Anda di halaman 1dari 5

1.

) Uraian Singkat atau Sejarah Bakteri Tuberculosis

Mumi Mesir di British Museum – sisa pembusukan tuberkulosis ditemukan di


spina mumi-mumi Mesir.

Tuberculosis sudah ada dalam kehidupan manusia sejak zaman


kuno. Deteksi paling awal “M. tuberculosis” terdapat pada bukti adanya
[6]

penyakit tersebut di dalam bangkai bison yang berasal dari sekira 17.000
tahun lalu.[91] Namun, tidak ada kepastian apakah tuberkulosis berasal dari
sapi (bovin), yang kemudian ditularkan ke manusia, atau apakah tuberkulosis
tersebut bercabang dari nenek moyang yang sama.[92] Para ilmuwan yakin
bahwa manusia terkena MTBC dari binatang selama proses penjinakan.
Namun, gen “Micobacterium tuberculosis” complex (MTbC) pada manusia
telah dibandingkan dengan MTbC pada binatang, dan teori tersebut telah
terbukti salah. Galur bakteri tuberkulosis memiliki nenek moyang yang sama,
yang sebenarnya bisa menginfeksi manusia sejak Revolusi Neolitik.[93] Sisa
kerangka menunjukkan bahwa manusia prasejarah (4000 Sebelum Masehi)
mengidap TB. Para peneliti menemukan pembusukan tuberkulosis di dalam
tulang spina mumi-mumi Mesir dari tahun 3000–2400 SM.[94] "Phthisis"
berasal dari bahasa Yunani yang artinya “konsumsi,” yakni istilah kuno untuk
tuberkulosis paru.[95] Sekira 460 SM, Hippocrates mengidentifikasi bahwa
phthisis adalah penyakit yang paling mudah menular pada saat itu. Orang
dengan phthisis mengalami demam dan batuk darah. Phthisis hampir selalu
berakibat fatal.[96]Penelitian gen menunjukkan bahwa TB telah ada
di Amerika dari sekira tahun 100 AD.[97]

2.) Morfologi dan Siklus Hidup

Hasil pindai mikrograf elektronMycobacterium tuberculosis

 Morfologi
Dalam jaringan, basil tuberkel adalah bakteri batang lurus dengan
ukuran sekitar 0,4-3 µm. Pada media buatan, bentuk kokoid dan

1
filamentous tampak bervariasi dari satu spesies ke spesies lain. Basil ini
tidak bergerak dan tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsul dan
apabila diwarnai sering nampak bermanik atau berbutir-butir. Satu
karakteristik basil tuberkel yang menonjol adalah penampilannya yang
berlilin. Zat lilin ini berperan dalam terbentuknya fase atau formasi
granuloma/bintil/nodul yang terlihat pada hasil foto rontgen paru-paru
penderita TBC.
 Siklus Hidup
Infeksi pada usia muda lebih banyak terjadi di kota daripada di
Desa. Penyakit terjadi hanya pada sebagian kecil individu yang terinfeksi.
Di Amerika Serikat, penyakit aktif mempunyai pola epidemiologi dimana
individu yang memiliki resiko tinggi adalah: kaum minoritas, kebanyakan
orang Afrika-Amerika dan Hispanik; pasien terinfeksi HIV; orang homo;
orang yang sangat muda dan sangat tua. Insidensi tuberculosis meningkat
pada orang minoritas dengan infeksi HIV. Infeksi utama dapat terjadi pada
orang yang terpapar sumber infeksi. Pasien yang mempunyai tuberculosis
dapat terinfeksi secara eksogen pada kesempatan kedua. Tuberculosis
reaktivitas endogen terjadi paling umum pada orang dengan AIDS dan
malnutrisi yang lebih tua dan orang yang kecanduan alkohol.

3.) Habitat
Mycobakterium tuberculosis merupakan bakteri aerop, oleh karena
itu pada kasus TBC biasanya mereka ditemukan pada daerah yang banyak
udaranya. Mycobakteria mendapat energi dari oksidasi berbagai senyawa
karbon sederhana. Aktivitas biokimianya tidak khas, dan laju
pertumbuhannya lebih lambat dari kebanyakan bakteri lain karen sifatnya
yang cukup kompleks dan dinding selnya yang impermeable, sehingga
pengadaannya hanya berlangsung setiap kurang lebih 18 jam. Karena
pertumbuhannya yang lamban, sering kali sulit untuk mendiagnostik
tuberculosi dengan cepat. Bentuk saprovit cenderung tumbuh lebih tepat,
berkembang biak dengan baik pada suhu 20-23oC, menghasilkan lebih
banyak higmen, dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang patogen.
Mycobakteria cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelam dan lembab (Simbahgaul,
2008).

2
4.) Mekanisme Transmisi

Kampanye kesehatan masyarakat pada tahun 1920-an untuk menghentikan


penyebaran TB.

Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk, bersin, bicara,


menyanyi, atau meludah, mereka sedang menyemprotkan titis-
titis aerosol infeksius dengan diameter 0.5 hingga 5 µm. Bersin dapat
melepaskan partikel kecil-kecil hingga 40,000 titis.[37] Tiap titis bisa
menularkan penyakit Tuberkulosis karena dosis infeksius penyakit ini sangat
rendah. (Seseorang yang menghirup kurang dari 10 bakteri saja bisa langsung
terinfeksi).[38]
5.) Tanda dan Gejala

Gejala utama jenis dan stadium TB ditunjukkan dalam gambar.[7] Banyak gejala
yang tumpang tindih dengan jenis lain, namun ada pula gejala yang hanya spesifik
(tapi tidak seluruhnya) pada jenis tertentu. Beragam jenis bisa muncul secara
bersamaan.

Dari kelompok yang bukan pengidap HIV namun kemudian terinfeksi


Tuberkulosis, 5-10% di antaranya menunjukkan perkembangan penyakit aktif
selama masa hidup mereka.[8] Sebaliknya, dari kelompok yang terinfeksi HIV
dan juga terinfeksi Tuberkulosis, ada 30% yang menunjukkan perkembangan
penyakit aktif.[8] Tuberkulosis dapat menginfeksi bagian tubuh mana saja,
tapi paling sering menginfeksi paru-paru (dikenal sebagai Tuberkulosis
paru).[9] Bila Tuberkulosis berkembang di luar paru-paru, maka disebut TB
ekstra paru. TB ekstra paru juga bisa timbul bersamaan dengan TB
paru.[9] Tanda dan gejala umumnya antara lain demam, menggigil,
berkeringat di malam hari, hilangnya nafsu makan, berat badan turun,
dan lesu.[9] Dapat pula terjadijari tabuh yang signifikan.[8]
6.) Cara Mendiagnosa dan Pengobatannya
 Diagnosa
Apabila terdapat pasien yang dicurigai tertular penyakit TBC, maka
beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:

3
a. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
b. Pemeriksaan fisik.
c. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
d. Pemeriksaan patologi anatomi.
e. Rontgen dada (thorax photo).
f. Uji tuberculin.
 Pengobatan
Berikut adalah beberapa obat yang biasanya digunakan dalam
pengobatan penyakit TBC:
a. Isoniazit (INH), obat yang bersifat bakteriostaktik ( menghambat
pertumbuhan bakteri ) ini merupakan prodrug yang perlu diaktifkan
dengan enzim katalase untuk menimbulkan efek.
b. Pifampisin/Rifampin, bersifat bakterisidal (membunuh bakteri dan
bekerja dengan mencegah transkripsi RNA dalam proses sintesis protein
dinding sel bakteri.
c. Firazinamid, bersifat bakterisidal dan bakteri dengan menghambat
pembentukan asam lemak yang diperlukan dalam pertumbuhan bakteri.
d. Streptomisin, termasuk dalam golongan aminoglikosida dan dapat
membunuh sel mycroba dengan cara menghambat sintesis protein.
e. Ethambutol, bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan mengganggu
pembentukan dinding sel bakteri dengan meningkatkan permeabilitas
dinding.
f. Fluoroquinolone adalah obat yang menghambat replikasi bakteri
mycobakterium tuberculosis.
7.) Pencegahan
Usaha untuk mencegah dan mengontrol tuberkulosis bergantung pada
vaksinasi bayi dan deteksi serta perawatan untuk kasus aktif.[6] The World
Health Organization (WHO) telah berhasil mencapai sejumlah keberhasilan
dengan regimen pengobatan yang dimprovisasi, dan sudah terdapat
penurunan kecil dalam jumlah kasus.[6]

4
REFERENSI
https://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis, diakses tanggal 08 apr 2018, jam
19:12 WIT

Anda mungkin juga menyukai