Anda di halaman 1dari 6

1.

) Sejara
Bakteri merupakan organisme mikroskopik.[14] Hal ini menyebabkan
organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum
ditemukannya mikroskop.[14] Barulah setelah abad ke-19 ilmu tentang
mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang.[14]
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai hal tentang bakteri
telah berhasil ditelusuri.[14] Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas
dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antony van
Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch.[14] Istilah bacterium
diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari
kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki arti "batang-batang
kecil".[14] Pengetahuan tentang bakteri berkembang setelah serangkaian
percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang
ilmu mikrobiologi.[14] Bakteriologi adalah cabang mikrobiologi yang
mempelajari biologi bakteri. [6]
Robert Hooke (1635-1703), seorang ahli matematika dan sejarahwan
berkebangsaan Inggris, menulis sebuah buku yang berjudu Micrographia
pada tahun 1665 yang berisi hasil pengamatan yang dilakukan dengan
menggunakan mikroskop sederhana.[14] Akan tetapi, Robert Hooke masih
belum dapat menumukan struktur bakteri.[14] Dalam bukunya tersebut,
tergambar hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang.[14] Walau
demikian, buku inilah yang menjadi sumber deskripsi awal dari
mikroorganisme.[14]
2.) Morfologi dan Siklus Hidup
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:[20][21]
a. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
b. Diplococcus, jka berganda dua-dua
c. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
d. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
e. Staphylococcus, jika bergerombol
f. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau
silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:[20][21]
i. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
ii. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
3. piral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai
variasi sebagai berikut:[20][21]
a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
(bentuk koma)
b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
c. Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.[21]

Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,


medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap
merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari
koloninya.[21]

3.) Habitat
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah
dan banyak ditemukan di hampir semua tempat.[4] Habitatnya sangat
beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan
dapat ditemukan di dalam organisme hidup.[4] Diperkirakan total jumlah sel
mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030.[4] Bakteri
dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran
pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel
tubuh manusia.[24] Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah
mempengaruhi kondisi tubuh manusia.[25]
Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah
saluran pencernaan manusia, terutama pada usus besar, diantaranya
adalah bakteri asam laktat dan kelompok enterobacter .[6] Contoh bakteri yang
biasa ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus.[6][26] Di samping itu,
terdapat pula kelompok bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat
menguntungkan karena dapat menunjang kesehatan dan bahkan mampu
mencegah terbentuknya kanker usus besar.[27] Selain di dalam saluran
pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut,
dan kaki manusia.[25] Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok
bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang
mampu menggunakan senyawa karbon tunggal untuk menyokong
pertumbuhannya.[28][29][30] Di dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan
senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan bau pada mulut
manusia.[7][31]
Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan
yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup.[32] Kondisi
lingkungan yang ekstrem ini menuntut adanya toleransi, mekanisme
metabolisme, dan daya tahan sel yang unik.[4][33][34] Sebagai contoh, Thermus
aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air
panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.[4] Tidak hanya di lingkungan bersuhu
tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang
sangat dingin.[35] Pseudomonas extremaustralisditemukan
pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC.[35] Di samping pengaruh ekstrem
temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang
hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan
steril).[36] Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari
bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-
30%).[36][37] Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada
kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil),
derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.[4]
4.) Mekanisme
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara,
dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai
agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.[7][8][9][10] Pada
umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat
berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.[11] Mereka umumnya
memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan
pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan).[12] Beberapa jenis bakteri bersifat
motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.[13]
5.) Tanda dan Gejala
Infeksi saluran kemih bawah disebut juga infeksi kandung kemih.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah rasa terbakar ketika buang air
kecil dan harus sering buang air kecil (atau desakan untuk buang air kecil)
tanpa duh tubuh vagina dan rasa nyeri yang berat.[1] Gejala ini mungkin
bervariasi dari ringan hingga berat[2] dan pada perempuan sehat berlangsung
selama rata-rata enam hari.[3] Nyeri di atas tulang kemaluan atau punggung
bawah juga mungkin muncul. Orang yang mengalami infeksi saluran kemih
atas, atau pielonefritis, mungkin mengalami nyeri panggul, demam, atau mual
dan mundah di samping gejala klasik infeksi saluran kemih
bawah.[2] Terkadang urin dapat tampak berdarah[4] atau
mengandung piuria (nanah di urin) yang dapat terlihat.[5]
6.) Pengobatan
Bagi orang dengan infeksi berulang, antibiotik harian jangka panjang cukup
efektif.[1] Pengobatan yang sering digunakan mencakup nitrofurantoin
dan trimethoprim/ sulfamethoxazole.[4]Methenamine adalah obat lain yang
sering digunakan untuk keperluan ini karena di kandung kemih yang tingkat
keasamannya rendah, obat ini memproduksi formaldehid yang tidak
menyebabkan resistensi.[22] Dalam kasus infeksi yang terkait dengan
hubungan seksual, minum antibiotik sesudahnya mungkin bermanfaat.[4]Pada
perempuan pasca-menopause, estrogen vagina topikal dapat mengurangi
kekambuhan. Tidak seperti krim topikal, manfaat penggunaan estrogen
vagina dari pesarium tidak setinggi antibiotik dosis
rendah.[23] Sejumlah vaksin sedang dikembangkan sampai dengan tahun
2011.[4]
7.) Pencegahan
Sejumlah langkah pencegahan belum dipastikan dapat mempengaruhi
frekuensi ISK antara lain: penggunaan pil kontrasepsi atau kondom, buang air
kecil segera setelah berhubungan seksual, jenis pakaian dalam yang
digunakan, metode kebersihan pribadi yang digunakan setelah buang air kecil
atau buang air besar, atau apakah seseorang biasanya mandi dengan bak
mandi atau dengan pancuran (shower).[1] Demikian pula masih kurang bukti
tentang efek dari menahan buang air kecil, penggunaan tampon, dan
pembilasan dengan menyemprot langsung.[10]
Pada orang yang sering mengalami infeksi saluran kemih dan
menggunakan spermisida atau diafragma sebagai metode kontrasepsi,
disarankan untuk menggunakan cara lain.[4]Cranberry (jus atau kapsul) dapat
mengurangi insiden pada orang yang sering mengalami infeksi,[17][18] tapi
terdapat masalah dalam toleransi jangka panjang[17] karena gangguan saluran
cerna yang terjadi pada lebih dari 30% orang.[19] Penggunaan dua kali sehari
lebih baik dibandingkan penggunaan satu kali sehari.[20] Hingga tahun
2011, probiotik intravagina masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk
menentukan apakah memang bermanfaat.[4] Penggunaan kondom
tanpa spermisida atau penggunaan pil kontrasepsi tidak meningkatkan risiko
infeksi saluran kemih sederhana.[21]
REFERENSI

https://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri

https://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri#Sejarah

Anda mungkin juga menyukai