Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini kita hidup di era globalisasi dan teknologi yang sangat maju dan modern,
beberapa perubahan yang terjadi dalam bidang elektronika pun merupakan fakta dalam
kehidupan sehari-hari.Di saat dunia teknologi yang maju dan modern ini sudah seharusnya
kita dapat berperan aktif dalam perkembangan teknologi ini, salah satunya kita harus
memiliki kemampuan di bidang elektronika.Karena bidang elektronika merupakan salah satu
kunci untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan memasuki dunia teknologi termasuk
bidang elektronika ini.
Salah satu rangkaian yang banyak di cari dan diminati oleh semua kalangan manusia,
yaitu rangkaian speaker aktif, karena dengan rangkaian ini seseorang dapat berkaroke,
mendengarkan musik dan lain sebagaianya.Di dalam rangkaian speaker aktif ini terdapat
rangkaian yang sangat beguna, salah satunya adalah rangkaian Power Amplifier dengan
system OCL.Power ini berfungsi sebagai penguat audio pada speaker aktif tersebut. Tanpa
adanya power tersebut, speaker aktif tidak akan berfungsi dan tidak akan mengeluarkan suara
yang maksimal/suara yang kita inginkan.
Cara perakitan Power Amplifier System OCL sebenarnya tidak sesulit yang kita
bayangkan, dan karena masih banyak orang yang belum mengetahui atau tidak tahu sama
sekali, maka dari itu mealui karya tulis ini, penulis berharap agar masyarakat mengetahui
teknik perakitan Power Amplifier OCL dengan mudah, tepat, dan praktis. Oleh karena itu,
penulis membuat laporan ini dengan judul “Teknik Merakit Power Amplifier Sistem OCL”

RIVAL ERLANGGA 1
B. PERUMUSAN MASALAH

Dari hasil latar belakang yang sudah di sampaikan, maka dapat di temukan beberapa
masalah yang terjadi di antaranya :
1. Bagaimana teknik perakitan Power OCL yang baik dan benar
2. Komponen apa saja yang termasuk dalam perakitan Power OCL

C. IDENTIFIKASI MASALAH

Beberapa alat harus di sediakan agar dalam perakitan terlihat rapih dan tidak
mengalami kerusakan. Alat-alat tersebut ialah :
1. Solder
2. Tang Kabel
3. Bor Listrik(duduk)
4. Avometer

D. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud
Laporan ini dibuat dengan maksud untuk lebih mengetahui tentang bagaimana cara
merakit Power Amplifier Sistem OCL yang baik.

Tujuan
a. Untuk memenuhi nilai jurusan.
b. Untuk menyelesaikan tugas pembuatan Amplifier.
c. Untuk dapat memahami konsep dari amplifier.
d. Untuk memperlancar dalam pengukuran maupun pembacaan komponen.
e. Mahir dalam pembuatan jalur / layout pada PCB.
f. Mahir dalam perakitan amplifier.

RIVAL ERLANGGA 2
BAB II
TEORI PENDUKUN

A. AMPLIFIER
Amplifier adalah komponen elektronika yang di pakai untuk menguatkan daya atau
tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu
memperkuat signal arus I dan tegangan V listrik dari inputnya. Sedangkan outpunya akan
menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar.
Besarnya pengertian amplifier sering di sebut dengan istilah Gain. Nilai dari gain yang
dinyatakan sebagai fungsi penguat frekunsi audio, Gain power amplifier antara 200 kali
sampai 100 kali dari signal output. Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output
dengan daya di bagian input dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran gain biasannya memakai
decible (dB).
Dalam bagian pengertian amplifier pada proses penguatannya audio ini terbagi menjadi
dua kelompok bagian penting, yaitu bagian penguat signal tegangan (V) yang kebanyakan
menggunakan susunan transistor darlington, dan bagian penguat arus susunannya transistor
paralel. Masing masing transistor derdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk
membuang panas ke udara, sehingga pada saat ini banyak yang menggunakan transistor
simetris komplementer.
Power amplifier rakitan berfungsi sebagai penguat akhir dan preamplifier menuju ke
drive speaker. Pengertian amplifier pada umumnya terbagi menjadi 2, yaitu power amplifier
dan integrated amplifier. Power Amplifier adalah penguat akhir yang tidak sertai dengan tone
control (volume, bass, treble), sebaliknya integrated amplifier adalah penguat akhir yang
telah disertai dengan tone control.
Jenis-Jenis Amplifier telah bervariasi seperti OTL, BTL dan OCL yang sudah sering di
gunakan di pasaran.Dan setiap jenis komponen dan pengertian amplifier tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut penjelaskan satu persatu :

RIVAL ERLANGGA 3
1. OTL (Output Transformer Less = keluaran tanpa trafo), yaitu rangkaian amplifier yang
menggunakan elco sebagai ganti transformer, misalkan nilai 2200uf untuk amplifier yang
memiliki watt besar. Umumnya tegangan rangkaianamplifier ini hanya + (positif) dan –
(negatif / ground).
2. BTL (Bridge Transformator Less) , yaitu rangkaian Amplifier OCL yang digabung
dengan metode Bridge (jembatan). Sehingga power outputnya menjadi 2 kali lipat dari
power Rangkaian Amplifier OCL.
3. OCL (Output Capacitor Less = keluaran tanpa kapasitor), yaitu rangkaian amplifier yang
memiliki skema rangkaian dari transistor/IC penguat final langsung ke speaker output
(tanpa pelantara apapun). Umumnya tegangan amplifier ini simetris yaitu + (positif), 0
(nol), – (negatif).

B. LOUDSPEAKER

Loudspeaker berfungsi untuk mengubah sinyal listrik yang berasal dari amplifier menjadi
sinyal suara, sehingga dapat kita dengar.Ada tiga macam loudspeaker yaitu woofer,
midrange, tweeter.
Loudspeaker mengubah tegangan listrik menjadi getaran mekanik yang menggerakkan
mimbar suara aslinya sehingga dapat didengar.

C. RESISTOR

Resistor secara umum adalah sebuah komponen elektronika yang mempunyai fungsi
untuk menghambat arus listrik.Resistor terbuat dari bahan isolator dengan nilai tertentu sesuai
dengan nilai hambatan yang diinginkan.Dimulai dari satuan hanya beberapa Ohm sampai
dengan nilai Jutaan Ohm (mega Ohm).
Bentuk fisik resistor sendiri bermacam-macam.Bentuk paling banyak dan umum
dipasaran adalah berbentuk bulatan panjang dengan beberapa lingkaran pada body
resistor.Lingkaran-lingkaran warna tersebut menunjukan nilai hambatan dari resistor tersebut.
Lingkaran-lingkaran yang terdapat pada resistor ada 4 lingkaran, dengan berbagai kode warna

RIVAL ERLANGGA 4
Fungsi Resistor sangat vital dalam sebuah rangkaian elektronika. Resistor adalah
sebuah komponen dasar elektronika yang fungsinya adalah untuk menghambat arus listrik
yang melewati suatu rangkaian.
Bisa dibilang semua rangkaian elektronika selalu menggunakan komponen elektronika
ini. Jadi wajar apabila komponen ini menjadi komponen elektronika yang paling terkenal.
Selain itu resistor juga menjadi komponen yang mempunyai harga paling murah dipasaran.
Secara lengkap fungsi resistor adalah sebagai berikut:
1. Resistor berfungsi sebagai pembagi arus
2. Resistor berfungsi Sebagai pembatas / pengatur arus
3. Resistor berfungsi Sebagai penurun tegangan
4. Resistor berfungsi Sebagai pembagi tegangan
5. Resistor berfungsi Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.
Selain mempelajari fungsi Resistor, yang harus diperhatikan juga adalah bahwa resistor
juga memiliki Jenis dan Nilai. Di antaranya adalah jenis-jenis resistor ini adalah :
1. Resistor Biasa (nilainya tetap) adalah sebuah resistor penghambat gerak arus listrik yang
nilainya tidak dapat berubah (konstan). Resistor ini biasanya terbuat dari nikel atau
karbon.
2. Resistor Variabel (berubah) adalah sebuah resistor yang nilai variabelnya dapat berubah
dengan cara memutar atau menggeser

RIVAL ERLANGGA 5
D. KAPASITOR

Kapasitor dikenal juga dengan nama kondensator. Kapasitor adalah salah satu
komponen elektronika pasif yang strukturnya terdiri dari duabuah plat yang sejajar dan saling
tersekat oleh bahan dielektrik.Nama kapasitor diambil dari bahan dielektrik yang digunakan,
contohnya kapasitor mika, kapasitor keramik, berarti kapasitor tersebut terbuat dari bahan
keramik. Keramik, mika dan lain-lain itu adalah bahan dielektriknya.

Fungsi dari kapasitor adalah untuk menyimpan energy listrik untuk beberapa
lama.Kemampuan menyimpan energy suatu kapasitor disebut dengan kapasitansi atau
kapasitas dan dinyatakan dengan satuan farad.Fungsi kapasitor adalah menahan atau
menyimpan arus searah dan meneruskan arus bolak-balik, kapasitor juga berfungsi menahan
frekuensi rendah dan melewatkan frekuensi tinggi.

E. TRANSISTOR
Transistor adalah sebagai piranti komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul
(kolektor) dan pemancar (emitor).Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat
sinyal, penyambung (switching) dan stabilisasi tegangan.
Transistor berasal dari bahasa transfer yang artinya pemindahan dan resistor yang
berarti pengambat. Jadi pengertian transistor dapat di kategorikan sebagai emindahan atau
peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu tertentu.

RIVAL ERLANGGA 6
gambar dan bentuk fisik dari Pengertian Transistor :

Fungsi dari transistor bermacam-macam, di mana dapat juga berfungsi semacam kran
listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus
dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan
arus output Kolektor.
Transistor pertama kali di temukan oleh William Shockley, John Barden, dan W. H
Brattain pada tahun 1948.Dan mulai di pakai dalam praktek pada tahun 1958.Ada 2 jenis
transistor, yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P – N.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah rangkaian
elektronika.Seperti halnya dalam rangkaian analog yang di gunakan dalam amplifier
(penguat). Dalam sebuah rangkaian-rangkaian digital , transistor di gunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi. Beberapa pengertian transistor juga dapat dirangkai sedemikian
rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Cara kerja transistor pada umumnya hampir sama dengan resistor, yang memiliki tipe-
tipe dasar modern. Ada dua tipe dasar modern, yaitu bipolar junction transistor (BJT atau
transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara
berbeda.
Transistor juga memiliki jenis-jenis yang berbeda-beda.Secara umum transistor dapat
dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori, seperti Materi semikonduktor, Kemasan

RIVAL ERLANGGA 7
fisik, Tipe, Polaritas, Maximum kapasitas daya, Maximum frekuensi kerja, Aplikasi dan
masih banyak jenis lainnya.

Demikian bahasan singkat tentang Pengertian Transistor, semoga dengan membaca


artikel ini anda bisa memahami lebih banyak lagi tentang komponen transistor dan jenis-jenis
nya.

F. DIODA

Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub dan bersifat
semikonduktor.Dioda juga bisa dialiri arus listrik ke satu arah dan menghambat arus dari arah
sebaliknya.Dioda sebenarnya tidak memiliki karakter yang sempurna, melainkan memiliki
karakter yang berhubungan dengan arus dan tegangan komplek yang tidak linier dan
seringkali tergantung pada teknologi yang digunakan serta parameter penggunaannya.
Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cat’s Wahisker dan tabung hampa.
Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat dari bahan semikonduktor, contohnya :
Silikon dan Germanium. Di karenakan pengembangannya yang dilakukan secara terpisah,
dioda kristal (semikonduktor) lebih populer di bandingkan dengan dioda termionik. Dioda
termionik pertama kali ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873, sedangkan dioda
kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti asal Jerman, Karl Ferdinand Braun.
Dioda sangat berpengaruh penting didalam rangkaian elektronika.Karena dioda adalah
komponen semikonduktor yang terdiri dari penyambung P-N.Dioda merupakan gabungan
dari dua kata elektroda, yaitu anoda dan katoda. Sifat lain dari dioda adalah menghantarkan
arus pada tegangan maju dan menghambat arus pada aliran tegangan balik. Selain itu, masih
banyak lagi fungsi dioda lainnya, sebagai berikut :
1. Sebagai penyearah untuk komponen dioda bridge.
2. Sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener.

RIVAL ERLANGGA 8
3. Sebagai pengaman atau sekering.
4. Sebagai pemangkas atau pembuang level sinyal yang ada di atas atau bawah tegangan
tertentu pada rangkaian clipper.
5. Sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada rangkaian clamper.
6. Sebagai pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator untuk rangkaian LED (Light Emiting Diode).
8. Dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian power amplifier.
9. Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo.
10. Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada komponen dioda varactor.
Secara keseluruhan dioda dapat kita contohkan sebagai katup, dimana katup tersebut
akan terbuka pada saat air mengalir dari belakang menuju ke depan. Sedangkan katup akan
menutup apabila ada dorongan aliran air dari depan katub. Simbol dioda digambarkan dengan
anak panah yang diujungnya terdapat garis yang melintang.Cara kerja dioda dapat kita lihat
dari simbolnya.Karena pada pangkal anak panah disebut sebagai anoda (P) dan pada ujung
anak panah dapat disebut sebagai katoda (N).
Pada umumnya, dioda terbuat dari bahan silikon yang sudah dibekali tegangan pemicu.
Tegangan pemicu ini sangat diperlukan agar elektron bisa langsung mengisi hole melalui area
depletin layer. Didalam komponen dioda tidak akan terjadi pemindahan elekrton hole dari P
ke N maupun sebaliknya. Itu di sebabkan hole dan elektron akan tertarik ke arah kutub yang
berlawanan. Bahkan lapisan depletion layer semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.

G. TONE CONTROL

Rangkaian Tone Control adalah rangkaian yang digunakan untuk pengaturan besar
kecilnya treble dan bas pada perangkat sumber suara. Rangkaian ini memiliki fungsi bassing
yaitu penyetelan level bass dan Trebling yaitu penyetelan level treble. Pengaturan yang tepat
akan memunculkan kualitas suara yang baik dan tentunya enak untuk di dengar. Selain itu
Rancangan rangkaian yang benar juga menentukan baik atau buruknya kualitas suara yang
dihasilkan. Untuk membuat Tone Control atau pengontrol nada yang berkualitas tinggi maka
dibutuhkan juga komponen – komponen yang memiliki kualitas tinggi. Rangkaian dari
pengontrol nada ini dapat dibuat secra sederhana maupun secara kompleks. Rumit dan
tidaknya rangkaian juga menjadi factor utama terciptanya sebuah tone control yang baik.

RIVAL ERLANGGA 9
Sejatinya tone control memiliki bebrapa komponen utama dalam suatu rangkaian. Komponen
– komponen tersebut adalah sumber tegangan potensiometer, resistor, kapasitor, dan speaker.

Gambar Skema Rangkaian Tone Control

Selanjutnya definisi dan fungsi setiap komponen pada rangkaian tone control satu per
satu sangat utama mengingat ini merupakan rangkaian tingkat tinggi. Komponen yang
pertama adalah Sumber tegangan dengan fungsi sebagai pemasok energy listrik dan menjadi
sumber arus listrik itu sendiri. Resistor tentunya akan berperan sebagai pemberi nilai
hambatan sebagai filter atau penyaring arus listrik yang lewat. Kapasitor akan memiliki
fungsi sebagai pengatur lalu lintas arus listrik yang lewat agar di dapat aliran yang stabil.
Lalu kita beralih pada potensiometer yang berperan sebagai pengatur sinyal suara yang
dihasilkan. Berikutnya kita memiliki speaker , perangkat ini merupakan alat yang bertindak
sebagai indikator suara.

Pada rangkaian ini setiap komponen memiliki fungsi yang amat sangat penting seperti
yang sudah dijelaskan. Komponen – komponen tersebut memiliki hubungan yang saling
ketergantungan satu sama lain. Dengan adanya link yang menghubungkan komponen satu
dengan lainya secara tepat maka sebuah rangkaian pengatur nada yang berkualitas akan dapat
diciptakan. Rangkaian ini juga dapat ditemukan dalam bentuk IC. Rangkaian tone control

RIVAL ERLANGGA 10
sederhana biasa dijumpai pada perangkat elektronik seperti pada tape, radio, dan Televisi,
dan lain sebagian

H. POWER SUPPLY
Merupakan bagian dari perangkat elektronika yang kedudukannya sangat penting
mengingat tanpa adanya catu daya yang kuat dan stabil maka seluruh bagian perangkat
elektronika tidak dapat beroperasi.Perangkat elektronika pada umumnya membutuhkan catu
daya berarus (DC). Ada beberapa catu daya yang berarus rata antara lain baterai, aki ataupun
alat pengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus rata yang sering disebut adaptor. Adaptor
dipakai untuk mengubah arus bola-balik dari pembangkit listrik ke pesawat yang akan dicatu.
Arus yang dikeluarkan dari adaptor digunakan untuk mencatu alat-alat elektronika seperti
radio, TV maupun pesawat pemancar.
Hal yang diperlukan pada saat akan menggunakan catu daya pemancar antara lain :

a. Pemakaian arus saat pemancaran.


b. Lama waktu pemancaran.
c. Perbandingan antara berat dan bentuk fisik catu daya.

1. Skema rangkaian power supply :

RIVAL ERLANGGA 11
BAB III

PROSES PRODUKSI

A. WAKTU DAN TEMPAT

1. Adapun waktu pelaksanaannya adalah dimulai pada minggu pertama hingga minggu
keempat pada bulan Maret.
2. Tempat di SMKN 1 MANDAU.

Scedjule Kegiatan

No Kegiatan Januari Februari Maret


Penyusunan
1 Proposal
2 Gambar Kerja
3 Proses Produksi
4 Laporan
5 Presentasi/Verifikasi

B. DAFTAR PERALATAN, KOMPONEN, DAN BAHAN

Nama
No. Spesifikasi Jumlah Keterangan
Alat/Komponen/Bahan
1 2 3 4 5
Alat Tes /Alat tangan
1. Bor meja/ bor tangan Mini 1 pcs
2. Toolset Standar praktik 1 pcs
3. Multimeter 20 kΩ/V 1 pcs
4. Oscilloscope 2 Ch – 20 MHz. 1 pcs
5. Function Generator Standar praktik 1 pcs
6. Radio/Tape/VCD/DVD Standar praktik 1 pcs
7. Solder Listrik 30 – 50 Watt Standar praktik 1 pcs
8. Kikir bulat Diameter 10 mm Standar praktik 1 pcs
9. Kikir plat Diameter 1 cm Standar praktik 1 pcs
10. Obeng set Kecil Standar praktik 1 pcs
11. Baki pelarut 15 x 20 cm Standar praktik 1 pcs
12. Pembersih Detergen Standar praktik 1 pcs

RIVAL ERLANGGA 12
Nama
No. Spesifikasi Jumlah Keterangan
Alat/Komponen/Bahan
1 2 3 4 5
13. Spidol Permanen hitam F/M 1 pcs
Komponen
1. R1 100 kΩ 1 pcs
2. R2 30kΩ 1 pcs
3. R3 560 Ω 1 pcs
4. R4 1 kΩ 1 pcs
5. R5 560 Ω 1 pcs
6. R6 10 kΩ 1 pcs
7. R7 33 kΩ 1 pcs
8. R8 100 Ω 1 pcs
9. R9 2k2 Ω 1 pcs
10. R10 100 Ω 1 pcs
11. R11 4k7 Ω 1 pcs
12. R12 100 Ω 1 pcs
13. R13 330 Ω 1 pcs
14. R14 330 Ω 1 pcs
15. R15 0,5 Ω 1 pcs
16. R16 0,5 Ω 1 pcs
17. C1 100 nF/160 V 1 pcs
18. C2 47 µF/50 V 1 pcs
19. C3 47 µF/50 V 1 pcs
20. C4 47 µF/50 V 1 pcs
21. C5 100 pF 1 pcs
22. C6 47 µF/50 V 1 pcs
23. D1 1N4148 1 pcs
24. D2 1N4148 1 pcs
25. D3 1N4148 1 pcs
26. D4 1N4148 1 pcs
27. D5 1N4148 1 pcs
28. D6 1N4148 1 pcs
29. Q1 A564 1 pcs
30. Q2 A 564 1 pcs
31. Q3 A 564 1 pcs
32. Q4 D 400 1 pcs
33. Q5 TIP 32 1 pcs
34. Q6 TIP 31 1 pcs
35. Q7 MJ2955 1 pcs

RIVAL ERLANGGA 13
Nama
No. Spesifikasi Jumlah Keterangan
Alat/Komponen/Bahan
1 2 3 4 5
Q8 2N3055 1 pcs
Bahan
1. Timah Solder 1 rol 1
2. Kabel (0,7 mm) Serabut tunggal Secukupnya
3. Copper clade (PCB) 8 x 15 cm
4. Cairan kimia pelarut Fe Cl3, air Secukupnya
5. Cairan perak nitrat AgNo3 1 ons
6. Box Bentuk U 15 x
15
7. Kertas millimeter Standar
8. Kertas semilog Kualitas baik
9. Spacer 2 cm 4
10. Kain pembersih/majun Secukupnya

C. GAMBAR KERJA

1. Gambar Layout

RIVAL ERLANGGA 14
2. Gambar Tampak Bawah

3. Tampak Atas

RIVAL ERLANGGA 15
4. Blok Diagram Pengujian

D. KESELAMATAN KERJA

Agar memperkecil resiko yang kemungkinan terjadi, maka kita juga harus mengikuti
ketentuan dan memakai safety – safety yang diwajibkan. Diantaranya :

1. Gunakan pakaian kerja ( jas lab) dan tanda peserta yang telah ditentukan.
2. Pergunakan alas solder dan alas kerja yang telah disiapkan
3. Lakukan proses pelarutan di tempat yang telah disiapkan, jaga kebersihan lingkungan dan
bersihkan tangan setelah kegiatan.
4. Dilarang membawa tas dan makanan ke ruang ujian
5. Duduklah pada tempat yang telah ditentukan.
6. Tidak menimbulkan gangguan kepada sesama peserta lainnya.

E. PROSES PENGERJAAN

Setelah memastikan alat dan bahan lengkap, serta mengikuti prosedur dan petunjuk
kerja. maka selanjutnya melakukan pengerjaan dengan bebeapa tahap, diantaranya:

1. Membuat Sketsa Dan Tata Letak Komponen

Sediakan seluruh keperluan untuk menggambar seperti pensil, penghapus, penggaris,


papan gambar, serta kertas milimeter. Kemudian rancanglah sketsa rangkaian sesuai dengan
skema yang di tentukan.

Dalam perancangan sketsa, jarak antar kaki komponen harus sesuai dengan jarak antar
kaki komponen sebenarnya. Karena jika kepanjangan atau terlalu pendek, pada saat
pemasangan komponen kita akan mengalami kesulitan dan hasinya pun tidak akan rapi.

RIVAL ERLANGGA 16
2. Memindahkan Sketsa ke PCB

Sebelum memulai pemeindahan sketsa ke PCB , cek terlebih dahulu sketsa


yang kita buat apakah seudah sesuai dengan skema atau belum. Setelah memastikan
dengan benar maka kita boleh melanjutkan ke PCB

Untuk menggambar sketsa pada PCB kita menggunakan spidol permanen


yang sesuai standar dengan ukuran F & M . Spidol yang berukuran F digunakan untuk
penggambaran awal dan untuk menggambar jalur yag berukuran kecil atau tipis.
Sedangkan spidol yang berukuran M digunakan untuk menggambar jalur yang
berukaran besar dan juga untuk penebalan jalur.

Agar pada saat pelarutan PCB tidak mengalami kesulitan atau memakan waku
yang cukup lama, maka sebulum melakukan penggambaran sketsa kita harus
mengamplas PCB tersebut terlebih dahulu dengan menggunakan kertas pasir.setelah
selesei mengamplas usahakan agar PCB tidak tersentuh tangan yang berminyak atau
kotor. Dan lakukan penggambara sketsa dengan hati-hati jangan sampai mengotori
PCB.

RIVAL ERLANGGA 17
Hasil setelah pemindahan sketsa

3. Melarutkan PCB

sebelum melakukan pelarutan, pastikan bahwa PCB kita sudah benar-benar


siap untuk dilarut. karena jika sampai ad kesalahan, maka kita haru ngulang gambar
lagi atau ampli kita tidak bisa hidup. untuk itu pastikan bahwa jalur kita sudah tepat,
PCB kita tidak kotor, dan tidak ad jalur yang korslet atau terhubung yang semestinya
jalur tersebut tidak terhubung.

a. Bahan Dan Alat Yang Digunakan :

1) Air secukupnya
2) Pelarut ( FeCl3 )
3) Sendok
4) Wadah plastik

RIVAL ERLANGGA 18
b. Langkah Kerja :

1) Carilah tempat yang sesuai untuk melarut, maksudnya tempat yang tidak
masalah jika tercemari. Karena pelarut tersebut akan meninggalkan noda yang
sangat sulit untuk dihilangkan.
2) Masukkan pelarut ( FeCl3 ) kedalam wadah pelsatik yang telah di seiakan

3) Masukakn air, untuk hasil yang maksimal gunakan air panas . karena air yang
bersuhu tinggi dapat mempercepat proses pelarutan.
4) Setelah FeCl3 terlarut dalam air, kemudian masukkan PCB yang hendak kita
larut. Kemudian goyang-goyang wadah plastik tersebut samapai jlur pada PCB
terbentuk.

5) Setelah jalur benar-benar terbentuk, angkat PCB dari wadah plastik tersebut
kemudian cuci dengan menggunakan ir bersih

RIVAL ERLANGGA 19
hasil setelah terlarut

6) Selanjutnya bersihkan PCB dari bekas sepiol permanen tadi dengan


mengunakan pasir atau tinner

Mengunakan pasir

RIVAL ERLANGGA 20
Mengunakan tiner

Hasil setelah dibersihkan

7) Setelah selesei, kemudian cek jalur PCB apakah ada yang terhubung. Untuk
mendapatkan hasil yang pasti, gunakan multitester untuk mengeceknya

d. Mengebor PCB

RIVAL ERLANGGA 21
Disini kita menggunakan bor duduk, karena bor duduk lebih efektif dari
pada bor tangan. Selain lebih cepat, dengan memakai bor duduk hasil yang kita
perolehpun jauh lebih bagus.
Gunakan mata bor yang sesuai dengan ukuran kaki komponen. Untuk
komponen resistor, kapasitor, dioda, gunakan mata bor yang kecil. Sedangkan
unutuk komponen transistordan juga untuk penempatan kabel, gunakan mata bor
yang lebih besar. jika sampai tidak sesuai, kita akan mengalami kesulitn saat
pemasangan komponen.

Hasil setelah dibor

RIVAL ERLANGGA 22
e. Pemasangan Komponen

a. Pastikan semua alat sudah tersedi seperti:


2) Solder
3) Timah
4) Penyedot timah
5) Tang potong
6) Dudukan solder
7) Dah sebagainya yang dianggap perlu
b. Langkah kerja:
i. Hidupkan solder dan biarkan sampai panas
ii. Amplas PCB dan semua komponen

iii. Pastikan semua komponen dalam kondisi baik. Dengan cara mengecek
setiap komponen menggunaka multitester
iv. Masukkan atau pasang komponen ke lubang yang sudah kita bor sesuai
dengan tata letak yang kita rancang dimulai dari komponen pasif sperti
resistor dan elko

RIVAL ERLANGGA 23
v. Solder kaki komponen tersebut, gunakan timah yang berkualitas untuk
memperoleh hasil yang bagus. Pastikan solderan kita rapi. Kaerena
hasil solderan juga mempengaruhi kualitas suara hasil penguatan ampli
kita tersebut. Jika solderan kita jelek, juga dapat mengakibat korslet
atau ampli kita tidak bekerja.

vi. Setelah selesai menyolder komponen pasif, kemudian di lanjutkan ke


komponen aktif dan kabel. Khusus untuk transistor penguta akhir yaitu

RIVAL ERLANGGA 24
transistor TIP 2955 & TIP 3055 dipasang setelah ampli kita di
nyatakan bekerja.

Tampak atas

Tampak bawah
F. PENGUJIAN

Untuk mengetahui ampli kita bekerja atau tidak, maka dilakukan pengujian.
Pengujian terbagi tiga yaitu dengan mengunakan multimeter, menggunakan prangkat
audio, dan menggunakan osciloscope. Namun pengujian dengan mengunakan osciloscope
sudah termasuk dalam pengukuran. Jadi pengujian dengan menggunakan osciloscope di
bahas di bagian berikutnya

1. Pengujian Dengan Mengunakan Multitester

Hubungkan kabel tegangan ke power supply. Kemudian putar selektor pada


multimeter ke arah 50 AC. Hubungkan output ampli ke kabel multimeter tersebut
dengan ketentuan kabel merah ke positif dan kabel hitam ke negatif. Colokkan power
supply ke sumber tegangan PLN. Kemudian sentuh kabel input dengan menggunakan
tangan. Seperti gambar berikut

RIVAL ERLANGGA 25
Jika jarum pada multimeter bergerak-gerak, berarti ampli kita tersebut bekerja
dengan baik. Dan transistor penguat akhir boleh dipasang. Jika tidak, maka kita harus
cek ulang dan menemukan permasalahannya.

2. Pengujian Dengan Perangkat Audio

Setelah transistor penguat akhir di pasang, maka kita lanjutkan ke pengujian


dengan menggunakan prangkat audio

Hubungkan kabel tegeangan ke power supply, kabel input ampli ke out tone
control, out ampli ke speaker, dan in tone kontrol ke DVD/VCV atau prangkat input
yang lain.

Disini kita dapat mengetahui hasil dari kerja kita. Kita dapat mengetahui
kualitas suara yang dihasilkan ampli kita tersebut.

RIVAL ERLANGGA 26
G. PENGUKURAN

Disini kita membagi pengukuran menjadi dua yaiti pengukuran transistor


menggunakan multimeter dan pngukuran dengan menggunakan osciloscope

1. Pengukuran Tegangan Transistor

Hubungkan kabel tegangan ke powersupply, jauhkan kabel input dan output


jangan sampai korslet. Putar selektor multimeter ke 200 VDC. Hubungkan kabel
hitam ke gront dan kabel merah ke transistor. Sesuai data berikut

Basis Kolektor Emitor Basis-Emitor Colector-


No TP
(VB) (VC) (VE) ( VBE ) Emitor( VCE )
1 Q1
2 Q2
3 Q3
4 Q4
5 Q5
6 Q6
7 Q7
8 Q8

2. Pengukuran Menggunakan Osciloscope

Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagaiberikut :

a. Lakukan pengaturan pada function generator (FG)


Frekuensi : 1KHz
Bentuk Sinyal : Sinus
Besaran Amplitudo : 0,5 Vpp s/d 1 Vpp

b. penyetingan pada osciloscop dengan kalibrasi


Volt/Div : 1 (pada Ch1 dan Ch2)
Time/Div : o,2 Ms / 0.5 Ms
Sweep Mode : On
Coupling : Ac
Vertical Mode : Dual (Ch1 dan Ch2) dipakai sama
Pull Chop : Ac
Source : Ch1 / Ch2
Slope : +

RIVAL ERLANGGA 27
c. Kemudian atur gelombang yang terdapat pada layar osciloscpe dgn ketentuan
sbagai berikut :

Tinggi : 2 kotak

Panjang : 2 kotak

Volt/Div Ch1 : 1

Volt/Div Ch2 : 1

Time//Div : 0,5 ms

Seperti gambar di bawah

d. Hubungkan output ampli function generator dengan Ch2 osciloscop dan ke input
rangkaian ampli (melaluli tune control) lalu hubungkan Ch1 dengan out L/R.

e. Hidupkan semua perangkat (Amplifier, FG & Osciloscop)

RIVAL ERLANGGA 28
f. Kemudian lakukan pengamatan dan pengukuran

Hitunglah berapa besar penguatan dan frekuensi ampli kita tersebut


dengen cara mekur tinggi dan panjang gelombang di input dan output. Disini
kita membuat Ch1 sebagai input dan Ch2 sebagai output.

Jika gelombang yang berada output terlalu besar, maka putur saklar
Volt/Div ke tegangan yang lebih besar. Jika gelombang output nya cacat atau
buruk, maka atur tombol volume sampai gelombang berubah ke bentuk yang
sesuai.

Setelah penempatan posisi gelombang dilakukan dengan benar, maka


selanjutnya lakukan pendatan untuk mengetahui berapa besar penguatan dan
frekuensi ampli tersebut. Dengan rumus sebagai berikut:

RIVAL ERLANGGA 29
1) Pengutan

Vin
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 =
Vout
Dimana

V= tinggi x Volt/Div

2) Frekuensi
1
𝑓=
panjang x Time/Div

Tampilan layar osciloscope lewat Ch 1 ( input )

Volt/Div :
Time/Div :
Tinggi :
Panjang :

RIVAL ERLANGGA 30
Tampilan layar osciloscope lewat Ch 2 ( output )

Tabel Pengujian F Volt/Div :


Time/Div :
Tinggi :
Panjang :
Tabel pengujian frekuensi Respon :

No Frekuensi (Hz) Vin Vout


1 500 100 Mv
2 1K 100 Mv
3 10 K 100 Mv
4 20 K 100 Mv

Daya Output rangkain :


Frekuensi Respon :
Tenaga Kerja :

RIVAL ERLANGGA 31
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan dengan hati-hati dan teliti saya dapat


menyimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Amplifier merupakan alat elektronika yang banyak digunakan masyarakat


umum karena bagus, praktis dan berguna.

2. Ketika kita memulai menyolder harus mendahulukan komponen pasif setelah


itu komponen aktif.

3. Amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal sebelum diumpankan ke


loudspeaker.

4. Loudspeaker berfungsi untuk mengubah sinyal listrik yang berasal dari


amplifier menjadi sinyal suara, sehingga dapat kita dengar.

B. SARAN

Setelah melakukan praktek, saya mempunyai saran, yaitu :


1. Untuk mendapatkan kualitas suara yang lebih bagus disarankan untuk
menggunakan input / masukan dari VCD, DVD, dan computer.

2. Untuk pemakaian yang aman, agar Amplifier dapat bekerja secara optimal
maka perlunya menambah kipas angin untuk proses pendinginan saat transistor
bekerja.

RIVAL ERLANGGA 32

Anda mungkin juga menyukai