I. TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Sirosis Hepar
Sirosis hepatis merupakan penyakit kronis yang ditandai oleh obstruksi difus
dan regenerasi fibrotic sel-sel hepar. Karena jaringan yang nekrotik menghasikan
fibrosis, maka penyakit ini akan merusak jaringan hati serta pembuluh darah yang
normal, mengganggu aliran darah serta cairan limfe, dan pada akhirnya menyebabkan
insufisiensi hati. Sirosis hepatis ditemukan pada laki-laki dengan insidensi dua kali
lebih sering dibandingkan pada wanita dan khususnya prevalen di antara para
penderita malnutrisi usia di atas 50 tahun dengan alkoholisme kronis. Angka
mortalitasnya tinggi dan banyak pasien meninggal dalam lima tahun sejak awitan
sirosis tersebut (Kowalak, 2011). Dan menurut (Price, Wilson, & Carty, 2006),
Penyakit hati kronis ini dicirikan dengan destorsi arsetektur hati yang normal oleh
lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan
dengan vaskulatur normal.
Penyebab sirosis belum teridentifikasi jelas, meskipun hubungan antara sirosis dan
minum alkhol berlebihan telah ditetapkan dengan baik. Negara-negara dengan
insidensi sirosis tertinggi memiliki konsumsi alcohol per kapita terbesar.
Kecenderungan keluarga dengan predisposisi genetic, juga hipersensitivitas terhadap
alcohol, tampak pada sirosis alkoholik (McPhee & Ganong, 2010).
D. Manefestasi Klinis
1. Berikut ini merupakan tanda dan gejala menurut (Kowalak, 2011):
a) Anoreksia akibat perubahan citarasa terhadap makanan tertentu
b) Mual dan mutah akibat respons inflamasi dan efek sistemik inflamasi hati
c) Diare akibat malabsorbsi
d) Nyeri tumpul abdomen akibat inflamasi hati
Sirosis hepatis dimulai dengan pembentukan jaringan parut atau fibrosis. Parut
atau sikatriks ini berawal sebgai peningkatan komponen matrik ekstrasel, yaitu
kolegen yang membenruk fibril, proteoglikan, fibronektin, dan asam hialuronat.
Lokasi pengendapan kolagen bervariasi menurut penyebabnya. Fungsi hepatosis
akhirnya akan terganggu karena terjadi perubahan matriks. Sel-sel yangmenyimpan
lemak diyakini sebagai sumber pembentukan komponen matriks yang baru.
Pengerutan sel-sel ini juga dpat turut menimbulkan disrupsi arsitektur lobules hati dan
obstruksi aliran darah ataupun getah empedu. Perubahan seluler yang menghasilkan
pita jaringan parut juga menghancurkan struktur lobulus (Kowalak, 2011).
Multifactor penyebab:
- Malnutrisi
- Kolestasis kronik
- Toksik/infeksi
- Metabolic:DM
- Alcohol
G. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi spesifik untuk sirosis. Tindakan medis diarahkan pada faktor-faktor
penyebab, seperti menangani alkoholisme, malnutrisi, obstruksi bilier, toksin, masalah
jantung, dan sebagainya. Tindakan medis yang lain disesuaikan pada tanda-tanda
yang timbul, misalnya:
1. Antihistamin untuk pruritus
2. Kalium untuk hipokalemia
3. Diuretic untuk edema
4. Vitamin, seperti asam folat, tiamin, vitamin K, dan sebagainya (Mary Baradero,
Mary Wilfrid Dayrit, & Yakobus Siswadi, 2008).
Identitas Klien
a. Nama :-
b. No. Register :-
c. Umur : Khususnya prevalen di antara para penderita
malnutrisi usia di atas 50 tahun dengan alkoholisme kronis(Kowalak, 2011).
d. Jenis Kelamin : Sirosis hepatis ditemukan pada laki-laki dengan
insidensi dua kali lebih sering dibandingkan pada wanita(Kowalak, 2011).
e. Suku/Bangsa :-
f. Agama :-
g. Status :-
h. Pekerjaan :-
i. Pendidikan :-
j. Alamat :-
k. Tgl. Mrs :-
2. Penanggung Jawab
1. Nama :-
2. Jenis Kelamin :-
3. Pekerjaan :-
4. Hubungan Dengan Klien :-
3. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
a Penampilan Umum
b Tanda-Tanda Vital
• Suhu : Normal
• RR : Dispnea
• Nadi : Bradikardia
a Kepala
- Kulit kering
- Rambut rontok
• Muka : simetris
• Mata
- Conjungtiva : Anemis
• Hidung : bentuk hidung normal, tidak ada sekresi/benda asing, tidak ada
peradangan mukosa, tidak ada nyeri tekan pada sinus, ada pernafasan cuping hidung.
• Mulut : bibir kering, lidah bersih, adanya bau mulut, tidak ada stomatitis
Dada
1. Inspeksi
• Pernafasan
Tipe :Takipnea
Irama :Irregular
Frekuensi :>24X/Menit
2. Palpasi
3. Perkusi
• Paru : sonor
• Jantung : pekak
4. Auskultasi
• Paru
• Jantung
1. Inspeksi
2. Palpasi
Abdomen
1. Inspeksi
2. Auskultasi
Bisimg Usus
3. Palpasi
• Palpasi ringan
• Palpasi dalam
Pada kuadran kanan atas (RUQ), hati teraba terjadi hepartomegali, asites
Ekstremitas
4. ada edema
1. Inspeksi
2. Palpasi
3.1.1.8 Anus
1. Inspeksi
2. Palpasi
Pemeriksaan Penunjang
Rencana Keperawatan
No Diagnose keperawatan
NOC
Criteria hasil
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
NIC
Airway Management
NOC
Nutritional status
Intake
Weight control
Criteria hasil
NIC
Nutritional Management
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuuhkan pasien
Nutritional Monitoring
NOC
Fluid balance
Hydration
Criteria hasil
NIC
Fluid management
- Monitor hasi Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolaritas
urin)
Fluid monitoring
NOC
Pain level
Pain control
Confort level
Criteria hasil
Pain management
Analgesic administration
NOC
Membranes
Hemodyalis akses
Criteria hasil
NIC
Pressure management
NOC
Body image
Self esteem
Criteria hasil
NIC
- Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
NOC
Energy conservation
Activity tolerance
Criteria hasil
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningaktan tekanan darah, nadi
dan RR
Energy psikomotor
Level kelemahan
NIC
Activity terapi
NOC
Ineffective
Criteria hasil
Hubungan pemberi asuhan pasien : interaksi dan hubungan yang positif antara
pemberi dan penerima asuhan
Perawatan tidak langsung : pengaturan dan pengawasan perawatan yang sesuai bagi
anggota keluarga oleh pemberi perawatan keluarga
NIC
Coping Enhanchement
NOC
Fluid balance
Hydration
Intake
Mempertahankan urine, output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT
normal
Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
berlebihan
NIC
Fluid Management
Hypoventilasi management
10. Resiko perdarahan berhubungan dengan Factor pembekuan darah & sintesis
prosumber terganggu
NOC
Blood koagulation
Criteria hasil
NIC
Bleeding precautions
- Monitor TTV
- Kolaborasi dalam pemberian produk darah (platelet atau fresh frozen plasma)
NOC
Disease (STD)
Criteria hasil
Pengendalian risiko :
- Penggunaan alcohol
- Penggunaan narkoba
- Proses menular
Deteksi risiko
Surveiliance
Bibliography
Mary Baradero, S. M., Mary Wilfrid Dayrit, S. M., & Yakobus Siswadi, M.
(2008). Klien Gangguan Hati : Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sudoyo, A. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publising.