Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN NHS

(NON HEMORAGIK STROKE)

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Pengertian

a) Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang

diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini

adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.

(Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresiku-blogspot 2008).

b) Non hemoragik stroke merupakan stroke yang terjadi akibat suplay

darah ke jaringan otak berkurang yang disebabkan oleh obstruksi

sebagian atau total pembuluh darah otak sering terjadi pada saat

istirahat.

2. Etiologi

1) Trombus

 Aterosklerosis dalam arteri intracranial dan ekstracranial

 Perdarahan intraserebral

 Arteritis

 Hiperkoagulasi seperti policytemia

 Thrombosis vena serebral

 Hipoksia kronis

2) Emboli

 Kerusakan katup karena penyakit jantung rematik


 Infark miokardial

 Endokarditis

3) Iskemia (Penurunan aliran darah ke area otak)

3. Patofisiologi

Stroke adalah penyakit gangguan peredaran darah keotak, baik yang

disebabkan oleh karena penyumbatan maupun perdarahan, keduanya sangat

membahayakan sel otak yang disuplay darah oleh arteri tersebut.Pada stroke

iskhemia, penyumbatan dapat mengakibatkan terputusnya aliran darah

keotak sehingga menghentikan suplay oksigen, glukosa, dan nutrisi lainnya

kedalam sel otak yang mengalami serangan. Bila terhentinya suplay darah

ini terjadi selama satu menit dapat mengarah pada gejala – gejala yang dapat

pulih, seperti kehilangan kesadaran., jika kekurangan oksigen berlanjut lebih

dari beberapa menit, dapat menyeabkan nekrosis mikroskopis neuron-

neuron, area nekrotik disebut infark.

Pada perdarahan intracranial, darah berasal dari robeknya pembuluh

darah yang kemudian masuk kedalam sel otak dan mengisi ruangan

sekelilingnya. Bila darah yang terkumpul banyak, dapat menyebabkan

meningkatnya tekanan intracranial, Pada saat yang sama, perdarahan dapat

juga menyebebkan terhentinya supplay oksigen dan nutrisi kedaerah yang

terkena. Fase akut dari stroke umumnya dihitung sejak pasien dirawat

sampai keadaan umum pasien stabil, yang biasanya 48-72 jam pertama sejak

pasien masuk rumah sakit, tetapi kadang-kadang bisa lebih dari 72

jam.Selama fase ini, kegiatan perawatan terutama ditujukan untuk


mempertahankan fungsi vital pasien dan mencegah terjadinya kerusakan sel

otak lebih lanjut.Selain kedua hal tersebut diatas, tindakan keperawatan juga

bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa kecacatan fisik,

mental dan sosial.

Stroke karena embolus dapat merupakan akibat bekuan darah, plak

ateromatosa fragmen, lemak atau udara.Emboli pada otak kebanyakan berasal

dari jantung, sekunder dengan infark miokard atau fibrilasi atrium.Sindrom

neurovaskuler yang lebih sering terjadi pada stroke trombolitik dan embolitik

adalah karena keterlibatan arteria serebral madiana.Jika etiologi stroke adalah

hemoragi, maka faktor pencetusnya biasanya adalah hipertensi .Abnormalitas

vascular seperti AVM dan anuerisma serebral lebih rentan terhadap ruptur dan

menyebabkan hemoragi pada keadaan hipertensi.

Sindrom neurovaskuler yang lebih sering terjadi pada stroke trombotik dan

embolitik adalah karena keterlibatan arteri serebral mediana. Arteri ini

terutama mensuplai aspek lateral hemisfer serebri. Infark pada bagian tersebut

dapat menyebabkan defisit kolateral motorik dan sensorik. Jika infark

hemisfer adalah dominan, maka akan terjadi masalah-masalah bicara dan

timbul disfasia. Dengan stroke trombotik atau embolik, maka besarnya bagian

otak yang mengalami iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dimana

strokeakan meluas setelah serangan pertama. Dapat terjadi edema serebral

massif dan peningkatan tekanan intra cranial (TIK) pada titik herniasi dan

kematian setelah trombotik terjadi pada area yang luas.Prognosisnya

tergantung pada daerah otak yang terkena dan luasnya saat serangan.Karena
stroke trombotik sering disebabkan aterosklerosis, maka ada resiko untuk

terjadi stroke di masa mendatang pada pasien yang sudah pernah

mengalaminya.Dengan stroke embolik, pasien juga mempunyai kemungkinan

untuk mengalami stroke hemoragik jika penyebabnya tidak ditangani.Jika luas

jaringan otak yang rusak akibat stroke hemorhagi tidak besar dan bukan pada

tempat yang vital, maka pasien dapat pulih dengan defisit minimal.Jika

hemorhagi luas atau terjadi pada daerah yang vital, pasien mungkin tidak

dapat pulih.

4. Manifestasi Klinis

Tergantung dari sisi atau bagian yang terkena. Pada stroke akut tanda dan

gejalanya yaitu :

1) Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah

2) Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan

3) Penurunan kesadaran (konfusi, delirium, letargi, stupor atau koma)

4) Afasia, disritmia

5) Gangguan penglihatan, diplopia

6) Ataksia

7) Vertigo, mual / muntah dan nyeri kepala

5. Komplikasi

1) Hipoksia serebral

2) Penurunan darah serebral

3) Luasnya area cedera


6. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan Umum

a) Pada fase akut

 Pertahankan jalan napas, pemberian O2, ventilator mekanik

 Monitor peningkatan TIK

 Monitor fungsi pernapasan : AGD

 Monitor jantung dan TTV, pemeriksaan EKG

b) Fase rehabilatasi

 Pertahankan nutrisi yang adekuat

 Managemen blocker training dan bowel training

 Mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak (ROM)

 Pertahankan integritas kulit

 Pertahankan komunikasi yang efektif

 Pemenuhan kebutuhan sehari – hari

2) Terapi obat – obatan

 Pemberian trombolitis

 Pemberian obat – obatan jantung seperti digoksin, kaptoril dll.

7. Pemeriksaan Diagnostik

1) Angiografi serebral : Membantu menentukan penyebab stroke secara

spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri, adanya titik oklusi

atau rupture.

2) Skan CT : Memperlihatkan adanya edema, iskemia, hematoma, dan

adanya infark
3) Pungsi lumbal : Menunjukkan adanya tekanan lumbal dan biasanya

ada thrombosis, emboli serebral, dan TIA.

4) MRI : Menunjukkan daerah yang mengalami infark, haemoragik,

malformasi arterovena (MAV)

5) Ultrasonografi Doppler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena

(masalah system arteri karotis)

6) EEG : Mengidentifikasi masalah berdasarkan gelombang otak dan

mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.


B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian

1) Aktivitas / istirahat

Gejala :

- Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena

kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis

(hemiplegia)

- Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri /

kejang otot)

Tanda :

- Gangguan tonus otot ( flaksid, spastic) paralitik

(hemiplegia), dan terjadi kelemahan umum

- Gangguan penglihatan

- Gangguan tingkat kesadaran

2) Sirkulasi

Gejala :

- Adanya penyakit (MI, reumatik / penyakit jantung

vaskuler, GJK, endokarditis bacterial), polisitemia,

riwayat hipotensi postural.

Tanda :

- Hipertensi arterial (dapat ditemukan / terjadi pada

CSV) sehubungan dengan adanya embolisme /

malformasi vaskuler
- Nadi : Frekuensi dapat bervariasi (karena

ketidakstabilan fungsi jantung / kondisi jantung, obat

– obatan,efek stroke pada pusat vasomotor

- Disritmia, perubahan EKG

- Desiran pada karotis, femoralis, dan arteri iliaka /

aorta yang abnormal

3) Integritas Ego

Gejala :

- Perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa

Tanda :

- Emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah,

sedih, dan gembira

4) Eliminasi

Gejala :

- Perubahan pola berkemih seperti inkontinensia

urine, anuria

- Distensi abdomen (distensi kandung kemih

berlebihan) bising usus negatif (ileus paralitik)

5) Makanan / cairan

Gejala :

- Nafsu makan hilang

- Mual muntah selama fase akut (peningkatan TIK)


- Kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi, dan

tenggorok, disfagia

- Adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam

darah

Tanda :

- Kesulitan menelan (gangguan pada reflex palatum

dan faringeal ), obesitas (faktor resiko).

6) Neurosensori

Gejala :

- Sinkope / pusing (sebelum serangan CSV / selama

TIA)

- Sakit kepala, akan sangat berat dengan adanya

perdarahan intraserebral atau subaraknoid

- Kelemahan / kesemutan / kebas (biasanya terjadi

selama serangan TIA, yang terkena terlihat seperti “

mati / lumpuh”.Penglihatan menurun, seperti buta

total, kehilangan daya ingat (kebutaan monokuler),

penglihatan ganda (diplopia) atau gangguan yang

lain.

- Sentuhan : hilangnya rangsang sensorik

kontralateral (pada sisi tubuh yang berlawanan )

pada ekstremitas dan kadang – kadang pada

ipsilateral (yang satu sisi) pada wajah.


- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman

Tanda :

- Status mental / tingkat kesadaran : Biasanya

terjadi koma pada tahap awal hemoragis :

ketidaksadaran biasanya akan tetap sadar jika

penyebabnya adalah thrombosis yang bersifat alami,

gangguan tingkah laku (seperti letargi apatis,

menyerang), gangguan fungsi kognitif (seperti

penurunan memori, pemecahan

masalah).Ekstremitas : kelemahan / paralisis

(kontralateral pada semua jenis stroke, reflex tendon

melemah secara kontralateral.

- Pada wajah terjadi paralisis atau parese (ipsilateral)

- Afasia

- Kehilangan kemampuan mengenali / menghayati

masuknya rangsangan visual, pendengaran, taktil

(agnosia)

- Kehilangan kemampuan menggunakan motorik saat

pasien ingin menggerakkannya (apraksia)

- Ukuran / reaksi pupil tidak sama

- Kekakuan nukal (biasanya terjadi karena

perdarahan). Kejang (biasanya karena adanya

pencetus perdarahan)
7) Nyeri / kenyamanan

Gejala :

- Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda – beda

(karena arteri karotis yang terkena)

Tanda :

- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan

otot / fasia

8) Pernapasan

Gejala : Merokok (factor resiko)

Tanda :

- Ketidakmampuan menelan / batuk / hambatan jalan

napas

- Timbulnya pernapasan sulit dan / atau tak teratur

- Suara napas terdengar / ronchi (aspirasi sekresi )

9) Keamanan

Tanda :

- Motorik / sensorik : Masalah dengan penglihatan

- Perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh

(stroke kanan)

- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dam

wajah yang pernah dikenalnya dengan baik

- Kesulitan dalam menelan, tidak mampu ,memenuhi

kebutuhan nutrisi sendiri (mandiri)


- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit

terhadap keamanan, tidak sabar / kurang kesadaran

diri (stroke kanan)

10) Interaksi social

Tanda : Masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi

2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan serebral b/d suplay darah ke jaringan

berkurang

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual dan

muntah

3) Gangguan komunikasi verbal b/d kerusakan sirkulasi verbal

4) Hambatan mobilitas fisik b/d hambatan dalam beraktivitas

3. Rencana Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi(NIC)
1 Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status neurologis
jaringan serebral keperawatan selama 3x24 yang berhubungan
b/d suplay darah jam diharapkan perfusi dengfan tanda-tanda
ke jaringan jaringan serebral efektif peningkatan tekanan
berkurang dengan kriteria hasil: intrakranial, terutama
Terpeliharanya status GCS
neurologis 2. Monitor tanda-tanda
-Tanda vital stabil vital setiap 15 menit
sampai keadaan pasien
stabil
3. Monitor tingkat
kesadaran, sikap reflek,
fungsi motorik,
sensorik tiap 1-2 jam
4. Naikkan kepala
dengan sudut 15 – 45o
tanpa bantal (tidak
hiperekstensi atau
fleksi) dan posisi nertal
(posisi kepala sampai
lumbal ada dalam garis
lurus)
5. Anjurkan keluarga
untuk mengurangi
aktivitas yang dapat
menaikkan tekanan
intrakranial
2 Ketidak  Nutritional status: 1. Kaji pola makan
seimbangan Adecuacy of klien
Nutrisi kurang dari nutrient 2. Monitor intake
kebutuhan tubuh  Nutritional status: nutrisi
b/d mual dan Food and fluid 3. Anjurkan klien untuk
muntah intake makan sedikit tapi
 Weight control sering
Setelah dilakukan 4. Kolaborasi dengan
tindakan ahli gizi untuk
keperawatan menentukan jumlah
selama 3x24 jam, kalori dan nutrisi yang
nutrisi kurang dibutuhkan klien
teratasi dengan
kriteria hasil:
- Adanya
peningkatan berat
badan sesuai
dengan tujuan
- Berat badan ideal
sesuai dengan
tinggi badan
-Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien
komunikasi verbal keperawatan selama 3x24 untuk
b/d kerusakan jam di harapkan: berkomunikasi
sirkulasi verbal - Klien dapat mampu secara perlahan
berkomunikasi dengan untuk mengulangi
baik permintaan
- Klien mampu menjawab 2. Gunakan kertas,
pertanyaan sesuai yang pensil, kartu baca
ditanyakan untuk memfasilitasi
komunikasi dua arah
3. Anjurkan kepada
keluarga
memberikan
stimulus komunikasi
secara teratur
4. Beri waktu istahat
untuk mencegah
kelelahan dan
mengurangi stress
4 Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan
mobilitas fisik b/d keperawatan selama 3x24 klien dalam beraktivitas
hambatan klien mampu 2. Dekatkan peralatan
mobilitas fisik meningkatkan pergerakan yang dibutuhkan klien
fisik secara bertahap 3. Beri dorongan untuk
dengan kriteria hasil: melakukan aktivitas
- Berpartisipasi dalam bertahap jika dapat
aktivitas fisik tanpa di ditoleransi
sertai peningkatan tekanan 4. Bantu klien untuk
darah memilih aktivitas
- Mampu melakukan konsisten yang sesuai
aktivitas sehari-hari secara dengan kemampuan
mandiri klien
- Keseimbangan aktivitas 5.Bantu pasien/keluarga
istrahat untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M.2008. Medical Surgical Nursing fifth edition : clinical


managemen for continuity of care. Philadelfia : WB. Saunders company

Carpenito, Lynda Juall. 2011. Buku saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E, Jacobs, Ester Matasarrin. Rencana asuhan keperawatan :
pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.
2000. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC

Gejala, Diagnosa & Terapi Stroke Non Hemoragik.Diambil dari


http://www.jevuska.com/2007/04/11/gejala-diagnosa-terapi-stroke-non-
hemoragik/ tanggal 15 january 2014 pukul 19.00

Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada 2013

Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan


Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 2005

Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan,Edisi 3, Jakarta,


EGC, 20

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah, Jakarta, EGC ,2002

Stroke non hemoragik. Diambil dari manahttp://ekspresi


ekspresiku.blogspot.com/2008/07/stroke-nonhemoragik.html tanggal
16january 2014 pukul 19.15

Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem
Persyarafan, Jakarta, EGC, 2005

Anda mungkin juga menyukai