Anda di halaman 1dari 11

Fatwatullah Rislani

Jumat, 27 Maret 2015

MAKALAH KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS

KATA PENGANTAR

Dengan Memanjatkan puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya, serta dukungan dari semua yang penulis cintai, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Karya monumental umat Islam dalam IPTEKS”. Adapun salah satu maksud dan
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas kami.

Keberhasilan penulis dalan menyelesaikan makalah ini tidaklah semata-mata karena kemampuan sendiri,
melainkan banyak pihak yang membantu penulis menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada Para teman atau sahabat yang telah memberikan dukungan
kepada penulis serta gagasan atau motivasi bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini dan semua pihak
yang terlibat.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah, untuk itu penulis mengharap
saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dalam hal menambah ilmu dan wawasan
para pembacanya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................ 5

1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................... 6

1.3 TUJUAN................................................................................................. 6

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................... 7

2.1 Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS...............................................7

2.2 Kemajuan Umat Islam di Bidang IPTEKS .............................................10

2.3 Kemunduran Umat Islam dalam IPTEKS...............................................10

2.4 Upaya-upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS ..........13

BAB 3 PENUTUP................................................................................................15

3.1 KESIMPULAN......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.

Kebangkitan Islam merupakan sebuah fenomena kesejarahan apabila kita melihat segala sesuatunya
dengan sejarah. Kebangkitan Islam ditandai dengan menumbuhkan kembali semangat iman,
menghilangkan stagnasi pemikiran dan fikih, serta gerakan (harakah) dan jihad. Semangat kebangkitan
ini mendorong rakyatnya untuk berpikir mengapa kejatuhan dan kehinaan menimpa umat Islam
sehingga umat ini hanya dipandang sebelah mata bahkan mereka menutup mata akan umat ini.

Beranjak dari kesadaran ini, umat Islam seharusnya kembali menoleh ke belakang dan mengambil
pelajaran dari sejarah ini. Dengan sejarah, kita akan melihat kembali kejayaan Islam di masa Rasulullah
SAW dan Khulafaurrasyidin dan bagaimana mereka membawa dan mengibarkan panji-panji Islam di
seluruh penjuru dunia.

Dalam hal ini, Al-Qur’an telah mengisyaratkan melalui kisah perjalanan Bani Israil (awal surat Al-
Israa’) dan al-Hadits yang menjelaskan tentang lahirnya pembaharu setiap satu abad.

Walaupun di berbagai sisi terdapat beberapa hal yang ditunjukkan dalam upaya kebangkitan Islam pada
ranah politik, ekonomi maupun sosial. Tidak syak lagi bahwa sejarahlah yang mendasari itu semua.
Sejarah merupakan peristiwa yang unik dan hanya terjadi sekali di waktu yang lampau sehingga
walaupun memiliki kesamaan atau dapat disebut pengulangan sejarah, dapat dipastikan suatu sejarah
itu memiliki keidentikkan tersendiri begitupula dengan sejarah Islam. Sejarah yang dimulai dengan
datangnya Islam, perkembangan hingga kedigdayaan dan keterpurukkan Islam, penerapan masyarakat
madani pada zaman kontemporer serta tanda-tanda kebangkitan Islam akan penulis terangkan disini
dalam upaya menunjukkan titik-titik kebangkitan Islam.

1.2 Rumusan masalah.

1. Bagaiamana Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS ?

2. Bagaimana Kemajuan Umat Islam di Bidang IPTEKS ?

3. Bagaimana Kemunduran Umat Islam dalam IPTEKS ?

4. Upaya-upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS ?

1.3 Tujuan.

1. Untuk Mengetahui Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS.

2. Untuk mengetahui Kemajuan Umat Islam di Bidang IPTEKS.

3. Untuk mengetahui Kemunduran Umat Islam dalam IPTEKS

4. Untuk mengetahui Upaya-upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS.

Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi pusat sebuah
peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini.
Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah
Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Sejarawan Barat
beraliran konservatif, Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia
mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan
ajaran agama. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah
melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek
yang dibangun kaum muslimin.

Terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya
sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad.
Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam pada waktu pertama kalinya memiliki kejayaan,
bahwa ada masanya umat Islam memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang filsafat dan kedokteran,
Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah datang ke Spanyol
memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur, aljabar, arsitektur, kesehatan,
filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi. Kekhilafahan Abbasiyah tercatat dalam sejarah
Islam dari tahun 750-1517 M / 132-923 H. Diawali oleh khalifah Abu al-’Abbas as-Saffah (750-754) dan
diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517). Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar
767 tahun, kekhilafahan ini mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam dengan
pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia Islam. Di era ini, telah lahir ilmuwan-
ilmuwan Islam dengan berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi
(780-850) yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu

Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya merupakan petani.
Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-
negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang disebar mencapai 10:1
sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat 2,5:1. Ini membuktikan bahwa ilmu
pengetahuan dan pengembangannya berdampak cukup besar bagi peradaban dan kesejahteraan umat
pada masa itu. Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya.
Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue Mosque di Konstantinopel; atau menara spiral di Samara
yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville,
Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke
kota Granada. Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi, terjadi pada
masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun
786. Banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya
adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna. Sebelum
Islam datang, Eropa berada dalam Abad Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih
percaya tahayul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada orang gila, mereka akan
menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas luka tersebut mereka akan
menaburinya dengan garam. Jika orang tersebut berteriak kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu
adalah momen pertempuran orang gila itu dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang itu menjadi gila
karena kerasukan setan

Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga. Para khalifah dan
para pembesar lainnya mengantisipasi kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati
sarjana dan memuliakan pujangga. Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya.
Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan dari belenggu taklid, yang menyebabkan orang sangat leluasa
mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.

Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Seperti
arsitektur mesjid Agung Cordoba Blue Mosque di Konstantinopel. atau menara spiral di Samara yang
dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville,
Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke
kota Granada. Saat itu “kata Lutfi” banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu
pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di
Barat dengan nama Avicenna. Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata bernama
‘manzanik’, sejenis ketepel besar pelontar batu atau api. Ini membuktikan bahwa Islam mampu
mengadopsi teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib akhirnya terusir dari Timur Tengah dan
membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat Arab. Peradaban Islam memang peradaban emas yang
mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang
menjadi dinamonya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang budi pada Islam.

Berikut ini adalah beberapa penemu atau ilmuan muslim yang sangat berpengaruh terhadap ilmu
pengetahuan yang hingga sekarang masih bermanfaat dan masih digunakan.

1. Al khawarizmi: ia adalah seorang yang menemukan ilmu aljabar di dalam matematika.

2. ibnu sina ia adalah: membuat buku tentang kedoteran

3. jabbir ibnu hayyan: ahli kimia yang di kenal sebagai bapak kimia

4. albiruni: meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan
fisik bumi. Dia di nobatkan sebagai bapak antropologi, idiologi
5. Abu alzahwari: penemu tehnik patah tulang dan membuat kitab untuk menyembuhkan luka pada
saat oprasi

6. ibnu haitham: dikenal sebagai bapak ilmu mata yang mengurai bagai mana mata bekerja

7. Ar razi: orang pertama yang bia menjelaskan tentang penyakit cacar dan juga alergi asma dan
demam sebagai daya mekanisme tubuh.

Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama
buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-
perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak hanya itu, Lebon juga mengatakan bahwa
hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh para ilmuwan Barat seperti Roger
Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso X
dari Castella. Belum lagi ribuan buku yang berhasil memberikan pencerahan kepada dunia. Itu sebabnya,
jangan heran kalau perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan Islam. Perpustakaan al-
Ahkam di Andalusia misalnya, merupakan perpustakaan yang sangat besar dan luas. Buku yang ada di
situ mencapai 400 ribu buah. Uniknya, perpustakaan ini sudah memiliki katalog. Sehingga memudahkan
pencarian buku. Perpustakaan umum Tripoli di daerah Syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku,
termasuk 50.000 eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Dan masih banyak lagi perpustakaan lainnya. Tapi
naas, semuanya dihancurkan Pasukan Salib Eropa dan Pasukan Tartar ketika mereka menyerang Islam.

2.2 Sebab-sebab kemajuan teknologi dan sains di masa-masa kejayaan Islam

Disamping secara eksternal saat itu Barat tengah tertidur lelap dalam buaian teosentrisme dan alam
pikiran yang jumud, bahkan bangsa barat saat itu dalam kondisi terbelakang. Islam mengalami
kebangkitan intelektual dan kultural yang sepektakuler dengan revolusi pemikiran dan budaya Islam yang
bercorak peradaban baru, menyambung matarantai peradaban sebelumnya (Yunani, Babilon, dan
Persia). Islam yang kosmopolit, humanistik, kultural, dan saintifik yang puncaknya pada era Abasiyyah.

Secara umum menurut Arif ada beberapa faktor yang telah mendorong kemajuan sains di dunia Islam
saat itu yakni :

1. Kesungguhan dalam mengimani dan mempraktikkan ajaran Islam sehingga lahirlah individu-
individu unggul.

2. Motivasi agama.

3. Faktor sosial politik.

4. Faktor ekonomi.

5. Faktor dukungan dan perlindungan penguasa saat itu


2.3 Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam dalam IPTEKS

Pada masa kemunduran iptek di dunia islam, kaum Muslimin tidak lagi mempunyai semangat yang tinggi
dalam menuntut ilmu. Bahkan sebagian mereka menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan, karena
dianggap sekular dan produk Barat. Menurut Prof DR. Abdus Salam, seorang ilmuwan Muslim asal
Pakistan, kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi di Dunia Islam lebih banyak disebabkan oleh
faktor-faktor internal umat Islam. Misalnya, terjadinya pemisahan dalam mempelajari ayat-ayat Qauliyah
dan ayat-ayat Kauniyah, kurang terjalinnya kerjasama antara ilmuwan Muslim dan penguasa setempat
untuk menjaga tradisi keilmuan di Dunia Islam, dan sikap mengisolasi diri terhadap perkembangan iptek
dunia luar.

Di zaman dewasa ini perkembangan iptek di Dunia Islam amat memprihatinkan. Berbagai penemuan
ilmiah mutakhir seperti nuklir, cloning, dan kosmologi, meskipun tersirat secara simbolik dalam Al-
Qur’an, tetapi yang menemukannya adalah orang-orang non-Muslim. Demikian pula penemuan ilmiah di
bidang lain. Kaum Muslimin baru menyadari bahwa prinsip-prinsip ilmu tersebut telah diungkapkan
dalam Al-Qur’an lima belas abad yang lalu, setelah ilmu tersebut ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan non-
Muslim. Suatu fakta menunjukkan bahwa, dewasa ini kaum Muslimin senantiasa tertinggal dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan datang terlambat menafsirkan ilmu tersebut dari
kebenaran Al-Qur’an. Suramnya kondisi keilmuan di Dunia Islam diperparah oleh fenomena rendahnya
persentase umat Islam yang menuntut ilmu dari SD sampai perguruan tinggi, dan adanya
ketidakseimbangan antara ilmuwan Muslim dengan besarnya populasi penduduk Muslim di dunia yang
hampir mencapai 1,5 miliar. Sebagai contoh, Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim, saat ini
hanya 11% siswa lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Sementara itu, di Korea Selatan
terdapat 70% lulusan SMA yang melanjutkan ke PT. Sebagai ilustrasi pula jumlah ilmuwan dan insinyur
per satu juta orang di negara-negara non-Muslim seperti Cina 71.297, Jepang 59.611, Jerman 42.557,
Amerika Serikat 14.757 dan Korea Selatan 2.426. Sedangkan Indonesia yang merupakan salah satu negeri
Islam terbesar hanya sekitar 1.280. Dari jumlah ilmuwan tersebut yang terlibat dalam penelitian dan
pengembangan adalah Indonesia sebesar 3,2%, Korea Selatan 46,5%, AS 22,1%, Jepang 8,1% dan Jerman
5,5%. Data tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia yang mayoritas berpenduduk Muslim merupakan
negara yang memiliki ilmuwan dan insinyur paling sedikit.

Kemunduran pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam Islam terjadi ketika kejatuhan Islam ke tangan
Barat dimulai pada awal abad ke-18. Ada beberapa faktor penyebab kemunduran ilmu pengetahuan
dalam islam, yakni :

1. Kesadaran orang barat akan arti penting penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat sangat tinggi.

2. Orang barat yang pada umumnya beragama Nasrani, ingin menunjukan pula bahwa melalui agama
Nasrani merekapun dapat maju dalam bidang iptek sejajar dengan umat islam. Akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya setelah mereka mendapatkan kemajuan dalam bidang iptek, mereka justru
mulai menjauh dari agama mereka. Mereka menjadi sekuler. Urusan agama berjalan sendiri, begitu pula
dengan iptek.

3. Orang-orang barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan “benua” baru, sehinggga mereka
menemukan pusat perdagangan baru . Route perdagangan yang semula Syria dan Mesir ramai dikunjungi
pedagang-pedagang dari India dan dari Eropa, setelah penemuan route (benua) baru, Mesir dan Syria
jadi sepi yang mengakibatkan sumber pendapatan negeri-negeri Islam jadi berkurang banyak

4. Orang-orang barat sengaja menghancurkan observatorium Islam yang didirikan oleh Taqi Al Din di
Konstantinopel pada tahun 1580, menjadikan Islam kehilangan sumber pengetahuan dan pengamatan
bintang (astronomi) yang sudah sangat maju pada masa itu. Ironisnya, pada waktu yang sama sekitar
tahun 1580 juga, orang barat baru pertama kali membangun observatoriumnya oleh Tycho Brace. Perlu
dicatat bahwa Islam telah memiliki observatorium pertama kali yang dibangun pada tahun 500-an M di
Ulugh Beg (Samarkand).

5. Akibat kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi negara-negara islam mulai
menurun, padahal stabilitas politik dan kemakmuran merupakan akar bagi berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini lebih diperjelas lagi dengan munculnya kapitalisme barat.

2.4 Upaya-upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS

Dampak lain dari kemunduran Dunia Islam di bidang iptek ialah tumbuh suburnya kemiskinan,
rendahnya mutu pendidikan, minimnya pendapatan perkapita, dan merajalelanya pengangguran. Di
samping itu banyak negara-negara Islam yang terjerat hutang luar negeri. Indonesia misalnya, sekitar
60% hidup di bawah garis kemiskinan dan 10-20% penduduknya hidup dalam kemiskinan absolut.
Sementara itu jumlah pengangguran di Indonesia hampir mencapai 40 juta orang. Negara-negara Islam
yang lain, meski tidak separah Indonesia, mereka menghadapi problem yang tidak jauh berbeda,
terutama dalam masalah hutang luar negeri. Agendanya sekarang, umat Islam harus melakukan upaya-
upaya yang dapat mendukung kembali kemajuan di bidang sains dan teknologi

Adapun Upaya-upaya yang seharusnya di lakukan oleh umat islam seperti :

1. Umat Islam memperlakukan satu sistem pendidikan Islam yang betul-betul bisa dijadikan rujukan
dalam rangka mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, beriman kepada Allah.

2. Mencoba memasukan Ilmu-ilmu umum ke Sekolah Islam (Madrasah)

3. Mengirimkan pelajar untuk mendalami Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

4. Adanya kontak Islam dengan Barat, yang merupakan faktor penting yang bisa kita liat, adanya
kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan paradigma umat Islam untuk belajar
secara terus menerus kepada Barat, Timbulnya pembaharuan pendidikan Islam baik dalam bidang
agama, sosial, dan pendidikan diawali dan dilatar belakangi oleh pemikiran Islam yang timbul di belahan
dunia Islam lainnya.

Pola-pola pembaharuan pendidikan Islam

Setelah kita memperhatikan berbagai sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam pada masa
sebelumnya dan dengan memperhatikan sebab-sebab kejayaan dan kekuatan yang di alami bangsa
Eropa. Maka kita bisa mengaris bawahi terjadinya pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam:

1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pola pemikiran modern di Eropa

2. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi dan bertujuan untuk pemurnian kembali
ajaran Islam

3. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya bangsa
masing-masing dan yang bersifat Nasionalisme.

Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Kejayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah mencerminkan bahwa Islam adalah agama yang luar biasa.
Bahkan Eropa pun seolah-olah tidak berdaya menghadapi kemajuan Islam terutama di bidang IPTEK.
Walaupun pada akhirnya kejayaan Islam masa Dinasti Abbasiyah telah berakhir dan hanya menjadi
kenagngan manis belaka kita sebagai generasi penerus harus senantiasa berusaha untuk menjadi
generasi yang pantang menyerah apalagi di zaman serba modern ini kemajuan IPTEK semakin sulit untuk
dibendung. Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup atau tidak
menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masing-masing .
Diantara penyikapan terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat tiga kelompok yaitu: (1) Kelompok yang
menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen
dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen,
tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang
tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.

DAFTAR PUSTAKA

W Wisnu, Arya. Melacak Teori Einstein dalam Al Qur'an

Baiquni, A. Al Qur’an, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi PT Dana Bhakti Prima Yasa. Yogyakarta. 1996.

Farhana. Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah; Kebangkitan dan Kemajuan Media ilmu.

Henra G.kemunduran umat islam dalam IPTEKS

Uli dan Rio L. Dulu Islam Pernah Berjaya - www.swaramuslim.net

fatwarislani di 22.17

Berbagi

1 komentar:

Wasis Huda20 Oktober 2018 15.52

ijin copas
Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

fatwarislani

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

http://fatwarislani.blogspot.com/2015/03/makalah-karya-monumental-umat-islam.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai