Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

KONSTIPASI ec TYPHOID FEVER

Pembimbing:

dr. Ratu Wulandari

Disusun oleh :

dr. Rachmania Mayangsari Muchlis

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PROGRAM DOKTER INTERNSIP

UPT PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH-TANGERANG SELATAN

PERIODE 2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr.Wb

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis

dapat menyelesaikan Presentasi Kasus “Konstipasi ec Typhoid Fever” di UPT

Puskesmas Kampung Sawah.

Dalam penyusunan tugas ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan tugas ini terutama kepada yang terhormat dr. Ratu Wulandari yang

telah memberikan bimbingan serta bantuan kepada penulis.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada

pembaca umumnya. Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam tugas ini

baik di segi isi maupun cara penulisan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak agar tugas ini dapat disempurnakan

menjadi lebih baik dimasa mendatang. Amiinn

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Tangerang Selatan, Desember 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………...…………………1


DAFTAR ISI …………………………………………………………………..…2
BAB I. LAPORAN KASUS…………………………………………………...…3

1. Identitas Pasien ……………………………………………………………3


2. Anamnesa ……….………………………………………………………...3
3. Pemeriksaan Fisik ……………………………………..………………….5
4. Pemeriksaan Penunjang …………………………………………….…….6
5. Diagnosa Kerja ………………………………………………..…………..7
6. Terapi …………………………………………………..…………………7
7. Prognosis ……………………………………………………………..…...7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………..……….8

1. Definisi …………………………………………………………..….…….8
2. Etiologi ………………………………………………………..…....……..8
3. Epidemiology ……………….……………………………..……………...8
4. Klasifikasi ……………………………………………..…………...…….9
5. Manifestasi Klinis……………………………………..…………….…….9
6. Terapi ……………………………………………………………………11
7. Pencegahan ………………………………………………………………12

BAB III. KESIMPULAN………..………………………………………...……13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………….…………………….14

2
BAB I

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Kampung Sawah lama RT/RW 09/03

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Swasta

2. ANAMNESA

KELUHAN UTAMA : Panas badan sejak ± 7 hari

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

OS datang dengan keluhan panas badan sejak ± 7 hari. Panas badan

dirasakan hanya tiap sore ke malam hari. Saat pagi hari panas turun dan

sekarang panas badan sudah berkurang dibandingkan sebelumnya.

Tetapi ± 4 hari ini pasien mengeluh keringat dingin, lemas badan,

nyeri badan, sakit kepala kadang-kadang. Pasien juga mengeluh belum bisa

BAB (buang air besar) sejak saat itu, untuk BAK (buang air kecil) tidak ada

keluhan.

3
Keluhan ini juga ± 1 hari yang lalu disertai mual dan muntah setiap

sehabis diberi makan, muntah tanpa disertai dengan darah ataupun lendir.

Karena keluhan muntah tadi sehingga nafsu makan berkurang dan mengeluh

nyeri pada perut kanan atas dan ulu hati.

Mimisan, gusi berdarah, batuk, pilek, nyeri dada, nyeri saat menelan,

sakit tenggorokan atau BAB berdarah disangkal oleh pasien.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :

• Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

• Riwayat penyakit jantung, asma, DM dan HT disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :

• Riwayat penyakit jantung dan asma disangkal

• Riwayat penyakit DM dan HT disangkal

RIWAYAT PSIKOSOSIAL :

Pasien seorang pegawai kantoran yang belum dikaruniai anak. Pasien

makan sering tidak teratur, olahraga kadang-kadang, dan sering begadang

karena pekerjaan. Kebiasaan merokok (-), Alkohol (-), penggunaan obat

jangka panjang (-).

RIWAYAT PENGOBATAN :

Belum berobat selama ini.

4
3. PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang

 Kesadaran : Composmentis (E=4, M=6, V=5)

 TTV :

TD : 110/80 mmHg

Nadi : 88 x/ menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 37,5ᴼC

Status Generalis

Kepala : Normocephal

Mata : Pupil Isokor, Reflek cahaya +/+, Konjungtiva anemis (-/-),

Sklera ikterik (-/-)

Hidung : Normonasi, napas cuping hidung (-), sekret (-), darah (-)

Telinga : Normotia, sekret (-)

Mulut : Sianosis (-), coated tongue (+), faring hiperemis (-)

Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-/-), JVP Normal

(tidak meningkat)

Thorax : Normo Chest

Pulmo

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)

Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua lapang paru

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar pada ICS

VI dextra

5
Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-).

Cor

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI linea midklavikula sinistra

Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS IV linea parasternalis dextra,

batas jantung kiri atas pada ICS III linea parasternalis

sinistra, batas kiri bawah pada ICS V lateral linea

midaksillaris sinistra

Auskultasi : BJ I/II reguler murni normal, gallop (-), murmur (-)

Abdomen :

Inspeksi : Datar

Palpasi : Supel, hepatosplenomegaly (-), nyeri tekan kanan atas

(+), nyeri tekan epigastrium (+)

Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas Atas/Bawah

Sianosis : -/-

Akral : hangat/hangat

Edema : -/-

Status Neurologis : Dalam batas normal

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 FOTO HASIL LABORATORIUM

6
(Hasil dari laboratorium luar)

5. DIAGNOSA KERJA : konstipasi ec demam tifoid

6. TATALAKSANA

FARMAKOLOGI :

- Ranitidin 1x1 mg (iv)

- Paracetamol 3x500 mg (po bila perlu)

- Antasida syr 3x1 (po sebelum makan)

- Tiamphenicol 3x500 mg (po selama 5-7 hari)

- Laxadine syr 3x1 (po bila masih susah BAB)

NON FARMAKOLOGI :

- Makan makanan yang bersih dan sehat

- Perbanyak minum air putih

- Bila masih demam kompres dengan air hangat

- Istirahat yang cukup

7. PROGNOSIS

Quo ad vitam  Dubia Ad bonam

Quo ad fungtionam  Dubia ad bonam

Quo ad sanationam  Dubia ad bonam

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Typhoid fever

1. Definisi

Demam tifoid, atau typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh

bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella

Typhosa. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan

melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja.

2. Etiologi

3. Epidemiologi

Hampir 100.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit tifus tiap

tahunnya. Oleh sebab itu, penyakit tifus dinyatakan sebagai penyakit

endemik dan masalah kesehatan serius di dalam negeri.

8
Sanitasi yang buruk dan keterbatasan akses air bersih, diyakini

merupakan penyebab utama berkembangnya penyakit tifus. Selain itu,

anak-anak lebih sering terserang tifus karena belum sempurnanya sistem

kekebalan tubuh. Jika tidak segera ditangani dengan baik, diperkirakan tiap

satu dari lima orang akan meninggal karena tifus.

4. Klasifikasi

5. Manifestasi Klinis

9
10
6. Terapi

Farmakologi

11
Non Farmakologi

7. Pencegahan

12
BAB III

KESIMPULAN

Demam tifoid, atau typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhosa. Penyakit ini

dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman

yang telah tercemar oleh tinja.

Hampir 100.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit tifus tiap

tahunnya. Oleh sebab itu, penyakit tifus dinyatakan sebagai penyakit endemik dan

masalah kesehatan serius di dalam negeri. Sanitasi yang buruk dan keterbatasan

akses air bersih, diyakini merupakan penyebab utama berkembangnya penyakit

tifus. Selain itu, anak-anak lebih sering terserang tifus karena belum sempurnanya

sistem kekebalan tubuh. Jika tidak segera ditangani dengan baik, diperkirakan tiap

satu dari lima orang akan meninggal karena tifus.

Selain itu, tifus juga berisiko menimbulkan komplikasi. Penanganan

penyakit tifus adalah melalui pemberian obat antibiotik. Pengobatan bisa dilakukan

di rumah atau perlu dilakukan di rumah sakit, akan bergantung pada tingkat

keparahan penyakit

13
DAFTAR PUSTAKA

1. WHO (World Health Organization). FIVE KEYS TO SAFER FOOD. Food Safety

2. Guidelines for the management of Typhoid Fever. July 2011. WHO

3. Suhendro, et al. Demam Tifus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, ed 5, jilid III.

Jakarta: Internal Publishing; 2006

14

Anda mungkin juga menyukai