Anda di halaman 1dari 56

ASSALAMU’ALAIKUM Wr.

Wb

Disusun Oleh : Rachmania Mayangsari. M

Dokter Pembimbing : dr. Ratu Wulandari


Definisi Infeksi
Saluran Kemih
 Cystitis
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
adalah infeksi yang terjadi
di sepanjang saluran kemih,
yang menunjukkan adanya
mikroorganisme di dalam
urin yang disebabkan oleh
invasi mikroorganisme pada
saluran kemih.
Salah satu contoh infeksi saluran kemih adalah
Cystitis.

Cystitis merupakan peradangan pada kandung


kemih
Cystitis dapat dibedakan menjadi dua:
1. Tipe infeksi
Disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan
parasit.
2. Tipe non infeksi
Disebabkan oleh bahan kimia, radiasi, dan
interstitial (tidak diketahui
penyebabnya / idiopatik).
Faktor
Penyebab
Infeksi Saluran
Kemih dan
Cystitis
Infeksi saluran kemih
sebagian disebabkan
oleh bakteri, namun
tidak tertutup
kemungkinan infeksi
dapat terjadi karena
jamur dan virus.
Bakteri yang sering
menyebabkan infeksi
saluran kemih adalah
jenis bakteri aerob.
Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri di
bawah ini :
Kelompok enterobacteriaceae seperti :
1.Escherichia coli
– Klebsiella pneumoniae
– Enterobacter aerogenes
– Proteus
– Providencia
– Citrobacter
2. Pseudomonas aeruginosa
3. Acinetobacter
4. Enterokokus faecalis
5. Stafilokokus sarophyticus
Penyebab penyakit sistitis berdasarkan tingkat kondisinya
terbagi menjadi dua:

1. Sistitis Akut
Penyakit sistitis yang terjadi secara tiba-tiba dalam
waktu singkat, dan biasanya menunjukkan gangguan
yang serius.
Disebabkan oleh:
• E. coli (banyak ditemukan pada wanita)
• Infeksi ginjal
• Prostat hipertrofi karena adanya urine sisa
• Infeksi usus
2. Sistitis khronis
Penyakit sistitis yang terjadi dalam periode lama,
berulang, terjadi perlahan-lahan dan makin serius.
Disebabkan oleh:
• Infeksi kronis dari traktus bagian atas.
• Adanya sisa urine.
• Stenosis dari traktus bagian bawah.
• Pengobatan sistitis akut yang tidak
sempurna.
• Adanya faktor predisposisi.
• Infeksi yang konstan (infeksi ulang yang
menetap) dan infeksi spesifik.
Faktor Resiko
Infeksi Saluran
Kemih dan
Cystitis
Faktor resiko yang berpengaruh terhadap
infeksi saluran kemih
1. Panjang urethra
2. Faktor usia
3. Wanita hamil
4. Faktor hormonal seperti menopause
5. Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin
6. Penderita diabetes
Adapun faktor resiko yang
dapat mengakibatkan
sistitis pada kalangan
perempuan adalah
sebagai berikut.
1. Hubungan Seksual.
2. Kontrasepsi.
3. Menopause.
4. Ketidakmampuan untuk
mengosongkan
kandung kemih.
5. Riwayat medis.
Tanda dan
Gejala Infeksi
Saluran Kemih
dan Cystitis
Gambaran klinis dari penyakit infeksi saluran kemih umumnya
adalah sebagai berikut:
1. Rasa sakit pada punggung
2. Adanya darah pada urin (hematuria)
3. Adanya protein pada urin (proteinuria)
4. Urin yang keruh
5. Ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar
6. Demam
7. Dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia)
8. Tidak nafsu makan
9. Lemah dan lesu (malaise)
10. Rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)
11. Rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)
12. Rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)
Tanda dan gejala sistitis dapat dibedakan menjadi dua:
1. Sistitis akut
a. Peningkatan frekwensi miksi, baik deural maupun noktural.
b. Disuria karena epitel yang meradang tertekan, rasa nyeri pada
daerah supra pubis atau perineal.
c. Rasa ingin miksi
d. Hematuria
e. Pada wanita biasanya timbul setelah adanya infeksi saluran
pernafasan atau setelah diare.
f. Pada pria timbul prostitis setelah minum alkohol yang
berlebihan.
2. Sistitis khronis
Sama dengan sistitis akut tetapi berlangsung lama dan sering
tidak begitu menonjol.
Patofisiologi
Infeksi Saluran
Kemih dan
Cystitis
Patofisiologi infeksi saluran kemih
berlangsung secara berurutan. Pada
individu normal, biasanya laki-laki
maupun perempuan urin selalu steril
karena dipertahankan jumlah dan
frekuensi kencing. Utero distal merupakan
tempat kolonisasi mikroorganisme
nonpathogenic fastidious Gram-positive
dan gram negative.
Patogenesis infeksi saluran kemih sangat kompleks,
karena tergantung dari banyak faktor seperti faktor
pejamu (host) dan faktor organisme penyebab. Bakteri
dalam urin dapat berasal dari ginjal, ureter, vesika
urinaria atau dari uretra. Beberapa faktor predisposisi
ISK adalah obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis,
benda asing, refluks atau konstipasi yang lama. Bakteri
uropatogenik yang melekat pada pada sel uroepitelial,
dapat mempengaruhi kontraktilitas otot polos dinding
ureter, dan menyebabkan gangguan peristaltik ureter.
Melekatnya bakteri ke sel uroepitelial, dapat
meningkatkan virulensi bakteri tersebut.
Cara
Penularan
Infeksi Saluran
Kemih dan
Cystitis
Bakteri masuk ke saluran
kemih manusia dapat
melalui beberapa cara
yaitu :
1.Penyebaran endogen yaitu
kontak langsung dari
tempat infeksi terdekat
2.Hematogen
3.Limfogen
4.Eksogen sebagai akibat
pemakaian alat berupa
kateter atau sistoskopi
Dua jalur utama
masuknya
bakteri ke
saluran kemih
adalah jalur
hematogen dan
asending, tetapi
asending lebih
sering terjadi.
“Cystitis adalah inflamasi kandung
kemih yang paling sering disebabkan
oleh infeksi asenden (berupa aliran
balik urine dari uretra ke dalam
kandung kemih), dan disebabkan pula
oleh adanya kontaminasi fekal
(penggunaan kateter atau sistoskop)”
Diagnostik
Infeksi Saluran
Kemih dan
Cystitis
Untuk pemeriksaan infeksi saluran kemih,
digunakan urin segar (urin pagi). Urin pagi
adalah urin yang pertama – tama diambil
pada pagi hari setelah bangun tidur.
Digunakan urin pagi karena yang diperlukan
adalah pemeriksaan pada sedimen dan
protein dalam urin. Sampel urin yang sudah
diambil, harus segera diperiksa dalam waktu
maksimal 2 jam. Apabila tidak segera
diperiksa, maka sampel harus disimpan dalam
lemari es atau diberi pengawet seperti asam
format.
Bahan untuk sampel urin
dapat diambil dari:
1.Urin porsi tengah, sebelumnya
genitalia eksterna dicuci dulu
dengan air sabun dan NaCl
0,9%.
2.Urin yang diambil dengan
kateterisasi 1 kali.
3.Urin hasil aspirasi supra
pubik.
Pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan penunjang lainnya adalah
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)
3. Pemeriksaan kimia
4. Tes Dip slide (tes plat-celup)
5. Pemeriksaan penunjang lain
Pemeriksaan penunjang dari infeksi saluran kemih
terkomplikasi:
1. Bakteriologi / biakan urin
2. Interpretasi hasil biakan urin
3. Pemeriksaan mikroskopik untuk mencari
piuria
4. Tes Biokimia
5. Lokalisasi infeksi
6. Pemeriksaan radiologis dan penunjang
lainnya
Pengobatan
Infeksi Saluran
Kemih dan
Cystitis
Prinsip pengobatan infeksi saluran kemih
adalah memberantas (eradikasi) bakteri
dengan antibiotika.
Tujuan pengobatan :
1. Menghilangkan bakteri
penyebab Infeksi
saluran kemih.
2. Menanggulangi
keluhan (gejala).
3. Mencegah
kemungkinan
gangguan organ
(terutama ginjal).
Tata cara pengobatan :
1. Menggunakan pengobatan dosis tunggal.
2. Menggunakan pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari.
3. Menggunakan pengobatan jangka panjang antara 4-6 minggu.
4. Menggunakan pengobatan pencegaham (profilaksis) dosis rendah.
5. Menggunakan pengobatan supresif, yaitupengobatan lanjutan jika
pemberantasan (eradikasi) bakteri belum memberikan hasil.
Antibiotika yang
digunakan untuk
pengobatan
infeksi saluran
kemih terbagi
dua, yaitu
antibiotika oral
dan parenteral.
Penatalaksanaan
dan Pencegahan
Infeksi Saluran
Kemih dan Cystitis
Upaya penatalaksanaan pada infeksi saluran kemih
dapat dilakukan dengan cara:

1. Istirahat
2. Diet
3. Medikamentosa
Pada ibu hamil, sistitis akut diberikan
amoksisilin, nitrofurantoin atau
sefalosporin.
Penatalaksanaan cystitis tipe noninfeksi adalah sebagai
berikut.
1. Meningkatkan intake cairan 2-3 liter/hari
2. Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan
pola berkemih, masukan dan haluan setiap 8 jam serta
hasil urinalisis ulang
3. Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang
4. Hindari sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari
nylon
5. Istirahat dan nutrisi adekuat
6. Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin
BAK
Penatalaksanaan cystitis tipe infeksi adalah sebagai berikut.
1. Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri
yang ada dalam urine
2. Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika
infeksinya kebal AB 7 – 10 hari
3. Atropine untuk meringankan kejang otot
4. Fenazopridin untuk mengurangi nyeri
5. Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu
dengan meminum baking soda yang di larutkan
dalam air
6. Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau
kelainan struktur
Agar terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih, dapat dilakukan hal-hal
berikut:

1. Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih.
2. Bagi perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang
memiliki pH balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja
tidak cukup bersih.
3. Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak
menyentuh langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa
menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan
dahulu pinggiran atau dudukan toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya
sudah menyediakan tisu dan cairan pembersih dudukan toilet.
4. Jangan membersihkan organ intim di toilet umum dari air yang ditampung
di bak mandi atau ember. Pakailah shower atau keran.
5. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar
tidak lembab.
CASE
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. L
JenisKelamin : Perempuan
Tempat/tgl lahir : Tangerang Selatan, 13 September 1979
Usia : 39 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Melayu
Pendidikan : SMK
Status : Sudah menikah
Alamat : Jl. Masjid Mubarakah RT 03/ RW 03, Kecamatan Ciputat, Kota
Tangerang Selatan
Tgl wawancara : 01 November 2018
Keluhan utama

– Nyeri perut bawah hilang timbul sejak 4 hari yang lalu


Riwayat penyakit sekarang
– Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 4 hari yang
lalu. Keluhan nyeri disertai dengan sering BAK dan susah untuk
menahannya. Pasien sering BAK pada malam hari dengan frekuensi 3-4
kali dengan urine yang sedikit saat berkemih dan rasa nyeri seperti panas
serta tidak puas setelah berkemih. Pasien mengaku aliran urine tidak
terhambat ditengah-tengah, tidak ada urine menetes saat berkemih,
tidak pernah mengeluarkan batu kecil ataupun pasir saat BAK, warna
urine agak kekuning-coklatan. Nyeri pada pinggang hilang timbul. Mual
ada tapi tidak sampai muntah
– Demam tidak ada. Menggigil tidak ada. Sesak tidak ada. Batuk tidak ada..
Nyeri ulu hati tidak ada. Pasien tidak ada mengalami keringat dingin saat
nyeri timbul, pola BAB lancar konsistensi lunak. Pasien mengaku tidak ada
penurunan berat badan dan nafsu makan baik.
Riwayat penyakit dahulu

– Magh (+), Diabetes (-), hipertensi (-). Dan belum pernah


mengalami keluhan serupa sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga

– Pasien mengaku tidak mempunyai penyakit turunan dari


keluarga.
Riwayat social ekonomi

– Status ekonomi pasien adalah cukup. Pasien tinggal


bersama dengan suami dan anaknya.
Riwayat pengobatan

– Pasien sudah pernah minum obat nyeri (Panadol) beli di


warung tapi tidak ada perubahan.
Riwayat kebiasaan dan alergi

– Pasien tidak merokok ataupun mengkonsumsi alkohol


dan obat-obatan terlarang. Tidak mengkonsumsi jamu-
jamuan. Pasien tidak ada alergi obat maupun makanan.
PEMERIKSAAN FISIK
49

Kesadaran
• Composmentis

Keadaan umum
•Tampak Sakit Sedang

Vital sign
• Tensi : 110/80 mmHg
• Nadi : 84 x/menit
• Pernafasan : 20 x/menit
• Suhu : 36,7 ⁰C
STATUS GENERALISATA
Kepala : Normochepal, rambut hitam distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), septum deviasi (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Paru : Pergerakan dada simetris, vesikuler (+/+)
Jantung : Ictus cordis teraba di ICS 5, BJ I dan BJ II reguler
Abdomen : Nyeri tekan simfisis pubis (+), datar, supel, BU normal
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Hasil
Laboratorium
Resume
– Anamnesis :
Berdasarkan anamnesis didapatkan perempuan usia 26 tahun datang dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah sejak 4 hari yang lalu. Keluhan nyeri disertai dengan sering
BAK dan susah untuk menahannya. Pasien sering BAK pada malam hari dengan
frekuensi 3-4 kali dengan urine yang sedikit saat berkemih dan rasa nyeri seperti panas
serta tidak puas setelah berkemih. Pasien mengaku aliran urine tidak terhambat
ditengah-tengah, tidak ada urine menetes saat berkemih, tidak pernah mengeluarkan
batu kecil ataupun pasir saat BAK, warna urine agak kekuning-coklatan. Nyeri pada
pinggang hilang timbul. Pasien mengeluh mual tapi tidak sampai muntah.

– Pemeriksaan Fisik :
Pasien dengan kesadaran compos mentis, keadaan umum sakit sedang,
suhu : 36,7, status generalis pada abdomen nyeri tekan simfisis pubis (+).
Diagnosa
Diagnosis kerja : Diagnosis banding :
– ISK (Infeksi Saluran Kemih) – Pielonefritis akut
 Cystitis – Batu saluran kemih
Tatalaksana
Non Medikamentosa : Medikamentosa :
– Jangan menahan buang air kecil – Ciprofloksasin tab 2x500mg
– Bersihkan dengan mengusap dari po selama 7 hari
depan ke belakang
– Antasida syr 3x1 po bila mual
– Hindari produk kewanitaan
beraroma – Paracetamol tab 3x500mg po
– Bersihkan area genital sebelum
bila nyeri
dan sesudah berhubungan seksual
– Jaga daerah genital selalu kering
55
PROGNOSIS

Quo Ad vitam: Dubia Ad Bonam

Quo Ad functionam: Dubia Ad Bonam

Quo Ad Sanactionam: Dubia Ad Bonam


WASSALAMUALAIKUM Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai