Oleh
Margianti
1102011154
(Kelompok 9)
Pembimbing
dr. Yusnita, M.Kes, Dipl.DK
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “GOUT ARTHRITIS DAN
RIWAYAT PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DENGAN GAYA
HIDUP TIDAK SEHAT DILIHAT DARI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SAWAH BESAR ” ini telah
disetujui oleh pembimbing untuk diseminarkan dalam rangka memenuhi salah satu
tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga. Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2
KATA PENGANTAR
3
6. dr. Sophianita, MKK, PKK, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
7. dr. Dian Mardhiyah, M.KK, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
8. dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan baik dari segi materi maupun dari bahasa yang disajikan. Untuk itu
penulis mohon maaf atas segala kekhilafan, serta dengan tangan terbuka
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis
4
BAB I
BERKAS PASIEN DAN KELUARGA
5
atau suara. Keluhan pegal tengkuk dan nyeri dada disangkal. Pasien
mengakui keluhan pusing hilang setelah meminum obat darah tinggi. Nafsu
makan biasa saja, BAK sering dan BAB teratur.
Pasien mengharapkan dengan datang berobat ke dokter maka
keluhan yag dirasakan akan hilang dan sembuh. Pasien memiliki keinginan
untuk sembuh dan juga kontrol rutin karena disuruh oleh dokter, serta
setiap obat habis pasien akan datang ke puskesmas. Pasien tidak pernah
lupa meminum obatnya namun terkadang pasien khawatir jika minum obat
terus menerus maka akan memberikan efek samping obat pada tubuhnya
sendiri. Menurut pasien, penyakitnya akan menimbulkan komplikasi jika
tidak diobati. Pasien selalu kontrol rutin ke puskemas tidak hanya saat ada
keluhan. Persepsi pasien terhadap penyakitnya positif. Pasien menilai
penyakitnya sebagai ujian dari Tuhan untuk itu pasien tetap bersyukur
menerima penyakitnya. Pasien berusaha dengan mencari pengobatan ke
Puskesmas. Pasien percaya bahwa dengan usahanya ini Tuhan akan
membantu menyembuhkannya. Sampai sekarang, Tn.L selalu
melaksanakan ibadah ke gereja setiap hari dimalam hari.
6
1.2.7 Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, bahan atau
jenis makanan apapun.
7
Tek. Darah : 150/90 mmHg
Frek. Nadi : 90x/menit
Frek Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5 C
3. Status Gizi
Klinis : Overweigt
Berat Badan : 80 kg
Tinggi Badan : 176 cm
Indeks Massa Tubuh : 25.82 kg/m2
Berat Badan Ideal : 64,8 kg
Status Gizi : Overweight
3. Status Generalis:
Kepala : Normocephal
Mata : Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, RCL +/+,
RCTL +/+
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
Thoraks : Pergerakan dada simetris bilateral dalam keadaan statis
dan
dinamis
Cor : BJ I-BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),wheezing (-/-)
Abdomen : Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien
tidak teraba
Eks. Superior : Sianosis (-/-), Edema (-/-)
Eks. Inferior : Sianosis (-/-), Edema (-/-)
4. Status neurologis:
GCS : 15 (E4 M6 V5)
Pupil : Di tengah, bulat, isokor, ukuran 3mm/3mm
a. Anggota gerak atas
Kekuatan : 5/5
8
Tonus : (+) / (+)
Atrofi : (-) / (-)
Refleks fisiologis
Biceps : (+) / (+)
Triceps : (+)/ (+)
Refleks Patologis
Refleks Hoffman : (-) / (-)
Refleks Trommer : (-) / (-)
Sensibilitas
Taktil : normal/normal
Nyeri : normal/normal
Suhu : Tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan
Getar : Tidak dilakukan
b. Anggota gerak bawah
Kekuatan : 5/5
Tonus : (+) / (+)
Atrofi : (-) / (-)
Refleks fisiologis
Patella : (+) / (+)
Achilles : (+) / (+)
Refleks Patologis
Babinski : (-) / (-)
Chaddock : (-) / (-)
Gordon : (-) / (-)
Oppenheim : (-) / (-)
Sensibilitas
Taktil : +/ +
Nyeri :+/+
Suhu : Tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan
9
Getar : Tidak dilakukan
25 November 2018
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Bubur Ayam 202 kkal 36,1 gr 21,56 gr 10,4 gr
PAGI
1 gelas teh manis 90kkal 23,4kkal - -
Jumlah 292 kkal 59,5 gr 21,56 gr 10,4 gr
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 205 kkal 45,02 gr 3,91 gr 0,36 gr
Bihun 200 kkal 40 gr 1 gr 0,17 gr
Ayam Bakar 286 kkal 0 gr 42,77 gr 11,34 gr
Tahu goreng 2 70 kkal 2,7 gr 4,5 gr 5,2 gr
SIANG
Jumlah 761 kkal 87,72 gr 52,18 gr 17,07 gr
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Mie goreng 380 kkal 54 gr 8 gr 14 gr
MALAM Telur ceplok 89 kkal 0,43 gr 6,24 gr 6,76 gr
Pisang goreng 2 136 kkal 19,5gr 0,8 gr 7,2 gr
Jumlah 605 kkal 73,93 gr 15,04 gr 27,96 gr
10
26 November 2018
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Lontong Sayur 428 kkal 71 gr 13,34 gr 10 gr
PAGI
Telur ceplok 89 kkal 0,43 gr 6,24 gr 6,76 gr
Jumlah 517 kkal 71,43 gr 19,58 gr 16,76 gr
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 205 kkal 45,02 gr 3,91 gr 0,36 gr
SIANG Soto Ayam 212 kkal 11,55 gr 18,01 gr 10,31 gr
Jumlah 416 kkal 57,06 gr 27,43 gr 15,23 gr
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 205 kkal 45,02 gr 3,91 gr 0,36 gr
MALAM Rendang 468 kkal 10,78 gr 47,23 gr 26,56 gr
Sayur kangkung 211 kkal 8,6 gr 5,5 gr 18,7 gr
Jumlah 884 kkal 64,4 gr 56,64 gr 45,62 gr
11
Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah:
2.052 – 410,4 + 205,2 =1.846 kalori
Kebutuhan Karbohidrat : 60% x 1.846 = 1.107 Kal = 221,4gr
(5 kalori setara dengan 1 gr Karbohidrat)
Kebutuhan Protein : 20% x 1.846 = 369,2 Kal = 92,3 gr
(4 kalori setara dengan 1 gr Protein)
Kebutuhan Lemak : 20% x1.846= 369,2 Kal = 41,02gr
(9 kalori setara dengan 1 gr lemak)
Interpretasi terhadap food record pasien :
Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food
record pasien selama 3 hari sebelum datang ke puskesmas maka
dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan pasien
kurang dari jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya.
Kebutuhan karbohidrat kurang namun protein dan lemak
berlebihan.
12
BAB II
BERKAS KELUARGA
2.1 Profil keluarga
2.1.1 Karakteristik Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. L
b. Nama Pasangan : Ny. A
c. Struktur Komposisi Keluarga:
Tabel 2.1 Anggota keluarga yang tinggal serumah
Kedudukan
No Nama Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
dalam Keluarga
Kepala keluarga
1. Tn. L L 63 th SMA Wiraswasta
(ayah)
Ibu Rumah
2. Ny. A Istri (ibu) P 59 th SMA
Tangga
Ibu kandung Ibu rumah
3. Ny.C P 88 th SD
pasien Tangga
Pegawai
4. Tn.S Anak L 35 th D3
swasta
Ibu rumah
5. Ny.k Menantu P 26 th SMA
tangga
6. An.D Cucu L 8 th SD Pelajar
2.1.2 Genogram
Bentuk keluarga
Bentuk keluarga ini menurut Friedman adalah Extended Family yaitu
keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak kandung dan menantu.
Tahapan siklus keluarga:
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari
Duvall (1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga Tn.L
termasuk ke dalam keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
Dinamika Keluarga
Tn. L dan Ny. A memiliki hubungan keluarga yang sangat baik. Tn. L
sangat memperhatikan kebutuhan istrinya. Apabila ada masalah, selalu
dibicarakan bersama.
13
Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologi: Keluarga ini mampu meneruskan keturunan
sebagai generasi selanjutnya, Tn. L dan Ny. A memiliki
keturunan d u a orang anak yaitu Tn. S, Tn. M.
b. Fungsi Psikologi: Tn.L hidup bersama istri dan ibunya, selain
itu juga ada anaknya pertama yang sudah mempuyai istri dan
anak yang tinggal satu rumah dengan Tn.L. Sedangkan anaknya
yang kedua tingal diluar kota karena bekerja terkadang pulang
satu bulan sekali. Tn.L berkomunikasi aktif dengan
keluarganya.
c. Fungsi Ekonomi: Sumber penghasilan utama pasien adalah
dari penghasilan tokonya. Penghasilan tersebut cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, belanja
bulanan, dan biaya listrik rumah. Untuk biaya kesehatan, pasien
menggunakan BPJS.
d. Fungsi Sosial: Tn.L dikenal oleh tetangga lingkungan sekitar
karena rumahnya saling berdekatan, biasanya disaat waktu
luang Tn.L berkumpul dengan tetangganya. Selain itu ketika ada
kegitan dilingukangan Tn.L dan keluarga turut hadir dan
mengikuti kegiatannya tersebut.
e. Fungsi Agama:Tn.L dan keluarga rutin pergi minimal
seminggu tiga kali setiap malam dan mengikuti kegiatan sosial
di greja.
14
Genogram
Ny. C
hipertensi
Keterangan:
Menikah
Keturunan
15
2.2 Penilaian status sosial dan kesejahteraan hidup
Tabel 2.2 Pedoman Penilaian Rumah Sehat
KOMPONEN RUMAH
NO KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI
KOMPONEN
I 31
RUMAH
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 2
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau 2
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air.
c. Permanen (tembok/pasangan batu bata yang diplester) 3 3
papan kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 2
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 0
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur 2
(asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca 1
dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan
untuk 2 2
membaca dengan normal.
II SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
). kesehatan.. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan. 2
d. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 3 3
e. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan. 4
2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0
ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke 1
sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai 2
atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 4
16
KOMPONEN RUMAH
NO KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI
3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman 0
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak 3
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk 4
diolah lebih lanjut.
4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0
Sampah/Tempat
Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3 3
PERILAKU
III 44
PENGHUNI
1 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0
kamar tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2 2
2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0
ruang keluarga b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari dibuka 2
3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0
dan halaman b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2 2
4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 2
5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 2
TOTAL HASIL PENILAIAN 1130
Keterangan:
Hasil Penilaian: Nilai x Bobot
12 x 31 = 372, 12 x 25 = 300, 9 x 44 = 396
Total = 1,068
Kriteria:
Rumah Sehat: 1068-1200
Rumah Tidak Sehat: <1068
Kesimpulan : Rumah yang dihuni pasien Tn.L masuk dalam kriteria rumah sehat
berdasarkan Pedoman Penilaian Rumah Sehat.
17
a. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik,
peralatan rumah tangga
1 Sepeda motor
1 TV
2 Telepon genggam
1 Kulkas
1 Kompor gas
1 Setrika
2 kipas angin
b. Denah Rumah
18
b. Perilaku terhadap Pelayanan Kesehatan
Tn.L rajin kontrol rutin setiap seminggu sekali ke unit pelayanan lansia
karena pasien disuruh datang oleh dokter. Jika obat habis pasien langsung
menebus kembali obat di puskesmas. Biasanya pasien pergi ke puskesmas
menggunakan sepeda motor ien sangat terbantu dengan adanya program
jaminan kesehatan.
c. Perilaku terhadap Makanan
Sehari-harinya pasien makan makanan yang bervariasi sebanyak tiga kali
sehari. Pasien makan dengan nasi dalam porsi normal dan juga makanan
lain yang mengandung lemak. Pasien memakan sayur seperti sayuran
hijau dan kacang-kacangan, namun jarang memakan buah.
d. Perilaku terhadap Lingkungan
Setiap hari istri dan Tn.L rutin membersihkan rumah dan jalanan depan
rumah.
2.4 Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 2.4 Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Aksesibilitas Naik kendaraan roda dua Pasien datang rutin untuk
kontrol dan menebus obat.
Dengan adanya BPJS sangat
membantu untuk pengobatan
Tarif BPJS penyaiktnya.
Pasien mengatakan merasa
cukup puas dengan pelayanan di
Puskesmas Kecamatan sawah
Kualitas Cukup memuaskan besar.
19
jarang makan buah. Pola makan keluarga ini yaitu sebanyak tiga kali
sehari. Tn.L sering memakan gorengan beli diluar.
2. Menerapkan pola gizi seimbang:
Keluarga Tn.L hanya makan sesuai dengan apa yang tersedia
dan sesuai keinginan tanpa memperhatikan kandungan 4 sehat 5
sempurna. Makanan yang di konsumsi sering berlemak. Hal ini
mungkin dikarenakan pengetahuan dan minat yang kurang mengenai
pentingnya pola makan gizi seimbang terkait dengan penyakit yang
diderita pasien.
20
sampai sekarang dikarenakan menurut pasien bila dia merubah pola
makannya pasien merasa lemas. Pasien jarang berolahraga karena malas.
21
BAB III
DIAGNOSIS HOLISTIK
22
• Pasien malas berolahraga.
4. Aspek psikososial keluarga:
• Istri pasien tidak mengawasi pasien dalam pola makan pasien dan
hidup sehat .
• Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang dan pola
makan sehat dan bergizi serta keluarga pasien lebih sering membeli
makanan di luar.
• Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita
pasien.
5. Aspek fungsional:
Pasien mampu melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit.
Dapat disimpulkan derajat fungsional pasien menurut ICPC saat ini
adalah derajat 1, dikarenakan tidak ada keterbatasan pekerjaan apapun
atau aktifitas harian.
23
Tabel 3.1 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Follow Up
Pasien datang ke unit Memberikan pengetahuan kepada Pasien dapat Pasien mengetahui
pelayanan lansia Puskesmas pasien tentang penyakit gout memahani lebih baik penyakit gout arthritis
Kec. Sawah Besar karena arthritis, hipertensi dan penyakit gout dan hipertensi.
Pegal-pegal pada jari-jari komplikasinya. artthritis dan Pasien mengikuti
tangan dan kaki kanan dan Menjelaskan kepada pasien bahwa hipertensi. pengobatan dengan
kiri sejak 8 hari. penyakit gout arthritis da hipertesi Keluhan yang dialami teratur
Pasien berharap dengan dapat disembuhkan apabila pasien dapat Kekhawatiran pasien
berobat ke dokter keluhan mengikuti pengobatan secara berkurang. mengenai penyakitnya
yang dirasakan hilang dan teratur Pasien tidak khawatir sudah berkurang
sembuh. Menjelaskan kepada pasien bahwa tentag penyakitya. sehingga menghindari
Adaya kekhawatiran pada ia tidak perlu khawatir berlebihan Saat stress yang dapat
diri pasien bahwa obat yang karena stress dapat memperburuk kunjungan ke Pasien dapat memperburuk kondisi.
diminumnya terus menerus keadaanya rumah pasien memahani bahwa Pasien yakin bahwa
akan memberikan efek Menjelaskan kepada pasien bahwa Pasien kesembuhan
Aspek dan pada saat penyakitnya dapat
Personal samping pada tubuhnya kesembuhan penyakit berasal dari kontrol di disembuhkan dengan penyakitnya berasal dari
sendiri tuhan. puskesmas mengikuti pengobatan tuhan
Menurut pasien, secara teratur Pasien tetap beribadah
penyakitnya akan sehingga pasien rajin dan berdoa dalam
menimbulkan komplikasi kontrol berobat kesembuhan penyakit
jika tidak diobati Pasien memahami
Pasien menilai penyakitnya bahwa kesembuhan
sebagai ujian dari Tuhan penyakit berasal dari
untuk itu pasien tetap tuhan.
bersyukur menerima
penyakitnya.
24
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Follow Up
Pasien di diagnosis gout Farmakologi: Keluhan Pasien tidak lupa minum
arthritis dan riwayat hipertensi. Allupurinol 2x 1 berkurang da obat
Meloxicam 3x 1 tekanan darah Pasien rutin kontrol setiap
Amlodipin 1x 10mg pasien seminggu sekali dan
Menjelaskan fungsi obat dan cara terkontrol. meminum obat yang
Saat
konsumsinya serta efek Pasien diberikan oleh dokter.
kunjungan ke
sampingnya. mengetahui Pasien mengerti fungsi
rumah pasien
Aspek Klinik Pasien aturan pakai obat dan aturan pakainya
dan pada saat
dan efek serta efek samping.
kontrol di
puskesmas
samping, Pasien melakukan
pemeriksaan laboratorium
ke poli lansia saat
kontrol.
Pasien memiliki pola makan Memberi edukasi mengenai pola Pasien menerapkan Pasien menerapkan pola
yang kurang memenuhi makan gizi seimbang agar pola makan sehat dan makan sehat dan gizi
kebutuhan dan gizi tidak mempercepat proses gizi seimbang sehingga seimbang
seimbang penyembuhan penyakitnya mempercepat proses Pasien berolahraga
Pasien malas berolahraga Memberi saran kepada pasien Saat penyembuhan 1x/minggu
Pasien membeli makan agar rutin berolahraga setiap hari kunjungan ke penyakitnya Pasien rutin minum obat
Aspek Risiko diluar seperti jalan-jalan sore agar rumah pasien Pasien rutin Pasien mulai membawa
Pasien
Internal badan terasa lebih bugar, sehat dan pada saat berolahraga agar tetap bekal makanan dari
dan tidak malas kontrol di bugar, sehat dan tidak rumah.
Memberi sara agar pasien puskesmas malas
membawa bekal maknan dari Pasien makan masakan
rumah. rumah.
Aspek Kurangnya pengetahuan Memberi edukasi mengenai akan Saat Keluarga pasien Keluarga pasien mulai
Psikososial pentingnya pola makan gizi Keluarga menerapkan pola melakukan gaya hidup
keluarga tentang gizi Pasien
kunjungan ke
keluarga seimbang dan pola makan seimbang dan menyarankan agar rumah pasien makan sehat dan gizi sehat denga memakan
25
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Follow Up
sehat dan bergizi serta untuk memasak dan pada saat seimbang dan lebih masakan rumah.
keluarga pasien lebih Memberikan edukasi mengenai kontrol di sering memasak Istri pasien mulai
sering membeli makanan penyakit Tn. L bahwa puskesmas Keluarga pasien membawakan bekal
di luar penyakitnya salah satu dari efek mengetahui efek gaya makanan untuk suaminya
gaya hidup tidak sehat. hidup tidak sehat. bekerja .
Kurangnya pengetahuan
Memberikan edukasi kepada istri Istri pasien
keluarga tentang penyakit psien agar mengawasi pola berkeinganan
yang diderita pasien makan pasien degan cara meyiapkan bekal
Istri pasien tidak menyiaokan bekal makana untuk untuk suaminya.
mengawasi tetag pola pasien saat bekerja.
makan pasien.
Pasien mempunyai aspek Pasien melaksanakan Pasien melaksanakan saran
Menyarankan pasien untuk saran dengan dengan olahraga pagi
fungsional derajat 1, pasien Saat
Aspek berolahraga ringan seperti jalan memanfaatkan keluarga berjalan disekitar rumah
mampu melakukan kunjungan ke
Fungsional kaki,atau senam ringan 15-30 menit Pasien dan untuk sama-sama terkadang mangajak istrinya.
pekerjaanr sehari-hari di rumah pasien
kontinu setiap hari. keluarga melaksanakan olahraga
dan pada saat
dalam dan di luar rumah. pasien
Memberikan informasi manfaat kontrol di bersama di sekitar
olahraga untuk tubuh dan penyakit puskesmas lingkungan rumah.
pasien
26
3.2 Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
27
FOTO HOME VISIT DAN FOLLOW UP
28