INDONESIA
1
Bab 1
Berita, Laporan, Surat,
dan Memo
2
5. Akurat Ciri-ciri fakta:
Isi sebuah berita harus tepat, benar, dan • Objektif
tidak terdapat kesalahan. Karena itu, • Datanya bisa dibuktikan
dalam menulis berita harus didukung • Sudah atau sedang terjadi
dengan langkah konfirmasi dari pihak- • Berupa informasi
pihak yang terkait dalam pemberitaan. 2. Opini atau pendapat
6. Sistematis Opini adalah suatu pernyataan yang
belum terjadi, belum tentu kebenarannya,
Berita disusun secara urut, dimana
dan baru sebatas dalam angan-angan.
isi berita yang penting dan jangkauan
informasinya luas diletakkan pada bagian
awal. Sedangkan, bagian yang kurang
B. Laporan
penting, bersifat khusus, dan sempit a. Pengertian
jangkauan informasinya diletakkan pada
• Laporan adalah bentuk penyajian informasi
bagian akhir berita.
atau fakta tentang suatu keadaan atau suatu
7. Menarik kegiatan oleh seseorang atau suatu badan
Suatu berita dikatakan menarik jika: hukum sehubungan dengan tugas yang
• Berguna bagi pembaca. dibebankan kepadanya.
• Isi berita hubungannya dekat de • Fakta yang disajikan ini berkenaan dengan
ngan kehidupan atau lingkungan tanggung jawab yang ditugaskan kepada
pembaca/pendengar. penulis. Fakta yang disajikan merupakan
• Bersifat konflik. bahan atau keterangan berdasarkan keadaan
• Memiliki daya pengaruh yang kuat. objektif yang dialami (dilihat, didengar, atau
• Berkaitan dengan tokoh-tokoh dirasakan) sendiri oleh penulis.
terkenal atau penting. • Isi laporan ditulis dengan lengkap dan
• Isi berupa berita bencana, kemajuan, sistematis menggunakan bahasa yang jelas,
aneh (luar biasa), dan humor. singkat, dan benar.
4
D. Memo dan Pengumuman b. Pengumuman
Pengumuman merupakan suatu bentuk
a. Memo
penyampaian informasi secara tebuka
• Memorandum atau lebih sering disebut yang ditujukan kepada khalayak ramai
sebagai memo merupakan bentuk media (masyarakat).
komunikasi tertulis dalam suatu lingkup
kecil dan bersifat informal.
Contoh
Jono, S. Pd.
5
Bab 2
Cerpen, Novel, dan Drama
8
Fungsi dialog, di antaranya: 4. Drama satire
• Menampakkan karakter dan Drama satire adalah drama dengan lakon
memperkaya plot. lucu yang penuh dengan sindiran tajam dan
• Menciptakan konflik. terselubung.
10
Bab 3
Paragraf Dan Kalimat
11
Dengan bahasa itu pula manusia
Contoh mewarisi dan mewariskan, menerima,
dan memberi pengetahuan kepada
sesamanya. Dengan demikian jelaslah
Persaingan antarhotel yang ketat bahwa bahasa merupakan sarana
disin yalir menjurus ke persaingan komunikasi yang sangat penting dalam
yang tidak sehat, terutama dengan kehidupan manusia.
kian gencarnya perang tarif. Untuk
mengatasinya, pemerintah akan mela
kukan intervensi dengan menghentikan 4. Paragraf ineratif
investasi perhotelan di suatu daerah. Paragraf yang kalimat utamanya terletak di
tengah pararaf.
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang
Contoh
gagasan utamanya terletak di akhir kalimat.
Dengan kian gencarnya perang tarif
yang terjadi di antara pengusaha
Contoh hotel di daerah-daerah tujuan wisata
Indonesia. Persaingan antarhotel yang
Dalam kehidupan bermasyarakat, apa ketat disinyalir menjurus ke persaingan
yang dibutuhkan oleh seseorang belum yang tidak sehat. Untuk mengatasinya,
tentu sama dengan apa yang dibutuhkan pemerintah akan melakukan intervensi
oleh orang lain. Di samping itu, suatu dengan menghentikan investasi perho
kebutuhan yang dapat dicapai oleh telan di suatu daerah.
seseorang, belum tentu dapat dicapai
oleh orang lain. Kenyataan seperti itu b. Berdasarkan Tujuannya
dari waktu ke waktu akan selalu ada. Oleh 1. Paragraf deskripsi
karena itu, kita harus siap menghadapi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang
kebutuhan-kebutuhan tersebut.
menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
terperinci menurut pengalaman pancaindra
3. Paragraf campuran (deduktif-induktif) manusia. Tujuannya adalah agar pembaca
seolah-olah dapat merasakan dan melihat
Paragraf yang kalimat utamanya terletak di
sendiri objek yang digambarkan.
awal dan akhir paragraf.
Contoh
Contoh
Bagi manusia bahasa merupakan alat Sore hari itu aku duduk di bangku
komunikasi yang sungguh penting. Dengan yang panjang di taman belakang vila.
bahasa, manusia dapat menyampaikan isi Matahari mulai tenggelam, semburat
hati kepada sesamanya. kemerahan mulai memenuhi langit.
12
4. Paragraf eksposisi
Di depanku bermekaran bunga beraneka
warna. Angin pegunungan membelai wajah, Paragraf yang menerangkan suatu pokok
membawa bau harum bunga. Semua lelahku persoalan yang dapat memperluas wawasan
setelah seharian berjalan hilang sudah. pembaca. Untuk mempertegas masalah
yang disampaikan, biasanya dilengkapi
2. Paragraf narasi dengan gambar dan data statistik.
Paragraf yang menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa secara berurutan
dengan tujuan agar pembaca seolah-olah Contoh
mengalami sendiri kejadian tersebut.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
selama beberapa tahun terakhir ini
Contoh mencapai rata-rata 7—8% per tahun.
Dengan demikian, pendapatan per
Tepat pukul 15.30 perhitungan suara kapita penduduk Indonesia mencapai
pilkades di lima tempat pemungutan suara beberapa kali lipat. Selain itu,
selesai. Berita acara pun segera dibuat dan berdasarkan data Biro Pusat Statistik,
ditandatangani, Pak Camat mengumumkan jumlah penduduk yang dikategorikan
hasilnya. Deddy yang bertanda gambar miskin juga banyak berkurang.
banteng mendapat 893 suara, Supriyono
dengan tanda gambar bintang mendapat
356 suara, Parto bertanda gambar burung 5. Paragraf persuasif
elang mendapat 234 suara. Sedangkan, Paragraf yang bertujuan memengaruhi
suara tidak sah ada 34 lembar. pembaca dengan memberikan data sebagai
penunjang dan disampaikan dengan
3. Paragraf argumentasi
menggunakan bahasa yang singkat, padat,
Paragraf yang berisi gagasan lengkap dan menarik sehingga pembaca mengikuti
dengan bukti dan alasan yang kuat. pendapat penulis.
Argumentasi dibuat untuk memengaruhi
atau meyakinkan pembaca akan kebenaran
yang diungkapkan penulis.
Contoh
13
E. Pola Pengembangan Paragraf e. Contoh
Pengembangan paragraf dilakukan dengan
a. Definisi
mengemukakan suatu ide pokok, kemudian
• Pola pengembangan definisi dilakukan diberi contoh sebagai argumen dan sebagai
dengan cara mengidentifikasi atau menge ide penjelas.
mukakan secara detail ciri-ciri dari suatu
topik atau pokok bahasan. F. Ciri-ciri Paragraf Efektif
• Topik yang dikemukakan akan menjadi
ide pokok, sedangkan hasil identifikasinya 1. Memiliki satu ide pokok.
menjadi ide-ide penjelas. 2. Menjelaskan tentang ide pokok secara relatif
lengkap.
b. Sebab-Akibat
3. Menarik perhatian pembaca.
• Pengembangan paragraf ini dipakai untuk 4. Terstruktur dengan baik.
menerangkan suatu kejadian, baik dari segi
penyebab maupun dari segi akibat.
G. Penalaran
• Sebab menjadi ide pokok dari paragraf ini,
sedangkan akibat menjadi ide penjelas. • Penalaran adalah suatu proses berpikir
Hubungan sebab-akibat dapat dibagi manusia untuk menghubung-hubungkan
menjadi beberapa macam, yaitu: data atau fakta yang ada sehingga sampai
1. Satu sebab menimbulkan satu akibat. pada suatu simpulan.
2. Satu sebab menimbulkan banyak akibat. • Ada dua macam penalaran dalam menarik
3. Sebab-akibat berantai: simpulan sebuah bacaan, yakni penalaran
Sebab 1 menimbulkan akibat 1, akibat induksi dan penalaran deduksi.
1 menjadi sebab 2 yang menimbulkan a. Penalaran Induksi
akibat 2, akibat 2 menjadi sebab 3 yang
• Penalaran induksi adalah penalaran yang
menimbulkan akibat 3, dan seterusnya.
berdasar pada pernyataan-pernyataan yang
c. Perbandingan khusus sehingga menghasilkan simpulan
• Pengembangan paragraf dilakukan dengan yang bersifat umum.
cara mengidentifikasi atau mengemukakan • Ada tiga macam penalaran induksi, yaitu:
persamaan atau perbedaan antara dua hal 1. Generalisasi
yang akan menjadi pokok bahasan. Generalisasi adalah penalaran yang
• Dalam perbandingan, salah satu hal yang mengandalkan beberapa pernyataan
dibandingkan akan memiliki kelebihan dari yang mempunyai sifat tertentu untuk
hal lain yang dijadikan perbandingan. mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
• Hal yang dijadikan dasar perbandingan akan
menjadi ide pokok paragraf.
d. Pertentangan Contoh
Pengembangan paragraf dilakukan dengan
menggunakan relasi dua hal, yaitu:
Jika dipanaskan, besi memuai.
1. Penulis mengemukakan suatu hal atau
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
pendapat, kemudian dipertentangkan
Jika dipanaskan, emas memuai.
dengan hal atau pendapat lain.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
2. Dasar pertentangan ini adalah ide
pokok paragraf.
14
2. Analogi proposisi (ungkapan). Dua proposisi adalah
Analogi adalah penalaran yang dilakukan premis dan satu proposisi lagi adalah
dengan membandingkan dua hal yang simpulan. Dua premis itu adalah premis
memiliki sifat yang sama. umum (mayor) dan premis khusus (minor).
Contoh Contoh
15
• Berdasarkan kelengkapan unsur
1. Minor (terdiri atas satu unsur pusat)
Contoh Contoh: ”Pergi!”
2. Mayor (Kalimat berunsur minimal S-P)
Silogismenya: Contoh: Kakak menari.
PU : Semua siswa SMAN 23 pintar. S P
PK : Ibrahim adalah siswa SMAN 23.
• Berdasarkan perluasan unsur
S : Jadi, Ibrahim pintar.
1. Kalimat inti
Entimennya:
Kalimat inti adalah kalimat yang hanya
Ibrahim pintar karena dia merupakan terdiri atas subjek dan predikat.
siswa SMAN 23.
Ciri kalimat inti:
• Terdiri atas dua kata,
• Berorientasi normal,
H. Kalimat
• Susunannya biasa.
a. Pola Kalimat
Contoh:
Kalimat dibentuk minimal dari unsur subjek,
Adik menangis.
predikat, dan objek.
Tina berjualan.
b. Inti/Induk Kalimat
2. Kalimat transformasi
Inti atau induk kalimat adalah bagian yang
Merupakan kalimat inti yang mendapat
menyampaikan ide pokok dari informasi yang
perluasan
disampaikan.
c. Jenis Kalimat
• Berdasarkan jenis predikat:
Contoh
1. Kalimat nominal (predikat berupa kata
benda)
Contoh: Itu adalah sebuah pensil. Tina pergi (kalimat inti) dapat diubah
2. Kalimat verba (predikat berupa kata kerja) menjadi:
Contoh: • Tina baru pergi.
Ayah bekerja di luar kota mulai bulan • Tina baru saja pergi ke pameran
depan. buku.
• Tina baru saja pergi bersama
• Berdasarkan letak predikat
Anton ke pameran buku yang
1. Kalimat normal (predikat berada setelah diadakan di Jalan Salemba.
subjek)
Adik bermain layang-layang di taman. • Berdasarkan jumlah pola
S P 1. Kalimat tunggal
2. Kalimat inversi (predikat berada sebelum Kalimat yang memiliki satu klausa (pola).
subjek) kalimat ini hanya memiliki satu subjek,
Dilihatnya dandang yang berisi beras itu. satu predikat, satu objek, dan satu
keterangan.
P S
16
Contoh: 2. Pasif intransitif
Siswa mengerjakan latihan di aula sekolah. Adalah jenis kalimat yang subjeknya
S P O K dikenai pekerjaan atau sebagai objek
2. Kalimat majemuk penderita.
Kalimat yang terdiri atas dua atau lebih Contoh:
kalimat tunggal (klausa) yang saling Tari menghapus papan tulis. (aktif)
berhubungan.
S P O
Contoh:
menjadi
Ketika ujian akan dimulai, Toni tiba-tiba
Papan tulis dihapus Tari. (pasif)
merasa tidak enak badan dan harus
S P O
beristirahat di klinik sekolah.
• Kalimat Efektif
• Berdasarkan pelaku
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
1. Aktif transitif
kalimat agar dapat dikatakan sebagai kalimat
Adalah jenis kalimat yang subjeknya efektif adalah:
melakukan pekerjaan dan diikuti oleh 1. Baku,
objek penderita. 2. Hemat,
Contoh: 3. Tidak ambigu,
Saya sedang menyirami bunga. 4. Logis,
5. Sistematis atau tidak rancu.
S P O
17
Bab 4
Karya Tulis Ilmiah
19
Bab 5
Resensi
20
D. Tujuan Meresensi Buku 2. Kenali latar belakang penulisan buku dengan
membaca pengantar yang ada di dalamnya,
1. Memberikan informasi atau pemahaman baik pengantar dari penulis buku, penerbit,
yang komprehensif tentang apa yang maupun dari seorang pakar apabila ada.
tampak dan terungkap dalam sebuah buku. 3. Bacalah seluruh isi buku sampai tuntas,
2. Mengajak pembaca untuk memikirkan, komprehensif, dan cermat mulai dari kata
merenungkan, dan mendiskusikan lebih pengantar sampai pada bab akhir.
jauh fenomena atau problema yang muncul 4. Buatlah sinopsis atau ikhtisar isi buku
dalam sebuah buku. berdasarkan catatan dan tanda khusus
3. Memberikan pertimbangan kepada yang telah dibuat. Usakan sinopsis maupun
pembaca apakah buku itu pantas mendapat ikhtisar benar-benar mewakili isi buku.
sambutan dari masyarakat atau tidak. 5. Lakukan penilaian terhadap buku yang
4. Menjawab pertanyaan yang timbul jika diresensi dengan menunjukkan keunggulan
seseorang melihat buku yang baru terbit. dan kelemahannya, baik dari segi bahasa,
5. Untuk mengetahui identitas buku yang pembatasan bab, kerangka penulisan,
patut dibaca, mulai dari judul buku, penulis, sistematika, bobot ide, maupun aspek teknis
penerbit, tahun terbit, dan tebal buku. lainnya.
6. Buatlah kerangka resensi sebelum menulis
E. Langkah-langkah Meresensi resensi secara utuh.
7. Segeralah menulis resensi dengan berpedoman
Buku
pada hal-hal yang telah disiapkan.
1. Lakukan penjajakan terhadap buku yang 8. Koreksi kembali resensi yang telah dibuat
akan diresensi dengan membaca judul, dari segi bahasa dan isi, termasuk penge
memerhatikan halaman identitas buku tikannya. Lakukan revisi apabila diperlukan.
yang meliputi penerbit, tahun penerbitan,
serta baca isi buku secara sekilas dengan
memerhatikan daftar isi.
21
Bab 6
Puisi
23
4. Gurindam 5. Sektet : terdiri atas enam baris dalam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal satu bait.
dari Tamil (India). 6. Septima : terdiri atas tujuh baris dalam
Ciri-ciri gurindam: satu bait.
• Satu bait terdiri atas dua baris. 7. Oktaf : terdiri atas delapan baris
• Baris pertama adalah sampiran, dalam satu bait.
sedangkan baris kedua adalah isi. 8. Soneta : terdiri atas sembilan baris
• Bersajak a-a. dalam satu bait.
• Berisi nasihat.
c. Pusi Bebas
• Ada hubungan kausal antara baris satu
dan dua. Yaitu, puisi yang tidak mengindahkan
aturan-aturan puisi, seperti rima, irama,
bait, dan baris.
Contoh Puisi bebas tidak lagi ditekankan pada
pemakaian kata yang indah dan tidak
efektif. Puisi bebas lebih ekspresif dengan
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir menggunakan pilihan diksi yang padat dan
Di situlah banyak orang yang tergelincir sarat makna.
Apabila dalam pantun ada ikatan aturan
persajakan, yaitu a b a b dan dalam syair
b. Puisi Baru
a a a a maka dalam puisi bebas tidaklah
• Puisi baru atau yang lebih dikenal
demikian. Puisi bebas dapat menggunakan
sebagai puisi modern muncul pada
persajakan a a a a, a b a b, a a b b, a a b
masa Pujangga Baru dan dipopulerkan
c, a b c d, dan lain-lainnya sesuai dengan
oleh Angkatan 45, yang dipelopori
kebutuhan dan pilihan katanya.
oleh Chairil Anwar.
d. Puisi Kontemporer
• Puisi modern lahir dalam semangat
mencari kebebasan pengucapan Merupakan bentuk puisi kekinian. Puisi
pribadi yang tidak terikat dengan jenis ini tidak lagi dipandang sebagai karya
pola-pola estetika yang kaku atau sastra yang terikat oleh bentuk dan rima,
patokan-patokan yang membelenggu namun sebuah karya sastra yang dibuat
kebebasan penyair. untuk menyampaikan gagasan, kritik, atau
sindiran dari penulis tentang kehidupan di
• Puisi baru terdiri atas:
sekitarnya.
1. Distikon : terdiri atas dua baris tiap bait, bi
Puisi ini mengandalkan pengucapan batin
asanya bersajak sama.
puisi daripada makna puisi.
2. Tersina : terdiri atas tiga baris dalam
Berdasarkan isinya, puisi kontemporer
satu bait.
terdiri atas:
3. Kuatren : terdiri atas empat baris
1. Epigram
dalam satu bait.
Puisi yang berisi ajaran hidup, baik
4. Kuin : terdiri atas lima baris dalam
tentang agama, sopan santun, sosial,
satu bait.
dan sebagainya.
24
2. Satire 5. Elegi
Puisi yang melukiskan kepincangan Puisi yang mengandung kesedihan
sosial dalam bentuk kritik dan sindiran. atau yang berisi ratapan.
3. Ode 6. Roman
Merupakan puisi yang berisi pujian Puisi yang berisi luapan cinta kepada
atau sanjungan kepada seseorang. kekasih.
4. Balada 7. Himne
Balada adalah kisah atau cerita yang Puisi yang berisi puji-pujian kepada
digubah ke dalam bentuk puisi. Tuhan.
25
Bab 7
Sastra Melayu Klasik
A. Pengertian Sastra Melayu 10. Bersifat universal (untuk umum atau dari
anak-anak sampai dewasa).
Klasik
• Sastra Melayu Klasik adalah sastra lama
C. Unsur-unsur Karya Melayu
yang lahir pada masyarakat lama atau
tradisional, yaitu masyarakat yang masih Klasik
sederhana dan terikat dengan adat istiadat. a. Tema
• Sastra Melayu Klasik bermula pada abad ke- Tema adalah ide pokok yang mendasari
16 Masehi. Semenjak itu sampai sekarang, sebuah karya sastra Melayu klasik.
gaya bahasanya tidak banyak berubah. b. Penokohan/perwatakan
Penokohan atau perwatakan adalah
B. Sifat-sifat Sastra Melayu penggambaran sifat atau watak tokoh dalam
cerita.
Klasik
c. Latar (Setting)
1. Bersifat anonim atau tanpa nama Latar adalah keterangan mengenai waktu,
(pengarangnya tidak dikenal). ruang, dan suasana terjadinya lakuan atau
2. Disampaikan secara lisan, dari mulut ke mulut. cerita dalam sebuah karya sastra.
3. Bersifat statis (perubahan sangat lambat dan
d. Sudut Pandang
relatif tidak ada karya-karya baru).
Sudut pandang adalah posisi pengarang
4. Bersifat tradisional (masih mencerminkan
dalam menuliskan karya sastra
keterikatan terhadap aturan-aturan hidup
bermasyarakat secara kaku). e. Alur
5. Sumber cerita adalah cerita kerajaan atau Alur adalah adalah rangkaian peristiwa
keraton dan keluarga raja (istana sentris). yang saling berhubungan membentuk suatu
6. Bersifat kurang rasional (kejadian-kejadian cerita.
tidak masuk akal). f. Amanat
7. Bersifat didaktis (memberikan pendidikan Amanat adalah pesan yang ingin
kepada pembaca, baik moral maupun religius). d i s a m p a i ka n p e n ga ra n g ke p a d a
8. Bersifat simbolis (cerita disajikan dalam pembacanya.
bentuk lambang). g. Gaya Bahasa
9. Bersifat klasik imitatif/tiruan (kebiasaan tiru- Gaya bahasa adalah sarana sastra yang
meniru yang turun-temurun). amat penting karena hal inilah yang akan
membedakan antara pengarang yang satu
dengan yang lain.
26
D. Karakteristik Naskah Dongeng dibedakan menjadi:
1. Fabel, yaitu cerita atau dongeng tentang
Melayu Klasik kehidupan binatang yang berperilaku seperti
1. Dimulai dengan menceritakan asal-muasal manusia. Dongeng tentang kehidupan
tokoh utama. binatang ini dimaksudkan agar menjadi
2. Cerita selalu diawali dengan kata penghubung teladan bagi kehidupan manusia pada
yang menyatakan bahwa cerita tersebut tidak umumnya.
diketahui tempat dan waktu secara pasti. 2. Parabel, yaitu cerita atau dongeng tentang
Contoh: binatang atau benda-benda lain yang
Alkisah inilah cerita orang dahulu kala, hikayat mengandung nilai pendidikan. Ceritanya
namanya, terlalu indah-indah ceritanya... merupakan kiasan tentang pelajaran
3. Penggunaan kata-kata dalam cerita naskah kesusilaan dan keagamaan.
Melayu klasik memiliki ciri sebagai berikut: 3. Legenda, yaitu dongeng yang dihubungkan
• Penggunaan kosakata yang pada saat dengan keajaiban alam, atau kepercayaan
ini tidak lazim dipergunakan dalam mengenai terjadinya suatu tempat, dan
berbahasa Indonesia. setengah mengandung unsur sejarah.
Contoh: 4. Mite, yaitu dongeng yang berhubungan
... menghibur hati yang masgul (sedih). dengan cerita jin, peri, roh halus, dewa,
• Penggunaan kata penghubung maka dan hal-hal yang berhubungan dengan
dalam awal kalimat. kepercayaan animisme.
Contoh: Mite dipercayai oleh masyarakat sebagai
Maka, titah sang Nata, “Yayi Suri, telah cerita yang benar-benar terjadi.
sebenarnya seperti kata Adinda itu.” 5. Sage, yaitu dongeng yang mengandung unsur
• Penggunaan diksi atau pilihan kata yang sejarah meskipun tidak seluruhnya. Sage juga
kurang tepat. tidak terlepas dari fantasi dan imajinasi.
Contoh: b. Hikayat
Maka, dikarang oleh segala orang yang
Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang
bijaksana prama kawi.
artinya cerita. Hikayat mengisahkan kebesaran
• Penggunaan kalimat yang tidak efektif.
dan kepahlawanan orang-orang ternama, para
Contoh:
raja, atau para orang suci di sekitar istana
Sebermula pada zaman dahulu ada
dengan segala kesaktian, keanehan, dan
raja di Tanah Jawa empat bersaudara,
muzizat tokoh utamanya. Hikayat kadang mirip
terlalu amat besar kerajaannya.
cerita sejarah atau riwayat hidup seorang
4. Terbitan dan cetakannya tidak berangka tahun.
tokoh besar dalam sejarah.
5. Sangat kental dengan pengaruh islam.
6. Cerita hidup di tengah-tengah masyarakat dan c. Tambo
diceritakan secara lisan dari mulut ke mulut. Tambo adalah cerita sejarah, yaitu cerita
tentang kejadian atau asal-usul keturunan raja.
E. Jenis-jenis Sastra Melayu d. Wira Carita (Cerita Kepahlawanan)
Klasik Wira carita adalah cerita yang pelaku utamanya
a. Dongeng adalah seorang kesatria atau pahlawan yang
gagah berani, pandai berperang, dan selalu
Dongeng adalah karya sastra berbentuk
memperoleh kemenangan.
prosa cerita yang isinya hanya khayalan atau
hanya ada dalam fantasi pengarang.
27
Bab 8
Wawancara
Wawancara terstruktur lebih efektif, karena: Yaitu, wawancara yang orang lain tidak dapat
• Pertanyannya sesuai dengan urutan, hadir untuk menyaksikan proses wawancara.
Wawancara jenis ini, pertanyaan yang
• Tidak ada informasi yang terlewatkan,
diajukan terbatas jawabannya.
• Wawancara lebih lancar.
2. Wawancara tak terstruktur/bebas C. Langkah-langkah Wawancara
Adalah wawancara yang tidak berpedoman
pada daftar pertanyaan. Langkah-langkah dalam melakukan
wawancara, yaitu:
• Berdasarkan jumlah narasumber yang 1. Menentukan tema atau topik.
diwawancarai, wawancara dibagi menjadi 2. Mempelajari masalah yang berkaitan
tiga, yaitu: dengan tema wawancara.
28
3. Membuat daftar atau garis besar 4. Mulailah dengan pertanyaan ringan (untuk
pertanyaan yang akan diajukan. narasumber yang punya banyak waktu),
4. M e n e n t u ka n n a ra s u m b e r d a n namun langsung ke persoalan inti untuk
mengetahui identitasnya. narasumber yang tidak punya waktu banyak
untuk melakukan wawancara.
5. Menghubungi dan membuat janji
dengan narasumber. 6. Hindari pertanyaan yang sifatnya menggurui,
pribadi, dan bersifat interogatif atau
6. Mempersiapkan peralatan untuk
terkesan memojokkan narasumber.
wawancara (peralatan menulis atau
alat perekam). 7. Dengarkan dengan baik jawaban yang
disampaikan narasumber. Boleh diingatkan
6. Melakukan wawancara.
secara halus apabila narasumber lari dari
7. Mencatat pokok-pokok hasil wawancara.
topik yang dibicarakan
8. Menyusun laporan hasil wawancara.
8. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan
baru yang muncul dari penjel asan
D. Etika Wawancara narasumber.
29
Bab 9
Bentuk Kata
30
Masing-masing imbuhan memiliki fungsi dan • Pelaku tindakan seperti yang tersebut
makna tersendiri, yaitu: dalam kata dasar, contoh: penerjemah,
1. Prefiks me- pencukur, pemukul, penendang.
Berfungsi membentuk kata kerja. Makna • Menyatakan alat untuk mengerjakan
gramatikalnya adalah sebagai berikut: sesuatu, contoh: penggaris, penghapus,
• Melakukan perbuatan/tindakan seperti pewarna, pelicin.
yang termuat dalam kata dasarnya, • Menyatakan “Orang yang pekerjaannya
contoh: melompat, menyanyi. ...”, contoh: pelukis, pesuruh, pengajar,
• Membuat atau menghasilkan apa yang petani, pelaut.
dimuat dalam bentuk dasar, contoh: • Menyatakan “Orang yang sifatnya ....”,
menyambal, menggulai. contoh: pemalas, periang, pendiam.
• Mengerjakan dengan alat, contoh: • Menyatakan orang yang gemar/sering
mengunci, menggunting, mencangkul. melakukan sesuatu yang tersebut pada
• Menjadi atau dalam keadaan, contoh: kata dasar, contoh: pendusta, pencuri,
menurun, menguap, membatu. pemabok, penipu.
• Menuju ke tempat yang tersebut dalam
4. Prefiks ter-
kata dasar, contoh: menepi, melaut.
Berfungsi membentuk kata kerja, kata sifat
• Mencari atau mengumpulkan, contoh:
(superlatif), kata benda, dan menyatakan
merotan, mendamar.
keterangan aspek. Makna gramatikalnya
2. Prefiks ber- adalah sebagai berikut:
Berfungsi membentuk kata kerja. Makna • Menyatakan suatu perbuatan yang tidak
gramatikalnya adalah sebagai berikut: sengaja atau terjadi secara tiba-tiba
• Mempunyai, contoh: berumah, (aspek spontanitas), contoh: terinjak,
bersuami. termakan, terjatuh.
• Memakai, contoh: berbaju, bersepatu. • Menyatakan suatu perbuatan telah
• Berada dalam keadaan, contoh: selesai dilaksanakan (aspek perfektif),
bergembira, berpadu, bersedih. contoh: terciduk, tertulis, tertangkap.
• Menyatakan jumlah yang tersebut pada • Menyatakan perbuatan yang sedang
bentuk dasar, contoh: berdua, bertiga, atau terus berlangsung (aspek
berempat. kontinuatif), contoh: terpasang,
• Menyatakan perbuatan yang berbalasan terapung, tersambung.
atau resiprok, contoh: berkelahi, • Menyatakan dapat di- (aspek potensialis),
bersalaman. contoh: terjangkau, terangkat.
• Mengadakan atau mengerjakan, contoh: • Menyatakan tingkat paling (aspek
berkebun, bersawah. superlatif), contoh: terbaik, terbesar,
• Menghasilkan atau mengeluarkan, tercantik, tersukses.
contoh: bertelur, berbunga. • Menyatakan “Orang/benda yang di-”,
• Mengendarai, menaiki, atau menum contoh: tersangka, tertuduh, tertimpa.
pang sesuatu, contoh: bersepeda, b. Sisipan (Infiks)
bermobil.
Sisipan adalah morfem terikat yang dilekatkan
3. Prefiks pe- di tengah bentuk dasar. Ada empat infiks yang
Berfungsi membentuk kata benda. Makna kita kenal, yaitu –el–, –er–, –em–, dan –in–.
gramatikalnya adalah sebagai berikut:
31
biasa dipakai bersama-sama adalah: me-kan,
memper-kan, diper-kan, ter-kan, ber-kan, dan
Contoh lain-lain.
32
Contoh: Contoh:
• Mobil-mobilan, kata dasar mobil bukan Teka-teki, laba-laba, kura-kura, mondar-
mobilan. mandir, hiruk-pikuk, paru-paru, lumba-
• Sayur-mayur, kata dasar sayur bukan lumba, baling-baling, dan sebagainya.
mayur.
Kata ulang secara umum terdiri atas kata
ulang utuh, kata ulang berimbuhan,
C. Kata Majemuk
kata ulang sebagian, dan kata ulang Kata majemuk adalah gabungan dua kata
berubah bunyi. atau lebih yang memiliki struktur tetap, tidak
a. Kata Ulang Utuh dapat disisipi kata lain. Kedua kata tersebut
Kata ulang utuh adalah bentuk kata yang melebur menjadi satu dan mempunyai
diulang secara utuh atau penuh sesuai makna yang baru.
dengan kata dasarnya. Contoh:
Contoh: Mahasiswa, meja makan, lemah lembut,
Siswa-siswa (kata dasar siswa) rumah sakit, kacamata, besar kepala, dan
Anak-anak (kata dasar anak) lain-lain.
b. Kata Ulang Berimbuhan
Kata ulang berimbuhan adalah bentuk kata D. Jenis Kata
yang diulang dengan mendapat imbuhan.
Terdapat perbedaan pandangan antara
Contoh:
tradisional dengan struktural mengenai jenis
Lari-larian (lari), buah-buahan (buah). kata yang ada.
c. Kata Ulang Sebagian Menurut pandangan tradisional, kata terdiri
atas sepuluh jenis, yaitu:
Kata ulang sebagian adalah bentuk kata
1. Kata kerja (verb),
ulang yang terjadi pada sebagian bentuk kata
2. Kata benda (nomina),
dasarnya saja.
3. Kata sifat (adjektiva),
Contoh:
4. Kata bilangan (numeralia),
Tali-temali (tali), lelaki (laki-laki), dedaunan 5. Kata depan (preposisi),
(daun). 6. Kata ganti (pronominal),
d. Kata Ulang Berubah Bunyi 7. Kata sambung (konjungsi),
8. Kata seru (interjeksi),
Kata ulang berubah bunyi adalah bentuk
9. Kata sandang (artikel),
perulangan kata dengan perubahan
10. Kata keterangan (adverb).
konsonan atau vokal pada bentuk dasar
kata yang diulang tersebut. Sedangkan, menurut padangan struktural,
Contoh: jenis kata terbagi menjadi lima, yaitu:
33
Bab 10
Pidato
34
• Tujuan, 2. Menganalisis situasi dan pendengar
• Sasaran, dengan mengajukan pertanyaan, misalnya
• Rencana, siapa pendengarnya, jenis kelamin, usia,
• Langkah, dan lain-lain. pendidikan, dan sebagainya.
iv. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, 3. Mengumpulkan bahan berdasarkan
salam penutup). pengalaman, imajinasi, hasil penelitian,
3. Mengembangkan kerangka menjadi teks buku bacaan, media massa, maupun media
elektronik.
4. Menyunting teks pidato yang ditulis.
4. Memahami dan menghayati materi pidato.
F. Langkah-langkah Berpidato
1. Menentukan tujuan dan tema atau topik
pidato. Hendaknya disesuaikan dengan
kemampuan diri serta memiliki nilai guna
bagi pendengar.
35
Bab 11
Diskusi
36
c. Diskusi Panel h. Brainstorming (Pengungkapan Pendapat)
Diskusi panel adalah pembahasan suatu Brainstroming adalah diskusi yang dilakukan
masalah yang menjadi perhatian umum untuk mengumpulkan pendapat, informasi,
yang dilakukan oleh beberapa orang panelis dan pengalaman semua peserta yang sama
di hadapan pendengar. Dalam diskusi panel, atau berbeda guna memecahkan suatu
pendengar tidak terlibat secara langsung, masalah.
tetapi berperan hanya sekadar peninjau Semakin tegas, aneh, dan berani sebuah
para panelis yang melaksanakan diskusi. gagasan atau pendapat, brainstorming
d. Seminar dianggap semakin baik.
Seminar membahas suatu permasalahan
yang diajukan oleh penyaji di bawah arahan D. Laporan Hasil Diskusi
atau bimbingan ahli/pakar.
a. Sistematika Laporan
Seminar dapat bersifat tertutup atau
terbuka. Seminar terbuka dapat dihadiri 1. Judul Laporan
oleh umum, tetapi mereka tidak ikut 2. Kata Pengantar
berdiskusi, melainkan hanya bertindak 3. Daftar Isi
sebagai peninjau. 4. Bab Perencanaan Diskusi
e. Konferensi 5. Bab Pelaksanaan Diskusi
6. Bab Penutup Diskusi
Konferensi adalah pertemuan yang dise
• Kesimpulan
lenggarakan oleh suatu organisasi atau
• Saran
badan resmi sehubungan dengan masalah
tertentu. 7. Lampiran
37
Bab 12
Bagan, Grafik, dan Tabel
A. Bagan
• Bagan adalah alat peraga untuk menyajikan
data atau gambaran secara analisis dan Contoh
statistik tentang proses terjadinya sesuatu.
• Bagan terdiri atas garis dan panah yang
menggambarkan jalannya suatu proses. Grafik Ketidakhadiran Siswa
SMP Cahaya Bulan
• Bagan berfungsi untuk menggambarkan
Agustus—November 2009
sesuatu hal secara ringkas, tetapi dapat
dipahami. 50
50
40
40
30
30
20
20
10
10
00
Contoh us
tu
s
em
be
r
to
ber
m
be
r
Ag pt Ok
er ve
r
us
No
be
be
Se
ob
st
em
em
gu
kt
O
ov
pt
A
Se
Warna
C. Tabel
Tabel adalah daftar ikhtisar sejumlah data
Merah Hijau Biru dan informasi yang biasanya berupa kata
atau bilangan urut ke bawah dalam lajur
Keterangan: dan deret tertentu dengan garis pembatas
Hipernim adalah kata umum, sedangkan sehingga mudah disimak.
hiponim adalah kata khusus. Merah, hijau,
dan biru merupakan hiponim dari hipernim
warna. Contoh
38
2. Memerhatikan keterangan yang terda-
pat dalam gambar tersebut.
5 Matthew Upson 2 60,21 3. Perhatikan setiap perbedaan dari
6 Emile Heskey 4 60,15 masing-masing gambar.
7 Ashley cole 4 59,58 4. Ajukan pertanyaan dan temukan
8. James Milner 4 59,40 jawabannya.
9. David James 3 59,28
10. Jamie Carragher 2 59,04
11. Wayne Rooney 4 58,87
12. Frank Lampard 4 58,58 Contoh
13. Aaron Lennon 2 57,64
14. Gareth Barry 3 57,50
15. Ledley King 1 57,50 Nilai Tukar Dolar AS Terhadap
Rupiah Rabu (24/2)
16. Glen Johnson 4 57,18
9.38
17. Joe Cole 2 55,45
9.36 9.358
18. Robert Green 1 51,67 9.34
9.32 9.325 9.321
19. Peter Crouch 2 - 9.318
9.3
9.292
9.28
9.26
9.24
18/2 19/2 22/2 23/2 24/2
39