Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan cemas menyeluruh adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai
berbagai gejala somatik, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien.
Pada gangguan ini, terdapat hipotesis bahwa pasien mewujudkan respons secara tidak tepat
dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapinya. Dikatakan pula terdapat gejala konfik bawah
sadar yang tidak terpecahkan.
Gejala yang dapat dilihat adalah adanya kecemasan yang tidak terbatas pada situasi khusus
tertentu. Penderita dengan kecemasan umumnya menyadari bahwa ia sedang terganggu. Untuk
memahami suatu gangguan cemas tidak dapat dilihat hanya pada gejala- gejalanya saja. Gejala-
gejala hanya menunjukkan bahwa individu itu sedang terganggu karena keadaan tegang atau cemas.
Gejala dapat menunjukkan jalan ke jenis konflik yang sedang dialami penderita.
Faktor yang menyebabkan gangguan ini terletak terutama pada bidang emosi. Kebanyakan
penyebab gangguan cemas terdapat dalam perasaan yang direpresi, didesak lalu diubah atau
dialihkan menjadi dorongan rasa kebencian, permusuhan, kebutuhan akan persetujuan dan
keamanan, ketidak mampuan untuk mengadakan ketertiban dan keamanan dalam penghidupan.
Hal- hal ini sering menimbulkan konflik dan menimbulkan kecemasan.
I. IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. K
 Umur : 50 tahun
 RM : 238816
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : cenrana
 Tanggal masuk : 03 Juni 2018

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Gelisah
Anamnesis Terpimpin :
Pasien perempuan, 50 tahun, datang ke poli jiwa RSUD Pangkep diantar oleh
keluarganya dengan keluhan jantung berdebar-debar, terutama pada malam hari yang
dialami sejak 6 bulan yang lalu setelah pasien terdiagnosa PJK. Pasien juga mengeluh
susah tidur dan sering merasa sesak napas. Pasien merasakan cemas karena penyakit DM
yang dideritanya. Pasien sering terbangun saat tidur serta sulit untuk tidur kembali. BAK
lancar. BAB biasa.
Riwayat Jantung (+)
Riwayat DM (+)
Riwayat Maag (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat alergi obat (-)
Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga (-)

.
III. Pemeriksaan Fisik
- Airway : Clear, Paten
- Breathing :
o Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, jejas (-), edema (-), deformitas (-),
RR 20 x per menit
o Palpasi : Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
o Perkusi :Sonor kiri dan kanan
o Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler
- Circulation : TD 110/80 mmHg, Nadi 98 x per menit reguler kuat angkat
- Dissability : GCS15 (E4M6V5)
- Exposure : Suhu 360 C

Status Generalis

 Kepala
Normocephali, rambut hitam dengan distribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak terdapat
jejas maupus benjolan.

 Mata
Bentuk normal, simetris, pupil bulat dan isokor, conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-
/-), refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak lagsung (+/+).
 Telinga
Normotia, liang telinga lapang, tidak hiperemis, sekret (-/-), serumen (+/+), membran
timpani utuh, benda asing (-/-).
 Hidung
Bentuk normal, tidak ada deformitas, septum deviasi (-), konka hipertrofi (-/-), tidak
hiperemis, sekret (-/-).
 Mulut
Bibir luka (-), hematom (-), trismus (-), gigi- geligi dalam batas normal, oral hygiene baik.
 Leher
Inpeksi : jejas (-), oedem (-), hematom (-)
Palpasi :Bentuk normal , tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid, nyeri tekan (-)
 Thorax
- Paru – Paru
Inspeksi : gerak napas kanan dan kiri simetris, retraksi sela iga (-/-), jejas (-), udem (-),
hematom (-), deformitas (-)
Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan, nyeri tekan (-/-)
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi: suara nafas vesikuler kanan dan kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba di ICS 5 linea midclavicula sinistra
Perkusi : Pekak, Batas jantung atas kanan ICS 2 linea parasternalis dextra, batas jantung
atas kiri ICS 2 linea midclavicula sinistra, batas jantung bawah kanan ICS 5 linea
parasternalis dextra, batas jantung bawah kiri ICS 5 linea midclavicula sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I-II murni reguler, gallop (-), murmur (-)
 Abdomen
Inspeksi : datar, jejas (-), hematom (-), oedem (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan dinding perut (-), defense muscular (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
 Genitalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
 Ekstremitas
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Otot Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

Tonus Normotoni Normotoni Normotoni Normotoni

Massa Dbn Dbn dbn dbn

Sendi Dbn Dbn dbn dbn

Gerakkan Aktif Aktif Aktif Aktif

Kekuatan Normal Normal Normal Normal


Edema Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Pemeriksaan Tambahan
pemeriksaan status psikiatrik ;

- Kesan umum seorang wanita sesuai umur, tidak tampak sakit jiwa, rawat diri baik.
- Kesadaran compos mentis; orientasi orang, waktu, tempat, dan situasi baik.
- Sikap/tingkah laku tenang dan kooperatif;
- Afek : appropriate.
- Proses arus pikir : kualitatif relevan dan koheren;
- Isi pikir : berupa kecemasan berlebihan.
- Bentuk pikir realistik,
- Gangguan persepsi tidak ada
- Perhatian dan insight baik.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Rencana Pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan.

V. RESUME
Pasien perempuan, 50 tahun, datang ke poli jiwa RSUD Pangkep diantar oleh
keluarganya dengan keluhan jantung berdebar-debar, terutama pada malam hari yang
dialami sejak 6 bulan yang lalu setelah pasien terdiagnosa PJK. Pasien juga mengeluh
susah tidur dan sering merasa sesak napas. Pasien merasakan cemas karena penyakit DM
yang dideritanya. Pasien sering terbangun saat tidur serta sulit untuk tidur kembali. BAK
lancar. BAB biasa.

VI. DIAGNOSIS
Gangguan Cemas Menyeluruh
VII. TERAPI
 Alprazolam 0,5mg 0-0-1

 Lapibion 1x1

VIII. PROGNOSIS
 Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
 Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
 Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
BAB III
PEMBAHASAN

I. Definisi

Gangguan cemas menyeluruh adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati
disertai berbagai gejala somatik, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial
atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien.

II. Etiopatologi

Pada gangguan ini, terdapat hipotesis bahwa pasien mewujudkan respons secara tidak
tepat dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapinya. Dikatakan pula terdapat gejala
konfik bawah sadar yang tidak terpecahkan.
Gejala yang ditunjukkan pasien ini menunjukkan adanya kecemasan yang tidak
terbatas pada situasi khusus tertentu. Penderita dengan kecemasan umumnya menyadari bahwa
ia sedang terganggu. Untuk memahami suatu gangguan cemas tidak dapat dilihat hanya pada
gejala- gejalanya saja. Gejala- gejala hanya menunjukkan bahwa individu itu sedang terganggu
karena keadaan tegang atau cemas. Gejala dapat menunjukkan jalan ke jenis konflik yang
sedang dialami pasien.
Dokter harus dapat mencari sumber kecemasan, peristiwa atau keadaan yang
menimbulkan rasa cemas pada pasien. Gangguan cemas mudah terjadi dalam keadaan yang
menimbulkan perubahan besar dalam kehidupan manusia dan individu itu harus menyesuaikan
diri dengan keadaan baru itu. Pasien ini diketahui adalah seorang pensiunan pegawai negeri.
Keluhan ini dirasakan oleh pasien sejak 6 bulan yang lalu sejak terdiagnosa PJK setahun yang
lalu.
Faktor yang menyebabkan gangguan ini terletak terutama pada bidang emosi.
Kebanyakan penyebab gangguan cemas terdapat dalam perasaan yang direpresi, didesak lalu
diubah atau dialihkan menjadi dorongan rasa kebencian, permusuhan, kebutuhan akan
persetujuan dan keamanan, ketidak mampuan untuk mengadakan ketertiban dan keamanan
dalam penghidupan. Hal- hal ini sering menimbulkan konflik dan menimbulkan kecemasan.

III. Diagnosis

Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan berdasarkan:


 Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya
“free floating” atau “mengambang”).
 Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk,
sulit berkonsentrasi, dsb)
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);
dan,
3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,
dsb)

Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya
depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut
tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F.32.-), gangguan anxietas fobik (F.40.-),
gangguan panik (F42.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F.42.-).Untuk lebih jelasnya gejala-
gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Gejala-gejala Gangguan Cemas Menyeluruh:

Ketegangan Motorik 1. Kedutan otot/ rasa gemetar


2. Otot tegang/kaku/pegal
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik 5. Nafas pendek/terasa berat
6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah/dingin
8. Mulut kering
9. Kepala pusing/rasa melayang
10. Mual, mencret, perut tak enak
11. Muka panas/ badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering
Kewaspadaan berlebihan 13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu
danPenangkapan berkurang 14. Mudah terkejut/kaget
15. Sulit konsentrasi pikiran
16. Sukar tidur
17. Mudah tersinggung

IV. PENATALAKSANAAN

Pengobatan yang efektif adalah kombinasi psikoterapi, farmakoterapi dan pendekatan


suportif. Psikoterapi dan suportif gangguan cemas menyeluruh adalah dengan mencari dan
membicarakan konflik yang dialami pasien, menjamin kembali (reassurance), gerak badan
serta rekreasi yang baik. Obat tranquilaizer dan benzodiazepin biasanya dapat menghilangkan
dengan segera suatu gangguan cemas menyeluruh.

1. Psikoterapi
a. Psikodinamik (Insight), ditujukan untuk mengungkap konflik masa lalu yang
mendasari dan merupakan sumber kecemasan yang sebenarnya
b. CBT (Cognitive-Behavioral Therapy), dengan cognitive restructuring, yaitu
mengidentifikasi pikiran-pikiran yang berhubungan dengan kecemasan lalu
menggantinya dengan respon ‘coping’yang lebih positif

2. Somatoterapi

a. Ansiolitik Benzodiazepin,

- Ansiolitik yang paling sering digunakan


- Tidak mengurangi kekhawatiran, namun mengatasi kecemasan dengan menurunkan
kewaspadaan dan dengan menghilagkan gejala somatik seperti ketegangan otot
- Semua benzodiazepin memiliki efikasi yang sama, menyebabkan sedasi, gangguan
kosentrasi, dan amnesia anterograde. ·

Beberapa contoh benzodiazepin:

- Diazepam dan Chlordiazepoxide, merupakan benzodiazepin broadspectrum


- Nitrazepam dan Flurazepam, lebih efektif sebagai antiinsomnia karena dosis antiinsomnia
berdekatan dengan dosis anticemas
- Midazolam, onset cepat dan kerja singkat, cocok untuk premedikasi bedah
- Bromazepam, Lorazepam, dan Clobazam, lebih efektif sebagai anticemas karena dosis
antiinsomnia dan anticemas yang berjauhan
- Clobazam, efek samping terhadap performa psikomotor paling kecil, cocok untuk pasien
dewasa atau pasien lansia yang ingin aktif
- Lorazepam, benzodiazepin dengan waktu paruh pendek dan tidak ada akumulasi obat yang
signifikan pada dosis terapi, cocok untuk pasien dengan kelainan fungsi hati dan ginjal
- Alprazolam, efektif untuk ansietas antisipatorik, memiliki onset cepat dan komponen anti
depresi

b. Ansiolitik Non Benzodiazepin

 Sulpiride, efektif untuk meredakan gejala somatik dari sindrom ansietas dan
resiko ketergantungan paling kecil
 Buspirone, obat yang sering digunakan untuk pasien dengan kecemasan kronik,
pasien yang relaps setelah terapi dengan benzodiazepin, dan pasien dengan
riwayat penyalahgunaan zat. Tidak seperti benzodiazepin, buspirone lebih
mengurangi kecemasan daripada gejala somatik pada Gangguan cemas
menyelurh (Generalized Anxiety Disorder, GAD). Buspirone sama efektifnya
dengan benzodiazepin untuk terapi pasien dengan GAD. Buspiron juga tidak
menyebabkan ketergantungan dan toleransi. Namun perlu diinformasikan pada
pasien bahwa, tidak seperti benzodiazepin yang dapat langsung menghilangkan
gejala kecemasan, onset Buspirone perlu 2-3 minggu.
c. Antidepresan Trisiklik
Imipramine, efektif dalam mengendalikan kecemasan pada GAD, namun belum
diteliti efektivitasnya jika dibandingkan dengan Benzodiazepin atau Buspirone. Dapat
juga digunakan alternatif Desmipramine atau Nortriptiline dengan efek samping
antikolinergik dan antiadrenergik yang lebih ringan.
d. Antidepresan Atipikal, Trazodone, untuk pasien yang tidak merespon pada agen yang
lain, penggunaan dibatasi karena efek samping sedasi dan priapismus yang tinggi.
Nefazodone dapat digunakan sebagai alternatif karena efek sampingnya lebih dapat
ditoleransi
e. Antidepresan Atipikal, Venlafaxine, memiliki efek anticemas dan antidepresi untuk
pasien dengan GAM disertai Depresi Mayor

V. PROGNOSIS

Prognosis pasien pada umumnya tergantung pada kepribadian sebelumnya, bila relatif
stabil, maka prognosa lebih baik. Bila akut, prognosa juga lebih baik. Bila stres yang
menyebabkan kecemasan itu mudah diatasi, maka prognosa juga baik. Tetapi jika kronik
mungkin dapat berlangsung seumur hidup.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. F41.1. Gangguan cemas menyeluruh dalam buku PPDGJ-III. Jakarta:


BagianIlmuKedokteranJiwa FK UnikaAtma Jaya, 2003.
2. Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga University Press, 2004.
3. Mansjoer. A, dkk. Gangguan Cemas Menyeluruh dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi
Ketiga. Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 2001.

Anda mungkin juga menyukai