut).


7. Tubuh mengalami metagenesis menjadi dua Faring

tipe, yaitu:
Ciri-ciri plathyhelminthes
• Tipe polip, yaitu tipe tubuh yang
1. Tubuh bilateral simetris dengan bentuk,
hidupnya tak bebas atau menempel
hewan triploblastik (lapisan ektoderm,
pada substrat tertentu.
mesoderm, dan endoderm).

159
2. Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata). d. Nemathelminthes (Cacing Gilig)
3. Tidak memiliki sistem sirkulasi.
4. Proses respirasi dilakukan secara difusi oleh Kutikula Alat kelamin

seluruh tubuh.
Pseudoselom
5. Sistem ekskresi menggunakan sel api (flame Saluran ekskresi

cell). Faring Anus

6. Sistem saraf berupa sistem tangga tali yang


terdiri atas ganglion (simpul saraf) dan Ciri-ciri nemathelminthes
sepasang tali saraf. 1. Tubuh triploblastik dan berbentuk bulat
panjang.
7. Berkembang biak dengan dua cara:
• Aseksual, dengan fragmentasi 2. Disebut sebagai hewan pseudoselomata
(membelah diri). karena memiliki rongga semu.
• Seksual, yaitu dengan perkawinan 3. Tubuh simetri bilateral.
silang antarindividu, karena bersifat 4. Sistem respirasi melalui permukaan tubuh.
hermafrodit (memiliki dua alat 5. Memiliki kutikula yang berfungsi untuk
kelamin). melindungi diri dari enzim pencernaan inang.
Klasifikasi plathyhelminthes 6. Memiliki alat ekskresi berupa sel glanduler.
Anggota plathyhelminthes diklasifikasikan men- 7. Hampir semua jenis cacing dalam filum ini
jadi empat kelas, yaitu: bersifat parasit dan menyebabkan penyakit
1. Turbellaria (cacing rambut getar) pada manusia.
Jenis cacing ini merupakan cacing yang 8. Sistem reproduksinya, yaitu:
hidup bebas dan bergerak dengan bulu getar. • Um u m nya n e m a t h e l m i n t h e s
Contoh: Planaria. bereproduksi secara seksual dengan
fertilisasi internal.
2. Trematoda (cacing isap)
• Organ kelamin jantan dan betina
Seluruh spesies cacing dari kelas ini bersifat
terpisah pada individu yang berbeda.
parasit, baik pada hewan ternak maupun
pada manusia. Tubuh dibungkus dengan Klasifikasi nemathelminthes
kutikula untuk menjaga tubuhnya agar tidak Beberapa jenis cacing yang tergolong ke dalam
tercerna oleh inangnya. filum nemathelmintes, yaitu:
Contoh: 1. Ascaris lumbricoides (cacing perut), hidup
• Fasciola hepatica (cacing hati pada di dalam usus manusia dan mengisap sari
ternak). makanan yang ada di dalam usus.
• Clonorchis sinensis (cacing hati pada 2. Wuchereria bancrofti (cacing rambut),
manusia). penyebab penyakit kaki gajah pada manusia,
3. Cestoda (cacing pita) larvanya disebarkan melalui gigitan nyamuk.
Cacing ini tidak memiliki alat pencernaan, 3. Ancylostoma duodenale (cacing tambang),
tubuhnya beruas-ruas (disebut proglotid), hidup di dalam usus manusia dan memiliki
dan setiap proglotid mengandung alat alat pengait untuk mencengkeram dan
reproduksi, ekskresi, serta mampu mengisap darah.
menyerap sari makanan dari inangnya. 4. Enterobius vermicularis (cacing kremi),
Contoh: Taenia saginata (cacing pita pada sapi) penyebab timbulnya rasa gatal terus-menerus
dan Taenia solium (cacing pita pada babi). di sekitar dubur.

160
e. Annelida 3. Hirudinea
Annelida berasal dari kata annulus yang Anggota cacing ini tidak memiliki rambut,
berarti cincin. parapodia, dan septa. Termasuk cacing
penghisap darah.
Ciri-ciri annelida
Contoh: lintah (Hirudo medicinalis), pacet
1. Hewan triploblastik, selomata (sudah
(Haemadipsa javanica).
terdapat selom sejati).
2. Tubuh bersegmen (disebut metameri) f. Mollusca (Hewan Lunak)
memiliki sistem saraf, pencernaan, Kelenjar
pencernaan
reproduksi, dan sistem ekskresi. Mata
Paru-paru

3. Tiap segmen tubuhnya dibatasi oleh sekat Penis Vagina Usus


yang disebut septa. Perut
Mulut Mantel
4. Organ-organ ekskresi terdiri atas nefridia
(saluran), nefrostom (corong), dan nefrotor
Anus
(pori tempat keluarnya kotoran). Kaki
Jantung
5. Memiliki sistem peredaran darah tertutup, dan Ciri-ciri mollusca
sistem saraf tangga tali. 1. Tubuh triploblastik selomata dan simetri
6. Reproduksi secara seksual melalui fertilisasi bilateral.
dan secara aseksual melalui proses 2. Tubuh terdiri atas tiga komponen,
fragmentasi. yaitu kaki berotot untuk pergerakan,
7. Meskipun termasuk hewan hemafrodit massa viceral (bagian tubuh lunak yang
(berkelamin ganda), proses pembuahan tetap mengandung organ internal), dan mantel
harus dilakukan oleh dua individu dengan (untuk melindungi massa vicerial dan
saling memberikan sperma yang disimpan di mensekresikan bahan baku cangkang).
dalam reseptakulum seminalis. 3. Sebagian besar dilindungi oleh cangkang
yang tersusun atas zat kapur.
Klasifikasi annelida
4. Sudah memiliki alat pencernaan yang
Filum annelida diklasifikasikan menjadi tiga kelas, lengkap.
yaitu: 5. Memiliki lidah bergigi (radula) yang
1. Polychaeta berfungsi untuk melumat makanan.
Pada tubuh cacing ini dijumpai banyak 6 Sistem reproduksi, yaitu:
rambut dan tiap segmen tubuhnya • Mollusca berkembang biak dengan
dilengkapi dengan parapodia (semacam fertilisasi internal.
kaki yang terdapat pada sisi kanan dan kiri • Beberapa hewan mollusca ada yang
tubuhnya). memiliki kelamin ganda (hemaprodit),
Contoh: Nereis virens, Eunice viridis (cacing namunadapulayang kelaminnyaterpisah.
wawo), dan Lysidice oele (cacing palolo).
Klasifikasi mollusca
2. Oligochaeta
Mollusca terbagi menjadi lima kelas, yaitu:
Cacing ini memiliki rambut yang sedikit,
tidak memiliki mata dan parapodia. Hidup 1. Ambhineura
di darat atau perairan tawar dan bersifat Mollusca kelas ini memiliki cangkang seperti
hemaprodit (memiliki ovarium dan testis). susunan genting, hidupnya melekat di dasar
Contoh: cacing tanah (Pheretima, Lumbricus perairan, mulutnya dilengkapi dengan lidah
terrestris). parut (radula). Contoh: Chiton.

161
2. Bivalvia Ciri-ciri arthropoda
• Bentuk tubuh simetris radial dan 1. Tubuh beruas-ruas, dan terbagi atas kepala
dilindungi oleh cangkang yang (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen).
setangkup. 2. Rangka luar (eksoskeleton) tersusun atas
• Bernapas dengan insang yang berlapis-lapis zat kitin dan pada waktu tertentu kulit akan
(Lamelibranchiata) mengalami pergantian (ekdisis/molting).
• Dari celah cangkangnya keluar kaki 3. Memiliki organ sensoris mata, penciuman,
yang pipih seperti mata kapak sehingga dan antena untuk sentuhan dan penciuman.
disebut juga Pelecypoda. 4. Sistem peredaran darah terbuka dan darah
tidak berwarna merah.
• Cangkang kerang terdiri atas tiga
5. Alat respirasi berupa insang, trakea, dan
lapisan, yaitu periostrakum, prismatik,
paru-paru buku.
dan nakreas.
6. Alat ekskresi berupa kelenjar hijau dengan
• Contoh: kerang.
buluh malphigi.
3. Gastropoda 7. Sistem reproduksinya, yaitu:
Gastropoda menggunakan otot perut sebagai • Secara seksual dilakukan melalui proses
alat gerak, termasuk hewan hermaprodit. fertilisasi.
Contoh: Achatina fulica (bekicot), Lymnaea • Secara aseksual dengan melakukan
(siput), partenogenesis (proses reproduksi
4. Chepalopoda terjadi tanpa fertilisasi) dan paedogenesis
Hewan ini menggunakan kepala sebagai alat (reproduksi terjadi pada individu yang
gerak (chepale = kepala dan podos = kaki) muda (larva)).
dan memiliki tentakel yang berfungsi sebagai
Klasifikasi arthropoda
pengisap. Contoh: Nautilus, Loligo sp.
(cumi-cumi), Octopus sp. (gurita). Arthropoda diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
1. Crustacea (udang-udangan)
5. Scaphopoda
• Memiliki dua pasang antena.
Scaphopoda memiliki cangkang berbentuk
silinder yang kedua ujungnya terbuka. • Tubuh terdiri atas sefalotoraks (kepala
Hidupnya di laut dan terpendam di dalam menyatu dengan dada) dan abdomen.
pasir atau lumpur. Contoh: Dentalium • Bernapas pada daerah tipis pada
vulgare. kutikula, namun sebagian besar
Disebut dentalium karena cangkang bernapas dengan insang.
cangkangnya menyerupai gigi-gigi (dentis). • Jenis kelamin sudah terpisah pada
Apabila kita berjalan di pantai perlu hati- individu yang berbeda.
hati karena cangkangnya tajam dan dapat • Contoh: Penaeus (udang windu),
melukai kaki. Cambarus virilis (udang air tawar),
Portunus sexdentalus (kepiting), dan
g. Arthropoda (Hewan Kaki Beruas-ruas)
Neptunus pelagicus (rajungan).
Kepala Sayap 2. Myriapoda (hewan berkaki banyak)

Antena
Otak Dada Perut • Tubuh hanya terdiri atas kepala, toraks,
dan abdomen.

Mata
Pada kepala terdapat sepasang mata
tunggal, sepasang alat peraba besar,
dan peraba kecil yang beruas-ruas.

162
• Tiap ruas pada tubuhnya terdapat 3. Kulit tubuh terbuat dari zat kitin sebagai
sepasang atau dua pasang kaki. rangka luar dan pada permukaan insang
• Sistem respirasinya menggunakan trakea kulit terdapat duri.
yang bermuara pada lubang kecil yang 4. Bergerak dengan kaki ambulakral atau
disebut spirakel. kaki tabung, yaitu gerakannya terjadi
• Diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dengan mengubah tekanan air yang
Chilopoda (Scolopendra subspinipes diatur oleh sistem pembuluh air yang
(lipan)) dan Diplopoda (Julus teristris berkembang dari selom.
(luwing)) 5. Sudah memiliki sistem pencernaan yang
3. Arachnoidea sempurna, kecuali bintang ular yang
• Tubuh terdiri atas dan abdomen dan tidak memiliki anus.
sefalotoraks. 6. Tidak memiliki sistem ekskresi.
• Memiliki enam pasang anggota 7. Terdapat cincin saraf yang mengelilingi
gerak, yakni kalisera, pedipalpus dan mulut sebagai sistem saraf dan
empat pasang kaki yang terdapat di memiliki lima cabang saraf radial pada
sefalotoraks. masing-masing lengannya.
• Diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu 8. Sistem respirasi menggunakan kulit
Scorpionida (kalajeng-king), Arachnida berupa tonjolan dinding selom tipis
(laba-laba), dan Acarina (caplak, dan dilindungi oleh silia.
tungau). 9. Semua jenisnya merupakan hewan laut.
4. Insecta 10. Sistem reproduksi terjadi secara seksual
• Tubuh tersusun atas kepala, dada, dan dengan proses fertilisasi (pembuahan)
perut. eksternal.
• Mulut dimodifikasi menjadi penggigit, Klasifikasi echinodermata
pengisap, dan penelan. 1. Asteroidea (bintang laut)
• Memiliki tiga pasang kaki dan disebut • Bentuk tubuh menyerupai bintang,
hexapoda (berkaki enam). bagian bawah disebut permukaan oral
• Mengalami perubahan bentuk tubuh yang memiliki mulut dan bagian atas
selama pertumbuhan yang disebut disebut permukaan adoral.
metamorfosis. Metamorfosis ada • Pada permukaan tubuhnya terdapat
dua macam, yaitu metamorfosis duri pendek dan kaki tabung bertindak
sempurna (lebah dan kupu-kupu) dan sebagai penyedot.
metamorfosis tak sempurna (lalat, • Contoh: Asteria forbesi (bintang
belalang, dan jangkrik). laut), Linkia laevigata (buntang laut
h. Echinodermata (Hewan Berkulit Duri) biru), dan Pentaceros (bintang laut
bertanduk).
Ciri-ciri echinodermata
2. Ophiuroidea (bintang mengular)
1. Tubuh tersusun atas tiga lapisan dan • Tubuh memiliki lima lengan yang
memiliki rongga tubuh (triploblastik bergerak menyerupai ular.
selomata). • Ciri khas dari kelas ini adalah
2. Bentuk tubuh simetri bilateral (larva) madreporit (lubang masuknya air)
dan simetri radial (dewasa). terletak di bagian bawah dan tidak
memiliki kaki tabung.

163
• Ophiuroidea tidak memiliki anus, jadi 2. Cephalospidomorphi (lamprey), memiliki
sisa makanan dimuntahkan melalui karakteristik hidup di perairan tawar, mulut
mulut. dikelilingi pengisap, ada fase larva, setelah
• Contoh: Ophiothrix. dewasa menjadi parasit pada organisme
3. Crinoidea (lilia laut) lain.
• Hidupnya menempel pada substrat b. Gnathostomata
yang ada di laut. Ciri-ciri Gnathostomata
• Lengan berfungsi sebagai pemakan Memiliki rahang bersendi dan dapat
suspensi. digerakkan ke atas dan ke bawah.
• Contoh: Antedon sp, Holopus sp. Klasifikasi Gnathostomata
4. Echinoidea Berdasarkan keragaman cirinya, hewan
• Hewan ini tidak memiliki lengan, gnathostomata terbagi menjadi enam kelas,
namun memiliki lima baris kaki tabung. yaitu:
• Bentuk tubuh bulat dan diliputi duri 1. Chondrichtyes
yang banyak. Ciri-ciri:
• Contoh: bulu babi (Diadema) dan • Rangkanya tersusun atas tulang rawan.
landak laut (Echinus). • Mulut berahang kuat dan terletak di
5. Holothuroidea (mentimun laut) bawah tubuh.
• Bernapas dengan insang.
• Tidak memiliki duri dan memiliki lima
• Memiliki indra yang berkembang
baris kaki tabung.
dengan baik.
• Contoh: teripang (Holothuria).
• Fertilisasi terjadi secara internal dan
bersifat ovipar juga ovovivipar.
B. Vertebrata Contoh: Ikan pari, hiu, dan chimaera.
Merupakan kelompok hewan yang memiliki 2. Osteichthyes
tulang belakang yang memanjang pada bagian Ciri-ciri:
dorsal, yaitu dari kepala hingga ekor. • Rangka tersusun atas tulang keras yang
Anggota dari subfilum vertebrata terdiri atas dua mengandung matriks kalsium fosfat.
superkelas, yaitu: • Mulut terletak di bagian depan tubuh.
• Terdapat celah insang di tiap sisi kepala.
a. Agnatha
• Fertilisasi terjadi secara eksternal dan
Ciri-ciri agnatha
bersifat ovipar.
1. Tidak memiliki rahang.
• Habitat di perairan tawar.
2. Bentuk badan ramping dan panjang.
3. Habitat di perairan laut dan tawar. Klasifikasi osteichthyes, terdapat dua
subkelas, yaitu:
Klasifikasi agnatha
• Actinopterygi (ikan bersirip duri), yaitu
Superkelas agnatha terbagi menjadi dua kelas,
ikan mas, ikan gurame, ikan louhan,
yaitu:
dan ikan kakap merah.
1. Mycini (hagfish), memiliki karakteristik
• Sarcopterygi, yaitu ikan bersirip lobus
hidup di perairan laut, pemakan bangkai
(Latimeria chaulumnae) dan ikan paru-
hidup di laut, mulut dikelilingi tentakel
paru.
pendek, dan pertumbuhannya tidak melalui
fase larva.

164
3. Amfibi 5. Aves (unggas)
Ciri-ciri: Ciri-ciri:
• Berkulit licin, tidak bersisik, dan tipis. • Tubuh ditutupi oleh bulu dan berdarah
• Alat pernapasan: paru-paru dan/atau kulit. panas.
• Jantung terdiri atas tiga ruang (2 • Bernapas dengan paru-paru, tapi saat
ventrikel, 1 atrium). terbang menggunakan pundi-pundi
• Fertilisasi terjadi secara eksternal dan udara.
bersifat ovipar (bertelur). • Alat gerak berupa kaki dan sayap,
• Dapat hidup, baik di darat maupun di air. kerangka tubuh kuat namun ringan.
• Mengalami metamorfosis. • Jantung tediri atas empat ruang (2
ventrikel dan 2 atrium).
Contoh: katak sawah (Rana limnocharis),
bangkong (Bufo melanostictus), dan katak • Fertilisasi secara internal dan tergolong
pohon atau bancet (Racophorus reinwardti). ovipar.
• Memiliki 30 ordo yang bervariasi.
4. Reptilia (hewan melata)
Contoh: burung merpati, burung unta,
Ciri-ciri reptilia:
bebek, ayam, dan lain-lain.
• Tubuh ditutupi oleh sisik zat tanduk.
• Bernapas dengan paru-paru. 6. Mamalia (hewan menyusui)
• Jantung memiliki empat ruang yang Ciri-ciri mamalia:
tidak sempurna (2 ventrikel, 2 atrium). • Tubuh tertutupi oleh rambut dan
• Merupakan hewan berdarah dingin berdarah panas.
karena suhu tubuh mengikuti suhu • Bernapas dengan paru-paru.
lingkungannya. • Alat gerak berupa kaki dan berdaun
• Fertilisasi terjadi secara internal dan telinga, kecuali Monotremata,
tergolong ovipar. Cetaceae, dan Sirenia.
• Dapat hidup di darat dan di air. • Fertilisasi secara internal dan
merupakan hewan vivipar.
Klasifikasi reptilia dibedakan menjadi 4 ordo:
• Jantung terdiri atas empat ruang (2
• Chelonia (kura-kura, penyu).
ventrikel dan 2 atrium).
• Crocodilla (buaya, aligator).
• Memiliki 14 ordo yang bervariasi.
• Squamata (ular).
• Rhynchochephalia (bunglon, iguana). Contoh: kanguru, singa, kambing, sapi,
primata.

165
Bab 9
Ekologi

Istilah ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel 7. Habitat, yaitu tempat hidup suatu makhluk
(1834-1924). Secara bahasa, ekologi berasal dari hidup, termasuk di dalamnya adalah
bahasa Yunani, yaitu oikos yang artinya rumah atau lingkungan dan makhluk hidup.
tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu.
Menurut istilah, ekologi adalah cabang dari B. Komponen Ekosistem
ilmu biologi yang mempelajari hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. a. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan kondisi fisik
A. Istilah-istilah dalam Ekologi dan kimiawi yang berperan sebagai medium
dan substrat yang menyertai kehidupan
1. Individu, yaitu unit terkecil dari satuan
organisme yang terdiri atas segala sesuatu
ekosistem.
yang tak hidup.
Contoh: seekor kambing, sebatang padi.
Contoh: tanah, cahaya, udara, air, kelem-
2. Populasi, yaitu kumpulan individu sejenis
bapan, suhu, mineral, dan pH.
yang menempati suatu daerah geografis
tertentu, pada waktu tertentu. b. Komponen Biotik
Contoh: sekelompok gajah, serimbunan Komponen biotik merupakan komponen
pohon jati. ekosistem yang terdiri atas makhluk
3. Komunitas, yaitu kumpulan beberapa hidup, meliputi hewan, tumbuhan,
populasi yang menempati suatu daerah mikroorganisme, dan manusia.
tertentu. Berdasarkan cara memperoleh makanan,
Contoh: dalam suatu area persawahan komponen biotik dibedakan menjadi dua
terdapat populasi padi, populasi tikus, dan jenis, yaitu:
populasi belalang. 1. Organisme autotrof
4. Ekosistem, yaitu kesatuan antara komu- Merupakan organisme yang dapat membuat
nitas dengan lingkungan tempat hidupnya, makanannya sendiri dengan cara mengubah
beserta hubungan timbal balik yang ada di bahan anorganik menjadi bahan organik
dalamnya. dengan menggunakan sumber energi
5. Biosfer, yaitu kumpulan berbagai ekosistem tertentu.
yang membentuk kesatuan ekosistem global. Menurut jenis sumber energinya, organisme
6. Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang autotrof dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
terdapat di sekitar makhluk hidup.
Contoh: hutan, gunung, laut, dan pantai.

166
• Fotoautotrof, adalah organisme - Karnivora, yaitu organisme pemakan
autotrof yang menggunakan sumber daging.
energi berupa sinar matahari. Contoh: harimau, singa, dan ular.
Contoh: alga, tumbuhan berklorofil. - Omnivora, yaitu organisme pemakan
• Kemoautotrof, adalah organisme segala, baik tumbuhan maupun hewan
autotrof yang menggunakan sumber lain.
energi dari hasil reaksi kimia. Contoh: kera, tikus, dan ayam.
Contoh: bakeri nitrit dan nitrat. 3. Pengurai, yaitu mikroorganisme yang mampu
2. Organisme heterotrof menguraikan organisme mati menjadi bahan
Merupakan organisme yang memperoleh mineral kembali.
makanannya dari makanan yang telah Contoh: bakteri dan jamur.
dibentuk oleh organisme lain dikarenakan 4. Detritivora, yaitu organisme yang memakan
tidak dapat membuat makanannya sendiri. bahan organik, kemudian diubah menjadi
Contoh: kupu-kupu mengisap madu bunga. partikel organik yang lebih kecil lagi.
Contoh: cacing tanah dan kumbang kotoran.
Berdasarkan peranannya dalam ekosistem,
komponen biotik dibedakan atas empat, yaitu:
C. Pola Interaksi Organisme
1. Produsen, yaitu organisme yang berperan
dalam menyediakan makanan sehingga Interaksi antarorganisme di dalam
dapat mendukung kelangsungan hidup ekosistem dapat dikelompokkan menjadi
organisme lain. empat, yaitu:
Contoh: tanaman berklorofil, dan alga. 1. Predasi, merupakan interaksi antara
2. Konsumen, yaitu semua makhluk hidup yang pemangsa (predator) dan yang dimangsa
tidak dapat membuat makanannya sendiri. (prey). Interaksi ini menguntungkan salah
• Berdasarkan tingkatannya dalam rantai satu jenis. Contoh: interaksi antara harimau
makanan, konsumen dibagi menjadi tiga, dan babi hutan.
yaitu: 2. Kompetisi , merupakan persai ngan
- Konsumen tingkat I (primer), yaitu antarorganisme untuk memperebutkan
organisme yang memperoleh energi makanan atau habitat yang jumlahnya
langsung dari produsen (memakan terbatas dalam satu ekosistem. Contoh:
produsen). Contoh: belalang, ulat. antara tumbuhan berbeda jenis yang tumbuh
- Konsumen tingkat II (sekunder), yaitu berdekatan memperebutkan nutrien tanah.
organisme yang memangsa konsumen
3. Antibiosis, yaitu pola interaksi dimana
primer. Contoh: katak, burung
makhluk hidup yang satu menghambat
pemakan ulat.
pertumbuhan dan perkembangan makhluk
- Konsumen tingkat III (tersier), yaitu
hidup lain. Contoh: jamur Penicillium
organisme yang memangsa konsumen
notatum mampu menghambat pertumbuhan
sekunder.
bakteri.
Contoh: elang, harimau, singa.
• Berdasarkan jenis makanannya, konsumen 4. Simbiosis, yaitu interaksi hidup bersama
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: antara dua organisme yang berbeda.
- Herbivora, yaitu organisme pemakan Berdasarkan sifatnya, simbiosis terbagi tiga,
tumbuhan. yaitu:
Contoh: ulat, kambing, dan sapi.

167
• Simbiosis mutualisme, yaitu interaksi c. Piramida Ekologi
dua spesies yang saling menguntungkan. Piramida ekologi merupakan gambaran
Contoh: interaksi antara jamur dan susunan antartrofik yang dapat disusun
ganggang membentuk lichen. berdasarkan kepadatan populasi dan
• Simbiosis komensalisme, yaitu interaksi kemampuan menyimpan energi pada tiap
yang menguntungkan salah satu jenis trofik.
spesies, namun tidak merugikan jenis Piramida ekologi terdiri atas tiga jenis, yaitu:
yang lain. • Piramida jumlah, yaitu jenis piramida yang
Contoh: ikan remora dengan ikan hiu. penyusunnya didasarkan pada satuan luas
• Simbiosis parasitisme, yaitu interaksi tertentu atau kepadatan populasi antartrofik.
yang menguntungkan satu jenis, namun • Piramida biomassa, yaitu jenis piramida
merugikan jenis yang lain. yang dibuat berdasarkan pada massa kering
Contoh: tanaman tali putri dengan suatu organisme dari tiap tingkatan trofik per
tanaman beluntas. satuan luas suatu area.
• Piramida energi, yaitu piramida yang
D. Aliran Energi didasarkan pada perhitungan jumlah energi
a. Rantai Makanan tiap satuan luas yang masuk ke tingkat trofik
dalam waktu tertentu.
Rantai makanan merupakan suatu
rangkaian peristiwa makan dan dimakan
antarorganisme dalam suatu ekosistem
E. Suksesi
sehingga membentuk tingkatan trofik. Suksesi adalah pergantian dominasi suatu
Contoh: komunitas dalam ekosistem tertentu, yaitu
dari komunitas perintis (pioneer) menuju
Rumput g Belalang g Katakg Ular g Elang
komunitas klimaks.
[Produsen] [K I] [K II] [K III] [K IV]
Berdasarkan asalnya, suksesi dibedakan
Keterangan: atas dua, yaitu:
K I = konsumen tingkat I 1. Suksesi primer, yaitu suksesi yang terbentuk
K II = konsumen tingkat II dengan ditandai oleh hilangnya suatu
K III = konsumen tingkat III komunitas asal secara total, hanya bebatuan
K IV = konsumen tingkat IV dan tanah gersang, dan dalam waktu yang
lama muncul organisme perintis baru
b. Jaring-jaring Makanan
yang kemudian akan berkembang hingga
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan mencapai ekosistem klimaks baru.
dari beberapa rantai makanan yang saling
Contoh: ekosistem yang terbentuk akibat
terkait.
letusan gunung berapi.
Contoh:
• Suksesi sekunder, yaitu suksesi yang
Rumput Belalang berlangsung pada ekosistem yang tidak
Ular Harimau
mengalami kerusakan total sehingga tidak
Padi Ayam
Elang
mengubah komunitas asal secara total.
Contoh: terjadinya angin kencang, pem-
Bakteri bakaran padang rumput dengan sengaja.

168
F. Siklus Biogeokimia e. Siklus Nitrogen
Fiksasi N Denitrifikasi
Siklus biogeokimia merupakan rangkaian 1234
N dalam atmosfer

perpindahan unsur-unsur kimia dalam ekosistem


N dalam tumbuhan N dalam
yang melibatkan komponen biotik dan abiotik. dan mikroba hewan
Terdapat enam siklus yang termasuk siklus mati, ekskret N;
biogeokimia, yaitu: Bahan organik urine, tinja
+ekskreta
a. SIklus Air Asimilasi
Pembusukan oleh
3
bakteri+fungi
1 2

Denitrificans Senyawa amonia


Awan dan amonium
1 Nitrifikasi
Hujan Nitrosomonas
oleh
Absorpsi Nitrit bakteri
Penguapan oleh akar
Peresapan
melalui tanaman 4 Nitrobacter

Danau Nitrat
Penguapan

Lapisan kedap air Laut


G. Lingkungan
b. Siklus Sulfur a. Kesetimbangan Lingkungan
Struktur dalam • Apabila komponen abiotik dan biotik
organisme
yang menyusun suatu ekosistem berada
dalam komposisi yang setimbang maka
Bakteri pereduksi sulfur
Sulfat
Gas sulfur dan dapat dikatakan lingkungan telah
sulfida
mengalami kesetimbangan.
• Lingkungan menjadi tidak setimbang
Sulfur
karena faktor alam (bencana alam)
Siklus Sulfur dan faktor manusia (penebangan liar,
pembuangan limbah, dan lain-lain).
c. Siklus Oksigen dan Karbon
b. Pencemaran Lingkungan
• Yaitu, masuk atau dimasukkannya
Udara & air
CO2
Respirasi sel bahan pencemar ke dalam lingkungan
Fotosintesis oleh
tumbuhan dan menimbulkan gangguan pada
Respirasi seluler
pembakaran perombakan Pelapukan oleh
makhluk hidup.
jamur & bakteri
• Pencemaran lingkungan dibedakan
CaCO3
Batu kapur & minyak menjadi lima jenis, yaitu:
Organisme mati
Kandungan organik
1. Pencemaran air, terjadi akibat
(karbohidrat) Dimakan oleh
organisme heterotrof pembuangan limbah, baik pabrik,
pertanian, maupun limbah rumah
tangga tanpa pengolahan sebelumnya.
d. Siklus Fosfor
2. Pencemaran tanah, terjadi akibat
Perombak (bakteri) Endapan di danau
pembuangan sampah plastik dan
Fosfor dalam tubuh Fosfor dalam tanah, Fosfor dalam penggunaan pestisida yang berlebih.
organisme air tawar, dan air laut batuan

Penyerapan oleh tanaman dan Erosi


melalui rantai makanan
Siklus Fosfor

169
3. Pencemaran udara, terjadi akibat c. Upaya Menanggulangi Pencemaran
pembakaran tidak sempurna asap Lingkungan
kendaraan bermotor dan pembakaran Upaya yang dapat dilakukan untuk mengu-
hutan yang menghasilkan gas-gas rangi dampak pencemaran lingkungan adalah
seperti CO, CO2, SO2, NO, NO2. dengan melakukan program 3R, yaitu:
4. Pencemaran suara, terjadi akibat suara 1. Reduce, yaitu mengurangi pemakaian
bising yang berlangsung terus-menerus bahan-bahan pencemar lingkungan.
di atas 50 dB yang ditimbulkan oleh
2. Reuse, yaitu pemanfaatan kembali ba-
suara mesin, baik mesin industri atau
rang bekas yang masih dapat digunakan.
mesin kendaraan.
3. Recycle, yaitu mendaur ulang barang-
5. Pencemaran benda radioaktif, terjadi
barang bekas pakai yang tidak dapat
akibat adanya debu-debu radioaktif dari
hancur olehmikroba dalam waktusingkat.
ion nuklir serta reaktor-reaktor atom.

170
Bab 10
Sel
4. Sel merupakan satuan unit struktural,
A. Teori Sel fungsional, reproduksi, dan hereditas pada
• Teori tentang sel pernah dikemukakan oleh makhluk hidup.
beberapa ahli biologi, di antaranya:
1. Robert Hooke ( 1665) : Pertama B. Jenis Sel
kali mendeskripsikan sel melalui
Berdasarkan keberadaan membran inti, sel
eksperimennya, yaitu melihat struktur sel
makhluk hidup dibedakan atas dua jenis, yaitu:
pada sayatan gabus di bawah mikroskop.
a. Prokariotik
2. Antonie van Leeuwenhoek (1673):
Sel prokariotik merupakan jenis sel yang inti
Pertama kali melihat sel hidup
selnya belum memiliki membran inti (kari-
(mikroorganisme).
oteka). Umumnya sel jenis ini dimiliki oleh
3. Robert Brown (1831): Mendeskripskan
makhluk hidup tingkat rendah.
nukleus dengan mengamati struktur sel
Contoh: Bakteri, alga biru.
pada jaringan tanaman anggrek.
b. Eukariotik
4. Matthias Jakob Schleiden dan Theodor
Jenis sel eukariotik sudah memiliki membran
Schwann (1839): Mengemukakan
inti (karioteka) pada inti selnya. Umumnya
bahwa makhluk hidup (tumbuhan dan
dimiliki oleh makhluk hidup tingkat tinggi.
hewan) tersusun atas sel-sel.
Contoh: Sel hewan avertebrata dan verte-
5. Rudolf Virchow (1855): Mengemukakan
brata, serta sel tumbuhan berbiji, tumbu-
bahwa semua sel berasal dari sel
han paku, dan lumut.
sebelumnya (omnis cellula e cellula).
6. Ma x S ch u l t z e ( 1 8 2 5 —1 8 7 4 ) :
Menegaskan bahwa protoplasma
C. Perbedaan Sel
merupakan dasar-dasar fisik kehidupan
Mitokondria
dan tempat terjadinya proses hidup.
7. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye Flagela
Perioksisom
(1835—1839): Mengamati struktur sel Membran
Sentriol inti
dan melihat adanya cairan dalam sel Mikrofilamen
Kromatin Nukleus
Nukleolus
yang kemudian dinamakan protoplasma. Retikulum
endoplasma kasar
• Prinsip dasar pada teori sel, yaitu: Ribosom
Lisosom
1. Seluruh organisme terdiri atas satu atau lebih
Membran
sel. plasma
Badan golgi Retikulum endoplasma halus
2. Sel adalah unit dasar struktur seluruh
kehidupan.
3. Seluruh sel berkembang dari sel sebelumnya. Sel Hewan
171
Kloroplas
Mitokondria
— Tempat terjadinya reaksi kimia.
Vakuola
2. Dinding Sel
Membran inti Mikrotubulus
Nukleus Kromatin • Dinding sel hanya terdapat pada sel
Nukleolus
Retikulum Mikrofilamen
tumbuhan.
endoplasma kasar Kloroplas

Retikulum • Dinding sel tersusun atas senyawa


endoplasma halus Plasmodesma
Peroksisom Ribosom selulosa, zat pektin, hemiselulosa, dan
Dinding sel Membran
plasma
Badan golgi glikoprotein.
• Berperan sebagai pelindung organel-
organel sel di dalamnya dan untuk
Sel Tumbuhan
mempertahankan bentuk sel.
b. Nukleus (Inti Sel)
Adapun perbedaan antara sel hewan dengan sel
Nukleus merupakan organel terbesar da-
tumbuhan terangkum pada tabel berikut.
lam sel, yaitu berukuran antara 10—20 nm.
No Pembeda Sel Hewan Sel Tumbuhan Fungsi inti sel, yaitu:
1. Dinding sel Tidak ada Ada 1. Mengendalikan proses metabolisme
2. Plastida Tidak ada Ada dalam tubuh.
3. Kloroplas Tidak ada Ada 2. Tempat tersimpannya materi genetik
4. Sentriol Ada Tidak ada dalam bentuk DNA/RNA.
Berukuran Berukuran 3. Sebagai tempat terjadinya replikasi dan
5. Vakuola
kecil besar transkripsi DNA.
Komposisi nukleus terdiri atas tiga organel,
yaitu:
D. Struktur Sel 1. Membran nukleus (karioteka).
Struktur sel terbagi atas tiga bagian, yaitu 2. Matriks (nukleoplasma), yaitu cairan
membran plasma, inti sel, dan sitoplasma. Pada inti yang tersusun atas zat protein inti
sitoplasma terdapat berbagai macam organel sel (nukleoprotein).
yang memiliki peranan masing-masing. 3. Nukleolus (anak inti), di dalamnya
a. Membran Plasma banyak mengandung kromosom yang
Membran plasma terdiri atas dua lapisan, berfungsi untuk menentukan ciri sel,
yaitu: mengatur bentuk sel, dan menentukan
1. Membran Sel generasi sel selanjutnya.
• Memiliki ketebalan 5—10 nm. c. Sitoplasma
• Membran sel tersusun atas lipoprotein Sitoplasma merupakan suatu cairan sel
(50% protein dan 50% lipid). Lipid yang dengan segala sesuatu yang terkandung
menyusunnya terdiri atas fosfolipid di dalamnya, yaitu makromolekul, mikro-
(hidrofilik) dan sterol (hidrofobik). molekul, ion-ion, dan organel sel.
• Mem br an sel bers if at s elek tif Tiap-tiap organel pada sitoplasma memiliki
permeabel, artinya hanya dapat dilalui struktur dan peran khusus, antara lain:
oleh air dan zat-zat yang terkandung di 1. Mitokondria
dalamnya. • Organel penghasil energi dalam sel yang
• Fungsi membran sel, yaitu: tersusun atas fosfolipid dan protein.
— Sebagai pelindung sel. • Terdiri atas dua lapisan, yaitu membran
— Mengendalikan proses pertu- luar yang halus, membran dalam yang
karan zat ke luar dan ke dalam sel. berlekuk-lekuk (krista), dan matriks
mitokondria.
173
• Mitokondria berperan sebagai tempat 6. Vakuola
terjadinya respirasi seluler dan • Merupakan organel sitoplasmik yang
menghasilkan ATP. berisi cairan dan dibatasi oleh selaput tipis
2. Ribosom (tonoplas).
• Organel terkecil dalam sitoplasma • Pada selhewanberukurankecil, sedangkan
dengan ukuran 17—20 mikron. pada sel tumbuhan berukuran besar.
• Tersusun atas protein dan RNA • Berperan sebagai penyimpan cadangan
ribosomal (RNAr). makanan dan sisa metabolisme,
• Berperan dalam sintesis protein. pengatur tekanan turgor pada sel
• Terdapat menyebar di sitoplasma dan tumbuhan.
ada yang menempel di REK. 7. Plastida
3. Retikulum endoplasma (RE) • Merupakan organel spesifik yang hanya
Terdapat dua jenis retikulum endoplasma terdapat pada sel tumbuhan.
(RE), yaitu: • Di dalam plastida terdapat zat pigmen.
• Retikulum endoplasma kasar (REK), • Berdasarkan pigmennya, plastida terbagi
pada permukaannya banyak ditempeli menjadi:
oleh ribosom (tempat sintesis protein). — Plastida berwarna, yaitu kloroplas
REK berfungsi sebagai transpor protein (mengandung klorofil atau zat
yang disintesis di dalam ribosom. hijau daun) dan kromoplas
• Retikulum endoplasma halus (REH), (mengandung karotenoid atau zat
permukaannya tidak ditempeli oleh warna kuning, jingga, dan merah).
ribosom, dan menghasilkan enzim yang — Plastida tak berwarna, yaitu
dapat mensintesis fosfolipid, glikolipid, leukoplas yang berguna untuk
dan steroid. menyimpan cadangan makanan.
4. Badan golgi 8. Sentrosom
• Merupakan sekumpulan kantung pipih • Hanya dijumpai pada sel hewan.
yang bertumpuk dan tiap kantungnya • Berbentuk bulat, kecil, dan terdapat di
dibatasi oleh membran saccula. dekat inti.
• Berperan aktif dalam proses sekresi, • Berperan dalam proses pembelahan sel.
terutama pada sel-sel kelenjar. 9. Badan mikro
• Menghasilkan lisosom dan membentuk • Terdiri atas dua jenis, yaitu peroksisom
dinding sel pada tumbuhan. dan glioksisom.
5. Lisosom • Peroksisom terdapat pada sel hewan
• Banyak terdapat pada sel-sel darah yang mengeluarkan enzim katalase dan
terutama leukosit, limfosit, dan berfungsi untuk menguraikan senyawa
monosit. hidrogen peroksida.
• Berperan aktif dalam melakukan fungsi • Glioksisom berperan dalam mengubah
imunitas dengan mensintesis enzim- lemak menjadi sukrosa.
enzim hidrolitik untuk mencernakan
bakteri patogen yang menyerang tubuh. E. Mekanisme Transportasi Zat
• Membantu menghancurkan sel yang luka
atau mati dan menggantikannya dengan Mekanisme transportasi zat ke luar atau ke dalam
sel baru yang disebut autofagus. sel melalui membran sel terdiri atas dua cara,
yaitu:

172
a. Transpor Pasif b. Transpor Aktif
Mekanisme perpindahan zat secara trans- Transpor aktif merupakan jenis perpinda-
por pasif tidak memerlukan energi dan han zat melalui membran semipermeabel
terjadi karena adanya perbedaan konsen- yang bergerak melawan gradien konsen-
trasi antara zat dan larutan di kedua sisinya. trasi sehingga memerlukan energi dalam
Transportasi zat secara pasif melalui beber- bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari
apa peristiwa, yaitu: larutan dengan konsentrasi rendah ke laru-
1. Difusi, yaitu perpindahan zat dari tan berkonsentrasi tinggi sehingga tercapai
larutan yang berkonsentrasi tinggi larutan isotonis.
(hipertonis) menuju larutan yang Contoh: Proses pengangkatan ion K+, dan
berkonsentrasi rendah (hipotonis) Na+ yang terjadi antara sel darah merah dan
tanpa melalui selaput membran. cairan ekstrasel (plasma darah).
Contoh: pergerakan oksigen ke dalam Peristiwa transpor aktif ada 2 jenis, yaitu:
sel saat kita mengirup udara. 1. E n d o si t o si s, y aitu pe r is tiw a
2. Osmosis, yaitu perpindahan zat pembentukan kantung membran sel
dari larutan yang berkonsentrasi yang terjadi karena adanya transfer
rendah (hipotonis) ke larutan yang larutan atau partikel ke dalam sel.
berkonsentrasi tinggi (hipertonis) Endositois terbagi dua, yaitu pinositosis
melalui membran semipermeabel dan fagositosis.
sehingga diperoleh larutan yang 2. Eksitosis, yaitu proses keluarnya suatu
konsentrasinya seimbang (isotonis). zat ke luar sel. Contoh: sekresi mukus
Contoh: Proses penyerapan air melalui
bulu-bulu akar tanaman.
3. Difusi terfasilitasi, yaitu proses difusi
yang dibantu oleh suatu protein karier.
Contoh: Gerakan perpindahan glukosa
ke dalam sel.

175
Bab 11
Jaringan Tumbuhan
dan Hewan
A. Jaringan Tumbuhan Berdasarkan letaknya, jaringan meristem dibe-
dakan menjadi dua, yaitu:
Jaringan pada tumbuhan dikelompokkan menjadi 1. Meristem apikal (ujung), merupakan
dua, yaitu: jaringan muda yang terletak di ujung
a. Jaringan Meristem akar maupun batang dan menyebabkan
Jaringan meristem merupakan jaringan pertumbuhan primer (tumbuhan meninggi).
yang terdiri atas sel-sel muda yang aktif da- 2. Meristem lateral (samping), yaitu jaringan
lam fasa pembelahan dan pertumbuhan. yang terletak di batang dikotil, sejajar dengan
Sifat dari jaringan meristem, yaitu: permukaan batang dan menyebabkan
1. Berdinding tipis. pertum buhan sek under ( tum buhan
2. Tidak ditemukan ruang antarsel. melebar).
3. Vakuola sel berukuran kecil.
3. Meristem interkalar, yaitu jaringan
4. Sel-selnyaberukurankecildanberbentuk
yang terletak di sekitar ruas batang dan
bulat, lonjong, atau poligonal.
menyebabkan pemanjangan ruas-ruas
5. Masing-masing sel banyak mengandung
batang tumbuhan.
sitoplasma dan memiliki satu atau lebih
nukleus. b. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa pada tumbuhan telah mengala-
Berdasarkan cara terbentuknya, jaringan meri-
mi diferensiasi dan tidak aktif melakukan pem-
stem terbagi menjadi tiga, yaitu:
belahan lagi.
1. Promeristem
Merupakan jaringan meristem yang terben- Sifat dari jaringan dewasa, yaitu:
tuk saat tumbuhan masih tingkat embrio. 1. Terdapat ruang antarsel.
2. Meristem primer 2. Sel-selnya tidak aktif membelah diri.
• Banyak ditemukan pada tumbuhan 3. Ukuran sel relatif besar jika dibandingkan
dewasa yang masih aktif membelah. dengan jaringan meristem.
• Jaringan ini terdapat pada ujung akar 4. Dinding sel telah mengalami penebalan.
dan batang. Menurut fungsinya, jaringan dewasa dibedakan
3. Meristem sekunder menjadi empat, yaitu:
• Terbentuk dari meristem primer dan 1. Jaringan epidermis
selanjutnya menjadi meristematis.
• Susunan selnya rapat sehingga tidak
• Selnya berbentuk pipih/prisma dan di
memungkinkan adanya ruang antarsel.
bagian tengah terdapat vakuola.
Contoh: kambium dan kambium gabus.

174
• Umumnya berbentuk pipih dan tidak peredaran zatmakanan hasil fotosintesis
berklorofil. pada tanaman.
• Terletak pada permukaan luar organ • Jaringan pengangkut pada tumbuhan
tumbuhan (akar, batang, dan daun). terbagi atas dua jenis, yaitu:
• Berfungsi sebagai pelindung bagian dalam — Xilem, jaringan pengangkut yang
organ tumbuhan dan berperan dalam berfungsi sebagai alat untuk
proses penyerapan air dan mineral. mengangkut air dan mineral dari
• Epidermis mengalami modifikasi menjadi akar menuju daun.
stomata (mulut daun), trikoma (rambut — Floem, yang berfungsi untuk
daun), spina (duri), dan sel kipas. mengangkut zat hasil fotosintesis
2. Jaringan parenkim dari daun ke seluruh jaringan
• Tersusun oleh sel-sel hidup dengan bentuk hidup tumbuhan.
dan fisiologi yang beragam. c. Organ Tumbuhan
• Susunan sel tidak rapat sehingga ada 1. Akar
ruang antarsel. Epidermis
• Umumnya berklorofil dan memiliki
banyak vakuola. Korteks
Rambut akar
Floem
• Menurut fungsinya, jaringan parenkim Xilem
terbagi dua, yaitu:
— Palisade parenkim (jaringan
Tudung akar Kambium
pagar) sebagai tempat berlang-
Meristem ujung
sungnya fotosintesis.
Penampang Membujur Akar Tumbuhan
— Spons parenkim (jaringan bunga
karang). • Tersusun atas beberapa jaringan, yaitu:
3. Jaringan penyokong (penguat) — Epidermis, merupakan lapisan
• Berfungsi untuk menyokong dan terluar akar dan tersusun atas selapis
memperkuat tumbuhan sel dengan susunan yang rapat,
berdinding tipis, dan beberapa selnya
• Jaringan penyokong dibedakan atas dua
berdiferensiasi membentuk rambut
jenis, yaitu:
akar.
— Jaringan kolenkim, tersusun atas
— Korteks, yaitu lapisan tengah yang
sel-sel hidup yang lentur dan
tersusun atas sel-sel parenkim yang
mengalami penebahan selulosa.
berdinding tipis, dan tersusun longgar.
Jaringan ini terdapat pada
Korteks berfungsi sebagai penyimpan
organ yang aktif mengadakan
cadangan makanan.
pembelahan.
— Endodermis, yaitu selapis korteks
— Jaringan sklerenkim, tersusun
paling dalam dan tersusun rapat tanpa
atas sel-sel mati yang keras dan
rongga sel. Endodermis berfungsi
mengalami penebalan pada
sebagai pengatur jalannya air dan
dinding selnya sehingga lebih
mineral dari korteks menuju silinder
kuat.
pusat.
4. Jaringan pengangkut (vasikular) — Stele (silinder pusat), terdiri atas
• Berperan dalam proses pengangkutan perisikel dan jaringan pengangkut
air dan berbagai unsur hara serta
177
(xilem dan floem) yang tersusun radial. — Tipe kolateral tertutup (floem terletak
• Fungsi akar, yaitu: di luar xilem).
— Penyokong tegaknya tumbuhan. — Tipe bikolateral (floem berada di luar
— Sebagai tempat penyimpanan dan di dalam xilem).
cadangan makanan. — Tipe ampivasi (xilem mengelilingi
— Berperan dalam proses penyerapan floem).
air, mineral, dan unsur hara di dalam — Tipe ampikribal (floem mengelilingi
tanah. xilem).
— Sebagai alat reproduksi secara 3. Daun
vegetatif.
2. Batang
• Berfungsi sebagai penghubung antara akar Epidermis atas

Xylem Floem
dan daun, tempat menyimpan air dan
Kloroplas
cadangan makanan, serta untuk menegakkan
tumbuhan.
• Struktur batang terdiri atas epidermis,
Jaringan
Palisade Jaringan
korteks, dan stele. spons Stomata Kutikula

Mesofil
Epidermis Epidermis
Floem
Floem • Tersusun atas tiga jaringan, yaitu:
— Epidermis, berfungsi sebagai pelin-
Kambium dung jaringan di dalamnya. Umumnya
Xilem
Korteks Korteks
dilapisi oleh kutikula, dan pada bagian
Xilem

(a) (b) bawah terdapat stomata (mulut daun)


untuk pertukaran gas.
(a) Penampang Melintang Batang Monokotil
(b) Penampang Melintang Batang Dikotil — Mesofil (parenkim daun), yaitu lapisan
yang berkembang menjadi jaringan
• Batang tersusun atas dua jenis jaringan, palisade (tempat terjadinya fotosintesis
yaitu: karena banyak terdapat kloroplas), dan
• Jaringan primer jaringan spons (bunga karang).
• Pada batang dikotil terdiri atas — Jaringan vasikular, terdiri atas xilem
epidermis, korteks, endodermis, dan floem.
dan stele.
• Fungsi daun, yaitu:
• Pada batang monokotil terdiri
— Tempat berlangsungnya proses
atas epidermis, korteks, stele, dan
fotosintesis dan transpirasi (penguapan
empulur.
air pada siang hari).
• Jaringan sekunder
— Penyimpan cadangan makanan.
Hanya dimiliki oleh batang tumbuhan
dikotil, terdiri atas floem sekunder, — Stomata (mulut) pada daun sebagai
xilem sekunder, dan kambium gabus. organ respirasi (pernapasan).

• Beberapa tipe berkas pengangkut pada — Alat perkembangbiakan vegetatif,


batang, yaitu: seperti pada tanaman cocor bebek.
4. Bunga
— Tipe kolateral terbuka (floem terletak
di luar xilem). • Merupakan organ pada tumbuhan yang

176
tersusun atas mahkota bunga, kelopak, putik, Contoh: pada dinding usus, dinding
dan benang sari. lambung, dan oviduk.
• Berdasarkan kelengkapan bagiannya, bunga 6. Epitel silindris berlapis banyak,
digolongkan menjadi empat, yaitu bunga terdapat pada alat-alat tubuh dan
sempurna, bunga tidak sempurna, bunga berfungsi sebagai tempat sekresi dan
jantan, dan bunga betina. pergerakan.
7. Epitel silindris berlapis banyak semu,
B. Jaringan Hewan memiliki bulu getar pada permukaannya.
Terdapat pada organ yang berperan
Jaringan pada hewan dikelompokkan menjadi
sebagai lapisan pelindung, sekresi, dan
empat, yaitu:
pergerakan zatyang melewatipermukaan.
a. Jaringan Epitel Contoh: rongga hidung, trakea.
Jaringan yang tersusun selapis atau be-be- 8. Epitel transisional, berbentuk tak tentu,
rapa lapis sel yang menutupi permukaan or- terdapat pada ureter, kandung kemih,
gan. Berperan sebagai perlindung, pe-ngel- dan uretra.
uaran getah, dan penyerapan. 9. Epitel kelenjar, dapat mensekresikan
Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan getah berupa enzim, keringat, air
epitel dikelompokkan menjadi sembilan, yaitu: ludah, maupun hormon. Berdasarkan
1. Epitel pipih selapis, yaitu jaringan yang cara mensekresikan cairannya, epitel
berfungsi untuk proses difusi, sekresi, kelenjar terbagi menjadi dua, yaitu
dan filtrasi. kelenjar eksokrin dan kelenjar
Contoh: pada dinding pembuluh darah, endokrin.
limfa, ginjal, dan selaput jantung.
2. Epitel pipih berlapis banyak, yaitu
Epitel pipih Epitel kubus
jaringan yang berfungsi sebagai Epitel transisional Epitel bersilia Epitel kelenjar

pelindung di bawahnya.
Contoh:pada rongga mulut, permukaan
kulit, esofagus, dan rongga hidung. Epitel silindris Epitel tubuler Epitel alveolus Epitel sakulus
majemuk
3. Epitel kubus selapis, terdapat pada Macam-macam Jaringan Epitel
organ-organ yang berperan dalam
proses pengeluaran kelenjar dan proses b. Jaringan Otot
penyerapan. Jaringan yang terdiri atas serabut-serabut
Contoh: pada kelenjar tiroid, ovarium, otot (myofibril) yang tersusun atas sel-sel
dan tubula ginjal. otot yang dibungkus oleh membran sar-
4. Epitel kubus berlapis banyak, dimiliki kolema. Jaringan otot berfungsi sebagai
oleh organ yang berfungsi dalam proses alat gerak aktif dan terdapat pada anggota
sekresi dan penyerapan. gerak maupun organ-organ dalam tubuh.
Contoh: pada kelenjar keringat, kelenjar Berdasarkan struktur dan cara kerjanya,
minyak, ovarium, dan buah zakar. jaringan otot dibedakan menjadi tiga jenis,
5. Epitel silindris selapis, terdapat pada yaitu:
organ yang berperan dalam proses 1. Otot polos, berbentuk gelondong,
pengeluaran zat dari dalam tubuh, berinti sel satu dan terletak di tengah.
penyerapan zat, dan melicinkan. Otot ini bekerja secara tak sadar dan

178
terdapat pada semua organ dalam 3. Jaringan darah/limfa, berfungsi
tubuh, kecuali jantung. sebagai alat transportasi, dimana darah
2. Otot lurik, yaitu otot yang melekat mengangkut sari-sari makanan, O2, CO2,
pada rangka, bekerja dengan sadar, dan dan zat sisa metabolisme tubuh.
berbentuk memanjang dengan inti sel 4. Jaringan penghubung berserat,
yang banyak. tersusun atas sel-sel lemak yang
3. Otot jantung, berbentuk silindris berbentuk poligonal dan tersusun
panjang dan bercabang, inti sel banyak longgar. Pada tiap rongganya terdapat
dan terletak di tengah. tetes lemak. Jaringan ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan lemak
untuk cadangan makanan dan untuk
melindungi organ dalam tubuh dari
suhu dingin.
Otot lurik Otot polos Otot Jantung
d. Jaringan Saraf
Jenis Sel Otot
Sumber: Dokumen Penerbit Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf
(neuron) yang terdiri atas badan sel, akson
c. Jaringan Konektif (Penyambung)
(neurit), dendrit, dan selubung saraf.
Jaringan konektif memiliki sel-sel yang su-
Berdasarkan fungsinya, sel-sel saraf dike-
sunannya tidak terlalu rapat dan dibedakan
lompokkan menjadi tiga, yaitu:
menjadi empat, yaitu:
1. Saraf sensorik (neuron aferen),
1. Jaringan pengikat, berfungsi untuk
bertugas menghantarkan rangsang
mengikat jaringan pada tubuh sehingga
dari organ reseptor menuju susunan
menyatu dan dapat menunjang fungsi
saraf pusat (otak dan sumsum tulang
organ lainnya. Dibedakan menjadi
belakang).
jaringan ikat padat dan jaringan ikat
longgar. 2. Saraf motorik (neuron eferen), bertugas
menghantarkan rangsang dari susunan
2. Jaringan penguat (penunjang),
saraf pusat menuju bagian efektor (alat
berfungsi untuk melindungi organ-
gerak), yaitu kelenjar dan otot hingga
organ tubuh yang lemah. Terdiri atas:
menjadi respons gerakan.
• Jaringan tulang rawan (kartilago).
3. Saraf konektor (asosiasi), yang bertugas
• jaringan tulang sejati (osteon).
menghubungkan antara saraf sensorik
dan motorik.

179
Bab 12
Sistem Gerak Manusia

A. Rangka (Tulang) Pada dasarnya kerangka tubuh manusia


dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Fungsi Rangka 1. Rangka aksial (Skeleton Axiale)
1. Merupakan alat gerak pasif. Tersusun atas:
2. Memberi kekuatan dan menunjang • Tulang tengkorak (kranium)
tegaknya tubuh. Tulang-tulang penyusun tengkorak dibedakan
3. Memberi bentuk pada tubuh. menjadi dua, yaitu:
4. Melindungi organ-organ tubuh bagian
 Tulang pembentuk bagian kepala,
dalam.
meliputi:
5. Tempat melekatnya otot.
- Tulang baji (sfenoid)
6. Sebagaitempatpembentukan sel darah.
- Tulang tapis (etmoid)
7. Sebagai tempat penimbunan mineral.
- Tulang pelipis (temporal)
b. Jenis Rangka - Tulang dahi (frontal)
Rangka berdasarkan letak dan susunannya - Tulang ubun-ubun (parietal)
terbagi menjadi dua jenis, yaitu: - Tulang kepala belakang (oksipital)
1. Rangka eksoskeleton, yaitu rangka yang
 Tulang penyusun wajah, meliputi:
terletak di luar tubuh.
- Tulang rahang atas (maksila)
2. Rangka endoskeleton, yaitu rangka
- Tulang rahang bawah (mandibula)
yang letaknya di dalam tubuh.
- Tulang pipi (zigomatikus)
c. Sistem Rangka Manusia
- Tulang langit-langit (palatinum)
Tulang tengkorak
- Tulang hidung (nasale)
Tulang rahang bawah
- Tulang mata (lakrimalis)
Tulang selangka
Tulang belikat - Tulang pangkal lidah
Tulang rusuk
Tulang
lengan • Tulang belakang
atas Tulang dada

Tulang
Terdiri atas:
Tulang belakang
pengumpil
 Ruas tulang leher (7 ruas)
Tulang panggul
Tulang hasta  Ruas tulang punggung (12 ruas)
Tulang jari Tulang paha
 Ruas tulang pinggang (5 ruas)
Tulang
Tulang betis
tempurung  Ruas tulang kelangkang
Tulang lutut
kering  Ruas tulang ekor
Tulang Tulang jari-jari kaki
telapak
kaki

Sistem Rangka Manusia


Sumber: Penerbit

180
• Tulang dada 1. Tulang rawan (kartilago), tersusun atas
Terdiri atas tiga bagian, yaitu: sel-sel tulang rawan (kondrosit), banyak
 Hulu (manubrium) mengandung zat kolagen, dan sedikit
 Badan (korpus) mengandung zat kapur sehingga bersifat
 Taju pedang lentur.
• Tulang rusuk Contoh: pada bagian persendian, daun
Terdiri atas tiga bagian, meliputi: telinga, cuping hidung, dan ruas tulang
 Tulang rusuk sejati (costa vera) belakang.
 Tulang rusuk palsu (costa spuria) 2. Tulang sejati (osteon), tersusun atas sel-sel
 Tulang rusuk melayang osteosit yang mengandung kalsium dan fosfor
2. Rangka Apendikuler sehingga bersifat keras.
Rangka apendikuler merupakan rangka yang Berdasarkan bentuknya, tulang dikelompokkan
tersusun atas empat ruas tulang, yaitu: menjadi empat jenis, yaitu:
• Tulang bahu 1. Tulang pipa, berbentuk panjang, bulat, pada
Terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian ujungnya terdapat bonggol, dan di
 Tulang belikat (skapula) dalamnya berisi sumsum kuning dan lemak.
 Tulang selangka (klavikula) Contoh: tulang paha, tulang betis, tulang
• Tulang panggul hasta, tulang pengumpil, dan tulang ruas jari
Terdiri atas tiga tulang, yaitu: tangan/kaki.
 Tulang usus (ileum) 2. Tulang pipih, berbentuk pipih atau tipis, berisi
 Tulang duduk (iskhium) sumsum merah, dan tempat pembuatan sel
 Tulang kemaluan darah merah dan sel darah putih.
Contoh: tulang pinggul, tulang kepala
• Tulang anggota gerak atas
(tengkorak), tulang rusuk, dan tulang belikat.
Terdiri atas:
3. Tulang pendek, berbentuk pendek dan bulat,
 Tulang lengan atas (lumerus)
berisi sumsum merah, dan juga merupakan
 Tulang hasta (ulna)
tempat pembuatan sel darah merah juga sel
 Tulang pengumpil (radius)
darah putih.
 Tulang pergelangan tangan (karpal)
Contoh: ruas tulang belakang, tulang
 Tulang talapak tangan (metakarpal)
pergelangan tangan, dan tulang pergelangan
 Tulang jari-jari (phalanges)
kaki.
• Tulang anggota gerak bawah 4. Tulang tak beraturan, tidak memiliki bentuk
Tersusun atas: tertentu.
 Tulang paha (femur) Contoh: tulang rahang wajah.
 Tulang tempurung lutut (patela)
 Tulang betis (fibula) e. Hubungan Antartulang (Persendian)
 Tulang kering (tibia) Hubungan antartulang disebut persendian.
 Tulang pergelangan kaki (tarsal) Berdasarkan sifat geraknya, persendian terbagi
 Tulang talapak kaki (metatarsal) menjadi tiga macam, yaitu:
 Tulang jari kaki (phalanges) 1. Sinarthrosis (sendi mati), yaitu hubungan
antartulang yang tidak dapat digerakkan.
d. Tulang
Dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
Tulang berdasarkan sel penyusunnya terbagi
• Sinkondrosis (persendian dengan tulang
menjadi dua, yaitu:
rawan).

181
• Sinfibrosis (persendian dengan jaringan B. Otot
ikat (fibrosa)).
Contoh: tulang tengkorak, dan hu- Otot dapat bergerak karena adanya sel otot. Otot
bungan antara tulang dada dan rusuk. bekerja dengan cara berkontraksi dan relaksasi.
2. Amfiarthrosis, yaitu persendian yang a. Jenis-jenis Otot
memungkinkan adanya sedikit gerakan
(terbatas).
Contoh: persendian pada tulang rusuk dengan
tulang belakang dan tulang dada.
Otot lurik Otot polos Otot Jantung
3. Diathrosis (sendi gerak), yaitu persen-
dian yang dapat bergerak dengan leluasa. 1. Otot polos
Dikelompokkan menjadi lima, yaitu: • selnya berbentuk gelondong dan
nukleus ada satu di tengah sel.
• Gerakan ototnya lambat dan tidak cepat
lelah.
Sendi Putar Sendi Peluru • Bekerja secara tidak sadar (involunter).
• Terdapat pada bagian organ dalam tubuh.
2. Otot lurik
• Selnya berbentuk silindris dengan garis
Sendi Engsel Sendi Pelana gelap terang.
• Nukleus banyak dan terletak di tepi.
• Bekerja secara sadar (volunteer).
• Gerakannya cepat dan mudah lelah.
Sendi Luncur
• Melekat pada rangka.
• Sendi engsel, yaitu persendian yang
3. Otot jantung
dapat bergerak satu arah.
• Selnya berbentuk silindris, dengan
Contoh: ruas antarjari dan pada siku.
percabangan (sinsitium).
• Sendi peluru, yaitu persendian yang
• Nukleus satu dan terletak di tengah.
dapat bergerak ke seluruh arah.
• Bekerja secara tidak sadar (involunter).
Contoh: sendi pada pangkal lengan dan
• Tidak mudah lelah.
pangkal paha
• Terdapat pada organ jantung.
• Sendi pelana, yaitu persendian yang
dapat bergerak dua arah. b. Karakteristik Otot
Contoh: sendi pada pangkal jari dan 1. Kontrak s ibi lit as g k em am puan
telapak tangan. memendek (berkontraksi).
• Sendi putar, yaitu persendian dimana 2. E k s t e n s i b i l i t a s g k em am p u an
tulang yang satu berputar terhadap memanjang (berelaksasi).
tulang yang lain. 3. Elastisitas g kemampuan untuk kembali
Contoh: hubungan antartulang leher pada ukuran semula setelah memendek
dengan tengkorak. atau memanjang.
• Sendi luncur, yaitu persendian tempat
c. Macam Gerak Otot
ujung tulang yang satu menggeser
1. Antagonis (berlawanan)
ujung tulang yang lain.
• Ekstensor - fleksor : meluruskan -
Contoh: sendi pada ruas tulang
membengkokkan
belakang.
182
• Abduktor - adduktor : menjauhkan dari • Skoliosis
badan - mendekatkan ke badan Kelainan dimana tulang belakang yang
• Depressor - elevator : menurunkan - melengkung ke samping.
menaikkan • Kifosis
• Supinator - pronator : menengadah Kelainan pada tulang belakang, yaitu
tangan - menelungkupkan tangan terlalu melengkung ke belakang.
2. Sinergis (bersamaan) • Lordosis
Contoh: pada otot punggung dan leher. Kelainan tulang belak ang yang
melengkung ke depan.
C. Kelainan dan Gangguan pada Sistem 3. Defisiensi dan Gangguan Fisiologi
Gerak • Rakitis
a. Gangguan pada Rangka Gangguan pada tulang kaki yang
1. Persendian membengkok seperti huruf X atau O
• Dislokasi karena kekurangan vitamin D.
Dislokasi merupakan gangguan • Mikrosefalus
pergeseran sendi dari kedudukan Merupakan penyakit dimana ukuran
semula karena tulang ligamennya tengkorak kepala lebih kecil dibanding
tertarik atau sobek. dengan ukuran normal.
• Terkilir • Osteoporosis
Tertariknya ligamen sendi yang Tulang-tulang kurang keras, rapuh,
disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba. keropos, dan mudah patah.
• Ankilosis b. Gangguan pada Otot
Persendian tidak dapat digerakkan lagi 1. Atrofi, yaitu keadaan dimana otot
karena tulangnya menyatu. mengecil sehingga menghilangkan
• Artritis (infeksi sendi) kemampuannya untuk berkontraksi.
Gangguan sendi yang ditandai 2. Hipertrofi, yaitu keadaan otot menjadi
terjadinya peradangan sendi yang lebih besar dan kuat karena sering
disertai timbulnya rasa sakit. dilatih secara berlebih.
2. Gangguan ruas tulang belakang 3. Tetanus (kejang otot), merupakan
gangguan otot berupa kontraksi terus-
menerus yang disebabkan oleh bakteri.
4. Miastenia gravis, yaitu melemahnya
otot secara berangsur-angsur hingga
menyebabkan kelumpuhan.
5. Distrofi otot, merupakan penyakit otot
kronis sejak anak-anak.

183
Bab 13
Sistem Peredaran
Darah
A. Darah berukuran lebih besar dibandingkan
dengan sel darah merah.
a. Fungsi Darah - Jumlah leukosit dalam tubuh lebih
1. Mengangkut sari makanan, air, dan sedikit dibanding eritrosit, yaitu
oksigen ke seluruh tubuh. 5.000—10.000 sel tiap 1 mm3 darah
2. Mengangkut CO2 dan zat sisa hasil pada orang dewasa.
metabolisme menuju organ ekskresi. - Berperan utama dalam pertahanan
3. Mengatur keseimbangan asam dan basa tubuh (antibodi) dengan sifatnya
agar terhindar dari kerusakan jaringan. sebagai fagosit.
4. Sel darah putih berperan dalam - Sel darah putih ada dua jenis, yaitu:
mempertahankan tubuh dari infeksi  Granulosit (plasma bergranular),
kuman penyakit. yaitu eosinofil, basofil, dan
5. Menjaga stabilitas suhu tubuh. netrofil.
6. Mengedarkan hormon dari kelenjar  Agranulosir (plasma tidak bergra-
endokrin ke bagian tubuh tertentu. nular), yaitu limfosit dan monosit.
b. Komponen Darah
• Keping darah (trombosit)
1. Sel-sel darah - Memiliki bentuk yang tidak teratur,
Sel darah manusia terdiri atas tiga jenis, yaitu: tidak berinti, dan berdiameter sekitar
• Sel darah merah (eritrosit) 2—4 mm.
- Sel berbentuk bulat pipih, bikonkaf, - Trombosit hanya berumur 8 hari dan
tidak berinti, dan mengandung he- setiap 1 mm3 darah mengandung
moglobin (pigmen merah pada darah). trombosit sekitar 150.000—400.000
- Hemoglobin merupakan protein yang keping.
mengandung hemin (mengandung zat - Berperan penting dalam proses
besi) dan globin, serta memiliki daya pembekuan darah dengan menge-
ikat tinggi terhadap oksigen. luarkan enzim trombokinase saat
- Sel darah merah berjumlah 4—5 juta terjadi luka.
sel/mL darah dan hanya berumur se-
2. Plasma darah
kitar 120 hari, setelah itu dirombak di
• Merupakan cairan darah berwarna
dalam hati/lever.
kekuningan yang mengandung 90% air,
• Sel darah putih (leukosit) 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen,
- Sel tidak berwarna (bening), bentuk enzim, dan antigen.
ameboid (tidak tetap), berinti, dan
184
• Berperan dalam proses pegangkutan • Aglutinogen dibedakan menjadi dua,
sari makanan ke seluruh tubuh dan yaitu:
mengangkut zat sisa metabolisme dari 1. A g l u t i n o g e n A , m emi l i ki
sel-sel tubuh menuju organ ekskresi. enzim glikosil transferase yang
• Memiliki protein plasma yang terdiri mengandung glutiasetil glukosamin
atas: pada rangka glikoproteinnya.
- Albumin (menjaga osmotik 2. Ag l u t i n o g e n B , m emi l i ki
darah). enzim galaktosa pada rangka
- Globulin (zat antibodi). glikoproteinnya.
- Fibrinogen (pembekuan darah).
Tabel Golongan Darah Manusia
c. Mekanisme Pembekuan Darah
Golongan
• Saat kulit terluka dan mengeluarkan No Aglutinogen Aglutinin
Darah
darah, trombosit ikut keluar bersama 1. A A b
darah, kemudian pecah ak ibat 2. B B a
menyentuh permukaan luka yang kasar. 3. AB A dan B -
• Pecahnya trombositmenyebabkan keluar- 4. O - a dan b
nya enzim trombokinase yang dapat
mengubah protrombin menjadi trombin • Berdasarkan ada tidaknya faktor
dengan bantuan ion Ca2+ dan vitamin K. Rh (sistem rhesus), golongan darah
• Trombin yang terbentuk akan merang- dibedakan menjadi dua, yaitu:
sang fibrinogen untuk membuat benang- 1. Golongan darah Rh+, yaitu jika
benang fibrin. Benang fibrin inilah yang di dalam eritrosit terdapat
segera membentuk anyaman untuk aglutinogen rhesus.
menutup luka sehingga darah membeku 2. Golongan darah Rh-, yaitu jika di
(tidak keluar). Adapun skemanya, yaitu: dalam eritrosit tidak ditemukan
aglutinogen rhesus.
menghasilkan
Trombosit Trombokinase • Seseorang yang bergolongan darah
Rh+ tidak boleh menjadi donor pada
Ca2+ seseorang dengan golongan darah Rh_
Protrombin Trombin
Vit. K karena akan terjadi penggumpalan
darah.
Fibrinogen menjadi • Golongan darah O merupakan donor
Benang fibrin
universal (dapat mentrasfusikan
d. Golongan Darah Manusia darahnya kepada semua golongan
• Penggolongan darah manusia sistem darah).
ABO (Karl Landstainer 1868—1943) • Golongan darah AB disebut sebagai
didasarkan pada ada tidaknya zat resipien universal (dapat menerima
aglutinogen dan aglutinin. transfusi dari semua golongan darah).
• Aglutinogen adalah protein yang • Pada proses transfusi darah, golongan
terkandung dalam eritrosit. darah donor harus sama dengan
• Aglutinin merupakan zat antibodi yang golongan darah resipien sehingga
terkandung dalam plasma darah dan tidak terjadi penggumpalan darah yang
dapat menggumpalkan aglutinogen. menyebabkan kematian bagi resipien.

185
B. Alat Peredaran Darah 4. Bilik kiri (ventrikel sinister),
memiliki otot 3—4 kali lebih tebal
a. Jantung dari bilik kanan, berfungsi untuk
• Jantung merupakan organ yang terletak memompakan darah yang kaya O2
di dalam rongga mediastinum dari menuju seluruh bagian tubuh.
rongga dada sebelah kiri. • Sebagai pemisah ruang pada jantung,
• Jantung berfungsi sebagai alat terdapat katup yang berfungsi untuk
pemompa darah ke seluruh bagian mengatur aliran darah agar tetap searah
tubuh. dan terbagi menjadi tiga, yaitu:
• Lapisan-lapisan jantung dari luar ke 1. Valvula trikuspidalis dan valvula
dalam, yaitu: mitral yang terdapat di antara
1. Perikardium, merupakan selaput serambi kanan dan bilik kanan.
pembungkus jantung paling luar. 2. Valvula bikuspidalis, terdapat di
2. Miokardium, merupakan selaput antara serambi kiri dan bilik kiri.
paling tebal dan tersusun atas otot 3. Valvula semilunaris, yang terdapat
jantung. pada pangkal nadi besar (aorta).
3. Endokardium, merupakan selaput • Siklus Jantung merupakan periode dari
yang m elapisi r uang-r uang satu siklus penuh kontraksi dan relaksasi.
jantung. SIklus jantung terbagi dua, yaitu:
Aorta 1. Sistole, yaitu periode kontraksi
Arteri pada jantung dimana otot bilik
pulmonalis Katup semilunalis
Vena kava Serambi kiri menguncup dan darah dipompa ke
superior Katup pembuluh nadi pulmonalis atau ke
Serambi kanan bikuspidalis
Bilik kiri aorta secara bersamaan.
Katup trikuspidalis
2. Diastole, yaitu fase relaksasi pada
Bilik kanan Septum
jantung dimana serambi jantung
Vena kava Selaput perikardium
inferior menguncup dan darah masuk ke
Penampang Jantung Manusia jantung.
Sumber: Dokumen penerbit
• Dalam keadaan normal, tekanan sistole/
• Jantung manusia terdiri atas empat diastole jantung adalah sebesar 120/90
ruang, yaitu: mmHg.
1. Serambi kanan (atrium dextrum),
yaitu tempat masuknya darah yang b. Pembuluh Darah
mengandung gas CO2 dari seluruh Menurut fungsinya, terdapat tiga jenis pembu-
tubuh. luh darah dalam tubuh, yaitu:
2. Serambi kiri (atrium sinistrum), • Pembuluh nadi (arteri)
yaitu ruang sebagai tempat masuk- Berfungsi untuk mengalirkan darah keluar dari
nya darah dari paru-paru yang kaya jantung. Terdiri atas dua jenis, yaitu:
akan gas O2. 1. Aorta (nadi besar), yaitu pembuluh
3. Bilik kanan (ventrikel dexter), arteri yang berfungsi untuk mengalirkan
yaitu tempat masuknya darah darah yang kaya akan O2 dari jantung
yang kaya akan gas CO2 dari atrium menuju seluruh bagian tubuh.
kanan, selanjutnya akan diedarkan 2. Arteri pulmonalis, yaitu pembuluh
m enuj u par u- par u m elalui arteri yang berperan dalam mengalirkan
pembuluh arteri pulmonalis.

186
darah yang mengandung CO2 dari bilik • Berdasarkan jalurnya, peredaran darah
kanan menuju paru-paru. manusia dibagi menjadi dua, yaitu:
• Pembuluh balik (vena) 1. Peredaran darah kecil (pendek)
Berfungsi untuk mengalirkan darah menuju
jantung. Pembuluh vena ada dua, yaitu: Bilik kanan jantung g arteri pulmonalis
1. Vena pulmonalis, yaitu pembuluh vena g paru-paru g vena pulmonalis
yang berfungsi untuk mengalirkan g jantung serambi kiri g jantung bilik kiri

darah yang mengandung O2 dari paru-


paru menuju jantung (serambi kiri). 2. Peredaran darah besar (panjang)
2. Vena cava superior, yaitu pembuluh
vena yang berfungsi untuk mengalirkan
Bilik kiri jantung g aorta g arteri
darah dari tubuh bagian atas menuju (pembuluh nadi) g tubuh g vena g
jantung. serambi kanan g bilik kanan
3. Vena cava inferior, yaitu pembuluh
vena yang membawa darah dari tubuh Sehingga peredaran darah manusia secara
bagian bawah menuju jantung. keseluruhan, yaitu:
• Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler bercirikan dinding sel
Darah dari paru-paru g masuk ke serambi kiri g
yang tipis, halus, dan langsung berhubungan diteruskan ke bilik kiri g dipompa keluar jantung
dengan sel-sel pada jaringan tubuh. g menuju ke seluruh tubuh g darah dari seluruh
tubuh (kaya CO2) g masuk ke serambi kanan g
Tabel Perbedaan Pembuluh Arteri dan Vena bilik kanan g menuju ke paru-paru
Sifat Arteri Vena
Dinding Tebal, kuat,
Tipis, tidak elastis
pembuluh elastis
D. Sistem Peredaran Getah Bening
Aliran Meninggalkan
Menuju jantung
darah jantung • Getah bening (limfa) merupakan cairan
Banyak di sepanjang berwarna kekuningan yang mengisi rongga
Letak Tersembunyi
pembuluh antarsel tubuh dan mengandung sel darah
Hanya satu, Beberapa katup putih, trombosit, serta fibrinogen.
Katup pada pangkal di sepanjang • Fungsi dari pembuluh limfa, yaitu:
aorta pembuluh
1. Sebagai penghasil zat antibodi.
Denyut Terasa Tidak terasa
2. Membunuh kuman penyakit.
Darah 3. Pengangkut cairan dan protein dari
Jika terluka Darah menetes
memancar
jaringan tubuh ke dalam darah.
Penyebab
gerakan
Kontraksi otot Kontraksi otot 4. Pengangkut emulsi lemak dari usus ke
jantung rangka dalam darah.
darah
• Pembuluh limfa terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Pembuluh limfa kanan, terletak pada
C. Sistem Peredaran Darah Manusia pembuluh vena di bawah tulang
selangka kanan dan berfungsi sebagai
• Sistem pereradan darah manusia merupa-
penerima cairan dari kepala, leher,
kan peredaran darah tertutup dan ganda,
dada, jantung, paru-paru, dan lengan
dimana darah mengalir ke seluruh tubuh
atas.
melalui pembuluh darah.

187
2. Pembuluh limfa kiri, terletak pada 9. Jantung Koroner
pembuluh vena di bagian bawah tulang Penyakit yang sifatnya mematikan dan
selangka kiri dan berperan dalam disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh
menerima cairan dari bagian tubuh darah arteri oleh kolesterol sehingga aliran
selain yang masuk ke pembuluh limfa darah dari dan menuju jantung tidak lancar.
kanan.
F. Sistem Peredaran Darah Hewan
E. Gangguan pada Sistem Peredaran
Sistem peredaran darah hewan terbagi menjadi
Darah Manusia dua jenis, yaitu:
1. Hemofilia 1. Sistem peredaran darah terbuka, yaitu
Penyakit darah sukar membeku saat luka dan peredaran darah dan cairan tubuh lainnya
termasuk penyakit keturunan. Umumnya, tidak selalu melalui pembuluh darah se-
diderita oleh laki-laki, namun gen ini dibawa hingga antara darah dengan cairan yang
oleh perempuan. mengisi ruang antarsel tidak dapat dibeda-
2. Anemia kan.
Penyakit kekurangan sel darah merah yang Contoh: belalang dan serangga lainnya.
menyebabkan kemampuan darah dalam 2. Sistem peredaran darah tertutup, yaitu da-
mengangkut O2 rendah. rah mengalir ke seluruh tubuh melalui pem-
3. Leukimia (Kanker Darah) buluh-pembuluh darah.
Penyakit yang disebabkan oleh pembelahan Contoh: umumnya pada hewan vertebrata,
leukosit yang tidak terkendali sehingga seperti ikan, reptilia, amfibia, dan mamalia.
dapat memakan eritrosit, trombosit, bahkan
a. Sistem Peredaran Darah Hewan
sesama leukosit.
Invertebrata
4. Talasemia
Penyakit keturunan yang ditandai dengan 1. Annelida
adanya sel darah merah abnormal yang tidak • Peredaran darah pada cacing termasuk
bisa mensintesis zatpembentuk hemoglobin. peredarah darah tertutup.
5. Hipertensi • Pompa penggerak berupa lima pasang
Penyakit tekanan darah tinggi yang lengkung aorta yang berfungsi sebagai
disebabkan karena berkurangnya suplai jantung.
darah ke otot jantung. • Aliran darahnya, yaitu:
6. Hipotensi 5 pasang Pembuluh darah
Penyakit gejala tekanan darah rendah dan lengkung aorta dorsal

dapat menyebabkan penderitanya pusing


Pembuluh
hingga pingsan. Pembuluh darah
darah yang
ventral
7. Varises lebih kecil
(tubuh)
Gejala pelebaran pembuluh vena di 2. Arthropoda
permukaan kulit yang disebabkan oleh • Peredaran darah pada hewan jenis
dinding permukaan vena yang melemah arthropoda merupakan jenis peredaran
hingga kehilangan kelenturannya. darah terbuka (terjadi di luar pembuluh
8. Sklerosis darah).
Penyakit yang ditandai adanya pengerasan
pada pembuluh nadi yang disebabkan oleh
endapan senyawa lemak ataupun kapur.

188
• Pada kelas insecta darah tidak • Antara serambi kanan dan kiri terdapat
mengandung hemosianin sehingga katup untuk mencegah bercampurnya
tidak dapat mengangkut O2 (contohnya darah.
pada belalang). Namun, tidak bagi kelas • Skema aliran darahnya, yaitu:
crustaceae.
Vena cava
• Aliran darahnya, yaitu: CO
2

Serambi kanan
Jantung
pembuluh Ostium CO2
Bilik

aorta Tubuh arteri pulmonalis arteri kutanea


terjadi
3. Molusca pengambilan
Paru-paru O2 Kulit
• Pada kelas gastropoda dan pelecypoda
O2 O2
memiliki sistem peredaran darah Serambi kiri

terbuka, sedangkan pada chepalopoda O2


Bilik
sistem peredaran darahnya tertutup.
• Darah mengandung hemosianin O2
Aorta
sehingga dapat mengangkut gas O 2.
O2
b. Sistem Peredaran Darah Hewan Tubuh

Vertebrata
3. Reptilia
1. Pisces (ikan) • Sistem peredarah darah tertutup dan
• Ikan memiliki sistem peredaran darah ganda.
tertutup dan tunggal (darah melewati • Jantung terdiri atas empat, yaitu bilik
jantung satu kali dalam peredarannya). kanan, bilik kiri, serambi kanan, dan
• Jantung pada ikan terdapat dua ruang, serambi kiri.
yaitu satu serambi dan satu bilik. • Sekat antara bilik kiri dan kanan
• Aliran darah pada tubuh ikan, yaitu: belum sempurna sehingga terdapat
CO 2
lubang (Foramen panizzae) sebagai
Jantung
aorta ventral pendistribusi O2 ke alat pencernaan
O2 + CO2
CO2
serta penjaga keseimbangan tekanan
Vena cairan dalam jantung saat menyelam.
Insang
O + CO
2 2
O dan sari
2
4. Aves dan Mamalia
makanan
• Sistem peredaran darah tertutup dan
Tubuh aorta dorsal
O2 dan sari ganda.
makanan
• Jantung terdiri atas empat ruang (dua
2. Amfibi bilik dan dua serambi) dengan sekat
antarruang yang sudah sempurna.
• Sistem peredaran darah tertutup dan
ganda (dalam satu kali siklus peredaran,
darah dua kali melewati jantung).
• Jantung terdiri atas tiga ruang, yaitu
serambi (atrium) kanan, serambi kiri,
dan bilik (ventrikel).

189
Bab 14
Sistem Pencernaan
Makanan
A. Sistem Pencernaan Manusia
Rongga mulut
Sistem pencernaan merupakan proses
pengubahan makanan menjadi zat-zat sederhana kerongkongan

sehingga dapat diserap dan berguna dalam proses


metabolisme tubuh. Hati
Kantung

Berdasarkan prosesnya, pencernaan manusia Empedu


Pankreas
lambung

dibagi menjadi dua, yaitu: Usus 12 jari

1. Pencernaan mekanis, yaitu pengubahan Usus halus Usus besar


ukuran makanan menjadi lebih halus seh- Rektum

ingga mudah dicerna lebih lanjut. Anus

Contoh: pencernaan makanan di mulut. Sistem Pencernaan Manusia

2. Pencernaan kimiawi, yaitu pengubahan


a. Organ Pencernaan Makanan
zat makanan menjadi senyawa yang lebih
1. Mulut
sederhana dengan bantuan enzim pencer-
• Di dalam mulut terjadi pencernaan
naan.
makanan secara mekanik oleh gigi dan
Contoh: dalam usus terjadi pengubahan le-
secara kimiawi oleh enzim ptialin.
mak menjadi asam lemak dan gliserol oleh
enzim lipase. • Organ-organ pencernaan yang terdapat
di dalam mulut, yaitu:
Sistem pencernaan manusia terdiri atas:
 Lidah, berfungsi untuk mengatur
1. Saluran pencernaan, yaitu mulut, kerong-
letak makanan di dalam mulut,
kongan, lambung, usus halus, usus besar,
mendorong makanan, dan
usus, dan anus.
mengecap rasa pada makanan.
2. Kelenjar pencernaan, yaitu organ pencer-
naan yang dapat menghasilkan enzim
pencernaan.
Rasa pahit
Urutan saluran pencernaan, yaitu:
Rasa asam
Rasa asin
Rasa manis
Mulut g kerongkongan g lambung g
usus halus g usus besar g anus Lidah sebagai Organ Pengecap

190
 Gigi • Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu:
 Kardiak (dekat esofagus)
Dentin
Mahkota gigi  Fundus (lambung bagian tengah)
Leher gigi  Pilorus (dekat duodenum)
Pulpa
• Lambung menghasilkan getah lambung
Akar Semen
yang bersifat asam sehingga tidak ada
bakteri penyakit yang mampu bertahan
hidup.
Bagian-bagian Gigi • Makanan yang masuk dan dicerna di
http://shehae.blogspot.com
dalam lambung diubah menjadi bubur
- Gigi terdiri atas tiga bagian, yaitu atau disebut kim.
mahkota gigi (korona), leher gigi
4. Usus halus (intestinum)
(korum), dan akar gigi (radius).
- Berdasarkan fungsinya, gigi Terdiri atas tiga bagian, yaitu:
terbagi menjadi tiga macam, • Usus dua belas jari (duodenum),
yaitu gigi seri (insisivus) untuk terletak paling dekat dengan lambung
memotong makanan, gigi taring dan bermuara di dua saluran, yaitu
(kaninus) untuk mengoyak pankreas dan kantung empedu.
makanan, dan gigi geraham untuk • Usus kosong (jejenum), di dalamnya
menghaluskan makanan. terjadi proses pencernaan makanan
- Gigi pada anak-anak berjumlah secara kimiawi dengan enzim yang
20 buah, sedangkan gigi orang dihasilkan oleh dinding usus.
dewasa berjumlah 32 buah. • Usus penyerapan (ileum), dindingnya
 Air liur, berfungsi membasahi dilapisi oleh tonjolan-tonjolan
makanan, mencegah kekeringan mikroskopis (vili) untuk menyerap sari-sari
mulut, serta membunuh mikroba makanan dan diedarkan bersama darah
penyebab penyakit. ke seluruh tubuh. Pada ileum terdapat
dua pembuluh, yaitu pembuluh kapiler
2. Kerongkongan (esofagus)
dan pembuluh kil (cairan getah bening).
• Kerongkongan merupakan saluran
5. Usus besar (kolon)
penghubung rongga mulut dengan
• Merupakan kelanjutan dari usus halus
lambung yang memiliki panjang sekitar
yang terdiri atas tiga bagian, yaitu:
20 cm dan lebar 2 cm.
 Ascenden (kolon bagian naik)
• Di dalam kerongkongan terjadi gerakan  Transenden (kolon bagian datar)
peristaltik, yakni gerakan mendorong
 Desenden (kolon bagian menurun)
makanan menuju lambung oleh otot-
• Ada dua proses yang terjadi di dalam
otot dinding kerongkongan.
kolon, yakni:
3. Lambung (ventrikulus)  Pembusukan makanan menjadi
Kardiak feses oleh bakteri E. coli.
 Pengaturan kadar air pada feses.
Fundus Sebelum feses dikeluarkan oleh
Pirolus anus, terjadi pengaturan kadar air
yang bertujuan agar feses lebih
Bagian-bagian Lambung mudah dikeluarkan.

191
6. Anus 4. Apendisitis, yakni peradangan pada
Anus merupakan lubang tempat keluarnya umbai cacing (usus buntu) dan hanya
kotoran (feses) setelah sebelumnya dapat disembuhkan melalui operasi.
ditampung sementara di dalam rektum 5. Xerostomia, yaitu gangguan pada
(bagian akhir dari proses pencernaan). rongga mulut dimana produksi air liur
b. Kelenjar Pencernaan menurun sehingga mulut terasa kering.
Beberapa organ pencernaan dalam tubuh 6. Diare, yaitu penyakit yang disebabkan
dapat memproduksi enzim pencernaan, an- oleh infeksi mikroorganisme yang
tara lain terdapat dalam tabel berikut. mengganggu flora normal pada kolon,
sehingga feses menjadi cepat keluar.
Enzim yang Membantu Proses
Pencernaan 7. Sembelit, yaitu susah buang air
besar karena air yang diserap kolon
Organ Enzim Fungsi
Rongga
berlebihan.
Memecah amilum menjadi
Ptialin/amilase
mulut maltosa

Mengaktifkan enzim dan


B. Zat Makanan dan Fungsinya
HCl (asam lambung)
membunuh kuman
Lambung
Memecah protein menjadi a. Karbohidrat
Pepsin
pepton
Karbohidrat merupakan zat makronutrien
Mengubah protein susu
Renin dalam makanan yang tersusun atas unsur C
menjadi kasein
Lambung
Memecah lemak menjadi (karbon), H (hidrogen), dan O (oksigen).
Lipase gastrik
asam lemak dan gliserol
Berdasarkan jumlah gugus gula, karbohi-
Amilase Memecah amilum jadi glukosa
drat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
Tripsin Memutuskan ikatan peptida
Memecah lemak menjadi
1. Monosakarida, yaitu karbohidrat yang
Pankreas Lipase
asam lemak dan gliserol memiliki satu gugus gula.
Peptidase
Memecah ikatan peptida Contoh : glukosa, fruktosa, dan
menjadi asam amino
galaktosa.
Memecah ikatan protein
Erepsin 2. Disakarida, yaitu gula majemuk yang
menjadi asam amino
terusun atas dua gugus gula.
Mengaktifkan tripsinogen
Usus halus Enzim enterokinase
menjadi tripsin
Contoh: sukrosa (glukosa dan fruktosa),
maltosa (dua molekul glukosa), dan
Memecah lemak menjadi
Enzim lipase laktosa (glukosa dan galaktosa).
asam lemak dan gliserol

3. Polisakarida, yaitu gula majemuk yang


c. Gangguan Sistem Pencernaan Manusia
memiliki lebih dari dua gugus gula.
1. Gastritis , yaitu gangguan yang
Contoh: amilum, glikogen, selulosa.
disebabkan oleh radang akut pada
dinding lambung yang disebabkan Fungsi karbohidrat, yaitu:
karena makanan kotor atau kelebihan 1. Sebagai sumber energi utama bagi
HCl dalam lambung. tubuh.
2. Hepatitis , yaitu penyak it yang 2. Menjaga keseimbangan asam dan basa
disebabkan virus yang menyerang hati. dalam tubuh.
3. Kolitis, yaitu penyakit pada sistem 3. Berperan dalam pembentukan protein
pencernaan akibat peradangan usus dan lemak.
besar.

192
4. Berperan dalam proses metabolisme 1. Asam amino esensial, yaitu asam amino
tubuh. yang tidak dapat disintesis oleh tubuh
sehingga dapat terpenuhi dari asupan
Catatan: Memiliki nilai kandungan ka-
makanan.
lori 1 gram = 4,1 kalori.
Contoh: isoleusin, leusin, lisin, metionin,
b. Lemak (Lipid) valin, treonin, fenilalanin, triptofan,
Berdasarkan asalnya, lemak dibedakan histidin, dan arginin.
menjadi dua, yaitu lemak nabati (berasal 2. Asam amino non-esensial, yaitu jenis
dari tumbuhan) dan lemak hewani (dari asam amino yang dapat disintesis oleh
hewan). tubuh.
Contoh: alanin, asparagin, asam aspartat,
Memiliki nilai kandungan kalori 1 gram = 9,3
sistin, asam glutamat, sistein, glisin,
kalori. Meskipun nilai kalori lemak lebih ting-
glutamin, serin, prolin, dan tirosin.
gi dibandingkan dengan karbohidrat, namun
proses pencernaan lemak lebih lama sehing- d. Vitamin
ga yang menjadi sumber energi utama tubuh
Merupakan senyawa organik kompleks
adalah karbohidrat.
yang berguna bagi tubuh dalam jumlah ke-
Fungsi lemak dalam tubuh, yaitu: cil (mikronutrien).
1. Sebagai sumber energi terbesar Berdasarkan sifatnya, vitamin terbagi dua,
(berkalori tinggi). yaitu:
2. Penyusun membran sel. 1. Vitamin yang terlarut dalam air (vitamin
3. Sebagai pelarut vitamin (A, D, E, dan K) B dan C)
dan zat-zat lain. 2. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin
4. Sebagai pelindung tubuh dari suhu A, D, E, dan K).
rendah.
5. Sebagai bantalan lemak dan pelindung e. Mineral
organ tubuh bagian dalam seperti Merupakan ion-ion yang berfungsi untuk
jantung dan lambung. menjaga keseimbangan asam-basa dalam
tubuh dan pembentuk struktur tubuh.
c. Protein
Jenis mineral terbagi dua, yaitu:
Merupakan senyawa organik kompleks yang 1. Makroelemen, yaitu mineral yang
tersusun atas asam amino dengan unsur C, dibutuhkan dalam jumlah banyak.
H, O, dan terkadang mengandung unsur S Contoh: kalsium, natrium, magnesium,
(belerang) dan P (fosfor). Kandungan kalori fosfor, klor, dan belerang.
protein bernilai 1 gram = 4,1 kalori.
2. Mikroelemen, yaitu mineral yang
Jenis protein ada dua macam, yaitu: dibutuhkan tubuh dalam jumlah
1. Protein nabati, diperoleh dari biji-bijian, sedikit, namun defisiensinya dapat
kacang-kacangan, dan sayuran. mengakibatkan proses metabolisme
2. Protein hewani, berasal dari ikan, susu, terganggu.
daging, telur, dan lain-lain. Contoh : besi, yodium, mangan,
tembaga, dan kromium.
Berdasarkan cara pembuatannya, asam
amino pembentuk protein terbagi menjadi f. Air
dua, yaitu: Memiliki banyak fungsi bagi tubuh, yaitu:
1. Sebagai pelarut makanan dan vitamin.

193
2. Menjaga tekanan osmotik di dalam sel. 4. Abomasum (perut masam), di
3. Mengangkut makanan ke seluruh jaringan dalamnya terdapat getah lambung
tubuh. untuk mencerna makanan secara
4. Mengangkut sisa metabolisme dari selu- kimiawi, kemudian menuju usus.
ruh tubuh menuju organ pembuangan. • Usus hewan ruminansia lebih panjang
dari pada hewan lain karena fermentasi
C. Sistem Pencernaan Hewan selulosa yang dilakukan bakteri dan
protozoa di dalam usus agak lama.
a. Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia
• Perjalanan makanan pada sistem
• Sistem pencernaan pada hewan
pencernaan hewan ruminansia, yaitu:
ruminansia agak berbeda karena faktor
makanan berupa tumbuhan yang
Rumput g mulut g esofagus g rumen
mengandung selulosa (sulit dicerna).
g retikulum g omasum g abomasum g
• Lambung pada hewan ruminansia usus halus g usus besar g rektum g anus
dibedakan menjadi empat macam,
yaitu: b. Sistem Pencernaan Burung Pemakan Biji
Sistem pencernaan burung pemakan biji
1. Rumen (perut besar), di dalamnya
terdiri atas mulut, kerongkongan (esofagus),
terj ad i proses ferm entas i
lambung, usus, dan kloaka.
mikroorganisme selulotik.
2. Retikulum (perut jala), yaitu Lambung pada burung pemakan biji dibe-
l a m b u n g se bag ai te mpa t dakan menjadi dua, yaitu:
dibentuknya makanan menjadi 1. Proventrikulus (lambung kelenjar).
gumpalan kasar (bolus). 2. Empedal (untuk mencerna biji-bijian).
3. Omasum (perut kitab), dalam
bagian ini terjadi pengadukan
makanan secara mekanik.

194
Bab 15
Sistem Pernapasan

A. Sistem Pernapasan Manusia 2. Siklus krebs, merupakan serangkaian


siklus yang mengubah asetil KoA
• Pernapasan (respirasi) adalah proses pen- menjadi CO2 melalui proses oksidasi.
gambilan gas O2 dan pengeluaran sisa oksi- 3. Transpor elektron, yang terjadi di dalam
dasi berupa gas CO2 dan uap air melalui alat mitokondria. Reaksi yang menghasilkan
pernapasan. energi berupa ATP ini melibatkan
• Respirasi dapat berlangsung dengan dua sistem elektron pembawa dengan hasil
cara, yaitu: akhirnya berupa H2O. Reaksinya, yaitu:
1. Respirasi aerob, yaitu proses respirasi
dengan menggunakan gas O2 bebas dan 10 NADH + 5O2  10 NAD ++ 10H O2 + 30ATP

menghasilkan energi sekitar 675 kalori. 2 FADH2 + O2  2 FAD + 2H 2 O + 4 ATP

Reaksi umumnya, yaitu:


• Pernapasan pada manusia ada 2 proses,
C6 H12O 6+ 6O2 6CO +2 6H O2 + energi yaitu:
1. Inspirasi, yaitu pernapasan dimana
2. Respirasi anaerob, yaitu proses udara luar masuk ke dalam tubuh
pemecahan molekul yang terjadi tanpa melalui alat pernapasan.
menggunakan gas O2. Umumnya terjadi
2. Ekspirasi, yaitu pengeluaran udara
pada organisme tingkat rendah, yaitu
pernapasan ke luar tubuh melalui alat
pada ragi dan bakteri. Reaksinya, yaitu:
pernapasan.

C6 H12O6 2C H2 OH + CO + energi (28 kal) • Berdasarkan tempatnya, respirasi terbagi


5 2
dua, yaitu:
• Dalam respirasi, terjadi tiga tahap, yaitu: 1. Respirasi eksternal, yaitu proses
1. Glikolisis, yaitu proses pengubahan pertukaran gas (O2 dan CO2) dari udara
glukosa menjadi asam piruvat yang luar masuk ke aliran darah melalui
terjadi di dalam sitoplasma dan bersifat alveolus.
anaerob. Asam piruvat kemudian 2. Respirasi internal, yaitu proses
diubah menjadi asetil KoA di dalam pertukaran gas yang terjadi antara
mitokondria. Reaksinya, yaitu: aliran darah dan sel-sel tubuh.

C6 H
12 6
O  asam piruvat + 2ATP +
2NADH2

195
a. Alat Pernapasan Manusia  Laring tersusun atas beberapa tulang
rawan, yaitu tulang rawan epiglotis,
tulang rawan tiroid, tulang rawan
Faring Lubang hidung krikoid, tulang rawan aritenoid, tulang
Bronkiolus Laring rawan kuneiformis, dan tulang rawan
Trakea
kornoculatum.
Alveolus
Bronkus
Rongga  Pada laring terdapat katup epiglotis
perut Paru-paru
yang otomatis tertutup saat menelan
Diafragma
makanan sehingga tidak masuk ke
Struktur Alat Pernapasan pada Manusia saluran pernapasan.
 Laringitis (infeksi laring) terjadi bila
1. Rongga hidung udara kotor masuk. Gejala yang lebih
 Bagian atas dari rongga hidung terdapat parah menyebabkan pembengkakan
daerah olfaktorius yang mengandung pita suara hingga suara menjadi serak.
sel-sel pembau dan berhubungan
4. Trakea (tenggorokan)
langsung dengan saraf otak pertama
(nervus olfaktorius).  Trakea terletak di depan kerongkongan
dan tersusun atas tulang rawan
 Pada rongga hidung terdapat kelenjar
berbentuk cincin sepanjang 10 cm.
mukus dan rambut hidung yang
berfungsi untuk menyaring udara yang  Dinding trakea terdiri atas jaringan ikat
masuk ke rongga hidung. dan memiliki otot polos.

 Kelenjar mukus menghasilkan lapisan  Dinding bagian dalam trakea dilapisi oleh
lendir yang berfungsi menangkap jaringan epitel berambut (bersilia), yang
kotoran halus agar udara yang masuk berfungsi menahan dan mengeluarkan
ke tenggorokan menjadi lebih bersih. kotoran yang masuk dan dikeluarkan
melalui bersin.
 Fungsi rongga hidung, yaitu:
- Untuk menghangatkan dan 5. Bronkus
melembapkan udara pernapasan.  Tersusun atas percabangan kanan dan
- Penyaring udara melalui rambut kiri dengan letak bronkus kanan lebih
halus dan lendir di dalam hidung. vertikal. Hal ini memungkinkan bronkus
- Sebagai indra penciuman. kanan lebih mudah terserang penyakit
bronkitis.
2. Faring
 Percabangan bronkus sebanyak 20—25
 Faring merupakan persimpangan antara
cabang membentuk bronkiolus.
saluran pernapasan (tenggorokan) dan
saluran pencernaan (kerongkongan). 6. Paru-paru (pulmo)
 Faring berfungsi meneruskan udara yang  Organ paru-paru terletak di dalam
masuk menuju pangkal tenggorokan. rongga dada dan tersusun atas dua
bagian, yaitu bagian kiri dan kanan
3. Laring
 Paru-paru kanan lebih besar (berat
 Laring merupakan daerah pangkal
sekitar 620 gram) dibandingkan dengan
tenggorokan, berfungsi sebagai tempat
paru-paru kiri (berat sekitar 560 gram)
melekatnya selaput atau pita suara.
karena memiliki tiga bronkiolus.

196
 Bronkiolus pada paru-paru memiliki  Proses ekspirasi:
gelembung udara bernama alveolus Otot difragma berelaksasi  diafragma
yang menjadi tempat pertukaran gas melengkung ke atas  rongga dada
O2 dan CO2 secara difusi. dan paru-paru mengecil  udara
 Paru-paru dibungkus oleh selaput keluar dari paru-paru.
pleura dan di antara keduanya terdapat
c. Volume Udara dan Kapasitas Udara
cairan limfa.
Pernapasan
b. Mekanisme Pernapasan Manusia • Besarnya volume udara pernapasan
berbeda-beda, tergantung pada ukuran
paru-paru, kemampuan bernapas, dan
kondisi kesehatan seseorang.
Tulang rusuk • Volume udara pada paru-paru terdiri atas:
Paru-paru

Sekat
1. Volume tidal (TV = Tidal Volume),
rongga
badan
merupakan volume udara pernapasan
pada saat melakukan pernapasan biasa
Inspirasi Ekspirasi
(sekitar 0,5 liter).
Pernapasan Dada
2. Volume pernapasan simpanan (IRV
= Inspiratory Reserve Volume), mer-
upakan volume maksimum udara per-
napasan yang dapat diambil pada saat
menarik napas. IRV disebut juga sebagai
udara komplementer (sekitar 1,5 liter).
3. Volume udara keluar simpanan
Inspirasi Ekspirasi (ERV = Expiratory Reserve Volume),
Pernapasan Perut merupakan volume maksimum udara
1. Pernapasan dada yang dapat dikeluarkan atau disebut
juga sebagai udara suplementer (sekitar
 Proses inspirasi:
1,5 liter).
Otot antartulang rusuk berkontraksi 
4. Volume residu ( RV = Residual
tulang rusuk dan tulang dada terangkat
Volume), merupakan volume udara
 rongga dada mengembang 
tetap yang ada di dalam paru-paru
udara masuk ke paru-paru.
setelah dilakukan pengeluaran napas
 Proses ekspirasi:
maksimum (sekitar 1 liter).
Otot antartulang rusuk berelaksasi 
tulang rusuk dan tulang dada menurun • Kapasitas udara pernapasan terbagi 2, yaitu:
 rongga dada mengecil  udara 1. Kapasitas Paru-paru Total (TLC = Total
keluar dari paru-paru. Lung Capacity), yaitu kapasitas paru-
2. Pernapasan perut (diafragma) paru secara total (volume udara di
 Proses inspirasi: dalam paru-paru setelah tarikan napas
Ototdiafragmaberkontraksi  diafragma maksimum).
mendatar  rongga dada dan paru-paru
mengembang  udara masuk ke paru-
paru.
197
2. Kapasitas Sisa Pernapasan (FRC = 8. Laringitis, yaitu radang pada daerah
Functional Residual Capacity), yaitu laring.
jumlah udara yang masih terdapat 9. Asfiksi, yaitu gangguan pengangkutan
di dalam paru-paru setelah udara oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.
pernapasan normal diembuskan keluar.

d. Gangguan Sistem Pernapasan B. Sistem Pernapasan Hewan


1. Asma, yaitu gangguan sistem pernapasan 1. Protozoa
yang disebabkan adanya penyumbatan Tanpa alat khusus, gas pernapasan langsung
saluran pernapasan karena udara kotor, terdifusi melalui membran sel.
udara dingin, alergi terhadap suatu ben-
da, atau stres. 2. Cacing
Difusi gas lewat permukaan kulit yang basah
2. Emfisema, yaitu radang pada alveolus,
dan langsung terhubung dengan kapiler
sehingga proses pertukaran gas
darah.
pernapasan menjadi terganggu.
3. Kanker paru-paru, yaitu terjadinya 3. Serangga
pertumbuhan sel-sel kanker pada paru- • Menggunakan sistem trakea berupa
paru secara tidak terkendali dan lambat pembuluh-pembuluh yang langsung
laun dapat menyerang seluruh tubuh. terhubung dengan jaringan tubuh.
4. Tuberkulosis (TBC), yaitu penyakit • Gas dapat keluar-masuk lewat lubang-
paru-paru yang disebabkan oleh lubang stigma pada tepi abdomen.
Mycobacterium tuberculosis dan 4. Ikan
menimbulkan bintil-bintil pada dinding
• Bernapas dengan insang.
alveolus.
• Pertukaran gas terjadi secara difusi
5. Bronkitis, merupakan gangguan pada
antara gas di air dengan di kapiler darah
bronkus akibat infeksi dan menghasilkan
pada lembaran insang.
lendir yang akan menyumbat batang
tenggorokan. Akibatnya, penderita 5. Amfibi
mengalami sesak napas. • Berudu (larva) bernapas dengan insang
6. Pneumonia, merupakan peradangan luar, kemudian digantikan insang dalam.
pada paru-paru, dimana terdapat cairan • Katak dewasa bernapas dengan
dan sel darah merah yang berlebihan paru-paru dibantu dengan difusi di
pada alveoli yang disebabkan bakteri permukaan kulit yang lembap.
Diplococcus pneumoniae.
6. Aves
7. Sinusitis, yaitu peradangan pada rongga
• Bernapas dengan paru-paru.
hidung atas (sinus paranasalis) yang
menyebabkan hidung tersumbat dan • Mem ilik i pundi udara (s ac c us
mengeluarkan lendir. pneumaticus) , yang m embantu
menyuplai oksigen saat burung sedang
terbang.

198
Bab 16
Sistem Ekskresi

A. Sistem Ekskresi Manusia penyaring. Tiap nefron tersusun atas


dua bagian, yaitu:
Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh - Badan malphigi, meliputi kapsula
manusia dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: bowman dan glomerolus.
1. Defekasi: proses pengeluaran sisa-sisa - Tubulus kontortus, meliputi
makanan yang disebut feses melalui anus. tubulus proksimal, lengkung
2. Ekskresi: pengeluaran bahan-bahan sisa henle, dan tubulus distal.
metabolisme.  Sumsum ginjal (medula), mengandung
3. Sekresi: proses pengeluaran getah oleh sel banyak pembuluh tubulus kolektivus.
dan kelenjar.  Rongga ginjal (pelvis renalis),
a. Organ Sistem Ekskresi Manusia merupakan tempat penampungan
urine yang selanjutnya akan dialirkan
1. Ginjal (ren)
ke ureter (saluran pembuangan urine).
Kapsul
Korteks
• Fungsi ginjal, yaitu:
Medula  Menyaring dan membersihkan darah.
 Mengatur volume darah.
Rongga
ginjal
 Mendaur ulang air, mineral, glukosa,
Ureter dan gizi.
 Mengatur keseimbangan kandungan
Penampang Bagian-bagian Ginjal kimia darah.
• Ginjal manusia terletak pada bagian dorsal  Menjaga pH darah.
dinding tubuh sebelah kiri dan kanan tulang  Penghasil hormon eritroprotein.
belakang.
• Proses pembentukan urine di dalam ginjal
• Ginjal berukuran sebesar kepalan tangan, terjadi melalui tiga tahapan, yaitu:
memiliki panjang 10—12 cm, lebar 5—6  Filtrasi (penyaringan)
cm, dan tebal sekitar 3—4 cm, dengan berat Proses penyaringan urine yang terjadi
sekitar 40 gram. di glomerolus dan kapsula bowman.
• Struktur ginjal tersusun atas tiga bagian, Hasil filtrasi berupa urine primer (filtrat
yaitu: glomerolus) yang mengandung glukosa,
 Kulit ginjal (korteks), yaitu lapisan asam amino, mineral, air, dan urea.
bagian luar ginjal yang memiliki jutaan  Reabsorpsi (penyerapan kembali)
sel nefron yang berfungsi sebagai alat Pada tahap ini terjadi proses penye-

199
rapan kembali zat-zat yang terkandung pembentuk sel-sel baru yang terus aktif
di dalam urine primer yang masih melakukan pembelahan sel.
berguna bagi tubuh di tubulus  Dermis(kulit jangat)
kontortus proksimal. Hasil reabsorpsi Lapisan dermis dibentuk oleh serabut lentur
berupa urine sekunder yang mengan- yang mengandung senyawa kolagen. Lapisan
dung garam, asam amino, dan glukosa. ini terdiri atas:
 Augmentasi (pengumpulan) - Akar rambut, terdapat otot polos
Pengaturan kadar air pada urine penegak rambut (Musculus arektor pili)
sekunder terjadi pada tahap ini di dan ujung saraf perasa nyeri.
tubulus kontortus distal dengan - Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
bantuan hormon antidiuretik (ADH)
- Kelenjar minyak (glandula sebasea),
hingga membentuk urine sejati.
berfungsi untuk menjaga agar rambut
Selanjutnya, urine sejati ini menuju ke
tidak kering.
kantong urinaria melewati ureter dan
- Pembuluh darah
lewat melalui uretra.
- Serabut saraf, terdiri atas saraf perasa
• Komposisi urine dalam kondisi normal,
panas, dingin, tekanan, dan sentuhan.
yaitu:
 Air (kira-kira 95%). • Fungsi kulit selain sebagai alat ekskresi,
yaitu:
 Urea, asam urea, amonia, dan garam.
 Melindungi tubuh terhadap segala
 Zat warna empedu (bilirubin dan
rangsangan.
biliverdin yang menyebabkan warna
 Mengatur suhu tubuh.
kuning pada urine).
 Menyimpan kelebihan lemak.
 Beberapa zat yang sifatnya racun.  Tempat pembentukan vitamin D.
2. Kulit 3. Hati
• Struktur kulit terdiri atas tiga lapisan, yaitu: • Organ hati terletak di dalam rongga
 Epidermis (kutikula) perut dan terdiri atas dua lobus (kiri
Lapisan epidermis merupakan lapisan dan kanan) dengan lobus kanan
terluar pada kulit yang tersusun atas empat berukuran lebih besar.
lapisan, yaitu: • Hati terlindungi oleh selaput tipis
- Stratum korneum (lapisan zat tanduk), yang disebut Kapsula hepatis dan
yaitu lapisan sel mati yang selalu merupakan kelenjar terbesar dalam
mengelupas. tubuh.
- Stratum lusidum, yaitu lapisan yang • Fungsi hati, yaitu:
memberi warna pada kulit. Semakin  Penghasil cairan empedu.
banyak melanin (pigmen warna hitam)  Tempat penyimpanan gula dalam
yang dihasilkan dari sel ini maka kulit bentuk glikogen.
akan menjadi semakin gelap.
 Tempat pembentukan dan
- Stratum granulosum, yaitu lapisan perombakan protein.
penghasil pigmen warna pada kulit,  Tempat pembentukan dan perom-
terletak pada bagian paling bawah bakan sel darah merah yang sudah
epidermis. mati.
- Stratum germinativum, yaitu lapisan  Tempat pembentukan protrombin

200
dan fibrinogen. Penyakit yang ditandai dengan
 Tempat penetralan racun. seringnya penderita buang air karena
4. Paru-paru kurangnya hormon ADH.
• Organ paru-paru terletak di dalam 7. Kudis (skabies)
rongga dada, berjumlah sepasang, dan Gangguan pada kulit yang dapat
dilindungi oleh tulang rusuk. menular akibat parasit insekta
• Paru-paru berfungsi sebagai alat Sarcoptes scabies yang dapat
pembuangan sisa metabolisme mengganggu sistem ekskresi.
pernapasan berupa uap air dan gas
CO2. B. Sistem Ekskresi Hewan
b. Gangguan Sistem Ekskresi Manusia a. Protozoa
Ekskresi pada protozoa dilakukan dengan
1. Albuminuria
vakuola kontraktil (vakuola berdenyut)
Penyakit yang ditandai dengan adanya
untuk membuang kelebihan air di dalam sel.
albumin dan protein lain pada urine
akibat kerusakan alat filtrasi pada b. Pisces
ginjal. Ekskresi pada hewan ini dilakukan
dengan sepasang ginjal opistonefros yang
2. Poliuria
mengeluarkan urine mengandung amonia.
Gangguan pada ginjal yang ditandai
dengan produksi urine yang sangat c. Amfibi
banyak dan encer akibat gagalnya Ekskresi pada amfibi dilakukan dengan
reabsorpsi oleh nefron. sepasang ginjal opistonefros yang
mengeluarkan urine mengandung asam
3. Oligouria
urat.
Penyakit yang ditandai dengan produksi
urine sangat sedikit karena beratnya d. Reptilia
kerusakan ginjal. Alat ekskresi pada reptilia berupa sepasang
ginjal metanefros yang membuang urine
4. Batu ginjal
yang mengandung asam urat.
Penyakit akibat mengendapnya kristal
kalsium fosfat menjadi batu ginjal yang e. Aves
dapat menghambat pengeluaran urine. Alat ekskresi pada aves berupa sepasang
ginjal metanefros yang membuang urine
5. Diabetes melitus
berupa asam urat yang dicampur dengan
Gangguan ginjal yang disebabkan
feses.
kurangnya hormon insulin, ditandai
dengan adanya glukosa pada urine.
6. Diabetes insipidus

201
Bab 17
Sistem Koordinasi
dan Alat Indra

Sistem koordinasi berfungsi mengatur dan 3. Neurit (akson)


mengendalikan keserasian fungsi antarorgan Merupakan tonjolan sitoplasma yang
ataupun sistem organ dalam tubuh. panjang dan berfungsi meneruskan impuls
Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf dan saraf dari badan sel ke sel saraf lainnya.
sistem hormon (endokrin). Neurit memiliki bagian-bagian yang spesifik,
yaitu:

A. Sistem Saraf • Selubung myelin, yaitu lapisan lemak


yang membungkus neurit dan terdiri atas
a. Bagian-bagian Sel Saraf sekumpulan sel schwann.
Sel Schwann Badan sel • Nodus renvier, merupakan bagian
neurit yang menyempit dan tidak
Inti sel terlapisi selubung myelin.
Akson
Nodus Selubung • Neurofibril, yaitu bagian terdalam
myelin Bukit kecil
renvier
Ujung akson akson Dendrit akson berupa serabut-serabut halus
Struktur Sel Saraf dan bertugas untuk meneruskan
impuls.
Jaringan saraf tersusun atas jutaan sel
saraf (neuron) yang berperan dalam Menurut struktur dan fungsinya, neurit
menghantarkan impuls ke otak sehingga dibedakan menjadi tiga, yaitu:
terjadi tanggapan (rangsangan). 1. Neuron sensorik, berfungsi untuk menerima
Satu sel neuron tersusun atas, yaitu: impuls dari alat indra lalu meneruskannya
1. Badan sel ke pusat saraf (otak atau sumsum tulang
Badan sel adalah bagian terbesar dari sel belakang).
saraf yang terdiri atas inti sel (nukleus) dan 2. Neuron motorik, berfungsi meneruskan
sitoplasma. impuls dari sistem saraf pusat menuju
2. Dendrit efektor (otot dan kelenjar).
Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma 3. Interneuron (neuron konektor), berperan
dari badan sel yang berfungsi untuk dalam meneruskan impuls saraf dari neuron
menghantarkan impuls ke badan sel. sensorik ke neuron motorik.

202
b. Jenis Sistem Saraf Manusia 2. Sistem saraf tepi
Sistem saraf manusia terbagi menjadi 2, yaitu: Sistem saraf tepi menghubungkan semua
1. Sistem saraf pusat bagian tubuh dengan pusat saraf.
• Otak Berdasarkan cara kerjanya, sistem saraf tepi
Lobus
dibagi dua, yaitu:
parientalis
• Saraf somatik, yaitu saraf yang bekerja
Lobus Frontalis
menurut kesadaran (diatur oleh otak).
Lobus Lobus • Saraf otonom, yaitu saraf yang cara
oksipitalis temporalis
kerjanya tidak sadar. Saraf ini terbagi
Otak kecil
atas:
 Saraf simpatik, tersusun atas 25
Sumsum
tulang belakang pasang simpul saraf yang terdapat
Bagian-bagian Otak di sumsum tulang belakang.
 Saraf parasimpatik, tersusun atas
Bagian-bagian otak, yaitu:
serabut preganglion dan fungsi
 Otak besar (serebrum), berfungsi sebagai kerjanya berlawanan dengan saraf
pusat saraf sadar dan terdiri atas empat simpatik.
bagian, yaitu:
Saraf Simpatik Saraf Parasimpatik
- Lobus oksipitalis (pusat penglihatan). Mempercepat denyut Memperlambat denyut
jantung jantung
- Lobus frontalis (pusat pengendali
Memperlebar pembuluh Mempersempit pembuluh
pikiran). darah darah
- Lobus parientalis (pusat pengendalian Menghambat sekresi Meningkatkan sekresi
kerja kulit). empedu empedu
Membesarkan pupil Mengecilkan pupil
- Lobus temporalis (pusat pendengaran
Meningkatkan sekresi Menurunkan sekresi
dan bicara). hormon adrenalin hormon adrenalin
 Otak kecil (serebelum), berperan dalam Menurunkan sekresi ludah Meningkatkan sekresi ludah
keseimbangan tubuh dan koordinasi gerak Memperlambat proses Mempercepat proses
pencernaan pencernaan
otot.
 Otak tengah (mesencephalon), terletak Berdasarkan letaknya, saraf tepi dibedakan
di depan otak kecil dan jembatan varol, menjadi dua, yaitu:
berfungsi sebagai pusat pengaturan gerak 1. Saraf kranial (12 pasang) berpangkal
mata. dari otak.
 Sumsum lanjutan (medula oblongata), 2. Saraf spinal (31 pasang) berpangkal
berfungsi menghubungkan otak kecil dari sumsum tulang belakang.
dengan sumsum tulang belakang dan c. Mekanisme Penghantar Impuls
sebagai pusat saraf tak sadar.
Mekanisme penghantaran impuls saraf di
• Sumsum tulang belakang (Medula spinalis) dalam tubuh melewati jalur berikut:
Medula spinalis terdapat di dalam rongga Rangsangan Reseptor Neuron
(impuls) sensorik
tulang belakang. Fungsinya, yaitu: (indra)

Neuron Tanggapan
- Penghubung sistem saraf tepi ke otak. Pusat saraf
motorik Efektor
(gerak)

- Sebagai pusat gerak refleks.


Berdasarkan sifat tanggapan terhadap suatu
rangsang, gerak dibagi menjadi:
203
1. Gerak biasa, yaitu gerak yang dihasilkan - Lobus depan (Anterior)
karena rangsangan dialirkan melalui otak. Hormon yang dihasilkan pada lobus ini,
Alurnya, yaitu: yaitu:
Hormon Fungsi
Rangsangan Neuron Otak HGH Merangsang pertumbuhan
(impuls) sensorik
HumanGrowthHormone kerangka dan tubuh
Neuron Tanggapan
Efektor (gerak) Memelihara korpus luteum dalam
motorik Prolaktin (PRL) dan LH
memproduksi progesteron dan
(Lactogenic hormone)
merangsang sekresi kelenjar susu
2. Gerak refleks, yaitu gerak yang terjadi secara Hormon perangsang Mengontrol sekresi hormon oleh
tiroid (TSH) kelenjar tiroid
spontan dan cepat karena tanpa kontrol otak.
Merangsang korteks kelenjar
Contoh: menutupnya kelopak mata saat Adenocorticotropic
adrenal untuk mensekresikan
hormone (ACTH)
debu masuk ke mata. beberapa hormon.

Alur impulsnya, yaitu: Pada pria, menstimulasi testis


untuk menghasilkan sperma.
Folikel Stimulating
Pada wanita, merangsang
Hormone (FSH)
perkembangan folikel pada
Rangsangan Neuron Sumsum tulang ovarium dan sekresi estrogen
(impuls) belakang
sensorik
Pada wanita, merangsang ovulasi
Neuron Efektor Tanggapan
motorik dan pembentukan progesteron
(gerak)
oleh korpus luteum pada
Luteinizing Hormone
ovarium.
(LH)
Pada pria, merangsang testis
B. Sistem Hormon (Endokrin) mensekresikan hormon
androgen.

Hormon merupakan zat kimia berupa senyawa - Lobus tengah (intermediet)


organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Lobus ini menghasilkan hormon MSH
Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu (Melanosit Stimulating Hormone) yang
karena tidak memiliki saluran khusus sehingga memberi pigmen warna pada kulit.
hormon yang dihasilkan akan masuk ke - Lobus belakang (posterior)
peredaran darah. Hormon yang disekresikan pada lobus
Fungsi hormon, yaitu: ini, yaitu:
1. Mengontrol pertumbuhan dan perkem- Hormon Fungsi
bangan tubuh. Hormon Mengatur proses reabsorpsi air
Vasopresin pada tubulus ginjal
2. Mempertahankan homeostatis tubuh
Hormon Merangsang kontraksi otot dinding
(keseimbangan keadaan tubuh dengan oksitosin rahim pada saat melahirkan
lingkungan sekitar).
2. Kelenjar gondok (tiroid)
3. Mengoordinasikan kegiatan antara sistem
• Kelenjar tiroid terletak di depan trakea
hormon dan sistem saraf.
dan menghasilkan hormon tiroksin.
Jenis-jenis kelenjar hormon, yaitu: • Fungsi hormon tiroksin adalah
1. Kelenjar hipofisis (pituitari) meningkatkan proses metabolisme
tubuh.
• Merupakan kelenjar yang dapat
• Kekurangan hormon tiroksin sebelum
mensekresikan hormon yang dapat
dewasa menyebabkan penyakit
mengatur bermacam-macam kegiatan
kretinisme (kekerdilan tubuh).
dalam tubuh sehingga dijuluki master
of glands. 3. Kelenjar anak gondok (paratiroid)
• Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, • Kelenjar ini terletak di belakang
yaitu: kelenjar tiroid, berjumlah empat buah.

204
• Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon 6. Kelenjar kelamin (gonad)
parathormon yang berfungsi mengatur • Kelenjar kelamin pria (testis), menghasil-
kadar kalsium (Ca) dan fosfor (P) dalam kan hormon testosteron yang berfungsi
darah dengan melepaskannya dari tulang. merangsang pertumbuhan ciri kelamin
• Kekurangan hormon parathormon sekunder dan spermatogenesis.
mengakibatkan kejang otot dan jika • Kelenjar kelamin wanita (ovarium),
kelebihan maka dapat menaikkan mensekresikan dua hormon, yaitu:
kadar Ca dan P dalam darah sehingga
- Estrogen dihasilkan oleh sel gra-
mengendap di ginjal.
nulosa folikel de Graaf dan korpus
4. Kelenjar suprarenalis (anak ginjal/ adrenal) luteum.
Kelenjar suprarenalis terletak di atas ginjal - Progesteron dihasilkan oleh kor-
dan terdiri atas dua bagian, yaitu: pus luteum, yaitu bekas folikel
 Korteks adrenal, mensekreksikan yang telah ditinggalkan sel telur.
beberapa hormon, yaitu:
- Mineralokortikoid, merangsang C. Alat Indra
reabsorpsi ion Na+ dan Cl- dalam
Alat indra berperan sebagai reseptor impuls.
tubulus ginjal.
Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima, alat
- Glukokortikoid, mengontrol meta- indra dibedakan menjadi:
bolisme glukosa dalam tubuh. 1. Kemoreseptor, penerima rangsangan berupa
- Hormon androgen, berfungsi me- senyawa kimia. Contoh: lidah dan hidung.
nentukan sifat kelamin sekunder 2. Fotoreseptor, penerima rangsangan berupa
pria. cahaya. Contoh: retina mata.
 Medula adrenal, mensekresikan 3. Mekanoreseptor, penerima rangsangan
hormon, yaitu: berupa tekanan atau suhu. Contoh: kulit.
- Adrenalin (epineprin), berfungsi 4. Audioreseptor, penerima rangsangan berupa
meningkatkan tekanan darah, getaran bunyi. Contoh: koklea pada telinga.
mempercepat denyut jantung,
a. Mata
meningkatkan kadar glukosa
darah, dan laju metabolisme. Sklera Koroid
Retina
- Noradrenalin, berfungsi juga Kornea
Bintik
dalam meningkatkan tekanan kuning
Pupil
darah. Lensa
Iris
5. Kelenjar pulau langerhans
• Kelenjar ini terdapat di dalam pankreas.
Penampang Mata Manusia
• Menghasilkan hormon insulin dan
glukagon. Mata terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera,
• Hormon insulin berfungsi mengubah koroid, dan retina. Bagian-bagian mata
glukosa menjadi glikogen di dalam hati terdiri atas:
dan otot. 1. Kornea, yaitu bagian depan mata yang
• Hormon glukagon berperan dalam bersifat tembus cahaya dan memiliki fungsi
merombak glikogen menjadi glukosa. untuk meneruskan cahaya yang masuk ke
mata menuju retina.

205
2. Iris (selaput pelangi), bagian mata yang memiliki 1. Hidung tersusun atas sel epitel dan saraf
pigmen warna dan berfungsi untuk mengatur pembau.
banyaknya cahaya yang masuk ke mata. 2. Hidung berfungsi sebagai indra pembau
3. Pupil, celah yang dibentuk iris (di tengah) karena memiliki reseptor pembau
sebagai lubang masuknya cahaya. (kemoreseptor) pada bagian langit-langit
4. Lensa mata, sebagai pengatur fokus rongga hidung, yang disebut sel olfaktori.
bayangan yang dibentuk agar jatuh tepat di 3. Pada ujung sel reseptor terdapat rambut-
bintik kuning (pada retina). rambut halus (silia) dan selaput lendir yang
5. Retina (selaput jala), berfungsi sebagai berfungsi sebagai pelembap.
penangkap bayangan dan terdiri atas 4. Proses jalannya rangsang berupa bau dapat
dua bagian, yaitu bintik kuning (pusat dijelaskan pada skema berikut:
terkumpulnya fotoreseptor) dan bintik buta
Masuk Larut dalam Diterima
Bau
(bagian yang tidak peka cahaya). di udara rongga Selaput saraf pembau
hidung lendir (olfaktori)
Beberapa kelainan berkaitan dengan mata: Menuju otak Dianggap
sebagai bau
1. Rabun jauh (miopi), yaitu kemampuan mata
yang tidak dapat melihat jarak jauh karena c. Lidah
bayangan jatuh di depan retina. Kelainan
Lidah berfungsi sebagai indra pengecap
ini dapat dibantu dengan kacamata lensa
karena memiliki kemoreseptor pada papilla
cekung (minus).
(tonjolan-tonjolan kecil) di permukaannya.
2. Rabun dekat (hipermetropi), kelainan
dimana bayangan jatuh di belakang retina Papila
sirkumvalata
sehingga mata tidak dapat melihat jarak
Rasa pahit
dekat. Kelainan ini dapat dibantu dengan Papila
kacamata lensa cembung (positif). Rasa asam filiformis
Papila Rasa asin
3. Rabun tua (presbiopi), yaitu kombinasi fungiformis
Rasa manis
rabun jauh dan dekat karena melemahnya
Lidah Sebagai Indra Pengecap
otot lensa mata. Kelainan ini dapat dibantu
dengan kacamata lensa rangkap (bifokus). Papila pengecap pada lidah dibedakan
4. Astigmatisma, cacat pada mata yang tidak menjadi tiga jenis, yaitu:
dapat membedakan garis vertikal dan
1. Papila filiformis, berbentuk benang dan
horizontal secara bersamaan. Kelainan ini
tersebar di seluruh permukaan lidah.
dikarenakan kornea mata tidak rata.
2. Papila sirkumvalata, berbentuk seperti
b. Hidung huruf v dan terdapat pada daerah dekat
pangkal lidah.
Saraf pembau
(saraf olfaktori)
3. Papila fungiformis, berbentuk palu dan
Tulang Serabut saraf
terdapat pada tepi lidah.
hidung menuju otak
d. Telinga
Telinga berfungsi sebagai indra pendengar
Silia
(rambut
karena memiliki audioreseptor di dalam
Lendir hidung) saluran koklea.
Penampang Hidung

206
tiga saluran e. Kulit
setengah
lingkaran Ujung saraf
Daun
telinga tanpa selaput
Koklea
Ujung saraf Ujung saraf
meissner Krausse Rambut
Ujung saraf
ruffini
Saluran
Lubang eustachius Epidermis
telinga Membran
timpani

Penampang telinga manusia


Lempeng
Dermis merkel

Bagian-bagian telinga, yaitu:


1. Telinga luar, yang terdiri atas daun telinga,
lubang telinga, liang telinga, dan gendang Saraf Jaringan Ujung saraf
pengikat paccini
telinga (membran timpani).
Penampang kulit
2. Telinga tengah, merupakan bagian penga-
tur getaran dan terdiri atas tulang-tulang Kulit berfungsi sebagai indra peraba
pendengaran (martil-landasan-sanggurdi), dan karena memiliki ujung-ujung syaraf sebagai
saluran eustachius. mekanoreseptor.
3. Telinga dalam, yaitu penerima getaran Nama ujung syaraf beserta rangsang yang
yang terdiri atas koklea (rumah siput), tiga diterima, yaitu:
saluran setengah lingkaran (terdapat alat 1. Ujung saraf paccini (reseptor tekanan).
keseimbangan bernama ekuilibrium), tingkap 2. Ujung saraf meissner dan badan merkel
bundar, tingkap oval, dan tingkap jorong. (reseptor sentuhan).
Urutan peristiwa sehingga bunyi dapat
3. Ujung saraf ruffini (reseptor panas),
didengar oleh manusia:
4. Ujung saraf krausse (reseptor dingin).
Getaran Saluran Gendang telinga 5. Ujung saraf tanpa selaput (reseptor
suara pendengaran bergetar
Diteruskan Cairan limfa Saraf
nyeri/sakit).
ke tingkap jorong di koklea bergetar pendengaran

Otak

207
Bab 18
Sistem Reproduksi

A. Organ Reproduksi • Saluran pengeluaran, yang terdiri atas:


 Duktus epididimis, sebagai tempat
a. Organ Reproduksi Pria penyimpanan sementara sel
sperma hingga menjadi matang.
Vesika seminalis
 Vas deferens, berupa saluran
untuk mengalirkan sperma dari
Vas deferens
epididimis menuju kantung semen
Kelenjar
Prostat Uretra
(vesikula seminalis).
Kelenjar Penis  Duk tus e jak ulat orius ,
Cowpery
merupakan saluran pendek yang
Epididimis
Testis menghubungkan kantong sperma
Skrotum
dengan uretra.
Alat Reproduksi Pria
 Uretra, berupa saluran akhir
Sistem reproduksi pria terdiri atas organ-organ reproduksi, berfungsi sebagai
reproduksi yang terbagi menjadi dua, yaitu: saluran kelamin dan saluran
pembuangan urine.
1. Organ reproduksi bagian luar
Sistem reproduksi pria juga memiliki kelenjar
• Penis, organ reproduksi yang berperan
kelamin, yaitu:
dalam proses kopulasi dan terdiri atas
tiga rongga berupa jaringan spons 1. Vesikula seminalis (kantung semen),
(dua korpus kavernosa dan satu korpus berfungsi mengekskresikan cairan yang
spongiosum). mengandung asam amino dan fruktosa
sebagai zat gizi sperma dan prostaglandin.
• Skrotum, kantung yang berisi testis.
Pria memiliki sepasang skrotum yang 2. Kelenjar prostat, memproduksi getah yang
dibatasi oleh sekat berupa otot dartos mengadung kolesterol, fosfolipid, dan garam
(jaringan ikat dan otot polos). untuk kelangsungan hidup sperma.

2. Organ reproduksi bagian dalam 3. Glandula bulbouretralis (kelenjar cowper),


memproduksi lendir alkalis (basa) dan
• Testis, merupakan gonad jantan,
berperan menetralisir urine pada waktu
berfungsi sebagai tempat pembentukan
awal ejakulasi.
sperma dan hormon testosteron.

208
b. Alat-alat Reproduksi Wanita (fimbriae) untuk menangkap sel telur
yang dilepas pada saat ovulasi.
Oviduk
(Tuba falopii) Uterus
• Uterus (rahim), berfungsi sebagai
tempat perkembangan janin.
• Vagina , berupa saluran yang
Serviks berhubungan dengan rahim. Bagian
Ovarium
dalam vagina berlipat-lipat pada
Vagina
ujungnya terdapat selaput dara (himen).

Alat Reproduksi Wanita


Sumber: Dokumen Penerbit
B. Pembentukan Sel Gamet
1. Organ reproduksi bagian luar a. Spermatogenesis
Organ reproduksi wanita bagian luar berupa Me ru p ak an pros es pe m bent uk an
vulva (celah lubang yang terletak paling luar) spermatozoa (sel sperma) yang berlangsung
yang tersusun atas beberapa organ, yaitu: di dalam testis. Prosesnya, yaitu:
• Mons pubis, bagian terluar dari vulva
Spermatogonium
yang mengandung jaringan lemak.
• Labium mayor, merupakan lipatan kulit
besar yang berfungsi melindungi vagina. Spermatosit primer
Meiosis I
• Labium minor, merupakan lipatan kulit Spermatosit sekunder

kecil dan tipis yang terletak di antara Meiosis II

Spermatid
labium mayor sebagai pelindung vagina.
Diferensiasi sel

• Klitoris, organ erektil yang mengandung


Spermatozoa
pembuluh darah dan ujung saraf perasa.
• Kelenjar bartholini, terletak di tepi Tahapan Spermatogenesis
lubang vagina dan berfungsi untuk b. Oogenesis
mensekresi lendir. Oogenesis merupakan proses pembentukan
• Himen (selaput dara), selaput yang sel telur (ovum) yang berlangsung di dalam
banyak mengandung pembuluh darah. ovarium. Tahapannya, yaitu:
• Uretra, berfungsi sebagai saluran
kelamin dan saluran pembuangan
Telur (ovum)
urine.
Oosit
Polosit II
2. Organ reproduksi bagian dalam Sekunder
Oogonium Oosit Polosit II
• Ovarium, terdiri atas sepasang dan Primer
Polosit
berfungsi menghasilkan sel telur Polosit II
Meiosis I Meiosis II
(ovum), hormon estrogen, dan
Tahapan Oogenesis
progesteron.
• Oviduk (tuba falopi), berupa sepasang C. Fertilisasi
saluran untuk menyalurkan ovum
dari ovarium menuju uterus (rahim). • Fertilisasi merupakan proses peleburan
Pada ujungnya terdapat infundibulum antara ovum (sel telur) dengan spermatozoa
yang berbentuk corong dan berumbai (sel sperma) sehingga membentuk zigot.

209
• Zigot yang terbentuk akan mengalami b. Sifilis (Raja Singa)
pembelahan terus -menerus hingga Infeksi luka pada penis atau vagina yang
membentuk embrio yang akan tumbuh di disebabkan oleh bakteri Treponema
dalam uterus dan dihubungkan dengan pallidum. Penyakit ini dapat membahayakan
dinding rahim induk melalui saluran jantung dan otak, serta dapat ditularkan ibu
plasenta. (penderita) kepada bayinya.
• Tahapan terjadinya fertilisasi dapat dilihat c. Herpes
pada skema berikut: Luka pada alat kelamin yang ditandai dengan
Ovarium menghasilkan sel telur (ovum)
timbulnya bercak-bercak kemerahan di
sekitar alat kelamin, bahkan dapat meluas
Ovum dilepaskan dari ovarium menuju oviduk ke tubuh penderita.
d. Kandidiasis Vagina (Keputihan)
Terjadi kopulasi dan fertilisasi (ovum + sperma)
Infeksi pada dinding vagina yang disebabkan
Ovum (sel telur) yang dibuahi oleh jamur Candida albicans yang ditandai
berkembang menjadi embrio
timbulnya rasa gatal yang sangat hingga
Embrio bergerak menuju uterus mengeluarkan cairan putih kental dan berbau.
e. Kanker Serviks
Embrio berkembang di dalam uterus
hingga 40 minggu Timbulnya sel-sel abnormal di seluruh
Skema Tahapan Fertilisasi lapisan epitel mulut rahim (serviks).
f. AIDS (Acquired Immune Deficiency
• Apabila proses fertilisasi tidak terjadi maka
Syndrome)
sel telur (ovum) tidak menempel pada
dinding uterus dan akan meluruh (rusak) Penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang
bersama dengan penebalan dinding uterus
sehingga terjadi pendarahan yang disebut menyerang sel darah putih sehingga
menstruasi. merusak sistem kekebalan tubuh (imunitas).

D. Penyakit pada Sistem Reproduksi


a. Gonorrhoea (Kencing Nanah)
Infeksi pada alat kelamin yang disebabkan
oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae, ditandai
dengan keluarnya nanah dari alat kelamin.

210
Bab 19
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan - Epikotil, ruas batang di atas daun
ukuran tubuh organisme karena terjadi lembaga yang tumbuh menjadi
pembelahan pada sel-sel tubuhnya yang bersifat batang dan daun.
irreversibel dan kuantitatif. - Hipokotil, ruas batang di bawah
Perkembangan adalah proses menuju daun lembaga yang tumbuh
kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat menjadi akar.
kualitatif.  Radikula, merupakan akar lembaga
(calon akar) yang dapat tumbuh dan
berkembangmenjadi akar tumbuhan.
A. Pertumbuhan dan
 Kotiledon (keping biji), merupakan
Perkembangan pada Tumbuhan cadangan makanan untuk pertumbuhan
a. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan embrio hingga terbentuknya daun
Tumbuhan sehingga dapat melakukan fotosintesis.

1. Perkecambahan • Tahapan proses perkecambahan:

Daun Imbibisi (penyerapan air oleh biji) g Pembelahan


sel g Diferensiasi sel (perkembangan fungsi
sel) g organogenesis (pembentukan organ) g
Kotiledon Epikotil
Kotiledon morfogenesis (perkembangan struktur dan fungsi
Hipokotil Hipokotil organ) g terbentuk daun (memperoleh energi
dari hasil fotosintesis)

Radikula
Kotiledon • Proses perkecambahan menurut letaknya,
terbagi menjadi dua, yaitu:
• Perkecambahan merupakan proses  Epigeal, yaitu tipe perkecambahan
permulaan dari awal pertumbuhan embrio yang ditandai dengan hipokotil yang
di dalam biji. muncul ke permukaan tanah.
• Embrio tersusun atas tiga bagian Contoh: Tanaman kacang hijau.
dan berperan penting pada proses  Hipogeal, adalah tipe perkecambahan
perkecambahan, yaitu: yang ditandai dengan munculnya ba-
 Kaulikalus, merupakan batang lembaga tang epokotil ke permukaan tanah, se-
(calon batang dan daun) yang dapat dangkan kotiledon tetap di dalam tanah.
tumbuh dan berkembang menjadi bunga Contoh: kacang kapri.
dan buah. Kaulikalus dibagi dua, yaitu:

211
2. Pertumbuhan primer perkembangan, dan respons tehadap stimulus
dari lingkungan. Hormon yang terdapat pada
• Yaitu, pertumbuhan yang terjadi akibat
tumbuhan, yaitu:
aktivitas jaringan meristem apikal (meristem
primer) yang terus tumbuh dan aktif Hormon Pengaruh
Tempat
produksi
membelah.
Merangsang
• Jaringan meristem apikal terdapat pada peman-
bagian ujung akar dan ujung batang. jangan batang, Diproduksi pada
pertumbuhan jaringan meristem
Auksin
• Pertumbuhan primer meliputi tiga proses, akar, dominansi batang dan pucuk
apikal, gerak daun tumbuhan
yaitu: fototropisme, dan
 Pembelahan sel, terjadi pada daerah geotropisme

meristem. Merangsang
pembelahan dan
 Pemanjangan sel, terjadi pada daerah pertumbuhan
sel (sitokinesis),
di belakang meristem. mengatur pertum- Disintesis pada
Sitokinin
buhan daun, akar
 Diferensiasi sel, terjadi pada daerah bunga, dan buah
diferensiasi yang terletak di bagian serta merangsang
pertumbuhan akar
akhir akar. dan batang
Membantu
3. Pertumbuhan sekunder pembentukan Disintesis dalam
tunas, meristem batang,
• Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada Giberelin menghambat meristem akar,
tumbuhan jenis dikotil dan gymnospermae perkecambahan pucuk daun, dan
dan tunas (embrio)
(tumbuhan berbiji terbuka). pembentukan biji
• Pertumbuhan sekunder terjadi di jaringan Mengurangi
kecepatan
meristem sekunder atau kambium, yaitu: Asam pertumbuhan dan
Disintesis pada
daun, batang,
 Kambium gabus, berfungsi sebagai absisat pemanjangan sel
buah, dan biji
pada daerah titik
pelindung pertumbuhan sekunder tumbuh
pada tumbuhan. Mendorong
Disintesis pada
jaringan buah
 Kam bium vasis ( jaringan ikat pemasakan buah
yang telah
Gas etilen dan menyebabkan
pe m b u l u h ) , y a i t u k am b i um masak, di ruas
batang tumbuh
batang, dan di
menjadi tebal
intravaskuler yang dapat tumbuh daun tua
keluar menjadi xilem dan ke dalam Memacu
pertumbuhan
membentuk floem. Kalin
organ
 Kambium intervaskuler. pada tumbuhan
Berperan saat
Asam
b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbu- terjadi kerusakan
traumalin
jaringan pada
han dan Perkembangan Tumbuhan (hormon
tumbuhan dengan
luka)
membentuk kalus
1. Faktor internal
• Gen, merupakan urutan DNA yang 2. Faktor eksternal
mengatur seluruh aktivitas organisme dan
• Tanah, baik tekstur tanah, pH, dan kadar
pola pertumbuhannya melalui sifat yang
garam dalam tanah memengaruhi dalam
diturunkan serta sintesis yang dikendalikan
proses pengambilan nutrisi oleh tumbuhan.
olehnya.
• Intensitas cahaya, berpengaruh pada proses
• Hormon, merupakan regulator yang berperan
fotosintesis sebagai sumber energi.
membantu koordinasi pertumbuhan,

212
• Kelembapan udara, kadar air di udara  Endoderm, yaitu lapisan yang membentuk
berperan dalam transportasi air di dalam sistem pencernaan dan pernapasan.
tubuh tumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan hewan pada
• Suhu, memengaruhi aktivitas enzim dalam fase pascaembrionik terdiri atas dua proses,
metabolisme tumbuhan, pada proses yaitu:
transpirasi, dan fotosintesis.
1. Regenerasi, yaitu pembentukan jaringan
baru ketika terdapat bagian tubuh yang
B. Pertumbuhan dan mengalami luka atau kerusakan.
Perkembangan pada Hewan 2. Metamorfosis, yaitu perubahan ukuran,
bentuk, dan bagian-bagian pada tubuh
Pertumbuhan dan perkembangan awal pada
hewan dari suatu stadium menuju stadium
hewan dimulai dari zigot sampai pada tahap
berikutnya. Proses metamorfosis terjadi
pembentukan organ (organogenesis) pada fase
umumnya pada serangga (insecta) dan katak
embrionik. Tahapannya, yaitu:
(amfibi).
1. Zigot, merupakan sel hasil peleburan
Contoh:
spermatozoa dan ovum.
Metamorfosis katak, yaitu:
2. Morula, adalah tahap dimana terjadi
pembelahan berulang dari zigot.
Telur g berudu (kecebong) g katak
3. Blastula, merupakan fase perkembangan kecil g katak dewasa
dari morula yang ditandai dengan adanya
rongga pada bagian tengah.
Metamorfosis sempurna kupu-kupu, yaitu:
4. Gastrula, merupakan fase pembentukan
lapisan embrional untuk memulai proses
embriogenesis. Telur g larva (ulat) g pupa
(kepompong) g imago (dewasa)
5. Organogenesis, yaitu proses pembentukan
organ dari lapisan gastrula. Perkembangan Metamorfosis tidak sempurna kumbang,
lapisan organ yang terjadi, yaitu: yaitu:
 Ektoderm, yaitu lapisan yang membentuk
kulit dan sistem saraf.
Telur g larva/nimva g semi-imago
 Mesoderm, yaitu lapisan yang membentuk g imago (dewasa)
sistem gerak, reproduksi, ekskresi, dan
sirkulasi.

213
Bab 20
Metabolisme
Metabolisme merupakan keseluruhan proses Glukosa
reaksi biokimia yang terjadi dalam sel tubuh. ATP ADP
Glukosa-6 Fosfat
Menurut prosesnya, metabolisme dibagi 2, yaitu: Tahap 1

1. Katabolisme, yaitu reaksi pemecahan Fruktosa-6 Fosfat


senyawa kompleks menjadi senyawa ATP ADP
sederhana. Fruktosa-1,6 difosfat
Contoh: Respirasi seluler dan fermentasi. PGAL PGAL
2. Anabolisme, yaitu reaksi penggabungan NAD+ NADH +
NAD NADH
senyawa sederhana menjadi senyawa 1,3-difosfogliserat 1,3-difosfogliserat
kompleks. ADP ATP ADP ATP
Contoh: Fotosintesis. 3-fosfogliserat 3-fosfogliserat
Tahap 2
2- fosfogliserat 2-fosfogliserat
A. Katabolisme +H2O +H2O
3-fosfoenol piruvat 3-fosfoenol piruvat
a. Respirasi ADP ATP ADP ATP
Yaitu, reaksi pemecahan senyawa kompleks Asam piruvat Asam piruvat

(C6H12O 6) menjadi senyawa sederhana 2. Dekarboksilasi oksidatif


(CO2 dan uap air) secara aerob dengan
• Pengubahan 2 molekul asam piruvat
menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk
menjadi 2 molekul asetil Ko.A.
ATP.
• Proses dekarboksilasi oksidatif meng-
Reaksinya: C6H12O6+ 6 O2 g 6 CO2+ 6 H2O + 36 hasilkan 2 NADH dan 2 CO2.
ATP Proses reaksinya:
Tahapan respirasi sel ada empat, yaitu: 2 Asam Piruvat
1. Glikolisis NAD+ NADH
• Pengubahan senyawa glukosa menjadi Koenzim A (Ko.A) +CO2
dua molekul asam piruvat.
• Terjadi di sitoplasma. 2 Asetil Ko. A
• Menghasilkan energi berupa 2 ATP dan
2 NADH. 3. Siklus asam sitrat (siklus kreb)
• Terjadi dua tahap reaksi, pelepasan • Serangkaian reaksi yang mengoksidasi
energi dan penarikan energi, yaitu: gugus asetil Ko.A menjadi dua molekul
gas CO2.

214
• Siklus asam sitrat atau disebut juga siklus 2. Fermentasi asam cuka, yang dilakukan oleh
krebs terjadi di matriks mitokondria. Acetobacter aceti dan berlangsung dalam
• Energi yang dihasilkan berupa 2 ATP, 6 kondisi aerob, reaksinya yaitu:
NADH, dan 2 FADH2.
C6H12O6 (glukosa) g 2 C2H5OH (etanol)
Asetil Ko.A 2 C2H5OH (etanol) g 2 CH3COOH + 2 H2O + 116 kal
Oksaloasetat Asam sitrat
NAD+ NADH
Asam malat H2O H2O 3. Fermentasi alkohol, yang berlangsung
H2O Asam isositrat melalui proses glikolisis dan terjadi secara
Siklus Krebs
Asam fumarat NAD+ NADH anaerob, reaksinya, yaitu:
+CO2
FAD FADH
Asam -ketoglutarat
2

Asam suksinat
NAD+ NADH
ADP ATP
Suksinil Ko.A +CO2 C6H12O6 (glukosa) g 2 asam piruvat
Asam piruvat g asetaldehid + 2 CO 2
4. Transfer elektron piruvat dekarboksilase
• Serangkaian reaksi redoks berantai Asetaldehid + 2 NADH g 2 C2H5 OH
2
yang melibatkan zat perantara untuk (alkohol) + 1 NAD
menghasilkan ATP dan H2O. alkohol dehidrogenase
• Zat perantara dalam reaksi redoks, yaitu
flavoprotein, koenzim A dan Q, serta
sitokrom (a, a3, b, c, dan c1) berperan
sebagai pembawa elektron.
B. Anabolisme
• Transfer elektron terjadi di membran a. Fotosintesis
mitokondria dan menghasilkan energi • Fotosintesis merupakan proses pembentukan
sejumlah 32 ATP. senyawa organik (C6H12O6) dari senyawa
b. Fermentasi anorganik (CO2 dan H2O) oleh klorofil dengan
bantuan cahaya.
Jika konsentrasi oksigen rendah atau bahkan
tidak ada maka proses respirasi dapat terjadi • Persamaan reaksi fotosintesis secara umum,
secara anaerob melalui proses fermentasi. yaitu:

Energi yang dihasilkan pada proses fermentasi


cahaya
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan respirasi 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
klorofil
aerob.
Berdasarkan hasil akhirnya, proses • Tahapan dalam fotosintesis merupakan
fermentasi dibedakan menjadi tiga, antara rangkaian dari suatu proses penangkapan
lain: energi cahaya (fotosistem), aliran elektron,
1. Fermentasi asam laktat, proses reaksi dan penggunaannya.
fermentasinya, yaitu: • Fotosistem merupakan unit yang terdiri atas
klorofil a, kompleks antene, dan akseptor
C6H12O 6g 2 C H2OCOOH (asam piruvat) elektron yang mampu menangkap energi
3
2C2H
3
OCOOH + 2 NADH2 g 2C H OCOOH + 2 NAD
2 5
cahaya matahari (foton).
(asam laktat)
• Pada klorofil a terdapat dua jenis fotosistem,
yaitu:

215
1. Fotosistem I atau disebut P700 karena fosfat dari ATP (6 CO2 membentuk
mampu menyerap cahaya dengan baik 12 molekul APGL).
pada panjang gelombang 700 nm. - Fase regenerasi, yaitu 10 APGL
2. Fotosistem II atau disebut P680 karena direduksi kembali menjadi RuBP
sensitif terhadap energi cahaya pada dan sisanya (2 APGL) diubah
panjang gelombang 680 nm. menjadi glukosa.
• Berdasarkan sifatnya, aliran elektron dalam
b. Kemosintesis
fotosistem terdiri atas dua rute, yaitu:
1. Aliran elektron siklik, terjadi di Kemosintesis merupakan penyusunan
fotosistem I. bahan organik menggunakan sumber energi
2. Aliran elektron nonsiklik, terjadi di melalui pemecahan senyawa kimia.
fotosistem II. Proses kemosintesis umumnya dilakukan
• Proses fotosintesis terjadi di kloroplas dan oleh beberapa mikroorganisme, yaitu:
berlangsung melalui dua tahap reaksi, yaitu: 1. Bakteri belerang, yaitu Thiobacillus yang
1. Reaksi terang memperoleh energi dari hasil oksidasi H2S
 Tahap reaksi yang memerlukan cahaya. dan selanjutnya digunakan untuk fiksasi CO2
 Prosesnya terjadi di grana (membran menjadi gula. Reaksinya, yaitu:
tilakoid) dalam kloroplas.
cahaya
 Terdapat tiga proses, yaitu: 2 H2S + O2 2 H2O + 2 S + energi
klorofil
- Penyerapan cahaya oleh pigmen cahaya
fotosintesis serta pelepasan CO2 + 2 H2S CH2O + 2S + H2O
klorofil
elektron (selanjutnya masuk ke
sistem transpor elektron). 2. Bakteri nitrit, misalnya Nitrosomonas dan
- Pemecahan molekul H2O menjadi Nitrosococcus yang mendapatkan energi
gas O2 dari reaksi fotolisis hingga dengan mengoksidasi NH 3 menjadi asam
terbentuk ATP dan NADPH. nitrit. Reaksinya, yaitu:
- Penerimaan kembali elektron oleh
pigmen fotosintesis. Nitrosomonas
(NH4)2 + CO3 + 3O2 2 HNO2+ CO2 + 3H2O + E
 Hasil akhir dari tahap reaksi terang Nitrosococcus

adalah ATP, NADPH, dan gas O2.


2. Reaksi gelap 3. Bakteri nitrat, misalnya Nitrobacter yang
 Tahap reaksi fotosintesis yang tidak memperoleh energi dari hasil oksidasi
memerlukan cahaya. senyawa nitrit menjadi nitrat. Reaksinya, yaitu:
 Prosesnyaterjadidistromadalamkloroplas.
 Terdapat tiga fase, yaitu: Ca(NO2 2) + O2 Nitrobacter Ca(NO3 )2 + energi
- Fase karboksilasi, yaitu CO2 diikat
oleh RuBP (Ribulosa bifosfat)
hingga membentuk senyawa APG 4. Bakteri besi, misalnya Lipotrik yang
(asam fosfogliserat). memperoleh energi dari hasil oksidasi ferro
menjadi ferri. reaksinya, yaitu:
- Fase reduksi , yaitu APG
tereduksi menjadi APGL (asam
fosfogliseraldehida) oleh H2 dari Oksigen
Fe2+ Fe3+ + energi
NADPH2 dan menerima gugus

216
C. Enzim d. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja
Enzim
Enzim merupakan senyawa protein yang 1. Temperatur
berperan sebagai biokatalisator, yaitu dapat Pada temperatur tinggi enzim akan
mengatur kecepatan reaksi kimia yang mengalami denaturasi protein, sedangkan
berlangsung dalam sel tubuh. pada te m pe ratur re n dah dapat
a. Komponen Enzim menghambat laju reaksi. Temperatur
Kesatuan enzim (holoenzim) tersusun atas optimum enzim, yaitu sekitar 300—400C.
komponen-komponen berikut, yaitu: 2. Perubahan pH
1. Apoenzim, yaitu bagian enzim yang Perubahan pH dapat memengaruhi
berupa protein dan umumnya bersifat perubahan asam amino pada sisi aktif enzim
termolabil (tidak tahan panas). sehingga menghalangi sisi aktif bergabung
2. Gugus prostetik, yaitu bagian yang dengan substrat.
bukan protein pada enzim, apabila 3. Konsentrasi enzim dan substrat
Agar reaksi berjalan optimum maka
berasal dari senyawa anorganik (ion
perbandingan jumlah enzim dengan substrat
logam) disebut kofaktor dan jika
harus sesuai.
berasal dari senyawa organik kompleks
4. Inhibitor
(misalnya, NADH, FADH, dan vitamin B)
Inhibitor merupakan zat yang dapat
maka disebut koenzim.
menghambat kinerja enzim. Terdapat dua jenis
b. Sifat-sifat Enzim inhibitor berdasarkan cara kerjanya, yaitu:
1. Berperan sebagai biokatalisator. • Inhibitor kompetitif, yaitu jenis
2. Bekerja secara spesifik, artinya hanya inhibitor yang memiliki struktur mirip
bekerja pada substrat tertentu. dengan substrat sehingga baik substrat
3. Kerja dipengaruhi oleh suhu dan pH. maupun inhibitor berkompetisi untuk
Suhu optimum enzim sekitar 400C bergabung dengan sisi aktif enzim.
dengan nilai pH yang berbeda untuk • Inhibitor nonkompetitif, yaitu jenis
setiap enzim. inhibitor yang berikatan bukan di sisi
4. Dapat bekerja secara reversible atau aktif enzim, tetapi mengubah bentuk
bolak-balik. sisi aktif enzim sehingga kompleks
enzim-substrat tidak terbentuk.
c. Mekanisme Kerja Enzim
Terdapat dua macam teori mekanisme kerja e. Klasifikasi Enzim
enzim, yaitu: Berdasarkan jenis reaksi yang dialami, enzim
1. Teori lock and key (kunci gembok) diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu:
Enzim berperan sebagai gembok 1. Enzim golongan hidrolase, yaitu enzim
dan memiliki bagian kecil yang dapat yang dapat mengubah substrat dalam
mengikat substrat sebagai kunci dan kondisi berair (terdapat penambahan air).
bagian itu disebut sisi aktif enzim. Contoh: enzim karboksilase, protease, dan
2. Teori Induced fit (induksi pas) lipase.
Pada model ini, sisi aktif enzim dapat 2. Enzim golongan desmolase, yaitu
berubah bentuk sesuai dengan bentuk golongan enzim yang dapat memecah
substrat. ikatan C-C atau C-N.
Contoh : enzim peroksidase,
dehidrogenase, katalase, karboksilase,
dan transaminase.

217
Bab 21
Pola-Pola Hereditas

A. Hukum Pewarisan Sifat U u

U UU Uu

u Uu uu
Hukum pewarisan sifat ditemukan oleh Gregor
Rasio genotipe F2 = 3 (ungu) : 1 (putih)
Mendel.
Jadi, hasil persilangan adalah 75 % tanaman
a. Hukum I Mendel (Hukum Segregasi) warna ungu dan 25 % tanaman warna putih.
• “P a d a w ak tu be r l a n g s u n g Keterangan: Induk = parental ; Anakan = filial
pembentukan gamet, tiap pasang gen Induk pada generasi pertama = parental 1 (P1)
akan disegregasi ke dalam masing- Anakan pada generasi pertama = filial 1 (F1)
masing gamet yang terbentuk.”
b. Hukum II Mendel
• Hukum ini disimpulkan dalam
perkawinan m onohibrid, yaitu • Penggabungan secara bebas menyertai
perkawinan antara dua spesies yang terbentuknya gamet pada perkawinan
sama dengan satu sifat yang berbeda. dihibrid.
Contoh: • Perkawinan dihibrid adalah perkawinan
dengan dua sifat beda.
Generasi 1, P1 (persilangan 1)
Fenotipe: tanaman x tanaman Contoh: persilangan antara tanaman
bunga ungu berbunga putih berbiji bulat dan berwarna hijau
Genotipe: UU x uu dengan tanaman berbiji keriput
Gamet: U x u berwarna kuning.

F1: 100% Uu tanaman anakan berwarna Generasi 1, P1 (persilangan 1)


ungu (Uu disebut tanaman berwarna ungu Fenotipe: biji bulat, x biji keriput,
karena U lebih dominan). warna hijau warna kuning
Genotipe: BBHH x bbhh
Generasi 2, P2 (persilangan 2)
Fenotipe: tanaman x tanaman Gamet: BH x bh
berbunga ungu berbunga ungu F1: 100 % BbHh (biji bulat berwarna hijau)
Genotipe: Uu x Uu
Generasi 2, P2 (persilangan 2)
Gamet: U, u x U, u
Fenotipe: biji bulat, x biji bulat,
F2: 1 UU (tanaman berwarna ungu) : 2 Uu warna hijau warna hijau
(tanaman berwarna ungu) : 1 uu (tanaman Genotipe: BbHh x BbHh
berwarna putih. Gamet: BH, Bh, x BH, Bh,
bH, bh bH, bh

218
F2 : Generasi 1, persilangan 1
BH Bh bH bh
Fenotipe: berwarna merah x berwarna putih
BH BBHH BBHh BbHH BbHh

Bh BBHh BBhh BbHh Bbhh


Genotipe: MMpp x mmPP
bH BbHH BbHh bbHH bbHh Gamet: Mp x mP
bh BbHh Bbhh bbHh bbhh F1: 100 % bunga berwarna ungu (MmPp)
Rasio fenotipe: Generasi 2, persilangan 2
• Populasi anakan berfenotipe biji bulat Fenotipe: berwarna x berwarna
warna hijau (B•H•) adalah 9.
ungu ungu
• Populasi anakan berfenotipe biji bulat
Genotipe: MmPp x MmPp
warna kuning (B•hh) adalah 3.
Gamet: MP, Mp, mP, mp x MP, Mp, mP, mp
• Populasi anakan berfenotipe biji keriput
warna hijau (bbH•) adalah 3. F2 :
MP Mp mP mp
• Populasi anakan berfenotipe biji keriput
MP MMPP MMPp MmPP MmPp
warna kuning (bbhh) adalah 1.
Mp MMPp MMpp MmPp Mmpp
Keterangan: tanda (B•) menunjukkan mP MmPP MmPp mmPP mmPp

kemungkinan genotipe BB atau Bb. Tanda mp MmPp Mmpp mmPp mmpp

(H•) menunjukkan kemungkinan genotipe Rasio fenotipe:


HH atau Hh. • Populasi anakan berfenotipe bunga
Jadi, ungu (M•P•) = 9
• Kemungkinan populasi anakan berfeno • Populasi anakan berfenotipe bunga
-tipe biji bulat warna hijau 9/16 merah (M•pp) = 3
(artinya, 9 dari 16 kemungkinan). • Populasi anakan berfenotipe bunga
• Kem ungk inan populasi anakan putih (mmP•) = 3
berfenotipe biji bulat warna kuning • Populasi anakan berfenotipe bunga
3/16. putih (mmpp) = 1
• Populasi anakan berfenotipe biji keriput Kriptomeri: warna ungu tersembunyi
warna hijau 3/16. jika gamet dominan M tidak bertemu
• Populasi anakan berfenotipe biji keriput gamet dominan P.
warna kuning 1/16. Jadi, rasio anakannya adalah 9 : 3 : 4

b. Epistasis – Hipostasis
B. Penyimpangan Semu Hukum
Gen yang s ifatn ya m em engaruhi
Mendel (menghalangi) gen lain yang bukan
pasangan alelnya disebut gen epistasis,
a. Kriptomeri
sedangkan gen yang dipengaruhi (dihalangi)
Yaitu, sifat suatu gen dominan yang apabila
disebut gen hipostasis.
berdiri sendiri maka sifat gen tersebut
Contoh: (epistasi dominan)
akan tersembunyi, tetapi jika gen tersebut
Labu putih (PPKK) disilangkan dengan labu
bertemu gen dominan lainnya, sifat gen
hijau (ppkk), akan menghasilkan F1 putih
akan muncul.
heterozigot.
Contoh: persilangan tumbuhan bunga
Linaria maroccana warna merah dengan
putih.

219
Generasi 1, persilangan 1 Generasi 2, persilangan 2
Fenotipe: labu putih x labu hijau Fenotipe: tikus abu-abu x tikus abu-abu
Genotipe: PPKK x ppkk Genotipe: HhAa x HhAa
Gamet: PK x pk Gamet: HA, Ha, hA, ha x HA, Ha, hA, ha
F1: 100 % labu putih (PpKk) F2 :
HA hA Ha ha
Generasi 2, persilangan 2
HA HHAA HhAA HHAa HhAa
Fenotipe: labu putih x labu putih
hA HhAA hhAA HhAa hhAa
Genotipe: PpKk x PpKk Ha HHAa HhAa HHaa Hhaa

Gamet: PK, Pk, x PK, Pk, ha HhAa hhAa Hhaa hhaa

pK, pk pK, pk Rasio fenotipe:


F2 : • Populasi anakan berfenotipe tikus abu-
PK Pk pK pk abu (H•A•) = 9
PK PPKK PPKk PpKK PpKk • Populasi anakan berfenotipe tikus
Pk PPKk PPkk PpKk Ppkk
hitam (H•aa) adalah 3
pK PpKK PpKk ppKK ppKk
• Populasi anakan berfenotipe tikus putih
pk PpKk Ppkk ppKk ppkk
(hhA•) adalah 3
Rasio fenotipe:
• Populasi anakan berfenotipe tikus putih
• Populasi anakan berfenotipe labu putih
(hhaa) adalah 1
(P•K•) = 9
• Populasi anakan berfenotipe labu putih Gen epistasis resesif a homozigot (aa) dapat
(P•kk) = 3 memengaruhi atau menutupi gen dominan
• Populasi anakan berfenotipe labu H, yaitu membentuk tikus berambut hitam.
kuning (ppK•) = 3 Jadi, rasio anakannya adalah 9 : 3 : 4
• Populasi anakan berfenotipe labu hijau
c. Komplementer (Epistasis Gen Resesif
(ppkk) = 1
Rangkap)
Gen epistasis dominan P akan selalu
Komplementer merupakan interaksi
memunculkan labu berwarna putih dan
beberapa gen yang saling melengkapi. Jika
menutupi pengaruh semua pasangan alelnya.
salah satu gen bersifat homozigot resesif
Jadi, rasio anakannya adalah 12 : 3 : 1
maka pemunculan suatu karakter oleh
Pada peristiwa epistasis resesif, gen dengan gen yang lain menjadi tidak sempurna/
alel homozigot resesif memengaruhi gen terhalang.
lain. Contoh: persilangan antara sesama tikus
Contoh: persilangan antara tikus warna warna putih, tetapi berbeda genotipe.
hitam (HHaa) dengan tikus warna putih Generasi 1, persilangan 1
(hhAA), akan menghasilkan F1 100 % tikus Fenotipe: tikus putih x tikus putih
warna abu-abu (HhPp). Genotipe: AAbb x aaBB
Generasi 1, persilangan 1 Gamet: Ab x aB
Fenotipe: tikus hitam x tikus putih
F1: 100 % tikus abu-abu (AaBb)
Genotipe: HHaa x hhAA
Gamet: Ha x hA
F1: 100 % tikus abu-abu (HhAa)

220
Generasi 2, persilangan 2 Genotip: M1m1M2m2 x M1m1M2m2
Fenotipe: tikus abu-abu x tikus abu-abu Gamet: M1M2, M1m2 x M1M2, M1m2
Genotipe: AaBb x AaBb m1M2, m1m2 m1M2, m1m2
Gamet: AB, Ab, aB, ab x AB, Ab, aB, ab F2 :
F2 : M1M2 M1m2 m1M2 m1m2
M1M2 M1M1M2M2 M1M1M2m2 M1m1M2M2 M1m1M2m2
AB aB Ab ab
M1m2 M1M1M2m2 M1M1m2m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2
AB AABB AaBB AABb AaBb
m1M2 M1m1M2M2 M1m1M2m2 m1m1M2M2 m1m1M2m2
aB AaBB aaBB AaBb aaBb
m1m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2 m1m1M2m2 m1m1m2m2
Ab AABb AaBb AAbb Aabb

ab AaBb aaBb Aabb aabb Rasio fenotipe:


Rasio fenotipe: • Populasi anakan berfenotipe merah gelap
• Populasi anakan berfenotipe tikus abu- (M1M1M2M2) = 1.
abu (A•B•) = 9 • Populasi anakan berfenotipe merah
• Populasi anakan berfenotipe tikus putih sedang yang memiliki dua genotipe
(A•bb) = 3 dominan, seperti M1M1m2m2 atau
• Populasi anakan berfenotipe tikus putih M m M m adalah 6.
1122
(aaB•) = 3 • Populasi anakan berfenotipe merah
• Populasi anakan berfenotipe tikus putih
muda M1m1m2m2 dan m 1m 1 M 2m 2
(aabb) = 1 adalah 4.
Gen resesif homozigot (aa••) atau (••bb) • Populasi anakan berfenotipe putih
dapat menutupi pengaruh gen dominan A m m m m adalah 1.
1122
atau B dengan membentuk tikus berwarna • Populasi anakan berfenotipe merah
putih. M m M M dan M M M m adalah 2.
1122 1122
Jadi, perbandingan rasio anakan adalah 9 : 7
Jadi, gandum berbiji merah (merah muda,
d. Polimeri merah sedang, dan merah gelap) adalah 15
Polimeri merupakan bentuk interaksi gen dan gandum berbiji putih adalah 1. Maka,
yang bersifat kumulatif (saling menambah). perbandingan rasionya 15 : 1
Contoh: persilangan gandum berbiji
e. Atavisme
merah gelap dengan gandum berbiji putih
Yaitu, munculnya suatu sifat sebagai akibat
(dilakukan oleh H. Nilson Ehle pada tahun
interaksi dari beberapa gen.
1913)
Contoh: perkawinan ayam berjengger rose
Generasi 1, persilangan 1
(RRpp) dengan ayam berjengger pea (rrPP)
Fenotipe: gandum berbiji x gandum berbiji
akan dihasilkan F1 100 % ayam berjangger
merah gelap putih
walnut.
Genotipe: M1M1M2M2 x m1m1m2m2
Generasi 1, persilangan 1
Gamet: M1M2 x m1m2
Fenotipe: rose x pea
F1: 100 % gandum berbiji merah sedang Genotipe: RRpp x rrPP
(M1m1M2m2)
Gamet: Rp x rP
Generasi 2, persilangan 2
F1: 100 % ayam berjengger walnut (RrPp)
Fenotipe: gandum berbiji x gandum berbiji
merah sedang merah sedang

221
Generasi 2, persilangan 2 • Hasil yang diharapkan adalah 1 warna
Fenotipe: walnut x walnut abu-abu sayap normal, 1 hitam
Genotipe: RrPp x RrPp vestigial, 1 abu-abu vestigial, 1 hitam
normal.
Gamet: RP, Rp, x RP, Rp,
• Tetapi pada hasil percobaan,
rP, rp rP, rp
d i d a p a t k a n has il yang ti dak
F2 : proporsional antara lalat buah tipe
RP rP Rp rp
normal dengan mutan ganda. Fenotipe
RP RRPP RrPP RRPp RrPp
hasil persilangan ternyata tidak jauh
rP RrPP rrPP RrPp rrPp

Rp RRPp RrPp RRpp Rrpp


berbeda dengan fenotipe induknya.
rp RrPp rrPp Rrpp rrpp
Menurut Thomas Hunt Morgan,
kejadian ini dikarenakan gen-gen untuk
Rasio fenotipe:
kedua karakter induk tersebut terletak
• Populasi anakan berfenotipe ayam
pada kromosom yang sama sehingga
jengger walnut (R•P•) = 9
diturunkan bersama pada anakan.
• Populasi anakan berfenotipe ayam
jengger pea (rr••) = 3 b. Tautan Kelamin
• Populasi anakan berfenotipe ayam Tautan kelamin merupakan gen yang
jengger rose (••pp) = 3 terletak pada kromosom kelamin dan sifat
• Populasi anakan berfenotipe ayam yang ditimbulkannya diturunkan bersama
jengger single (rrpp) = 1 dengan jenis kelamin.

Jadi, rasio anakannya adalah 9 : 3 : 3 : 1


D. Pindah Silang (Crossing Over)
C. Tautan Yaitu, peristiwa pertukaran gen-gen
suatu kromatid dengan gen-gen kromatid
a. Tautan Autosomal (Non-kelamin) homolognya.
• Tautan autosomal merupakan gen
yang terletak pada kromosom yang E. Gagal Berpisah
sama, tetapi tidak dapat bersegregasi
(berpis ah) secara bebas, dan (Non-Disjunction)
cenderung diturunkan bersama. • Gagal berpisah terjadi pada:
• Thomas Hunt Morgan adalah orang 1. Gen yang bertautan, waktu terjadi
pertama yang menghubungkan suatu pindah silang tidak dapat berpisah.
gen tertentu dengan kromosom 2. Gen alel bebas, waktu anafase
khusus. Di dalam penelitiannya, kromosomnya gagal memisahkan diri
Morgan melakukan penyilangan antara dari pasangannya sehingga terbawa ke
lalat buah (Drosophila) betina tipe satu kutub.
mutan (alelnya mengalami perubahan/
• Bila gen A dan gen B bertautan dan genotip
mutasi) yang mempunyai ciri tubuh
AaBb mengalami gagal berpisah maka
berwarna abu-abu dan bersayap
macam gamet yang dibuat adalah: AaB dan
normal (BbVv) dengan lalat buah
b atau Abb dan a.
jantan berwarna hitam dan bersayap
vestigial/berkerut (bbvv).

222
• Jika gamet yang gagal berpisah berhasil G. Penentuan Jenis Kelamin
berfertilisasi maka kemungkinan yang
terjadi adalah tidak dapat menjadi individu Terdapat 4 cara penentuan jenis kelamin, yaitu:
baru atau dapat menjadi individu baru, • Tipe XY (terdapat pada manusia)
tetapi dengan kelainan/sindrom. Laki-laki mengandung gamet XX dan
perempuan XY.
• Tipe XO (terdapat pada serangga terutama
F. Alel Letal belalang)
Jantan mengandung gamet XO dan betina
Yaitu, alel yang dapat menyebabkan kematian
XX.
bagi individu yang dimilikinya.
• Tipe ZW (terdapat pada burung)
Macamnya:
Jantan mengandung gamet ZZ dan betina
1. Letal resesif: apabila dalam keadaan
ZW.
homozigot resesif menyebabkan kematian,
• Penentuan jenis kelamin lebah madu
misal tumbuhan berdaun albino yang
Lebah madu tidak berdasarkan kromosom
mempunyai gen resesif homozigot (gg).
seks karena tidak memiliki kromosom seks.
2. Letal dominan: apabila dalam keadaan
Lebah jantan memiliki jumlah kromosom
hom ozigot dom inan menyebabk an
haploid dan lebah betina diploid.
kematian, misal ayam berjambul (CrCr),
tetapi ketika ayam berjambul bergenotip
heterozigot (Crcr) maka ayam berjambul
dapat bertahan hidup.

223
Bab 22
Reproduksi Sel,Substansi
Genetik dan Mutasi
A. Reproduksi Sel sebelum pembelahan sel yang ditandai
dengan replikasi DNA.
(Pembelahan Sel) • Fase pembelahan inti sel (kariokinesis),
a. Pengertian terdiri atas:

Terdapat tiga cara pembelahan sel, yaitu:


1. Amitosis (pembelahan biner)
Yaitu, pembelahan yang Profase Metafase
Anafase Telofase Sitokinesis
dilakukan secara langsung
 Profase
tanpa melalui tahap-
Pada fase ini, nukleolus dan
tahap pembelahan dan
membrannya melebur. Kromosom
pembentukan kromosom.
(pembawa benang-benang DNA) terdiri
Misalnya, pada organisme
Pembelahan biner atas dua kromoatid.
prokariotik (bakteri, alga
biru, dan protozoa).  Metafase
2. Mitosis dan meiosis Kromosom mulai terikat di bidang
ekuator benang spidel (bidang
• Terjadi pada sel eukariotik
pembelahan) melalui sentromer.
• Perbedaan antara mitosis dan meiosis
 Anafase
No. Pembeda Mitosis Meiosis Kromosom terpisah menjadi dua
1. Tempat Sel somatik Sel kelamin kromatid, kemudian kedua kromatid
terjadinya gamet
memisah dan bergerak ke kutub
2 sel anakan 4 sel anakan
2. Sel anakan hasil masing-
masing-masing
berlawanan.
pembelahan sel masing haploid (n)
diploid (2n)  Telofase
Mengand- Pada fase ini, nukleolus dan membran
3. Kromosom sel Sama dengan ung separuh
anakan induknya kromosom sel mulai terbentuk, kromatid kembali
induk
menjadi kromosom.
4. Tujuan Untuk Menghasilkan
regenerasi sel kelamin • Fase pem bel ah a n s i to p las m a
(sitokinesis): pembentukan sekat sel
b. Tahap-tahap Pembelahan Sel yang baru dengan memisahkan dua inti
1. Pembelahan sel secara mitosis menjadi dua sel anakan.
Pembelahan sel secara mitosis terdiri atas:
• Fase istirahat (interfase): persiapan

224
2. Pembelahan sel secara meiosis • Megasporogenesis (pada tumbuhan
Pembelahan secara meiosis atau betina): menghasilkan delapan
pembelahan reduktif terjadi melalui dua megaspora yang haploid.
tahap, yaitu meiosis I dan meiosis II.
B. Substansi Genetika
Satelit
a. Kromosom
DNA
Profase I Metafase I
Anafase I Telofase I Sitokinesis I
• Yaitu, struktur padat yang Sentromer
terdiri atas protein dan DNA/
• Meiosis I, terdiri atas: interfase I, profase I, RNA yang terletak di dalam
metafase I, anafase I, telofase I, sitokinesis nukleus.
I, dan interkinesis (tahap di antara meiosis I
dan meiosis II). • Berdasarkan jenisnya, 2 kromatid

kromosom dibedakan menjadi dua, yaitu:


• Meiosis II, terdiri atas: profase II, metafase
1. Autosom: kromosom tubuh
II, anafase II, telofase II, sitokinesis II.
2. Gonosom: kromosom kelamin
• Berdasarkan letak sentromernya,
kromosom dibedakan menjadi empat
yaitu:
Profase II Metafase II
1. Te l o s e n tr ik ,
Anafase II
Telofase II
Sitokinesis II letak sentromer
di ujung suatu Metasentrik Submetasentrik
c. Gametogenesis
kromatid.
Yaitu, proses terbentuknya gamet (sel
2. M e t a s e n t r ik ,
kelamin). Gametogenesis terjadi secara
letak sentromer Akrosentrik Telosentrik
meiosis.
di tengah-tengah lengan kromatid.
1. Pada hewan
3. Submetasentrik, letak sentromer tidak
• Spermatogenesis (pada hewan jantan): berada di tengah-tengah kromatid
menghasilkan empat sperma haploid. sehingga lengan kromatid terbagi tidak
sama panjang.
4. Akrosentrik, letak sentromer antara
ujung dan tengah lengan kromatid.
b. Gen
Sperma
• Yaitu, unit instruksi
• Oogenesis (pada hewan betina): untuk menghasilkan atau
menghasilkan satu sel telur haploid. memengaruhi suatu sifat
herediter (turunan)
tertentu. Gen terdiri atas
Pasangan
Terdegenerasi Ovum unit informasi genetika basa nitrogen
(mati)
(DNA) yang diselubungi
Dua pita yang
2. Pada tumbuhan dan diikat oleh protein. menunjukkan
rantai dua gula
• Mikrosporogenesis (pada tumbuhan • Alel merupakan versi fosfat

jantan): menghasilkan empat alternatif gen yang menjelaskan tentang


mikrospora yang haploid. adanya variasi pada pewarisan sifat.

225
• Susunan pada gen: protein.
1. DNA (Asam Deoksiribonukleat) - Sebagai enzim yang dapat mengkatalis
 Merupakan tempat penyimpanan formasi RNA-nya sendiri maupun RNA
informasi genetika. lain.

 Tersusun atas tiga gugus/molekul,  Tersusun atas:


yaitu: - Gula ribosa
- Gula deoksiribosa, yaitu gugus - Basa nitrogen, meliputi:
gula pentosa (gula yang memiliki Basa purin = adenin (A) dan guanin (G).
5 karbon) Basa pirimidin = urasil (U) dan sitosin
- Basa nitrogen, meliputi: (C).
Basa purin = adenin (A) dan - Gugus fosfat.
guanin (G).  RNA terdiri atas tiga jenis, yaitu:
Basa pirimidin = timin (T) dan - RNAd (duta), membawa pesan atau
sitosin (C). kode genetika dari kromosom ke
- Gugus fosfat. ribosom di sitoplasma.
 Ketentuan pasangan basa nitrogen - RNAr (ribosomal), berfungsi sebagai
Chargaff: komponen struktural penyusun
- Jumlah adenin sama dengan ribosom.
timin dan membentuk dua ikatan - RNAt (transfer), berfungsi membawa
hidrogen (A = T). asam amino satu per satu ke ribosom
- Jumlah guanin sama dengan yang kemudian disusun menjadi
sitosin dan membentuk tiga ikatan protein.
hidrogen (G  C).
• Perbedaan DNA dan RNA
 Model replikasi DNA meliputi:
No. Pembeda DNA RNA
- Model konservatif: dua rantai Rantai
panjang, Rantai pendek,
DNA tetap (tidak berubah) karena 1. Bentuk
ganda, tungal, tidak berpilin
hanya berfungsi untuk cetakan berpilin

Di dalam Di dalam nukleus,


dua rantai DNA baru.
nukleus, sitoplasma,
2. Letak
- Model semikonservatif: dua kloroplas, kloroplas,
mitokondria mitokondria
rantai DNA lama terpisah dan 3. Kadar Tetap Tidak tetap
bertukar rantai dengan dua rantai Komponen:
yang baru. Gula

- Model dispersif: beberapa Basa nitrogen


Adenin,
4 Adenin, Guanin
Guanin
bagian dari kedua rantai DNA - Purin
Timin, Sitosin Urasil, Sitosin
lama digunakan sebagai cetakan - Pirimidin

sintesis rantai DNA baru.


2. RNA (Ribonucleic Acid) c. Sintesa Protein
 Fungsi: • Sintesis protein terdiri atas dua tahap,
- Sebagai penyimpanan informasi yaitu:
genetika, misal: pada virus. 1. Tahap transkripsi
- Sebagai penyalur informasi genetika,  Proses pembentukan RNAd oleh DNA
misal: proses translasi pada sintesis di dalam inti sel dengan dibantu enzim
polimerase.
226
 RNAd yang terbentuk melepaskan diri - Transisi: substitusi pasangan basa
dari nukleus atau inti sel menuju ke sejenis, misalnya substitusi satu
ribosom. purin oleh purin yang lain atau
satu pirimidin dengan pirimidin
2. Tahap translasi
yang lain.
 Menerjemahkan urutan basa molekul - Transversi: substitusi pasangan
(nukleotida) RNAd menjadi urutan
basa yang tidak sejenis, misalnya
asam amino polipeptida (protein) di
substitusi suatu purin dengan
dalam sitoplasma (ribosom).
pirimidin atau pirimidin dengan
• Mekanisme sintesa protein: purin.
1. DN A m e la k uk a n t ra n sk r ip si • Mutasi pergeseran kerangka, yaitu
(membentuk RNAd). penambahan atau pengurangan satu
2. RNAd melepaskan diri dari DNA dan atau lebih pasangan nukleotida pada
membawa kode genetik meninggalkan suatu gen.
nukleus, kemudian pergi ke ribosom - Insersi: penambahan satu/lebih
yang terdapat di sitoplasma. pasangan basa pada suatu gen.
3. RNAt yang ada di ribosom, mentransfer - Delesi: pengurangan satu/lebih
asam amino. pasangan basa pada suatu gen.
4. RNAd dan asam amino yang dibawa 2. Mutasi kromosom
RNAt akan diterjemahkan menjadi Adalah mutasi struktur genetik yang
polipeptida (protein). disebabkan oleh perubahan susunan dan
5. Protein yang terbentuk merupakan jumlah kromosom.
enzim yang mengatur metabolisme sel. Macam mutasi kromosom:
• Mutasi struktur kromosom
- Delesi: patahnya fragmen kromosom
C. Mutasi yang mengakibatkan hilangnya gen-
gen tertentu yang terdapat dalam
a. Penjelasan
kromosom tersebut.
Mutasi adalah perubahan susunan molekul
- Duplikasi: penambahan sebagian gen
gen (DNA) yang dapat diwariskan secara
pada kromosom karena kromosom
genetis pada turunannya.
berikatan dengan fragmen kromosom
Organisme yang mengalami mutasi disebut homolog lainnya.
mutan. Penyebab mutasi disebut mutagen. - Inversi: fragmen kromosom yang patah
b. Tingkat Mutasi kembali ke kromosom asalnya dengan
posisi terbalik.
1. Mutasi gen (mutasi titik)
- Translokasi: fragmen kromosom
Adalah perubahan kimiawi pada satu atau
patahan berikatan dengan kromosom
beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal.
non-homolog dan terjadi penataan
Macam mutasi gen:
ulang susunan kromosomnya.
• Substitusi pasangan basa, yaitu
• Mutasi jumlah kromosom
penggantian satu nukleotida dan
- Euploid: perubahan atau variasi jumlah
pasangannya dengan pasangan
set dasar kromosom (denom) terkecil
nukleotida yang lain di dalam rantai
di dalam suatu sel yang dimiliki oleh
DNA komplementer.
organisme.

227
Contoh: organisme triploid (3n), • Sindrom wanita super: 44 A + xxx g sulit
tetraploid (4n). untuk dibedakan dengan wanita normal,
- Aneuploidi: variasi jumlah kromosom sering terjadi kematian ketika masih anak-
yang diakibatkan adanya pengu- anak.
rangan atau penambahan satu atau
c. Mutasi Berdasarkan Tempat Terjadinya
sejumlah kecil kromosom, tetapi tidak
1. Mutasi gametik: mutasi yang terjadi
berlangsung pada seluruh genom.
pada sel gamet.
Contoh: • Monosomi (2n – 1)
2. Mutasi somatik: mutasi yang terjadi
• Trisomi (2n + 1)
pada sel-sel soma (sel tubuh).
Mutasi kromosom pada manusia:
• Sindrom Turner: 44 A + x g menyebabkan d. Mutagen pada Mutasi
kekerdilan, terjadi satu kali setiap 5.000 1. Bahan kimia: pestisida, formaldehid,
kelahiran. hidoksil amino.
• Sindrom Klinefelter: 44 A + xxy g terjadi 2. Bahan fisika : unsur radioaktif (uranium,
pada laki-laki, yang menyebabkan testisnya sinar-X).
berukuran kecil. 3. Bahan biologi: virus dan bakteri.
• Sindrom Cri du chat (tangisan kucing): 45 A
+ xy/xx g menyebabkan keterbelakangan
mental.

228
KIMIA

229
229
Bab 1
Stoikiometri

A. Massa Atom Relatif (Ar) Ar . mol = massa 1 mol unsur X


Mr . mol = massa 1 mol senyawa X
Massa atom relatif suatu unsur adalah Sehingga dapat dirumuskan:
perbandingan antara massa 1 atom dari unsur
tersebut dengan massa 1 atom dari 12C. mol unsur (n) = m
Ar
Rumus massa atom relatif: mol senyawa (n) = m
Mr

massa rata - rata 1 atom unsur A


Ar unsur A = 3. Karena 1 mol zat mengandung 6,02 x 1023
1 12
12 massa 1 atom C partikel maka rumus mol unsur A atau mol
senyawa A dapat dituliskan:
(N = Jumlah partikel zat A)
B. Massa Molekul Relatif (Mr)
N
Massa molekul relatif dari suatu senyawa n=
adalah perbandingan massa rata-rata 1 6,02 x 1023
molekul dari senyawa tersebut dengan massa
1 atom 12C. 4. Keadaan standar (STP = Standart
Rumus massa molekul relatif: Temperature and Pressure) adalah keadaan
massa rata- rata 1molekul senyawa A
lingkungan pada suhu 0oC dan tekanan
Mr A = 1 atm. Volume 1 mol gas dalam keadaan
1 12
2 massa 1atom C
standar (STP) atau disebut volume molar
gas, besarnya adalah 22,4 liter. Jika Vx =
C. Konsep Mol volume suatu gas A pada kondisi standar,
sedangkan Vm = volume 1 mol gas pada
1. Satu mol merupakan satuan banyaknya
kondisi standar (22,4 liter) maka:
partikel dari suatu zat. Dengan kata lain, mol
merupakan penyederhanaan dari jumlah Vx
partikel (L) dari suatu zat. n= .1 mol X
Vm

1 mol zat = L partikel atau


= 6,02 x 1023 partikel
Vx  n.Vm
2. Massa 1 mol dari suatu atom atau molekul Vx  n.22, 4 liter
(massa molar) A sebanding dengan Ar atau
Mr dari unsur atau senyawa tersebut.

230
D. Kesimpulan Konsep 4. Menentukan kandungan air dalam
senyawa hidrat.
Praktis Mol
5. Menentukan kemurnian suatu zat atau
Data Rumus unsur dalam senyawa.
Massa (gram) gram b. Hukum Lavoisier
mol =
Mr
• Hukum Lavoisier menyatakan, ”Dalam
Jumlah partikel (atom jumlah partikel suatu reaksi kimia, massa zat-zat yang
mol =
atau molekul) 6,02 x 1023
bereaksi adalah SAMA DENGAN massa
Volume (liter) zat-zat hasil reaksi dan berlaku untuk
Keadaan standar (STP mol =
V semua reaksi kimia”.
22,4
T= 0oC, P = 1 atm) • Selama reaksi kimia berlangsung,
Keadaan tidak standar tidak ada materi yang hilang maupun
(T≠0oC, P≠1 atm) mol = PV terbentuk.
R = 0,082 L.atm/mol.K RT
T = suhu (Kelvin) c. Hukum Gay Lussac
• Hukum Gay Lussac menyatakan,
Rumus Praktis: ”Volume gas-gas yang bereaksi dan
volume gas-gas hasil reaksi, jika diukur
gram V PV  N pada suhu dan tekanan yang sama
mol    
Mr 22,4 RT 6,02 x 1023
akan berbanding sebagai bilangan bulat
dan sederhana”.
Keterangan: • Hukumnya dirumuskan sebagai berikut:
m : massa unsur/senyawa (gram)
N : jumlah partikel n gas 1 V gas 1
V : volume partikel 
n gas 2 V gas 2

E. Hukum-hukum Dasar Kimia n : mol gas


V : volume gas
a. Hukum Proust
Perbandingan massa unsur-unsur dalam d. Hukum Avogadro
suatu senyawa adalah tetap. • Avogadro menyatakan, ”Pada suhu
Pada senyawa AxBy berlaku: dan tekanan yang sama, gas yang
mempunyai volume yang sam a
Rumus Praktis:
mengandung jumlah molekul yang
sama”.
(x) . Ar A massa A % Ar A
= =
Mr . AxBy massa AxBy % AxBy • Dalam 1 mol senyawa mengandung
6,02 x 1023 molekul (dinamakan bi-
Rumus di atas digunakan untuk: langan Avogadro dengan lambang N)
1. Menentukan jumlah atom suatu unsur e. Hukum Dalton
dalam suatu senyawa.
Dalton mengatakan bahwa ”Senyawa adalah
2. Menentukan massa unsur dalam suatu
ikatan kimia dari dua jenis atom atau lebih
senyawa.
dengan perbandingan tertentu”.
3. Menentukan kadar (%) unsur dalam
suatu senyawa.

231
F. Konsentrasi Larutan Jika dilakukan pencampuran maka berlaku
rumus:
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat
terlarut dalam suatu larutan. VA . MA + VB . MB
Mcampuran =
• Untuk larutan pekat g konsentrasi zat VA + VB
terlarutnya banyak, sedangkan konsentrasi
Keterangan:
pelarutnya sedikit.
• Untuk larutan encer g konsentrasi zat VA : volume zat A
terlarutnya sedikit, sedangkan konsentrasi VB : volume zat B
pelarutnya banyak. MA : molaritas zat A
MB : molaritas zat B
a. Molaritas (M)
b. Molalitas (m)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat
terlarut dalam setiap satu liter larutan. Molalitas menyatakan jumlah mol zat
terlarut dalam 1.000 gram pelarut.
mol zat terlarut n
M=  gr 1.000
liter larutan V m= x
Mr P

Jika volume larutan dinyatakan dalam Keterangan:


mililiter (ml) maka rumus molaritas dapat m : molalitas
dinyatakan dengan: gr : massa zat terlarut
P : massa zat pelarut
Mr : massa molekul relatif
1.000 m 1.000
M= n x atau M= x c. Fraksi Mol (x)
V Mr V
Fraksi mol suatu zat menunjukkan
perbandingan jumlah mol zat terlarut atau
Keterangan:
zat pelarut dengan jumlah mol larutan.
M : molaritas
Rumus:
n : mol
V : volume pelarut (ml) na nb
xa = atau x =b
m : massa zat terlarut (gr) na+ n b na + n b
Mr : massa molekul relatif (gr/mol)
Keterangan:
Jika dilakukan pengenceran larutan
n : mol zat yang terlarut
maka berlaku, ”Mol zat terlarut sebelum
xa : fraksi mol zat terlarut
pengenceran sama dengan mol zat terlarut
xb : fraksi mol zat pelarut
sesudah pengenceran”.
Ingat!!! xa + xb = 1
n1 = n2
V1 . M1 = V2 . M2 d. Persen Volume
Persen volume menyatakan jumlah liter zat
Keterangan: terlarut dalam 100 liter larutan.
V1 : Volume sebelum pengenceran
V1
M1: Molaritas sebelum pengenceran %V = x 100%
V1 + V2
V2 : Volume setelah pengenceran
M2: Molaritas setelah pengenceran

232
Keterangan: g. Kandungan Air Kristal
%V : persen volume
Untuk senyawa hidrat AxBy.nH2O berlaku:
V1 : volume zat terlarut Rumus Praktis:
V2 : volume zat pelarut
Mol H2O
n=
e. Persen Berat Mol Ax By

Persen berat menyatakan jumlah gram zat


terlarut dalam 100 gram larutan.
Rumus:
Rumus Molekul dan Empiris
W1 • Rumus molekul, yaitu rumus yang me-
%W = x 100% nyatakan jenis dan jumlah atom sebenarnya
W1  W2
yang menyusun satu molekul.
Keterangan:
%W: persen berat • Rumus empiris adalah rumus yang me-
W1 : berat zat terlarut nyatakan jenis dan perbandingan paling
W2 : berat zat pelarut sederhana atom-atom penyusun satu
f. Normalitas (N) molekul.
Contoh:
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat
terlarut dalam 1 liter larutan. ZAT RM RE
Glukosa C6H12O6 (CH2O)n
ek
N= = mx a Etena C2H4 (CH2)n
V
g 1.000 Etana C2H6 (CH3)n
= x xa Benzena C6H6 (CH)n
Mr V
Mr RM = n x Mr RE
Keterangan:
N : normalitas larutan Catatan: RM = Rumus Molekul
ek : ekivalen zat terlarut RE = Rumus Empiris
M : molaritas
a : valensi (banyaknya muatan ion) H. Persamaan Reaksi dan
Jika dilakukan pengenceran, berlaku rumus:
Hitungan Kimia
V1 . N1 = V2 . N2 Pada persamaan reaksi yang setara, per-
bandingan koefisien reaksi sama dengan:
Jika dilakukan penetralan berlaku rumus:
• Perbandingan mol.
Vasam . Nasam = Vbasa . Nbasa • Perbandingan volume (khusus reaksi gas,
pada P dan T sama).
Untuk reaksi redoks berlaku rumus: • Untuk reaksi elektrolit : A + B g C, berlaku:
Voksidator . Noksidator = Vreduktor . Nreduktor Rumus Praktis:

(mol x val)A = (mol x val)B

233
Bab 2
Struktur Atom
& Sistem Periodik
A. Partikel Subatom lain, akibatnya atom kelebihan elektron
(bermuatan negatif) sehingga atom
Partikel Muatan Massa Letak bermuatan negatif.
Proton (p) +1 1 sma Dalam inti • Ion atom bermuatan positif (kation)
Elektron (e) –1 0 sma Luar inti Atom bermuatan positif terjadi ketika atom
Neutron (n) 0 1 sma Dalam inti melepas sejumlah elektronnya, akibatnya di
dalam atom jumlah proton (muatan positif)
Catatan: sma (Satuan Massa Atom) yang setara
lebih banyak daripada jumlah elektron.
dengan 1,6 x 10-24 gr (massa atom hidrogen)
No Notasi Atom Jumlah Partikel
B. Notasi Atom suatu Unsur 14 p=7;e=7
1 7 N
n = 14 – 7 = 7
X = lambang unsur
NM 56 p = 26 ; e = 26
NA = nomor atom = p 2 Fe
NA X NM = nomor massa = p + n
26

56
Fe3
n = 56 – 26 = 30
p = 26
n = NM – NA 26

3 Melepas 3 e = 26 – 3 = 23
Untuk unsur netral, jumlah proton (p) SAMA elektron n = 56 – 26 = 30
DENGAN jumlah elektron (e). Namun, 32
S2 p = 16
16
apabila atom mempunyai muatan ion maka e = 16 + 2 = 18
4 Menerima 2
jumlah elektron tergantung dari jumlah ion. n = 32 – 16 = 16
elektron
• Apabila muatan ionnya POSITIF maka
jumlah elektronnya adalah jumlah proton D. Isotop, Isobar, Isoton,
DIKURANGI jumlah muatan ionnya.
dan Isoelektron
• Apabila muatan ionnya NEGATIF maka
jumlah elektronnya adalah jumlah proton a. Isotop, yaitu atom-atom dengan nomor
DITAMBAH jumlah muatan ionnya. atom sama, namun nomor massanya
berbeda (jumlah proton sama, jumlah
C. Muatan Ion Atom neutron beda).
Contoh:
Atom yang mempunyai muatan listrik disebut 14 15 15 16
ion. Jenis muatan listrik ion ada dua, yaitu: 7 N dengan 7 N ; 7 O dengan 8 O
• Ion atom bermuatan negatif (anion) b. Isobar, yaitu atom-atom dengan nomor
Atom bermuatan negatif terjadi ketika atom berbeda, namun nomor massa sama
atom menerima elektron dari atom unsur

234
(jumlah proton beda, jumlah neutron beda, • Tiap unsur terdiri atas atom yang
namun jumlah proton + neutron sama). sejenis dan berbeda dengan unsur
Contoh: lainnya.
13 13 15 15 • Atom-atom dapat mengalami pengga-
6 C dengan 7 N ; 7N dengan 8 O
bungan, pemisahan, atau penyusunan
c. Isoton, yaitu atom-atom dengan jumlah kembali dengan reaksi kimia.
neutronnya sama.
3. J.J. Thomson (1897)
Contoh:
12 13 ; 16O dengan 17 Model atom Thomson dikenal dengan istilah
B dengan C F
5 6 8 9 “Model atom roti kismis”. Ia mengatakan
d. Isoelektron, yaitu atom-atom yang jumlah bahwa bentuk atom seperti bola pejal
elektronnya sama. bermuatan positif (proton) dengan elektron
Contoh: tersebar merata di dalamnya seperti kismis
yang tersebar di atas roti.
9
F- dengan 11Na+
4. Rutherford (1911)
Teori atom Rutherford menyatakan bahwa
Cara Praktis Menghafal atom terdiri atas inti atom yang bermuatan
positif dan elektron (bermuatan negatif)
• IsotoP  Proton sama
yang berputar di sekelilingnya seperti
• IsobAR  massa Atom Relatif sama
planet mengelilingi matahari sehingga atom
• IsotoN  Neutron sama
bersifat netral.
• Isoelektron  Elektron sama
5. Neils Bohr (1913)
Bohr hanya menambahkan penjelasan dari
E. Perkembangan Teori Atom model atom Rutherford. Bohr menyatakan
bahwa elektron bergerak mengelilingi inti
1. Democritus (400 SM)
dengan menempati lintasan (kulit) yang
D em o cri tu s b e r s am a L eu ci p p u s memiliki tingkatan energi tertentu.
mengembangkan teori tentang penyusunan Elektron tersebut tidak memancarkan
suatu materi. Mereka mengatakan bahwa “Jika gelombang elektromagnetik dan hanya
suatu materi dibagi menjadi bagian-bagian kecil dapat berpindah dari satu lintasan ke
secara terus-menerus maka akan berakhir pada lintasan lain dengan cara menyerap atau
suatu partikel yang tidak dapat dibagi lagi”. melepas energi.
Partikel tersebut mereka namakan atom.
Istilah atom diambil dari bahasa Yunani, F. Teori Atom Modern
yaitu atomos (a = tidak ; tomos = terbagi).
• Kedudukan elektron dalam atom tidak
2. Dalton (1803)
dapat ditentukan dengan pasti, yang dapat
Teori model atom Dalton, yaitu: ditentukan hanya kebolehjadian elektron
• Atom adalah bagian terkecil dari suatu menempati suatu tempat pada suatu daerah
materi yang tidak dapat dipecah lagi. tertentu pada kulit atom yang disebut
• Atom berbentuk bola pejal yang tidak orbital.
dapat diciptakan atau dimusnahkan • Orbital pada kulit atom memiliki tingkat-
dengan reaksi kimia biasa. tingkat tertentu karena setiap orbital
memiliki tingkat energi tertentu.

235
2. Tulis nomor kulit (dimulai dari subkulit s:
1 sampai 8, subkulit p: 2 sampai 7,
Inti subkulit d: 3 sampai 6, dan subkulit f :
aAttoom
m
4 sampai 5):
KL 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s
M
N dst. 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p 8s
Kedudukan elektron dalam atom dinyatakan 3. Tulislah jumlah elektron:
dengan 4 bilangan kuantum: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10
1. Bilangan Kuantum Utama (n) g menyatakan 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f14 6d10 7p6
lintasan/kulit/tingkat energi elektron. Makin 8s2
dekat dengan kulit maka tingkat energi b. Aturan Hund: ”Pengisian elektron pada
elektronnya makin rendah. orbital suatu subkulit tidak boleh langsung
Kulit K → n = 1, Kulit L → n = 2, Kulit M → n = 3 berpasangan, tetapi harus masuk satu
Kulit N → n = 4, Kulit O → n = 5, Kulit P → n = 6 per satu setelah semua terisi baru boleh
2. Bilangan Kuantum Azimut (l) g menyatakan berpasangan.”
subkulit/subtingkat energi elektron. Pengisian salah:
Subkulit s → l =0 ; subkulit p g l = 1;
Subkulit d → l = 2 ; subkulit f g l = 3
Pengisian benar:
3. Bilangan Kuantum Magnetik (m) g
menyatakan di orbital mana kemungkinan
elektron terdapat di dalamnya.
c. Aturan Pauli: ”Dalam satu atom tidak
Subkulit s → l = 0
boleh ada elektron yang keempat bilangan
→ m = 0 (1 orbital)
kuantumnya sama”.
Subkulit p → l = 1
Contoh:
→ m = -1, 0, +1 (3 orbital)
4 elektron pada 3p4 g a b c d
Subkulit d → l = 2
→ m = -2, -1, 0, +1,+2 (5 orbital)
Subkulit f → l = 3
BK a b c d
→m=-3,-2,-1,0,+1,+2,+3(7orbital)
n 3 3 3 3
4. Bilangan Kuantum Spin (s) g menyatakan l 1 1 1 1
arah rotasi elektron. m –1 –1 0 +1
s = +1/2 g arah elektron
s +½ –½ +½ +½
s = –1/2 g arah elektron
(pasti ada bilangan kuantum yang berbeda
G. Konfigurasi Elektron pada setiap atom)
Contoh membuat konfigurasi elektron:
a. Aturan Aufbau: ”Pengisian elektron dimulai 1. 16S : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
dari tingkat energi paling rendah ke yang 2. 22Ti : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2
lebih tinggi”. 3. 38Sr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2
Cara praktis membuat urutan tingkat energi, Konfigurasi “Cara Gas Mulia”:
yaitu: 2
1. 16S : [10 Ne] 3s 3p
4

2 2
1. Tulis subkulit dengan pola: 2. 22Ti : [ Ar] 4s 3d
18
s s p s p s d p s dps fd psfdp s 3. 38Sr : [36 Kr] 5s2

236
H. Sistem Periodik Unsur - Pengelompokan berdasarkan
kulit terluar yang terisi elektron.
Cara praktis menghafal unsur-unsur dalam Sistem
Periodik Unsur, yaitu: 1. Golongan Utama (A)
Blok Elektron Valensi Golongan
Golongan IA Golongan IIA
(Gol. Alkali) (Gol. Alkali Tanah) ns 1
IA
s
Hari (H) ns 2
IIA
Libur (Li) Becak (Be) 2 1
ns np IIIA
Nanti (Na) Mogok (Mg) 2 2
ns np IVA
Kita (K) Cari (Ca)
2 3
ns np VA
Robohkan (Rb) Serep (Sr) p
2 4
Caesar (Cs) Ban (Ba)
ns np VIA
2 5
Firaun (Fr) Radial (Ra) ns np VIIA
ns2 np6 VIIIA
Golongan IIIA Golongan IVA
(Gol. Boron) (Gol. Karbon) 2. Golongan Transisi (B)
Bang (B) Cewek (C) Blok Elektron Valensi Golongan
Ali (Al) Singapura (Si) 1 10
ns (n-1)d IB
Ganteng (Ga) Genit (Ge) 2 10
d ns (n-1)d IIB
Indah (In) Senang (Sn)
2 1
ns (n-1)d IIIB
Terbelalak (Tl) Pakai bedak (Pb)
2 2
ns (n-1)d IVB
Golongan VA Golongan VIA ns2 (n-1)d3 VB
(Gol. Nitrogen) (Gol. Kalkogen) 2 4
ns (n-1)d VIB
Nenek (N) Orang (O)
2 5
d ns (n-1)d VIIB
Peot (P) Semarang (S)
2 6
Asal (As) Senang (Se)
ns (n-1)d VIIIB
2 7
Subang (Sb) Teh (Te) ns (n-1)d VIIIB
Bingung (Bi) Poci (Po) ns2 (n-1)d8 VIIIB
Contoh:
Golongan VIIA Golongan VIIIA
(Gol. Halogen) (Gol. Gas Mulia) 1. Na : [10Ne] 3s1 → golongan IA, periode 3
11
Film (F) Heboh (He)
2. Cl : [ Ne] 3s2 3p5 → golongan VIIA, periode 3
Charles (Cl) Negara (Ne) 17 10

Bronson (Br) Arab (Ar) 3. Ti : [ Ar] 4s2 3d3 → golongan VB, periode 4
23 18
Idaman (I) Karena (Kr)
Ati (At) Xerangan (Xe) 4. Zn : [18Ar] 4s2 3d10→golongan II B, periode 4
30
Ranjau (Rn)

Menentukan letak golongan dan periode suatu unsur:


I. Sifat-sifat Periodik Unsur
• Golongan : - Kolom vertikal.
- Pengelompokan berdasarkan 1. Jari-jari atom  jarak antara inti dengan
jumlah elektron valensi. elektron pada kulit paling luar.
- Unsur segolongan sifat Pada satu golongan: makin ke bawah, makin
kimianya mirip. besar.
Pada satu periode: makin ke kiri, makin kecil.
• Periode : - Kolom horizontal.

237
2. Energi ionisasi  energi yang dibutuhkan Pada satu golongan: makin ke bawah, makin
untuk melepaskan elektron paling luar. besar.
Pada satu golongan: makin ke bawah, makin kecil. Pada satu periode: makin ke kanan, makin
Pada satu periode: makin ke kanan, makin kecil.
besar,kecualigolongan:IIA > IIIA,dan VA> VIA. 6. Sifat reduktor  kemampuan untuk
3. Afinitas elektron  energi yang dilepaskan mereduksi unsur lain. Makin mudah
jika atom netral menerima elektron. melepas elektron, sifat reduktornya makin
Pada satu golongan: makin ke bawah, makin kuat.
kecil. Pada satu golongan: makin ke bawah, makin
Pada satu periode: makin ke kanan makin besar.
besar, tetapi paling besar VIIA bukan VIIIA. Pada satu periode: makin ke kanan, makin
Perkecualian golongan: IA > IIA, IVA > VA, kecil.
dan VIIA>VIIIA 7. S i fat o ks i d ato r  ke m am puan
4. Elektronegatifitas  kemampuan atom mengoksidasi unsur lain. Makin mudah
untuk menarik atau melepaskan elektron. menangkap elektron, sifat oksidatornya
Pada satu golongan: makin ke bawah, makin makin kuat.
kecil. Pada satu golongan: makin ke bawah, makin
Pada satu periode: makin ke kanan makin kecil.
besar, tetapi paling besar VIIA bukan VIIIA. Pada satu periode: makin ke kanan, makin
besar, tetapi paling besar VIIA.
5. Sifat logam  makin mudah melepas
elektron, makin kuat sifat logamnya.

238
Bab 3
Ikatan Kimia

A. Ikatan Ion (Elektrovalen) 1. Titik lebur rendah.


2. Umumnya cair/gas.
a. Ikatan Ion 3. Bentuk murninya tidak mampu
Ikatan ion adalah ikatan kimia antardua unsur menghantarkan listrik.
atau lebih yang terjadi karena adanya serah  Ikatan kovalen dapat dibagi sebagai
terima elektron. Umumnya terjadi antara unsur berikut:
elektropositif (unsur logam) dengan elektronegatif
1. Ikatan kovalen polar
(unsur nonlogam).
Yaitu, ikatan kovalen dimana pasangan
Unsur elektropositif (logam) elektron ikatan (PEI) tertarik ke salah
• Elektron valensi 1, 2, 3. satu atom yang elektronegatifitasnya
• Konfigurasi elektron terakhir s1, s2, p1. lebih kuat.
Unsur elektronegatif (nonlogam)
• Elektron valensi 4, 5, 6, 7. xx xx
H Cl

ox

xx
H + Cl PEB
xx
x
o

xx
• Konfigurasi elektron terakhir p3, p4, p5. xx

Ciri-ciri ikatan ion: PEI

1. Titik didih dan titik leburnya tinggi. Keterangan:


PEI = 1
2. Bentuk padatan tidak bisa menghantar-
PEB (Pasangan Elektron Bebas) = 3
kan listrik, namun bentuk leburan atau
Atom pusat = Cl
larutannya dapat menghantarkan listrik.
Ciri-ciri ikatan kovalen polar:
3. Larut dalam air.
• Terjadi p o l a r i s a s i m uatan
4. U m um n y a w u j u d n y a pa da t
(mempunyai kutub positif dan
(kristal).
Contoh: NaF, NaCl, MgCl , AlF , Al S , negatif).
2 3 2 3
dan sebagainya. • Dapat larut dalam air.
• Perbedaan keelektronegatifan
b. Ikatan Kovalen (Ikatan Homopolar) besar.
 Ikatan kovalen, yaitu ikatan yang • Tersusun atas dua atom berbeda
terjadi karena adanya pemakaian atau lebih, misal HF, HCl, H2O, H2S,
pasangan elektron bersama antardua CO, NH3 , PCl .
3
unsur. Ikatan ini terjadi antara unsur-  Sifat-sifat umum ikatan kovalen, yaitu:
unsur yang sama-sama elektronegatif
(nonlogam dengan nonlogam).

239
• Dispersi elektron tidak simetris.
2. Ikatan kovalen nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan

240
kovalen dimana pasangan elektron ikatan 3. Ikatan kovalen semipolar/koordinasi
(PEI) tertarik sama kuat ke semua atom. Ikatan kovalen semipolar/koordinasi adalah
Ciri-ciri ikatan kovalen nonpolar: ikatan kovalen dimana pasangan elektron
• Tidak mengalami polarisasi ikatannya hanya berasal dari salah satu atom.
muatan. H : 1 g perlu 1 elektron
H+ : 0 g perlu 2 elektron
• Larut dalam pelarut nonpolar. 1
N : 2 5 g perlu 3 elektron
• Tersusun atas atom yang sejenis 7
NH3 + H+ g NH 4+
atau homoatomik, misal Br2, N2,
O 2 , O 3 , H2 .
H
• Dispersi elektron simetris (CH4,
CO , PCl ). ●○
2 5
H ●○ N ○○ H
+
xx
Cl
xo xx

xo xx

xx xx xo xx ●○
o

C + Cl Cl C Cl
xx

xx
xx
x
o
o

xx xo xx
o

xx
Cl
xx
xx

H Ikatan kovalen
xx
koordinasi
Keterangan:
PEI = 4 c. Ikatan Campuran
PEB (Pasangan Elektron Bebas) = 0 Beberapa molekul mempunyai ikatan ion,
Atom pusat = C kovalen, dan kovalen koordinasi secara
bersamaan, misalnya pada NaHSO 4, NH4Cl,
 Cara praktis membedakan senyawa polar dan
KH2PO4, dan lain-lain.
nonpolar:
Na : 2 8 1 → melepas 1 elektron
1. Jika jumlah atom = 2 g perhatikan jenis atom: 11

sama atau beda? 16


S : 2 8 6 → menerima 2 elektron
Jika sama g nonpolar. 8
O : 2 6 → menerima 2 elektron
Contoh: Cl2, N2, O2, dan seterusnya. Contoh: NaHSO4
Jika beda g polar.
Ikatan kovalen
Contoh: HCl, NO, CO, dan seterusnya.
2. Jika jumlah atom = 3 atau lebih g perhatikan
PEB. Na+ S H+
PEB > 0 g umumnya polar.
Contoh: PCl3, NH3, H2O, dan lain-lain. ikatan ion Ikatan kovalen
E. val. = 5 koordinasi
NH 3
PEI = 3
Sisa = 2  PEB = 1(polar) d. Penyimpangan Aturan Oktet
PEB = 0 g Perhatikan atom pengeliling! Atom Sebagian senyawa tidak mengikuti aturan
pengeliling sama berarti termasuk ikatan oktet. Contoh: NO, BH3, PCl5, SF6, IF7, XeF2,
kovalen nonpolar. dan sebagainya.
Contoh: PCl5, CH4, CO2, dan lain-lain.
H
E val = 5 O
PCl 5 ● ● O
PEI = 5 O
● P●
Sisa = 0  PEB = 0 (nonpolar) H● B ○ H
● ●
Pengeliling beda: polar, contoh: CHCl3, CH3Br, O O

dan lain-lain.

240
B. Ikatan Antarmolekul C. Hubungan Ikatan Kimia
a. Ikatan Hidrogen dengan Titik Didih
Ikatan hidrogen adalah ikatan antarmolekul
1. Massa molekul relatif (Mr)  semakin besar
yang terjadi pada senyawa yang terdiri
Mr maka semakin tinggi titik didihnya.
atas atom H dengan atom lain yang sangat
2. Jenis ikatan  semakin kuatikatannya maka
elektronegatif (F, O, N).
semakin tinggi titik didihnya:
Contoh: H2O, NH3, HF, C2H5OH, H2SO4,
CH3COOH. • Pada ikatan antaratom: Ikatan ion >
kovalen polar > kovalen nonpolar.
+
H ---- F- ----- +H ---- F-
• Pada ikatan antarmolekul: Ikatan
Ikatan hidrogen Ikatan kovalen polar
hidrogen > dipol-dipol > dipol per-
manen-dipol terimbas > gaya London.
b. Gaya Van Der Waals
1. Gaya tarik dipol-dipol D. Bentuk Geometri Molekul
Yaitu, gaya tarik antarmolekul pada Sederhana
senyawa kovalen polar.
Contoh: HCl, H S, dan PCl . PE PEI PEB Bentuk Molekul Contoh
2 3
2 2 0 Linier BeCl2
+
H − Cl− H − Cl−
+
3 3 0 Segitiga sama sisi BF3
2. Gaya tarik dipol permanen – dipol 4 0 Tetrahedral CH4
terimbas 4 3 1 Segitiga piramida NH3
Yaitu, gaya tarik antarmolekul senyawa 2 2 Planar bentuk V H2O
polar dengan nonpolar yang disebabkan 5 0 Segitiga bipiramida PCl5
karena molekul polar menginduksi Tetrahedral
4 1 SF4
molekul nonpolar sehingga membentuk 5 asimetris

dipol terimbas. 3 2 Planar bentuk T IF3


Molekul polar membentuk dipol 2 3 Linier BeCl2
perm anen, s edangk an molekul 6 0 Oktahedral SF6
nonpolar membentuk dipol terimbas 6 5 1 Segilima piramida IF5
Contoh: gaya tarik antara O2 dengan H2O 4 2 Segi empat datar XeF4
dalam air. 7 7 0 Dekahedral IF7
+
H2O− +
O −2 PE = Pasangan Elektron
PEI = Pasangan Elektron Ikatan
PEB = Pasangan Elektron Bebas
3. Gaya tarik dipol sesaat – dipol sesaat (gaya
London)
Yaitu, gaya tarik antarmolekul pada senyawa
nonpolar dan antaratom gas mulia yang
disebabkan dispersi elektron yang tidak
merata dan tidak permanen.
Contoh:
• Gaya tarik antarmolekul CO2 (senyawa
nonpolar) pada gas karbon dioksida.
• Gaya tarik antaratom Ne (atom gas
mulia) pada unsur neon.

241
Bab 4
Kecepatan Reaksi

A. Konsep Kecepatan Reaksi • Energi aktivasi (Ea) adalah energi yang


harus dilampaui oleh energi kinetik (Ek)
Kecepatan (laju) reaksi adalah pengurangan dari molekul-molekul zat yang bereaksi
konsentrasi pereaksi per satuan waktu atau agar terjadi tumbukan yang efektif. Hanya
pertambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan molekul yang memiliki Ek lebih besar dari Ea
waktu. yang dapat bereaksi. Semakin besar energi
aktivasi maka reaksi akan berjalan semakin
Contoh: 2A + B2 g 2AB
lambat.
Laju reaksi (v) dapat diungkapkan sebagai berikut:

• Besarnya pengurangan konsentrasi A per C. Faktor yang Memengaruhi


satuan waktu : v= 
 
A

T
Laju Reaksi
• Besarnya pengurangan konsentrasi B per 1. Sifat zat
satuan waktu : v = 
B
Setiap zat m empunyai daya reaksi
T
yang berbeda-beda sehingga setiap zat
• Besarnya pertambahan konsentrasi AB per
mempunyai laju reaksi yang berbeda-beda
satuan waktu: v =  
AB
pula. Misal, reaksi senyawa-senyawa ion
T
dapat berlangsung lebih cepat daripada
senyawa kovalen.
Perbandingan laju = perbandingan koefisien
reaksi reaksi 2Na + 2H2O g 2NaOH + H2 (cepat)
2H2 + O2 g 2H2O (lambat)
Contoh: 2A + B2 g 2AB
Perbandingan laju reaksi : vA : vB : vC = 2 : 1 : 2 2. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi larutan berarti
B. Teori Tumbukan dan Energi jumlah partikel terlarut semakin banyak dan
Aktivasi jarak antarpartikel juga semakin berdekatan
sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan
• Teori tumbukan: ”suatu reaksi dapat
yang efektif juga semakin besar.
berlangsung karena terjadi tumbukan
efektif antarmolekul zat reaksi. Semakin ”Jadi, semakin besar konsentrasi maka reaksi
sering terjadi tumbukan maka reaksi berjalan berlangsung semakin cepat”.
semakin cepat”.

242
3. Suhu Untuk reaksi : xA
2
+ yB
2
 2Ax B
y

Suhu semakin tinggi berarti energi kinetik Persamaan kecepatan reaksinya ditulis:
molekul semakin besar sehingga reaksi
berjalan semakin cepat. Setiap kenaikan v = k . [A2]x [B2]y
suhu 10o maka reaksi berlangsung n kali
lebih cepat. x = orde reaksi terhadap A2
y = orde reaksi terhadap B2
t k = ketetapan laju reaksi
 
t

vt = vo . n10 atau t =t t . o 1 10
n
E. Grafik Orde Reaksi
4. Katalis 1. Orde nol  laju reaksi tidak dipengaruhi
Katalis adalah zat tertentu yang meme- oleh perubahan konsentrasi reaktan.
ngaruhi kecepatan reaksi, tetapi pada akhir v
reaksi dapat ditemukan kembali dalam
keadaan utuh.
”Katalis dapat mempercepat reaksi dengan M (konsentrasi)
menurunkan energi aktivasi (EA), akibatnya
energi kinetik (Ek) dari molekul-molekul zat 2. Orde satu  laju reaksi berbanding lurus
pereaksi dapat dengan mudah mencapai dengan perubahan konsentrasi reaktan. Jika
batas EA sehingga tumbukan efektif terjadi”. konsentrasi diubah dua kali maka kecepatan
reaksi juga berubah dua kali. Jika konsentrasi
5. Luas permukaan atau bidang sentuh
diubah tiga kali maka kecepatan reaksi juga
Semakin luas permukaan atau bidang sentuh berubah tiga kali, dan seterusnya.
maka peluang terjadinya tumbukan efektif
semakin besar sehingga reaksi semakin v

cepat.
Contoh: serbuk besi lebih cepat bereaksi
M (konsentrasi)
dibandingkan dengan paku besi karena
luas bidang sentuh serbuk besi lebih luas
daripada paku besi. 3. Orde dua  laju reaksi berbanding lurus
dengan kuadrat perubahan konsentrasi.
D. Persamaan Laju Reaksi dan Jika konsentrasi diperbesar dua kali maka
Orde Reaksi laju reaksi berubah menjadi empat kali. Jika
konsentrasi diubah menjadi tiga kali maka
Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan laju reaksi berubah menjadi sembilan kali.
antara laju reaksi dengan konsentrasi dan
v
orde reaksi.
Orde reaksi atau tingkat reaksi atau pangkat
konsentrasi adalah angka yang menunjukkan M (konsentrasi)
besarnya pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi.

243
Bab 5
Kesetimbangan Kimia

A. Konsep Praktis 3. Kecepatan reaksi ke kanan dan ke


kiri sama.
a. Jenis Reaksi Berdasarkan Arahnya 4. Secara makroskopis tidak terjadi
1. Reaksi berkesudahan (irreversible) perubahan.
adalah reaksi yang hanya berjalan
searah ke kanan (ke arah produk),
B. Tetapan Kesetimbangan (K)
artinya produk yang terbentuk tidak
dapat kembali menjadi reaktan. a. Hukum Aksi Massa (Guldberg-Waage)
Contoh: NaOH + HCl g NaCl + H2O
2. Reaksi bolak-balik (reversible) adalah
reaksi yang berjalan dua arah ke kanan ”Pada suhu tertentu, kesetimbangan
(produk) dan ke kiri (reaktan), artinya suatu reaksi kimia berlaku perbandingan
produk yang terbentuk dapat kembali hasil kali antara konsentrasi produk dan
menjadi reaktan. reaktan dipangkatkan koefisien reaksi
Contoh: 2HI H2 + I2 masing-masing akanmemberikan harga
yang konstan (K)”.
b. Kesetimbangan Kimia
• Keadaan setimbang: keadaan dimana
Untuk reaksi: aP(s) + bQ(g) cR(aq) + dS(g) + eT(l)
pada reaksi reversible kecepatan
reaksi ke kanan (ke arah produk) sama 1. Tetapan kesetimbangan berdasarkan
dengan kecepatan reaksi ke kiri (ke arah konsentrasi (Kc)
reaktan). c d
R
  S
 
• Kesetimbangan dinamis: secara mi- Kc =
b
kroskopis reaksi berjalan terus-menerus Q

kedua arah sehingga konsentrasi zat-zat Catatan : reaktan atau produk yang
senantiasa berubah-ubah. Namun, memengaruhi tetapan kesetimbangan
karena kecepatan ke kanan dan ke kiri adalah reaktan atau produk yang berfase
sama maka secara makroskopis reaksi atau berwujud larutan (aq) dan gas (g).
nampak berhenti dan konsentrasi zat-
2. Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan
zat tetap.
(Kp)
• Ciri-ciri reaksi setimbang, yaitu:
Kp = PS d
1. Reaksi dapat balik (reversible).
PQ b
2. Terjadi dalam ruang tertutup.

244
Catatan: reaktan atau produk yang meme- 1. Suhu berubah
ngaruhi tetapan kesetimbangan gas adalah • Reaksi endoterm
reaktan atau produk yang berfase gas (g) Suhu naik g K makin besar
saja. Suhu turun g K makin kecil
b. Cara Praktis Menyelesaikan Soal • Reaksi eksoterm
Kesetimbangan (K) Suhu naik g K makin kecil
Suhu turun g K makin besar
1. Buat tabel seperti berikut:
2. Persamaan reaksi berubah
A + B C + D
• Jika persamaan reaksi dibalik g harga K'
m
=1
r K
s • Jika koefisien dikalikan n g harga K' = Kn
• Jika dua persamaan reaksi dijumlahkan
2. Isi tabel g harga K' =K1 x K2
m = konsentrasi mula-mula zat yang
direaksikan C. Pergeseran Kesetimbangan
r = konsentrasi zat yang bereaksi g sesuai
perbandingan koefisien reaksi Azas Le Chatelier: “Jika
s = jumlah zat yang sisa (setimbang) kedalam suatusistemkesetimbangandiadakan
gangguan/aksi maka sistem akan melakukan
Sebelah kiri tanda panah: s = m – r pergeseran sedemikian rupa agar pengaruh aksi
Sebelah kanan tanda panah: s = m + r tersebut menjadi seminimal mungkin”.
3. Masukan data s ke rumus, tapi perhatikan Faktor Perlakuan Arah Pergeseran
satuannya, mol atau konsentrasi? Jika masih Konsentrasi Diperbesar ke arah yang tidak
mol bagi dulu dengan volume baru ke rumus diperbesar
Kc atau ubah menjadi tekanan parsial jika Diperkecil ke arah yang diperkecil
menghitung Kp. Suhu Dinaikkan ke arah endoterm (∆H= +)
Diturunkan ke arah eksoterm (∆H= −)
c. Hubungan Kc dengan Kp
Volume Diperbesar ke arah koefisien besar

Kp = Kc . (R.T)Dn Diperkecil ke arah koefisien kecil


Tekanan Diperbesar ke arah koefisien kecil
Diperkecil ke arah koefisien besar
∆n= jumlah koefisien kanan – jumlah koefisien
kiri
Perhatikan: D. Derajat Disosiasi (α)
koefisien kanan > kiri (∆n = +) g Kp > Kc
Derajat disosiasi (α) adalah banyaknya zat yang
kanan = kiri (∆n = 0) g Kp = Kc
terurai dibandingkan denganjumlah zat mula-mula.
kanan < kiri (∆n = –) g Kp < Kc
Rumus:
d. Perubahan Harga K α=
r
m
Harga K tidak berubah selama suhu dan
persamaan reaksi tidak berubah. Harga K
Keterangan:
dapat berubah bila:
r = jumlah zat yang terurai
m = jumlah zat mula-mula
245
Bab 6
Termokomia

A. Beberapa Konsep Praktis H = Hproduk – Hreaktan  H = > 0

 Termokimia adalah pokok bahasan kimia 2. Reaksi eksoterm


yang mempelajari tentang perubahan energi
• Yaitu, reaksi yang menghasilkan panas,
yang menyertai reaksi-reaksi kimia.
artinya energi panas dari sistem
 Sistem → segala sesuatu yang menjadi objek
dikeluarkan ke lingkungan.
pengamatan.
 Lingkungan → segala sesuatu yang ada di • ∆H bernilai positif (–).
sekitar sistem. • Suhu dalam sistem naik.
 Batas → yang membatasi sistem dan • Grafik entalpi (∆H).
lingkungan. Dalam kimia, batas ada dua jenis,
H
yaitu:
reaktan
1. Batas adiabatis → tidak menyebabkan
perpindahanpanas,misaldindingtermos. produk
2. Batas diatermal → menyebabkan
perpindahan panas, misal bejana.
 Entalpi/heat content (H) → jumlah energi
H = Hproduk – Hreaktan  H = < 0
yang dikandung dalam suatu zat.
 Entalpi tidak bisa diukur, yang dapat diukur
adalah perubahannya (∆H). B. Macam-macam Perubahan
 Jenis reaksi menurut termokimia, yaitu:
Entalpi (H)
1. Reaksi endoterm
• Yaitu, reaksi yang menyerap panas, 1. Perubahan entalpi pembentukan (∆Hf) →
artinya energi panas dari lingkungan perubahan entalpi pada pembentukan satu
masuk ke dalam sistem. mol senyawa dari unsur-unsurnya.
• ∆H bernilai positif (+). Pb(s)+ S(s)+ 2O2(g) → PbSO4(s) ∆Hf = –920,1 kJ
• Suhu dalam sistem turun. unsur-unsur 1 mol
• Grafik entalpi (∆H). 2. Perubahan entalpi penguraian (∆Hd) →
H perubahan entalpi pada penguraian satu mol
produk senyawa dari unsur-unsurnya.
PbSO4(s) → Pb(s)+ S(s)+ 2O2(g) ∆Hd = 920,1 kJ
reaktan
1 mol unsur-unsur

246
3. Perubahan entalpi pembakaran (∆H c ) Contoh soal:
→ perubahan entalpi pada pembakaran Diketahui energi ikatan:
1 mol suatu unsur/senyawa dengan oksigen. C–F = 439 kJ.mol-1 F–F = 159 kJ.mol-1
C H + O → 6CO + 3H O ∆H = –3.271kJ C–Cl = 330 kJ.mol-1 Cl–Cl = 243 kJ.mol-1
6 6(l) 2(g) 2(g) 2 (g) c

1 mol
Cl F
4. Perubahan entalphi netralisasi (∆Hn) → │ │
Cl C F + F F → F C F + Cl Cl
Perubahan entalpi pada reaksi asam dengan │ │
basa untuk menghasilkan 1 mol air. F F
HCl + NaOH → NaCl + H2O ∆Hn = –54,6 kJ
Entalpi untuk reaksi di atas adalah ....
5. Perubahan entalpi reaksi (∆Hr) → Perubahan Penyelesaian:
entalpi pada reaksi kimia secara umum.
HIK =  Hf reaktan   Hf produk

C. Menghitung Perubahan = (2C–Cl + 2C–F + F–F) – (4C–F + Cl–Cl)


Entalpi = [2(330) +2(439) +159] – 4(439) +243
= –302 kJ
1. Berdasarkan data entalpi pembentukan
(∆Hf)
3. Berdasarkan diagram/grafik

Hf =  Hf produk   Hf reaktan


Hukum Hess
Harga entalpi reaksi (∆H) tidak bergantung
jalannya reaksi, namun bergantung pada
Contoh soal:
keadaan awal dan akhir reaksi (∆H reaksi
Diketahui: yang berlangsung 1 tahap sama dengan
Kalor pembakaran siklopropana (CH2)3 = –a ∆H yang berlangsung beberapa tahap, asal
kJ/mol keadaan awal dan akhirnya sama).
Kalor pembentukan CO2 = –b kJ/mol Contoh soal:
Kalor pembentukan H2O = –c kJ/mol Perhatikan diagram tingkat energi di bawah
Maka, kalor pembentukan siklopropana
ini!
dalam kJ/mol ialah ...
C(s) + O2(g)
Penyelesaian:
Reaksi pembakaran siklopropana: ∆H1
 CO(g)+ 1 O2 2(g) ∆H3
(CH2)3 + 9/2 O2 3CO2 + 3H2O
∆H2
CO2(g)
∆Hr = ∆Hf (kanan) – ∆Hf (kiri)
∆Hr = ∆Hf(3CO2 + 3H2O) - ∆Hf (CH2)3 Berdasarkan diagram di atas, hubungan
–a = –3b –3c – ∆H (CH ) antara ∆H1, ∆H2, dan ∆H3 yang benar adalah
f 2 3
....
∆Hf (CH2)3 = –3b –3c + a
= a – 3b – 3c Penyelesaian:
Berdasarkan Hukum Hess: besarnya ∆H
2. Berdasarkan energi ikatan (EIk)
pembentukan CO2 melalui satu tahap reaksi
sama dengan yang melalui dua atau lebih tahap
HIK =  Hf reaktan   Hf produk
reaksi asal keadaan awal dan akhirnya sama.
∆H3 = ∆H1 + ∆H2

247
4. Menyusun reaksi 5. Dengan menggunakan rumus
Susunlah reaksi yang diketahui agar posisinya Contoh soal:
sama dengan reaksi yang ditanyakan. Jika Diketahui kapasitas panas (C) : q = C.∆T
reaksi dibalik maka tanda ∆H menjadi Diketahui Kalor Jenis (c) : q = m.c.∆T
berlawanan. m = massa, ∆T = perubahan suhu
Contoh soal: Reaksi endoterm : ∆H = + q
Diketahui beberapa persamaan termo- Reaksi eksoterm : ∆H = – q
kimia sebagai berikut: Jika 100 ml larutan NaOH 1 M direaksikan
C2H4 + H2 → C2H6 ∆H = – 140 kJ dengan 100 ml HCl 1 M dalam sebuah bejana,
2H2 + O2 → 2H2O ∆H = – 570 kJ ternyata suhu larutan naik dari 29oC menjadi
2C2H6 +7O2 → 4CO2 + 6H2O ∆H = – 3.130 kJ 37,5 oC. Jika larutan dianggap sama dengan
Entalpi pembakaran C2H4 adalah …. air, kalor jenis air 4,2 J.g-1K-1, massa jenis air
Penyelesaian: = 1 gr cm-3 maka ∆H netralisasi adalah...
Reaksi yang ditanyakan: pembakaran C2H4 Penyelesaian:
C2H4 + 3O2 → 2CO2 + 2H2O ∆H = ? NaOH + HCl g NaCl + H2O
C2H4 + H2 → C2H6 mol H2O = mol NaOH = 100 ml x 1 M
= 100 mmol = 0,1 mol
H2O → H32 + (1/2)O2 2
m.c.T
C2H6 + (3/2)→ 2CO2 + 3H2O q =
+ n
C2H4 + 3O2 → 2CO2 + 2H2O 200 x 4,2 x 8,5
=
Reaksi 1 tetap g ∆H = – 140 0,1

Reaksi 2 dibalik x → ∆H =x 570 = 285 = 71.400 J mol-1

Reaksi 3 tidak dibalik x → ∆H = 71,4 kJ mol-1


= (–3.130) = –1.565 Suhu naik  eksoterm  ∆H bernilai
∆Hr = –140 + 285 – 1.565 = – 1.420 negatif
∆H = -71,4 kJ mol-1

248
Bab 7
Larutan

A. Konsep Mol Data Rumus

Gram zat terlarut = t t


1. Molaritas (M) bpj= x 106
Total bagian = tot tot
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut
dalam setiap 1 liter (1.000 ml) larutan. 5. Persen Massa Zat Terlarut (% b/b)

Data Rumus
Bagian massa terlarut dalam setiap 100
bagian larutan.
Gram zat terlarut = gr gr 1.000
M= x Data Rumus
Volume larutan = V Mr V
Massa terlarut = t mt
%w/w = x 100%
Persen zat terlarut = % %.10. mt + mp
M= Massa pelarut = p
Massa jenis larutan = ρ Mr
6. Pencampuran dan Pengenceran
2. Molalitas (m)
Pencampuran, yaitu menyampurkan dua
Molalitas adalah banyaknya mol zat terlarut larutan yang memiliki konsentrasi larutan
dalam setiap 1 kg (1.000 gram) pelarut. yang berbeda sehingga jumlah zat terlarut
Data Rumus mau pelarut mengalami perubahan.
Gram zat terlarut = gr gr 1.000 Pengenceran berarti hanya mengubah
m= x
Gram zat pelarut = p Mr P jumlah pelarut, namun tidak mengubah
Persen zat terlarut = % % 1.000 jumlah zat terlarut.
m= x
Massa jenis larutan = ρ Mr (100  %) Data Rumus
Pengenceran M1 . V1 = M2 . V2
3. Fraksi mol zat terlarut (Xt)
Pencampuran M1 V1 + M2V2
Fraksi mol zat terlarut adalah perbandingan Mcamp =
Larutan Sejenis V1 + V2
mol terlarut dengan jumlah mol semua
komponen larutan (pelarut + terlarut).
Data Rumus B. Larutan Elektrolit dan
nt Non-elektrolit
Gram zat terlarut = t nt =
Gram zat pelarut = p n +n
t p a. Larutan Elektrolit
%.10. Yaitu, larutan yang mampu menghantarkan
Persen zat terlarut = % M=
Mr aru s l i s tri k. L aru tan i n i m am p u
menghantarkan arus listrik karena dalam
4. Bagian Per Sejuta (bpj)
larutan elektrolit terdapat ion atau elektron
Bagian massa terlarut dalam setiap satu juta yang bergerak bebas yang berasal dari
bagian massa larutan. senyawa dalam larutan.

249
Larutan elektrolit sendiri dibagi menjadi dua, b. Larutan Non-elektrolit
yaitu: Yaitu, larutan yang tidak mampu
1. Elektrolit kuat, yaitu larutan yang menghantarkan arus listrik.
sangat mudah menghantar daya/arus Ciri-cirinya:
listrik yang tinggi. • Di dalam air, tidak terionisasi ( = 0), tidak
Ciri-cirinya: mampu menghantarkan arus listrik.
• Di dalam air, terionisasi sempurna • Dalam eksperimen: lampu tidak
(α = 1), daya hantar listrik kuat. menyala dan tidak timbul banyak
gelembung gas.
• Dalam ek s per im en: lam pu
menyala terang dan timbul banyak
gelembung gas.
Contoh

Contoh • Senyawa-senyawa kovalen nonpolar,


seperti urea (CO(NH 2 ) 2 ), glukosa
(C6H12O6), benzena (C6H6), eter (C2H6O).
• Asam kuat: HCl, HBr, HI, HNO3,
H2SO4, HClO4
• Basa kuat: NaOH, KOH, RbOH, C. Sifat Koligatif Larutan
Ca(OH)2, Sr(OH)2, dan Ba(OH)2
• Hampir semua garam: NaNO 3, Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang
CaBr2, NH4Cl, dan lain-lain. hanya ditentukan oleh jumlah partikel zat terlarut,
bukan oleh jenis zat terlarut. Terdapat empat
macam sifat koligatif, yaitu:
2. Elektrolit lemah, yaitu larutan yang
No Sifat Koligatif Rumus Keterangan
sedikit mampu untuk menghantarkan
Kenaikan titik Kb = tetapan titik
arus/daya listrik berdaya rendah. 1 ∆Tb = Kb x m
didih (∆Tb) didih molal pelarut
Ciri-cirinya: Penurunan titik Kf = tetapan titik
2 ∆Tf = Kf x m
• Di dalam air,terionisasi sebagian (0 beku (∆Tf) beku molal pelarut

<  < 1), daya hantar listrik lemah. 3


Penurunan
∆P = Po x Xt
Po = tekanan uap
tekanan uap (∆P) pelarut murni
• Dalam ek s per im en: lam pu
R = 0,082 L.atm/
menyala redup dan timbul sedikit Tekanan
4 π = M x R x T mol.K
osmotik ()
gelembung gas. T = suhu (K)
Untuk larutan elektrolit dikalikan dengan faktor Vant Hoff (i)
elektrolit kuat g i = n (jumlah ion)
elektrolit lemah g i = [1 + (n-1)α]
Contoh α = derajat ionisasi
m = molalitas

• Asam lemah: HF, H2CO3, CH3COOH, D. Teori Asam-Basa


H2S, H3PO4.
• Basa lemah: Fe(OH) 3 , Al(OH) 3 , 1. Teori Arrhenius
NH4OH. Asam → zat yang dalam pelarut air melepas
• Garam-garam merkuri (Hg+2) ion H+.
Contoh:
HCl(g) → H+(aq) + Cl–(aq)

250
H2SO4(l) → 2H+(aq) + SO4–2(aq) Basa kuat
Contoh: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2,
Basa →zatyang dalam pelarut air melepas OH–.
Ba(OH)2
Contoh:
NaOH(s) → Na (aq) + OH (aq)
+ –
[ OH- ] = M x Val
Ca(OH) → Ca+ + 2OH–
2(s) (aq) (aq)

2. Teori Bronsted Lowry Asam lemah


Asam → pendonor proton (H ) + Contoh: HF, H2CO3, H2S, H3PO4, CH3COOH.
Basa → akseptor proton (H+)
Contoh: [ H+ ] = Ka ×M atau [ H+ ] = α x M
HCl + H O → Cl– + H O+ 3
2 Ingat! K = α2 x M
a
asam1 basa1 basa2 asam2
Pada reaksi ke kanan: HCl memberi H+ Basa lemah
kepada H2 O menjadi3H O+. Contoh: NH4OH, Mg(OH)2, Al(OH)3, Fe(OH)3
Pada reaksi ke kiri: H O+ memberi H+ kepada
3
Cl– menjadi HCl. [ H+ ] = Kb ×M atau [ OH-] = α x M

3. Teori Lewis Ingat! K


b
= α2 x M
Asam g akseptor pasangan elektron bebas.
2. pH Larutan Garam
Basa g pendonor pasangan elektron bebas.
Contoh: NH + BF3  NH BF Garam adalah hasil reaksi antara asam
3 3 3
dengan basa.
H F
• Garam dari reaksi: Basa Kuat + Asam
H N B F Kuat
Contoh: NaCl, K2SO4
H F
pH garam = netral (pH = 7)
NH3 memberi pasangan elektron kepada BF3
Sifat hidrolisis = tidak terhidrolisis
maka NH3 disebut basa dan BF3 disebut asam.
• Garamdarireaksi:BasaLemah+AsamKuat
E. Derajat Keasaman (pH) Contoh: NH4Cl
Larutan pH garam = pH asam (pH < 7)

pH = – log [H+] H+ = K w  [MG


Kb
pOH = – log [OH−]
pH + pOH = 14 Sifat hidrolisis = terhidrolisis sebagian
+ − –7
Air: [H ] = [OH ] = 10 g pH = 7 • Garam dari reaksi: Basa Kuat + Asam
Larutan asam: [H+] > 10–7 g pH < 7 Lemah
Larutan basa: [H+] < 10–7 g pH > 7 Contoh: CH3COONa
1. pH Larutan Asam dan Basa pH garam = pH basa (pH > 7)
Asam kuat
Contoh: HNO , H SO , HClO , HCl, HBr, HI. H+ = K w  [MG]
3 2 4 4 Ka

[ H+ ] = M x Val Sifat hidrolisis = terhidrolisis sebagian

251
• Garam dari reaksi: Basa Lemah + Asam Hasil kali kelarutan/konstanta solubility product
Lemah (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion elektrolit
Contoh: CH3COONH4 larutan jenuh dipangkatkan koefisien reaksinya.
pH garam bersifat: AxBy(s) xA+y(aq) + yB−x(aq)
- Asam (pH < 7) jika Ka>Kb s xs ys
+y -x y
- Basa (pH > 7) jika Kb>Ka Ksp = [A ] . [B ]
- Netral (pH = 7) jika Ka=Kb Ksp = (xs)x . (ys)y
K Ksp = xxsx . yysy
H+ = w
K a
Kb
Ksp = xxyy (s)x+y
Sifat hidrolisis = terhidrolisis total
3. pH Larutan Buffer/Penyangga Ksp
s  xy
xxyy
Yaitu, campuran asam lemah dengan
garamnya atau basa lemah dengan garamnya. Meramal Pengendapan
Fungsi larutan buffer adalah untuk mem- Untuk reaksi:
pertahankan nilai pH suatu larutan. Artinya,
xA+y(aq) + yB−x(aq) AxBy(s)
jika larutan ditambah sedikit asam, basa,
atau diencerkan maka pH praktis tidak Q = [A+y]x . [ B−x]y
berubah.
• Asam lemah+ garam(basakonjugasinya) Catatan
Contoh: CH3COOH + CH3COONa Jika Q < Ksp : belum jenuh (belum
Larutan buffer yang terbentuk akan mengendap)
bersifat asam Jika Q= Ksp : tepat jenuh (siap mengendap)
(pH < 7). Jika Q > Ksp : lewat jenuh (sudah
+ mol AL mengendap)
H = Ka x
mol G x val

• Basa lemah + garam (asam konjugasinya)


Pengaruh ion sejenis
Contoh: NH4OH + NH4Cl
”Jika suatu elektrolit dilarutkan dalam larutan lain
Larutan buffer yang terbentuk akan
yang mengandung ion sejenis maka kelarutannya
bersifat basa
(s) akan menjadi lebih kecil”.
(pH > 7).
mol BL Ksp
H+ = Kb x s=
mol G x val
ion sejenis indeks

F. Kelarutan dan Hasil Kali Hubungan Ksp dengan pH:


Kelarutan
Kelarutan/solubility (s) adalah jumlah (mol atau 1 x 1
Ksp = OH 
x
berat) zat maksimal yang dapat larut dalam
sejumlah tertentu pelarut dalam suatu larutan
jenuh.
Satuan: mol/liter (M) atau gram/liter.

252
Bab 8
Reaksi Redoks
& Elektrokimia
A. Konsep Praktis Redoks 2. Bilangan oksidasi pada senyawa
• Jumlah biloks unsur-unsurbernilai = 0
a. Pengertian Reduksi dan Oksidasi H3 PO4  H+ + (PO4)3–
1. Reduksi : reaksi pelepasan oksigen (O). 3 biloks H + biloks P + 4 biloksO = 0
Oksidasi : reaksi pengikatan oksigen (O). Biloks H = +1 ; O = –2 ; P = +5
Ca + CuO  CaO + Cu Senyawa H3PO4= 3 (1) + 5 + [4 x
(–2)] = 0
CuO melepas O menjadi Cu (reduksi).
• Biloks H = 1, kecuali pada hidrida
Ca mengikat O menjadi CaO (oksidasi).
logam biloks H = –1 (contoh: KH,
2. Reduksi : reaksi pengikatanhidrogen(H). CaH2).
Oksidasi : reaksi pelepasan hidrogen (H). • Biloks O = –2, kecuali pada senyawa
CH CHO + H  CH CH OH (reduksi) peroksida (misal: H O ) biloks O =
3 2 3 2 22
CH3CH2OH g CH3CHO + H2 (oksidasi) –1, senyawa superoksida (misal:
H2 diikat oleh CH3CHO menjadi RbO2) biloks O = –, senyawa OF2
CH3CH2OH (reduksi). dengan biloks O = +2.
CH3CH2OH melepaskan H2 menjadi • Biloks F = –1.
CH3CHO (oksidasi). • Biloks logam gol IA = +1, IIA = +2,
3. Reduksi : reaksi pengikatan elektron. IIIA = +3.
Oksidasi : reaksi pelepasan elektron. 3. Biloks ion sama dengan muatannya
2+
Cu g Cu + 2e (oksidasi) Dalam ion Cu+2  biloks Cu = +2
Cl2 + 2e g 2Cl– (reduksi) Dalam SO4 –2→ biloks S = + 4 biloks O = –2

4. Reduksi : reaksi penurunan biloks. c. Reduktor-Oksidator


Oksidasi : reaksi peningkatan biloks.  Reduk tor (pereduksi)  zat yang
2Fe + 3O2 g Fe2O3 (oksidasi) menyebabkan zat lain mengalami reduksi,
sedangkan dirinya sendiri mengalami oksidasi.
0 0 +3 –2
 Oksidator (pengoksidasi)  zat yang
BiloksFenaikdari0 menjadi +3(oksidasi).
menyebabkan zat lain mengalami oksidasi,
Biloks Fe turun dari 0 menjadi–2 (reduksi).
sedangkan dirinya sendiri mengalami reduksi.
b. Konsep Bilangan Oksidasi (Biloks/BO) Contoh: F2 + 2Cl− g 2F− + Cl 2
1. Bilangan oksidasi unsur bernilai = 0 Biloks → 0 -1 -1 0
Contoh: Cu, Fe, N2, O2, dan sebagainya.

253
F2 : mengalami reduksi (oksidator) 2. Fe2+ + MnO4 −  Fe3+ + Mn2+ (asam)
Cl− : mengalami oksidasi (reduktor)
F− : hasil reduksi 2 7 3 2
Cl2 : hasil oksidasi +1 −5
Agar setara maka reaksi oksidasi (mengalami
B. Menyetarakan Reaksi kenaikan biloks) dikali 5, sedangkan reaksi
Redoks reduksi (mengalami penurunan biloks) dikali
1. Sehingga reaksinya menjadi:
a. Cara Bilangan Oksidasi
5Fe2+ + MnO4− → 5Fe3+ + Mn2+
1. Tulis reaksi, tentukan yang biloks zat
( unsur O = 4) ( unsur O = 0)
yang berubah.
2. Samakan jumlah atom kiri dan kanan Suasana asam: tambah H2O pada ruas
(yang mengalami perubahan biloks saja) yang kurang O, tambah H+ pada ruas lain.
Sehingga reaksinya menjadi:
3. Tentukan perubahan biloks dan sama-
kan (kali silang). 5Fe2+ + MnO4 − + 8H+ → 5Fe3+ + Mn2+ + 4H
2
O

4. Tulis ulang reaksi dengan koefisien b. Cara Setengah Reaksi


reaksinya. 1. Tulislah reaksi oksidasi dan reduksinya
5. Samakan jumlah O dan H kiri dengan secara terpisah dalam bentuk ion-ion.
kanan dengan cara: 2. Samakan jumlah atom kiri dan kanan
Suasana asam: tambah H2O pada ruas (yang mengalami perubahan biloks
yang kurang O, tambah H+ pada ruas saja).
lain. 3. Samakan jumlah O dan H kiri dengan
Suasana basa: tambah H2O pada ruas kanan dengan cara:
yang kelebihan O, tambah OH− pada Suasana asam: tambah H2O pada ruas
ruas lain yang kurang O, tambah H+ pada ruas
6. Sempurnakan reaksi dan cek. lain.

Contoh: Suasana basa: tambah H2O pada ruas


yang kelebihan O, tambah OH− pada
1. MnO4− + SO32− → MnO2+ SO42− (basa)
ruas lain.
7 4 4 6 4. Samakan jumlah muatan kiri dan kanan
−3 +2
dengan menambahkan elektron.
Agar setara maka reaksi reduksi (mengalami 5. Kali silang elektron terlibat dan pakai
penurunan biloks) dikali 2, sedangkan reaksi sebagai koefisien.
oksidasi (mengalami kenaikan biloks) dikali 6. Jumlahkan
3. Sehingga reaksinya menjadi:
Contoh:
2MnO − + 3SO 2−  2MnO + 3SO 2− - -2 -2

 4 3
 2 4 1. MnO4 + SO3 → MnO2 + SO4 (basa)
( unsur O = 17) ( unsur O = 16)
-
Pada reaksi: MnO4
→ MnO 2
Suasana basa: tambah H2O pada ruas yang Biloks Mn: ruas kiri = 7; ruas kanan = 4
kelebihan O (ruas kiri), tambah OH− pada
 unsur O: ruas kiri = 4 ; ruas kanan = 2
ruas lain (ruas kanan). Sehingga reaksinya
-2 -2
menjadi: Pada reaksi: SO3 → SO4
Biloks S: ruas kiri = 4; ruas kanan = 6
2MnO4−+ 3SO32−+ H2O  2MnO +2 3SO + 2OH−
 unsur O: ruas kiri = 3 ; ruas kanan = 4
254
Berdasarkan langkah nomor 3—5 maka: Contoh:
- − Zn + Cu2+→ Zn2+ + Cu
MnO4 + 2H2O + 3e → MnO2+ 4OH x2
Cd + Fe2+ →
SO + 2OH → SO + H O + 2e
-2 − -2
x3
3 4 2
-
2MnO + 3SO + H O → 2MnO + 3SO + 2OH−
-2 -2
D. Sel Volta atau Galvani
4 3 2 2 4

2. Fe2+ + MnO → Fe3+ + Mn2+ (asam)  Percobaan elektrokimia pada sel Volta atau
Galvani adalah percobaan untuk mengubah
Pada reaksi: Fe2+ → Fe3+ (asam)
energi kimia menjadi energi listrik.
Biloks Fe: ruas kiri = 2; ruas kanan = 3
 Elektrode  KAPAN : Katode g Positif (+),
Pada reaksi: MnO→ Mn2+ (asam)
Anode g Negatif (–)
Biloks Mn: ruas kiri = 7; ruas kanan = 2
xunsur O: ruas kiri = 4 ; ruas kanan = 0  Reaksi  Katode g reduksi,
Anode g oksidasi
Berdasarkan langkah nomor 3—5 maka:
 E sel = E katode – Eoanode
o
Fe2+→ Fe3+ + 1e x5
MnO- + 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H O x1 Harga E sel g jika positif (+) maka reaksi
4 2
berlangsung spontan dan menghasilkan
5Fe2+ + MnO4- + 8H+→ 5Fe3+ + Mn2++ 4H 2O
energi listrik.
Contoh:
C. Potensial Reduksi (Eo) Elektrode : tembaga (EoCu = 0,34 volt)
seng (EoZn = – 0,76 volt)
 Potensial reduksi (Eo) adalah besarnya Elektrolit : larutan CuSO4 dan ZnSO4
potensial listrik yang dihasilkan pada suatu
peristiwa penangkapan elektron (reaksi Cu(+) (–)Zn
reduksi).
 Jika potensial reduksi (Eo) suatu unsur
semakin besar maka unsur tersebut
akan semakin mudah mengalami reaksi Reaksi sel:
reduksi. Sebaliknya, semakin kecil potensial Anode (-) : Zn (s)→ Zn2+ + 2e
(aq)

reduksinya maka akan semakin mudah Katode (+) : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)


mengalami reaksi oksidasi.
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq + Cu(s)
 Deret Volta:
Eosel = EoCu – EoZn
K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-(H2O)-Zn-Cr-Fe-Cd-
= 0,34 – (– 0,76 ) = 1,1 volt
Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Cu2+ (aq)
Notasi sel : Zn (s)Zn2+ (aq) Cu (s)

 Contoh sel volta yang lain: batere dan aki.


Dari kiri ke kanan harga Eo semakin
besar (semakin mudah direduksi). Dari
kanan ke kiri semakin mudah dioksidasi
E. Korosi
(semakin aktif). Unsur logam sebelah  Korosi (perkaratan logam) adalah suatu
kiri dapat mereduksi kation logam reaksi oksidasi terhadap logam oleh oksigen
sebelah kanan. dari udara.
 Besi yang diperjualbelikan di pasaran
bukanlah besi murni, namun dicampur

255
dengan unsur karbon. Biasanya, kadar Reaksinya, yaitu:
karbon pada besi tidak merata, ada bagian 2H2 O(l) +2e  H2(g) +2OH −(aq)
tertentu yang kadarnya tinggi, namun di Sedangkan, untuk kation dari unsur yang lain
bagian lain kadarnya rendah. dapat direduksi menjadi logamnya.
 Proses korosi bisa dianggap sebagai proses Contoh:
elektrokimia, bagian besi dengan kadar + 2e → Zn (s)
Zn+2(aq)
karbon rendah akan bertindak sebagai Cu+2(aq) + 2e → Cu(s)
anode, sedangkan bagian yang kadar
karbonnya tinggi bertindak sebagai katode. Di Anode (+) → terjadi reaksi oksidasi
• Elektrode = tidak inert (selain Pt, C, Au) g
Anode : Fe → Fe2+ + 2e x2
– anode dioksidasi.
Katode : O2 + 2H2O + 4e → 4OH x1
Contoh:
2Fe + O2 + 2H2O → 2Fe(OH)2 Zn(s) → Zn+2(aq) + 2e
2Fe(OH) + O + H O → Fe O .nH O Cu(s) → Cu+2(aq) + 2e
2 2 2 2 3 2
(karat) • Elektrode = inert (Pt, C, dan Au) g perhatikan
anion terlebih dahulu:
F. Sel Elektrolisis Anion = F−, Cl−, Br−, I−, OH− → teroksidasi
Reaksinya:
2Cl−(aq)→ Cl 2(g) + 2e
4OH−(aq)→ 2H2 O(l)+ O 2
(−) Katode
Anode (+)

_2 _
Anion = oksi (SO4 , NO3, dan seterusnya) → tidak
teroksidasi, yang dioksidasi air. Reaksinya:
2H2 O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e
 Kebalikan dari sel Volta/Galvani, sel
elektrolisis merupakan proses elektrokimia G. Hukum Faraday
yang mengubah energi listrik menjadi energi
Hukum Faraday I  ”Jumlah zat yang diendapkan
kimia.
atau melarut di elektrode berbanding lurus
 Elektrode  KNAP: dengan jumlah arus listrik yang mengalir pada
Katode  kutub Negatif (–) elektrolit.”
Anode  kutub Positif (+)
 Reaksi: Ar i x t
W = e.F atau W = x
 Ka-Red: Katode  reaksi Reduksi; val 96.500
 An-Oks: Anode  reaksi Oksidasi
 Reaksi pada Sel Elektrolisis.
Hukum Faraday II  ”Jika beberapa larutan
Di Katode (–)  terjadi reaksi reduksi dielektrolisis dengan arus listrik yang sama maka
1. Elektrolit = leburan  kation apa saja dapat massa zat yang dihasilkan berbanding lurus
direduksi. dengan massa ekivalen zat-zat tersebut.”
2. Elektrolit = larutan  perhatikan kation.
Bila kation berasal dari golongan unsur IA, W1 : W2 = e1 : e2
IIA, Al, Mn tidak dapat direduksi maka yang
direduksi air.

256
Bab 9
Kimia Unsur

A. Gas Mulia (VIIIA) 3. Kestabilan semakin berkurang.


4. Kereaktifan semakin bertambah (He,
a. Unsur-unsur Gas Mulia dan Sifat-sifatnya Ne, Ar belum ditemukan senyawanya.
Unsur Lambang Sedangkan, Kr, Xe, Rn sudah ditemukan
4
Helium
2
He dalam bentuk senyawanya).

Neon
20
Ne 5. Kelarutan semakin bertambah (He, Ne
10
praktis larut dalam air, sedangkan Ar,
40
Argon Ar Kr, Xe, Rn larut dalam air karena ukuran
18

84 atomnya semakin besar).


Kripton Kr
36

131 b. Cara Memperoleh Gas Mulia


Xenon Xe
He, Ne, Ar, Kr, Xe → destilasi dari udara
54
1.
222
Radon Rn cair.
86

2. He → pemisahan dari gas alam


Sifat-sifat umum:
3. Rn dan He → peluruhan unsur radium
1. Tak berwarna, tak berbau, tak berasa,
(Ra)
sedikit larut dalam air.
2. Konfigurasi elektron stabil sehingga c. Penggunaan Gas Mulia
sangat sukar bereaksi. 1. He:
3. Energi ionisasi sangat tinggi. - Pengisi balon udara.
4. Di alam selalu dalam keadaan bebas - Dicampur dengan O2 untuk per-
(gas monoatomik). napasan buatan para penyelam.
- Sebagai pendingin untuk suhu
5. Semua gas mulia terdapat di atmosfer,
mendekati 0 K.
kecuali Radon (Rn) yang merupakan
unsur radioaktif yang terdapat pada 2. Ne, Ar, Kr, Xe untuk mengisi lampu
rongga batuan uranium. tabung, lampu reklame, dan pendingin
pada reaktor nuklir.
6. Gas mulia di alam paling banyak adalah
He, sedangkan paling sedikit adalah Rn 3. Xe untuk obat bius, sedangkan senyawa
karena merupakan unsur radioaktif. Xe dan oksigen (XeO 3 dan XeO 4)
merupakan oksidator kuat.
Unsur gas alam dari atas ke bawah:
4. Rn digunakan untuk terapi kanker
1. Jari-jari atom semakin besar. karena Rn bersifat radioaktif.
2. Energi ionisasi semakin kecil.

257
B. Halogen (VIIA) Biloks Senyawa
+1 ClF, BrCl
a. Unsur-unsur Halogen +3 BrF3, ICl3
Halogen merupakan unsur pembentuk +5 ClF5, IF5
garam. Unsur-unsur halogen bersifat +7 IF7, IBr7
elektronegatif dan mudah bereaksi dengan
c. Cara Pembuatan Halogen
unsur elektropositif untuk membentuk
1. Di industri
senyawa garam.
Proses Pembuatan
Unsur Wujud dan Sumber
Warna Proses Moissan: Elektrolisis campuran
F2
Fluor Gas, kuning muda Fluorspar (CaF2), HF dan KHF2 cair.
(9F) kriolit(Na2AlF6)
Cl2 Proses Downs : Elektrolisis leburan
Klor Gas, hijau Dari air laut dalam NaCl
(17Cl) kekuningan bentuk NaCl, KCl, Proses Gibbs : Elektrolisis larutan
MgCl, CaCl2 NaCl
Proses Deacon : 4HCl + O2 g 2H2 O +
Brom Cairan, merah Dari air laut dalam 2Cl2
(35Br) kecokelatan bentuk NaBr, KBr,
Br2 Mengoksidasi ion bromida yang
MgBr
terdapat dalam air laut dengan klorin.
Iod Padat, ungu Dari air laut dalam Reaksinya:
(53 I) bentuk NaI, KI, MgI2 Cl2(g) + 2Br− (aq) g 2Cl− + Br
(aq) 2(l)

I2 Mengoksidasi ion iodida yang


b. Sifat-sifat Unsur Halogen terdapat dalam air laut dengan klorin.
1. Sifat-sifat periodik Reaksinya:
Cl + 2I− g I + 2Cl−
2(g) (aq) 2(aq) (l)
Dari atas ke bawah Dari atas ke bawah
semakin besar semakin kecil 2. Di laboratorium
 Jari-jari atom  Energi ionisasi • Memanaskan campuran garam
 Berat jenis  Kelektronegatifan
halida dan MnO2 dalam suasana
 Titik didih  Sifat oksidator
 Kereaktifan asam ( X = unsur halogen).
Reaksinya:
2. Reaksi pendesakan
2NaX + MnO2
+ 3H
2
SO
4
 2NaHSO
4
Unsur halogen yang di atas dapat + MnSO4 + 2H2O + X2
mengoksidasi/mendesak ion halida
• Mereaksikan asam halogen pekat
yang ada di bawahnya:
dengan KMnO4 (X = unsur halogen):
• F2 + KBr → KF + Br
• Br2 + NaCl → 2KMnO4 + 16HX  2MnX2+ 2KX +
8H2O + 5X2
3. Cl2, Br2, dan I2 dalam air mengalami
reaksi disproporsionasi/autoredoks d. Asam Halogen
Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks 1. Asam halida : HF, HCl, HBr, HI
dimanaterdapatsatuunsuryangmengalami • Urutan kekuatan asam:
reaksireduksidan oksidasisekaligus. HF < HCl < HBr < HI
Contoh: Artinya, di antara asam halogen,
Cl2 + H2O → HCl + HClO HF asam paling lemah, sedangkan
4. Da p a t m e m b en t u k s en y a w a HI asam kuat paling kuat.
interhalogen • Urutan titik didih:
Senyawa interhalogen adalah senyawa HCl < HBr < HI < HF (antarmolekul
antardua unsur halogen HF terdapat ikatan hidrogen

258
sehingga titik didih HF menjadi 4. Kebanyakan dalam bentuk molekul
paling tinggi). diatomik berikatan rangkap dua (O2)
dan sedikit dalam bentuk O3 (ozon).
2. Asam oksihalogen
5. Sangat reaktif. Bereaksi dengan senyawa
Merupakan senyawa asam halogen yang
logam maupun nonlogam membentuk
mengandung unsur oksigen. Cl, Br, I dapat
senyawa oksida.
membentuk senyawa asam oksihalogen,
namun unsur F tidak bisa. Oksida Contoh
Oksida basa Na2O, CaO, Fe2O3
Rumus Biloks X Nama
Oksida asam SO3, N2O5, CO2, P2O5
HXO +1 Asam hipohalit
Oksida amfoter Al2O3, ZnO
HXO2 +3 Asam halit
Oksida indeferen CO, MnO2
HXO3 +5 Asam halat Peroksida H2O2, Na2O2
HXO4 +7 Asam perhalat Superoksida KO2, RbO2

Contoh:
b. Pembuatan Oksigen
HClO : asam hipoklorit
HBrO2 : asam bromit 1. Di alam → melalui proses fotosintesis
HBrO3 : asam bromat pada tumbuhan, yaitu dengan reaksi:
HIO4 : asam periodat 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2(g)
2. Di laboratorium:
Kekuatan asam oksihalogen:
• Melalui pemanasan oksida logam:
• HXO4> HXO3 > HXO2 > HXO 2Ag 2O → 4Ag + O2
• HClO > HBrO > HIO
• Melalui pemanasan H2O2
e. Kegunaan Unsur/Senyawa Halogen
2H2O2(l) → 2H2O(l) + O2(g)
1. CCl2F2 (gas freon) → digunakan sebagai
zat pendingin pada kulkas dan AC. 3. Di industri:
• Elektrolisis air dengan reaksi:
2. (C2F4)n (Teflon) → sebagai bahan pelapis
panci tahan panas 2H2O(l) → 2H2(l) + O2(g)
3. NaCl g garam dapur, penyedap masakan. • Destilasi bertingkat udara cair.
4. KCl → digunakan sebagai pupuk bagi c. Penggunaan secara Komersial
tumbuhan. 1. Pengisi tabung udara pernapasan
5. Ca(OCl)2 (kaporit) → desinfektan dan penyelam, antariksawan, penderita
penjernih air. paru-paru/saluran pernapasan.
6. NaBr → digunakan sebagai obat
2. Campuran O2 dengan gas asetilena
penenang dalam dunia kedokteran.
untuk mengelas logam.
7. PVC (Poly Vinil Klorida) CH2CHCl →
bahan dasar plastik. 3. Oksigen cair (liquid oxygen = lox) untuk
bahan bakar pesawat ruang angkasa.
C. Oksigen
D. Nitrogen
a. Sifat-sifat
1. Banyak ditemukan dalam wujud gas. a. Sifat-sifat
2. Merupakan gas tak berwarna, tak 1. Merupakan unsur gas terbanyak di at-
berbau, dan tak berasa. mosfer bumi.
3. Tidak dapat terbakar, namun dibutuhkan 2. Tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak
dalam proses pembakaran. berbau.

259
3. Merupakan molekul diatomik yang sa- 39
K
19 Merah muda Mineral silvit: KCl
ngat stabil dengan ikatan rangkap tiga. 85 Merah
Rb Fosfat trifilit
4. Kurang reaktif. lembayung
133 Merah
5. Bereaksi dengan logam dan nonlogam 55
Cs
lembayung
Fosfat trifilit
pada suhu tinggi : N2 + 3Mg → Mg3N2
N2 + O2 → 2NO Unsur Warna
Sumber
Alkali Tanah Nyala
6. Dapat mempunyai bilangan oksidasi 9
Be - Beril: Be3Al2(SiO3)6
bervariasi dari −3 hingga +5. 4

24
Mg Putih Magnesit: MgCO3
b. Pembuatan Nitrogen dan Senyawanya 12

40
Di industri: penyulingan udara cair 20 Ca Jingga Gips: CaSO4.2H2O
Nitrogen Di laboratorium: pemanasan garam 88
Sr Merah strontianit: SrCO3
(N2) amonium (NH4NO2). 38

NH NO g N + 2H O 137
Ba
4 2(aq) 2(g) 2 (l)
56
Hijau Barit: BaSO4
Di industri: proses Haber
N2(g) + 3H2(g) g 2NH3(g)
b. Sifat Umum Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Amoniak Di laboratorium:
Mg N + 6H O g 3Mg(OH) + 2NH atau Logam Alkali
(NH3) 3 2 2 2 3
NH Cl + KOH g KCl + NH + H O Li, Na, K, Rb, Cs g L O (oksida)
4 3 2
2
Reaksi dengan Na, K, Rb, Cs g L O (peroksida)
oksigen 2 2
Di industri: proses Ostwald K, Rb,Cs g LO (superoksida)
2
4NH + 5O g 4NO + 6H O
3 2 2
Asam 2NO + O g 2NO
2 2 Reaksi dengan Berlangsung dengan spontan
nitrat 3NO + H O g 2HNO + NO air L + 2H2 O g 2LOH +2 H
2 2 3
(HNO3) Di laboratorium: dengan mereaksikan
Sifat basa Semua kuat
NaNO + H SO g NaHSO + HNO
3 2 4 3
Unsur
Na
c. Kegunaan Senyawa Nitrogen terbanyak
Unsur 223
Ba
Senyawa Kegunaan radioaktif 87

NH3 Pembuatan pupuk urea


Pembuatan Elektrolisis leburan garamnya
N2H4 (hidrazin) Bahan bakar roket
N2 Isi bola lampu Kelarutan
garam dalam Semua larut, kecuali LiF, Li2CO3
N2O Obat bius
air
NO Gas air mata

N2O3, HNO2, NO2 Antioksidan Logam Alkali Tanah
Membuat aquaregia (pelarut
HNO3 Reaksi
emas atau platina) Be, Mg,Ca, Sr, Ba g LO (oksida)
dengan
Sr, Ba g LO2 (peroksida)
oksigen

E. Alkali (IA) dan Alkali Tanah Reaksi Reaksinya kurang spontan


dengan air L + 2H2O g L(OH)2 + H2
(IIA)
Be(OH)2 amfoter, Mg(OH)2 lemah,
Sifat basa
a. Unsur-unsur Alkali dan Alkali Tanah yang lain basa kuat.

Unsur Unsur
Warna Nyala Sumber Ca
Alkali terbanyak
7
Li Merah terang Spodumen Li.Al(SiO3)2 Unsur 226
Ra
3 87
radioaktif
23
11 Na Kuning Garam air laut NaCl

260
Pembuatan Elektrolisis leburan garamnya Rb Untuk membuat sel fotolistrik

Kelarutan Untuk membuat sel fotolistrik


garam dalam Kelarutan dalam air semakin kecil Cs
Untuk katalis reaksi hidrogenasi
air
Untuk pembuatan rudal (missile)
c. Sifat Periodik Unsur Alkali dan Alkali Tanah Untuk pembuatan tabung sinar X
Be
Be + Cu untuk pembuatan berbagai
Dari atas ke Antara IA
Sifat peralatan listrik
bawah dan IIA
Jari-jari atom Semakin besar IA > IIA Mg(OH)2 (susu magnesia) untuk
Energi ionisasi Semakin kecil IA < IIA antasida (obat mag)
Kereaktifan Semakin kuat IA > IIA MgSO4 (garam inggris) untuk laksatif
Mg
usus (zat pencahar)
Sifat reduktor Semakin kuat IA > IIA
Mg + Al + Li (magnalium) untuk badan
Sifat logam Semakin kuat IA > IIA pesawat terbang
Sifat basa Semakin kuat IA > IIA
Titik lebur Semakin rendah IA < IIA CaC2 (kalsium karbida) untuk bahan
baku pembuatan gas asetilen
Reaksi
Semakin kuat IA > IIA CaCl2 untuk zat pengering
dengan air
CaOCl2 (kaporit) untuk desinfektan dan
Ca
d. Kelarutan Senyawa Alkali dan Alkali Tanah penjernih air
CaSO4 (gipsum) untuk penyambung
1. Senyawa alkali semua larut dengan baik tulang patah
di dalam air. Ca(CN)2 untuk racun tikus
2. Unsur alkali tanah yang membentuk
Untuk membuat kembang api
ikatan senyawa dengan: Sr
Pembuatan tabung kaca TV berwarna
• Cl−, Br−, I−, dan NO3 − dapat larut
dalam air. Ba BaSO4 + ZnS untuk pembuatan cat

• CO32− tidak dapat larut dalam air. Ra Sumber radioaktif bidang kedokteran
• OH− dan F−, semakin ke bawah akan
semakin mudah larut.
• SO42− dan CrO42−, semakin ke bawah
akan semakin sukar larut.
e. Kegunaan

Unsur Kegunaan

Li + Al + Mg untuk membuat badan


pesawat
Li
Untuk membuat baterai litium
Li2CO3 untuk membuat keramik

NaCl untuk garam dapur


Na NaOH untuk membuat sabun keras
NaHCO3 untuk pengembang kue

KCl untuk pupuk


K KOH untuk membuat sabun lunak
KNO3 untuk membuat bahan peledak

261
Bab 10
Kimia Karbon

A. Macam-macam Senyawa CH3 −CH2 ─ C─


CH3
Alkanon/ R─C─R’ ║
CnH2nO
║ O
Karbon Keton
O 2-butanon/etil metil
keton

• Karbon merupakan unsur berlambang C, Kar -


Asam
alkanoat/
R─C─OH
CH3−CH2─ C─ OH

║ CnH2nO2 O
boksilat asam
memiliki nomor atom 6, dan terletak pada karboksilat
O
asam propanoat

periode 2. CH3 −
R─C─OH CH2─C─OCH3
Ester/alkil
• Elektron valensi dari karbon = 4 (golongan alkanoat

OR’
CnH2nO2 ║
O

IVA). Karbon bukan unsur elektropositif metil propanoat


CH3 −CH2 −CH2
Senyawa
R─NH2 −NH2
(unsur yang cenderung melepaskan elektron nitrogen
Amina CnH2n+3N
Propil amina
CH3 −CH2 −CH2
valensinya) maupun elektronegatif (unsur −C−NH2
Amida R─ C─ NH2 ║
CnH2n+1 ON
yang cenderung menerima elektron), ║
O
O
Butanamida
melainkan unsur yang cenderung berikatan CH3−CH2−CH2−
R─NO2
kovalen (pemakaian elektron bersama). Nitro CnH2n+1NO2 NO2
Nitropropana

• Senyawa karbon sangat berlimpah di alam, Gugus Rumus


Kelompok Jenis Contoh
Fungsi Umum
di antaranya:
Rumus CH2 − CH2
Kelompok Jenis Gugus Fungsi
Umum
Contoh Sikloalkana │ │ Siklobutana
CH2 − CH2
CH3 −CH2 −CH3 Alisiklik
Alkana −CH2−CH2− CnH2n+2 CH = CH
(propana) Siklo-
│ │ Siklobutena
alkena
A Homo- CH2 − CH2
CH3 −CH=CH2 −CH3
L Alkena −CH=CH− CnH2n siklik
2- butena Benzena dan turunannya
I Hidro-
F
karbon
CH3 −C≡C−CH3 S
Alkuna −C≡C− CnH2n-2 I Aromatik OH COH
A (2-butuna)
T K Benzena fenol benzaldehid asam
I CH2 =CH−CH=CH2
Alkadiena −HC=C=CH− CnH2n-2 L benzoat
K 1,3-butadiena
I
Halo CH3 −CH2 −CH2Cl K
Alkilhalida R─X
alkana 1 kloro propana Polisiklik

Gugus Rumus naftalena antrasena fenantrena


Kelompok Jenis Contoh
Fungsi Umum
CH3 −CH2 −CH2
─OH Hetero- N N N
Turunan Alkanol/
R─OH CnH2n+2O siklik
air alkohol 1-propanol/n-propil N
A N CH3
alkohol
L Piridin pirimidin nikotin
I CH3 −CH2 −O−CH3
Alkoksi
F R─O─R’ CnH2n+2O

metoksi etana/
A
alkana/eter
metil etil eter Senyawa karbon alifatik adalah senyawa
T
CH3 −CH2 ─ C─H
hidrokarbon yang rantai C-nya terbuka.
I ║
K Karbonil
Alkanal/
aldehid
R─C─H
║ CnH2nO O Contoh: −CH2
−CH
2
−CH
2

O Propanal/
propionaldehid • Senyawa siklik adalah senyawa hidrokarbon
262
yang rantai C-nya tertutup atau melingkar.

263
CH2 CH2
Contoh: fenol
HO CH2
• Alkuna merupakan senyawa karbon yang
CH2 CH2 memiliki rantai karbon rangkap tiga.
• Senyawa aromatik adalah senyawa siklik • Padasenyawaalkenaselalu terdapatminimal
yang mempunyai ikatan rantai C rangkap dan satu ikatan rangkap C C.
tunggal. • Pada jumlah unsur karbon (C) yang sama
HC CH dengan senyawa alkana dan alkena, unsur
Contoh: piridin HC N hidrogen pada senyawa alkuna jumlahnya
HC CH
lebih sedikit.
B. Alkana, Alkena, Alkuna • Contoh:
Etuna (n = 2): HC CH
Alkana, alkena, atau alkuna merupakan senyawa Propena (n = 3): HC C−CH3
karbon yang rumus strukturnya membentuk Butena (n = 4): HC C−CH2−CH3
rantai karbon yang panjang.
d. Tatanama
a. Alkana
1. Penamaan Tanpa Cabang
Rumus empirisnya
Jumlah
CnH2n+2 Alkana Alkena Alkuna
Atom C
1 Metana - -
• Alkana merupakan senyawa karbon yang
2 Etana Etena Etuna
memiliki rantai karbon tunggal.
3 Propana Propena Propuna
• Unsur karbon pada senyawa alkana
4 Butana Butena Butuna
mempunyai 4 ikatan, baik ikatan C–H
5 Pentana Pentena Pentuna
maupun C–C.
6 Heksana Heksena Heksuna
Contoh:
7 Heptana Heptena Heptuna
Metana (n = 1): CH4
8 Oktana Oktena Oktuna
Etana (n = 2): CH 3−CH3
Propana (n = 3): CH −CH −CH 9 Nonana Nonena Nonuna
3 2 3
10 Dekana Dekena Dekuna
b. Alkena
Rumus empirisnya 2. Terdapat cabang
CnH2n Contoh:

• Alkena merupakan senyawa karbon yang CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH3 Utama
memiliki rantai karbon rangkap dua. |
• Pada senyawa alkena selalu terdapat minimal CH3 Cabang
satu ikatan rangkap C C. Rantai utama = pentana
• Pada jumlah unsur karbon (C) yang sama Cabang = CH3 – = metil
dengan senyawa alkana, unsur hidrogen pada Letak cabang = C no.2
senyawa alkena jumlahnya lebih sedikit. Maka, namanya menjadi 2-metil pentana
• Contoh: 3. Nama-nama cabang
Etena (n = 2): 2HC CH2 CH3– = metil
Propena (n = 3): 2HC CH−CH3 C2H5– = etil
Butena (n = 4): 2HC CH−CH2−CH3 C3H7– = propil
c. Alkuna C4H9– = butil
Rumus empirisnya C5H11– = pentil …..dan seterusnya.

CnH2n

264
C. Isomer CH3−C≡C−CH3 (2−butuna)
Isomer dengan
Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai CH2=CH−CH=CH2 (1,3−butadiena)
rumus molekul sama, namun rumus strukturnya
b. Isomer Ruang
atau rumus ruang/geometrinya berbeda. Karena
itu, isomer dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Isomer geometri/cis-trans g rumus molekul
sama, bentuk geometri beda (cis = sebidang,
a. Isomer Struktur
trans = menyilang).
1. Isomer kerangka g senyawa-senyawa yang Ciri-ciri rumus bangunnya:
mempunyai rumus molekul sama, namun
bentuk rangkanya berbeda. Contoh: a b
CH -CH -CH -CH (n-butana) g C H C=C
3 2 2 3 4 10
Dengan c d
CH3 Contoh:
│ CH3 Br a≠c
CH ─CH─CH (2-metil propana) g C H b≠d
3 3 4 10 C=C
2. Isomer posisi g senyawa-senyawa yang
Br CH2CH3
mempunyai rumus molekul dan gugus fungsi
Trans 1,2 dibromo 2 pentena
sama, namun letak gugus fungsinya berbeda.
Contoh: Isomer dengan
CH3−CH2−CH2−OH (1−propanol) Br Br
Dengan C=C
CH3−CH(OH)−CH3 (2−propanol)
CH3 CH2CH3
3. Isomer gugus fungsi g senyawa-senyawa
yang mempunyai rumus molekul sama, Cis 1,2 dibromo 2 pentena
namun gugus fungsinya berbeda. 2. Isomer optik g senyawa yang mempunyai
• Alkohol dengan eter (CnH2n+2O) rumus molekul sama, namun sifat optik beda.
CH −CH −CH −OH (1-propanol) Ciri-ciri: ada atom C asimetrik, yaitu atom
3 2 2

Isomer dengan C yang mengikat atom atau gugus yang


CH −CH −O−CH (metoksi etana) semuanya beda.
3 2 3

• Aldehid dengan keton (CnH2nO) q


CH3−CH2−CHO (propanal)
Isomer dengan p─C─d p≠q≠r≠s
CH3−CO−CH3 (propanon)
• Asam karboksilat dan ester (C H O ) s
n 2n 2
CH3 −CH2 −COOH (asam propanoat) Isomeri berdasar arah putar bidang cahaya
Isomer dengan terpolarisasi:
CH3 −C−OO−CH 3 (metil etanoat) • Dekstro (d): memutar ke kanan
• Levo (l): memutar ke kiri
• Alkena dan sikloalkana (CnH2n)
Contoh:
CH2 =CH−CH3 (propena) COOH
Isomer dengan
CH2 H─C*─OH (d-asam laktat)
⁄ │ siklopropana
CH2−CH2 CH3
• Alkuna dengan alkadiena (CnH2n-2) Isomer dengan

264
COOH E. Uji Senyawa Karbon
HO─ C*─H (l-asam laktat) a. Uji Ikatan Rangkap
│ 1. Brominasi:
CH3 CH3−CH=CH2 + Br2 → CH3−CHBr−CH2Br
Cokelat tidak berwarna
D. Reaksi Senyawa Karbon 2. Ozonisasi:
O ──O
a. Reaksi Substitusi = Penggantian │ │
Ciri-ciri: tidak ada ikatan rangkap CH3−CH=CH2 + O3 → CH3−CH CH2 + H2
1-propena
• Alkana + halogen g haloalkana + asam halida O
H3C−H + Cl−Cl → CH3Cl + HCl O ── O
│ │
metana klor klorometana asam klorida CH3−CH CH2 + H2 → CH3−CH2−OH + CH3−OH

• Asam karboksilat + basa g garam karboksilat +


O etanol metanol
air
CH COOH + NaOH → CH COONa + H O b. Membedakan Eter, Alkohol, dan Fenol
3 3 2
Pembeda Eter Alkohol Fenol

Asam Natrium Natrium air Agak


Titik didih Rendah Tinggi
tinggi
asetat hidroksida asetat
Cair Cair
b. Reaksi Adisi = Penambahan Wujud mudah Cair mudah
Ciri: terjadi pemutusan ikatan rangkap menguap beku
Reaksi Tidak
• Alkena + H2 → alkana dengan Na bereaksi
Bereaksi Bereaksi

CH2 = CH2 + H−H → CH3−CH3 Reaksi Tidak


Bereaksi Bereaksi
dengan PCl3 bereaksi
etena etana Reaksi Tidak
Bereaksi Bereaksi
• Alkena + asam halida g haloalkana dengan PCl5 bereaksi
CH2−CH=CH2+ HBr → CH3−CHBr−CH3 Reaksi
Tidak Tidak
dengan Bereaksi
(Hk. Markonikov g ”H cenderung terikat pada C bereaksi bereaksi
NaOH
ikatanrangkapyangmengikatHlebih banyak.”)
c. Reaksi Eliminasi = Pengurangan c. Membedakan aldehid dan keton
Ciri: terjadi pembentukan ikatan rangkap 1. Uji reagen Fehling (CuO)
Aldehid: Bereaksi menghasilkan endapan
• Haloalkana + KOH → alkena
merah bata
CH2−CH2−Cl + K−OH → CH2=CH2+ H2O + KCl CH CHO + 2CuO → CH COOH + Cu O
3 3 2
H 2SO 4pk, 180oC (merah bata)
• Etanol etena
H2SO 4pk, 180oC Keton: Tidak bereaksi
CH2−CH2 CH2 = CH2 + H2O 2. Uji reagen Tollens (Ag O dalam NH OH)
  2 4

H OH Aldehid: Bereaksi menghasilkan endapan


cermin perak
d. Reaksi Kondensasi = Penggabungan
CH3CHO + Ag2O → CH3COOH + 2Ag(s)
• CH CH Cl + CH ONa → CH CH OCH + NaCl
3 2 3 3 2 3
(cermin perak)
• CH3COOH + CH3OH → CH3COOCH3 + H2O Keton: Tidak bereaksi

265
Bab 11
Polimer dan Biokimia

A. Polimer
Polimer (makromolekul) adalah molekul raksasa dengan rantai sangat panjang yang terbentuk dari
gabungan molekul-molekul sederhana (monomer).
Klasifikasi Jenis Pengertian Contoh
Berdasarkan Alam Terbentuk secara alami dalam tubuh makhluk hidup. Karet alam (isoprena), amilum, protein, selulosa.
sumber Sintetik Hasil sintesis senyawa organik di industri. Teflon, PVC, dakron, nilon
Penggabungan monomer yang mempunyai ikatan
Berdasarkan Adisi PVC, polietena, polipropena, teflon, karet alam
rangkap.
reaksi
pembentukan Kondensasi Penggabungan monomer dan diikuti dengan Polietilen glikol, protein, dakron, nilon, bakelit.
pelepasan mole-kul kecil, seperti air.
Berdasarkan Homopolimer Monomer penyusunnya sejenis PVC, PVA, karet alam, polietena
jenis
monomer Kopolimer Monomer tidak sejenis Nilon, bakelit, dakron
Berdasarkan Termoplas Jika dipanaskan menjadi lunak, dapat dicetak lagi
PVC, polietena, dan polistirena.
sifat terhadap menjadi bentuk lain.
panas Termoset Bentuk permanen, dipanaskan tidak menjadi lunak. Plastik amino, fenolat, dan bakelit.
Beberapa contoh polimer:
POLIMER MONOMER RANTAI POLIMER SIFAT DAN KEGUNAAN
POLIMER SINTETIK
1. Polimer Adisi
Polivinil Vinil klorida ─ (CH2─CHCl)n─ Keras, kaku, mudah dipotong, sukar terbakar, dipakai untuk pipa
klorida/PVC (plastik) CH2=CHCl paralon dan perabot rumah.
Polivinil asetat/PVA CH2=CHCOOH ─(CH2─CH)n─ Dapat menyerap air jauh lebih banyak dari massanya sendiri.
│ Dipakai untuk bahan popok bayi.
COOH
Polibutadiena/karet 1, 3 butadiena ─(CH2─CH=CH─CH2)n─ Kurang elastis dibandingkan dengan karet alam, dipakai untuk
sintetik CH2=CH─CH=CH2 campuran karet alam atau karet sintetik lainnya.

Neoprena Kloroprena ─(CH2 ─C=CH─CH2)n─ Tahan terhadap panas, minyak, uap, dan nyala api. Digunakan
(karet sintetik) CH2 =C─CH=CH2 │ untuk selang bensin, kemasan barang insulator kawat dan
│ Cl kabel.
Cl
Polipropena (plastik) Propena ─(CH─CH2)n─ Untuk membuat tangki air, badan perahu (boat), dan tali
─CH=CH2 │ plastik.
│ CH3
CH3
Teflon/poli- Tetrafluoroetana ─ (CF2─CF2)n─ Sangat keras, tahan panas, dipakai untuk pengganti logam, seperti
tetrafluoroetana F2C =CF2 pengganti wajan dari besi.
(plastik)
Polistirena (plastik) Stirena ─(CH─CH2)n─ Kenyal, sukar dipotong, bisa terbakar, banyak dipakai untuk
─C─ C=CH2 isolator listrik dan perangkat elektronika.

266
Stirena butadiena 1, 3 butadiena:
rubber/SBR H2C=CH─CH=CH 2 Memiliki sifat seperti neoprena. Merupakan karet sintetik yang
(karet sintetik) dengan ─CH2CH=CHCH2CH2CH2─
terbanyak diproduksi. Untuk ban kendaraan.
stirena:
─C─C=CH2

2. Polimer Kondensasi
O O
Asam adipat ║ ║
HOOC(CH2)4COOH ─(C(CH2)4C-N(CH2)6N) Kuat, dapat terbakar, untuk bahan tekstil dan untuk tali penguat
Nilon
Heksametilenadiamin n
─ pada ban.
H2N(CH2)6NH2 │ │
H H
Asam paraftalat O O
Tetoron/dakron/ HOOC COOH ║ ║
Untuk bahan tekstil.
Poliester Etanadiol -O-C C-O-
HOCH2 CH2OH CH2CH2-O-
Fenol: OH
OH
Kuat, stabil terhadap panas, kedap air, digunakan untuk lem dan
Bakelit ─( CH2)n─
juga komponen listrik.
Formaldehid CH2O
Polimer Alam
1. Polimer Adisi
Isoprena
Karet alam/ H2C=C─CH=CH2 ─(H2C─C=CH─CH2)n─ Tahan terhadap oksidasi, sinar matahari, nyala api. Digunakan
poliisoprena │ │ untuk selang bensin, kemasan barang, isolator kawat dan kabel
CH3 CH3
2. Polimer Kondensasi
Asam amino
H O H O
O
│ ║ │ ║

Protein ─(H2N─C─C─N─C─C─O)n─
NH2─CH─C─OH │ │ │

R R H R
Glukosa ─ (C6H10O5 ─ C6H10O5)n─
Karbohidrat C6H12O6

B. Biokimia
a. Karbohidrat
Pengertian dan Sifat Jenis Komposisi Sumber
C6H12O6 Gula merah, buah anggur,
• Unit terkecil karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis Glukosa
lagi. (gugus fungsi: aldehid) madu
Mono- • Berbentuk padat, berwarna putih C6H12O6
Galaktosa Air susu
sakarida • Larut dalam air (gugus fungsi: aldehid)
• Bersifat reduktor (gula reduksi) C6H12O6
• Rasa: manis (fruktosa > glukosa > galaktosa) Fruktosa Semua buah-buahan dan madu
(gugus fungsi: keton)
• Gabungan dua monosakarida Maltosa glukosa + glukosa Kecambah, biji-bijian
• Dapat dihidrolisis menjadi monosakarida
Disa- Laktosa glukosa + galaktosa Air susu
• Berbentuk padat, berwarna putih
karida
• Larut dalam air Sukrosa glukosa + fruktosa Gula pasir/gula tebu
• Tak semanis monosakarida (sukrosa > maltosa > laktosa)
Polimer glukosa dengan
Amilum Biji dan umbi tanaman
• Polimer dari monosakarida (gabungan banyak glukosa) ikatan alfa
Polisa- • Rasanya tawar Polimer glukosa dengan jaringan otot hewan dan
karida • Amilum dan glikogen dapat dihidrolisis menjadi glukosa, Glikogen
ikatan alfa manusia
selulosa tidak bisa Polimer glukosa dengan
Selulosa ikatan beta Serat bagian dalam tumbuhan

Reaksi Uji Karbohidrat


Uji Reaksi Identifikasi Tanda
Uji Fehling Glukosa, galaktosa, maltosa, laktosa, glikogen Terbentuk endapan merah bata
Glukosa, galaktosa, maltosa, laktosa (banyak digunakan untuk uji kandungan
Uji Benedict Terbentuk endapan merah bata
glukosa dalam urine)
Uji Tollens Glukosa, galaktosa, maltosa, laktosa Terbentuk endapan cermin perak
Uji Seliwanoff Fruktosa, sukrosa Terbentuk larutan merah
Uji Iodium Amilum Terbentuk warna biru/ungu

267
b. Asam Amino dan Protein Protein kontraktil Menggerakkan otot Aktin dan miosin
1. Asam amino Katalis reaksi kimia Tripsin dan
Enzim
Asam amino adalah senyawa organik yang dalam tubuh ribonukleasme

mengandung gugus karboksil (─COOH) dan Protein pelindung Melindungi tubuh Imunoglobin,
(antibodi) dari serangan fibrinogen, dan
amina (─NH2). penyakit trombin

NH2─CH─COOH ; R = alkil atau gugus lain 3. Uji Asam Amino dan Protein
│ c. Lipida (Gliserida)
R Lipida adalah senyawa ester dari asam lemak
Sifat-sifat amino: dan gliserol.
• Bersifat amfoter (basa atau asam)
CH2─O─CO─R
karena punya gugus asam (─COOH) dan

basa (─NH2).
C─H─O─CO─R
• Dapat membentuk ion zwiter, yaitu ion

yang bermuatan ganda (+) dan (─).
CH2─O─CO─R
R─CH─COO─
Nama Wujud Rantai (R) Sumber

+ Minyak Cair Alkil tidak jenuh Tanaman, unggas, ikan
NH3
Lemak Padat Alkil jenuh Hewan mamalia
• Larut baik dalam air.
• Tidak mudah menguap. Sifat-sifat kimia lipida:
Asam amino ada 20 macam, 10 di antaranya 1. Rantai alkil tidak jenuh (ikatan rangkap)
disebut asam amino esensial, yaitu asam amino mudah mengalami oksidasi sehingga minyak
yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia, menjadi tengik. Di industri, ikatan rangkap
namun sangat dibutuhkan tubuh makhluk ini biasanya dihidrogenasi (adisi dengan
hidup. Kebutuhan asam amino esensial disuplai hidrogen) agar menjadi jenuh sehingga
dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. minyak cair menjadi padat (margarin).
Contoh: histidin, arginin, valin, lisin, isoleusin, 2. Reaksi hidrolisis lipida.
treonin, triptofan, leusin, fenil alanin, metionin. CH ─O─CO─R CH ─OH
2 2

2. Protein
Protein adalah senyawa hasil polimerisasi
asam-asam amino yang dihubungkan dengan
ikatan peptida.
NH2 ─CH─COOH + NH2─CH─COOH
│ │
Reaksi Uji Identifikasi Tanda
Timbul warna
Uji biuret Ikatan peptida
larutan ungu
Uji Asam amino yang
Timbul warna
xantho- mengandung gugus
larutan kuning
proteat fenil (cincin benzena)
Uji kandungan
Uji timbal Timbul endapan
belerang di dalam
asetat hitam
asam amino
Uji millon Ikatan peptida Warna larutan merah
R R │ │
asam amino asam amino
CH─O─CO─R + 3H2O → CH─OH + 3 RCOOH
(─NH─CH─CO─NH─CH─CO─)n │ │
│ │ CH ─O─CO─R CH ─OH
2 2
R R
Lemak Gliserol Asam
protein ikatan peptida
lemak
Macam-macam protein berdasarkan fungsinya:
3. Reaksi penyabunan (saponifikasi).
CH2─O─CO─R CH2─OH
269
Jenis Fungsi Contoh

Protein struktur Pembangun struktur Kolagen, keratin,


jaringan fibrion
Protein nutrien Ovalbumin dan
Cadangan makanan
kasein
│ │ │ │
Protein pengatur Mengatur reaksi Hormon
CH─O─CO─R + 3NaOH → tubuh
dalam CH─OH + 3RCOONa CH ─O─CO─R CH ─OH
Mengikat dan 2 2
Protein transpor mengangkut O2 ke Hemoglobin Lemak Gliserol Sabun
sel-sel tubuh

268
Bab 12
Kimia Lingkungan

A. Pencemaran Udara SO 3 menyebabkan hujan asam, yang


mengakibatkan korosi pada logam-logam
a. Komposisi Udara Bersih dan kerusakan bangunan yang terbuat dari
Gas Prosentase batu pualam.
Nitrogen (N2) 78,084 % 3. Oksida nitrogen (NO, NO2, N2O5)
Oksigen (O2) 20,948 % Sumber: petir dan asap kendaraan bermotor
Efek: oksida-oksida nitrogen menghasilkan
Argon (Ar) 0,934 %
fotochemical smog (kabut asap) yang
Karbon dioksida (CO2) 0,034 %
menyebabkan mata perih, sesak napas, dan
Neon (Ne) 0,00182 %
tanaman layu.
Helium (He) 0,00052 %
NO2 + air g HNO3 menghasilkan hujan asam.
Metana (CH4) 0,0002 % 4. Hidrokarbon (CH4)
Kripton (Kr) 0,0001 % Sumber: pembakaran bensin dan minyak bumi.
Efek: efek rumah kaca, fotochemical smog,
b. Partikel-partikel Pencemar Udara
dan anoksia (penyakit kekurangan oksigen)
Udara tercemar adalah udara yang berubah
komposisinya akibat adanya berbagai unsur 5. Freon (CF2Cl2)
Sumber: pendingin ruangan, lemari es, hair
atau senyawa yang berbahaya, di antaranya:
spray, deodoran.
1. Oksida karbon (CO dan CO2)
Efek: efekrumahkacadanmerusaklapisanozon.
Sumber: asap kendaraan bermotor, asap
6. Partikulat
rokok, dan pembakaran bahan bakar minyak.
Timbal (Pb)
Efek: CO beracun bagi tubuh karena di dalam
Sumber: zat aditif bensin (TEL).
tubuh CO akan bereaksi dengan hemoglobin
Efek: gangguan syaraf pada bayi.
(Hb) dalam darah. Reaksi CO dengan Hb 210 kali
Kadmium (Cd)
lebih kuat dibandingkan dengan O2 dengan Hb.
Sumber: industri kimia, tekstil, keramik
CO2 bersama oksida nitrogen, metana, dan
Efek: penyakit itay-itay byo, merusak ginjal,
CFC juga dapat menyebabkan efek rumah
kaca (global warming). hati, tulang, dan kelenjar gondok.
Merkuri (Hg)
2. Oksida belerang (SO2 dan SO3) Sumber: industri termometer, industri
Sumber: industriH2SO4,pembakaranminyakdan pengolahan bijih emas, perak, dan tembaga.
batubara,oksidasibijih-bijihsulfidadi industri.
Efek: menyebabkan sendi-sendi kaku,
Efek: SO2 menyebabkan radang paru-paru gangguan penglihatan, gangguan mental,
dan tenggorokan, serta menyebabkan dan kematian.
klorosis (kepucatan) daun tanaman.

269
Nikel (Ni) 2. Biochemical Oxygen Demand (BOD) →
Sumber:batubara,bahanbakardiesel, danrokok. banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
Efek: kanker paru-paru mikroorganisme untuk menguraikan zat-zat
c. Kasus-kasus Pencemaran Udara pencemar yang terdapat dalam air. BOD
Kasus Pencemar semakin tinggi maka kualitas air semakin
Efek rumah kaca rendah.
CO2, N2O, CH4, CCl2F2
(green house 3. Air sadah → air yang mengandung kation
(freon)
effect) Ca2+ dan Mg2+. Air sadah menyebabkan air
Kabut fotokimia Oksida nitrogen, tidak dapat berbuih ketika dicampur dengan
(photochemical hidrokarbon, sabun. Hal ini disebabkan karena terjadi
smog) O3(ozon)
reaksi:
Hujan asam SO2, SO3, NO2 Ca2+ + 2C H COONa →
17 35
Lubang ozon NO, CCl2F2 (freon)
(C17H35COO)2Ca(s) + 2Na+
Kesadahan air ada dua, yaitu:
B. Pencemaran Air
Kesadahan sementara → air mengandung
Sumber Pencemar Efek anion HCO3–.
Menyuburkan ganggang Cara mengatasi:
Pupuk
dan eceng gondok • Dipanaskan sehingga terjadi reaksi seperti
Limbah
pertanian Pestisida Meracuni ekosistem berikut:
Sampah Berbau dan Ca(HCO ) → CaCO + CO + H O
pertanian menghalangi aliran air 3 2 3(s) 2 2

Sampah
Sukar terdegradasi
• Ditambah CaO atau Ca(OH)2 sehingga terjadi
plastik reaksi sebagai berikut:
Sampah Menimbulkan bau dan
Limbah organik sumber kuman Ca(HCO ) + Ca(OH) → 2CaCO + 2H O
32 2 3 2
rumah
Sukar terdegradasi dan
tangga
mengandung pospat
Kesadahan tetap → mengandung anion
Limbah
detergen yang menyuburkan
selain HCO–, misalnya Cl– dan SO2-.
3 4
ganggang Cara mengatasi kesadahan tetap adalah
Menaikkan/
Asam/ basa menurunkan pH dengan ditambah Na2CO3yang menghasilkan
Limbah Mengganggu sistem reaksi sebagai berikut:
industri
Pb syaraf janin dan bayi CaCl + Na CO → CaCO + 2NaCl
(logam Penyakit itay itay byo 2 2 3 3(s)
Cd
berat)
Hg Penyakit teluk
minamata C. Pencemaran Tanah
Beberapa istilah tentang pencemaran air:
• Penggunaan pupuk atau pestisida yang
1. Dissolved Oxygen (DO)/oksigen terlarut →
berlebihan
jumlah oksigen yang terlarut dalam air.
Semakin banyak oksigen yang terlarut maka • Limbah radioaktif
semakin tinggi harga DO dan semakin bagus • Sampah yang tak bisa diuraikan oleh
kualitas air. mikroba, seperti plastik dan karet
• Zat-zat pencemar udara dapat larut bersama
air hujan dan mencemari tanah.

270
Bab 13
Kimia Lingkungan

A. Pengertian B. Pengelompokan Koloid


• Dalam sistem larutan, suatu zat disebarkan/ Komponen koloid dibagi menjadi dua, yaitu:
dilarutkan ke dalam pelarut membentuk 1. Fase terdispersi, yaitu zat yang didispersikan
campuran homogen, dimana partikel-partikel ke dalam zat lain.
zat terlarut bercampur sempurna dengan 2. Fase pendipersi, yaitu zat yang digunakan
pelarut sehingga tidak terlihat adanya untuk mendispersikan fase dispersi.
perbedaan antara zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan fasa zat terdispersi dan medium
• Sedangkan dalam sistem suspensi, zat yang pendispersi, koloid dapat diklasifikasikan sebagai
disebarkan/dilarutkan ke dalam pelarut berikut:
membentuk campuran heterogen, dimana Zat ter- Medium Jenis
Contoh
dispersi pendispersi Koloid
partikel-partikel zat terlarut bercampur tidak
busa/ Krim kocok, busa bir, busa
sempurna sehingga masih terlihat adanya Gas Cair
buih sabun, busa sampo
perbedaan antara zat terlarut dan pelarut. Gas Padat
busa Batu apung, karet busa
padat (spons), stirofoam
• Dengan cara yang mirip, partikel koloid
aerosol
Cair Gas Kabut, awan
disebarkan/didispersikan ke dalam suatu cair

medium sehingga menghasilkan sistem koloid. Cair Cair Emulsi


Susu, pelembab, mayones,
es krim, darah
• Koloid merupakan suatu keadaan materi yang Keju (dispersi lemak mente-
Emulsi
memiliki ukuran di antara ukuran partikel Cair Padat
padat
ga dalam kasein), mentega,
jeli, gelatin
larutan dan suspensi.
Aerosol
Padat Gas Asap, debu
• Perbedaan antara larutan, koloid, dan padat

suspensi dapat dilihat pada tabel di bawah. Padat Cair Sol Cat, pati dalam air, tinta
Berbagai aliase, intan hitam
Sifat Larutan Koloid Suspensi Padat Padat Sol padat kaca rubi (emas dalam
kaca), batu opal
Ukuran < 1 nm 1—1.000 nm > 1.000 nm
Homoge-
Homogen Homogen Heterogen
nitas
Bentuk Dispersi Dispersi Dispersi pa-
C. Sifat-sifat Koloid
dispersi molekular padatan datan
Sistem koloid memiliki sifat-sifat khas yang
Dapat dia- Dapat dia-
Cara Tidak
mati dengan mati dengan membedakan dengan larutan sejati. Sifat-sifat
penga- dapat
matan diamati
mikroskop mikroskop koloid, di antaranya:
ultra biasa
a. Gerak Brown
Dapat disa-
Cara Tidak
ring dengan
Dapat disaring • Merupakan gerak zig-zag partikel koloid
pemi- dapat dengan kertas
sahan disaring
kertas saring
saring biasa
karena adanya tumbukan antarpartikel
ultra
koloid.
271
• Semakin kecil ukuran partikel maka gerak b. Koloid Liofob
partikel koloid akan semakin cepat. • Yaitu, koloid yang partikel-partikel
b. Efek Tyndall terdispersinya tidak mampu menarik
• Merupakan peristiwa penghamburan medium pendispersinya.
cahaya oleh partikel-partikel koloid ke • Jika medium pendispersinya berupa air
segala arah. maka koloidliofobdisebutkoloid hidrofob.
• Contoh efek Tyndall yang terjadi di • Koloid liofob disebut juga sebagai
lingkungan dalam kehidupan sehari- koloid yang tidak suka air karena jika
hari, yaitu: medium pendespersinya air maka
1. Di daerah yang berdebu, cahaya permukaan partikel koloid tidak akan
kendaraan bermotor terlihat mengadsorbsinya.
berhamburan ke segala arah. Perbedaan hidrofil dan hidrofob:
2. Terjadinya penghamburan cahaya Sol Hidrofil Sol Hidrofob
proyektor pada gedung bioskop Efek Tyndall lemah Efek Tyndall lebih jelas
karenaadanyadebudidalamgedung. Mengadsorbsi medium Tidak mengadsorbsi
3. Warna cahaya sinar matahari yang berupa air medium berupa air
akan terbenam tampak berwarna Visikositas koloid lebih besar
Visikositas hampir sama
daripada mediumnya
merah, hal ini terjadi karena cahaya
Tidak mudah digumpalkan Mudah menggumpal
matahari mengalami difraksi oleh dengan penambahan dengan penambahan
partikel-partikel koloid di atmosfer. elektrolit elektrolit

c. Mempunyai Muatan Koloid Stabil Kurang stabil

Bagian permukaan koloid mempunyai Terdiri atas zat organik Zat anorganik

kemampuan untuk menarik atom-atom


(molekul/ion) sehingga menyebabkan permu- E. Pembuatan Koloid
kaan partikel koloid mempunyai muatan.
Kemampuan permukaan partikel koloid untuk a. Cara Kondensasi
menyerap molekul/ion disebut adsorbsi. Yaitu, pembuatan koloid dengan cara
penggabungan partikel-partikel larutan sejati
menjadipartikelyanglebihbesar(partikelkoloid).
D. Koloid Liofil dan Liofob Pembuatan koloid dengan cara kondensasi,
Koloid yang medium pendispersi cairan dapat misalnya dengan:
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Reaksi redoks
a. Koloid Liofil Contoh: Pembuatan sol belerang
• Yaitu, koloid yang bagian permukaan Reaksi: 2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S
partikel terdispersinya mampu menarik 2. Hidrolisis (reaksi dengan air)
medium pendispersinya sebagai akibat Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3, yaitu ke
dari adanya gaya Van Der Waals atau dalam air mendidih dimasukkan larutan FeCI3
ikatan hidrogen. maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
• Jika medium pendispersinya berupa air Reaksi: FeCI + 3H O → Fe(OH) + 3HCl
2(g) 2 (l) 3 (koloid) (aq)
maka koloid liofil disebut koloid hidrofil.
3. Dekomposisi rangkap
• Koloid liofil merupakan koloid yang suka Contoh : Sol As 2S 3 d i buat de ngan
air karena jika medium pendispersinya mencampurkan larutan 3H2AsO3 encer
air, permukaan partikel koloid akan dengan larutan H2S encer.
mengadsorbsinya. Reaksi:3H AsO +3H S →As S +6H O
2 3(aq) 2 (aq) 2 3(aq)(koloid) 2 (l)

272
4. Penggantian pelarut • Penggumpalan dalam sistem koloid dapat
Contoh: Jika larutan jenuh AgNO3 dicampur dicegah dengan cara menghilangkan
dengan asam klorida maka akan terbentuk muatan dari koloid tersebut.
suatu gel. • Proses penghilangan muatan koloid
Reaksi: AgNO3(aq)+ HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNO3(aq) dapat dilakukan dengan proses dialisis.
Contoh:
b. Cara Dispersi
Proses cuci darah dalam dunia
Dispersi merupakan pemecahan partikel-
kesehatan.
partikel kasar menjadi partikel koloid secara
Proses cuci darah yang biasanya sering
mekanik, peptisasi atau loncatan dengan
dilakukan di rumah sakit, umumnya
bunga api listrik, dan Busur Bredig.
menggunakan alat pencuci darah
1. Cara mekanik, yaitu cara penggerusan
yang disebut Haemodialisis. Proses
atau penggilingan butiran-butiran kasar
yang terjadi pada alat ini, yaitu darah
sampai tingkat kehalusan tertentu.
kotor dari pasien dilewatkan dalam
Contoh: sol belerang dibuat dengan cara
pipa-pipa yang terbuat dari membran
menggerus serbuk belerang bersama-
semipermiabel. Selama darah mengalir,
sama gula pasir, kemudian mencampurkan
ke dalam pipa tersebut dialiri cairan
serbuk halus tersebut dengan air.
(plasma darah) sebagai pencuci darah.
2. Cara peptisasi, yaitu pembuatan koloid
Aliran plasma darah akan membawa
dari butir-butir kasar dengan bantuan
ion-ion dalam darah kotor sehingga
zat pemeptisasi (pemecah)
darah menjadi bersih kembali.
Contoh: Endapan Al(OH)3 oleh AICI3.
3. Cara Busur Bredig, yaitu cara pembuatan b. Penambahan Stabilator Koloid
koloid jenis sol logam. • Penambahan suatu zat yang berfungsi
Dua kawat logam yang berfungsi sebagai stabilator ke dalam suatu sistem
sebagai elektroda dicelupkan ke dalam koloid dapat meningkatkan kestabilan
air, kemudian kedua ujung kawat diberi koloid. Zat stabilator dalam sistem
loncatan listrik. koloid ada dua, yaitu emulgator dan
koloid pelindung.
F. Kestabilan Koloid • Emulgator adalahzatyang ditambahkan
ke dalam suatu emulsi (koloid cair
 Koloid merupakan sistem dispersi yang relatif dalam cair atau cair dalam padat),
kurang stabil dibandingkan dengan larutan. yang bertujuan untuk menjaga agar
Produk-produk komersil yang dibuat dalam campuran tersebut tidak terpisah.
bentuk sistem koloid, kondisi koloidnya Contoh: penambahan sabun ke dalam
biasanya harus dalam bentuk yang stabil. campuran minyak dan air, penambahan
Contoh produk komersil yang produknya amonia dalam pembuatan emulsi pada
termasuk dalam sistem koloid, yaitu minyak kertas film.
rambut, bedak cair, obat-obatan, dan lain-lain. • Koloid pelindung merupakan koloid
 Ada beberapa cara untuk membuat sistem yang ditambahkan ke dalam sistem
dispersi koloid menjadi stabil, di antaranya: koloid agar menjadi stabil.

a. Menghilangkan Muatan Koloid Contoh: penambahan gelatin pada


• Salah satu yang membuat koloid tidak pembuatan es krim yang berfungsi agar
stabil adalah terjadinya gumpalan atau es krim tidak mudah meleleh dan tetap
koagulasi dari sistem dipersi koloid. kenyal.

273
Bab 14
Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif merupakan sifat fisik larutan yang • Jika zat terlarut nonvolatil ditambahkan ke
hanya bergantung pada konsentrasi (jumlah dalam pelarut murni maka akan menghalangi
partikel) zat terlarut, dan bukan pada jenisnya. molekul-molekul pelarut untuk menguap,
Sifat-sifat fisik, di antaranya: akibatnya tekanan uap dari larutan menurun.
1. Penurunan tekanan uap Tekanan uap pelarut murni = P°
2. Kenaikan titik didih Tekanan uap larutan = P
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis Po > P

Selisih dari kedua nilai tersebut dinyatakan


A. Penurunan Tekanan Uap sebagai:
P = P° – P
• Tekanan uap menunjukkan kecenderungan
P = xzat. P°
suatu molekul untuk berubah menjadi fase
uap. ”Semakin besar tekanan uap dari suatu (xzat = fraksi mol zat terlarut)
larutan maka semakin mudah molekul dari
Semakin besar xzat terlarut maka semakin
larutan tersebut berubah menjadi fase uap”.
kecil P dan semakin besar DP.
• Setiap molekul dari suatu larutan memiliki
Semakin kecil xzat (atau semakin besar fraksi
titik uap tertentu, dimana setiap molekul dari
pelarut) maka semakin besar P.
zat tersebut berubah menjadi molekul uap.
• Apabila ke dalam suatu larutan murni P = xpel . p° (xpel = fraksi pelarut)
dimasukkan suatu zat terlarut maka titik uap
suatu zat tersebut akan berubah.
B. Kenaikan Titik Didih
• Zat terlarut dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Zat terlarut volatil, yaitu zat terlarut • Tekanan uap berkaitan dengan titik didih. Jika
yang mudah menguap. Zat terlarut tekanan uap semakin turun maka molekul
volatil memiliki gaya tarik-menarik sulit untuk menguap, atau dibutuhkan energi
antarmolekulnya lemah sehingga lebih tinggi untuk bisa menguap sehingga titik
mudah menguap. didihnya lebih tinggi.
2. Zat terlarut non-volatil, yaitu zat terlarut Jadi, penurunan tekanan uap menyebabkan
yang tidak mudah menguap. Gaya tarik- kenaikan titik didih.
menarik antarmolekulnya kuat sehingga Jika titik didih pelarut murni = Tb°, dan
sulit untuk menguap.
titik didih larutan = Tb maka:

274
Tb > Tb ° lama-kelamaan konsentrasi keduanya sama.
Peristiwa ini disebut osmosis.
Selisih antara Tb dan Tb° disebut dengan DTb,
• Untuk menghentikan proses osmosis,
dan nilainya bergantung pada kemolalan zat
dibutuhkan sebuah tekanan, yang disebut
terlarut.
dengan tekanan osmosis. Besarnya tekanan
Tb = Tb– T b° osmosis bergantung pada temperatur dan
Tb = Kb × m kemolaran larutan.

Kb = konstanta kenaikan titik didih  = M.R.T


Nilai Kb hanya bergantung pada jenis pelarut.
 = tekanan osmosis (atm)
M = kemolaran larutan (mol L–1)
C. Penurunan Titik Beku R = tetapan gas = 0,082 L atm mol–1 K–1
T = temperatur (K)
• Penambahan zat terlarut nonvolatil juga
memengaruhi titk beku, yaitu menjadikan • Apabila dua larutan memiliki tekanan
titik beku semakin rendah. osmosis sama maka dikatakan dua larutan
tersebut disebut larutan isotonik
• Jika Tf° adalah titik beku pelarut murni dan Tf
adalah titik beku larutan maka: Namun, salah satu larutan memiliki tekanan
osmosis lebih tinggi maka larutan larutan
Tf = Tf° – Tf yang memiliki tekanan osmosis lebih tinggi
dikatakan bersifat hipertonik, sedangkan
Sebagaimana T , nilai T juga bergantung larutan yang tekanan osmosisnya lebih
f f rendah, dikatakan hipotonik.
pada kemolalan zat terlarut.

Tf = Kf × m E. Sifat Koligatif untuk


Larutan Elektrolit
D. Tekanan Osmosis • Pada konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
mempunyai jumlah partikel yang lebih besar
• Apa yang terjadi jika dua buah larutan dengan
dibandingkan dengan larutan nonelektrolit.
konsentrasi yang berbeda ditempatkan
Perbandingan antara harga sifat koligatif yang
dalam wadah yang dipisahkan dengan
terukur dari suatu larutan elektrolit dengan
membran semi-permeabel?
larutan nonelektrolit disebut faktor Van’t
• Kedua larutan akan cenderung untuk
Hoff (i).
bercampur sehingga konsentrasi keduanya
• Di dalam larutan elektrolit diperhitungkan
menjadi sama. Namun, jika hanya molekul
jumlah ion (n) dan derajat ionisasi (a).
pelarut yang dapat melewati membran
semipermeabel maka molekul pelarutlah • Hubungan derajat ionisasi (a) dengan harga
yang akan bergerak dari larutan dengan (i) dapat dirumuskan sebagai berikut:
konsentrasi rendah (encer) menuju larutan
Jumlah zat mengion
dengan konsentrasi tinggi (pekat). Aliran =
pelarut tersebut mengencerkan larutan pekat jumlah mula- mula
dan memekatkan larutan encer sehingga i = 1 + (n – 1) 

275
Rumus sifat koligatif pada larutan
elektrolit:
1. Penurunan titik beku (Tf )
Tf = m . Kf . i
Tf = m . Kf . [1 + (n – 1)]
2. Kenaikan titik didih (Tb)
Tb = m . Kb . i
Tb = m . Kb . [1 + (n – 1)]
3. Penurunan tekanan uap (P)
P = XA . PAo . i
P = XA . PoA . [1 + (n – 1)]
4. Tekanan osmotik ()
 = M.R.T.i
 = M.R.T.[1 + (n – 1)]

276
FISIKA

277
277
Bab 1
Besaran dan Satuan

A. Pengertian Besaran Contoh dari besaran turunan adalah


luas suatu daerah persegi panjang. Luas
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat sama dengan panjang dikali lebar, dimana
diukur dan dinyatakan dengan nilai. panjang dan lebar keduanya merupakan
besaran pokok panjang.
B. Besaran Menurut Perhatikan tabel besaran turunan, satuan,
Penyusunnya dan dimensi di bawah ini.

a. Besaran Pokok Besaran Turunan Satuan Dimensi

Besaran pokok adalah besaran yang Massa jenis (ρ) kg.m-3 ML-3

satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu Gaya (F) kg.m.s-2 MLT-2


dan tidak tersusun dari besaran lain. Usaha (W) kg.m2.s-2 ML2 T-2
Besaran pokok terdiri atas TUJUH besaran. Tekanan (P) kg.m-1.s-2 ML-1T-2
Tujuh besaran pokok dan satuannya
Daya kg.m2.s-3 ML2 T-3
berdasarkan sistem satuan internasional
Momentum kg.m.s-1 MLT-1
(SI) sebagaimana yang tertera pada tabel
berikut. Luas (A) m2 L2

Besaran Pokok Satuan (SI) Dimensi

Massa kilogram (kg) (M) C. Besaran Menurut Arah Dan


Panjang meter (m) (L) Nilainya
Waktu sekon (s) (T)
a. Besaran Skalar
Kuat arus ampere (A) (I)
Besaran SKALAR adalah besaran yang
Suhu kelvin (K) (θ)
HANYA memiliki NILAI. Contoh besaran
Intensitas cahaya candela (Cd) (J)
skalar adalah massa, panjang, waktu,
Jumlah zat mol (mol) (N)
energi, usaha, suhu, kelajuan, jarak, dan
Sistem satuan internasional (SI) artinya lain-lain.
sistem satuan yang paling banyak digunakan
di seluruh dunia, yang berlaku secara b. Besaran Vektor
internasional. Besaran VEKTOR adalah besaran yang
memiliki NILAI dan ARAH. Contohnya
b. Besaran Turunan adalah gaya, berat, kuat arus, kecepatan,
Besaran turunan adalah besaran-besaran percepatan, perpindahan, posisi, dan lain-
yang diturunkan dari besaran pokok. lain.

278
1. Penjumlahan 2 vektor yang sejajar dan
a
searah
Contoh: b
Diketahui 2 buah vektor a dan b Maka, resultan vektor R digambarkan
mengarah ke kanan. Panjang a adalah sebagai berikut:
4 cm dan b adalah 5 cm. Tentukan
resultan vektor tersebut?
a
Jawab:
b
a
Sedangkan, nilai resultan vektor R
b
dirumuskan dengan:

Maka, resultan vektor (R) (penjumlahan R  a2  b2  2  a b  Cos


vektor a dan b) digambarkan sebagai 
berikut: D. Satuan
a b
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran yang
R digunakan untuk mengukur. Jenis-jenis satuan,
yaitu:
Jadi, resultan vektor R adalah: a. Satuan Baku
R = a + b = 4 + 5 = 9 cm ke kanan Satuan baku adalah satuan yang telah
2. Pengurangan dua vektor yang sejajar diakui dan disepakati pemakaiannya secara
dan berlawanan arah. internasional atau disebut dengan satuan
Contoh: internasional (SI).
Diketahui 2 buah vektor a dan b. Contoh: meter, kilogram, detik, dan lain-lain.
Panjang a adalah 8 cm dan b adalah 5 Satuan baku yang berlaku secara
cm. Tentukan resultan vektor tersebut? internasional disebut satuan internasional
Jawab: (SI). Satuan SI ada dua macam, yaitu:
a
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
b 2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)

Maka, resultan vektor (R) digambarkan b. Satuan Tidak Baku


sebagai berikut: Satuan tidak baku adalah satuan yang
tidak diakui secara internasional dan hanya
a
digunakan pada suatu wilayah tertentu.
b Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, langkah.
R

Jadi, nilai resultan vektor R adalah: E. Angka Penting


R = a – b = 8 – 5 = 3 cm ke kanan
a. Aturan Angka Penting
3. Penjumlahan vektor untuk 2 buah
1. Semua angka bukan nol adalah angka
vektor yang membentuk sudut 
penting. Contoh:
Misalkan:
• 1234 (empat angka penting)
Diketahui dua buah vektor a dan b
• 23,457 (lima angka penting)
membentuk sudut  seperti pada
gambar di bawah ini:

279
2. Angka nol yang terletak di antara angka a. Alat Ukur Panjang
bukan nol adalah angka penting. Contoh:
1. Meteran kelos (ketelitian sampai 1 cm)
• 203 (tiga angka penting)
2. Penggaris (ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm)
• 1203,76 (enam angka penting)
3. Jangka sorong (ketelitian sampai 0,01 cm
3. Angka nol yang terletak di sebelah kanan atau 0,1 mm)
angka bukan nol adalah angka penting,
Skala nonius
kecuali ada penjelasan lain. Contoh:
• 7000 (empat angka penting)
• 34050000 (lima angka penting)
(tanda garis bawah di angka kelima Skala utama
Berimpit
menunjukkan batas angka penting)
4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka Benda
bukan nol adalah bukan angka penting.
Cara membaca jangka sorong:
Contoh:
Skala utama : 2,1 cm
• 0,007 (satu angka penting)
Skala nonius : 0,04 cm
• 0, 348 (tiga angka penting) +
Hasil pengukuran : 2,14 cm
b. Aturan Pembulatan
4. Mikrometer sekrup (ketelitian sampai 0,01
1. Angka yang lebih besar dari 5 dibulatkan ke mm)
atas.
Berimpit
Contoh: 3,637 dibulatkan menjadi 3,64 Skala nonius
Benda
(karena 7 lebih besar dari 5).
2. Angka yang lebih kecil dari 5 dibulatkan ke
bawah. Skala utama

Contoh: 51,73 dibulatkan menjadi 51,7


(karena 3 lebih kecil dari 5) Cara membaca mikrometer sekrup:
3. Angka yang tepat sama dengan 5 diatur Skala utama : 3,5 mm
sebagai berikut: Skala nonius : 0,36 mm
+
• Dibulatkan keatas jika angka sebelumnya Hasil pengukuran : 3,86 mm
adalah ganjil. Contoh: 67,35 dibulatkan Mikrometer sekrup digunakan untuk
menjadi 67,4 (karena 3 angka ganjil). mengukur diameter benda bulat dan plat
• Dibulatkan ke bawah jika angka yang sangat tipis.
sebelumnya adalah genap. Contoh:
b. Alat Ukur Massa
38,45 dibulatkan menjadi 38,4 (karena
Contoh alat ukur massa adalah:
4 angka genap).
1. Neraca digital (ketelitian sampai 0,001 gr)
2. Neraca O’Hauss (ketelitian sampai 0,01 gr)
F. Pengukuran
3. Neraca sama lengan (ketelitian sampai 0,001
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan gr)
nilai besaran yang diukur dengan besaran sejenis
yang ditetapkan sebagai satuan.
Berikut beberapa contoh alat ukur:

280
Bab 2
Gerak

A. Persamaan Gerak • Percepatan rata-rata

a. Vektor Posisi v v v
= = 2 1
t t2  t 1
r  x i  yj  zk vx vx2  vx1
a x= =
t t t

2 1
Vektor perpindahan
Keterangan:
Jika suatu benda berpindah dari posisi x : nilai vektor posisi r di sumbu x
r1 ke r2 maka vektor perpindahannya y : nilai vektor posisi r di sumbu y
dapat dituliskan sebagai berikut:
z : nilai vektor posisi r di sumbu z
r = r2  r1 i, j, dan k masing-masing adalah vektor
r =  x2  x1  i   y 2  y1  j   z2  z1  k
satuan di sumbu x, y, dan z.
• Besar perpindahan
r = x  y  z
2 2 2 B. Hubungan Antara Posisi,
r = x 2  x1   y2  y1   z 2 z 1 
2 2 2 Kecepatan, dan Percepatan
Hubungan antara persamaan kecepatan sesaat
b. Vektor Kecepatan
dan percepatan sesaat dari persamaan posisi
v  vx i  vy j  vzk sebagai berikut:
Misalnya, suatu persamaan posisi di sumbu x
• Nilai kecepatan
adalah:

v= v x 2 + v y 2 + vz 2 x  a  tn  b  t  c

• Kecepatan rata-rata dengan a, b, dan c adalah konstanta, t adalah


variabel waktu, dan n adalah nilai pangkat.
r
v= = r2  r1 Maka, kecepatan sesaat pada sumbu X adalah:
tt 2  t1
x x2  x1
vx = =
t t t dx
2 1 vx = = a n  tn1  b
dt
c. Vektor Percepatan
Sedangkan, percepatan sesaat pada sumbu X:
a  a x i  a y j  a zk

• Nilai percepatan d2x dv x


ax = = = a n  (n  1)  tn2
dt2 dt
a= a x2 a y 2a z
2

281
Keterangan: b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
dx
dibaca “turunan persamaan posisi x Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak
dt
benda mengikuti lintasan lurus dengan
terhadap waktu t”.
d2x KECEPATAN BERUBAH setiap pertambahan
dibaca “turunan kedua dari persamaan waktu dan PERCEPATAN TETAP (v = berubah
dt2
posisi x terhadap waktu t”. dan a = tetap).
Mencari kecepatan dan posisi dari
persamaan percepatan.
Misal: diketahui persamaan percepatan di
Ingat
sumbu x adalah:
Rumus-rumus GLBB:
ax  p  t  q
1
1. S = v0  t  at2
dengan p dan q adalah konstanta dan t 2

adalah variabel maka persamaan kecepatan 2. vt = v0  a  t


pada sumbu X adalah:
3. v2t = v20 2  a  S
vx = v 0x   ax dt v v
4. S = t 0 t
Keterangan: 2
= x0   v x dt posisi di sumbu X
Sedangkan,xpersamaan
adalah: S : jarak (m)
a : percepatan (m/s2)
Keterangan: v : kecepatan sesaat pada waktu t (m/s)
V0x: kecepatan mula-mula di sumbu X t

x : posisi mula-mula di sumbu X v0 : kecepatan awal (m/s)


0
t : waktu (s)

ax dt dibaca “integral dari persamaan ax

terhadap waktu t”. D. Perpaduan Gerak


v x dt dibaca “integral dari persamaan vx (Gerak Parabola)
terhadap waktu t”. Gerak parabola adalah resultan perpindahan
suatu benda yang SERENTAK melakukan
C. Dinamika Gerak Lurus GLB pada arah HORIZONTAL (sumbu X) dan
GLBB pada arah VERTIKAL (sumbu Y).
a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Vty = 0 V
x

Gerak lurus beraturan adalah gerak Vty Vt

benda mengikuti lintasan lurus dengan


Vtx Vtx
KECEPATAN TETAP per satuan waktu. hmaks
V0y
Karena kecepatannya tetap maka nilai V0 h Vty
Vt

PERCEPATAN BENDA adalah NOL. (v =



V 0x
tetap dan a = 0).
Xmaks

Rumus jarak:
a. Pada Sumbu X (GLB)
Svt • Kecepatan sesaat
vtx  v0x  v0  Cos

282
• Jarak tempuh sesaat • Ketinggian maksimum yang dicapai
adalah:
x  v0  Cos t

Keterangan: v2
hmaks  0
2g
vtx: kecepatan sesaat pada sumbu X (m/s)
x : jarak tempuh pada sumbu X saatwaktu t(m) • Waktu tempuh untuk mencapai
• Pada saat jarak horizontal terjauh: ketinggian maksimum:
Jarak horizontal terjauh adalah: v0
v 2sin 2 t maks 
= g
xmaks 0

Sedangkan, waktu tempuh untuk F. Gerak jatuh bebas


mencapai ke jarak terjauh adalah: Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang
dilepas dari ketinggian tertentu di atas
2  v0  sin
tx maks = tanah TANPA KECEPATAN AWAL (v0= 0).
g
b. Pada Sumbu Y (GLBB) • Waktu yang dibutuhkan benda ketika
menyentuh tanah:
• Kecepatan awal di sumbu y
v0y= v sin  2 h
0 t 
g
• Kecepatan sesaat
vy = v0 sin  – g.t • Kecepatan benda jatuh bebas ketika
• Ketinggian sesaat menyentuh tanah:

1
h  v0 sin  t  g  t 2
v  2  g h
2
Keterangan:
Voy : kecepatan awal pada sumbu Y (m/s) G. Gerak Melingkar Beraturan
Vty : kecepatan sesaat pada sumbu Y (m/s) (GMB)
h : ketinggian saat waktu t (m)
g : percepatan gravitasi (10 m/s2) Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah
gerak benda pada lintasan melingkar dengan
• Pada saat ketinggian maksimum KECEPATAN SUDUT TETAP (ω) dan PERCEPATAN
Padasaatketinggianmaksimumvy =0.Ketinggian SUDUTNYA NOL (a). (ω = tetap dan a = 0)
maksimum dapat dirumuskan dengan:
Rumus GMB:    t
v 2 sin2 
Hmaks = 0
2g

Sedangkan, waktu tempuh untuk mencapai H. Gerak Melingkar Berubah


ketinggian maksimum adalah: Beraturan
v sin 
t Hmaks Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)
= 0
g adalah gerak benda pada lintasan melingkar
dengan KECEPATAN SUDUT BERUBAH-UBAH dan
E. Gerak vertikal ke atas PERCEPATAN SUDUT TETAP. (  = tetap)
Gerak vertikal ke atas adalah gerak benda yang
dilempar DENGAN KECEPATAN AWAL (v0) mem-
bentuk lintasan lurus ke atas.
283
I. Hubungan Gerak Lurus dan
Ingat Gerak Melingkar
Rumus GMBB: Gerak Lurus Gerak Melingkar
1
1.  =  0 t   t 2

2 s = jarak  = sudut jarak


2. ωt = ω0+  . t v = kecepatan  = kecepatan sudut
a = percepatan  = percepatan sudut
3. ωt 2 = ω 02 + 2 .  . 
 t   0
4.  =  Hubungannya: 1. S =  . R
 t
 2  2. v =  . R
3. a =  . R
Keterangan:
Keterangan:
 : jarak sudut (rad)
R : jari-jari lingkaran (m)
0 : kecepatan sudut awal (rad/s)
 : sudut (rad)
t : kecepatan sudut sesaat (rad/s)
 : kecepatan sudut (rad/s)
 : percepatan sudut (rad/s2)
t : waktu (s)  : percepatan sudut (rad/s2)

284
Bab 3
Hukum Newton, Gaya,
Usaha, dan Energi
A. Hukum Newton Tentang B. Konsep Gaya
Gerak
Gaya adalah kekuatan yang dapat menimbulkan
a. Hukum I Newton perubahan pada benda. Misalnya, perubahan
Hukum I Newton berbunyi: posisi atau perubahan bentuk.
“Jika resultan gaya yang bekerja pada a. Gaya Berat (W)
benda bernilai nol maka benda yang diam Gaya berat adalah gaya yang timbul karena
akan terus diam dan benda yang bergerak GAYA TARIK BUMI terhadap benda.
lurus dengan kecepatan tetap akan tetap Rumus:
bergerak dengan kecepatan tetap.” Wmg
Hukum I Newton dirumuskan dengan:
Keterangan:

F  0 W : berat benda (N)


m : massa benda (kg)
b. Hukum II Newton g : percepatan gravitasi (m/s2)
Hukum II Newton berbunyi:
“Percepatan adalah perbandingan antara Arah gaya berat selalu menuju ke pusat
resultan gaya yang bekerja pada benda bumi (ke bawah). Perhatikan gambar di
dengan massanya.” bawah ini.

Hukum II Newton dirumuskan dengan:

F  m  a
W W

b. Gaya Normal (N)


c. Hukum III Newton Gaya normal adalah gaya yang timbul
Hukum III Newton berbunyi: karena adanya dua permukaan pada benda
“Gaya reaksi akan timbul akibat gaya aksi yang bersentuhan.
yang dikenakan pada suatu benda yang Arah GAYA NORMAL selalu TEGAK LURUS
besarnya sama dan arahnya berlawanan.” terhadap BIDANG SENTUH.
Hukum III Newton dirumuskan dengan: Perhatikan gambar di bawah ini.
(A) (B)

Faksi = –Freaksi N

N
Keterangan: w sin  w cos

F : resultan gaya (N) 


w
m : massa (kg)
a : percepatan (m/s2) w

285
Gaya ini tidak memiliki rumus yang pasti, Jadi, besarnya gaya gesek (f) pada benda
disesuaikan dengan gaya yang bekerja pada adalah gaya gesek kinetis, rumusnya:
benda tersebut. f  fk  k N
Besarnya gaya normal adalah:
Gambar (A): Keterangan:
Fy = 0 f : gaya gesek (N)
N–W= 0
fs maks : gaya gesek statis maksimum (N)
N=W=m.g
fk : gaya gesek kinetis (N)
Gambar (B):
s : koefisien gesekan statis
Fy = 0 k : koefisien gesekan kinetis
N – W . cosθ = 0
N = W . cosθ N : gaya normal (N)
= m . g . cosθ
c. Gaya Gesek (f) C. Energi
Gaya gesek adalah gaya yang terjadi akibat
a. Energi Kinetik
PERSENTUHANantaraBENDAdanPERMUKAAN
KASAR. Arah gaya gesek selalu berlawanan Energi kinetik adalah energi yang dimiliki
dengan kecenderungan gerak benda. oleh benda yang sedang bergerak.
N Rumus:
1
F Ek = m . v2
arah gaya 2
f

W Keterangan:
Pada gambar di atas ketika benda dikenakan
Ek : energi kinetik (Joule)
gaya sebesar F maka akan timbul gaya gesek m : massa benda (kg)
sebesar f. Sehingga ada dua keadaan yang v : kecepatan benda (m/s)
terjadi pada benda, yaitu:
b. Energi Potensial Gravitasi
1. Benda TETAP DIAM
Energi potensial gravitasi adalah energi
Benda akan TETAP DIAM, jika gaya F
yang dimiliki benda karena posisinya
yang kita berikan masih KURANG atau
terhadap titik acuan tertentu.
SAMA DENGAN GAYA GESEK STATIS
Rumus:
MAKSIMUMNYA (fs maks).
Ep = m . g . h
F  fs maks
F  s N
Keterangan:
Jadi, besarnya gaya gesek (f) adalah Ep : energi potensial (J)
sama dengan gaya yang yang diberikan g : percepatan gravitasi bumi (10 m/s2)
pada benda, yaitu F. h : ketinggian benda relatif terhadap acuan (m)
f=F
D. Usaha
2. Benda BERGERAK
F
Benda akan BERGERAK, jika gaya F yang
diberikan bernilai LEBIH BESAR dari gaya s
GAYAGESEKSTATISMAKSIMUMNYA(fsmaks). W F  S
F  fs maks
F  s N
286
Keterangan: Rumus:
W : usaha (J)
S : perpindahan benda (m) W = Ek + Ep
Syarat : F harus segaris dengan S
1
f . S = m (V22 – V 12) + m . g . (h 2 – h 1)
2

a. Usaha Sebagai Perubahan Energi Kinetik Keterangan:


Jika benda bergerak mengalami perubahan f : gaya gesek (N)
kecepatanmaka timbul usahayang besarnya Ek : perubahan energi kinetik (J)
sama dengan perubahan energi kinetiknya. Ep : perubahan energi potensial (J)
F v1 v2
m
E. Hukum Kekekalan Energi
s Mekanik
W = Ek = Ek2– E k1
1 Jika sebuah benda bergerak dan tidak ada
F.S= m (V 2 – V 2)
2 2 1 gaya gesek yang terjadi maka berlaku hukum
b. Usaha Sebagai Perubahan Energi Potensial kekekalan energi mekanik.

Jika benda mengalami perubahan posisi Em = Em2


Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
ketinggiannya dari suatu titik acuan maka
timbul usaha yang besarnya sama dengan 1 1
m  g h1  m  v =12 m  g h  2m  v 2
2
2 2
perubahan energi potensialnya.
W = Ep = Ep2– E p1
W = m . g . (h2 – h1)
F. Daya
c. Usaha Sebagai Perubahan Energi Mekanik Daya adalah usaha persatuan waktu.
Rumus:
Energi MEKANIK adalah energi total yang
dimiliki benda, yaitu ENERGI POTENSIAL W
P= Fv
t
DITAMBAH DENGAN ENERGI KINETIK.
Keterangan:
V
P : daya (watt)
Em = Ep + Ek F W : usaha (J)
1
Em = m . g . h +  m.v2 t : waktu (s)
2 V
h2 F : gaya (N)
v : kecepatan (m/s)
F
h1

Jika suatu benda naik atau turun dari


permukaan yang kasar sehingga kecepatan
dan ketinggiannya berubah (seperti gambar
berikut) maka usaha yang dilakukan benda
sama dengan perubahan energi mekanik.
1
f s
v1

h1
kasar
2

h2 v2

287
Bab 4
Momentum, Implus,
danTumbukan
A. Momentum tumbukan kedua benda berpisah.
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
Momentum adalah hasil kali antara MASSA 1. Hukum kekekalan ENERGI KINETIK
BENDA yang BERGERAK dan KECEPATAN
GERAKNYA. Momentum termasuk dalam Ek awal = Ek akhir
besaran vektor yang arahnya sama dengan
arah gerak benda. 2. Hukum kekekalan MOMENTUM
Rumus: pawal = p akhir
pmv
3. Koefisien restitusi (e) bernilai 1
Keterangan:
  v 2   v1 
p : momentum (kg.m/s) v
m : massa (kg) e= = =1
v v 2 v 1
v : kecepatan benda (m/s)

B. Impuls b. Tumbukan Lenting Sebagian


Pada tumbukan lenting sebagian ada
Impuls adalah PERUBAHAN MOMENTUM sebagian energi kinetik berubah menjadi
sebuah benda atau HASIL KALI GAYA yang bentuk energi lain sehingga energi kinetik
BEKERJA pada suatu benda dan LAMANYA total setelah tumbukan menjadi lebih
GAYA ITU BEKERJA. kecil daripada energi kinetik total sebelum
Rumus: tumbukan.
I = p = F  dt Pada tumbukan lenting sebagian berlaku:
1. Hukum kekekalan momentum
Keterangan:
I : impuls (N.s) pawal  pakhir
p : perubahan momentum (p 2 – p1)
2. Koefisien restitusi (e) bernilai lebih dari
F : gaya (N)
0 sampai kurang dari 1
t : waktu (s)
v   v 2   v1 
C. Tumbukan e= =
v v2  v1

a. Tumbukan Lenting Sempurna dimana 0 < e < 1


Pada tumbukan lenting sempurna tidak
terjadi perubahan bentuk energi. Setelah

288
c. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali 2. Koefisien restitusi (e) bernilai 0 sehingga:
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali,
energi kinetik setelah tumbukan lebih kecil v1  v2
daripada energi kinetik sebelum tumbukan.
SETELAH TUMBUKAN, KEDUA BENDA Keterangan:
BERGERAK BERSAMA-SAMA (menempel). v1 : kecepatan akhir benda 1
v 2  : kecepatan akhir benda 2
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali
v1 : kecepatan awal benda 1
berlaku:
v2 : kecepatan awal benda 2
1. Hukum kekekalan momentum
pawal  pakhir

289
Bab 5
Gerak Rotasi

A. Momen Inersia 3. Batang silinder, poros melalui titik tengah

1
Momen inersia pada gerak rotasi adalah I M L 2
12
kelembaman benda (kemampuan benda 1
konstanta inersia, k =
mempertahankan posisinya) pada saat bergerak 12

melingkar. Nilai momen inersia benda tergantung


pada bentuk benda dan letak porosnya. 4. Batang silinder, poros melalui ujung
a. Momen Inersia pada Benda Titik 1
I M L2
R1 R2 3
1
konstanta inersia, k =
3
M1 M2

5. Silinder pejal, poros melalui pusat


I = m R 2 1
I = m1R 21  m 2R 2 2 m R 2
3 ..... I MR2
3 2
1
konstanta inersia, k =
Keterangan: 2
I : momen inersia (kg.m2)
m1 : massa benda 1 (kg) 6. Silinder tebal berongga, poros melalui pusat
R1 : jarak pusat massa m 1 dengan poros putar 1
I  M R  1R2
2
 2
2

(m) 1
konstanta inersia, k =
R2

R1

b. Momen Inersia pada Benda yang Kontinu 2

Rumus momen inersia pada berbagai benda: 7. Silinder tipis berongga, poros melalui pusat
1. Pelat segi empat tipis, poros di sepanjang sisi b.

1 I  MR2
I M a2
3 konstanta inersia, k = 1
konstanta inersia, k = 1
3
8. Bola pejal, poros melalui pusat
2. Pelat segi empat tipis, poros melalui titik pusat
2
I MR2
1 5
I M(a2  b2) 2
12 konstanta inersia, k =
1 5
konstanta inersia, k =
12

290
9. Bola berongga, poros melalui pusat Untuk sistem lebih dari satu gaya, gunakan rumus:

I
2
MR2
   r  F 

3
konstanta inersia, k =
2 C. Hukum II Newton pada gerak
Keterangan:
3 rotasi
M : massa benda (kg)
Jika percepatan anguler bernilai konstan ( =
L : panjang batang silinder (m)
konstan) maka berlaku hukum II Newton.
R : jari-jari dari sumbu putar (m)
c. Momen Inersia pada Batang Silinder yang t = I . 

Diputar pada Jarak d dari Pusat Massa
Pada hukum II Newton berlaku rumus-rumus
gerak melingkar berubah beraturan (GMBB).
Keterangan:
d
t : torsi (N.m)
L I : momen inersia (kg.m2)
 : percepatan anguler (rad/s)

D. Beberapa nilai percepatan


I
1
M L2  M d2 sistem katrol
12
Keterangan:
d : jarak poros putar dari pusat massa (m) M
a   m2  m1   g
m1
a= 1
m1 m 2 M
B. Momen Gaya (Torsi) m2
2

Momen gaya adalah ukuran besar kecilnya efek M

putar sebuah gaya terhadap suatu benda. a


m2  m1  sin  g
a=
1
m2 m 1  m2  M
Syarat r  F atau r  F seperti pada gambar di licin 2

bawah ini.
F
N
M
c  F  r f

C
Kasar a
a=
 m2  k  m1   g
r W
1
m2 m1  m2  M
2
Untuk gaya yang tidak lurus lengan, gunakan
rumus: M M

F a
 m2  m1   g
a=
c  r F  sin m m1  m2  M
1 m2

C
r

Keterangan: Keterangan:
c : torsi di titik C (Nm)
a : percepatan sistem (m/s2)
F : gaya (N) m : massa katrol (kg)
r : jarak gaya F dari titik C (m) g : percepatan gravitasi bumi (10 m/s2)
k : koefisien gesekan kinetis

291
E. Energi kinetik G. Usaha Gerak Rotasi
a. Energi Kinetik Translasi atau Gerak Lurus
W   
1
EkT m  v2
2 Keterangan:
W : usaha (J)
b. Energi Kinetik Rotasi
 : momen torsi (N.m)
EkR
1
 I  2  : sudut yang disapu benda (rad)
2

c. Energi Kinetik Total Benda Menggelinding


H. Momentum Anguler
Pada BENDA yang bergerak Momentum anguler dirumuskan dengan:
MENGGELINDING, benda tersebut
L  I
melakukan gerak TRANSLASI dan ROTASI.
Jadi, energi total yang dimiliki benda Keterangan:
menggelinding adalah energi kinetik L : momentum anguler (kg.m2/s)
translasi dan energi kinetik rotasi. I : inersia benda (kg.m2)
 : kecepatan anguler (rad/s)
Rotasi

Translasi
I. Hukum kekekalan momentum
Menggelinding anguler
Ek total = EkT  EkR
Lawal = Lakhir
1
Ek total = m  v 1 k  I1  1  I2  2 = I1  1  I2 
2
2 
2

Keterangan: Keterangan:
I : momen inersia I1 : momen inersia benda 1
 : kecepatan sudut (rad/s) I2 : momen inersia benda 2
m : massa benda (kg) ' : kecepatan anguler setelah tumbukan
k : konstanta inersia
J. Kekekalan Momentum
F. Benda Menggelinding Anguler untuk benda yang
Menuruni atau Menaiki Berputar dengan Mengubah
Bidang Miring Jari-jari

2
R
hh      
v Kasar Kasar R 
v

Keterangan:
2  g h ' : kecepatan sudut akhir (rad/s)
v 
k1 R : jari-jari akhir

Keterangan:
k : konstanta inersia

292
Bab 6
Fluida

Fluida adalah semua zat yang dapat mengalir. 1 N/m2 = 1 pascal (Pa)
Contohnya: zat cair (air, minyak) dan gas. 1 N = 105 dyne
Dalam bab ini akan dipelajari tentang fluida 1 atm = 105 Pa
statis dan fluida dinamis. 1 atm = 76 cmHg
c. Tekanan Hidrostatis
A. Fluida Statis Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang
Fluida statis adalah zat yang berada dalam dialami benda saat di dalam fluida karena
keadaan diam (tidak bergerak). adanya gaya gravitasi.
Rumus:
a. Massa Jenis
Massa jenis adalah ukuran kerapatan suatu
benda. Semakin besar massa jenis benda
h
maka benda tersebut semakin rapat.
Ph   g h
Rumus:
m
 Keterangan:
V
Keterangan: Ph : tekanan hidrostatis (Pa)
 :massa jenis fluida (kg/m 3)
ρ : massa jenis benda (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (10 m/s2)
m : massa benda (kg)
h : kedalaman benda dari permukaan
V : volume (m3)
fluida (m)
b. Tekanan Hukum pokok hidrostatis
Tekanan adalah hasil bagi antara gaya Hukum pokok hidrostatis berbunyi:
dengan luas penampang. ‘‘Semua titik yang terletak pada suatu bidang
Rumus: datar di dalam zat cair yang sejenis memiliki
F
P tekanan yang sama.’’
A
Keterangan: PhA = PhB

P : tekanan (pascal/Pa) 1  g  h1 = 2  g h2


1 h1 = 2 h2
F : gaya (N)
A : luas permukaan bidang sentuh (m2)
h2 2
Satuan tekanan (P) adalah N/m2 atau pascal 1 h1

(Pa), dyne/cm2, atmosfer (atm). Hitungan A B

konversinya, yaitu:

293
A1 : luas permukaan bidang 1 (m2)
A2 : luas permukaan bidang 2 (m2)
d1 : diameter permukaan bidang 1
Ingat
d2 : diameter permukaan bidang 2

M e n gu k u r b e s a r n y a Prinsip hukum Pascal ini diterapkan pada


kedalaman (h) harus dihitung alat-alat, misalnya dongkrak hidrolik,
pompa hidrolik, mesin hidrolik pengangkat
dari PERMUKAAN ZAT CAIR
mobil, dan rem hidrolik mobil.
(dari atas) BUKAN dari
bawah. f. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes berbunyi:
Berdasarkan persamaan di atas: “Benda yang tercelup sebagian atau
• MAKIN DALAM letak suatu BENDA di dalam seluruhnya ke dalam zat cair akan
zat cair maka TEKANAN HIDROSTATIS yang mengalami gaya ke atas sebesar berat zat
diperoleh akan MAKIN BESAR. cair yang dipindahkan oleh benda yang
• MAKIN BESAR MASSA JENIS suatu zat tercelup tersebut.”
cair maka MAKIN BESAR pula TEKANAN
HIDROSTATIS yang dihasilkan.
benda

d. Tekanan Mutlak Vtc


} volume zat
Tekanan mutlak adalah tekanan total yang Wbenda
FA cair yang
dipindahkan
dialami oleh benda.

P  Po  Ph Besarnya gaya ke atas tersebut dirumuskan:

FA  f  g  Vtc
Keterangan:
P : tekanan mutlak (Pa) Keterangan:
Po: tekanan udara luar (Pa) FA : gaya tekan ke atas/gaya Archimedes (N)
Ph: tekanan hidrostatis (Pa) ρf : massa jenis fluida/zat cair (kg/m 3)
Vtc: volume zat cair yang dipindahkan atau
e. Hukum Pascal
volume benda yang tercelup di dalam zat
Hukum Pascal berbunyi:
cair (m3)
“Tekanan yang diberikan kepada fluida di
dalam ruangan tertutup diteruskan sama Akibat gaya tekan ke atas ini, benda memiliki
besar ke segala arah.” tiga posisi jika dimasukkan ke dalam suatu
Penerapan hukum Pascal pada bejana zat cair, yaitu:
berhubungan: 1. Terapung
F1
F1 F2

Ciri-ciri benda terapung, yaitu:
A2 A1 A2 • Massa jenis benda lebih kecil dibandingkan
A1
F2 d
2
dengan massa jenis zatcair (r benda < rzatcair).
F1  1  F2
 d2  • Berat benda sama dengan gaya ke atas
(W benda= FA).
Keterangan:
F1 : gaya pada A1 (N) FA  W FA
V
F : gaya pada A (N) b  tc f W
2 2 Vb

294
Keterangan: Keterangan:
ρb : massa jenis benda (kg/m3) FA : gaya angkat/Archimedes (N)
Vtc : volume benda yang tercelup (m3) Wf : berat semu benda (N) W u
Vb : volume benda total (m3) : berat benda di udara (N)
W : berat benda (N)
B. Tegangan Permukaan Zat
2. Melayang
Cair
• Massa jenis benda sama dengan massa
jenis zat cair (r benda = r zat cair). Tegangan permukaan zat cair adalah
• Berat benda sama dengan gaya ke atas kecenderungan zat cair untuk meregang
(W benda= FA). (menjadi tegang) sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
FA  W Tegangan permukaan ini yang
Vf mengakibatkan serangga tertentu, seperti
b  f
Vb FA nyamuk atau laba-laba dapat berjalan
W
di atas air dan jarum atau silet dapat
Keterangan:
mengapung di permukaan air.
ρb: massa jenis benda (kg/m3)
V : volume benda (m3) F

Vb: volume benda total (m3) d
W : berat benda (N)
Jika permukaan benda yang bersentuhan
3. Tenggelam ada pada 2 sisinya, seperti kawat atau jarum
maka d = 2L,
Ciri-ciri benda tenggelam, yaitu:
Keterangan:
• Massa jenis benda lebih besar
L : panjang kawat atau jarum(m)
dibandingkan dengan massa jenis zat
F : gaya yang bekerja pada permukaan
cair (r benda > r zat cair).
zat cair (N)
• Berat benda lebih besar daripada gaya
ke atas (W benda > FA). a. Kapilaritas
• Kapilaritas adalah peristiwa naik
N
FA turunnya fluida yang berada di dalam
W  FA  N
pipa kapiler (pipa dengan diameter yang
Keterangan: sangat kecil).
N : gaya normal (N)
W
• KOHESI adalah gaya tarik-menarik
antarmolekul SEJENIS.
Penerapan hukum Archimedes antara lain • ADHESI adalah gaya tarik-menarik
adalah kapal laut, kapal selam, galangan antarmolekul TAK SEJENIS.
kapal, jembatan fonton, galangan kapal,
balon udara, dan hydrometer.
Ingat
Berat Semu/Berat Benda di Dalam Fluida
Berat semu benda di dalam fluida adalah
selisih antara berat benda di udara dengan Untuk mengingat dengan
gaya angkat yang terjadi pada benda. mudah:
Ko = Sejenis
Wf  Wu  FA A = TIDAK sejenis

295
Jika sebuah kelereng dicelupkan ke dalam
fluida kental maka terdapat gaya apung (FA)
dan gaya stokes (Fs) yang melawan gaya
beratnya (W).

Air Raksa
c. Kecepatan Terminal
Penjelasan pada gambar di atas, yaitu: Kecepatan terminal adalah kecepatan
• Air memiliki gaya adesif lebih besar daripada maksimum tetap yang dapat dimiliki oleh
gaya kohesifnya. Akibatnya, permukaan air suatu benda yang berada pada fluida kental.
akan naik jika berada pada pipa kapiler.
Jika bendanya adalah sebuah bola pejal
• Berbeda dengan air, raksa memiliki gaya
maka kecepatan terminalnya dirumuskan:
kohesif lebih besar daripada gaya adesifnya.
Akibatnya, permukaan raksa akan turun jika
2 r2  g
berada pada pipa kapiler. vT 
9 
 b  f 
Ketinggian/kedalaman fluida pada pipa
kapiler dirumuskan: Keterangan:
vT : kecepatan terminal (m/s)
2.  . cos  r : jari-jari bola (m)
h=
f . g .r  : koefisien viskositas (kg/ms)
rb: massa jenis benda (kg/m3)
Keterangan: rf : massa jenis fluida (kg/m3)
h : ketinggian fluida pada pipa kapiler (m)
g : tegangan permukaan (N/m) C. Fluida Dinamis
q : sudut kontak
ρf : massa jenis fluida (kg/m3) Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir
g : percepatan gravitasi (10 m/s 2) (bergerak).
r : jari-jari pipa kapiler (m) a. Debit Fluida (Laju Alir)
b. Gaya Gesekan Fluida (Gaya Stokes) Debit fluida adalah volume fluida yang
Gaya stokes adalah gaya gesekan pada fluida mengalir setiap detik. Debit fluida
akibat kekentalan zat tersebut. Semakin dirumuskan:
kental fluida maka semakin besar gaya V
stokes yang dihasilkan. Q Av
t
Rumus: Keterangan:
Q : debit fluida (m3/s)
F = 6 . r .  . v
s
V : volume fluida (m3)

Keterangan: t : selang waktu (s)


A : luas permukaan (m2)
Fs : gaya stokes/gaya gesek fluida (N)
r : jari-jari (m) v : kecepatan fluida (m/s)
 : viskositas fluida (N.s/m 2) b. Persamaan Kontinuitas
v : kecepatan fluida (m/s)
v1 v2
A1 A2

296
Jika dianggap tidak terdapat gesekan pada Penerapan Persamaan Bernaulli
pipa maka debit fluida yang mengalir pada 1. Pada Tabung Bocor
pipa akan tetap. Jika sebuah tabung yang berlubang berisi air
maka kecepatan air keluar dari tabung dan
Q1 = Q2 = Q3 = ..... = konstan
jarak jatuhnya dari kaki tabung adalah:
A1 v1 = A2 v2 = A3 v3 = .... = konstan
x  2 h1.h2
c. Asas Bernoulli
Asas Bernoulli menyatakan bahwa: h1
v  2.g.h1
v
“Pada pipa mendatar, tekanan fluida paling
h2
besar terdapat pada bagian yang kelajuan
alirannya paling kecil. Sebaliknya, tekanan
x
fluida paling kecil terdapat pada bagian
yang kelajuan alirannya paling besar.” Keterangan:
g : percepatan gravitasi (m/s2)
h1 : jarak lubang dari permukaan air (m)
v1 v2
P1 P2 h2 : jarak lubang dari dasar bejana (m)

2. Venturimeter
Menurut asas Bernoulli, kecepatan fluida Venturimeter adalah alat untuk mengukur
pada penampang 1 lebih kecil daripada kecepatan gerak fluida cair.
kecepatan fluida pada penampang 2 (v1 < Dengan alat venturimeter maka dapat dengan
v2) maka tekanan penampang 1 lebih besar mudah kita ketahui perbedaan tekanan antara
daripada tekanan penampang 2 (P1 > P2). pipa penampang 1 dan 2, yaitu:

d. Persamaan Bernoulli
h
v2
v2 v1
P2

v1 h2
P1
P1  P2 =  g h atau
 
h1
1
P1  P2 =  v  2 2
2 v 1
2

1 Untuk mencari kecepatan v 1 dan v2 dapat


P v2   g h  konstan
2 digunakan rumus:
1 1
P1   v1  gh 1 P 1  v 2 gh
2 2

2  g h
1 2 2 2 2
2 2
v1= 2
 A 1
   1
Keterangan:  A2 
2  g h
P : tekanan (P) 2
v2 = A
h : ketinggian (m) 1  2 
 A1 
ρ : massa jenis fluida (kg/m3)
v : kecepatan fluida (m/s)

297
3. Sayap pesawat terbang Rumus GAYA ANGKAT PESAWAT adalah:

P1

v1
1
2

F2  F 1  v  v12.A 2
2 
v2
P2
Jadi, agar pesawat dapat terangkat, gaya
KECEPATAN ALIRAN udara DI ATAS sayap (v1) angkat pesawat harus lebih besar daripada
LEBIH BESAR DARIPADA kecepatan aliran berat pesawat (F2 – F1 > mg).
udara DI BAWAH sayap (v 2). Akibatnya, Keterangan:
TEKANAN udara DI BAWAH sayap (P2) LEBIH P2 – P1 : perbedaan tekanan (N/m2)
BESAR DARIPADA tekanan udara DI ATAS  : massa jenis udara(kg/m3)
sayap (P1).
v12 – v2 2 : perbedaan kecepatan fluida(m/s)
Perbedaan tekanan ini menghasilkan gaya
angkat pesawat sebesar:

F2 – F1 = (P2 – P1).A

298
Bab 7
Suhu dan Kalor

A. Suhu 100o 80o 212o 373


Titik didih

Fahrenheit
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya

Reamur
Celsius

Kelvin
suatu benda. Untuk mengukur besarnya suhu
digunakan alat yang dinamakan termometer.
a. Konversi Satuan Termometer C R F K

X Y Titik beku
TXba TYba 0o 0o 32o 273
C R F  32 K  273
  
100 80 180 100

TX TY c. Pemuaian
Pemuaian adalah peristiwa BERTAMBAHNYA
PANJANG, LUAS, atau VOLUME suatu
BENDA sebagai akibat dari SUHUnya NAIK.
TX  TXbb TY  TYbb 1. Pemuaian Panjang
=
TXba  TXbb TYba  TYbb
l = l o.  . T
Keterangan: It–Io = Io .  . (Tt–To)
TX : suhu tertentu pada termometer X
TX bb: suhu batas bawah/terendah pada Keterangan:
termometer X l : pertambahan panjang (meter)
TX ba: suhubatasatas/tertinggipadatermometer lo : panjang mula-mula (meter)
X lt : panjang akhir (meter)
TY : suhu tertentu pada termometer Y  : koefisien muai panjang (/°C)
Ty bb: suhu batas bawah/terendah pada T : perubahan suhu (oC)
termometer Y To : suhu awal (°C)
Ty b : suhu batas atas/tertinggi pada Tt : suhu akhir (°C)
termometer Y
1. Pemuaian Luas
b. Konversi Satuan Celsius, Reamur,
Fahrenheit, dan Kelvin A = Ao . b . T
At–Ao = Ao . b . (Tt–To)

299
Keterangan: cair = 1 kal/gr˚C)
A : pertambahan luas (m2) ΔT : perubahan suhu, yaitu suhu tinggi dikurangi
A0 : luas mula-mula (m2) suhu rendah (T2 – T1) (˚C)
At : luas akhir (m2)
b. Kalor untuk Mengubah Wujud Zat
β : koefisien muai luas (/oC) (β = 2.α)
Wujud suatu zat dapat berupa padat, cair,
2. Pemuaian Volume dan gas. Wujud zat dapat berubah dari pa-
dat menjadi cair, cair menjadi gas, atau pa-
V = Vo. g . T
dat menjadi gas apabila zat menyerap kalor,
Vt–Vo = Vo . g . (Tt–To) dan sebaliknya.
Keterangan: 1. Kalor Uap (Mendidih)
∆V : pertambahan volume (m3) Penguapan adalah peristiwa perubahan
V0 : volume mula-mula (m3) wujud zat dari fase cair menjadi fase gas.
Vt : volume akhir (m3) Contoh: pemanasan pada air secara terus-
g : koefisien muai volume (/°C) (g = 3. a) menerus membuat air menguap menjadi
uap air (gas).
Rumus:

Ingat Q=m.U

Keterangan:
 = koefisien muai panjang
Q : energi kalor (J atau kal)
 = 2
m : massa benda (kg atau g)
 = 3
U : kalor didih atau kalor uap (J/kg)

2. Kalor Lebur (Membeku)


B. KALOR Kalor lebur dan kalor beku menyebabkan
terjadinya perubahan wujud suatu zat yang
Kalor adalah nama lain untuk energi panas. tidak disertai perubahan suhu karena kalor
Penambahan kalor kepada suatu benda dapat: yang diserap atau dilepas digunakan untuk
1. MENAIKKAN SUHU-nya. mengubah wujud zat.
2. MENGUBAH WUJUD-nya. Rumus:
a. Kalor untuk Mengubah Suhu Zat Q=m.L
Suatu benda dapat berubah suhunya apabila
benda tersebut menyerap atau melepas kalor. Keterangan:
Q : energi kalor (J atau kal)
Jika benda menyerap kalor maka suhunya
m : massa benda (kg atau g)
akan naik, sebaliknya jika benda melepas
L : kalor lebur atau kalor beku (J/kg)
kalor maka suhunya akan turun.
Rumus: c. Perubahan Wujud Es – Air – Uap
Q = m . c . T T(OC)

f
Keterangan:
Q : kalor (Joule atau kalori) d e Quap
100
m : massa benda (kg atau gr) QU
cQ
c : kalor jenis (J/kg˚C atau kal/gr˚C) 0
b
air

QL
Kalor jenis air (cair = 4.200 J/kg˚C atau Qes
Q(kalori)
a Q1 Q2 Q3 Q4 Q5

301
• Proses a—b (SUHU es NAIK dari a ke b) perpindahan kalor dari benda bersuhu tinggi
Qes= m . c es. T es ke benda bersuhu rendah sehingga kedua
Qes = m . ces . (b – a) benda akan memiliki suhu akhir yang sama.
Pernyataan tersebut sesuai dengan asas
• Proses b—c (PERUBAHAN WUJUD es
Black.
menjadi air)
• Asas Black dikemukakan oleh seorang
Q=m.L fisikawan Skotlandia bernama Joseph Black.
• Proses c—d (SUHU air NAIK dari c ke d) Asas ini berbunyi:
Qair= m . c air. T air “Jika terdapat dua zat atau lebih saling
berhubungan satu sama lain maka zat yang
Qair = m . cair . (d – c)
bersuhu tinggi akan mengalirkan kalor
• Proses d—e (PERUBAHAN WUJUD air kepada zat yang bersuhu lebih rendah hingga
menjadi uap air) tercipta kesetimbangan suhu.”

Qu = m . U Dengan kata lain, dapat disimpulkan:

• Proses e-f (SUHU air NAIK dari e ke f) Q lepas = Q serap


Quap = m . cuap . Tuap
Quap = m . cuap . (f – e) Keterangan:
Q lepas : kalor yang dilepas oleh suatu zat yang
Keterangan: memiliki suhu lebih tinggi.
Q serap : kalor yang diserap oleh suatu zat yang
ces : kalor jenis es (0,5 kal/groC)
cair : kalor jenis air (1 kal/groC) memiliki suhu lebih rendah.
L : kalor lebur (80 kal/gr)
U : kalor uap (540 kal/gr) C. Perpindahan Kalor
a : suhu es
b&c : suhu es mencair (0oC ) a. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui
d&e : suhu air mendidih (100 oC )
zat perantara tanpa disertai perpindahan
f : suhu uap
zat perantaranya.
Contoh: Besi yang dipanaskan di salah satu
ujungnya maka ujung besi lainnya juga akan
Ingat terasa panas (terjadi perambatan kalor).
• K a l o r L E B U R at au Rumus:
MEMBEKU k  A  T
P
Q=mL L
• Kalor UAP atau MENDIDIH
Q=mU Keterangan:
P : daya (watt)
k : konduktivitas termal bahan (W/m°C)
d. Asas Black A : luas penampang (π.r2) (m2)
• Pada zat yang memiliki suhu tinggi, jika ∆T : perubahan suhu (T2-T1) (°C)
dicampur dengan benda yang memiliki L : panjang penghantar (m)
suhu yang lebih rendah maka akan terjadi

300
b. Konveksi Contoh: Pancaran panas matahari sampai
ke bumi.
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui
zat perantara dengan disertai perpindahan
zat perantaranya. P = e . A .  . T4
Contoh: Proses pemanasan air.

Keterangan:
P = h . A . ∆T P : laju energi kalor radiasi (Watt)
e : emisivitas radiasi (e = 1 untuk benda
Keterangan: hitam sempurna)
A : luas permukaan benda (m 2)
P : daya (watt)
h : konveksivitas termal (W/m2 °C)  : tetapan Stefan-Boltzman (5,67.10-8 W/
A : luas permukaan benda (m2) m2.K)
∆T : perubahan suhu (T –T ) (°C) T : suhu (Kelvin)
21

c. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa
melalui zat perantara.

302
Bab 8
Teori Kinetik Gas dan
Termodinamika
A. Teori Kinetik Gas 4. Tumbukan yang terjadi antarmolekul dan
tumbukan molekul dengan dinding bersifat
Teori kinetik adalah suatu konsep yang elastis sempurna.
menyatakan bahwa materi tersusun atas atom-
Persamaan umum gas ideal adalah:
atom yang terus-menerus bergerak. Teori kinetik
dalam bab ini dibatasi pada materi berwujud gas.
P  V  n R  T
a. Rumus Mol P  V  Nk  T

Mol dirumuskan dengan:


Keterangan:
m N P : tekanan (N/m2 atau Pascal)
n= =
Mr NA V : volume (m3)
R : konstanta gas universal (8,314 J/mol K)
Keterangan: T : suhu (Kelvin)
n : mol k : konstanta Boltzmann (1,38 x 10-23 J/K)
m : massa (gram)
Mr : massa molekul relatif (gram/mol) c. Hukum Boyle–Gay Lussac
N : jumlah molekul Untuk gas ideal pada tabung yang terisolasi
NA : bilangan Avogadro (6,02 x 1023 molekul/ memenuhi persamaan sebagai berikut:
mol)
b. Persamaan Umum Gas Ideal P1 V1 P2  V2

T1 T2
Gas ideal adalah gas yang memiliki kriteria
sebagai berikut: Keterangan:
1. Gas yang terdiri atas banyak sekali molekul P1 : tekanan awal P2 : tekanan akhir
yang masing-masing bermassa sama dan V1 : volume awal V2 : volume akhir
bergerak acak ke segala arah dengan T1 : suhu awal T2 : suhu akhir
berbagai kelajuan.
d. Energi Kinetik Gas Rata-rata
2. Jarak antarmolekul sangat jauh jika
Energi kinetik gas adalah energi kinetik yang
dibandingkan dengan ukuran molekul
dimiliki oleh satu buah molekul gas karena
tersebut.
memiliki suhu tertentu.
3. Molekul gas mengikuti hukum mekanika
Energi kinetik gas berbanding lurus dengan
klasik. Gas tersebut berinteraksi hanya
suhu mutlak, semakin besar suhu maka
ketika bertumbukan dan tidak ada interaksi
semakin besar pula energi kinetiknya.
gaya lainnya.

303
1. Pada gas monoatomik (He, Ne, Ar, ...): f. Kecepatan rms

3
Dalam teori kinetik gas, dikenal istilah vrms
Ek kT (root mean square), yaitu akar dari rata-rata
2
kuadrat kecepatan.
2. Pada gas diatomik (O2, N2, H2, …): Kecepatan vrms bergantung pada variabel
• Suhu rendah (gerak translasi) suhu. Jadi, selama suhu sistem tidak
berubah (proses isotermis) maka tidak
3 terjadi perubahan vrms. Semakin besar suhu
Ek kT
2 sistem maka kecepatan gerak partikel gas
juga meningkat, begitu pula sebaliknya.
• Suhu sedang (gerak translasi dan Kecepatan vrms dirumuskan dengan:
rotasi)

5 v 3 k  T 3 R  T
Ek kT rms = =
2 m0 Mr

• Suhu tinggi (gerak translasi, rotasi, Keterangan:


dan vibrasi) vrms : kecepatan rata-rata molekul gas`(m/s)
mo : massa satu molekul (gram)
7
Ek kT R : konstanta gas universal (8,314 J/mol K)
2
Mr : massa molekul relatif (gram/mol)
T : suhu (Kelvin)
e. Energi Dalam
Energi dalam adalah jumlah energi kinetik B. Termodinamika
total gas dalam sistem.
Pada gas monoatomik: a. Proses-proses Termodinamika
3 1. Isobarik
U = n R  T
2 Isobarik adalah proses termodinamika
Pada gas diatomik: pada TEKANAN KONSTAN.
• Suhu rendah (  250 K) Rumus isobarik adalah:

3 V1 V2
U = NkT 
2 T1 T2
• Suhu sedang (  500 K)
2. Isotermis
5
U = NkT Isotermis adalah proses termodinamika
2
pada SUHU KONSTAN.
• Suhu tinggi (1.000 K)
Rumus isotermis adalah:

U = 7 NKT
2 P1  V1  P2  V2

Keterangan:
U : energi dalam gas (Joule) 3. Isokhorik
Isokhorik adalah proses termodinamika
pada VOLUME KONSTAN.

304
Rumus proses isokhorik adalah: ΔU dapat bernilai nol (0), jika terjadi proses
isotermis dan siklus reversibel.
P1 P2 Perubahan energi dalam gas monoatomik

T1 T2 dirumuskan dengan:

3
4. Adiabatik (Qin = 0, Qout = 0) U  n R (T 2 T 1)
2
Adiabatik adalah proses termodinamika
pada saat TIDAK ADA KALOR yang MASUK d. Usaha
atau KELUAR sistem. Usaha dapat dihasilkan dalam suatu sistem
Grafik dan rumus proses adiabatik adalah: gas apabila volume gas bertambah.
P
Usaha dinyatakan dengan rumus:
P1  V1  P 2 2V
P1

P2
= P
C
CV

W  P  dV
V
V1 V2
Usaha (W) dapat bernilai positif, jika sistem
Keterangan: melakukan usaha (sistem mengembang)
P : tekanan (Pascal) atau dikatakan sebagai proses ekspansi
V : volume (m3) (volume sistem bertambah).
T : suhu (Kelvin) Usaha bernilai negatif, jika sistem dilakukan
g : konstanta Laplace usaha dari lingkungan atau dikatakan
b. Hukum I Termodinamika sebagai proses kompresi (volume sistem
Hukum I termodinamika dirumuskan berkurang). Jika usaha bernilai nol, artinya
dengan: sistem sedang mengalami proses isokhorik
(volume konstan).
Q  U  W Usaha juga dapat dicari dengan mencari luas
daerah di dalam grafik P – V.
Jika sistem menyerap kalor maka Q bernilai
Rumus usaha yang lainnya adalah:
positif, sedangkan jika sistem melepas kalor,
1. Pada proses isobarik
Q bernilai negatif.
Keterangan: W = P   V2  V1  = n  R  (T2  T1)
Q : jumlah kalor (J)
ΔU : perubahan energi dalam (J) 2. Pada proses isotermis
W : kerja atau usaha (J)
V2
W  n R  T  ln
c. Perubahan Energi Dalam V1
Perubahan energi dalam adalah SELISIH
3. Pada proses adiabatik
dari ENERGI DALAM AKHIR dengan ENERGI
DALAM AWAL. 1
W  P 1 V 1 P 2 V 2
ΔU bernilai positif, artinya suhu sistem naik  1
atau energi dalam meningkat. ΔU bernilai
e. Hukum II Termodinamika
negatif, artinya suhu sistem turun atau
energi dalam menurun. Hukum II Termodinamika dapat dinyatakan
dengan:

305
1. Kalor yang mengalir secara spontan dari Proses a – b : proses isotermis (kalor masuk)
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu Proses b – c : ekspansi adiabatik
rendah dan tidak dapat mengalir secara Proses c – d : proses isotermis (kalor keluar)
spontan dalam arah kebalikannya. Proses d – a : kompresi adiabatik
2. Total entropi jagad raya tidak berubah
ketika terjadi proses reversibel dan akan g. Mesin Pendingin
bertambah jika terjadi proses ireversibel. Mesin pendingin adalah mesin yang
3. Tidak mungkin membuat sebuah mesin menyerap panas dari reservoir suhu
kalor yang bekerja dalam suatu siklus rendah (Q2) dan membuang panas tersebut
semata-mata menyerap kalor dari sebuah ke reservoir suhu tinggi (Q1) dengan
reservoir dan mengubah seluruhnya menggunakan usaha (W) yang berasal dari
menjadi usaha luar. lingkungan/luar sistem.
Kinerja mesin pendingin pada siklus Carnot
f. Mesin Kalor dirumuskan dengan:
Mesin kalor adalah mesin yang bekerja
dengan cara menyerap panas dari reservoir k = Q2 = T2
W T1 T2
suhu tinggi (Q1) untuk menghasilkan usaha
(W) dan membuang energi panas sisanya ke W = Q1  Q2
reservoir suhu rendah (Q2).
Mesin kalor memiliki efisiensi nyata yang Keterangan:
dirumuskan dengan: k : kinerja mesin pendingin
η : efisiensi mesin kalor
W W : usaha yang dihasilkan (J)
 W  Q1  Q2
Q1 Q1 : kalor pada reservoir suhu tinggi (J)
Q2 : kalor pada reservoir suhu rendah (J)
Jika mesin kalor mengikuti siklus Carnot/ T1 : suhu tinggi (Kelvin)
mesin kalor ideal maka grafiknya adalah: T2 : suhu rendah (Kelvin)
P (N/m2)

a
Q1
b T1

W
d
T2
c
Q2 V (m3)

W T2
= = 1
Q1 T1

W = Q1  Q2

306
Bab 9
Optik dan Alat-Alat Optik
Optika geometri adalah ilmu fisika yang mempe- Keterangan:
lajari tentang sifat-sifat cahaya pada pemantulan M : perbesaran linier cermin/lensa
dan pembiasan. h : tinggi benda (m)
Pemantulan terjadi pada cermin dan pembiasan h’ : tinggi bayangan (m)
terjadi pada benda bening, contohnya lensa.
a. Rumus Fokus Cermin/Lensa
Ingat
1 1 1
  • Menurut jenisnya:
f s s CERMIN
Keterangan: 1. Cekung: cermin POSITIF (+)
f : jarak fokus lensa/cermin (m) 2. Cembung: cermin NEGATIF (−)
s : jarak benda ke lensa/cermin (m) LENSA
s’ : jarak bayangan ke lensa/cermin (m) 1. Cekung: lensa NEGATIF (−)
2. Cembung: lensa POSITF (+)
Catatan:
• Tanda f dan R:
• s bertanda POSITIF (+) jika BENDA terletak
1. POSITIF (+) untuk CERMIN CEKUNG
DIDEPANCERMIN/LENSA(BENDANYATA).
dan LENSA CEMBUNG.
• s bertanda NEGATIF (−) jika BENDA terletak 2. NEGATIF (−) untuk CERMIN CEMBUNG
DI BELAKANG CERMIN/LENSA (BENDA dan LENSA CEKUNG
MAYA).
Menentukan sifat bayangan pada cermin
• s’ bertanda POSITIF (+) jika BAYANGAN
sama dengan menentukan sifat bayangan
terletak DI DEPAN CERMIN (BAYANGAN
pada lensa.
NYATA).
1. RBenda + RBayangan =5
• s’ bertanda POSITIF (+) jika BAYANGAN
terletak DI BELAKANG LENSA (BAYANGAN 2. RBayangan = I a t a u IV
NYATA). bayangan: maya
• s’ bertanda NEGATIF (−) jika BAYANGAN dan tegak
terletakDIBELAKANGCERMIN(BAYANGAN RBayangan = II a t au III
MAYA). bayangan: nyata
• s’ bertanda NEGATIF (−) jika BAYANGAN dan terbalik
terletak DI DEPAN LENSA (BAYANGAN 3. RBayangan > RBenda DIPERBESAR
MAYA). 4. RBayangan < Rbenda DIPERKECIL
b. Rumus Perbesaran Linier pada Cermin/
Lensa c. Pembiasan
h s Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah
M 
h s cahaya karena cahaya melewati dua medium

307
yang berbeda kerapatan optiknya, n2 : indeks bias medium 2
seperti udara dan air. Dengan syarat n1 > n2
Contoh: Jika kita memasukkan pensil
ke dalam gelas berisi air maka pensil 2. Pembiasan pada prisma
akan terlihat seperti patah/bengkok.

Terdapat dua macam pembiasan cahaya, yaitu:
1. Cahaya datang dari medium RENGGANG 
i1 r2
(udara) menuju ke medium RAPAT (air) r1i2

maka cahaya akan berbelok MENDEKATI


sumbu normal (garis putus-putus yang
tegak lurus pada bidang bias). Rumus pembiasan pada prisma:
2. Cahaya datang dari medium RAPAT (air) • Rumus sudut deviasi
menuju ke medium RENGGANG (udara)
Sudut deviasi adalah sudut yang
maka cahaya akan berbelok MENJAUHI
dibentuk antara perpanjangan sinar
garis normal. datang mula-mula dengan sinar bias
sinar datang
yang keluar dari prisma.
sinar bias

r
 = i 1+ r 2– b
Udara i Udara
Air i>r
Air
i
i <r • Rumus sudut pembias prisma
r
Sudut pembias adalah sudut pada
sinar bias sinar datang
prisma yang membiaskan cahaya.
Gambar 1 Gambar 2
b = i2 + r1
Rumus pembiasan: • Rumus sudut deviasi minimum
n1 Sin i = n2  Sin r Sudut deviasi minimum adalah sudut
Keterangan: deviasi yang terjadi, SYARATNYA:
n1 : indeks bias medium 1
i1 = r2 dan i2 = r1
n2 : indeks bias medium 2 m = 2i1 – b
i : sudut datang
 m .   
r : sudut bias  2  = nm  Sin  2 
nm.Sin
   
1. Sudut kritis pada pembiasan
Jika β  15o maka akan berlaku:
Sudut kritis (ik) adalah sudut datang yang
terjadi apabila CAHAYA DATANG dari  np 
m =   1.
MEDIUM RAPAT ke MEDIUM RENGGANG  nm 
yang mengakibatkan sudut biasnya sebesar
Keterangan:
900 (tegak lurus garis normal).
i1 : sudut datang pertama
Rumus: r2 : sudut bias kedua
n2 β : sudut pembias (sudut puncak) prisma
Sin ik 
n1  : sudut deviasi
Keterangan: m : sudut deviasi minimum

ik : sudut kritis nm : indeks bias medium


n1 : indeks bias medium 1 np : indeks bias prisma

308
• Rumus sudut dispersi prisma R : jari-jari kelengkungan
Sudut dispersi adalah sudut yang h’ : tinggi bayangan
dibentuk antara selisih sudut deviasi h : tinggi benda
sinar ungu dengan sudut deviasi sinar
merah. 4. Rumus jarak fokus lensa pada suatu medium
Jika suatu lensa tipis diletakkan di suatu
medium tertentu, contohnya udara atau
 m
u
air maka rumus fokusnya adalah:
Merah
1  nL   1 1 
Q
  1  
Ungu
f n m    1R R2

Rumus: Keterangan:
f : jarak fokus lensa
u = (n – 1).
u nL : indeks bias lensa
m = (nm – 1). nm : indeks bias medium
Q = u − m
R1 : jari-jari kelengkungan 1 (m)
= (nu – nm).
R2 : jari-jari kelengkungan 2 (m)
Keterangan:
u : sudut deviasi sinar ungu
5. Kekuatan lensa
m : sudut deviasi sinar merah
Kekuatan lensa diukur dengan satuan dioptri.
nm : indeks bias sinar merah
Rumus:
nu : indeks bias sinar ungu
1
Q : sudut dispersi P = , jika f dalam satuan meter
f
100
3. Rumus pembiasan cahaya pada bidang P= , jika f dalam satuan cm
sferis f
Keterangan:
Bidang sferis adalah bidang yang dibatasi
P : kekuatan lensa (dioptri)
oleh permukaan lengkung.
f : jarak fokus lensa
Rumus:
n1 n2 n2  n1
 = Alat-Alat Optik
s s R

Jika tinggi benda adalah h maka perbesaran Alat optik adalah benda atau alat yang
bayangan yang terjadi pada pembiasan menerapkan sifat-sifat cahaya. Alat-alat
untuk bidang sferis adalah: optik di antaranya adalah mata, kacamata,
lup, mikroskop, dan teropong.
h s n1
M  x a. Mata
h s n2
• Lensa mata berperan sebagai pembentuk
Keterangan: bayangan benda.
s’ : jarak bayangan ke bidang sferis • Lensa memiliki kemampuan memipih
s : jarak benda ke bidang sferis dan mencembung yang disebut daya
n1 : indeks bias medium tempat sinar akomodasi.
datang • Jika melihat benda jauh maka lensa mata
n1 : indeks bias medium tempat sinar memipih. Jika melihat benda dekat maka
bias
mata mencembung.

309
• BAYANGAN MATA akan terbentuk DI Rumus kekuatan lensa kacamatanya:
RETINA.
100 100
P 
• Sifat bayangan di retina adalah NYATA, Sn PP
TERBALIK, dan DIPERKECIL.
Jika jarak baca normal adalah 25 cm (Sn = 25
• Mata normal disebut emitrop, yaitu mata cm) maka kekuatan lensanya adalah:
yang memiliki jarak titik jauh (Punctum
Remotum) tak terhingga dan memiliki jarak 100
P =4 , jika PP dalam satuan cm
titik dekat (Punctum Proximum) sebesar 25 PP
cm. 1
P = 4  , jika PP dalam satuan m
PP
b. Kacamata
Kacamata adalah alat yang digunakan untuk Keterangan:
membantu membentuk bayangan benda P : kekuatan lensa (dioptri)
pada mata karena daya akomodasi mata telah PP : punctum proximum (jarak titik
melemah. dekat mata)
Kacamata digunakan oleh penderita: Sn : titik dekat mata normal (25 cm)
1. Rabun Jauh (Miopi)
c. Lup
Ciri-ciri:
• Penglihatan tampak kabur saat Lup adalah alat optik yang digunakan untuk
melihat benda jauh. memperbesar bayangan benda.
• Titik dekat mata (PP) = 25 cm, titik jauh • Lup adalah sebuah lensa cembung.
mata (PR) kurang dari tak terhingga. • Benda harus diletakkan di antara lensa
• Bayangan jatuh di depan retina dengan fokus lensa.
• Ditolong dengan kacamata berlensa • Bayangan yang dihasilkan adalah MAYA,
cekung/negatif. TEGAK, dan DIPERBESAR.
Rumus kekuatan lensa kacamatanya: Rumus perbesaran anguler lup adalah:
P = 1 , jika PR dalam satuan meter
PR 1. Mata berakomodasi maksimum
P= 100 , jika PR dalam satuan cm Perbesaran anguler maksimum terjadi
PR apabila mata berakomodasi maksimum.
Keterangan: Rumus:
Sn
P : kekuatan lensa (dioptri) M 1
f
PR : punctum remotum (jarak titik
jauh mata) 2. Mata berakomodasi minimum
Perbesaran anguler minimum terjadi
2. Rabun Dekat (Hipermetropi) apabila mata tidak berakomodasi atau
Ciri-ciri: dalam keadaan santai.
• Penglihatan tampak kabur jika melihat Rumus:
benda dekat. Sn
M
• Titik dekat mata (PP) lebih dari 25 cm, f
titik jauh mata (PR) tidak terhingga. 3. Mata berakomodasi pada jarak x
• Bayangan jatuh di belakang retina.
Untuk mata yang berakomodasi pada jarak
• Ditolong dengan kacamata berlensa x, rumusnya:
positif /cembung.
310
PP PP
M 
f x s'ob  PP 
Mmin  
 f 
sob  ok 
Jika pada soal hanya diketahui mata normal
maka gunakan nilai PP = 25 cm (jika tidak
disebutkan nilai yang lainnya). Panjang tabung (jarak antara lensa objektif
Keterangan: dan lensa okuler) adalah:
M : perbesaran bayangan
dmin = s’ob + f ok
f : jarak titik fokus lup (cm)
Keterangan:
d. Mikroskop Mmaks : perbesaran total saat mata
Mikroskop adalah alat optik yang berfungsi berakomodasi maksimum
untuk memperbesar bayangan benda- Mmin : perbesaran total saat mata
benda yang sangat kecil (renik). berakomodasi minimum
• Mikroskop terdiri atas dua lensa dmaks : panjang tabung mikroskop saat
cembung. mata berakomodasi maksimum
dmin : panjang tabung mikroskop saat
• Lensa cembung yang berada di dekat
mata berakomodasi minimum
benda (objek) disebut lensa objektif.
sob : jarak benda ke lensa objektif
• Lensa cembung yang berada di dekat
s’ob : jarak bayangan ke lensa objektif
mata disebut lensa okuler.
sok : jarak benda ke lensa okuler
• Benda harus diletakkan di antara titik fok : jarak fokus lensa okuler
fokus objektif dan dan jari-jari lensa
objektif/di ruang 2 benda. (fob < sob < 2fob) d. Teropong Bintang
• Bayangan yang terbentuk di LENSA Teropong bintang umumnya digunakan
OBJEKTIFNYA adalah NYATA, TERBALIK, untuk mengamati benda-benda angkasa.
dan DIPERBESAR. Teropong ini memiliki dua buah lensa
• BAYANGAN AKHIR yang terbentuk di cembung, yaitu:
LENSA OKULERNYA bersifat MAYA, • Lensa okuler, yaitu lensa yang letaknya
TERBALIK, dan DIPERBESAR. dekat dengan mata.
• Lensa objektif, yaitu lensa yang tertuju
Rumus:
pada benda-benda angkasa yang diamati.
1. Mata berakomodasi maksimum Fokus lensa objektif lebih besar dari fokus
Saat mata berakomodasi maksimum maka lensa okuler.
perbesaran angulernya adalah: • BAYANGAN AKHIR yang terbentuk di
LENSA OKULERNYA bersifat MAYA,
Sob PP 
Mmaks  x  1 TERBALIK, dan DIPERBESAR.
Sob  ok f
Rumus:
Panjang tabung (jarak antara lensa objektif
dan lensa okuler) adalah: 1. Mata akomodasi maksimum
Saat mata berakomodasi maksimum maka
dmaks  sob  sok
perbesaran angulernya adalah:
2. Mata berakomodasi minimum 
fob
Mmaks  M=
 
Saat mata berakomodasi minimum maka sok
perbesaran angulernya adalah:

311
Panjang tabung (jarak antara lensa objektif
dan lensa okuler) adalah: Ingat
dmaks  fob  sok
Tabel Bayangan Akhir pada Alat Optik
2. Mata berakomodasi minimum Bayangan Akhir
No. Alat Optik
Saat mata berakomodasi minimum maka yang Dibentuk
perbesaran angulernya adalah: Nyata, terbalik,
1. Mata
diperkecil
fob 
Mmin  M =
  Maya, tegak,
fok 2. Lup
diperbesar

Maya, terbalik,
Panjang tabung (jarak antara lensa objektif 3. Mikroskop
diperbesar
dan lensa okuler) adalah:
Teropong Maya, terbalik,
4.
dmaks  fob  fok bintang diperbesar

Keterangan:
Mα : perbesaran anguler
β : sudut diameter yang dibentuk
antara objek dengan teropong
α : sudut diameter yang dibentuk
antara objek dengan mata telanjang

312
Bab 10
Optik Fisis

A. Interferensi S =   
d . sin  =   
a. Interferensi Celah Ganda (Young) d
P
=   
L
Interferensi adalah PERPADUAN antara
DUA GELOMBANG CAHAYA yang DATANG
2. Interferensi minimum
pada suatu tempat SECARA BERSAMAAN.
Interferensi minimum atau interferensi
Interferensi terjadi akibat perbedaan
saling melemahkan terjadi saat pola gelap
lintasan gelombang cahaya dengan syarat
tampak pada layar maka beda lintasan
kedua gelombang cahaya tersebut koheren
cahayanya dirumuskan:
(beda fase tetap).
1
S = (2m  1) 
2
1
p
d . sin  = (2m  1) 
2
Gelombang d
cahaya P 1
d  = (2m  1) 
L 2

Keterangan:
celah layar
L
S : selisih jarak sumber ke titik
Jika hasil perpaduan kedua gelombang m : orde: 1, 2, 3, 4….
tersebut saling MENGUATKAN maka terjadi l : panjang gelombang sumber cahaya
POLA TERANG. p : jarak pola terang/gelap ke terang
pusat
Jika hasil perpaduan gelombang tersebut
L : jarak celah ke layar (m)
saling MELEMAHKAN maka terjadi POLA
d : lebar celah (m)
GELAP.
Rumus umum interferensi: b. Interferensi Selaput Tipis
1. Interferensi maksimum Inteferensi dapat terjadi pada lapisan tipis.
Interferensi maksimum atau interferensi Hal ini disebabkan adanya beda lintasan
saling menguatkan terjadi saat pola antara cahaya yang terpantul dari atas
terang tampak pada layar maka beda selaput tipis, yaitu S1 dengan cahaya yang
lintasan cahayanya dirumuskan dengan: terpantul dari bawah selaput tipis, yaitu S2 .

313
P • Interferensi minimum (terlihat gelap)
S1 Saat terlihat pola gelap maka beda
n1 S2
lintasan DS dirumuskan dengan:
n2 r selaput tipis
n3 S = 2 . n . d . cosr = m . 
2

1. Selaput tipis menutupi bidang tembus


Keterangan:
cahaya (lensa)
n1 : indeks bias 1 (udara, n =1)
Apabila cahaya tipis digunakan untuk
n2 : indeks bias 2 (selaput tipis)
menutupi lensa maka berlaku syarat:
n3 : indeks bias 3 (udara, n =1)
n1 < n2 < n 3

• Interferensi maksimum (pola terang) B. Difraksi


Saat terlihat pola terang maka beda
lintasan ΔS dirumuskan dengan: a. Difraksi Celah Tunggal
Difraksi adalah peristiwa pelenturan cahaya
S = 2 . n . d . cosr =    akibat melewati suatu celah. Pada difraksi
2
celah tunggal maka yang melenturkan
• Interferensi minimum (pola gelap) cahaya adalah sebuah celah.
Saat terlihat pola gelap maka beda L

lintasan ΔS dirumuskan dengan:


d TP
1
S = 2 . n2 . d . cosr = (2m  1)  P
2
G1

Keterangan:
n1 : indeks bias 1 (biasanya, indeks Rumus difraksi
bias udara, n =1) Jika sudut lenturan kurang dari 15o ( < 150)
n2 : indeks bias 2 (selaput tipis) maka berlaku rumus:
n3 : indeks bias 3 (bidang tembus P
d . sin  = d 
cahaya/lensa) L
d : tebal selaput tipis
r : sudut bias Keterangan:
m : orde, (1, 2, 3, 4,...) P : jarak terang atau gelap
 : panjang gelombang cahaya L : jarak celah ke layar (m)
d : lebar celah (m)
2. Selaput tipis berada di udara
 : sudut difraksi
Jika selaput tipis berada di udara maka
indeks bias n1 = n3 = 1. • Difraksi Celah Tunggal Pola Terang
• Interferensi maksimum (terlihat Pada difraksi celah tunggal yang
terang) menghasilkan pola terang maka berlaku
Saat terlihat pola terang maka beda rumus:
lintasan DS dirumuskan dengan:
d  sin   m  21 
1
S = 2 . n2 . d . cosr = (2m  1) 
2

314
• Difraksi Celah Tunggal Pola Gelap Keterangan:
Pada difraksi celah tunggal yang meng- d : jarak antar-atom pada kristal padat
hasilkan pola gelap maka berlaku rumus:

d . sin  =  . 
C. Polarisasi

a. Polarisasi karena Pemantulan dan
b. Difraksi Kisi Pembiasan (Polarisasi Linear)
Difraksi kisi adalah pelenturan cahaya karena Polarisasi linear adalah peristiwa
adanya penghalang berupa kisi. KISI adalah terserapnya arah getar cahaya menjadi satu
CELAH yang SANGAT BANYAK. arah akibat dari cahaya yang datang pada
L
bidang tembus cahaya menghasilkan sudut
900 antara sudut bias dengan sudut pantul.
1
d
d TP

P N
sinar datang
T1
n1 i sinar pantul
n2
r
sinar bias
• Difraksi Kisi Pola Terang
Pada difraksi celah kisi yang menghasilkan Hukum Snellius tentang pemantulan:
pola terang maka berlaku rumus:
n2
Sin i n tg i =
d . sin      Sin r
2
n1
n1
i + r = 90◦
• Difraksi Kisi Pola Gelap
Keterangan:
Pada difraksi celah kisi yang menghasilkan
i : sudut datang
pola gelap maka berlaku rumus:
r : sudut bias
1
d.sin   2m  1.  n1 : indeks bias sinar datang (biasanya, indeks
2
bias udara, n = 1)
Keterangan: n2 : indeks bias sinar bias.
P : jarak terang atau gelap
L : jarak celah ke layar (m) b. Polarisasi karena Absorbsi Selektif
d : lebar celah (m) Polarisasi karena absorbsi selektif adalah
m : orde (1, 2, 3,...) peristiwa terserapnya sebagian arah getar
N : jumlah kisi per satuan panjang cahaya karena melewati beberapa celah.
 : sudut lenturan Perhatikan gambar di bawah ini:

c. Difraksi Bragg I0

Difraksi Bragg adalah difraksi (pelenturan I1=2 01 l

cahaya) yang terjadi pada kristal padat yang


I2
polarisator
disinari cahaya. Pada Difraksi Bragg berlaku
analisator
rumus:

2 . d . sin     

315
Rumus yang berlaku adalah: I : intensitas cahaya sebelum melewati
polarisator.
I' = I cos2  : sudut yang dibentuk antara dua
polarisator
Dari rumus ini dapat diturunkan menjadi: I0 : intensitas awal.
1 I1 : intensitas cahaya setelah melewati
I2 = I1cos21 = .I .cos2 1
20 polarisator 1 (I1 = ½ I0).
I3= I 2.cos22 I2 : intensitas cahaya setelah melewati
polarisator 2.
I3 : intensitas cahaya setelah melewati
Keterangan: polarisator 3.
I' : intensitas cahaya setelah melewati
polarisator

316
Bab 11
Getaran dan Gelombang

A. Getaran Harmonik Keterangan:


W : usaha pada pegas (J)
Getaran harmonik adalah gerak bolak-balik 3. Elastisitas Bahan Pegas
benda melalui titik keseimbangan yang memiliki Elastisitas adalah kemampuan bahan
frekuensi dan periode tetap. Contoh dari gerak untuk mulur karena diberi gaya.
getaran harmonik adalah pegas dan bandul.
• Tegangan
a. Pegas Tegangan adalah besarnya gaya
Jika pegas ditekan atau ditarik dari titik ke- per satuan luas penampang bahan.
seimbangannya maka pegas akan kembali Tegangan dirumuskan dengan:
ke tempatnya semula karena gaya pemulih F

pada pegas. A
1. Gaya Pemulih • Regangan
Gaya pemulih pegas dirumuskan dengan: Regangan adalah perbandingan
antara pertambahan panjang dengan
F  k  y
panjang mula-mula.
TANDA NEGATIF dikarenakan GAYA Regangan dirumuskan dengan:
PEMULIH MELAWAN ARAH GAYA YANG
DIBERIKAN. L

L

Keterangan: • Modulus Young/ Modulus Elastisitas


F : gaya pemulih (N)
Modulus Young adalah perbandingan
k : konstanta pegas (N/m)
antara tegangan dengan regangan.
y : simpangan (m)
Modulus Young menunjukkan tingkat
2. Usaha pada Pegas elastisitas bahan.
Pegas melakukan usaha yang sebanding Modulus Young dirumuskan dengan:
dengan besarnya konstanta pegas, gaya
 F L
pemulih, dan simpangannya. E 
 A  L
Usaha pegas dirumuskan dengan:
• Konstanta Pegas
1 1
W ky 
2
Fy Konstanta pegas menunjukkan kekuatan
2 2
pegas. Semakin besar nilai konstanta

317
pegas maka semakin sulit untuk menarik • Susunan seri pegas
atau menekan pegas tersebut. Jika PEGAS DIRANGKAI SERI maka
Rumus konstanta pegas hubungannya GAYA yang dialami masing-masing
dengan modulus Young adalah: PEGAS adalah SAMA DENGAN GAYA
TARIKNYA, tetapi SIMPANGANNYA
EA
k BERBEDA.
L
Rumus yang berlaku:
Keterangan:
 : tegangan yang terjadi pada bahan 1
= 1  1  ....
(N/m2) ks k1 k2
 : regangan bahan F = F1 = F2 = ….
A : luas penampang bahan (m 2)
x = x1 + x2 + .....
L: pertambahan panjang (m)
L : panjang bahan awal (m) • Susunan paralel pegas
E : modulus Young/elastisitas bahan Jika PEGAS DIRANGKAI PARAREL
(N/m2) maka SIMPANGAN masing-masing
k : konstanta/tetapan pegas (N/m)
pegas adalah SAMA, tetapi GAYA yang
dialaminya BERBEDA.
4. Periode dan Frekuensi Pegas
k2
Periode adalah waktu yang dibutuhkan k1
m
untuk melakukan satu kali getaran.
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang
terjadi pada saat satu detik. k1 k2

Besarnya periode dan frekuensi pegas


tergantung pada massa beban dan m

konstanta pegas. Rumus periode dan


frekuensi pada pegas, yaitu: Rumus yang berlaku pada susunan
m paralel pegas adalah:
T = 2 k = m  2
k
kp = k1 + k2 = ….
1
f = 
k 2
 = 2 f =  F = F1 + F2 = ….
2 m T x = x1 = x = ….
1 1
f atau T  Keterangan:
T f
ks : tetapan pegas total seri (N/m)
Keterangan: kp : tetapan pegas total paralel (N/m)
T : periode pegas (s) F : gaya pegas (N)
F : frekuensi pegas (hertz = Hz) x : simpangan pegas (m)
m : massa beban (kg)
k : konstanta pegas (N/m) b. Bandul
 : frekuensi sudut (rad/s) Periode dan Frekuensi
Periode bandul tergantung pada panjang
5. Susunan pegas
tali dan percepatan gravitasi dan tidak
Pegas dapat disusun secara seri dan paralel
bergantung pada massa bandul.
atau gabungan keduanya.

318
Rumus periode dan frekuensi bandul adalah: d. Persamaan Energi Gerak Harmonik
L 1. Energi Total Gerak Harmonik
T = 2
g Pada benda yang bergerak harmonik
1 g memiliki energi total yang dirumuskan
f=
2 L dengan:
Keterangan:
1
T : periode bandul (s) Em k  A2
2
F : frekuensi bandul (Hz)
Em  Ek  Ep
L : panjang tali bandul (m)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
2. Energi Kinetik Gerak Harmonik
Energi kinetik benda bergerak harmonik
c. Persamaan Gerak Harmonik
adalah:
1. Persamaan Simpangan
1
Besarnya SIMPANGAN TERGANTUNG pada Ek = m  v2
2
AMPLITUDO dan SUDUT simpangannya.
Persamaan simpangan adalah: =
1
2

k A2  y2 
y = A  Sint ymaks = A 3. Energi Potensial Gerak Harmonik
2. Persamaan Kecepatan Energi potensial benda saat bergerak
harmonik dirumuskan dengan:
Kecepatan benda bergerak harmonik
adalah turunan pertama dari persamaan 1
Ep k  y 2
simpangan benda dan dirumuskan dengan: 2
Keterangan:
v = A   Cost vmaks = A  Em: energi mekanik (energi total) (J)
Ek: energi kinetik (J)
3. Persamaan Percepatan
Ep: energi potensial (J)
Persamaan percepatan adalah turunan A : amplitudo (m)
pertama dari persamaan kecepatan dan y : simpangan dari titik keseimbangan (m)
dirumuskan dengan: k : konstanta pegas (N/m)

a = A  2  Sint amaks = A  2
B. Gelombang
4. Fase Getaran
Rumus fase getaran adalah: Gelombang adalah getaran yang merambat. Panjang
gelombang dirumuskan dengan:
t
  f  t v
T Tv
f
Keterangan:
y : simpangan a. Gelombang Berjalan
v : kecepatan getar Gelombang berjalan adalah gelombang
a : percepatan yang memiliki AMPLITUDO TETAP di setiap
A : amplitudo titiknya. Contoh: gelombang yang merambat
t : waktu pada tali yang sangat panjang.
 : fase

319
1. Persamaan Simpangan ikatan longgar, kemudian digetarkan maka
Persamaan simpangan pada gelombang terjadi gelombang diam ujung bebas.
berjalan dirumuskan dengan: • Persamaan simpangan
Persamaan simpangan untuk
y = A  Sin 2  t  x  gelombang stasioner ujung bebas
 T  
adalah:
y = A.sin t  kx
y = 2A . coskx . sint
 L
Keterangan: 
y = 2A . coskx . sin t  
 v 

 
 : panjang gelombang

k : bilangan gelombang (BUKAN Keterangan:
konstanta pegas), k  2 L : panjang tali (m)

Catatan: v : cepat rambat gelombang (m/s)
+t artinya simpangan pertama ke atas.  : frekuensi sudut (rad/s)
2
–t artinya simpangan pertama ke bawah. k : bilangan gelombang, k  

+kx artinya arah rambatkesumbu X negatif 
–kx artinya arah rambat ke sumbu X positif • Jarak perut dari tiang
Perut (amplitudo terbesar). Untuk
2. Fase dan Beda Fase Gelombang mencari jarak perut gelombang
Fase dan beda fase untuk gelombang stasioner ujung bebas dari tiang,
berjalan dirumuskan dengan: gunakan persamaan:
t x  1
 =    x  2n  
 T   4
x
 = Keterangan:

x : jarak perut
Keterangan: n : 0, 1, 2, 3, ....
 : fase gelombang  : panjang gelombang
 : beda fase gelombang
 : jarak antara dua titik pada gelombang • Jarak simpul dari tiang
Simpul (amplitudo nol). Untuk
3. Sudut Fase Gelombang mencari jarak simpul gelombang
Rumus sudut fase untuk gelombang stasioner ujung bebas dari tiang,
berjalan adalah: gunakan persamaan berikut:
t x
 2     1
 T   x = 2n  1 
4
b. Gelombang Stasioner
Keterangan:
Gelombang stasioner atau GELOMBANG DIAM x : jarak simpul
adalah gelombang yang AMPLITUDONYA n : 0, 1, 2, 3, ....
BERUBAH di setiap titik.  : panjang gelombang
1. Gelombang Stasioner Ujung Bebas/Ikatan 2. Gelombang Stasioner Ujung Terikat
Longgar
Jika sebuah tali diikat pada tiang dengan
Jika sebuah tali diikat pada tiang dengan

320
ikatan kuat, kemudian digetarkan maka Keterangan:
dapat diamati terjadinya gelombang diam I : intensitas bunyi (W/m2)
ujung terikat. P : daya bunyi (watt)
• Persamaan simpangan A : luas penampang (m 2)
Persamaan si mpangan untuk R : jarak dari sumber bunyi (m)
gelombang stasioner ujung terikat b. Energi Gelombang
adalah: Energi gelombang tergantung pada variabel
y = 2A  sinkx  cos  t L  frekuensi dan amplitudonya. Energi
y = 2A  Sinkx  Cos t   gelombang dirumuskan dengan:
 v 
 
E  2 m  2  f 2  Am 2
• Jarak perut dari tiang
Perut (amplitudo terbesar). Untuk Keterangan:
mencari jarak perut gelombang E : energi gelombang (J)
stasioner ujung terikat dari tiang, f : frekuensi (Hz)
gunakan persamaan berukut: Am : amplitudo (m)
1
m : massa (kg)
x  2n  1  
4 c. Taraf Intensitas Bunyi
Keterangan: Taraf intensitas bunyi adalah tingkat
x : jarak perut dari tiang kebisingan sumber bunyi yang didengar oleh
n : 0, 1, 2, 3, .... pengamat pada jarak tertentu.
 : panjang gelombang
I
TI  10log
• Jarak simpul dari tiang Io
Simpul (amplitudo nol). Untuk Keterangan:
mencari jarak simpul gelombang TI : taraf intensitas bunyi (dB)
stasioner ujung bebas dari tiang, I : intensitas bunyi yang akan diukur taraf
gunakan persamaan berikut: intensitasnya (W/m2)
I0 : intensitas ambang batas pendengaran
1
x  2n   10
12 w
m2 
4
 Ingat: 1 bel (B) = 10 desibel (dB)
Keterangan:
d. Efek Doppler
x : jarak simpul dari tiang
Gejala perubahan frekuensi yang diterima
n : 0, 1, 2, 3, ....
 : Panjang gelombang
pendengar dibandingkan dengan frekuensi
sumbernya akibat gerak relatif pendengar dan
sumber. Efek Doppler di rumuskan dengan:
C. Bunyi
v  vp
fp fs
Bunyi termasuk gelombang longitudinal dan ge- v  vs

lombang mekanik. Catatan:


1. Kecepatan pengamat (vp) akan bernilai:
a. Intensitas Bunyi
• 0, apabila PENDENGAR DIAM
Intensitas bunyi yang terdengar pada jarak R • + (positif), apabila PENDENGAR
dari sumber bunyi dirumuskan dengan: MENDEKATI SUMBER
I
P

P • – (negatif), apabila PENDENGAR
A 4R2 MENJAUHI SUMBER

321
2. Kecepatansumber bunyi (vs) akanbernilai: Keterangan:
• 0, apabila SUMBER bunyi DIAM L : panjang pipa organa
• + (positif), apabila SUMBER bunyi l : panjang gelombang
MENJAUHI PENDENGAR f0 : frekuensi nada dasar
• – (negatif), apabila SUMBER bunyi f1 : frekuensi nada atas 1
MENDEKATI PENDENGAR Jumlah Simpul dan Perut
Keterangan: Gelombang yang dihasilkan pada pipa
v : kecepatan bunyi di udara (340 m/s) organa terbuka akan menghasilkan simpul
vp : kecepatan pendengar (m/s) dan perut gelombang yang memiliki
vs : kecepatan sumber bunyi (m/s) hubungan sebagai berikut:
fp : frekuensi yang didengar oleh pendengar
(Hz) perut  simpul  1
fs : frekuensi yang dihasilkan sumber bunyi (Hz)
e. Pelayangan
Pelayangan adalah peristiwa penguatan
atau pelemahan bunyi yang terjadi secara
2. Pipa Organa Tertutup
bergantian akibat perpaduan dua gelombang
Pipa organa tertutup merupakan pipa yang
bunyi yang berbeda sedikit.
salah satu ujungnya tertutup.
fply  f1  f2
Hubungan antara Lp (panjang pipa organa
tertutup) dan  (panjang gelombang)
Keterangan: dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 1 3 5 
fply : frekuensi pelayangan (Hz) L  2n  1       
   
=....
p n0 1 2
f1 : frekuensi sumber yang lebih tinggi (Hz) 4 4 4 4

f2 : frekuensi sumber yang lebih rendah (Hz) Dengan n adalah orde yang bernilai:
• 0, jika terjadi nada dasar
f. Pipa Organa
• 1, jika terjadi nada atas 1
1. Pipa Organa Terbuka • 2, jika terjadi nada atas 2, dan seterusnya
Pipa organa terbuka merupakan sebuah Sedangkan, perbandingan frekuensinya
pipa yang terbuka di kedua ujungnya. adalah perbandingan bilanganganjil,yaitu:
Hubungan antara Lb (panjang pipa organa
terbuka) dan l (panjang gelombang) bisa f0 : f1 : f2 : f3 : ..... = 1 : 3 : 5 : 7 : .....
dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah Simpul dan Perut
1 1 3
L  n  1 2 n 2 0   1 2 2 .... Gelombang yang dihasilkan pada pipa
b

organa tertutup akan menghasilkan simpul


Dengan n adalah orde yang bernilai:
dan perut gelombang yang memiliki
• 0, jika terjadi nada dasar
hubungan sebagai berikut:
• 1, jika terjadi nada atas 1
• 2,jikaterjadi nadaatas2,danseterusnya perut  simpul
Sedangkan, perbandingan frekuensinya
adalah perbandingan bilangan asli, yaitu:

f0 : f1 : f2 : f3 : ..... = 1 : 2 : 3 : 4 : .....

322
g. Dawai m : massa dawai (kg) L
Dawaiadalahsenaryang dapatdipetik/digetarkan. : panjang dawai (m)
Pada dawai hubungan antara panjang Jangan lupa juga rumus hubungan antara
gelombang (  ) dengan panjang dawai (L) frekuensi (f), cepat rambat gelombang (v),
sama seperti pipa organa terbuka, yaitu: dan panjang gelombang (  ), yaitu:
1 1 3
L  n  1    =.... v
f
  

D n 0 1
2 2 2 2

Dengan n adalah orde yang bernilai:
2. Cepat Rambat Gelombang Bunyi
• 0, jika terjadi nada dasar
• Cepat rambat bunyi pada gas
• 1, jika terjadi nada atas 1
Pada gas, cepat rambat bunyi
• 2, jika terjadi nada atas 2, dan seterusnya
bergantung pada variabel suhu
Jumlah Simpul dan Perut
dan massa molekul relatif gas.
Gelombang yang dihasilkan pada dawai akan
Cepat rambat gas berbanding
menghasilkan simpul dan perut gelombang
lurus dengan akar suhu dan
yang memiliki hubungan sebagai berikut:
berbanding terbalik dengan akar
simpul  perut  1 massa molekul relatif.

R  T
v 
Mr
Keterangan:
h. Cepat Rambat Gelombang  : konstanta Laplace
1. Cepat Rambat Gelombang Transversal R : konstanta gas universal = 8,3 J/mol K
dalam Dawai T : suhu (K)
Hukum Melde merupakan hukum yang Mr : massa molekul relatif gas
menghubungkan antara cepat rambat
bunyi pada dawai, tegangan dawai, massa, • Cepat rambat bunyi pada benda
dan panjang dawai. padat
Dari hukum Melde, dapat diambil Pada benda padat, cepat rambat
kesimpulan bahwa cepat rambat bunyi bunyi tergantung pada variabel
berbanding lurus dengan akar tegangan modulus elastisitas dan massa jenis.
dawai dan panjang dawai serta berbanding Cepat rambat bunyi pada benda
terbalik dengan akar massa dawai. padat berbanding lurus dengan akar
F m modulus elastisitas dan berbanding
v= , karena  = maka terbalik dengan akar massa jenisnya.
 L

v = F L E
m v 

Keterangan:
Keterangan:
v : cepat rambat bunyi pada dawai
E : modulus elastisitas (N/m2)
(m/s)
 : massa jenis bahan (kg/m3)
F : tegangan dawai/senar/tali (N)
 : rapat massa tali/dawai (kg/m)

323
Bab 12
Listrik

A. Listrik Statis c. Medan Listrik


Yaitu, daerah di sekitar muatan listrik yang
a. Muatan Listrik masih memiliki pengaruh gaya elektrostatis.
Rumus muatan listrik, yaitu: Muatan POSITIF memiliki ARAH MEDAN
q  N e LISTRIK KE LUAR, sedangkan muatan
NEGATIF memiliki ARAH MEDAN LISTRIK KE
Keterangan:
DALAM.
q : muatan listrik (coulomb)
N : jumlah elektron
e : muatan satu elektron (1,6 x 10-19 J)
b. Gaya Elektrostatis
Gaya elektrostatis adalah gaya interaksi Besarnya medan listrik (disebut juga kuat
antara dua partikel bermuatan listrik. medan listrik) di titik tertentu dirumuskan
• Jika dua partikel bermuatan listrik TIDAK dengan:
SEJENIS (POSITIF - NEGATIF) maka terjadi q1

gaya TARIK-MENARIK. kq F A


E A 2
r
• Jika dua partikel bermuatan listrik SEJENIS r

(POSITIF - POSITIF atau NEGATIF - NEGATIF) Keterangan:


maka terjadi gaya TOLAK-MENOLAK. EA : kuat medan listrik di titik A (tesla)
q1 q2 q1 q2 r : jarak titik A terhadap muatan (m)
F F
F F
d. Potensial Listrik
r r Potensial listrik adalah besarnya energi
Besarnya gaya elektrostatis, yaitu: potensial yang dimiliki muatan satu
coulomb. Pada suatu titik yang berjarak r
k  q1  q2
F dari muatan q dinyatakan oleh persamaan:
r2

Keterangan: kq
V
r
F : gaya elektrostatis (N)
k : konstanta (9.109 N m2/C2) Jika terdapat beberapa muatan titik persa-
r : jarak antara dua muatan (m) maannya menjadi:

r
q
Vk

324
e. Energi Potensial Listrik
A
Energi potensial listrik adalah usaha yang C  K 0
d
diperlukan untuk memindahkan muatan
listrik dari jarak jauh tak hingga ke suatu Keterangan:
titik. C : kapasitas kapasitor (farad)
Energi potensial listrik yang dimiliki oleh dua A : luas keping ( m2)
buah muatan q1 dan q2 yang terpaut jarak d : jarak antara dua keping (m)
sebesar r dirumuskan dengan: C0 : kapasitas kapasitor di ruang vakum/udara
(farad)
k  q1 2 q 0 : permitivitas listrik vakum (8,85 x 10-12)
Ep
r K : konstanta dielektrik
Sedangkan, hubungan antara potensial Sedangkan, muatan listrik yang disimpan di
listrik dan energi potensial listrik adalah: dalam kapasitor adalah:
QCV
Ep  q  V
Energi yang tersimpan di dalam kapasitor,
yaitu:
f. Usaha Listrik
Apabila sebuah muatan q akan dipindahkan 1 1 1 Q2
W  C  V 2Q  V 
2 2 2 C
dari suatu titik berpotensial V1 ke titik
berpotensial V2 maka diperlukan usaha Keterangan:
sebesar selisih energi potensial pada kedua Q : muatan yang tersimpan (C)
titik dirumuskan: V : potensial listrik (V)
W : energi yang tersimpan (J)
W  Ep  qV  q  V2  V1 
b. Rangkaian Kapasitor
1. Rangkaian Kapasitor Seri
B. Kapasitor Keping Sejajar Jika KAPASITOR dirangkai secara SERI maka
MUATAN yang tersimpan pada masing-
Kapasitor adalah komponen listrik yang fungsinya
masing kapasitor BERNILAI SAMA.
untuk menyimpan muatan listrik.
C1 C2 C3
Kapasitor terdiri atas dua penghantar dan disekat A B

oleh bahan dielektrik (bahan yang tidak dapat


menghantar muatan listrik dengan baik/isolator). 1 1 1 1
=  
CS C1 C2 C3
a. Kapasitas Kapasitor Keping Sejajar
Qs = Q1 = Q2 = Q3
Jika sebuah kapasitor, medium antara dua VAB = V1 + V2 + V3
buah kepingnya adalah vakum/udara maka
kapasitas kapasitor adalah: Keterangan:
Cs : kapasitas kapasitor seri (F)
Qs : muatan total seri (C)
A VAB : beda potensial AB (V)
A
C0 0
medium
2. Rangkaian Kapasitor Paralel
d d
Jika KAPASITOR dirangkai secara PARAREL
Jika terdapat medium berupa bahan di- maka TEGANGAN LISTRIK masing-masing
elektrik maka kapasitas kapasitor menjadi: kapasitor BERNILAI SAMA.

325
C
1
R0 : hambatan awal (W)
C2  : koefisien hambatan (/oC)
A B
C3 T : perubahan suhu (oC)

c. Rangkaian pada Resistor


Keterangan:
RESISTOR adalah salah satu elemen
Cp : kapasitas kapasitor paralel (F)
Qp : muatan total paralel (C) elektronika yang digunakan sebagai
HAMBATAN LISTRIK.
VAB : beda potensial AB (V)
1. Rangkaian Resistor Seri
C. Listrik Dinamis Arus DC Pada RESISTOR yang dirangkai SERI maka
KUAT ARUS yang melewati masing-masing
(Searah)
resistor adalah SAMA.
Listrik dinamis arus searah dibangkitkan dari suatu
R1 R2 R3
sumber arus searah, contohnya baterai dan aki. A
I1 I2 I3
B
a. Arus Listrik dan Kuat Arus Listrik IAB

V1 V2 V3
1. Arus Listrik
VAB
Arus listrik adalah gerakan atau aliran
muatan listrik. Gerakan atau aliran muatan Rs = R1 + R2 + R3
terjadi pada bahan yang disebut konduktor IAB = I1 = I2 = I3
(bahan penghantar arus listrik, contoh: VAB = V1 + V2 + V3
besi, tembaga, dan lain-lain).
Arah arus listrik sesuai dengan arah aliran Keterangan:
muatan positif, atau berlawanan arah Rs : hambatan seri (W)
dengan arah aliran muatan negatif. IAB : kuat arus total (A)
2. Kuat Arus Listrik VAB : beda potensial listrik total (V)
Kuat arus listrik adalah besar muatan yang 2. Rangakaian Resistor Paralel
mengalir pada suatu konduktor tiap satuan Pada RESISTOR yang dirangkai PARAREL
waktu. maka TEGANGAN LISTRIK yang dimiliki
Rumus kuat arus listrik adalah: oleh masing-masing resistor adalah SAMA.
q
I R1
t
I1
V1
b. Hambatan pada Konduktor Listrik I2
R2
A B
Pada konduktor listrik maka akan memiliki IAB V 2
nilai hambatan sebesar: I3 R3

L
R=
A V3

R′ = R0 1   T VAB

1 1 1 1
Keterangan: =  
RP R 1R R2
R : hambatan konduktor (ohm = W) 3

 : hambatan jenis (  m)
VAB = V1 = V2 = V3
L : panjang konduktor (m)
IAB = I1 + I2 + I3
A : luas penampang konduktor (m2)
R’ : hambatan setelah terjadi perubahan
suhu (W)

326
3. Rangkaian Jembatan Wheatstone Sedangkan, beda potensial antara titik A
A dan B disebut tegangan jepit, yaitu:
R1 R3 = R2 R4 R1 R2
VAB = 0
Vjepit = I Rtotal = e – I.r
R4 R3

B
Keterangan:
Jika perkalian antara hambatan yang
berhadapan sama maka beda potensial  : GGL total loop (V)
r : hambatan dalam (W)
AB adalah nol.
f. Energi dan Daya Listrik
d. Hukum Ohm
Daya listrik dirumuskan dengan:
Pada hukum ohm dapat diketahui bahwa
tegangan listrik (V) berbanding lurus dengan
V2
kuat arus (I) dan hambatan (R). Hukum ohm P  V I   I2 R
R
dirumuskan dengan:
Sedangkan, energi listrik adalah daya listrik
V V dikali waktu.
V  I R atau I  atau R 
R I WPt
Keterangan:
e. Hukum Kirchoff
P : daya listrik (watt)
1. Hukum I Kirchoff
W : energi listrik (joule)
Hukum I Kirchoff berbunyi:
t : waktu (sekon)
“JUMLAH kuat ARUS listrik yang MASUK ke
suatu titik cabang SAMA DENGAN jumlah
kuat arus yang KELUAR dari titik cabang.”
D. Listrik Arus AC
(Bolak-Balik)
I masuk  I keluar
Listrik arus AC (bolak-balik) dihasilkan oleh
sumber tegangan arus bolak-balik, contohnya
Contoh: I2
adalah generator AC.
I1
a. Persamaan Tegangan Listrik Arus Bolak-Balik
I3
Pada arus AC, berlaku persamaan tegangan
sebagai berikut:
Maka dari hukum I Kirchoff berlaku:
Vt = Vm  Sint

I1 = I2 + I3 Vm
Vef =
2
2. Hukum II Kirchoff
b Persamaan Kuat Arus Listrik AC
Hukum II Kirchoff berbunyi:
Pada arus AC, berlaku persamaan kuat arus
“Di dalam sebuah rangkaian tertutup,
sebagai berikut:
JUMLAH aljabar GAYA GERAK LISTRIK
 DENGAN PENURUNAN TEGANGAN It = Im  Sint
IR SAMA DENGAN NOL.” Im
Ief =
2
 IR  0

327
Keterangan:
Z = R  X2  X L 
2
V(t) : persamaan tegangan menurut waktu (V) C

I(t) : persamaan arus menurut waktu (A)


 L V 
2

Im : arus maksimum (A) Vef = VR2 V C

Vm : tegangan maksimum (V) Keterangan:


 : frekuensi sudut (rad/s)
Z : impedansi (W)
Ief : arus efektif (A)
Vef : tegangan efektif (V) 2. Daya Efektif

P = Vef  Ief  Cos


c. Rangkaian Seri R-L-C P = Ief2 R

R L C 3. Frekuensi Resonansi
Ketika besarnya REAKTANSI INDUKTIF (XL)
VR VL VC
SAMA DENGAN REAKTANSI KAPASITIF
(XC) maka terjadi RESONANSI, dimana
frekuensi resonansinya dirumuskan
X = L dengan:
L VR = Ief R
1
XC= VL = I efX 1
 C L
1
f= .
 = 2 f VC = Ief  XC 2 LC

Keterangan: Keterangan:
XL : reaktansi induktif (W) L : induktansi (H)
XC : reaktansi kapasitasif (W) C : kapasitas kapasitor ( F)
f : frekuensi (Hz)
L : induktansi (H)
C : kapasitas kapasitor ( F)
VR : tegangan pada resistor (V) VL
: tegangan pada induktor (V) VC :
tegangan pada kapasitor (V)

1. Diagram Fasor dan Impedansi


XL

Z
(XL –XC)

R R
Cos
XC Z

328
Bab 13
Magnet

A. Medan Magnet Listrik b. Medan Magnet pada Kawat Melingkar


Berarus Listrik
a. Medan Magnet pada Kawat Lurus Berarus Besarnya medan magnet di titik O (pusat
Listrik lingkaran) akibat kawat melingkar berarus
Besarnya medan magnet di titik P akibat listrik seperti pada gambar di bawah adalah:
kawat lurus berarus listrik seperti pada
P
gambar berikut adalah:

x r

a
O

I
P
 0 .i.N
B B0 =
2a
a
0 .i k.i Sedangkan, besarnya medan magnet di titik
Bp = =
2.a a P adalah:
Pada gambar di atas merupakan KAIDAH 0 .i.a.sin .N
TANGAN KANAN: Bp =
2.r 2
• “IBU JARI menunjukkan ARAH ARUS listrik.
• A R A H K E E M P AT J A R I y a n g Keterangan:
MENGGENGGAM menyatakan arah garis- N : Jumlah lilitan kawat
garis MEDAN MAGNETIK.” r: a2  x2

Keterangan: c. Medan Magnet pada Solenoida


Bp : kuat medan magnet di titik P (Tesla)
0 : permeabilitas ruang hampa
I
B

(4p. 10-7 Wb A-1 m-1 )


i : kuat arus pada kawat (A)
a : jarak kawat terhadap titik acuan P (m)
Besarnya medan magnet DI TENGAH-
k : tetapan (Wb/Am)
TENGAH SOLENOIDA seperti pada gambar
di atas adalah:

329
• JARI TELUNJUK menunjukkan ARAH
Bo = 0 .i.n
L MEDAN MAGNET (B).
• JARI TENGAH menunjukkan ARAH GAYA
Sedangkan besarnya medan magnet DI
LORENTZ (F)
UJUNG SOLENOIDA adalah:
• i-B-F SALING TEGAK LURUS.
0.i.N
Bo = i
2.L
B
Keterangan:
N : jumlah lilitan solenoida
F
L : panjang solenoida (m)
Keterangan:
B. Gaya Lorentz i : arah kuat arus
B : arah medan magnet
Gaya Lorentz atau Gaya Magnet adalah gaya yang
F : arah gaya Lorentz
terjadi akibat interaksi antara medan magnet
dan arus listrik atau muatan yang bergerak. Gaya c. Gaya Interaksi Antara Dua Kawat Sejajar
Lorentz ini dapat terjadi pada: Berarus Listrik
1. Kawat lurus berarus listrik di dalam medan Jika kedua kawat berarus listrik ARAH
magnetik. ARUSNYA SEARAH maka akan muncul GAYA
2. Dua kawat sejajar berarus listrik. interaksi TARIK-MENARIK.
3. Muatan yang bergerak di dalam medan magnet. Sebaliknya, jika ARAH ARUSNYA
a. Gaya Lorentz pada Kawat Lurus Berarus BERLAWANAN ARAH maka akan muncul
Listrik GAYA interaksi TOLAK-MENOLAK.
I

F12
B
 F21 F12 F21

i1 i2 i1 i2

Apabila kawat berarus listrik berada di a a


dalam medan magnet maka besarnya gaya
Besarnya gaya interaksi tersebut adalah:
Lorentz yang dialami kawat adalah:
0 .i1.i2 .L k.i .i .L
F = B.i.L sin  F=
2 .a
= 1 2
a
Keterangan:
Keterangan:
F : gaya Lorentz (N)
L : panjang kawat (m) F : gaya interaksi antara dua kawat berarus
 : sudut antara B dan i listrik (N)
b. Aturan Kaidah Tangan Kanan I-B-F 0
k=  2 107 Wb / A m
2
Jika kita mengatur tangan kanan seperti 
pada gambar di bawah, yaitu: a : jarak antara dua kawat (m)
• IBU JARI menunjukkan ARAH ARUS (i). L : panjang kawat ( m)

330
d. Gaya Lorentz pada Muatan yang Bergerak f. Lintasan Partikel Bermuatan di dalam
di dalam Medan Magnet Medan Magnet

v v +
B (masuk)
F
B +

F
v
F
q v
+
Jika muatan q bergerak dengan kecepatan v
Jika muatan positif q bergerak di dalam
membentuk sudut terhadap medan magnet
medan magnet B maka muatan tersebut
B maka akan muncul gaya Lorentz dengan per-
akan membuat lintasan berupa lingkaran
samaan:
dengan jari-jari R.
F = B.q.v.sin  Akibat lintasan melingkar ini maka gaya Lo-
rentz yang terjadi akan berperan sebagai
Keterangan: gaya sentripetal, jika dibuat persamaan akan
F : gaya Lorentz (N) menjadi:
q : muatan listrik ( C) F = Fsp
v : kecepatan gerak muatan q (m/s) m  v2
 : sudut yang dibentuk antara v dan B q  v B = = m 2 R
R
e. Aturan Tangan v-B-F Maka, besarnya jari-jari R dapat dirumuskan
Jika kita mengatur TANGAN KANAN seperti dengan:
pada gambar di bawah, yaitu: mv
R
• IBU JARI menunjukkan ARAH KECEPATAN Bq
(v). Keterangan:
• JARI TELUNJUK menunjukkan ARAH
Fsp : gaya sentripetal (N)
MEDAN MAGNET (B).
m : massa partikel (kg)
• JARI TENGAH menunjukkan ARAH GAYA
R : jari-jari lintasan (m)
LORENTZ (F)
 : kecepatan sudut partikel (rad/s)
• v-B-F SALING TEGAK LURUS.
Aturan TANGAN KANAN ini hanya untuk
C. Induksi Elektromagnetik
PARTIKEL BERMUATAN POSITIF, dan untuk
PARTIKEL BERMUATAN NEGATIF maka a. Fluks Magnetik
menggunakan aturan TANGAN KIRI.
Fluks magnetik adalah banyaknya garis-
V garis gaya magnet (medan magnetik) yang
B
dilingkupi luas bidang tertentu.
normal

F
B (medan magnet)


Keterangan:
v : arah kecepatan muatan positif
B : arah medan magnet
F : arah gaya Lorentz
A (luas bidang)

331
v : kecepatan gerak kawat (m/s)
 B  A  Cos
R : hambatan (ohm)
Keterangan:
I : kuat arus pada loop (A)
f : fluks magnetik (Weber)
B : kuat medan magnet (Tesla) d. GGL Induksi karena Perubahan Sudut
A : luasan yang ditembus garis gaya (m2) Antara Medan Magnet dan Garis Normal
 : sudut antara B dengan garis normal
Pada generator, GGL induksi yang dihasilkan
b. Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi pada outpunya dirumuskan dengan:
GGL induksi terjadi karena perubahan jumlah  = NB  A   Sin
garis-garis gaya magnet yang menembus maks = NB  A 
suatu kawat loop. GGL induksi dirumuskan:
GGL induksi diri dirumuskan dengan:
N d N  I
    L
dt t t
Keterangan: Sedangkan, koefisien induksi diri dirumus-
e : GGL induksi (V) kan dengan:
N : jumlah lilitan kumparan
d N
: turunan f terhadap waktu t L
dt I
f : perubahan fluks magnetik (Wb) Besarnya energi yang tersimpan di dalam
t : selisih waktu (sekon)
induktor/kumparan tersebut adalah:
1
c. GGL Induksi karena Perubahan Luasan W L  I2
2

B
C B Keterangan:
L : koefisien induksi diri (H)
R V I : perubahan kuat arus dalam induktor (A)
t : perubahan waktu (sekon)
D A A
W : energi yang tersimpan (joule)
Jika sebuah loop kawat ABCD ditembus
oleh medan magnet B secara tegak lurus e. Transformator (Trafo)
dan salah satu sisinya digeser sehingga • Transformator adalah sebuah alat yang
terjadi perubahan luasan loop kawat yang terdiri atas susunan lempeng-lempeng
ditembus maka akan terjadi GGL induksi besi yang dililit oleh dua kumparan, yaitu
yang dirumuskan: kumparan primer (input) dan kumparan
sekunder (output), dan inti besi lunak.
A
  N B  B v
t
Inti besi
Sehingga terjadi arus listrik pada loop
ABCD karena terdapat hambatan R yang
ke rangkaian
dirumuskan: Sumber
biasa
tegangan

I bolak-balik
R
Keterangan:
A : perubahan luasan (m2) kumparan primer kumparan sekunder

l : panjang kawat AB (m)


332
• Transformator harus menggunakan sumber • Persamaan trafo dirumuskan sebagai
arus listrik AC (arus bolak-balik) agar dapat berikut, yaitu:
terjadi perubahan garis-garis gaya magnet
di sekitarnya sehingga menghasilkan arus VP NP N I
 dan P  S
listrik induksi. VS NS NS IP

• Fungsi utama transformator adalah


Keterangan:
MENAIKKAN atau MENURUNKAN tegangan
Vp = tegangan primer (volt)
listrik.
Vs = tegangan sekunder (volt)
• Terdapat dua jenis transformator (trafo), Np = banyaknya lilitan primer
yaitu: Ns = banyaknya lilitan sekunder
1. Transformator step up, yaitu trafo yang Ip = kuat arus primer (ampere)
dapat MENAIKKAN TEGANGAN listrik. Is = kuat arus sekunder (ampere)
Trafo step-up memiliki sifat-sifat sebagai
berikut: Efisiensi Transformator
• Vs > Vp g artinya, tegangan sekunder • Efisiensi trafo menunjukkan kemampuan
lebih besar daripada tegangan trafo untuk menghasilkan daya keluar yang
primernya. sama dengan daya masuk. Dirumuskan,
• Ns > Np g artinya, jumlah lilitan sebagai berikut:
sekunder lebih banyak daripada
Ps
jumlah lilitan primernya.  x100% dan P  V I
Pp
• Is < Ip g artinya, arus primer lebih besar
daripada arus sekundernya. Keterangan:
Ps = daya sekunder (daya output) (watt)
2. Transformator step down, yaitu jenis
Pp = daya primer (daya input) (watt)
trafo yang dapat digunakan untuk η = efisiensi trafo
MENURUNKAN TEGANGAN listrik. V = tegangn trafo (volt)
Trafo step-down memiliki sifat-sifat i = kuat arus pada trafo (ampere)
berikut, yaitu:
• Vs < Vp g artinya, tegangan primer • Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
lebih besar daripada tegangan mengurangi panas pada trafo sehingga
sekundernya. membuat efisiensinya mendekati 100%,
yaitu:
• Ns < Np g artinya, jumlah lilitan
1. Mengalirkan udara dingin pada trafo.
primer lebih besar daripada lilitan
2. Melapisi trafo dengan bahan pendingin.
sekundernya.
3. Inti besi dibuat berbentuk lempengan.
• Is > Ip g artinya, arus sekunder lebih
besar daripada arus sekundernya.

333
Bab 14
Gravitasi

A. Gaya Gravitasi
M M
gG g'  G 
Gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara R2 R  h
2

dua buah benda yang bermassa dan terletak


Keterangan:
pada jarak tertentu.
g : medan gravitasi di permukaan planet
Hukum gravitasi umum Newton dirumuskan
g’ : medan gravitasi pada h dari permukaan
dengan:
M : massa planet (kg)
M R : jari-jari planet (m)
m
F F h : ketinggian benda dari permukaan
planet (m)
R
C. Kecepatan Lepas Landas
Mm Roket
FG
R2
Roket yang lepas landas dari permukaan bumi
Keterangan: dapat keluar dari pengaruh gravitasi bumi jika
F : gaya gravitasi (N) memiliki kecepatan minimum sebesar:
G : konstanta gravitasi (6,67 x 10-11 Nm2/kg2)
M : massa benda 1 (kg) 2  G M 
v   2  g R
m : massa benda 2 (kg) R

R : jarak antara pusat massa 1 dan 2 (m) Keterangan:


v : kecepatan satelit minimum untuk lepas
B. Medan Gravitasi dari pengaruh gravitasi bumi (m/s)
M : massa bumi (6. 1024 kg)
Medan gravitasi adalah daerah di sekitar benda
g : medan gravitasi di permukaan planet
bermassa yang masih dipengaruhi oleh gaya
R : jari-jari bumi (6.400 km)
gravitasi.
G : konstanta gravitasi (6,67 x 10-11 Nm2/kg2)
Perhatikan gambar berikut!

g D. Energi Potensial Gravitasi



g Mutlak
h

R
Energi potensial dari suatu benda bermassa m
yang berjarak r dari pusat planet yang bermassa
M dirumuskan dengan:
334
334 Fisika SMA/MA
Mm Luas kedua juring yang diarsir adalah sama.
Ep G 
r Berdasarkan hukum ini maka dapat diketahui
Tanda negatif artinya untuk memindahkan benda bahwa pada saat berevolusi, planet akan
bermassa m dari pusat massa planet ke titik yang bergerak lebih cepat ketika dekat dengan
berjarak r diperlukan usaha atau energi. matahari, sebaliknya gerakan planet semakin
lambat ketika jauh.
E. Hukum-hukum Keppler c. Hukum III Keppler
“Perbandingan kuadrat periode terhadap
a. Hukum I Keppler
pangkat tiga dari jari-jari rata-rata orbit
“SEMUA PLANET BERGERAK pada lintasan planet adalah sama untuk semua planet”.
elips MENGITARI MATAHARI dengan
matahari berada di salah satu fokus elips.” 2 3
 T1  R 1
 T   R 
 2  2 
b. Hukum II Keppler
“SUATU GARIS KHAYAL yang Keterangan:
menghubungkan MATAHARI dengan T1 & T2: periode revolusi planet 1 dan 2
PLANET menyapu LUAS JURING YANG SAMA R1 & R2: jarak planet 1 dan 2 dengan matahari
dalam SELANG WAKTU YANG SAMA.“ Hukum ini menjelaskan bahwa SEMAKIN
Perhatikan ilustrasi dari hukum II Keppler DEKAT PLANET DARI MATAHARI maka
berikut! PERIODE REVOLUSINYA SEMAKIN CEPAT.
planet
Contohnya adalah periode revolusi
merkurius lebih cepat daripada bumi dan
revolusi bumi lebih cepat daripada yupiter.
matahari

Rangkuman Lengkap SMA/MA IPA 335


Bab 15
Fisika Modern

A. Gelombang Elektromagnetik 2. c =  f
P c B2 E2
a. Sifat-sifat Gelombang Elektromagnetik 3. S = = m
= m
A 2  o 2  c  o
1. Merupakan PERPADUAN antara MEDAN
LISTRIK dan MEDAN MAGNET yang arah
d. Aturan Tangan E-B-c
perambatannya SALING TEGAK LURUS.
Untuk menentukan arah medan listrik (E),
2. Merupakan gelombang transversal.
medan magnet (B), dan arah rambatan
3. TIDAK P ERL U ME DIUM UNT UK
gelombang (c) maka kita gunakan aturan
MERAMBAT.
tangan kanan E-B-c seperti di bawah ini:
4. Dapat mengalami interferensi, difraksi,
polarisasi, pemantulan, dan pembiasan. E

5. TIDAK DIBELOKKAN oleh MEDAN LISTRIK B

maupun MEDAN MAGNET.


6. Kecepatannya di ruang hampa sama C

dengan kecepatan cahaya c = 3.108 m/s.


Y

b. UrutanSpektrumGelombangElektromagnetik Arah rambatan (c)


Medan Listrik (E)

Berdasarkan dari ENERGI PALING TINGGI


ke RENDAH gelombang elektromagnetik
Medan Magnet (B)
memiliki urutan sebagai berikut:
1. Sinar Gamma X
2. Sinar X
3. Sinar ultraviolet/ultraungu
Keterangan:
4. Sinar tampak (cahaya)
S : laju energi tiap satuan luas (watt/m 2)
5. Inframerah
P : daya radiasi (watt)
6. Gelombang mikro (radar)
A : luas permukaan (m2)
7. Gelombang televisi o : permeabilitas magnetik udara vakum
8. Gelombang radio (4p.10-7 Wb/A.m)
E : kuat medan listrik (N/C)
c. Rumus Gelombang Elektromagnetik
Em : amplitudo medan listrik (N/C)
B : kuat medan magnet (Tesla)
1. E = B  c

336
Bm : amplitudo medan magnet (Tesla) Q : energi kalor radiasi (J)
c : kecepatan cahaya (3.108 m/s) t : waktu (s)
f : frekuensi (Hz) e : emisivitas radiasi (e = 1 untuk benda
 : panjang gelombang (m) hitam sempurna) emisivitas adalah
kemampuan benda untuk memancarkan
e. Pencampuran Warna Cahaya
energi (gelombang elektromagnetik)
Warna cahaya dapat kita bagi menjadi tiga, A : luas permukaan benda. (m 2)
yaitu WARNA PRIMER, SEKUNDER, dan  : konstanta Stefan–Boltzman (5,67. 10-8
KOMPLEMENTER. W/m2.K4)
1. Warna primer (dasar) T : suhu benda (K)
• Hijau
• Biru Laju Perpindahan Kalor Radiasi
• Merah Jika suatu benda bersuhu T1 memancarkan
2. Warna sekunder (pencampuran dua panas ke ruangan yang bersuhu T2 maka
warna primer) terjadi perpindahan kalor radiasi yang
• Hijau + Biru = Sian besarnya adalah:
• Biru + Merah = Magenta
• Merah + Hijau = Kuning P
Q
t

 e  A   T14 T 24 
3. Komplementer (pencampuran tiga warna Keterangan:
primer)
T1 : suhu tinggi (K)
• Sian (hijau + biru) + Merah = Putih
T2 : suhu rendah (K)
• Magenta (biru + merah) + Hijau =
Putih b. Hukum Pergeseran Wien:
• Kuning (merah + hijau) + Biru = Putih
“Jika suhu suatu benda yang memancar-
Hijau
kan cahaya semakin tinggi maka panjang
gelombang untuk intensitas maksimum
maks semakin kecil.”

Kuning Sian
Intensitas radiasi (W/m2)

Putih 15 maks 1
T1 = 6.000 K
Merah Magenta Biru
10
maks 2 T2 = 5.000 K

5 maks 3 T3 = 4.000 K
B. Radiasi Benda Hitam
a. Daya Radiasi Kalor 0

Daya radiasi yang dipancarkan benda


bersuhu T adalah: Pergeseran Wien. Spektrum benda hitam
Q untuk berbagai suhu yang berbeda.
P  e  A   T4
t Persamaan Wien dirumuskan dengan:

Keterangan:
maks  T  C  2,898 x 10-3 mK
P : daya radiasi kalor (W)

337
Keterangan:
maks : panjang gelombang pada E=hf

Elektron
intensitas maksimum (m) Cahaya
T : suhu (Kelvin) Ek

C : konstanta Wien W0

Plat Logam

C. Dualisme Cahaya Rumus efek fotolistrik secara sederhana


dapat dituliskan dengan:
Dualisme cahaya adalah cahaya memiliki dua
sifat, yaitu sebagai GELOMBANG dan PARTIKEL
(DUALISME GELOMBANG PARTIKEL). E = W0  Ek
1
a. Teori Kuantum Planck h  f = W0 m v e 2
2
Max Planck mengajukan gagasan tentang W 0 = h  f0 = h  c
energi gelombang elektromagnetik (cahaya) 0
yang terpancar bersifat diskrit dalam bentuk Keterangan:
PAKET-PAKET ENERGI yang disebut sebagai E : energi 1 foton (J)
FOTON. Energi 1 buah foton adalah hf. W 0 : energi ambang (J)
Ek : energi kinetik fotoelektron (J)
Energi Foton
f : frekuensi cahaya (Hz)
Menurut Planck, energi yang dimiliki oleh
me : massa elektron (9,1. 10-31 kg)
sebanyak N buah foton dapat dirumuskan
v : kecepatan fotoelektron (m/s)
dengan:
f0 : frekuensi ambang (Hz)
0 : panjang gelombang ambang (m)
Nh  c
E  Nh  f 

Fotoelektron akan dapat keluar dari dalam
atom jika:
Keterangan:
E : energi foton (J) • Energi cahaya yang datang lebih besar
N : jumlah foton dibandingkan dengan energi ambang
h : konstanta Planck (6,63 x 10-34 J.s) logam (E > W 0).
f : frekuensi foton (Hz) • Frekuensi cahaya yang datang lebih
c : kecepatan cahaya (3 x 108 m/s) besar dibandingkan dengan frekuensi
 : panjang gelombang foton (m) ambang logam (f > f0).
• Panjang gelombang cahaya yang
b. Cahaya sebagai Partikel
datang lebih kecil dibandingkan
Beberapa penjelasan mengenai sifat partikel dengan panjang gelombang ambang
pada cahaya adalah seperti di bawah ini: logam (l > l0).
1. Efek Fotolistrik
Pada saat berumur 28 tahun, Einstein 2. Efek Compton
mengemukakan sebuah ide tentang efek
fotolistrik. elektron
terhambur
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya 

elektron-elektron dari permukaan logam foton datang




ketika logam tersebut disinari dengan elektron
diam Ek
cahaya.

338
Compton meneliti bahwa ketika foton 2. Panjang gelombang de Broglie elektron
dengan panjang gelombang λ menumbuk yang dipercepat dengan beda potensial V
suatu elektron yang diam, ternyata Jika pada suatu tabung sinar katoda,
elektron bergerak dengan energi kinetik sebuah elektron diam dipercepat dengan
Ek dan foton terhambur dengan panjang beda potensial tertentu maka elektron
gelombang λ’ dengan membentuk sudut akan bergerak dengan panjang gelombang
q terhadap arah gerak semula. de Broglie dengan rumus:
Panjang gelombang foton yang terhambur
dapat dituliskan dengan persamaan: h
 
2  qe  V m e
h
    1 cos 
me  c
Keterangan:
Keterangan: h :konstanta Planck (6,63 x 10-34 Js)
 : panjang gelombang foton yang  :panjang gelombang de Broglie elektron
terhambur (m) (m)
 : panjang gelombang foton qe:muatan elektron (1,6 x 10-19 C)
datang (m) me:massa elektron (9,1. 10-31 kg)
 : sudut hamburan V :beda potensial (V)

Besaran h/mec biasa disebut sebagai D. Teori Relativitas Khusus


PANJANG GELOMBANG COMPTON.
a. Relativitas Kecepatan
c. Cahaya sebagai Gelombang Jika terdapat dua buah benda yang bergerak
Suatu benda yang memiliki sifat gelombang dengan kecepatan tertentu dan seorang
pasti memiliki nilai panjang gelombang (λ) pengamat yang dianggap diam maka
tertentu. kecepatan relatif benda terhadap pengamat
1. Panjang gelombang de Broglie dapat dirumuskan dengan:
Jika suatu benda bergerak dengan
v21  v1p
kecepatan v maka benda tersebut akan v 2p
vv
1 21 1p 2
memiliki panjang gelombang de Broglie c
yang dirumuskan dengan: Keterangan:
h v2p : kecepatan benda 2 relatif terhadap
  h
p m.v pengamat (m/s)
v21 : kecepatan benda 2 relatif terhadap benda
Keterangan: 1 (m/s)
 : panjang gelombang de Broglie (m) v1p : kecepatan benda 1 relatif terhadap
p : momentum (Ns) pengamat (m/s)
m : massa benda (kg) c : kecepatan cahaya (3 x 108 m/s)
v : kecepatan benda (m/s)
Dari rumus ini dapat diambil kesimpulan Perlu diperhatikan bahwa kecepatan adalah
bahwa setiap benda yang memiliki besaran vektor maka arah juga menentukan
momentum (berarti memiliki massa dan tanda negatif dan positif. Agar mudah diingat,
kecepatan) dapat memiliki sifat seperti arah kanan adalah positif dan arah kiri adalah
gelombang. negatif.

339
b. Relativitas Panjang (Kontraksi Lorentz) v : kecepatan benda
Jika benda bergerak dengan kecepatan v f. Relativitas Energi
mendekati kecepatan cahaya maka benda • Energi diam: E0 = m0.c
akan tampak lebih pendek jika dilihat oleh • Energi total: E = m.c
pengamat menurut persamaan:. • Energi kinetik: Ek = E - E0
Keterangan:
v2
L  L0  dengan   1 2
E0 : energi benda ketika diam (J)
c
m0 : massa benda ketika diam (kg)
c : kecepatan cahaya (3.108 m/s)
Keterangan:
L : panjang benda ketika bergerak
Lo : panjang benda ketika diam
v : kecepatan benda (m/s) Ingat
c. Relativitas Waktu (Dilatasi Waktu) U n tuk me m pe r m udah
Persamaan relativitas waktu adalah: perhitungan  , jika diketahui
nilai v:
t
t 
  v 2 
Kecepatan (v) Nilai  dengan   1 2 
 c 
 
Keterangan:
t :waktu yang dihitung oleh pengamat yang 0,6 c 0,8

bergerak terhadap kejadian 0,8 c 0,6


t : waktu yang dihitung oleh pengamat yang 0,85 c 0,5
diam terhadap kejadian
0,98 c 0,2

d. Relativitas Massa
Pada saat benda bergerak dengan
kecepatan v, massa benda akan bertambah
besar menurut persamaan: E. Fisika Atom
m0 a. Teori Atom
m
 Demokritus seorang filsuf Yunani (460—
370 SM) mengatakan bahwa jika suatu
Keterangan: benda dibelah terus-menerus maka akan
m : massa benda ketika bergerak didapatkan atom, yaitu bagian terkecil dari
mo : massa ketika benda diam suatu benda yang tidak dapat dibagi lagi.
1. Teori Atom Dalton
e. Relativitas Momentum
Pada abad 18, John Dalton menyampaikan
Persamaan momentum untuk benda
konsep dasar teori atomnya, yaitu:
bergerak dengan kecepatan v adalah:
• Atom adalah bagian terkecil dari
m0
pmv v suatu unsur dan tidak dapat dibagi

lagi.
Keterangan: • Atom-atom suatu unsur semuanya
p : momentum benda yang bergerak serupa dan tidak dapat berubah
mo : massa benda ketika diam menjadi atom unsur lain.
340
• Dua atom atau lebih dari unsur yang Jika elektron berpindah dari kulit satu
berlainan dapat membentuk suatu ke kulit lainnya maka selisih energinya
molekul. adalah:
• Pada suatu reaksi kimia, atom-
1 1
atom berpisah, kemudian bergabung E   13,6eV
2
dengan unsur lain yang berbeda, n
2 n12 

tetapi massa keseluruhannya tetap.


Keterangan:
• Pada reaksi kimia, atom-atom
En : energi elektron pada kulit
bergabung menurut perbandingan
ke-n (eV)
tertentu yang sederhana.
n : orbit/kulit elektron (1, 2, 3, ...) n2
2. Teori Atom Thomson
< n1
Thomson mengemukakan ide tentang
ΔE : selisih energi lintasan (eV)
atom, yaitu atom dianggap sebuah bola
yang muatan positif dan negatifnya b. Spektrum Atom Hidrogen
tersebar merata di permukaannya (mirip Dari hasil penelitian pada tabung
roti kismis). lucutan gas, jika elektron berpindah
3. Teori Atom Rutherford dari kulit dalam ke kulit luar maka akan
Model atom Rutherford mengatakan memancarkan spektrum garis/diskontinu.
bahwa: Spektrum ini memiliki panjang gelombang
• Semua muatan positif dan sebagian yang dirumuskan dengan:
besar massa atom terkumpul di pusat
1 1 1
atom yang disebut inti atom.   R
  n12 n22 
• Inti atom dikelilingi oleh elektron
pada jarak yang sangat jauh pada Keterangan:
lintasan tertentu, mirip lintasan  : panjang gelombang spektrum hidrogen
planet mengelilingi matahari. n : bilangan kuantum utama (n1 < n2)
R : konstanta Rydberg (1,097 x 107 m-1)
4. Teori Atom Bohr
Teori atom Bohr antara lain: Terdapat lima deret spektrum hidrogen,
• Elektron tidak dapat mengelilingi inti yaitu:
atom dengan sembarang lintasan,
1. Deret Lyman (daerah ultraviolet), terjadi
tetapi dengan lintasan tertentu.
jika elektron pindah dari n1 = 1 ke n2 = 2,
Jari-jari lintasan orbit elektron pada
3, 4, 5….
atom hidrogen dirumuskan:
2. Deret Balmer (daerah cahaya tampak),
r  0,53 n angstrom
2
terjadi jika elektron pindah dari n1 = 2 ke
n
n2 = 3, 4, 5, 6….
Keterangan:
3. Deret Paschen (daerah inframerah), terjadi
rn : jari-jari lintasan elektron pada kulit jika elektron pindah dari n1 = 3 ke n2 = 4, 5,
ke-n
6, 7….
n : nomor kulit (1,2,3…….)
4. Deret Bracket (daerah inframerah), terjadi
• Elektron dapat pindah dari satu jika elektron pindah dari n1 = 4 ke n2 = 5, 6,
lintasan orbit ke lintasan orbit 7, 8….
lainnya dengan cara melepaskan atau
menerima energi.

341
5. Deret Pfund (daerah inframerah), terjadi b. Defek Massa (Δm)
jika elektron pindah dari n1 = 5 ke n2 = 6, Defek massa adalah selisih dari jumlah
7, 8, 9…. massa penyusun inti dengan massa inti yang
sebenarnya. Persamaannya adalah:
c. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah ENERGI yang m  Z mp  (A  Z)mn  minti
diperlukan untuk MELEPAS ELEKTRON
Keterangan:
KELUAR DARI ATOM. Rumusnya adalah:
mp : massa proton (1,00728 sma)
mn : massa neutron (1,00866 sma)
13,6  Z2
En  minti: massa inti atom yang sebenarnya (sma)
n2
c. Energi Ikat Inti
Keterangan: Energi ikat inti adalah energi yang mengikat
En : energi ionisasi (eV) proton dan neutron di dalam inti atom.
n : bilangan kuantum utama (1,2,3…..) Persamaannya adalah:
Z : nomor atom
E  m931 MeV/sma

F. Fisika Inti d. Peluruhan Unsur Radioaktif


Unsur-unsur yang inti atomnya tidak stabil
a. Penulisan Nuklida
akan meluruh menjadi unsur yang lebih
Nuklida atau INTI ATOM terdiri atas dua
stabil. Akibat peluruhan tersebut maka
partikel subatomik, yaitu:
sebagian dari massa unsur mula-mula akan
• NEUTRON (muatan netral)
berkurang.
• PROTON (muatan positif)
t t
Penulisan nuklida adalah:  1 T  1 T
N  No   A  A o  
1/ 2 1/ 2

 
2 2
A
Z
X atau Z
XA Keterangan:
N : jumlah nukleon/massa yang tersisa
Keterangan: No : jumlah nukleon/massa mula-mula
X : nuklida atau inti atom t : waktu peluruhan
A : nomor massa atom/nukleon T1/2 : waktu paro
(jumlah proton + neutron) A : laju radiasi setelah meluruh
Z : nomor atom (jumlah proton) Ao : laju radiasi mula-mula

342

Anda mungkin juga menyukai