Pada suatu ketika di negeri katak diadakan sebuah sayembara. "Barang siapa mampu
memanjat sebuah menara yang tinggi di tengah kota akan mendapatkan sekantong uang
emas." Semua katak muda di negeri itu begitu antusias mengikuti sayembara, termasuk
seekor katak kecil yang hidup bersama bunya ibunya di pinggiran negeri itu.
Sayembara dimulai, baru beberapa meter menanjak, beberapa ekor katak jatuh ke
bawah. Mereka baru sadar, bahwa kemampuan mereka sebagai katak adalah melompat,
bukan memanjat. Satu per satu katak mulai berjatuhan, hingga akhirnya tinggal 3 katak yang
tersisa.
Saat itu penonton berteriak, "Puncak menara itu terlalu tinggi. Mustahil kalian dapat
mencapainya." Katak yang telah jatuh pun ikut berteriak, "Jatuh dari ketinggian 3 meter saja
badanku sudah sakit semua, apalagi jika jatuh dari ketinggian 15 meter. Pasti mengerikan!
Tulangmu bisa remuk!".
Salah satu katak yang masih memanjat mulai kuatir, lantas mengundurkan diri.
Tinggal 2 katak lagi termasuk si katak kecil." Hati-hati, di atas sana licin, kamu bisa
terpeleset," lagi-lagi teriakan dari bawah. Akhirnya saingan si katak kecil mengundurkan diri,
tinggal katak kecil sendirian."Hai katak kecil, di atas licin, kamu bisa jatuh. Angin di atas
berembus sangat kencang, kamu bisa terbang terbawa angin." Katak kecil tak peduli dan
terus memanjat. Akhirnya, ia BERHASIL !!
Saat katak kecil turun, penonton mengerubutinya dan bertanya-tanya, bagaimana
bisa katak kecil berhasil. Ketika katak kecil diam saja, barulah mereka sadar bahwa katak kecil
itu tuli, sehingga tidak bisa mendengar peringatan mereka yang cenderung melemahkan
semangatnya.