PENDAHULUAN
Tetanus adalah suatu kelainan neurologis yang dicirikan dengan spasme dan
rigiditas otot yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium
tetani. Basil gram positif ini ditemukan dalam, feses manusia dan hewan, serta di tanah.
Spora dapat norman selama bertahun-tahun. Penyakit tetanus ditandai dengan spasme
otot yang periodik dan berat.1
Gejala dapat diawali dengan kekakuan pada otot setempat atau trismus,
kemudian menjalar ke seluruh tubuh, tanpa disertai gangguan kesadaran. Prinsip
pengobatan tetanus adalah pemberian antibiotik, netralisasi toksin, antikonvulsan,
perawatan luka atau port d’entrée, dan terapi suportif lainnya. Sampai saat ini tetanus
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat signifikan di negara berkembang
karena akses program imunisasi yang buruk, juga penatalaksanaan tetanus modern
membutuhkan fasilitas intensive care unit (ICU) yang jarang tersedia di sebagian besar
populasi penderita tetanus berat.2
1
2
bagian Neurologi RS Hasan Sadikin Bandung, dilaporkan 156 kasus tetanus pada tahun
1999-2000 dengan mortalitas 35,2%. Pada sebuah penelitian retrospektif tahun 2003-
Oktober 2004 di RS Sanglah didapatkan 54 kasus tetanus dengan mortalitas 47%.
Tetanus adalah penyakit yang dapat dicegah. Implementasi imunisasi tetanus global.2