Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN STUDI KASUS

GOUT ARTHRITIS DAN RIWAYAT PENYAKIT HIPERTENSI PADA


LANSIA DENGAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT DILIHAT DARI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN SAWAH BESAR

Oleh
Margianti
1102011154
(Kelompok 9)

Pembimbing
dr. Yusnita, M.Kes, Dipl.DK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “GOUT ARTHRITIS DAN
RIWAYAT PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DENGAN GAYA
HIDUP TIDAK SEHAT DILIHAT DARI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SAWAH BESAR ” ini telah
disetujui oleh pembimbing untuk diseminarkan dalam rangka memenuhi salah satu
tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga. Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Desember 2018


Pembimbing,

dr. Yusnita, M.Kes, Dipl.DK

2
KATA PENGANTAR

Assalammua`alaikum wr. wb.


Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan
atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “GOUT
ARTHRITIS DAN RIWAYAT PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA
DENGAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT DILIHAT DARI PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SAWAH
BESAR ” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Penulis juga
berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan
bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang ilmu kesehatan masyarakat mengenai
penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku dosen pembimbing dan koordinator
kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi yang telah membimbing dan memberi masukan yang
bermanfaat.
2. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku kepala bagian kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
3. dr. Dini Widianti, M.KK, DipIDK, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
4. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
5. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

3
6. dr. Sophianita, MKK, PKK, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
7. dr. Dian Mardhiyah, M.KK, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
8. dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan baik dari segi materi maupun dari bahasa yang disajikan. Untuk itu
penulis mohon maaf atas segala kekhilafan, serta dengan tangan terbuka
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Jakarta, Desember 2018

Penulis

4
BAB I
BERKAS PASIEN DAN KELUARGA

1.1 Identitas Pasien


Nama : Tn. L
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 63 tahun
Anak ke : 1 (satu)
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Suku : Cina
Agama : Kristen
Status : Menikah
Alamat : Jalan Kartini 10A No 75 RT 001/002, Kecamatan Sawah
Besar. Jakarta Pusat
1.2 Anamnesa
Dilakukan secara Autoanamnesa pada tanggal 26 November 2018
pukul 11.00 WIB
1.2.1 Keluhan Utama: Pasien mengeluh pegal-pegal pada jari-jari tangan
dan kaki kanan dan kiri.
1.2.2 Keluhan Tambahan: Pusing
1.2.3 Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poli lansia di puskesmas dengan keluhan pegal-pegal
pada jari-jari tangan dan kaki kanan dan kiri sejak 8 hari yang lalu. Keluhan
ini dirasakan hilang timbul dan tidak menjalar, keluhan sering dirasakan
saat malam hari saat sedang istirahat. Terkadang pasien juga merasakan jari-
jari tangan kaku namun tidak disertai kesemutan dan tidak ada rasa baal.
Pasien menyangkal adanya rasa panas dan bengkak pada jari-jari tangan dan
kaki. Keluhan tambahan lainnya pasien merasa pusing hilang timbul,
Keluhan pusing tidak dirasa berputar dan muncul mendadak walaupun tidak
sedang beraktivitas. Pusing tidak muncul saat dihadapkan dengan cahaya

5
atau suara. Keluhan pegal tengkuk dan nyeri dada disangkal. Pasien
mengakui keluhan pusing hilang setelah meminum obat darah tinggi. Nafsu
makan biasa saja, BAK sering dan BAB teratur.
Pasien mengharapkan dengan datang berobat ke dokter maka
keluhan yag dirasakan akan hilang dan sembuh. Pasien memiliki keinginan
untuk sembuh dan juga kontrol rutin karena disuruh oleh dokter, serta
setiap obat habis pasien akan datang ke puskesmas. Pasien tidak pernah
lupa meminum obatnya namun terkadang pasien khawatir jika minum obat
terus menerus maka akan memberikan efek samping obat pada tubuhnya
sendiri. Menurut pasien, penyakitnya akan menimbulkan komplikasi jika
tidak diobati. Pasien selalu kontrol rutin ke puskemas tidak hanya saat ada
keluhan. Persepsi pasien terhadap penyakitnya positif. Pasien menilai
penyakitnya sebagai ujian dari Tuhan untuk itu pasien tetap bersyukur
menerima penyakitnya. Pasien berusaha dengan mencari pengobatan ke
Puskesmas. Pasien percaya bahwa dengan usahanya ini Tuhan akan
membantu menyembuhkannya. Sampai sekarang, Tn.L selalu
melaksanakan ibadah ke gereja setiap hari dimalam hari.

1.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien memiliki riawayat penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu
dan rutin meminun obat dan kontrol kepuskesmas.

1.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga:


-Ibu pasien juga menderita penyakit batu empedu dan hipertensi.
- Istri pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

1.2.6 Riwayat Pengobatan


Pasien rutin mengkonsumsi obat hipertensi Amlopdiplin 1 x 10mg
secara rutin, namun pasien belum mengkonsumi obat untuk mengatasi
keluhannya.

6
1.2.7 Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, bahan atau
jenis makanan apapun.

1.2.8 Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien mencukupi kebutuhan sehari-harinya dari penghasilan
berdagang bahan bangunan sebanyak Rp.6.000.000 per-bulan. Menurut
pasien, uang yang didapatkan setiap bulannya cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup bersama dengan keluarganya setiap bulannya. Menurut
pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di
lingkungan tempat tinggalnya. Pasien mengakui sering mengikuti kegiatan
di lingkungan rumahnya dan di gereja.

1.2.9 Riwayat Kebiasaan:


Sebelum terdiagnosa Gout Arthristis, pasien memiliki kebiasaan makan
makanan berlemak. Selain itu pasien biasanya membeli makanan diluar,
Pasien makan dengan nasi dalam porsi normal dan juga makanan lain yang
mengandung karbohidrat. Pasien memakan sayur, seperti sayur hijau namun
jarang memakan buah. Meskipun mempunyai riwayat hipertensi pasien
tidak mengkontrol makanannya. Pasien biasa bangun jam 05.00 biasanya
pasien membantu istrinya untuk membersihkan rumah, pasien mengakui
sudah tiga bulan terkahir malas berolahraga, sebelumnya pasien setiap hari
berolahrga jalan pagi selama 30 menit. Pasien pergi bekerja sekitar jam
08.00 wib dengan menggunakan motor dan pulang kerumah jam 16.00 wib,
pasien setiap sore pergi ke gereja untuk beribadah.

1.3 Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
2. Tanda vital
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15

7
Tek. Darah : 150/90 mmHg
Frek. Nadi : 90x/menit
Frek Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5  C
3. Status Gizi
Klinis : Overweigt
Berat Badan : 80 kg
Tinggi Badan : 176 cm
Indeks Massa Tubuh : 25.82 kg/m2
Berat Badan Ideal : 64,8 kg
Status Gizi : Overweight
3. Status Generalis:
Kepala : Normocephal
Mata : Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, RCL +/+,
RCTL +/+
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
Thoraks : Pergerakan dada simetris bilateral dalam keadaan statis
dan
dinamis
Cor : BJ I-BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),wheezing (-/-)
Abdomen : Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien
tidak teraba
Eks. Superior : Sianosis (-/-), Edema (-/-)
Eks. Inferior : Sianosis (-/-), Edema (-/-)

4. Status neurologis:
GCS : 15 (E4 M6 V5)
Pupil : Di tengah, bulat, isokor, ukuran 3mm/3mm
a. Anggota gerak atas
Kekuatan : 5/5
8
Tonus : (+) / (+)
Atrofi : (-) / (-)
Refleks fisiologis
Biceps : (+) / (+)
Triceps : (+)/ (+)
Refleks Patologis
Refleks Hoffman : (-) / (-)
Refleks Trommer : (-) / (-)
Sensibilitas
Taktil : normal/normal
Nyeri : normal/normal
Suhu : Tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan
Getar : Tidak dilakukan
b. Anggota gerak bawah
Kekuatan : 5/5
Tonus : (+) / (+)
Atrofi : (-) / (-)
Refleks fisiologis
Patella : (+) / (+)
Achilles : (+) / (+)
Refleks Patologis
Babinski : (-) / (-)
Chaddock : (-) / (-)
Gordon : (-) / (-)
Oppenheim : (-) / (-)
Sensibilitas
Taktil : +/ +
Nyeri :+/+
Suhu : Tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan

9
Getar : Tidak dilakukan

1.4 Pemeriksaan Penunjang


 Pemeriksaan labolatorium tanggal 26 November 2018
Asam Urat : 7,8
Kolesterol Total : 149 mg/dl
Kolesterol HDL : 42 mg/dl
Kolesterol LDL : 93 mg/d

1.5 Pola makan


1.5.1 Food Record pasien selama tiga hari
Tabel 5.1 food Record
24 November 2018
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 205 kkal 45,02 gr 3,91 gr 0,36 gr
PAGI Telur ceplok 89 kkal 0,43 gr 6,24 gr 6,76 gr
Bayam Bening 24 kkal 3,2 gr 2,3 gr
Jumlah 318 kkal 48,65 gr 12,45gr 7,12 gr
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 205 kkal 45,02 gr 3,91 gr 0,36 gr
SIANG Rendang 193 kkal 7,8 gr 22,6gr 7,9gr
Sayur tahu 150kkal 2,7 gr 19,9 gr 6,6 g
Jumlah 548 kkal 55,52 gr 46,41 gr 14,86gr
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 205 kkal 45,02 gr 3,91 gr 0,36 gr
MALAM Ayam goreng 211 kkal 0 gr 31 gr 8,92 g
Jumlah 416 kkal 45,02 gr 34,91 gr 9,82 gr

25 November 2018
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Bubur Ayam 202 kkal 36,1 gr 21,56 gr 10,4 gr
PAGI
1 gelas teh manis 90kkal 23,4kkal - -
Jumlah 292 kkal 59,5 gr 21,56 gr 10,4 gr
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 205 kkal 45,02 gr 3,91 gr 0,36 gr
Bihun 200 kkal 40 gr 1 gr 0,17 gr
Ayam Bakar 286 kkal 0 gr 42,77 gr 11,34 gr
Tahu goreng 2 70 kkal 2,7 gr 4,5 gr 5,2 gr
SIANG
Jumlah 761 kkal 87,72 gr 52,18 gr 17,07 gr
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Mie goreng 380 kkal 54 gr 8 gr 14 gr
MALAM Telur ceplok 89 kkal 0,43 gr 6,24 gr 6,76 gr
Pisang goreng 2 136 kkal 19,5gr 0,8 gr 7,2 gr
Jumlah 605 kkal 73,93 gr 15,04 gr 27,96 gr

10
26 November 2018
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Lontong Sayur 428 kkal 71 gr 13,34 gr 10 gr
PAGI
Telur ceplok 89 kkal 0,43 gr 6,24 gr 6,76 gr
Jumlah 517 kkal 71,43 gr 19,58 gr 16,76 gr
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 205 kkal 45,02 gr 3,91 gr 0,36 gr
SIANG Soto Ayam 212 kkal 11,55 gr 18,01 gr 10,31 gr
Jumlah 416 kkal 57,06 gr 27,43 gr 15,23 gr
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 205 kkal 45,02 gr 3,91 gr 0,36 gr
MALAM Rendang 468 kkal 10,78 gr 47,23 gr 26,56 gr
Sayur kangkung 211 kkal 8,6 gr 5,5 gr 18,7 gr
Jumlah 884 kkal 64,4 gr 56,64 gr 45,62 gr

1.5.2 Analisis Food Record


Dari table diatas, dapat disimpulkan bahwa Tn. L mendapat total
kalori perhari:
 Tanggal 24 November 2018 : 1282kkal
 Tanggal 25 November 2018 : 1658 kkal
 Tanggal 26 November 2018 : 1817 kkal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah 1585 kkal.
Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi adalah 1585
kkal, dengan rata-rata asupan karbohidrat 187,7 gr, protein 95,38 gr,
dan lemak 54,9 gr.

Perhitungan kebutuhan kalori perhari


Jumlah kebutuhan kalori perhari :
Berat Badan Ideal (BBI) = 90% (tinggi badan (cm) – 100)
= 90% x 96= 68,4kg
Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori (laki-laki)
= 68,4 kg x 30 kalori = 2.052kalori
Koreksi

➢ Usia ( >70 thun) = - (20% x 2.052) = -410.4 kalori

➢ Aktivitas (ringan) = + (10% x 2.052) = + 205,2 kalori

11
Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah:
2.052 – 410,4 + 205,2 =1.846 kalori
Kebutuhan Karbohidrat : 60% x 1.846 = 1.107 Kal = 221,4gr
(5 kalori setara dengan 1 gr Karbohidrat)
Kebutuhan Protein : 20% x 1.846 = 369,2 Kal = 92,3 gr
(4 kalori setara dengan 1 gr Protein)
Kebutuhan Lemak : 20% x1.846= 369,2 Kal = 41,02gr
(9 kalori setara dengan 1 gr lemak)
Interpretasi terhadap food record pasien :
Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food
record pasien selama 3 hari sebelum datang ke puskesmas maka
dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan pasien
kurang dari jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya.
Kebutuhan karbohidrat kurang namun protein dan lemak
berlebihan.

1.6 Kegiatan sehari-hari (Activity Daily Living)


Tn. L sehari-hari bangun jam 05.00 WIB, kemudian pasien membantu
istrinya membersihkan rumah, sejak 3 bulan terakhir pasien sudah tidak
melakukan olahrga pagi. Kemudian pasien bersiap-siap untuk pergi bekerja
dengan menggunakan sepeda motor. Pasien biasanya pergi bekerja pukul
06.30 wib, sebelum bekerja terkadanag sarapan dirumah. Pasien
mempunyai toko di daerah kalimalang dan pulang pukul 15.00 wib. Saat
pulang pasien beristirahat di rumah dan bermain dengan cucunya. Pasien
dan keluarga pergi ke greja pukul 18.00 wib sampai pukul 20.00 wib. Saat
malam hari biasanya pasien berkumpul dengan tetangganya.

12
BAB II
BERKAS KELUARGA
2.1 Profil keluarga
2.1.1 Karakteristik Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. L
b. Nama Pasangan : Ny. A
c. Struktur Komposisi Keluarga:
Tabel 2.1 Anggota keluarga yang tinggal serumah

Kedudukan
No Nama Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
dalam Keluarga
Kepala keluarga
1. Tn. L L 63 th SMA Wiraswasta
(ayah)
Ibu Rumah
2. Ny. A Istri (ibu) P 59 th SMA
Tangga
Ibu kandung Ibu rumah
3. Ny.C P 88 th SD
pasien Tangga
Pegawai
4. Tn.S Anak L 35 th D3
swasta
Ibu rumah
5. Ny.k Menantu P 26 th SMA
tangga
6. An.D Cucu L 8 th SD Pelajar

2.1.2 Genogram
 Bentuk keluarga
Bentuk keluarga ini menurut Friedman adalah Extended Family yaitu
keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak kandung dan menantu.
 Tahapan siklus keluarga:
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari
Duvall (1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga Tn.L
termasuk ke dalam keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
 Dinamika Keluarga
Tn. L dan Ny. A memiliki hubungan keluarga yang sangat baik. Tn. L
sangat memperhatikan kebutuhan istrinya. Apabila ada masalah, selalu
dibicarakan bersama.

13
 Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologi: Keluarga ini mampu meneruskan keturunan
sebagai generasi selanjutnya, Tn. L dan Ny. A memiliki
keturunan d u a orang anak yaitu Tn. S, Tn. M.
b. Fungsi Psikologi: Tn.L hidup bersama istri dan ibunya, selain
itu juga ada anaknya pertama yang sudah mempuyai istri dan
anak yang tinggal satu rumah dengan Tn.L. Sedangkan anaknya
yang kedua tingal diluar kota karena bekerja terkadang pulang
satu bulan sekali. Tn.L berkomunikasi aktif dengan
keluarganya.
c. Fungsi Ekonomi: Sumber penghasilan utama pasien adalah
dari penghasilan tokonya. Penghasilan tersebut cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, belanja
bulanan, dan biaya listrik rumah. Untuk biaya kesehatan, pasien
menggunakan BPJS.
d. Fungsi Sosial: Tn.L dikenal oleh tetangga lingkungan sekitar
karena rumahnya saling berdekatan, biasanya disaat waktu
luang Tn.L berkumpul dengan tetangganya. Selain itu ketika ada
kegitan dilingukangan Tn.L dan keluarga turut hadir dan
mengikuti kegiatannya tersebut.
e. Fungsi Agama:Tn.L dan keluarga rutin pergi minimal
seminggu tiga kali setiap malam dan mengikuti kegiatan sosial
di greja.

14
 Genogram

Ny. C
hipertensi

Tn.L Gout arthritis dan hipertensi

Gambar 2.1 Genogram

Keterangan:

Laki-laki sudah meninggal Laki-laki

Perempuan sudah meninggal Perempuan

Menikah

Pasien Tinggal serumah

Keturunan

Gambar 2.2 keterangan keluarga

15
2.2 Penilaian status sosial dan kesejahteraan hidup
Tabel 2.2 Pedoman Penilaian Rumah Sehat
KOMPONEN RUMAH
NO KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI
KOMPONEN
I 31
RUMAH
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 2
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau 2
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air.
c. Permanen (tembok/pasangan batu bata yang diplester) 3 3
papan kedap air.

3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 2
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 0
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur 2
(asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca 1
dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan
untuk 2 2
membaca dengan normal.

II SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
). kesehatan.. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan. 2
d. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 3 3
e. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan. 4
2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0
ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke 1
sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai 2
atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 4

16
KOMPONEN RUMAH
NO KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI
3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman 0
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak 3
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk 4
diolah lebih lanjut.
4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0
Sampah/Tempat
Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3 3
PERILAKU
III 44
PENGHUNI
1 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0
kamar tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2 2
2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0
ruang keluarga b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari dibuka 2
3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0
dan halaman b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2 2
4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 2
5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 2
TOTAL HASIL PENILAIAN 1130

Keterangan:
 Hasil Penilaian: Nilai x Bobot
12 x 31 = 372, 12 x 25 = 300, 9 x 44 = 396
Total = 1,068
 Kriteria:
 Rumah Sehat: 1068-1200
 Rumah Tidak Sehat: <1068

Kesimpulan : Rumah yang dihuni pasien Tn.L masuk dalam kriteria rumah sehat
berdasarkan Pedoman Penilaian Rumah Sehat.

17
a. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik,
peralatan rumah tangga
 1 Sepeda motor
 1 TV
 2 Telepon genggam
 1 Kulkas
 1 Kompor gas
 1 Setrika
 2 kipas angin
b. Denah Rumah

Gambar 2.3 Denah rumah

2.3 Penilaian perilaku kesehatan


a. Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit
Tn.L dan keluarga berobat ke Puskesmas Kecamatan Sawah besar secara
rutin untuk kontrol, namun untuk keluarga hanya berobat saat adanya
keluhan.
 Tempat berobat : Puskesmas
 Jaminan kesehatan : BPJS Kesehatan

18
b. Perilaku terhadap Pelayanan Kesehatan
Tn.L rajin kontrol rutin setiap seminggu sekali ke unit pelayanan lansia
karena pasien disuruh datang oleh dokter. Jika obat habis pasien langsung
menebus kembali obat di puskesmas. Biasanya pasien pergi ke puskesmas
menggunakan sepeda motor ien sangat terbantu dengan adanya program
jaminan kesehatan.
c. Perilaku terhadap Makanan
Sehari-harinya pasien makan makanan yang bervariasi sebanyak tiga kali
sehari. Pasien makan dengan nasi dalam porsi normal dan juga makanan
lain yang mengandung lemak. Pasien memakan sayur seperti sayuran
hijau dan kacang-kacangan, namun jarang memakan buah.
d. Perilaku terhadap Lingkungan
Setiap hari istri dan Tn.L rutin membersihkan rumah dan jalanan depan
rumah.
2.4 Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 2.4 Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Aksesibilitas Naik kendaraan roda dua Pasien datang rutin untuk
kontrol dan menebus obat.
Dengan adanya BPJS sangat
membantu untuk pengobatan
Tarif BPJS penyaiktnya.
Pasien mengatakan merasa
cukup puas dengan pelayanan di
Puskesmas Kecamatan sawah
Kualitas Cukup memuaskan besar.

2.5 Pola Konsumsi Makanan Keluarga


1. Kebiasaan makan:
Menu makanan sehari-hari keluarga bervariasi. Istri Tn.L
setiap hari memasak namun Tn.L setiap makan siang membeli
diwarung. Makanan yang sering dimasak bervariasi mulai dari telur
dadar, tempe, tahu, ikan, dan ayam. Sayur yang sering dibeli bervariasi
antara lain sayur hijau dan kacang-kacangan, namun keluarga ini

19
jarang makan buah. Pola makan keluarga ini yaitu sebanyak tiga kali
sehari. Tn.L sering memakan gorengan beli diluar.
2. Menerapkan pola gizi seimbang:
Keluarga Tn.L hanya makan sesuai dengan apa yang tersedia
dan sesuai keinginan tanpa memperhatikan kandungan 4 sehat 5
sempurna. Makanan yang di konsumsi sering berlemak. Hal ini
mungkin dikarenakan pengetahuan dan minat yang kurang mengenai
pentingnya pola makan gizi seimbang terkait dengan penyakit yang
diderita pasien.

2.6 Nilai/Kepercayaan yang Dianut Keluarga terkait Kesehatan


Tn.L mengatakan bahwa sakit diberi oleh Tuhan, saat ini Tn.L
bersyukur karena masih diberikan umur panjang, meskipun sakit masih
bisa beraktifitas dan masih bisa pergi ke puskesmas untuk berobat. Tn.L
sangat percaya bahwa Tuhan masih sayang kepada kelaurganya.

2.7 Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Kepedulian dari istri dan anak-anak pasien dalam kesembuhan
penyakit pasien sangat penting, karena mereka memberi semangat dalam
pengobatan pasien dan selalu mengingatkan untuk meminum obat. Letak
fasilitas kesehatan juga relatif mudah dijangkau. Kepemilikan BPJS
mempermudah dalam biaya berobat ke puskesmas.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Istri pasien tidak mengawasi pola makan pasien, meskipun istri pasien
memasak namun pasien tetap membeli makan diluar.

2.8 Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga


1. Masalah dalam fungsi psikologis: Istri pasien juga tidak mengawasi pola
makan pasien sehingga pasien makan dengan gizi tidak seimbang.
2. Masalah perilaku kesehatan: Pasien tidak merubah kebiasaan makannya

20
sampai sekarang dikarenakan menurut pasien bila dia merubah pola
makannya pasien merasa lemas. Pasien jarang berolahraga karena malas.

21
BAB III
DIAGNOSIS HOLISTIK

3.1 Diagnosis Holistik (Multiaksial)


1. Aspek personal:
• Alasan Kedatangan.
o Pasien datang ke unit pelayanan lansia Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar karena mengeluh pegal-pegal pada jari tangan dan
kaki kanan kiri.
• Harapan
o Pasien berharap dengan berobat ke dokter keluhan yang
dirasakan hilang dan sembuh.
• Kekhawatiran
o Terkadang ada kekhawatiran pada diri pasien bahwa obat yang
diminumnya terus menerus akan memberikan efek samping pada
tubuhnya sendiri.
• Persepsi
o Medis: Menurut pasien, penyakitnya akan menimbulkan
komplikasi jika tidak diobati.
o Religi: Persepsi pasien terhadap penyakitnya positif. Pasien
menilai penyakitnya sebagai ujian dari Tuhan untuk itu pasien
tetap bersyukur menerima penyakitnya. Pasien berikhtiar dengan
mencari pengobatan ke Puskesmas. Pasien percaya bahwa
dengan ikhtiarnya ini Tuhan akan membantu menyembuhkannya.
Pasien selalu rutin beribadah ke greja.
2. Aspek klinik:
• Diagnosis Gout arthritis dengan hipertensi
• terapi Alpurinol 2 x 1 Meloxicam 3 x1 Amlodiplin 1 x 10 mg
3. Aspek risiko internal:
• Pasien gemar mamakan makanan berlemak.
• Pasien masih sering beli makanan diluar

22
• Pasien malas berolahraga.
4. Aspek psikososial keluarga:
• Istri pasien tidak mengawasi pasien dalam pola makan pasien dan
hidup sehat .
• Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang dan pola
makan sehat dan bergizi serta keluarga pasien lebih sering membeli
makanan di luar.
• Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita
pasien.
5. Aspek fungsional:
Pasien mampu melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit.
Dapat disimpulkan derajat fungsional pasien menurut ICPC saat ini
adalah derajat 1, dikarenakan tidak ada keterbatasan pekerjaan apapun
atau aktifitas harian.

23
Tabel 3.1 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Follow Up
 Pasien datang ke unit  Memberikan pengetahuan kepada  Pasien dapat  Pasien mengetahui
pelayanan lansia Puskesmas pasien tentang penyakit gout memahani lebih baik penyakit gout arthritis
Kec. Sawah Besar karena arthritis, hipertensi dan penyakit gout dan hipertensi.
Pegal-pegal pada jari-jari komplikasinya. artthritis dan  Pasien mengikuti
tangan dan kaki kanan dan  Menjelaskan kepada pasien bahwa hipertensi. pengobatan dengan
kiri sejak 8 hari. penyakit gout arthritis da hipertesi  Keluhan yang dialami teratur
 Pasien berharap dengan dapat disembuhkan apabila pasien dapat  Kekhawatiran pasien
berobat ke dokter keluhan mengikuti pengobatan secara berkurang. mengenai penyakitnya
yang dirasakan hilang dan teratur  Pasien tidak khawatir sudah berkurang
sembuh.  Menjelaskan kepada pasien bahwa tentag penyakitya. sehingga menghindari
 Adaya kekhawatiran pada ia tidak perlu khawatir berlebihan Saat stress yang dapat
diri pasien bahwa obat yang karena stress dapat memperburuk kunjungan ke  Pasien dapat memperburuk kondisi.
diminumnya terus menerus keadaanya rumah pasien memahani bahwa  Pasien yakin bahwa
akan memberikan efek  Menjelaskan kepada pasien bahwa Pasien kesembuhan
Aspek dan pada saat penyakitnya dapat
Personal samping pada tubuhnya kesembuhan penyakit berasal dari kontrol di disembuhkan dengan penyakitnya berasal dari
sendiri tuhan. puskesmas mengikuti pengobatan tuhan
 Menurut pasien, secara teratur  Pasien tetap beribadah
penyakitnya akan sehingga pasien rajin dan berdoa dalam
menimbulkan komplikasi kontrol berobat kesembuhan penyakit
jika tidak diobati  Pasien memahami
 Pasien menilai penyakitnya bahwa kesembuhan
sebagai ujian dari Tuhan penyakit berasal dari
untuk itu pasien tetap tuhan.
bersyukur menerima
penyakitnya.

24
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Follow Up
Pasien di diagnosis gout  Farmakologi:  Keluhan  Pasien tidak lupa minum
arthritis dan riwayat hipertensi.  Allupurinol 2x 1 berkurang da obat
Meloxicam 3x 1 tekanan darah  Pasien rutin kontrol setiap
Amlodipin 1x 10mg pasien seminggu sekali dan
 Menjelaskan fungsi obat dan cara terkontrol. meminum obat yang
Saat
konsumsinya serta efek  Pasien diberikan oleh dokter.
kunjungan ke
sampingnya. mengetahui  Pasien mengerti fungsi
rumah pasien
Aspek Klinik Pasien aturan pakai obat dan aturan pakainya
dan pada saat
dan efek serta efek samping.
kontrol di
puskesmas
samping,  Pasien melakukan
pemeriksaan laboratorium
ke poli lansia saat
kontrol.

 Pasien memiliki pola makan  Memberi edukasi mengenai pola  Pasien menerapkan  Pasien menerapkan pola
yang kurang memenuhi makan gizi seimbang agar pola makan sehat dan makan sehat dan gizi
kebutuhan dan gizi tidak mempercepat proses gizi seimbang sehingga seimbang
seimbang penyembuhan penyakitnya mempercepat proses  Pasien berolahraga
 Pasien malas berolahraga  Memberi saran kepada pasien Saat penyembuhan 1x/minggu
 Pasien membeli makan agar rutin berolahraga setiap hari kunjungan ke penyakitnya  Pasien rutin minum obat
Aspek Risiko diluar seperti jalan-jalan sore agar rumah pasien  Pasien rutin  Pasien mulai membawa
Pasien
Internal badan terasa lebih bugar, sehat dan pada saat berolahraga agar tetap bekal makanan dari
dan tidak malas kontrol di bugar, sehat dan tidak rumah.
 Memberi sara agar pasien puskesmas malas
membawa bekal maknan dari  Pasien makan masakan
rumah. rumah.

Aspek  Kurangnya pengetahuan  Memberi edukasi mengenai akan Saat  Keluarga pasien  Keluarga pasien mulai
Psikososial pentingnya pola makan gizi Keluarga menerapkan pola melakukan gaya hidup
keluarga tentang gizi Pasien
kunjungan ke
keluarga seimbang dan pola makan seimbang dan menyarankan agar rumah pasien makan sehat dan gizi sehat denga memakan

25
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Follow Up
sehat dan bergizi serta untuk memasak dan pada saat seimbang dan lebih masakan rumah.
keluarga pasien lebih  Memberikan edukasi mengenai kontrol di sering memasak  Istri pasien mulai
sering membeli makanan penyakit Tn. L bahwa puskesmas  Keluarga pasien membawakan bekal
di luar penyakitnya salah satu dari efek mengetahui efek gaya makanan untuk suaminya
gaya hidup tidak sehat. hidup tidak sehat. bekerja .
 Kurangnya pengetahuan
 Memberikan edukasi kepada istri  Istri pasien
keluarga tentang penyakit psien agar mengawasi pola berkeinganan
yang diderita pasien makan pasien degan cara meyiapkan bekal
 Istri pasien tidak menyiaokan bekal makana untuk untuk suaminya.
mengawasi tetag pola pasien saat bekerja.
makan pasien.
Pasien mempunyai aspek Pasien melaksanakan Pasien melaksanakan saran
 Menyarankan pasien untuk saran dengan dengan olahraga pagi
fungsional derajat 1, pasien Saat
Aspek berolahraga ringan seperti jalan memanfaatkan keluarga berjalan disekitar rumah
mampu melakukan kunjungan ke
Fungsional kaki,atau senam ringan 15-30 menit Pasien dan untuk sama-sama terkadang mangajak istrinya.
pekerjaanr sehari-hari di rumah pasien
kontinu setiap hari. keluarga melaksanakan olahraga
dan pada saat
dalam dan di luar rumah. pasien
 Memberikan informasi manfaat kontrol di bersama di sekitar
olahraga untuk tubuh dan penyakit puskesmas lingkungan rumah.
pasien

26
3.2 Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

27
FOTO HOME VISIT DAN FOLLOW UP

28

Anda mungkin juga menyukai