Anda di halaman 1dari 59

CASE PRESENTATION

DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF DALAM


LAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN
SUSPEK CAMPAK PADA PASIEN DI PUSKESMAS BANGETAYU
SEMARANG

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk


Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh:
Muhamad Faishal Rizki
30101307001

Pembimbing
Dr. Siti Thomas, M.Kes

HALAMAN JUDUL
KEPANITERAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS BANGETAYU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF DALAM


LAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN
SUSPEK CAMPAK PADA PASIEN DI PUSKESMAS BANGETAYU
SEMARANG
PERIODE 2018

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


Muhamad Faishal Rizki
30101307001

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Bangetayu Kota Semarang.

Telah Disahkan
Semarang, 15 Desember 2018

Kepala Puskesmas Bangetayu Pembimbing Bagian

dr. Suryanto Setyopriyadi Dr. Siti Thomas, M.Kes

Mengetahui
Kepala Bagian IKM FK Unissula

Dr. Siti Thomas, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

Laporan kasus DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF

DALAM LAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN

SUSPEK CAMPAK PADA PASIEN DI PUSKESMAS BANGETAYU

SEMARANG.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka

menjalankan kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Suryanto Setyopriyadi selaku Kepala Puskesmas Bangetayu Semarang.

2. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Bangetayu atas bimbingan dan

kerjasama yang telah diberikan.

Kami menyadari sepenunhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh

dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami

sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus diagnosis holistik

dan terapi komprehensif dalam layanan kedokteran keluarga terhadap kejadian

suspek campak pada seorang anak laki laki usia 18 bulan di Puskesmas

Bangetayu Semarang dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Desember 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................... 4
1.3.2. Tujuan khusus ............................................................................... 4
1.4. Manfaat ..................................................................................................... 4
1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa............................................................... 4
1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat .............................................................. 5
BAB II ANALISIS SITUASI ................................................................................. 6
2.1. Cara dan Waktu Pengamatan ................................................................... 6
2.2. Hasil Pengamatan ..................................................................................... 6
2.2.1. Identitas Pasien.............................................................................. 6
2.2.2. Anamnesis Holistik ....................................................................... 7
2.2.3. Anamnesis Keluarga ................................................................... 13
2.2.4. Pemeriksaan Fisik ....................................................................... 15
2.3. Diagnosis Holistik .................................................................................. 18
2.4. Usulan penatalaksanaan Komprehensif .................................................. 19
A. Identifikasi Masalah .................................................................... 19
B. PENDEKATAN HL – BLUM .................................................... 20
2.5. Plan of Action (POA) ............................................................................. 21
2.6. Intervensi ................................................................................................ 23
A. Promotif ...................................................................................... 23

iv
B. Preventif ...................................................................................... 23
C. Kuratif ......................................................................................... 24
D. Rehabilitatif ................................................................................. 24
2.7. Pemantauan/ follow up ........................................................................... 25
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 27
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 32
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 32
4.2. Saran ....................................................................................................... 33
4.2.1. Untuk Keluarga Pasien ................................................................ 33
4.2.2. Untuk Puskesmas ........................................................................ 33
4.2.3. Untuk Unissula ............................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34
LAMPIRAN ......................................................................................................... 35

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Genogram ............................................................................................ 13

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Kasus Suspek Campak di Puskesmas Bangetayu Tahun 2017 .... 2
Tabel 2.Jumlah Kasus Suspek Campak di Puskesmas Bangetayu Tahun 2018 ..... 3
Tabel 3. Data Identitas Anggota Keluarga ............................................................ 14

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit campak merupakan penyebab utama kematian anak di

antara penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), karena

penyakit ini dapat disertai komplikasi serius, misalnya ensefalitis dan

bronchopneumonia (Kemenkes RI, 2013). Penyakit campak merupakan

salah satu penyakit infeksi yang termasuk dalam prioritas masalah

kesehatan, karena penyakit ini dapat dengan mudah menular sehingga dapat

menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa (KLB) (Wilopo, 2008).

Campak bila tidak ditangani dengan baik, di khawatirkan virusnya akan

menyerang ke organ tubuh lainnya, bahkan bisa saja virusnya

merambat hingga membuat anak terserang berbagai penyakit lainnya.

Bila sudah seperti itu kemungkinan terburuk adalah kematian pada anak

(Yusri, 2011).

Di Indonesia, setiap tahun nya melalui kegiatan surveilans ,dilaporkan

11.000 kasus suspek campak dan hasil kon firmasi laboratorium

menunjukan 12-13% diantaranya adalah campak pasti (lab confirmed). Dari

tahun 2010 – 2015, diperkirakan terdapat 23.164 kasus campak. Jumlah

kasus ini diperkirakan masih lebih rendah dibanding angka di lapangan,

mengingat masih banyaknya kasus yang tidak terlaporkan, terutama di

pelayanan kesehatan swasta serta kelengkapan surveilans yang masih

rendah. (Kemenkes, 2017)

1
2

Menurut Profil Kesehatan kota Semarang, secara umum untuk kausus

campak dari tahun 2012-2017 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2017 kasus

campak berjumlah 143 kasus mengalami kenaikan disbanding tahun 2016

yang hanya berjumlah 106 kasus. Kasus campak yang yang dtemukan

merupakan kasus klinis (belum dengan pemeriksaan laboratorium). (Profil

Kesehatan Dinas Kota Semarang, 2017).

Di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu Semarang dari bulan Januari

hingga bulan Desember tahun 2017 didapatkan sebanyak 7 kasus suspek

campak. Tahun 2018, dari bulan Januari hingga bulan November

didapatkan sebanyak 1 kasus suspek campak . Perkembangan kasus suspek

campak didapatkan fluktuatif setiap bulannya. Perkembangan kasus suspek

campak dapat di lihat pada tabel 1.1 dan tabel 1.2.

Tabel 1. Jumlah Kasus Suspek Campak di Puskesmas Bangetayu Tahun


2017

2.5

1.5

0.5

0
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

Bulan
3

Tabel 2.Jumlah Kasus Suspek Campak di Puskesmas Bangetayu Tahun 2018

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov

Data tersebut menunjukkan bahwa Sepanjang tahun 2017 sifat dari

penemuan kasus suspek campak bersifat fluktuatif. kasus suspek campak

yang sudah hampir tidak ada sepanjang tahun 2018 namun tiba tiba muncul

satu kasus suspek campak pada bulan November 2018.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk lebih

mendalami diagnosis holistik dan terapi komprehensif terhadap pasien

suspek campak di puskesmas Bangetayu Semarang.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana diagnosis holistik dan terapi komprehensif dalam layanan

kedokteran keluarga terhadap pasien suspek campak di Puskesmas

Bangetayu Kota Semarang ?


4

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap campak berdasarkan pendekatan HL Blum

di Puskesmas Bangetayu Semarang.

1.3.2. Tujuan khusus

1.3.2.1. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor perilaku

yang mempengaruhi terjadinya campak .

1.3.2.2. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor lingkungan

yang mempengaruhi terjadinya campak.

1.3.2.3. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor pelayanan

kesehatan yang mempengaruhi terjadinya campak.

1.3.2.4. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor genetik yang

mempengaruhi terjadinya campak

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa

1.4.1.1. Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang

ada di lapangan.

1.4.1.2. Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai

penemuan masalah sampai pembuatan plan of action.

1.4.1.3. Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan

tentang ilmu kesehatan masyarakat.


5

1.4.1.4. Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang

ilmu kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat

1.4.2.1. Masyarakat mengetahui mengenai campak

1.4.2.2. Masyarakat mengetahui manfaat perilaku hidup bersih dan

sehat

1.4.2.3. Masyarakat mengetahui tentang kesehatan lingkungan

1.4.2.4. Membangun kesadaran masyarakat tentang pencegahan

terhadap kejadian campak


BAB II

ANALISIS SITUASI

2.1. Cara dan Waktu Pengamatan

Pengambilan kasus suspek campak dilakukan berdasarkan data

kunjungan pasien terdiagnosis suspek campak di Puskesmas Banget ayu

November 2018. Anamnesis holistik dan kunjungan rumah untuk

mengamati perilaku dan kondisi lingkungan pasien yang dilakukan di

Kelurahan Bangetayu kampung Kwaron 1 rt 05 rw 02 pada tanggal 2

Desember 2018. Penyebab masalah kesehatan terkait Campak menggunakan

pendekatan HL Blum, Intervensi dilakukan pada tanggal 11 Desember 2018.

2.2. Hasil Pengamatan

Pengamatan dilakukan secara langsung di rumah pasien, Kelurahan

Bangetayu wetan Kwaron 1 Semarang, pada Selasa 11 Desember 2018.

2.2.1. Identitas Pasien

Nama : An.A

Jenis Kelamin : laki – laki

Umur : 18 bulan

Agama : Islam

Alamat : Kwaron 1 Rt 05 Rw 02 Bangetayu

Kewarganegaraan : WNI

Cara pembayaran : BPJS

6
7

2.2.2. Anamnesis Holistik

ASPEK 1 Personal

Keluhan Utama Demam kurang lebih 1 minggu

Harapan Pasien sembuh sehingga bisa sehat seperti semula

dan tidak kambuh lagi.

Kekhawatiran Sakit yang dialami bertambah parah.

ASPEK 2 Medis Umum

Anamnesis

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien diantar oleh ibu kandungnya ke Puskesmas Bangetayu

Semarang dengan keluhan demam kurang lebih 1 minggu, demam

mendadak dan dirasakan terus menerus. Ibu pasien mengatakan jika

demam reda saat di beri obat penurun panas. Ibu pasien mengatakan

jika 4 hari sebelum pasien sakit, Bibi pasien datang kerumah dengan

membawa anak nya yang berusia kurang lebih 20 bulan . Ibu pasien

mengatakan jika anak dari Bibi pasien sedang agak demam namun

tidak terdapat bercak kemerahan, anak tersebut baru demam sehari itu

saat perjalanan dari rumah nya menuju kerumah pasien , karena

demam terus menerus akhirnya bibi pasien memberikan obat penurun

panas hari itu juga. Pasien dan anak dari bibinya tidur dalam satu

kamar bersama ibu pasien dan bibi pasien dikarenakan hanya ada dua

kamar tidur di rumah tersebut, bibi pasien menginap dirumahnya

selama dua hari satu malam dikarenakan menunggu suaminya yang


8

sedang ada urusan di Semarang. Batuk pilek disangkal , selain itu

juga timbul ruam ruam merah pada punggung, tangan dan wajah.

Mata merah dan berair disangkal, mual muntah disangkal.

b. Riwayat Penyakit Dahulu dan Alergi

Pasien tidak ada riwayat

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Pada keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa.

d. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang anak laki laki berusia 18 bulan , anak ke 2 dari

dua bersaudara. Ayah bekerja sebagai pekerja di bengkel dan ibu sebagai

ibu rumah tangga. Penghasilan per bulannya tidak menentu , rata rata

sekitar 4 juta rupiah. Pasien tinggal dirumah bersama Ayah , ibu dan kakak

kandung pasien. Pasien memiliki fasiitas MCK dirumah namun kurang

memadai, terdapat ventilasi yang cukup memadai namun ibu pasien

memiliki kebiasaan jarang membuka jendela da nada beberapa ventilasi

yang di tutup koran, lantai di ruang tamu menggunakan ubin , diruang

tengah ,kamar tidur, menggunakan semen , sedangkan di dapur masih

menggunakan tanah. Air untuk minum dan masak menggunakan air isi

ulang yang dimasak lagi. Saat ini pasien menggunakan BPJS untuk

pembayaan kesehatannya.

e. Riwayat Persalinan dan Kehamilan :

Saat hamil, ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke puskesmas.

Pasien merupakan anak laki laki yang lahir dari ibu P2A0, Usia 31 tahun,
9

hamil 39 minggu, lahir secara sectio caesaria . Lahir langsung menangis,

ketuban pecah saat persalinan, air ketuban jernih. BBL 3100 gram,

panjang badan 54cm , lingkar kepala dan lingkar dada saat lahir ibu tidak

ingat, tidak ada kelainan bawaan. Pasien tidak dirawat di ruang bayi resiko

tinggi.

Kesan : neonatus aterm, vigorous baby, lahir sectio caesaria

f. Riwayat Pemeliharaan Prenatal :

Ibu memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan. Mulai saat

mengetahui kehamilan hingga usia kehamilan 7 minggu pemeriksaan

dilakukan 1x/bulan. Saat usia kehamilan memasuki usia kandungan ke-8

bulan, pemeriksaan rutin dilakukan 2x/bulan hingga lahir. Selama hamil

ibu telah mendapat suntikan TT 2x Ibu mengaku tidak pernah menderita

penyakit selama kehamilan. Riwayat perdarahan dan trauma saat hamil

disangkal . Riwayat minum obat tanpa resep dokter ataupun minum jamu

disangkal.

Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal dalam batas normal

g. Riwayat pemeilharaan Postnatal :

Pemeliharaan postnatal rutin dilakukan di bidan.

Kesan : riwayat pemeliharaan postnatal cukup.

h. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak :

Pertumbuhan :

BB Lahir : 3100 gram

BB sekarang : 8,1 kg
10

PB lahir : 54 cm

PB : 81 cm

WAZ : gizi kurang

HAZ : Normal

WHZ : kurus

Kesan : gizi kurang , pertumbuhan normal, kurus,

i. Riwayat Imunisasi :

- Hepatitis B : 4 kali, usia 0,2,3,4 bulan

- Polio : 4 kali, usia 0,2,3,4 bulan

- BCG : 1 kali, usia 0 bulan

- DTP : 3 kali, usia 2,3,4 bulan

- Campak : 1 kali , usia 9 bulan

Kesan : Imunisasi dasar lengkap dilakukan di puskesmas,..

j. Riwayat Makan dan Minum Anak :

ASI diberikan sejak lahir sampai usia sekarang berdampingan dengan susu

formula. Setelah usia 12 bulan, selain ASI anak juga mendapat susu

formula dan MP ASI dengan nasi tim. Frekuensi minum susu setiap 3 kali

per hari. Beberapa hari sejak sakit nafsu makan pasien menurun.

Kesan : kualitas dan kuantitas makanan cukup.

ASPEK 3 Faktor Risiko Internal

1. Pengetahuan

Hasil home visite ke rumah pasien didapatkan

pengetahuan ibu pasien tentang campak mulai dari


11

penyebab, cara penularan, pencegahan, dan

penanggulangan campak masih kurang.

2. Data Perilaku

● Pasien merupakan seorang anak laki laki 18 bulan ,

diasuh oleh ibunya , tinggal bersama ayah ibu dan kaka

kandungnya.

● Ibu pasien jarang membuka jendela dan ventilasi rumah

banyak yang ditutup dengan koran.

● Status gizi pasien tergolong gizi kurang

● Ibu pasien belum memperhatikan PHBS anak dengan

baik

● Anak sukar makan

● Ibu pasien sudah melakukan cuci tangan saat

menyiapkan makan dan meyuapi pasien tapi tidak

menggunakan sabun

ASPEK 4 Faktor Risiko Eksternal

1. Data Kondisi Rumah

Hasil home visite didapatkan rumah pasien terletak di

lingkungan yang padat warga. Pasien tinggal di rumah milik

sendiri. Luas bangunan 96 m2 tinggal bersama ayah ibu dan 1

saudara. Dinding rumah terbuat dari batu bata dan lantai ubin.

Rumah pasien terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1

kamar mandi dan 1 dapur. Ventilasi ada namun ada beberapa


12

yang tertutup, jendela jarang dibuka. Sumber air bersih adalah

air PAM. Dapurnya bercampur dengan tempat penyimpanan

barang, terdapat kandang burung dan kondisinya kurang

bersih. Saluran pembuangan limbahnya tidak terdapat tempat

khusus , karena hanya mengalir ke saluran kecil dan

menggenang di belakang rumah. Pembuangan sampah

dibagian belakang rumah, tempat sampah yang didalam

rumah tidak dtitutup. Jarak Saptitank dan sumber air kira-kira

3 meter. Menurut Ceklist Rumah Sehat, rumah pasien

dikategorikan rumah tidak sehat.

2. Data Lingkungan

● Ekonomi

Ibu pasien sebagai ibu rumah tangga.Pasien sudah terdaftar

dalam BPJS. Ayah pasien bekerja sebagai pekerja bengkel

dengan penghasilan tergolong cukup.

 Sosial Masyarakat

Keluarga pasien berhubungan baik dengan tetangga sekitar

rumah dan sering mengikuti kegiatan di lingkungan tempat

tinggalnya. Rata-rata lingkungan masyarakat pasien adalah

golongan menengah ke bawah, sedikit yang merupakan orang

berada.
13

3. Program pada Pelayanan Kesehatan

Ibu pasien mengantar pasien ke puskesmas Bangetayu jika

berobat, jarak dari rumah hingga puskesmas Bangetayu

sekitar 1 kilometer dan biasanya diantar- jemput dengan

menggunakan sepeda motor oleh Ayah pasein. Puskesmas

juga cukup aktif dalam menanggulangi kasus suspek campak,

yaitu dengan program surveilens pada kasus suspek campak

dan program imunisasi tiap minggunya.

ASPEK 5 Derajat Fungsional

Skala 2 : Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari didalam dan

luar rumah

2.2.3. Anamnesis Keluarga

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan serupa

Gambar 1. Genogram
Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Pasien
14

Riwayat Sosial Ekonomi

Hasil home visite didapatkan rumah pasien terletak di lingkungan

yang cukup padat warga. Pasien tinggal di rumah milik sendiri. Luas

bangunan 96 m2 tinggal bersama ayah ibu dan 1 saudara. Dinding rumah

terbuat dari batu bata dan lantai ubin. Rumah pasien terdiri dari 1 ruang

tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 dapur. Ventilasi ada namun ada

beberapa yang tertutup, jendela jarang dibuka. Sumber air bersih adalah air

PAM. Dapurnya bercampur dengan tempat penyimpanan barang, terdapat

kandang burung dan kondisinya kurang bersih. Saluran pembuangan

limbahnya tidak terdapat tempat khusus , karena hanya mengalir ke

saluran kecil dan menggenang di belakang rumah. Pembuangan sampah

dibagian belakang rumah, tempat sampah yang didalam rumah tidak

dtitutup. Jarak Saptitank dan sumber air kira-kira 3 meter. Menurut

Ceklist Rumah Sehat, rumah pasien dikategorikan rumah tidak sehat.

Identitas Keluarga

Tabel 3. Data Identitas Anggota Keluarga

No. Anggota Hub. Dgn Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Agama


Keluarga pasien Kelamin terakhir
1 Tn. Hepi Suami Laki-laki 37 th SLTA Swasta Islam
sunaryo
2 Ny. Nur Istri Perempuan 33 th SLTA Ibu rumah Islam
Azizah tangga
3 An. Aulia Anak Perempuan 8 th Belum/tidak Belum/tida Islam
Rahma kandung sekolah k bekerja
4 An. Arfan Anak Laki-laki 18 bln Belum/tidak Belum Islam
(pasien) kandung sekolah /tidak
bekerja
15

2.2.4. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan pada 2 Desember 2018.

Antropometri dan Status Gizi

Umur : 18 bulan

BB : 8,3 kg

PB : 81 cm

Keadaan umum : sadar, aktif, sesak nafas (-), retraksi (-), tidak

sianosis.

TandaVital

HR : 122 x/menit

RR : 28 x/menit

Suhu : 36,5 °C

Tekanan darah :-

Kepala : mesosefal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut, mudah dipilah

Mata : konjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-,

mata cekung -/-

Hidung : nafas cuping hidung (-/-), sekret (-)

Telinga : sekret (-)

Mulut : kering (-), sianosis (-)

Selaput mukosa : kering (-), sianosis (-)

Lidah : lidah kotor (-), tremor (-), kering (-)

Gigi : karies (-)


16

Tenggorokan : T1-T1, faring hiperemis (-)

Leher : simetris, pembesaran KGB (-)

Keadaan tubuh

Sianotik : (-)

Ikterik : (-)

Thorax

Paru

Inspeksi : simetris, retraksi (-) substrernal, pernapasan

abdominal

Palpasi : fremitus kanan sama dengan kiri

Perkusi :-

Auskultasi : Suara dasar vesikuler

Suara Tambahan : ronkhi -/-

hantaran -/-

wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : iktus kordis tampak

Palpasi : iktus kordis teraba di ICS Vlinea mid clavicularis

sinistra

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : Bj I-II normal, bising (-), gallop (-), irama reguler,

aktivitas cukup, frekuensi jantung 96x/menit.


17

Abdomen

Inspeksi : cembung, terdapat ruam merah.

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi : supel, nyeri tekan (-)

Perkusi : timpani

Turgor : kembali cepat

Alat Kelamin

Laki-laki , ambigous (-), dalam batas normal

Ekstremitas Superior Inferior


Akral dingin -/- -/-
Ruam merah +/+ +/+
Capillary refill <2″
Oedem -/- -/-

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Darah rutin :

No. Pemeriksaan Hasil Harga normal


1. Hemoglobin 10.4 L: 14-18 P : 12-18
2. Hematocrit 28,7 L : 40-54 P : 36-47
3. Leukosit 11.300 4000 – 10.000
4. Trombosit 288.000 150.000 – 400.000
18

2.3. Diagnosis Holistik

ASPEK 1 Personal

Keluhan Utama Demam 1 minggu terus menerus , muncul ruam-

ruam

Harapan Pasien sembuh sehingga bisa sehat seperti semula

dan tidak kambuh lagi.

Kekhawatiran Sakit yang dialami bertambah parah dan adanya

komplikasi

ASPEK 2 Medis Umum

1. Diagnosis utama : supsek campak

2. Diagnosis komorbid :-

3. Diagnosis komplikasi :-

4. Diagnosis gizi : gizi kurang

5. Diagnosis social ekonomi : Cukup

6. Diagnosis Imunisasi : Imunisasi dasar lengkap

7. Diagnosis Tumbuh Kembang : Pertumbuhan dan perkembangan

baik, sesuai umur

ASPEK 3 Faktor Risiko Internal

 Gizi pasien kurang

ASPEK 4 Faktor Risiko Eksternal


19

 Pengetahuan ibu pasien tentang penyakit

campak yang masih kurang

 Ibu pasien jarang membuka jendela rumah

dan beberapa ventilasi tertutup.

 Rumah pasien dikategorikan rumah tidak

sehat

 PHBS pasien yang kurang di perhatikan oleh

ibu.

 Terpapar oleh penderita.

ASPEK 5 Derajat Fungsional

Skala 2 : Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari didalam dan

luar rumah

2.4. Usulan penatalaksanaan Komprehensif

A. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya pengetahuan ibu pasien tentang campak, penyebab, cara

penularan, pencegahan, dan penanggulangan campak.

2. Perilaku keluarga yang jarang membuka jendela dan menutup ventilasi

rumah.

3. PHBS anak belum diperhatikan oleh ibu.

4. Ibu pasien sudah cuci tangan saat menyiapkan makanan maupun

menyuapi makanan ke pasien namun tidak menggunakan sabun

5. Anak yang sukar makan sehingga gizinya kurang gizi

6. Adanya kemungkinan pasien terpapar dengan penderita


20

B. PENDEKATAN HL – BLUM

HL – BLUM

PERILAKU
LINGKUNGAN
- Pengetahuan ibu pasien
– Menurut ceklist rumah pasien tentang campak, penyebab,
tergolong rumah tidak sehat cara penularan ,
– Adanya kemungkinan terpapar pencegahan serta cara
dengan penderita penanggulangan masih
kurang.
- Ibu pasien jarang
membuka ventilasi rumah
- Anak sulit makan gizi
kurang
- Ibu pasien sudah cuci
tangan saat menyiapkan
makanan dan menyuapi
makanan ke pasien namun
belum menggunakan sabun

SUSPEK CAMPAK

GENETIK
PELAYANAN KESEHATAN
Tidak ada faktor genetik
Tidak ada masalah
21

2.5. Plan of Action (POA)

Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Biaya Pelaksana Indikator


Keberhasilan
Pengetahuan - Edukasi keluarga pasien keluarga -Penyuluhan dan 11 40.000 Dokter -Keluarga pasien
keluarga pasien tentang penyakit mengerti tentang pasien pemberian Desembe muda FK mengtahui tentang
tentang penyakit campak dan pengertian cmpak infografis seputar r 2018 Unissula penyakit campak.
campak masih PHBS (cuci , penyebab , cara campak Dengan indicator nilai
kurang. tangan dengan penularan, -Penyuluhan PHBS post test diatas 80.
PHBS anak yang sabun) pencegahan dan dan tata cara cuci -keluarga pasien bisa
belum cara tangan dengan menirukan tata cara cuci
diperhatikan oleh menanggulangi sabun yang baik dan tangan dengan baik dan
ibu (anak dan ibu nya. benar. benar
belum cuci
tangan dengan -pemberian poster
sabun) step cuci tangan
yang baik dan benar
pada pasien untuk di
temple di wastafel.

-Pemberian sabun
cuci tangan dan
handsanitizer untuk
pasien dan keluarga.
Jarang membuka Edukasi tentang Agar keluarga Pemyuluhan dan 11 10.000 Dokter Keluarga pasien mau
jendela dan pentingnya pasien mulai mau Keluarga pemberian desember muda FK membuka ventilasi dan
ventilasi rumah membuka untuk sering pasien infografis seputar 2018 Unissula jendela rumah saat pagi
ventilasi dan membuka rumah sehat dan hari.
22

memberikan ventilasi rumah penyakit yang bisa


edukasi rumah dan menata timbul apabila
sehat rumah dengan tatanan rumah tidak
baik sesuai sehat.
Anak yang pilah ceklist rumah
pilih makanan sehat Pemberian edukasi
dan susah untuk dengan leaflet
makan. makanan makanan Pada food recall setelah
Edukasi tentang Untuk Ibu begizi untuk anak,. 14 15.000 Dokter pemberian edukasi ,ibu
macam macam memningkatkan pasien Mengajarkan desember muda fk pasien telah
makanan untuk nafsu makan bagaimana cara 2018 unissula memberikan makanan
meningkatkan anak dan membuat formula ke anak sesuai dengan
gizi anak, tata membuat anak f100. ceklist makanan bergizi
cara memberikan tidak sulit makan
makanana pada
anak agar tidak
bosan dan
pemberian
makanan
tambahan untuk
balita.
23

2.6. Intervensi

A. Promotif

 Patient centered

 Family oriented

Memberikan edukasi atau penyuluhan mengenai penyakit

Campak kepada keluarga mulai dari definisi yang benar tentang

campak, penyebab, cara penularan, cara pencegahan dan pengobatan

yang benar untuk penderita Campak ,penyuluhan tentang pentingnya

imunisasi campak ,PHBS dan rumah sehat, karena anak mengalami

gizi kurang maka kami menambahkan edukasi tentang macam macam

makanan yang bisa meningkatkan gizi dan mengedukasi cara membuat

formula f100.

 Community oriented

Memberikan edukasi atau penyuluhan mengenai penyakit

Campak kepada masyarakat mulai dari definisi yang benar tentang

Campak, penyebab, cara penularan, cara pencegahan dan pengobatan

yang benar untuk penderita Campak serta penyuluhan tentang

pentingnya imunisasi campak, PHBS dan rumah sehat.

B. Preventif

 Patient centered

Dilakukan imunisasi campak lanjutan diusia 2 tahun dan

diberikan makanan tambahan untuk memperbaiki gizi pasien


24

 Family oriented

Semua anggota keluarga ikut melaksanakan kegiatan

pencegahan dan memutus mata rantai dari penularan campak,

menerapkan ceklist dari rumah sehat.

 Community oriented

Warga di kwaron 1 ikut melaksanakan kegiatan pencegahan dan

memutus mata rantai dari penularan campak, menerapkan ceklist dari

rumah sehat dan PHBS.

C. Kuratif

 Patient centered

- Pct syrup 3x1.cth

- Vitamin A 200.000 iu PO 2 dosis

 Family oriented

 Community oriented

D. Rehabilitatif

 Patient centered

Memotivasi keluarga pasien untuk rutin memberikan obat pada

pasien dan kontrol ke dokter jika masih ada keluhan.

 Family oriented
25

Dukungan dari keluarga untuk penyakit pasien, agar pasien

minum obat teratur dan menjaga kebersihan lingkungan serta segera

melakukan imunisasi campak lanjutan

 Community oriented

2.7. Pemantauan/ follow up

Kunjungan pertama ke tempat tinggal pasien, dilakukan pada 2

desember 2018. Dalam kunjungan pertama ke rumah pasien, didapatkan

gambaran mengenai perilaku dan lingkungan tempat tinggal pasien.

Pengetahuan pasien tentang campak masih kurang namun untuk kegiatan

preventif seperti melakukan imunisasi sudah dilakukan karena ibu pasien

sering terpapar oleh program dari puskesmas. Pasien berusia 18 bulan dan,

belum bisa mencuci tangan sendiri, ibu kurang memperhatikan PHBS dari

anak. Ibu pasien juga mengatakan jika dia jarang membuka jendela dan

ventilasi rumah banyak yang ditutup dengan Koran. Kunjungan ke 2 ke

tempat tinggal pasien dilakukan pada tanggal 11 Desember 2018. Dalam

kunjungan ke 2, dilakukan intervensi berupa pemberian materi penyuluhan

tentang campak dari pengertian, pencegahan hingga pengobatan dari

campak, penyuluhan tentang PHBS dan rumah sehat.

Pada pemantauan dua hari setelah pemberian intervensi ditemukan

bahwa untuk Pengetahuan ibu dan keluarga tentang penyakit campak

sudah meningkat , hal tersebut dibuktikan dari hasil post test yang

mendapat nilai lebih dari 70. Untuk evaluasi intervensi tentang cuci tangan
26

dan PHBS , sudah dilakukan oleh keluarga pasien , hal teresebut

dibukitkan keluraga pasien mampu mengingat 6 gerakan langkah cuci

tangan dan kapan saja harus cuci tangan menggunakan sabun. Evaluasi

dari intervensi tentang rumah sehat, masih belum dilakukan dengan baik

karena pasien masih belum membuka ventilasi yang tertutup , namun

keluarga pasien sudah mau untuk membuka jendela rumah saat pagi

sampai siang hari. Evaluasi dari intervensi tentang edukasi untuk

meningkatkan gizi anak, sduah baik karena dari hasil food recall , ibu

pasien telah memberikan makanan yang telah di edukasikan oleh pmberi

intervensi , namun untuk pemberian f100 tidak berjalan baik karena anak

menolak.
BAB III

PEMBAHASAN

Studi kasus dilakukan pada pasien An.A, usia 18 bulan, berat badan 8,3 kg,

tinggi badan 81 cm. Untuk menentukan diagnosis dan penyebab penyakit pada

pasien tersebut digunakan anamnesis holistic yang meliputi 5 aspek yaitu Aspek 1

(personal), Aspek 2 (anamnesis medis umum), Aspek 3 (factor internal), Aspek 4

(faktor eksternal), Aspek 5 (derajat fungsional). Didapatkan bahwa An.A keluhan

demam kurang lebih 1 minggu, demam mendadak dan dirasakan terus menerus.

Ibu pasien mengatakan jika demam reda saat di beri obat penurun panas. Ibu

pasien mengatakan jika 5 hari sebelum pasien sakit, Bibi pasien datang kerumah

dengan membawa anak nya yang berusia kurang lebih 20 bulan . Ibu pasien

mengatakan jika anak dari Bibi pasien sedang agak demam namun tidak terdapat

bercak kemerahan, anak tersebut baru demam sehari itu saat perjalanan dari

rumah nya menuju kerumah pasien , karena demam terus menerus akhirnya bibi

pasien memberikan obat penurun panas hari itu juga. Pasien dan anak dari bibinya

tidur dalam satu kamar bersama ibu pasien dan bibi pasien dikarenakan hanya ada

dua kamar tidur di rumah tersebut, bibi pasien menginap dirumahnya selama dua

hari satu malam dikarenakan menunggu suaminya yang sedang ada urusan di

Semarang. Batuk pilek disangkal , selain itu juga timbul ruam ruam merah pada

punggung, tangan dan wajah. Mata merah dan berair disangkal, mual muntah

disangkal.

Untuk mencari faktor-faktor yang menyebabkan kejadian campak pada

pasien digunakan pendekatan HL Blum untuk mengetahui penyebab masalah

27
28

kesehatan. Pada pendekatan HL Blum penyebab masalah kesehatan dapat dilihat

berdasarkan 4 faktor (Faktor perilaku, lingkungan, pelayanna kesehatan, genetik).

Faktor risiko terjadinya campak antara lain dapat disebabkan oleh adanya riwayat

kontak dengan penderita, pemberian ASI yang tidak eksklusif, tidak dilakukannya

imunisasi campak, pendidikan ibu yang rendah, hunian yang padat dan ventilasi

yang tidak memenuhi syarat dan penghasilan keluarga yang rendah. (eka et al

2013).

Menurut pendekatan HL Blum pada An .D terdapat faktor perilaku yang

menyebabkan pasien mengalami suspek campak yaitu pengetahuan ibu pasien

tentang campak, penyebab, cara penularan, pencegahan, dan penanggulangan

campak masih kurang, ibu pasien kurang memperhatikan PHBS anaknya, gizi

anak yang tergolong kurang, dari lingkunan ditemukan bahwa rumah pasien

tergolong rumah yang tidak sehat dan adanya kemungkinan riwayat terpapar dari

penderita. Sedangkan dari pelayanan kesehatan dan genetik tidak ditemukan

adanya masalah yang menyebabkan pasien mengalami diare. Puskesmas cukup

aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan. Jarak antara rumah dengan

puskesmas dapat dijangkau pasien dan keluarganya, sehinga penyakit tersebut

dapat ditanggulangi.

Untuk mengatasi masalah yang menyebabkan kejadian campak tersebut

maka dibutuhkan terapi yang komprehensif yang terdiri dari tindakan Promotif,

Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif berdasarkan patient centered, Family focus

dan Community oriented.


29

Tindakan Promotif yang dilakukan adalah melakukan edukasi atau

penyuluhan mengenai penyakit campak mulai dari definisi yang benar tentang

campak, penyebab, cara penularan, cara pencegahan dan pengobatan yang benar

untuk penderita Campak. Faktor risiko terjadinya campak antara lain dapat

disebabkan oleh adanya riwayat kontak dengan penderita, pemberian ASI yang

tidak eksklusif, gizi yang kurang, tidak dilakukannya imunisasi campak,

pendidikan ibu yang rendah, hunian yang padat dan ventilasi yang tidak

memenuhi syarat dan penghasilan keluarga yang rendah. (eka et al 2013). Untuk

usaha preventif perorangan bisa dilakukan tindakan imunisasi campak saat usia 9

bulan dan dilakukan imunisasi lanjutan saat usia 2 tahun, dari kebersihan

perorangan bisa dilakukan cuci tangan untuk mencegah menempelnya virus

campak pada tangan. Selain itu, menurut penelitian Siregar (2002) bahwa ventilasi

berpengaruh terhadap kejadian campak (p value 0,001) dan ventilasi yang tidak

memenuhi syarat memiliki beresiko 2,8 kali untuk mengalami kejadian campak

dibanding ventilasi yang memenuhi syarat.(Siregar 2002). (eka et al 2013). Pada

penelitian Akkramuzaman et al (2010) dari hasil analisis menunjukkan bahwa

pendidikan ibu berpengaruh terhadap kejadian campak (p value = 0,01).22

Penelitian Miller et al menyatakan bahwa ibu yang berpendidikan rendah

memiliki risiko 1,1 kali untuk mengalami campak dibandingkan dengan

pendidikan tinggi (OR 1,1 ; IK 95% 0,5-2,6).(Miller et al 1994)

Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan sangat mempengaruhi

bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam

hidupnya. Orang yang berpendidikan lebih tinggi biasanya akan bertindak lebih
30

rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima

gagasan baru. Pendidikan juga mempengaruhi pola berpikir pragmatis dan

rasional terhadap adat kebiasaan, dengan pendidikan lebih tinggi orang dapat lebih

mudah untuk menerima ide atau masalah baru.

Tindakan preventif yang dilakukan adalah dengan melakukan imunisasi

secara rutin yaitu saat anak usia 9 bulan dan usia 2 tahun untuk imunisasi campak

lanjutan . dari pasien sudah melakukan imunisasi dengan baik dan lengkap.

Kondisi anak yang sukar unutk makan membuat gizi anak tergolong kurang

sehingga kami membuat suatu edukasi tentang makanan 4 sehat 5 sempurna,tips

agar anak tidak sukar saat makan dan pemberian makanan tambahan untuk balita.

Factor nutrisi juga harus diperhatikan karena berperan penting pada morbiditas

dan mortalitas campak , disebutkan bahwa anak dengan gizi baik maka tidak akan

mudah terkena campak karena kekebalan tubuh mereka didukung oleh pemenuhan

gizi yang cukup sehingga tidak mudah terkena infeksi Malnutrisi juga berperan

dalam dalam peningkatan morbiditas dan mortalitas infeski seperti tuberculosis,

campak,sepsis dan meningitis. (Prendergast ,2014).

Untuk tindakan kuratif kasus campak menurut dr. Hendry Sp.a(k) upayakan

hal hal ini pada anak , yaitu beri obat penurun panas yang aman untuk anak dan

berikan makanan yang bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh , beri banyak

minum agar tidak dehidrasi, istirahat yang cukup untuk stamina tubuh. Hindari

terpapar angin dan jauhkan anak dengan orang lain atau anak anak lain untuk

mencegah penularan penyakit, segera bawa ke dokter untuk dilakukan

penanganan yang tepat. (safari ,2013)


31

Diperlukan pula tindakan rehabilitatif seperti memotivasi pasien untuk rutin

meminum obat dan kontrol ke dokter jika masih ada keluhan.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Studi kasus dilakukan pada pasien An.A usia 18 bulan, dengan

diagnosis Diare dengan tanda dehidrasi dapat diambil kesimpulan bahwa

dari diagnostic holistic dan hasil pendekatan H.L. Blum terdapat beberapa

faktor resiko yang menjadikan pasien mengalami diare pada kasus ini:

1. Perilaku

Pengetahuan ibu pasien tentang campak , penyebab, cara

penularan, pencegahan , dan penanggulangannya masih kurang. Ibu

Pasien sudah melaksanakan tindakan preventif (imunisasi campak).

PHBS dari anak kurang diperhatikan oleh ibu pasien, ibu pasien jarang

membuka jendelas rumah. Selain itu, kebiasaan anak yang sulit makan

menyebabkan anak mengalami gizi kurang.

2. Lingkungan

Tatanan rumah yang tidak sehat dan adanya kemungkinan riwayat

terpapar dengan penderita.

3. Pelayanan kesehatan

Puskesmas cukup aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan

yaitu upaya untuk menangani dan mencegah terjadinya campak. Jarak

antara rumah dengan puskesmas dapat dijangkau pasien dan

keluarganya, sehinga penyakit tersebut dapat ditanggulangi.

32
33

4. Genetik

Tidak ada faktor genetik yang mempengaruhi campak.

4.2. Saran

4.2.1. Untuk Keluarga Pasien

 Menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan sekitar serta

sanitasinya.

4.2.2. Untuk Puskesmas

 Evaluasi masalah kesehatan secara menyeluruh yang

berpengaruh terhadap masalah kesehatan pasien

4.2.3. Untuk Unissula

Bekerjasama dengan puskesmas di sekitar kampus Unissula

untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Akkramuzzaman, S.M. et.al., 2002, Measles Vaccine Effectiveness and Risk


Factoes For Measles in Dhaka, Bangladesh [on line].

Kementerian Kesehatan, 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2017, Jakarta

Kidd, Sarah.et.al., 2012. ‘Measles outbreak in Burkina Faso, 2009: A case–control


study to determine risk factors and estimate vaccine effectiveness’
Journal Vaccine, [on line], vol 30, pp 5000-5008. Dari:
http://search.proquest.com. [2 Februari 2015]

Miller, et al. 1994, Risk factor Immunization Againts Measles, Mumps, and
Rubella in Coloardo Two-Years-Olds’, Journal of the American
Academy of Pediatrics, [on line], vol 93, pp 213-219. Dari: http://scholar

Siregar, Komaria. 2010, Faktor risiko Kejadian Penyakit Campak pada Anak
Umur (9bulan – 6 tahun) pada saat kejadian luar biasa (KLB) di
Kabupaten Bogor, [Tesis]. Program Pascasatjana Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Wilopo, S.A. 2008. Estimasi Pengaruh Vaksin DPT pada Kematian Anak
Analisis Deskriptif Data Survaians Demografi dan Kematian di
Kabupaten Purworejo. Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 24 No. 3.
hal. 139–150.

34
35

LAMPIRAN 1. Foto Kegiatan

Rumah tampak depan Ruang Tamu

Lingkungan Rumah Kamar Mandi

WC Kamar tidur
36

Jamban
Kamar Tidur

Ruang Makan Dapur


37

LAMPIRAN 2. Petunjuk 6 Langkah Cuci Tangan


38

LAMPIRAN 3. Materi Edukasi


39
40
41

LAMPIRAN 4. Checklist Survey PHBS dan Rumah Sehat

Tabel 1. Checklist Survey PHBS

No Indikator Perilaku ya Tidak


1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan V
2 Asi Ekslusif V
3 Penimbangan balita V
4 Gizi keluarga/ sarapan V
5 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali V
Kelompok Kesehatan Lingkungan
6 Air bersih V
7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V
8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya V
9 Lantai rumah kedap air V
Kelompok Gaya Hidup
10 Aktivitas fisik/olahraga V
11 Ada anggota keluarga yang tidak merokok V
12 Mencuci tangan V
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan V
Miras/Narkoba
Kelompok UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta JPK/Dana Sehat V
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN seminggu sekali V
Interpretasi :

Dari hasil di atas didaptkan skor 10 sehingga dapat diklasifikasikan

sebagai keluarga yang memiliki strata PHBS madia.


42

Tabel 2.5.2. Checklist Survey Rumah Sehat

NO KOMPONEN KRITERIA NILAI HASIL


RUMAH YANG PENILAIAN
DINILAI (KK)
1 2 3 4 5
I KOMPONEN 31
RUMAH (bobot)
1. Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor sulit di 1 V
bersihkan dan rawan
kecelakaaan
c. Ada, bersih dan tidak 2
rawan kecelakaan
2. Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari 1
anyaman bamboo/ilalang)
b. Semi permanen/setengah 2
tembok/pasangan bata atau
batu yang tidak di
plester/papan yang tidak
kedap air
c. Permanen 3
(tembok/pasangan bata atau
batu yang di plester/papan
kedap air)
3. Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bamboo 1 V
dekat dengan tanah/plester
yang retak/berdebu
c. Diplester 2
/ubun/keramik/papan(rumah
43

panggung)
4. Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
b. ada 1 V

5. Jendela ruang keluarga a. tidak ada 0 V

b. ada 1
6 Ventilasi a. tidak ada 0
b. ada, luas ventilasi 1
permanent < 10% dari luas
lantai
c. ada, luas ventilasi 2 V
permanent > 10% dari luas
lantai
7. Lubang asap dapur a. tidak ada 0 V

b. ada, luas ventilasi 1


permanent < 10% dari luas
dapur
c. ada, luas ventilasi 2
permanent > 10% dari luas
dapur (asap keluar dengan
sempurna) atau ada
exhauster fan ada peralatan
lain yang sejenis
8. Pencahayaan a. tidak terang, tidak dapat 0
digunakan untuk membaca
b. kurang terang, sehingga 1 V
kurang jelas untuk
membaca normal
c. terang dan tidak silau, 2
sehingga dapat digunakan
untuk membaca dengan
44

normal
II SARANA SANITASI 25
(bobot)
1. Sarana Air Bersih
a. tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH)
b. ada, bukan milik sendiri 1
dan tidak memenuhi syarat
kesehatan
a. ada, milik sendiri dan tidak 2 V
memenuhi syarat
b. ada, bukan milik sendiri 3
dan memenuhi syarat
c. ada, milik sendiri dan 4
memenuhi syarat
2 Jamban (sarana
a. Tidak ada 0
pembuangan kotoran)
b. Ada, bukan leher angsa, 1
tidak tutup, disalurkan ke
sungai/kolam
c. Ada, bukan leher angsa dan 2 V
ditutup (leher angsa),
disalurkan ke sungai/kolam
d. Ada, bukan leher angsa ada 3
tutup, septictank
e. Ada, leher angsa, 4
septictank
3 Sarana Pembuangan Air
a. Tidak ada, sehingga 0
Limbah (SPAL) tergenang tidak teratur di
halaman rumah
b. Ada, diresapkan tetapi 1 V
45

mencemari sumber air


(jarak dengan sumber air
<10m)
c. Ada, disalurkan ke selokan 2
terbuka
d. Ada, dialirkan ke selokan 3
tertutup (selokan kota)
untuk diolah lebih lanjut
4 Sarana Pembuangan
a. Tidak ada 0
Sampah (tempat
sampah)
b. Ada, tetapi tidak kedap air 1
dan tidak tertutup
c. Ada, kedap air dan tidak 2 V
tertutup
d. Ada, kedap air dan tertutup 3
III PERILAKU 44
PENGHUNI (bobot)
1 Membuka Jendela
a. Tidak pernah dibuka 0
Kamar
b. Kadang-kadang 1 V

c. Setiap hari dibuka 2


2 Membersihkan rumah
a. Tidak pernah 0
dan halaman
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2 V

3 Membuang tinja bayi


a. Dibuang ke 0
dan balita ke jamban sungai/kebun/kolam
sembarangan
b. Kadang-kadang ke jamban 1
46

c. Setiap hari dibuang ke 2 V


jamban
4 Membuang sampah
a. Dibuang ke 0
pada tempat sampah sungai/kebun/kolam
sembarangan
b. Kadang-kadang dibuang ke 1
tempat sampah
c. Setiap hari dibuang ke 2 V
tempat sampah
TOTAL HASIL
PENILAIAN

Keterangan :

= (Nilai I X Bobot I) + (Nilai II X Bobot II) + (Nilai III X Bobot III)

= (6 X 31) + ( 7 X 25) + (7 X 44)

= 186 + 125 + 308

= 619 (Hasil Penilaian : Rumah Tidak Sehat)

Kriteria : Rumah Sehat : 1068-1200

Rumah Tidak Sehat : < 106

LAMPIRAN 5. Food recall dan saran pemberian jadwal makan

 Kebutuhan kalori pasien per hari.

 BBI pasien 

( 18 : 2 ) + 4 = 13 kg

 Menentukan estimasi kebutuhan energy/kalori dan zat gizi total per hari

menurut widya karya pangan dan gizi


47

Usia 1-3 tahun

1000 + (100 x usia dalam tahun)

1000 + (100 x 1.5 tahun)

1000 + 150 = 1150 1200 kkal

 Menentukan kebutuhan protein pada anak

(10% x total energy harian ) : 4 = (10% x 1200) :4 = 30 gram/ hari

 Menentukan kebutuhan lemak pada anak

(20% x total energy harian) : 9 = (20% x 1200) :9 = 27 gram/hari

 Menentukan kebutuhan karbohidrat

(70% x 1200) : 4 = 210 gram

Food recall pre-intervensi / hari

 Nasi  1 1/2 centong /hari  267

kalori

 Protein hewani  3 potong ikan atau 2potong ayam / hari  428

kalori

 Proetin Nabati  tempe 2 potong /hari  64 kalori

 Buah  2 irisan kecil melon  38 kalori

 Sayur  bayam 1 mangkok  74 kalori

 Minyak  tidak diberikan

 Total kalori per hari  871

Pembagian makanan sehari diet 1200 kkal dengan 30 gram protein

 Nasi 300 gram  2 ¼ gelas / hari

 Protein hewani  3 potong daging ukuran sedang (120 gram) / hari


48

 Protein nabati  tempe 1,5 potong/hari

 Buah  kurang lebih 300 gram / 3 potong irisan kecil

 Minyak  2,5 sendok teh

 Sayur  1 mangkok

Ukuran
Nama
Jam Total
Makanan URT Gram Kalori
Kalori
Nasi ½ centong 24 90
Sayur
½ mangkok - 40
07.00 WIB bayam 190 kalori
Ayam
½ potong 25 60
goreng
Makanan
10.00 WIB 1 bungkus 450 kalori
tambahan
Nasi ½ centong 25 90
Sayur ¼
- 20
12.00 bayam mangkok 219 kalori
Semur telur ½ butir 3.5 75
Tempe 1 potong 25 34
2 irisan
16.00 WIB melon 200 80 80 kalori
kecil
Nasi ½ centong 25 134
Semur
½ potong 45 80
ayam
18.00 Cah 334 kalori
½
kangkung + 50 80
mangkok
tahu
1 irisan
Melon 100 40
kecil
TOTAL 1273
Kalori
49

Pre test

PENGETAHUAN

1. Menurut ibu, apa penyebab penyakit campak?

a. Virus

b. Bakteri

c. Tidak tahu

2. Menurut Ibu, apakah campak menular?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

3. Menurut ibu, bagaimana campak menular?

a. Pernapasan

b. Kontak kulit

c. Tidak tahu

4. Menurut Ibu, apakah campak bisa dicegah?

a. Bisa

b. Tidak bisa

c. Tidak tahu

5. Menurut Ibu, bagaimana mencegah campak?

a. Imunisasi

b. Membersihkan lingkungan

c. Tidak tahu

6. Menurut Ibu, pada usia berapa sebaiknya imunisasi campak diberikan?


50

a. 9-11 bulan

b. 1 tahun

c. Tidak tahu

7. Menurut Ibu, berapa kali imunisasi campak diberikan?

a. 1 kali

b. ≥ 2 kali

c. Tidak tahu

STATUS IMUNISASI CAMPAK

1. Apakah anak ibu sudah mendapatkan imunisasi campak?

a. Ya

b. Tidak
51

Post test

PENGETAHUAN

1. Menurut ibu, apa penyebab penyakit campak?

a. Virus

b. Bakteri

c. Tidak tahu

2. Menurut Ibu, apakah campak menular?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

3. Menurut ibu, bagaimana campak menular?

a. Pernapasan

b. Kontak kulit

c. Tidak tahu

4. Menurut Ibu, apakah campak bisa dicegah?

a. Bisa

b. Tidak bisa

c. Tidak tahu

5. Menurut Ibu, bagaimana mencegah campak?

a. Imunisasi

b. Membersihkan lingkungan

c. Tidak tahu

6. Menurut Ibu, pada usia berapa sebaiknya imunisasi campak diberikan?


52

a. 9-11 bulan

b. 1 tahun

c. Tidak tahu

7. Menurut Ibu, berapa kali imunisasi campak diberikan?

a. 1 kali

b. ≥ 2 kali

c. Tidak tahu

Anda mungkin juga menyukai