1. Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumber daya di berbagai tingkat
administrasi.
2. Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota pada
tahun 2013
3. menyediakan informasi perubahan status kesehatan masyarakat yang terjadi dari 2007 ke 2013.
PENGERTIAN
Riset Kesehatan Dasar adalah riset berbasis masyarakat untuk mendapatkan gambaran kesehatan dasar masyarakat, termasuk
biomedis yang menggunakan sampel Susenas Kor dan informasinya mewakili tingkat kabupaten/kota, Propinsi dan nasional.
Prinsip Riskesdas:
1. Riset berskala nasional, dilaksanakan serentak dalam waktu yang sama, dengan sebagian besar
informasi dapat mewakili tingkat kabupaten/kota. Beberapa data yang membutuhkan sampel besar (misalnya angka
kematian bayi) yang diharapkan dapat mewakili kabupaten/kota, diharapkan dapat memberi estimasi tingkat Propinsi
b. Tujuan khusus:
a. Mengukur prevalensi penyakit menular dan tidak menular, riwayat penyakit keturunan termasuk data
biomedisnya
b. Mengetahui faktor risiko penyakit menular dan tidak menular
c. Mengetahui ketanggapan sistem kesehatan di unit pelayanan kesehatan
d. Mengukur angka kematian dan menelusuri sebab kematian
a. Status kesehatan:
- Tingkat Morbiditas (prevalensi penyakit menular dan tidak menular, tingkat kabupaten/kota untuk
penyakit dengan prevalensi tinggi, atau tingkat provinsi bagi penyakit dengan prevalensi rendah)
- Trauma dan kecelakaan di tingkat provinsi
- Tingkat Mortalitas (angka kematian ibu, angka kematian bayi) di tingkat nasional,
- Tingkat Disabilitas (angka disabilitas/cacat, jenisnya dan alat bantu yang diperlukan)
- Kesehatan gigi dan mulut di tingkat kabupaten/kota
- Kesehatan mata (visus) di tingkat kabupaten/kota
b. Status gizi (di tingkat kabupaten/ kota)
c. Pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (flu burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau,
minum alkohol, pola konsumsi, dan aktivitas fisik) di tingkat kabupaten/kota.
d. Ketanggapan sistem kesehatan di tingkat kabupaten/kota
e. Pembiayaan kesehatan di tingkat kabupaten/kota
f. Akses dan manajemen pelayanan kesehatan di tingkat kabupaten/kota
g. Sanitasi lingkungan rumah-tangga di tingkat kabupaten/kota
h. Konsumsi makanan rumah-tangga di tingkat kabupaten/kota
i. Kadar Yodium (semi kuantitatif) pada garam rumah tangga di tingkat kabupaten/kota)
j. Kadar Yodium (kuantitatif) pada garam rumah tangga dan dalam urine di tingkat nasional
k. Biomedis (penyakit menular, PD3I, penyakit tidak menular, penyakit kronik degeneratif, gizi, dan penyakit
kelainan bawaan) di daerah perkotaan dan pedesaan tingkat nasional
MANFAAT PENELITIAN
Keunggulan Riskesdas
Pertama, jumlah sampel yang digunakan tidak hanya mampu menggambarkan situasi di tingkat nasional dan
provinsi, akan tetapi hampir seluruh variabel juga dapat menggambarkan situasi di tingkat kabupaten/kota.
Kedua, Riskesdas mengumpulkan data spesifik kesehatan, yang pelaksanaannya memerlukan tenaga pengumpul
data yang spesifik kesehatan, yaitu minimal D3 kesehatan.
Ketiga, dalam Riskesdas dilakukan berbagai pengukuran dan pemeriksaan, seperti berat badan, tinggi/panjang
badan, lingkar perut, lingkar lengan atas, tajam penglihatan, kesehatan gigi, tekanan darah, haemoglobin dan gula
darah. Direncanakan secara berkala dilakukan pengumpulan darah yang akan diperiksa di laboratorium untuk test-
test lanjutan, seperti kimia darah, prevalensi penyakit berkaitan dengan imunissai, dan faktor risiko penyakit tidak
menular.
PELAKSANAAN
Pelaksanaan Riskesdas dilakukan pada tahun 2007 di seluruh Indonesia. Untuk memberikan pengalaman agar
pelaksanaan tahun 2007 dapat berjalan lancar, Riskesdas telah didahului dengan Uji coba Pelaksanaan (pilot) pada
tahun 2006. Uji coba Riskesdas tahun 2006 telah dilakukan di Kabupaten Bogor dan Sukabumi pada bulan
November � Desember 2006. Uji coba diawali dengan training of the trainers (TOT), pelatihan supervisor
lapangan, dan pelatihan tenaga pengumpul data. Pelaksanaan Riskesdas tahun 2007 akan dilaksanakan pada
pertengahan tahun 2007, setelah pengumpulan data Susenas Kor 2007 dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada
bulan Juli � Agustus 2007. Akan tetapi kegiatan pendahuluan berupa sosialisasi kepada daerah, rekrutmen
instruktur, pelatih, tenaga pengumpul data, training of the trainers (TOT), pelatihan tenaga pengumpul data
dilakukan sebelumnya seperti terlihat pada Tabel.
Kegiatan 2007
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
Protokol Riskesdas
Nasional v
Pertemuan dengan
Unit Utama Depkes v
Penyempurnaan
protokol + v V v v
instrumen
Koordinasi dengan
v v v v v
BPS
Rakornis v v
TOT v v
Pengadaan bahan
PH dan Biomedis v v
Persiapan daerah
(sosialisasi,
rekrutmen, dll) v v v v
Pelatihan tenaga
Untuk menjembatani v
kebutuhan kabupaten/ kota terhadap data dasar kesehatan sebagai basis manajemen pembangunan
pewawancara &
kesehatan, diperlukan pendekatan dengan menggunakan prinsip sebagai berikut:
supervisor
1. Riskesdas dilaksanakan untuk dapat menggambarkan profil kesehatan di tingkat kabupaten/kota yang saat
dibutuhkan di era desentralisasi.
Pencetakan v
2. Riskesdas dilakukan secara serentak di seluruh provinsi Indonesia sehingga dapat memotret dalam waktu
kuesioner,
yang bahan
pengiriman sama.
3. Data Riskesdas menggunakan kerangka sampling yang sama dengan KOR Susenas 2007 dan pelaksanaan
pengumpulan data dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan dengan pengumpulata KOR Susenas
Pengumpulan data dilaksanakan oleh BPS, sehingga data yang sudah dikumpulkan dalamv KORv Susenasv tidak
2007 yang
dikumpulkan lagi dalam Riskesdas.
4. Monitoring danpengumpulan data kedua survei ini selesai, maka data tersebut dapat digabungkan,
Setelah v vsehingga
v akan
supervisi
didapatkan data yang kaya dari kedua survei tersebut.
5. Pengumpulan
Pemrosesan data data Riskesdas dilakukan oleh tenaga lulusan Poltekes atau petugas
v Dinas
v Kesehatan
v v
Kabupaten/ Kota setempat, dengan bimbingan teknis dari penanggungjawab tingkat Kabupaten, tingkat
dan analisis
provinsi dan tingkat pusat (Balitbangkes).
6. Data
Seminar awalkesehaerah
hasil yang dikumpulkan di lapangan setelah dilakukan pengecekan melalui supervisi, akan v
dikirim
Riskesdas ke Korwil yang ditunjuk sebagai pembina dari masing-masing provinsi. Manajemen data pada tahap
awal (editing, cleaning) dilakukan di Korwil masing-masing, kemudian data dikirimkan ke Pusat untuk
dilakukan inputasi dan pembobotan, kemudian data dikembalikan ke Korwil masing-masing untuk
dilakukan analisis. Dengan demikian Dinas Kesehatan tingkat Provinsi dapat mengolah data tersebut
2. S
menjadi indikator kesehatan antar kabupaten, juga dapat menggambarkan status kesehatan pada tingkat gizi
kabupaten/kota.
7. Data yang dikumpulkan di tingkat pusat (Balitbangkes) dapat memberikan gambaran indikator kesehatan
antar provinsi, termasuk indikator tertentu yang di tingkat kabupaten belum bisa ditampilkan (misalnya
angka kematian ibu, bayi) dan profil kesehatan secara keseluruhan.
8. Riskesdas dapat memberikan indikator kesehatan secara berjenjang sebagai berikut:
* Indikator kesehatan tingkat kabupaten/kota, yang bisa digunakan untuk menggambarkan
perbandingan kondisi kesehatan antar kabupaten/kota.
* Indikator kesehatan tingkat provinsi, yang bisa digunakan untuk membandingkan indikator
kesehatan antar provinsi.
* Indikator kesehatan tingkat nasional, yang bisa dibandingkan dengan survei skala nasional
sebelumnya, sehingga analisis kecenderungan tetap bisa dilakukan, juga dapat digunakan
untuk membandingkan dengan negara lain.
9. Data dasar kesehatan yang digunakan untuk perencanaan di masing-masing kabupaten/kota akan
membudayakan:
Novi Septiani S3 - Kedkom| 4
* Perencanaan program kesehatan berbasis bukti, yang dasarnya adalah informasi dari data
yang berbasis komunitas.
* Evaluasi program kesehatan yang informasinya juga diambil dari data berbasis komunitas,
bukan berbasis fasilitas. seperti yang selama ini dilakukan.
Definisi Angka Kecukupan Gizi dan Angka Kebutuhan Gizi
Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukan jumlah zat izi yang diperlukan tubuh unutk hidup sehat setiap hari bagi ham
semua populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin dna kondisi fisiologi tertentu. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka
kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah jumlah zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang unutuk
mempertajankan status gizi adekuat. AKG yang dianjurkan didasarkan pda patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur
gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berb
dengan patokan yang digunakan, maka diperlukan penyesuaian. AKG tidak dipergunakan untuk individu. Dalam menentukan AKG, p
dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap absorpsi zat-zat gizi atau efisiensi penggunaannya di dalam tubuh. Untuk
sebagian zat gizi, sebagian dari kebutuhan mungkin dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suatu zat yang di dalam tubuh kemudian da
diubah menjadi zat gizi esensial. Pada kebanyakan zat gizi, pencernaan dan atau absorpsinya tidak komplit, sehingga AKG yang dianj
harus sudah memperhitungkan bagian zat gizi yang tidak di absrorpsi.
Dalam memenuhi kebutuhan AKG seriap harinya, perlu dilakukan memberi variasi makanan yagn berbeda setiap harinya yang
nantinya diharapkan cukup dapat memenuhi semua kebutuhan gizi. Di Indonesia pola menu seimbang tergambar dalam menu 4 Sehat
Sempurna dan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Saat ini dikenal juga menu pelangi, yaitu menu makanan yang berwarna-war
seperti pelangi untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh seperti sayur-sayuran. Perlu pendidikan k
bagi anak usia sekolah atau sekolah dasar dalam memilih makanan yang berwarna-warni. Peran orang tua sangat diperlukan, jangan sa
anak memilih makanan yang berwarna-warni yang menggunakan zat pewarna. Dalam menyusun menu, selain AKG perlu pula
dipertimbangkan aspek akseptibilitas makan yang disajikan, karena selain sebagai sumber zat-zat gizi, makanan juga mempunyai nilai
sosial dan emosional.
Gizi yang diperoleh seorng anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar untuk kehidupan anak tersebut. Untuk
memenuhi dengan baik dan cukup, ternyata ada beberapa masalah yang berkaitan dengan konsumsi zat gizi untuk anak. Contoh ma
gizi masyarakat mencakup berbagai defisiensi zat gizi atau zat makanan. Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi gizi atau mak
Seorang anak juga dapat mengalami deisiensi zat gizi tersebut yang berakibat pada berbagai aspek fisik maupun mental. Masalah ini
ditanggulangi secara cepat, jangka pendek, dan jangka panjang serta dapat dicegah oleh masyarakat sendiri sesuai dengan klasi
dampak defisiensi zat gizi antara lain melalui pengaturan makan yang
Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai
pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola makan atau kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan
masyarakatnya. Jika menyusun hidangan untuk anak, hal ini perlu diperhatikan di samping kebutuhan zat gizi untuk hidup seha
bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemam
mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang sangat amat penting.
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial
adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh.
1. Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi
diperlukan tubuh untuk beraktivitas.
2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan unutk membentuk sel-se baru, memelihar
mengganti sels-sel yang rusak. Dalam fungsi ketiga ini zat gizi dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur Proses Tubuh
Protein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur prose tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel. Min
dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam peroses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak peroses lain ya
A. Protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yaitu protein hewani dan protein nabati. P
hewani biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati. Sedangkan fungsi protein bagi
adalah membangun sel-sel yang rusak, membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon, dan membenruk zat inti energi (1
energi kira-kira akan menghasilkan 4,1 kalori) (Notoatmojo, 2003:196).
B. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi pokok lemak adalah menghasilkan kalori te
dalam tubuh manusia, sebagai pelarut vitamin A, D, E, K, dan pelindung tubuh tertentu (Notoatmojo, 2003:196).
C. Karbohidrat, berasal dari kentang, ubi jalar, talas, jagung, padi, dan gandum. Fungsinya sebagai sumber energi, mempertah
kadar air dan garam natrium, komponen jaringan tubuh, merangsang pertumbuhan bakteri usus, dan menurunkan kolesterol
(Nursayonto dkk via Sumardi dkk, 2008:69).
D. Vitamin, terdiri dari vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K). S
umum fungsi vitamin adalah untuk mengatur pertumbuhan dan mengatur fungsi organ tubuh (Prawirohartono dkk, 1993:44).
E. Mineral, terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na),Chlor (Cl), Kalium (K), dan Iodium (I). Secara u
mineral mempunyai fungsi sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian dari struktur sel dan jar
(Notoatmojo, 2003:197).
Selanjutnya, masa anak sekolah adalah masa usia 6—12 tahun. Masa itu adalah masa pertumbuhan dan perkembangan
awal. Anak-anak yang tidak terpenuhi gizi di masa tersebut, maka perkembangan dan pertumbuhan dalam diri seorang anak
dapat dikembangkan secara optimal, misalnya sering terserang penyakit. Selain itu, apabila makanan yang dikonsumsi
mengandung zat-zat makanan seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral, juga akan bermasalah dalam tumbuh kem
anak. Hal ini akan berpengaruh pada masa dewasa dan generasi muda, dan menghambat keberhasilan pembangunan nasional.
Selain itu, ada berbagai faktor yang mempengaruhi gizi buruk pada anak. Secara garis besar dikelompokkan ke dalam
lingkungan faktor yang besar, yaitu lingkungan biologi, lingkungan fisik dan lingkungan psikososial. (Restiti, 1999:8).
A. Lingkungan biologi
Lingkungan biologi terdiri dari faktor-faktor sebagai berikut:
1. Tingkat konsumsi gizi
Zat gizi merupakan unsur penting untuk membentuk dan mengganti sel-sel yang rusak termasuk otak, mengatur proses
fisiologis dan sebagai sumber tenaga. Oleh karena itu, asupan zat gizi dalam jumlah yang seimbang mutlak diperlukan pada ber
1. Perkembangan tubuhnya baik dengan berat dan tinggi badan yang normal.
2. Perkembangan ototnya baik dan kuat
TM I (Kg) TM II (Kg)
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat s
kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan bes
organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat
dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi
meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penam
volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan
pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal
pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100 Kkal dan 300
untuk trimester II dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ditentukan angka 285
perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik
pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama hamil.
Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup,
alur terhambatnya pertumbuhan dari aspek gizi ibu. Perlu diperhatikan secara khusus adalah pertumbuhan janin dalam d
pertumbuhan lambat dan daerah pertumbuhan cepat. Daerah pertumbuhan lambat terjadi sebelum umur kehamilan 14 minggu. S
itu pertumbuhan agak cepat, dan bertambah cepat sampai umur kehamilan 34 minggu. Kebutuhan zat gizi ini diperoleh janin
simpanan ibu pada masa anabolik, dan dari makanan ibu setiap hari selama hamil. Makanan ibu selama hamil dan keadaan gizi ibu
waktu hamil berhubungan erat dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Apabila makanan yang dikonsumsi ibu kurang dan ke
gizi ibu jelek maka besar kemungkinan bayi lahir dengan BBLR. Konsekuensinya adalah bahwa bayi yang lahir kemung
meninggal 17 kali lebih tinggi dibanding bayi lahir normal.
Menurut National Academy of Science, variasi kenaikan berat badan ibu hamil tergantung pada berat badan ibu sebelum h
Khususnya bisa diketahui dengan menilai body mass index (BMI). Untuk bisa mencukupi dan menyeimbangkan gizi pada saat
dan menyusui, komposisi zat gizi harus diperhatikan. Kalori dicukupi namun jangan terlalu banyak, hanya 17%, protein 25%
vitamin dan mineral 20 – 100%.
Kenaikan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang terpenting keadaan gizi ibu
dan makanan ibu selama berlangsung kehamilan. Berat badan hamil dan makanan ibu selama berlangsung kehamilan. Berat badan
sebelum hamil dan perubahan BB selama kehamilan berlangsung merupakan parameter klinik yang penting untuk memprediksi
badan lahir bayi. Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan berat badan rendah sebelum hamil, atau ken
berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil cenderung melahirkan bayi.
Kenaikan berat badan yang dianggap baik untuk orang Indonesia ialah 9 kg. kenaikan berat badan ibu tidak sama, tetapi
umumnya kenaikan berat badan tertinggi adalah pada umur kehamilan 16 – 20 minggu, dan kenaikan yang paling rendah pa
minggu pertama kehamilan. Kenaikan berat badan pada trisemester pertama adalah 1,0 kg, pada trisemester kedua 4,4 kg, dan
trisemester ketiga 3,8 ketiga 3,8 kg.Saat kehamilan tubuh wanita mengalami perubahan khususnya genitalia ekstema, intern
mammae. Berat badan akan naik 6,5 – 16,5 kg terutama pada kehamilan 20 minggu terakhir (2 kg/bulan). Kenaikan berat badan d
kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi berupa plasenta, fetus, liquor amnion dan dari ibu sendiri yaitu uterus dan ma
membesar, peningkatan volume darah, pertambahan protein dan lemak, serta terjadinya retensi darah. Kenaikan berat badan s
kehamilan sangat mempengaruhi massa pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada ibu-ibu hamil yang status gizi jelek sebelum h
maka kenaikan berat badan pada saat hamil akan berpengaruh terhadap berat bayi lahir.
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat cara yaitu secara klinis, biokimia, biofisik, dan antropometri.
a. Penilaian secara klinis. Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah pertama dalam mengetahui ke
gizi penduduk. Karena hasil penilaian dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nampak nyata.
b. Penilaian secara biokimiaPenilaian status gizi secara biokimia di lapangan banyak menghadapi masalah. Salah satu ukuran
sangat sederhana dan sering digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia gizi.
c. Penilaian secara biofisikPemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurang gizi. Dilakukan oleh dokte
petugas kesehatan atau yang berpengalaman dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh lai
d. Penilaian secara antropometri. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ukuran fisik seseorang sangat erat berhubungan d
status gizi. Atas dasar-dasar ini ukuran-ukuran antropometri diakui sebagai indeks yang baik dan dapat diandalkan
penentuan status gizi untuk negara-negara berkembang.
Indikator yang sering digunakan khususnya untuk penentuan status gizi ibu hamil dipelayanan dasar adalah berat badan,
badan, lingkar lengan atas (LILA). KMS adalah suatu alat yang sederhana dan mudah dikerjakan, untuk memantau keadaan giz
kesehatan, sekaligus sebagai dasar untuk memotivasi ibu hamil agar memeriksakan kesehatannya secara teratur di puskesma
posyandu. Penggunaan kurva dan KMS ibu hamil ialah berdasarkan hasil pengukuran tinggi badan (TB), berat badan (BB) per
kehamilan ibu. Pada KMS garis kurva yang sesuai dengan tinggi badan ditebalkan dengan pulpen dan titik berat badan ibu dibubu
pada garis perpotongan dengan umur kehamilan. Apabila titik perpotongan tersebut berada diatas garis kurva tebal, berarti ke
kehamilan itu baik, sebaliknya apabila titik tersebut berada dibawah garis kurva tebal berarti keadaan kehamilan itu memer
perhatian yang lebih khusus, misalnya dengan pemberian pelayanan kesehatan dan gizi yang lebih baik sehingga terhinda
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
Sedangkan bagi janin kondisi kekurangan Fe hingga < 9 g/dl meningkatkan risiko persalinan preterm, intrauterine growth retard
(IUGR), dan intrauterine fetal death (IUFD). Plasenta pun terkena imbasnya yaitu bisa mengalami hipoksia kronik dan angioge
Hipotesis Baker mengatakan bahwa terdapat hubungan antara gangguan pada plasenta dan pertumbuhan janin yang mempeng
risiko berkembangnya penyakit pada janin tersebut setelah dewasa seperti timbulnya penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus
Vitamin A untuk ibu dan bayi berguna sebagai imunomodulator bagi kekebalan mukosa. Namun penggunaanya tidak
terlampau banyak. Suplemen vitamin A tidak boleh melebihi dosis yang telah direkomendasikan dalam Recommended D
Allowance yaitu sejumlah > 15.000 IU/hari. Konsumsi yang terlalu banyak akan meningkatkan risiko cacat bawaan janin.
Kebutuhan kalium dan fosfor umumnya pada ibu hamil tidak meningkat. Namun jika diet kalsium rata-rata kurang dari
dianjurkan untuk orang sehat dan normal yaitu sejumlah < 600 per hari ditakutkan akan meningkatkan risiko terjadinya pre ekla
dan kualitas bayi yang menurun. Namun hal ini masih menjadi perdebatan pula tentang kebenarannya.
Zinc, termasuk mineral yang penting dikonsumsi oleh ibu. Diet rendah zinc akan meningkatkan risiko janin lahir prematur,
badan lahir rendah dan cacat bawaan. Zinc ditengarai mampu meningkatkan berat lahir dan lingkar kepala. Untuk itu, konsumsi
paling tidak harus sudah dimulai sejak hamil 19 minggu dengan dosis 15 mg/hari.
Jika mengamati suplemen ibu hamil, beberapa komponen diantaranya adalah asam folat, AA DHA, FOS (Prebiotik) dan G
Kekurangan Asam folat kurang dari 0,24 mg/hari pada kehamilan < 28 minggu akan meningkatkan risiko cacat pada janin, persa
kurang bulan, serta berat bayi lahir rendah, misalnya meningocele. Defisiensi asam folat juga mengganggu pertumbuhan sistem
pusat, jika terjadi gangguan pada hari ke-16 pasca fertilisasi akan berdampak pada pembentukan kepala yang terjadi pada hari
hingga 26 sehingga bisa terjadi encephali, bayi tanpa tempurung kepala dan otak. Hal tersebut juga bisa berdampak pada gang
pembentukan tulang belakang sehingga janin bisa menderita spina bifida.
Pada ibu yang mengalami kondisi defisiensi asam folat disertai dengan defisiensi vitamin B6, B12, penyakit ginjal, hati, serta m
obat-obatan akan terjadi hiperhomosisteinemia. Keadaan ini berpotensi menyebabkan berbagai cacat bawaan seperti kelainan jan
pembuluh darah, kelainan saraf pusat, abortus, prematuritas, solusio plasenta, janin mati dalam kandungan (IUFD), pre-ekla
maupun eklamsia. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan pemenuhan kebutuhan vitamin B6, B12 dan asam folat selama h
Kebutuhan asam folat untuk wanita tidak hamil adalah sebesar 100 mg/hari sedangkan untuk wanita hamil adalah berkisar antara
1000 mg/hari. Bagi ibu-ibu yang pernah melahirkan bayi dengan kelainan saraf pusat dianjurkan untuk mengkonsumsi asam
dengan dosis 4000 mg (4 mg)/hari mulai 1 bulan sebelum hamil sampai dengan usia hamil 3 bulan. Rekomendasi yang dianjurkan
tahun 1992 terbagi dalam dosis profilaksis 0,4 mg / hari untuk wanita usia reproduksi serta dosis 4 mg / hari mulai 1 bulan seb
rencana kehamilan sampai dengan trimester 1, untuk wanita dengan risiko terjadinya kecacatan syaraf janin. Asam folat banyak ter
pada kacang-kacangan dan buah-buahan. Namun dalam makanan ini keadaan bahan asam folat yaitu poliglutamat, bersifat tidak
Mengonsumsi suplemen asam folat, karena dalam suplemen ia berbentuk monoglutamat yang lebih stabil.
Lemak yang baik bagi pertumbuhan janin adalah jenis LC PUFA (long chain poly-unsaturated fatty acid) yang terdiri dari
amino, DHA dan asam lemak tak jenuh yang diperlukan untuk pembentukan otak, hati dan retina. Dengan cukupnya zat-zat ter
diharapkan bayi akan lahir dalam usia cukup bulan. AA dan DHA berperan dalam pembentukan membran sel, endothel, serta jar
saraf. Pada kehamilan bermanfaat untuk mencapai berat lahir yang optimal, mencukupkan usia kehamilan dan mencegah preeklam
Pada ibu menyusui juga bermanfaat untuk mencapai tumbuh kembang bayi yang optimal.
Salah satu komposisi suplemen ibu hamil yaitu Zingiber officinale yang di Indonesia dikenal dengan nama jahe. Baha
sebenarnya masih dipertanyakan efek terapeutiknya. Menurut Tyler dan Foster, 1996, fungsinya saat ini merupakan obat herbal
memperbaiki distress saluran pencernaan. Misalnya untuk mengurangi insiden mual dan muntah selama kehamilan. Menurut B
Salah satu lagi bahan yang bermanfaat bagi ibu hamil adalah prebiotik. Bahan berasal dari jenis fruktoolgisakarida (FOS),
dihidrolisis maupun diabsorbsi di saluran cerna bagian atas. Memiliki mekanisme kerja merangsang pertumbuhan bakteri kom
dalam kolon (Bifidobacteria dan Lactobacillus), merubah mikroflora menjadi bermanfaat, menjaga kesehatan usus, menambah ju
spesimen saccharolitic serta mengurangi mikroorgansime yang patogen. Oligosakarida dalam makanan diubah mnejadi fru
kemudian dibuah lagi mnejadi fruktooligosakarida (FOS) sehingga berfungsi sebagai prebiotik. Prebiotik ini juga berfungsi
melindungi mukosa saluran cerna dari infeksi, menurunkan pH usus, menekan pertumbuhan bakteri patogen, menghasilkan vitam
mengaktifkan fungsi usus, maupun menstimulasi respon imun.
a. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat bada
tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan dengan ting
kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi. Sedangkan kekurangan energi terjadi
trimester II dan III dapat menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia kehamilannya. Kekurangan asam fola
dapat menyebabkan anemia, selain kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.
b. Terhadap Perslinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum wak
(premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat
lahir rendah (BBLR).
Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang paling sering dialami saat hamil. Gangguan ini membua
mengalami anemia alias kekurangan sel darah merah. Selain dari suplemen, juga dari bahan makanan yang disantapnya. ibu ham
dianjurkan mengonsumsi suplemen multivitamin karena kelebihan vitamin A dan D dosis tinggi dalam tubuh justru dapat menimb
penumpukan yang berefek negatif. Suplemen dalam bentuk jejamuan juga tidak dianjurkan jika kebersihan dan keamanan bah
tidak terjamin.
a. Pola Makan
Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi sedikitnya dua gelas susu sehari atau kalau tidak, santaplah hasil produksi ternak lainnya.
keanekaragaman bahan makanan merupakan kunci dari menu makanan bergizi seimbang. Kebutuhan kalori mudah didapa
tambahan porsi biji-bijian, sayuran, buah dan susu rendah lemak. Jika ibu baru mengonsumsi menu bergizi setelah beberapa m
kehamilan, diharapkan keterlambatannya tidak melampui masa trimester II yang merupakan masa pertumbuhan janin terbesar.
Bagi ibu hamil sebenarnya tidak ada makanan yang benar-benar harus dihindari, kecuali alkohol. Namun bila ibu meng
keluhan mual-muntah, maka ia tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang dapat merangsang keluhan mual-munta
Contohnya adalah durian. Jika tidak ada keluhan, buah ini boleh dikonsumsi selama hamil asalkan jumlahnya wajar, yaitu seki
gram dalam sehari.
Olahan apa pun seperti makanan yang dibakar boleh saja disantap asalkan benar-benar matang dan tidak dikonsumsi b
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong d
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bias ratusan. Misalnya tentang gizi: makan beraneka ragam makanan, minum tablet d
mengkonsumsi Garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti memb
sampah pada tempatnya , membersihkan lingkungan.
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanaka semua perilaku kesehatan.
The National Association of School Nurses (NASN) menyatakan ada tiga peran perawat komunitas di sekolah yaitu:
1. Peran klinik (Generalist Clinical Role)
Perawat komunitas dalam peran klinik akan memberikan pelayanan, konseling, pendidikan kesehatan kepada sisw
keluarga. Pelayanan ini diintegrasikan dengan program sekolah.
Pearawat klinik bekerja di sekolah yang memberikan pelayanan selama jam sekolah. Perawat membaur dengan fung
sehari-hari komunitas sekolah.
Mengindentifikasi siswa, keluarga, dan guru dari resiko gangguan kesehatan (case finding), mengembangkan
implementasi intervensi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan menyusun kebijakan dan program yang sesuai
memecahkan permasalahan baik yang aktual maupun potensial.
a.Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah t
dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan dan paramedis lainnya)
b.Bayi diberi ASI ekslusif, adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai
usia 6 bulan
c.Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, adalah anggota-anggota rumah tangga mempunyai
pembiayaan praupaya kesehatan seperti askes, kartu sehat, dana sehat, Jamsostek dan lain sebagainya
d.Ketersediaan air bersih, adalah rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih dan menggunakannya untuk kebu
sehari-hari yang berasal dari air dalam kemasan, air leding, air sumur terlindung dan penampungan air hujan. Sumber air po
sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah
e.Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah tangga yang memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septi
lubang penampung kotoran sebagai pembuangan akhir
f.Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, adalah rumah tangga yang mempunyai luas lantai rumah yang ditempa
digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni (9m2 per orang)
g.Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah tangga yang mempunyai rumah dengan bawah atau dasar terbuat dari semen,
Program PHBS ini merupakan program nasional, sehingga tidak membuat perbedaan indikator penilaian untuk wilayah atau kaw
tertentu, seperti wilayah pantai. Dengan demikian dalam pelaksanaan program PHBS di kawasan pantai juga menggunak
indikator PHBS yang telah ditetapkan tersebut.
Anak sering merasa bahwa kewajiban yang diberikan oleh orang tuanya tidak mempunyai alasan yang jelas. Mereka
sangat tidak suka melakukan hal yang dipaksakan apalagi tanpa alasan yang mendasar. Sebagai contoh, anda menyuruh anak
bangun pagi setiap hari. Bangun pagi memang merupakan sebuah hal yang sangat baik, namun anak merasa malas melakuk
karena anda hanya memaksa dan terus memaksa tanpa memberikan alasan yang jelas. Cobalah untuk memberikan perintah d
lembut dan menjelaskan kenapa hal tersebut harus dilakukan.
Kata-kata kasar bahkan hingga kekerasan fisik yang diterima oleh anak rata-rata disebabkan oleh kesalahan anak
ditanggapi terlalu berlebihan oleh orang tua. Misalkan, anak berbuat nakal di sekolah dan membuat orang tuanya dipanggil. se
orang tua yang bijak, seharusnya kita mendiskusikan dan mencari penyelesaiannya, serta bukan memberikan pelajaran psikis dan
yang keras kepada anak.
Kita sering berkata bahwa segala pekerjaan yang kita lakukan dan perjuangkan hanya untuk anak. Mungkin hal itu benar n
seringkali kita meninggalkan anak terlalu lama dan tidak mempunyai waktu berkualitas bersamanya karena kita sibuk me
pekerjaan yang kita miliki. Sementara anak cenderung tidak bahagia. Jadi, sesibuk apapun pekerjaan kita, sediakanlah waktu
berkualitas setiap hari kepada anak.
Wong et al.(2008) mengategorikan pola asuh menjadi tiga jenis, yaitu: pola asuh permisif, otoriter dan otoritatif.
Dari Ibn ‘Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku se
doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku mengh
lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku.
menjawab: “Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.” (HR Ahma
Tumudzi, dan al-Bazzar)
Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat menurut para pakar kesehatan, antara lain, dengan mengon
gizi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang, serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadik
terjangkit penyakit. Hal-hal tersebut semuanya ada dalam ajaran Islam, bersumber dari hadits-hadits shahih maupun ayat al-Qura
Imam al-Suyuthi, ‘Abd al-Hamid al-Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan, dalam Islam menjaga kesucian dan keber
termasuk bagian ibadah sebagai bentuk qurbat, bagian dari ta’abbudi, merupakan kewajiban, sebagai kunci ibadah,
bersabda: “Dari ‘Ali ra., dari Nabi saw, beliau berkata: “Kunci shalat adalah bersuci”(HR Ibnu Majah, al-Turmudzi, Ahmad
al-Darimi)
Berbagai ritual Islam mengharuskan seseorang melakukan thaharat dari najis, mutanajjis, dan hadats. Demikian penti
kedudukan menjaga kesucian dalam Islam, sehingga dalam buku-buku fikih dan sebagian besar buku hadits selalu dimulai d
mengupas masalah thaharat, dan dapat dinyatakan bahwa ‘fikih pertama yang dipelajari umat Islam adalah masalah kesucian’.
‘Abd al-Mun’im Qandil dalam bukunya al-Tadaivi bi al-Quran seperti halnya kebanyakan ulama membagi thaharat m
dua, yaitu lahiriah dan rohani. Kesucian lahiriah meliputi kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, jalan dan segala sesuatu
dipergunakan manusia dalam urusan kehidupan. Sedangkan kesucian rohani meliputi kebersihan hati, jiwa, akidah, akhlak
pikiran.
DAFTAR PUSTAKA
http://progsusb62012.blogspot.com/2013/04/phbs-sekolah-kel-2.html
http://konsumsihidupsehat.blogspot.com/2011/11/strategi-pemberdayaan-dalam-program.html
http://blogkesmas.blogspot.com/2011/11/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs.html
http://tipsanak.com/1772/beberapa-pola-asuh-anak-dalam-keluarga-yang-salah/
http://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2013/04/20/konsep-kesehatan-dalam-islam/
http://angelofluisskripsi.blogspot.com/2013/02/hubungan-antara-pola-asuh-orang-tua.html
http://www.ichrc.org/lampiran-5-melakukan-penilaian-status-gizi-anak
http://ilmu27.blogspot.com/2012/09/makalah-permasalahan-gizi-pada-anak.html
Asih, Laksmi. 2010. “Gizi Buruk pada Anak Usia Sekolah Dasar”. Makalah Bahasa Indonesia Semester 1. T
Diterbitkan.
Restiti, Niluh Putu Ratih. 1999. ”Faktor-Faktor yang Behubungan dengan Prevalensi Anak Batita Bawah Garis M
di Propinsi Jawa Tengah”. Skripsi Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. T
diterbitkan.
http://www.depkes.go.id/downloads/materi_rakerkesnas/panel%204/Balitbangkes.pdf
Depkes RI. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1996. Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil Kekura
Enargi Kronis. Jakarta.
Jumirah, dkk. 1999. Anemia Ibu Hamil dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Serta
Dampaknya pada Berat Bayi Lahir di Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan.
Kardjati, S. 1999. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta
Manik, R. 2000. Pengaruh Sosio Demografi, Riwayat Persalinan dan Status Gizi Ibu terhadap Kejadian BBLR, S
Kasus di RSIA Sri Ratu Medan. Skripsi Mahasiswa FKM USU. Medan.
.
http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/index.htm