Anda di halaman 1dari 27

Identifikasi Masalah

Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan …. yang dievaluasi di


Puskesmas Kecamatan Sawah Besar periode Januari – Oktober 2018 maka
didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:

1) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90


tablet wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kemayoran Januari –
Oktober 2018 sebesar 99,09 %
2) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan
Januari – Oktober 2018 sebesar 97,6 %
3) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong Januari –
Oktober 2018 sebesar 97,48 %
4) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Serdang Januari – Oktober
2018 sebesar 95,86 %
5) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Harapan Mulia Januari –
Oktober 2018 sebesar 98,31 %
6) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Utan Panjang Januari –
Oktober 2018 sebesar 90,88 %
7) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru Januari –
Oktober 2018 sebesar 93,52 %
8) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Sumur Batu Januari –
Oktober 2018 sebesar 90,9 %
9) Presentase ibu hamil anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari –
Oktober Tahun 2018 sebesar 12,13%

Rumusan Masalah
Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program … di Puskesmas Kecamatan
… maka dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara
apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed) akan
dipilih dua masalah yang menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Selanjutnya
dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga
masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah meliputi 4 W 1 H (What,
Where, When, Whose, How). Rumusan masalah dari program … Puskesmas
adalah sebagai berikut:

1) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90


tablet wilayah kerja puskesmas Kecamatan Kemayoran periode
Januari – Oktober 2018 sebesar 99 % lebih dari target 95 %
2) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan
periode Januari – Oktober 2018 sebesar 97,6 % lebih dari target 95 %
3) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja puskesmas Kelurahan Kebon Kosong periode
Januari – Oktober 2018 sebesar 97,48 % lebih dari target 95 %
4) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja puskesmas Kelurahan Serdang periode Januari –
Oktober 2018 sebesar 95,86 % lebih dari target 95 %
5) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja puskesmas Kelurahan Harapan Mulia periode
Januari – Oktober 2018 sebesar 98,31 % lebih dari target 95 %
6) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja puskesmas Kelurahan Utan Panjang periode
Januari – Oktober 2018 sebesar 90,88 % kurang dari target 95 %
7) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja puskesmas Kelurahan Cempaka Baru periode
Januari – Oktober 2018 sebesar 93,52 % kurang dari target 95 %
8) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja puskesmas Kelurahan Sumur Batu periode Januari
– Oktober 2018 sebesar 90,9 % kurang dari target 95 %
9) Presentase Ibu Hamil Anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari –
Oktober Tahun 2018 sebesar 12,13% melebihi dari target 0%

Menetapkan Prioritas Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)


dengan apa yang aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi
prioritas karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak
semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal
merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah
yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada
secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang
cukup.

Pada bab I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada 18 indikator


program perbaikan gizi di Puskesmas Kecamatan Senen. Karena keterbatasan
sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua masalah yang telah
dirumuskan perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan.


Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah
kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan
mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai
informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam
penetapan prioritas masalah meliputi.

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan skoring tiap masalah


Pada perumusan masalah, terdapat masalah yang terdapat pada program
Gizi di Puskesmas Kecamatan senen. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, sehingga dari semua
masalah yang telah dirumuskan perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas
untuk diselesaikan.

2.1.1. Non Scoring Technique

Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang
lazimdigunakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini,
masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut
“Nominal GroupTechnique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu :

A. Metode Delbeq

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui


diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama
keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan
penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman
peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah
prioritas masalah yang disepakati bersama.

B. Metode Delphi

Yaitu masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai


keahlianyang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta
untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah
yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas
masalah.

2.1.2. Scoring Technique

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik


skoring antara lain:
A Metode Bryant

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam
masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka
kematian akibat masalah kesehatan tersebut.
3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya
4. Community Concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut.
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin
dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang
diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan
sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari
arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah
dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat
dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiapmasalah terlalu
berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang
akan diambil.

B. Metode Matematik PAHO

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah


yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria
untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah.
Kriteria yang dipakai ialah :

1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang
ditunjukkan dengan angka prevalensi
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case
fatality rate masing- masing penyakit.
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk
mengatasi masalah tersebut.
4. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern
atau kegusaran masyarakat dan para politisi.
5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

C. Metode MCUA (Mulitple Criteria Utility Assesement)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah yang ingin
dicariprioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria
untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot
penilaian dan dikalikan dengan penilaian m asalah yang ada sehingga hasil
yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan
sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari :

1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan
dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah
yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah
kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka
kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh
permasalahan tersebut.
2. Greatest Member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang
terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang
berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence
rate. Sedangkan untuk
masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan caramelihat
selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program
kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain diluar sektor kesehatan. Para meter lain yang digunakan
adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak
jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di
luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan
adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah
35 kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang
menjadi masal ah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan
tersebut.
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai
apakahmasyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut
serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya
masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan
atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah tersebut,
apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern
terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut
terpublikasi diberbagai media. Metode ini memakai lima kriteria yang
tersebut di atas untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria
harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian
masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada
metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang
akan digunakan. Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara
kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria
mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi.Nilai bobot
berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria
yang mempunyai bobot lima.
1. Bobot 5 : Paling Penting
2. Bobot 4 : Sangat Penting Sekali
3. Bobot 3 : Sangat Penting
4. Bobot 2 : Penting
5. Bobot 1 : Cukup Penting

2.1 Pemilihan Metode PAHO

Berdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan menggunakan


metode ini. Dalam metode ini, parameter diletakan pada kolom dan masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari
atas ke bawah. Metode ini memakai 5 kriteria dimana dalam
pelaksanaannya masing-masing kriteria diberi skor 1-5. Setelah diberi skor,
masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya dengan perkalian
antara nilai skor masing-masing kriteria. Perkalian dilakukan agar
perbedaan nilai skor akhir antara masalah menjadi kontras, sehingga
terhindar dari keraguan apabila perbedaan skor tersebu terlalu tipis.
Masalah yang mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas
masalah.

a. Magnitude
Tabel 2.1 Score Magnitude di Wilayah Puskesmas se -Kecamatan
Kemayoran Januari – Oktober 2018

No. Interval Selisih Skor


1. 0-4 1
2. 5-8 2
3. 9-12 3
4. 13-16 4
5. 17-20 5
6. 21-24 6
7. 25-28 7
8. 29-32 8
9. 33-36 9
10. 37-40 10
Tabel 2.2. Score Magnitude Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober 2018
No. Daftar Masalah Target Capaian Selisih Score
1. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet 95 % 99,09% 4,09 % 2
Kecamatan Kemayoran periode Januari – Oktober 2018
2. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet 95 % 97,6 % 2,6% 1
Kelurahan Gunung Sahari Selatan periode Januari – Oktober 2018
3. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet 95 % 97,48 % 2,48 % 1
Kelurahan Kebon Kosong periode Januari – Oktober 2018
4. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet 95 % 95,8 % 0,8 % 1
Kelurahan Serdang periode Januari – Oktober 2018
5. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet 95 % 98,31 % 3,31 % 1
Kelurahan Harapan Mulia periode Januari – Oktober 2018
6. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet 95 % 90,88 % 2,22 % 1
Kelurahan Utan Panjang periode Januari – Oktober 2018
7. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet 95 % 93,52 % 1,48 % 1
Kelurahan Cempaka Baru periode Januari – Oktober 2018
8. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet 95 % 90,90 % 4,10 % 2
Kelurahan Sumur Batu periode Januari – Oktober 2018
9. Presentase Ibu Hamil Anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober Tahun 0% 12,13% 12,13% 3
2018
b. Severity
Kriteria ini menggambarkan besarnya permasalahan yang disebabkan oleh
masalah kesehatan, sehingga menimbulkan angka kesakitan dan angka
kematian. Hal ini dapat ditentukan melalui angka Case Fatality Rate apabila
permasalahan yang diukur merupakan suatu masalah penyakit. Apabila
masalah lain yang berhubungan penyakit yang akan dinilai dapat digunakan
angka proxy CFR dimana merupakan masalah-masalah yang tidak
berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy di dapatkan berdasarkan hasil
diskusi, argumentasi dan justifikasi.

Tabel 2.3 Score Severity di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan


Kemayoran Januari – Oktober 2018
No. Interval Selisih Skor
1. 0-4,2 1
2. 4,3-8,5 2
3. 8,6-12,8 3
4. 12,9-17,1 4
5. 17,2-21,4 5
6. 21,5-25,7 6
7. 25,8-30 7
8. 30,1-34,3 8
9. 34,4-38,6 9
10. 38,7-42,8 10
Tabel 2.4. tabel Score Severity Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober 2018
No. Daftar Masalah Kontribusi Proxy Total Nilai Scor
Risiko (Kontribusi e
(Target(%) – Risiko +
Pencapaian(%)) proxy)
1. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 4,09 % Prevalesi Anemia WUS 13,6 % 4
tablet Kecamatan Kemayoran periode Januari – Oktober 2018 9,6%
2. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 2,6 % Prevalesi Anemia WUS 12,2% 3
tablet Kelurahan Gunung Sahari Selatan periode Januari – Oktober 9,6%

2018
3. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 2,48 % Prevalesi Anemia WUS 12,08 % 3
tablet Kelurahan Kebon Kosong periode Januari – Oktober 2018 9,6%
4. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 0,8 % Prevalesi Anemia WUS 10,4 % 3
tablet Kelurahan Serdang periode Januari – Oktober 2018 9,6%
5. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 3,31% Prevalesi Anemia WUS 12,91 % 4
tablet Kelurahan Harapan Mulia periode Januari – Oktober 2018 9,6%
6. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 2,22 % Prevalesi Anemia WUS 11,82 % 3
tablet Kelurahan Utan Panjang periode Januari – Oktober 2018 9,6%
Tabel 2.4. tabel Score Severity Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober 2018
No. Daftar Masalah Kontribusi Proxy Total Nilai Scor
Risiko (Kontribusi e
(Target(%) – Risiko +
Pencapaian(%)) proxy)
7. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 1,48 % Prevalesi Anemia WUS 11,08 % 3
90 tablet Kelurahan Cempaka Baru periode Januari – Oktober 2018 9,6%
8. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 4,10% Prevalesi Anemia WUS 13,7 % 4
90 tablet Kelurahan Sumur Batu periode Januari – Oktober 2018 9,6%
9. Presentase Ibu Hamil Anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari – 12,13 % - 12,13 % 3
Oktober Tahun 2018
c. Vulnerability
Merupakan penilaian terhadap ketersediaan teknologi, sumber daya, ataupun
obat – obatan yang efektif untuk mengatasi permasalahan. Penilaian di bagi
berdasarkan ada dalam jumlah yang mencukupi, ada namun kurang
mencukupi dan idak ada sama sekali. Dikatakan cukup apabila dalam proses
berlangsungnya program hal tersebut tidak menjadi suatu hal yang
menghalangi diberi nilai tiga. Digolongkan kurang bila tersedia namun
jumlahnya kurang atau terlambat datang atau ada namun tidak layak
digunakan diberi nilai dua. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberikan
nilai satu.

Tabel 2.5 Skoring Ketersediaan Alat terhadap Kegiatan di Wilayah Kerja


Puskesmas se-Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober 2018

No. Kategori Ketersediaan Alat Skor


1. Tidak Ada 1
2. Alat Ada Tetapi Kurang 2
3. Ada dan Cukup 3

Tabel 2.6 Skoring Ketersediaan Tempat terhadap Kegiatan di Wilayah Kerja


Puskesmas se-Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober 2018

No. Kategori Ketersediaan Tempat Skor


1. Tidak Ada 1
2. Tempat Ada Tetapi Kurang 2
3. Ada dan Cukup 3
Tabel 2.7 Skoring Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap
Kegiatan di Wilayah Kerja Puskesmas se -Kecamatan Kemayoran Januari –
Oktober 2018
Tabel 2.8 Score Vulnerability No. Petugas : Penduduk Skor Masalah Program Gizi
Puskesmas Kecamatan 1. 1:1-1:113 3 Kemayoran Januari –
Oktober 2018 2. 1:114-1:227 2

No. 3. Masalah 1:228-1: 341


Daftar 1 Alat Tempat SDM Jumlah
1. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kecamatan Kemayoran 3 3 3 9
periode Januari – Oktober 2018
2. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Gunung Sahari 3 2 3 8
Selatan periode Januari – Oktober 2018
3. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Kebon Kosong 3 2 3 8
periode Januari – Oktober 2018
4. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Serdang 3 3 3 9
periode Januari – Oktober 2018
5. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Harapan Mulia 3 3 2 8
periode Januari – Oktober 2018
6. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Utan Panjang 2 2 1 5
periode Januari – Oktober 2018
7. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Cempaka Baru 3 2 2 7
periode Januari – Oktober 2018
8. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Sumur Batu 3 3 1 7
periode Januari – Oktober 2018
10. Presentase Ibu Hamil Anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober Tahun 2018 2 3 3 8
d. Community and political concern
Menunjukan sejauh mana permasalahan tersebut menjadi perhatian
masyarakat dan politisi. Parameter yang digunakan utuk menilai seberapa
concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap
permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terdapat pada peraturan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Selain itu, untuk mengetahui community concern, dapat ditentukan dari
seberapa seringnya masalah tersebut dibahas dalam sebuah komunitas, yaitu
dengan melihat seberapa sering masalah tersebut dipublikasikan di berbagai
media. Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat.
Parameter lain yang berkaitan dengan political dan community concern adalah
dengan melihat keterlibatan stakeholder dalam berlangsungnya program.
Semakin tinggi stakeholder yang terkait maka masalah tersebut dianggap
sebagai masalah yang lebih mendapat perhatian.
Tabel 2.9 Skoring Political Concern

Parameter Skor
Kebijakan Kebijakan Pemerintah Pusat 15
Pemerintah Kebijakan Pemerintah Daerah 10
6 Jenis Media Publikasi 6
Jumlah Media 5 Jenis Media Publikasi 5
Publikasi 4 Jenis Media Publikasi 4
Program ke 3 Jenis Media Publikasi 3
Masyarakat 2 Jenis Media Publikasi 2
1 Jenis Media Publikasi 1
Jumlah Kelompok 3 Jenis Kelompok Masyarakat 3
Masyarakat Yang 2 Jenis Kelompok Masyarakat 2
Terlibat 1 Jenis Kelompok Masyarakat 1
Acuan Peraturan Pemerintah Mengenai Masalah Terkait

1. Fokus Pemerintah dalam Hari Gizi Nasional tahun 2018 yang


dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
tahun 2015-2019 oleh Kementerian Kesehatan RI yaitu mencegah
stunting dengan perbaikan gizi pada 3 hal :
a. Mengatasi gizi buruk dengan pemberian makanan tambahan
(PMT) dan pemantuan pertumbuhan balita dengan penimbangan
rutin.
b. Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif
c. Meningkatkan Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Ibu

Hal ini diperkuat oleh beberapa peraturan terkait seperti :


a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak Pasal 21 ayat 2 mengenai
Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak, Balita dan Prasekolah
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak Pasal 22 mengenai
Pemantauan Pertumbuhan
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun
2014 mengenai Tablet Tambah Darah Bagi Ibu Hamil

2. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2018 mengenai


pemberian Vitamin A anak dan pemberian tablet tambah darah bagi
remaja putri
3. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 191 Tahun 2017 mengenai
Integrasi Pelayanan Gizi di Posyandu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
155/Menkes/Per/I/2010 tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat
(KMS) Bagi Balita.
Tabel 2.10. Penghitungan Skor Publikasi Program Gizi Puskesmas Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober 2018
No. Daftar Masalah Publikasi ke Masyarakat Skor
1. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kecamatan Leaflet, Banner, Bulletin 3
Kemayoran periode Januari – Oktober 2018
2. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Leaflet, Banner, Bulletin 3
Gunung Sahari Selatan periode Januari – Oktober 2018
3. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Leaflet, Banner, Bulletin 3
Kebon Kosong periode Januari – Oktober 2018
4. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Leaflet, Banner, Bulletin 3
Serdang periode Januari – Oktober 2018
5. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Leaflet, Banner, Bulletin 3
Harapan Mulia periode Januari – Oktober 2018
6. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Utan Leaflet, Banner, Bulletin 3
Panjang periode Januari – Oktober 2018
7. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Leaflet, Banner, Bulletin 3
Cempaka Baru periode Januari – Oktober 2018
8. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Leaflet, Banner, Bulletin 3
Sumur Batu periode Januari – Oktober 2018
9 Presentase Ibu Hamil Anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober Tahun 2018 Leaflet, Banner, Bulletin 3

Tabel 2.11. Skor Kelompok Masyarakat terkait Program Gizi Puskesmas Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober 2018
No. Daftar Masalah Kelompok Masyarakat Terkait Skor

1. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kecamatan Organisasi Swasta, Tokoh 2
Kemayoran periode Januari – Oktober 2018 Masyarakat
2. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Organisasi Swasta, Tokoh 2
Gunung Sahari Selatan periode Januari – Oktober 2018 Masyarakat
3. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Organisasi Swasta, Tokoh 2
Kebon Kosong periode Januari – Oktober 2018 Masyarakat
4. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Organisasi Swasta, Tokoh 2
Serdang periode Januari – Oktober 2018 Masyarakat
5. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Organisasi Swasta, Tokoh 2
Harapan Mulia periode Januari – Oktober 2018 Masyarakat
6. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Utan Organisasi Swasta, Tokoh 2
Panjang periode Januari – Oktober 2018 Masyarakat
7. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Organisasi Swasta, Tokoh 2
Cempaka Baru periode Januari – Oktober 2018 Masyarakat
8. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Organisasi Swasta, Tokoh 2
Sumur Batu periode Januari – Oktober 2018 Masyarakat
9. Presentase Ibu Hamil Anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober Tahun 2018 Organisasi Swasta, Tokoh 2
Masyarakat

Tabel 2.12. Nilai Community and Political Concern Program Gizi Puskesmas Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober 2018
No. Daftar Masalah Kebijakan Publikasi Jumlah Kelompok Jumlah
ke Masyarakat yang Terlibat Skor

Masyarakat dalam program

1. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 15 3 2 20


90 tablet Kecamatan Kemayoran periode Januari – Oktober 2018
2. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 15 3 2 20
90 tablet Kelurahan Gunung Sahari Selatan periode Januari –
Oktober 2018
3. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 15 3 2 20
90 tablet Kelurahan Kebon Kosong periode Januari – Oktober 2018
4. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 15 3 2 20
90 tablet Kelurahan Serdang periode Januari – Oktober 2018
5. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 15 3 2 20
90 tablet Kelurahan Harapan Mulia periode Januari – Oktober 2018
6. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 15 3 2 20
90 tablet Kelurahan Utan Panjang periode Januari – Oktober 2018
7. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 15 3 2 20
90 tablet Kelurahan Cempaka Baru periode Januari – Oktober 2018
8. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 15 3 2 20
90 tablet Kelurahan Sumur Batu periode Januari – Oktober 2018
9. Presentase Ibu Hamil Anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari – 15 3 2 20
Oktober Tahun 2018
e. Affordability
Affordability menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Hal ini dapat di
nilai dengan cara menggunakan Scoring tentang ketersediaan dana terhadap
setiap kegiatan Puskesmas Kecamatan Menteng, dimana sistem penilaiannya
dibagi menjadi dua yaitu “cukup” dan “kurang”. Penilaian tersebut
didapatkan berdasarkan wawancara langsung dengan pemegang program gizi
di Puskesmas terkait.
Tabel 2.13 Skoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Program Gizi
Puskesmas Kecamatan Menteng Januari – September 2018

No. Dana Skor


1. Cukup 2
2. Kurang 1
Tabel 2.14. Penentuan Skor Affordability terhadap Program Gizi Puskesmas Kemayoran Januari-Oktober 2018

No Daftar Masalah Skor


.

1. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kecamatan Kemayoran 2
periode Januari – Oktober 2018
2. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Gunung Sahari 2
Selatan periode Januari – Oktober 2018
3. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Kebon Kosong 2
periode Januari – Oktober 2018
4. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Serdang periode 2
Januari – Oktober 2018
5. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Harapan Mulia 1
periode Januari – Oktober 2018
6. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Utan Panjang 1
periode Januari – Oktober 2018
7. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Cempaka Baru 1
periode Januari – Oktober 2018
8. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet Kelurahan Sumur Batu 1
periode Januari – Oktober 2018
9 Presentase Ibu Hamil Anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober Tahun 2018 2
Tabel 2.15 Final Skor Masalah Program Gizi Puskesmas Kemayoran Januari-Oktober 2018
No. Daftar Masalah Magnitude Severity Vulnerability Community Affordability Final
and Pololitical Score
Concern
1. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah 2 4 9 20 2 2880
Darah minimal 90 tablet Kecamatan Kemayoran
periode Januari – Oktober 2018
2. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah 1 3 8 20 2 960
Darah minimal 90 tablet Kelurahan Gunung Sahari
Selatan periode Januari – Oktober 2018
3. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah 1 3 8 20 2 960
Darah minimal 90 tablet Kelurahan Kebon Kosong
periode Januari – Oktober 2018
4. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah 1 3 9 20 2 1080
Darah minimal 90 tablet Kelurahan Serdang periode
Januari – Oktober 2018
5. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah 1 4 8 20 1 640
Darah minimal 90 tablet Kelurahan Harapan Mulia
periode Januari – Oktober 2018
Tabel 2.15.(Lanjutan) Final Skor Masalah Program Gizi Puskesmas Kemayoran Januari-Oktober 2018
No. Daftar Masalah Magnitude Severity Vulnerability Community Affordability Final
and Pololitical Score
Concern
6. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah 1 3 5 20 1 300
Darah minimal 90 tablet Kelurahan Utan Panjang
periode Januari – Oktober 2018
7. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah 1 3 7 20 1 420
Darah minimal 90 tablet Kelurahan Cempaka Baru
periode Januari – Oktober 2018
8. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah 2 4 7 20 1 1120
Darah minimal 90 tablet Kelurahan Sumur Batu
periode Januari – Oktober 2018
9. Presentase Ibu Hamil Anemia Se-Kecamatan 3 3 8 20 2 2880
Kemayoran Januari – Oktober Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai