LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun oleh :
Asisten :
1. Lilik Krisna Mukti
2. Nurul Ummah U.
3. Lufi Wirantika
4. Nala Ummi H.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat- sifat
es krim dengan variasi jumlah whipping cream, jenis dan jumlah penstabil.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Bahan-bahan
2.2.1 Susu
Susu merupakan bahan utama pembuatan es krim yang memiliki fungsi untuk
memberikan bentuk, menambah rasa, melembutkan tekstur, memperlambat
pencairan dan mempertahankan mutu dalam penyimpanan karena menahan
pengkristalan adonan es krim (Chan, 2008).
2.2.2 Gula
Gula (sukrosa) memiliki peranan penting dalam teknologi pangan
karena fungsinya yang beraneka ragam, yaitu sebagai pemanis, pembentuk
tekstur, pengawet, pembentuk citarasa, sebagai bahan pengisi dan pelarut. Gula yang
ditambahkan dalam pembuatan es krim berfungsi sebagai pemanis, memberikan cita
rasa dan mempertahankan titik beku produk adonan, sehingga adonan tidak terlalu
cepat membeku saat diproses dan juga menentukan tekstur es krim (Marshall dan
Arbuckle, 2000).
2.2.3 Karagenan
Karagenan merupakan penstabil yang paling banyak digunakan dalam
pembuatan es krim. Hal ini dikarenakan harga karagenan jauh lebih murah daripada
jenis penstabil lainnya. Karagenan dalam pembuatan es krim berfungsi untuk
meningkatkan viskositas dan menyebabkan pembentukan gel. Karagenan memiliki
sifat mudah larut dalam air panas, stabil terhadap perubahan
pH, dapat mencegah timbulnya kristal es berukuran besar dan dapat memperbaiki
tekstur (Winarno, 2008). Jumlah penstabil yang biasa digunakan dalam pembuatan
es krim adalah sebanyak 0,1% - 0,5% (Padaga dan Sawitri, 2005).
2.2.4 Whipping cream
Whipping cream berfungsi sebagai pengemulsi dan pembuih. Pengemulsi
adalah senyawa yang ditambahkan pada pembuatan es krim untuk memperbaiki
struktur lemak dan distribusi udara dalam adonan es krim sehingga menghasilkan es
krim dengan karakteristik leleh yang baik. Whipping cream digunakan untuk
memperbaiki kualitas pembuihan melalui pembentukan rongga udara yang lebih
kecil, menghasilkan produk yang lembut, tidak mudah leleh dan memperbaiki tekstur
es krim. Penggunaan whipping cream dalam pembuatan es krim umumnya
sekitar 10-30% dari volume susu (Padaga dan Sawitri, 2005).
Pembekuan
Pengamatan
3.2.2 Fungsi Perlakuan
Langkah pertama dalam pembuatan es krim yaitu menyiapkan susu sapi
(cair) masing-masing sebanyak 300 ml. Kemudian dilakukan sedikit pemanasan
untuk mempermudah pencampuran bahan. Setelah itu dilakukan pencampuran
dengan penambahan gula masing-masing sebanyak 75 gram dan karagenan 0% serta
whipping cream 0% untuk sampel pertama sedangkan untuk sampel yang kedua
whipping cream 0% dan keragenan 1%, sampel ketiga whipping cream 10% dan
keragenan 0%, terakhir sampel ke empat whipping cream 10% dan keragenan 1%.
Proses selanjutnya dilakukan homogenisasi. Hal ini bertujuan untuk mengaduk
semua bahan secara merata, memecah dan menyebar globula lemak, membuat
tekstur lebih mengembang dan dapat menghasilkan produk yang lebih homogen.
Setelah itu dilakukan pembekuan menggunakan ICM (yang telah di disimpan dalam
freezer 24 jam) selama 30-35 menit. Tahap ini dilakukan pengadukan untuk menjaga
agar adonan tidak membentuk kristal dan dengan cara pengadukan ini, maka udara
akan masuk perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit kedalam adonan, sehingga es
krim menjadi empuk dan lembut. Selanjutnya adonan es krim yang telah dikeluarkan
dari ICM langsung dilakukan penuangan ke dalam cup kemudian ditimbang beratnya
lalu dilakukan penyimpanan dalam freezer selama 24 jam. Setelah itu, dilakukan
pengamatan (overrun, tekstur, dan kecepatan meleleh).
BAB 4 HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Tinggi es
Perlakuan Berat
Berat es krim(cm)
No adonan es Tekstur
krim (g) 0; 15; 30; 45;
Es krim Susu Sapi krim (g)
60
0 : 2,7 cm Keras
15 : 1,3 cm Renyah
Whipping cream 0%
1. 375 30 : 0,2 cm Tidak
345,27 45 : 0,2 cm
Karagenan 0% lumer
60 : 0,2 cm Kristal
besar
0 : 3,8 cm Lembut
Whipping cream 0% 15 : 1,8 cm Agak
2. 378 311,91 30 : 0,2 cm lumer
Karagenan 1% 45 : 0,2 cm Kristal
60 : 0,2 cm kecil
0 : 2,8 cm Agak
15 : 1,8 cm lembut
Whipping cream 10%
3. 405 30 : 0,2 cm Renyah
330,84
Karagenan 0% 45 : 0,2 cm lumer
60 : 0,2 cm Kristal
agak besar
0 : 2,9 cm Agak
15 : 2 cm Keras
Whipping cream 10%
4. 408 30 : 0,5 cm Lembut
362,41
Karagenan 1% 45 : 0,3 cm Lumer
60 : 0,2 cm Kristal
kecil
4.1.2 Hasil Perhitungan
Rerata Tinggi es
Perlakuan Kec. meleleh
No Overrun(%) krim(cm)
Es krim Susu Sapi (%/15menit)
0; 15; 30; 45; 60
Whipping cream 0%
1. 8,61 % 0,92 65,9
Karagenan 0%
Whipping cream 0%
2. 21,19 % 1,04 62,9
Karagenan 1%
4.2 Pembahasan
Tekstur merupakan salah satu faktor sensoris yang berkaitan dengan tingkat
kekerasan dan kelembutan suatu produk. Untuk merasakan tekstur produk makanan
digunakan indera peraba salah satuna mulut yaittu dengan menggunakan
lidah dan bagian-bagian di dalam mulut, dapat juga dengan menggunakan tangan
sehingga dapat merasakan tekstur suatu produk makanan. Tekstur juga menjadi salah
satu faktor penentu kualitas yang perlu diperhatikan (Kartika, dkk, 1988).
Overrun akan mempengaruhi tekstur dan kepadatan yang sangat menentukan
kualitas es krim (Padaga et al., 2005). Overrun yang rendah akan menghasilkan
tekstur es krim yang keras dan padat, hal ini sesuai dengan perlakuan pertama yang
memiliki overrun paling rendah memiliki tekstur es krim yang keras dan padat,
sedangkan overrun yang tinggi akan menghasilkan tekstur es krim yang lembut dan
mudah mencair sehingga panelis menyukai tekstur es krim dengan perlakuan
penambahan whipping cream 10% mililiter dengan nilai overrun 22.46% dengan
tekstur tidak terlalu padat dan tidak terlalu lembut.
Padaga et al., (2005) menyatakan bahwa tekstur es krim yang baik adalah
halus dan lembut (smooth), tidak keras dan tampak mengkilat sedangkan yang buruk
adalah adanya rasa gumpalan lemak (greasy), terasa seperti tepung (grainy) hal ini
ditunjukkan oleh perlakuan ke empat dengan penambahan whipping cream 10% dan
keragenan 1 % , terasa adanya serpihan es (flak atau snowy) dan berpasir (sandy).
Tekstur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu komposisi es krim mix, cara
pengolahan, kondisi penyimpanan, kristal es, globula lemak, gelembung udara dan
kristal laktosa. Pengembangan volume adonan es krim menjadikan es krim lebih
ringan dan tidak terlalu padat serta mempunyai tekstur yang lembut.
4.2.2 Overrun
Berdasarkan hasil praktikum dan hasil perhitungan dapat diproleh data pada
gambar 1.
Berdasarkan hasil praktikum dan hasil perhitungan dapat diproleh data pada
gambar 2.
Gambar 2. Data Kecepatan Leleh
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu dengan penambahan whipping
cream atau keragenan dan tanpa penambahan whipping cream atau keragenan pada
pembuatan es krim menghasilkan karateristik yang berbeda. Penambahan whipping
cream pada pembuatan es krim dapat meningkatkan overrun. Nilai overrun yang
semakin tinggi menyebabkan es krim semakin mengembang sehingga tekstur
semakin lunak. Selain itu tingginya nilai overrun mengakibatkan kecepatan meleleh
semakin tinggi. Banyaknya penambahan whipping cream menyebabkan buih yang
terbentuk semakin banyak dan warna semakin cerah.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan teliti dan lebih
memperhatikan prosedur praktikum agar tidak terjadi kesalahan prosedur maupun
data yang diperoleh tidak menyimpang dan tidak lupa memfoto per proses sebagai
dokumentasi.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Overrun
Perlakuan 1
Overrun x 100%
= 8,6 %
Perlakuan 2
Overrun =
= 21,2%
Perlakuan 3
Overrun =
= 22,4%
Perlakuan 4
Overrun =
= 12,8%
2. Kecepatan Leleh
Perlakuan 1
= (100%) – x {100%}
= 65,9%
Perlakuan 2
= (100%) – x {100%}
= 62,9%
Perlakuan 3
= (100%) – x {100%}
= 67,4%
Perlakuan 4
= (100%) – x {100%}
= 59,3%
DAFTAR PUSTAKA
Harris, Asriyadi. 2011. Pengaruh Subtitusi Ubi Jalar (Ipomea batatas) dengan
Susu Skim terhadap Pembuatan Es Krim. Skripsi. Makassar: Fakultas
Pertanian Universitas Hassanudin.
Idris, S.1992. Pengantar Teknologi Pengolahan Susu. Malang: Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya.
Padaga, M. dan Sawitri, M. E. 2005. Es Krim yang Sehat. Surabaya: Trubus
Agrisarana.
Temiz, H. and A.F. Yesilsu,. 2010. Effect of Pekmez Addition on the Physical,
Chemical, and Sensory Properties of Ice Cream. Journal Food Science. 28: 53
- 546.
Wahyuni, Rekna. 2012. Kajian Kualitas Umbi Ubi Jalar Sebagai Substitusi Susu
Skim dalam Pembuatan Es Krim. PKM. Pasuruan: Universitas Yudharta
Pasuruan.
Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brio Press.
Winarno. 2002. Gizi, Teknologi, dan Konsumen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
DOKUMENTASI
Gambar Keterangan
Pemanasan susu